Anda di halaman 1dari 77

PENERAPAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) UTENSIL

PASTRY KITCHEN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA STAFF DI

HOTEL ARYADUTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH :

FRANSISKA ROSITA BR. SIMANGUNSONG

162204016

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) UTENSIL

PASTRY KITCHEN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA STAFF DI

HOTEL ARYADUTA MEDAN

OLEH :

FRANSISKA ROSITA BR. SIMANGUNSONG

162204016

DOSEN PEMBIMBING

Dr.Asmyta Surbakti M.Si


NIP. 19600325 198601 2 001

Universitas Sumatera Utara


Disetujui Oleh Program Studi Diploma III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sebagai Kertas Karya Untuk Diploma.

Ketua Sekretaris

Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D Mukhtar, S.Sos, S.Par, M.A

NIP 19660420 199203 1 003 NIP 19580615 198703 1 001

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan untuk

melengkapi salah satu syarat ujian Diploma Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang

Perjalanan Wisata pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan

Pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019


Pukul : 10.00 WIB

Fakultas Ilmu Budaya


Universitas Sumatera Utara
Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S.


NIP 196008051987031001

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D (..........................................)

2. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si (..........................................)

3. Drs. Gustanto, M. Hum (…………………………..)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pastry section merupakan section atau divisi di bawah naungan Food and
Beverage Department/kitchen yang bertanggung jawab terhadap penyediaan makanan
pencuci mulut/dessert seperti untuk keperluan breakfast, coffe break, lunch, dinner,
wedding, birthday party dan untuk keperluan lainnya. Masalah yang diteliti yaitu
bagaimana penerapan SOP (Standard Operational Procedure) utensil pastry kitchen
di Hotel Aryaduta Medan. Dalam hal pengolahan data, penulis menggunakan analisis
deskriptip yaitu teknik penulisan yang menceritakan sesuatu berdasarkan pengalaman
atau data empris.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, penerapan
SOP utensil masih kurang baik. Jumlah peralatannya masih belum memadai dan juga
sebagian utensil rusak sehingga menurunkan efektifitas kerja dari staff. Berdasarkan
data yang diperoleh penulis, penulis menyimpulkan bahwa penerapan SOP utensil
sangat penting bagi peningkatan kinerja staff untuk menghasilkan pelayanan yang
memuaskan, kualitas produk yang baik serta produktifitas kinerja semakin baik.
Namun apabila penerapan SOP penggunaann utensil belum diterapkan dengan baik,
hal tersebut dapat diatasi dengan mengadakan evaluasi kerja kepada staff di section
pastry kitchen.
Kata Kunci : Pastry, Utensil, SOP, Kinerja.

i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

kasih karunia-Nya yang diberikan kepada penulis selama ini, sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan penulisan kertas karya ini. Walaupun banyak

rintangan dan halangan dalam menulis kertas karya ini, penulis dapat melewatinya

hingga menyelesaikan penulisan kertas karya ini dengan baik.

Adapun alasan dibuatnya kertas karya ini sebagai salah satu persyaratan wisuda

untuk Program Studi D-III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara. Kertas karya ini juga merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang

didapat oleh penulis baik selama menuntut ilmu dibidang studi pariwisata dan ketika

melaksanakan program praktek kerja lapangan di Hotel Aryaduta Medan.

Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kertas karya ini tidak akan

terwujud. Adapun pihak – pihak yang turut membantu dalam penulisan kertas karya

ini, yakni :

1. Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara

2. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D, selaku ketua jurusan D-III Perjalanan

Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membantu

penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

ii
Universitas Sumatera Utara
4. Saya persembahkan kepada ayahanda beserta saudara – saudaraku tercinta

yang selalu menyemangati dan membantu dalam masalah administrasi.

5. Semua Staff yang ada di section pastry yang telah memberikan informasi,

ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

6. Ronal Sianturi yang selalu membantu dan menyemangati dalam

menyelesaikan penyusunan kertas karya ini

7. Sari Sianturi dan Desi Banjarnahor yang selalu membantu dan selalu

menyemangati dalam menyelesaikan kertas karya ini.

8. Novrita, Rut dan teman seperjuangan yang selalu membantu dan selalu

menyemangati.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak – pihak

yang telah membantu penulis menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya

ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk yang membacanya.

Medan,18 September 2019

Penulis

Fransiska Rosita Br. Simangunsong

NIM 162204016

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Batasan Masalah ..........................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................5

1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................................5

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................6

1.6 Metode Penelitian .........................................................................................6

1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................7

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata ...................................................................................10

2.2 Pengertian Hotel ...........................................................................................11

2.3 Pengertian Penerapan ...................................................................................12

2.4 Pengertian SOP (Standard Operational Procedure) ...................................12

2.5 Pengertian Utensil ........................................................................................12

2.6 Pengertian Kitchen .......................................................................................13

2.7 Pengertian Pastry .........................................................................................14

iv
Universitas Sumatera Utara
2.8 Pengertian Kinerja staff ................................................................................16

BAB III TINJAUAN HOTEL ARYADUTA MEDAN

3.1 Sejarah Hotel Aryaduta medan ....................................................................18

3.1.1 Profil Hotel Aryaduta Medan .............................................................19

3.1.2 Visi dan Nilai – nilai Aryaduta Medan ..............................................20

3.2 Klasifikasi Hotel Aryaduta Medan ..............................................................21

3.3 Fasilitas yang ada di Hotel Aryaduta Medan ...............................................23

3.3.1 Fasilitas Kamar ...................................................................................24

3.3.2 Fasilitas umum ...................................................................................26

3.3.3 Fasilitas Ruang pertemuan dan Ballroom ...........................................30

3.4 Section Pastry Kitchen ..................................................................................30

3.5 Struktur Organisasi Pastry Kitchen Hotel Aryaduta Medan .......................31

BAB IV PENERAPAN SOP (STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE)

UTENSIL PASTRY KITCHEN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA

STAFF DI HOTEL ARYADUTA MEDAN

4.1 SOP Utensil Pastry Kitchen Secara Umum ...............................................33

4.1.1 Alat pemotong ....................................................................................33

4.1.2 Alat Pengukur dan penimbang ............................................................36

4.1.3 Alat mencampur dan mengistirahatkan ..............................................39

4.1.4 Alat penunjang lain .............................................................................42

4.1.5 Alat penyaring .....................................................................................45

4.1.6 Wadah membakar ...............................................................................46

4.1.7 Peralatan dekorasi dan candy .............................................................50

v
Universitas Sumatera Utara
4.2 SOP Utensil di Pastry Kitchen Hotel Aryaduta Medan ...............................54

4.3 Hubungan SOP Utensil Terhadap Kinerja Staff di Pastry

Kitchen Hotel Aryaduta Medan ...................................................................61

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................63

5.2 Saran ............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.3.2.2 The Kitchen Aryaduta Medan ........................................................27

Gambar 3.3.2.7 Health Club Aryaduta Medan ........................................................28

Gambar 3.3.2.10 Swimming pool Aryaduta Medan ...................................................29

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Kitchen Aryaduta Medan .............................32

Gambar 4.1.1.1 Pisau Koki/pisau serbaguna ..........................................................34

Gambar 4.1.1.2 Pisau pengiris roti ...........................................................................35

Gambar 4.1.1.3 Cutting board/talenan ....................................................................35

Gambar 4.1.1.4 Pastry wheel cutter .......................................................................36

Gambar 4.1.1.5 Dough cutter/plastik scaper ..........................................................36

Gambar 4.1.2.1 Gelas Ukur .....................................................................................37

Gambar 4.1.2.2 Timbangan digital .........................................................................37

Gambar 4.1.2.3 Scoop es cream ..............................................................................38

Gambar 4.1.2.4 Changeable divider with wheel .....................................................38

Gambar 4.1.3.1 Mangkuk ........................................................................................39

Gambar 4.1.3.2 Wishk .............................................................................................40

Gambar 4.1,3.3 Mixer .............................................................................................41

Gambar 4.1.3.4 Ruber Spatula ................................................................................41

Gambar 4.1.4.1 Pastry brush ..................................................................................42

Gambar 4.1.4.2 Rolling pin......................................................................................43

Gambar 4.1.4.3 Grater/parutan ..............................................................................43

Gambar 4.1.4.4 Docker Roller ................................................................................44

vii
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.4.5 Bottle Opener ................................................................................44

Gambar 4.1.5.1 Saringan tepung ............................................................................45

Gambar 4.15.3 Sieves ............................................................................................46

Gambar 4.1.6.1 Sandwich Form ..............................................................................47

Gambar 4.1.6.2 Loyang datar .................................................................................47

Gambar 4.1.6.3 Wire cooling rack ..........................................................................48

Gambar 4.1.6.4 Cetakan pancake ...........................................................................48

Gambar 4.1.6.5 Cetakan Waffle ..............................................................................49

Gambar 4.1.6.6 Loyang Muffin................................................................................50

Gambar 4.1.7.1 Spatula ..........................................................................................51

Gambar 4.1.7.2 Turn table ......................................................................................52

Gambar 4.1.7.3 Paping bag ....................................................................................52

Gambar 4.1.7.4 Aneka spuit ....................................................................................53

Gambar 4.1.7.5 Cetakan candy ...............................................................................53

viii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata pada saat ini khususnya di Indonesia menunjukkan perkembangan

yang semakin meningkat. Pariwisata merupakan sektor penghasil devisa negara

terbesar setelah minyak dan gas. Hal ini membuat pemerintah memberikan perhatian

yang sangat besar terhadap perkembangan pariwisata, mengingat bahwa Indonesia

memiliki banyak potensi wisata yang masih tersembunyi dan masih belum di explor

(dijelajah atau ditelusuri) yang sangat menjanjikan apabila dikembangkan dengan

baik. Pariwisata memiliki sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure)

seperti biro perjalanan umum dan agen perjalanan, transportasi wisata baik darat, laut

maupun udara, restorant (catering trades), akomodasi objek wisata dan atraksi wisata

(tourist attraction).

Industri jasa perhotelan merupakan industri yang menjual jasa pelayanan

penginapan (akomodasi), jasa makan dan minum, serta jasa – jasa yang lainnya yang

terdapat di dalamnya. Hotel erat kaitannya dengan sektor pariwisata karena hotel

adalah sebagai tempat tinggal sementara bagi para wisatawan yang berkunjung

sehingga hotel juga menjadi salah satu penunjang dari keberhasilan pariwisata disuatu

daerah. Hotel merupakan sebuah wadah yang mampu meyerap tenaga kerja dalam

jumlah yang banyak. Pada saat ini sudah banyak hotel – hotel berbintang di

Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


2

Hotel Aryaduta terdapat ditujuh kota besar, yaitu Jakarta, Palembang, Pekanbaru,

Bandung, Bali, Manado, dan Medan. Hotel Aryaduta Medan merupakan salah satu

hotel berbintang lima (five star) yang ada di Medan, yang beralamat di Jalan Kapten

Maulana Lubis no.8 dan didirikan di atas Mall Grand Paladium. Hotel Aryaduta

Medan di bawah kepemimpinan Lippo Group yang dimilki oleh Bapak Mochtar

Riady. Hotel Aryaduta Medan memiliki beberapa departemen yang berfungsi untuk

menunjang kinerja hotel antara lain F&B Departement, Front Office Departement,

Housekeeping Departement, HRD (Human Resources Departement), Engineering

Departement, Accounting Departement dan Sales & Marketing Departement.

Food and Beverage Department merupakan departemen yang bertugas dan

bertanggung jawab dalam hal menyediakan dan menyajikan makanan dan minuman

untuk tamu-tamu hotel maupun tamu di luar hotel. Dalam penyediaan dan penyajian

makanan, Food and Beverage Department harus menjaga kuantitas dan kualitas dari

produk makanan/minuman yang dijual agar tamu yang datang merasa nyaman dan

senang untuk berkunjung kembali ke hotel tersebut. Dari uraian pengertian tersebut,

terlihat jelas bahwa industri perhotelan tidak lepas dari industri pelayanan jasa

makanan dan minuman atau dikenal juga dengan Food and Beverage Department.

Food and Beverage Department dibagi atas dua bagian yaitu Food and Beverage

Product dan Food and Beverage Service. Food and Beverage Service merupakan

departemen yang menyajikan makanan serta minuman kepada tamu hotel maupun

tamu di luar hotel. Area kerja Food and Beverage service berada di restoran dan

langsung berinteraksi dengan tamu yang ada di hotel. Sedangkan Food and Beverage

Product merupakan departement yang menyediakan makanan dan minuman kepada

Universitas Sumatera Utara


3

tamu hotel maupun tamu di luar hotel. Food and Beverage product memiliki area

kerja di belakang restoran/dapur dan tidak berinteraksi langsung dengan tamu hotel.

F& B product memiliki beberapa section antara lain main kitchen, ASEAN kitchen,

chinese kitchen, cold kitchen, pastry kitchen, butcher dan steward.

Section pastry merupakan section yang memiliki tanggung jawab dalam

pembuatan berbagai jenis makanan penutup (dessert). Hidangan penutup (dessert) di

section pastry antara lain aneka pudding, aneka cake, aneka bread, jajanan pasar dan

lain lain. Section pastry juga bertugas menyiapkan aneka cake seperti pie, caramel

cake, blackforest cake dan aneka cake lainnya yang akan disediakan untuk menu

buffet dinner dan juga romantic dinner. Sedangkan bakery akan menyiapkan berbagai

olahan roti yang akan disiapkan untuk buffet breakfast seperti soft rool, croissant,

chocholate danish, raisin danish, dan lainnya.

Standart Operational Procedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan

setiap karyawan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan

berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun SOP yang ada

di Hotel Aryaduta Medan seperti SOP Telephone Operator, SOP penerimaan tamu,

SOP teknik set- up ruangan untuk event – event tertentu, SOP set- up peralatan

restoran dan SOP alat- alat di pastry kitchen. Adapun SOP alat – alat di pastry kitchen

terbagi dua yaitu SOP alat – alat kecil (utensil) dan SOP alat – alat besar (equipment).

Hotel Aryaduta memiliki SOP utensil seperti penggunaan utensil sesuai fungsi dan

kegunaannya, cara pembersihan utensil dan penyimpanan utensil.

Pada tanggal 24 Januari 2019 sampai 26 Mei 2019 penulis melakukan On Job

Training atau praktek kerja lapangan di Hotel Aryaduta Medan di section pastry

Universitas Sumatera Utara


4

kitchen. Pada saat mengolah suatu produk yang akan dibuat, staff harus menggunakan

utensil yang sesuai fungsi dan kegunaannya dan jumlah peralatannya harus sesuai

dengan jumlah staff di section pastry kitchen (lebih dari satu). Penggunaan utensil

harus digunakan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh pihak hotel. Sewaktu

pkl penulis menemukan masalah yang kerap terjadi khususnya dalam penggunaan

utensil pastry kitchen. Penulis melihat penyalahgunaan utensil seperti pastry wheel

cutter (alat untuk memotong pizza dan adonan roti seperti croissantt, chocholate

danish, raisin danish yang ketersediaan utensil hanya satu di mana penggunaannya

untuk mengolah berbagai menu. Hal ini menyebabkan penggunaan pizza cutting

rolling yang seharusnya dipakai untuk memotong pizza tetapi pada kenyataan di

lapangan penulis melihat pizza dipotong menggunakan pisau. Hal ini menyebabkan

penyalahgunaan utensil dari SOP penggunaan utensil yang seharusnya.

Balloon whisk yang khusus digunakan di pastry kitchen untuk membuat adonan

kue dan puding tetapi pada kenyataan karena kurangnya balloon whisk di pastry

kitchen sehingga staff harus meminjam ballon whisk dari section lain di mana staff

terlebih dahulu mencuci peralatan tersebut hingga bersih dan membutuhkan waktu

yang tidak sedikit untuk mencucinya. Tida k hanya itu, bau atau aroma dari ballon

whisk yang dipinjam dari section lain akan meninggal aroma ke produk yang diolah.

Dari uraian penjelasan di atas dikatakan bahwa penggunaan utensil tersebut tidak

sesuai dengan SOP yang ditetapkan.

Dari fenomena keadaan utensil pastry yang kurang lengkap dan juga

penyalahgunaan peralatan yang tidak sesuai dengan SOP yang seharusnya

menyebabkan kinerja staff menjadi menurun seperti adanya complain tamu terhadap

Universitas Sumatera Utara


5

kualitas rasa yang diolah oleh staff pastry serta menyebabkan lamanya penyajian

menu kepada tamu. Sehingga penulis berminat untuk mengangkat judul tugas akhir

“ Penerapan Standard Operational Procedure (SOP) Utensil Pastry Kitchen untuk

Meningkatkan Kinerja Staff di Hotel Aryaduta Medan”.

1.2 Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan, penulis membatasi masalah agar penulis dapat

fokus untuk menjelaskan tentang masalah yang akan dibahas. Penulis membahas

tentang Penerapan Standard Operational Procedure (SOP) Utensil Pastry Kitchen

untuk Meningkatkan Kinerja Staff di Hotel Aryaduta Medan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang penulis paparkan di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana SOP utensil di pastry kitchen secara umum?

2. Bagaimana penerapan SOP utensil di pastry kitchen Hotel Aryaduta Medan?

3. Bagaimana hubungan penerapan SOP utensil terhadap kinerja staff di pastry

kitchen Hotel Aryaduta Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui SOP utensil pastry kitchen secara umum.

2. Untuk mengetahui penerapan SOP utensil di pastry kitchen Hotel Aryaduta

Medan.

Universitas Sumatera Utara


6

3. Untuk mengetahui hubungan penerapan SOP utensil terhadap kinerja staff di

pastry kitchen Hotel Aryaduta Medan.

1.5 Manfaat Peneltian

Manfaat penulisan kertas karya ini adalah :

1. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai SOP utensil di

pastry kitchen Hotel Aryaduta Medan.

2. Bagi Hotel, sebagai bahan penunjang operasional yang baik bagi hotel untuk

menjadi hotel yang lebih baik.

3. Bagi Pembaca, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai SOP utensil di

pastry kitchen Hotel Aryaduta Medan.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian merupakan jenis kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan analisa

yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Adapun yang dimaksud dengan

metode adalah rangkaian langkah yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan tertentu dengan menggunakan logika sehingga memperoleh hasil yang

efektif dan efisien. Adapun metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data

yang diperlukan dalam pembuatan kertas karya ini yaitu dengan dua cara yaitu :

1.Penelitian lapangan (Field Research)

Metode ini merupakan penelitian yang dilakukan penulis secara langsung di

tempat praktek kerja lapangan selama 4 bulan di Hotel Aryaduta Medan dengan cara :

Universitas Sumatera Utara


7

1. Observasi (Praktek Kerja Lapangan)

Penelitian yang dilakukan dengan cara penulis berinteraksi langsung

dengan staff/karyawan selama pkl dan mengerjakan pekerjaan yang telah

diberikan staff pastry kepada penulis di Hotel Aryaduta Medan dan

wawancara dengan staff pastry kitchen dan beberapa staff pastry selama 4

bulan serta mengamati segala kegiatan yang dilakukan di section pastry. Hal

ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat yang

diperlukan untuk mendukung dalam pembahasan kertas karya .

2. Interview (Wawancara)

Penelitian yang diilakukan dengan cara penulis mengadakan tanya jawab

dengan staff yang ada di section pastry seputar informasi yang dibutuhkan dan

masalah-masalah yang ditanyakan oleh penulis.

2. Studi Kepustakaan (Field Library)

Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku- buku, jurnal, majalah, koran,

dan sejenisnya yang relevan dengan topik penelitian dan data yang diperoleh akan

diuraikan secara deskriptif.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok-pokok pembahasan

yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun pokok-pokok pembahasan tersebut

adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


8

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan pendahuluan yang meliputi pembahasan tentang alasan

pemilihan judul, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang pengertian pariwisata, pengertian hotel,

pengertian penerapan, pengertian SOP (Standard Operational Procedure),

pengertian utensil, pengertian kitchen, pengertian pastry, pengertian kinerja

staff.

BAB III : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang tinjauan umum perusahaan, yakni sejarah Hotel

Aryaduta Medan, profil Hotel Aryaduta Medan, visi dan nilai Aryaduta

Medan, klasifikasi Hotel Aryaduta Medan, fasilitas yang dimiliki Hotel

Aryaduta Medan, penempatan penulis sewaktu pkl di section pastry kitchen

Hotel Aryaduta Medan dan struktur organisasi pastry kitchen Hotel Aryaduta

Medan.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang SOP utensil pastry kitchen, penerapan SOP

utensil di pastry kitchen Hotel Aryaduta Medan dan hubungan penerapan SOP

utensil terhadap kinerja staff di pastry kitchen Hotel Aryaduta

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup yang berisikan uraian kesimpulan dan

saran.

Universitas Sumatera Utara


9

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Kata Pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “ tourism” yang

diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan perjalanan seseorang atau sekelompok

orang ke suatu tempat untuk menikmati keindahan alam dan budaya, berlibur untuk

urusan bisnis, mengunjungi kerabat dan berbagai tujuan lainnya. Menurut Intoch dan

Goeldner (1984 : 4) menjelaskan pariwisata sebagai berikut

Sekumpulan fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara para
wisatawan (para pelancong), para pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat
tuan rumah. Interaksi itu terjadi dalam suatu proses dimana pemerintah dan
masyarakat tuan rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan dan
pengunjung lainnya tersebut untuk singgah di tempat daerah atau negara yang
mereka kunjungi.

Sedangkan menurut Murphy (1985 : 9) menjelaskan pariwisata merupakan “...

gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari

pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan

berbagai fasilitas yang terkait”. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa pariwisata adalah suatu fenomena yang tumbuh antara wisatawan, para

pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah yang berusaha untuk

mempengaruhi para wisatawan dengan memberi jasa pariwisata dengan berbagai

fasilitas yang dibutuhkan seperti fasilitas biro perjalanan, penginapan, rumah makan

dan fasilitas lainnya

10

Universitas Sumatera Utara


11

2.2. Pengertian Hotel

Menurut Suwantoro (1997 : 18) menyatakan bahwa sarana wisata dibagi menjadi
tiga unsur pokok yaitu :

1. Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure) seperti biro


perjalanan umum dan agen perjalanan, transportasi wisata baik darat, laut
maupun udara, restorant (catering trades), akomodasi objek wisata dan
atraksi wisata (tourist attraction).
2. Sarana pelengkap kepariwisataan (suplementing tourism superstructure)
seperti fasilitas rekreasi dan olahraga dan prasarana umum seperti jalan raya,
jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan dan
lain – lain.
3. Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure) seperti
fasilitas nightclub dan streambath, casino dan entertainment, souvenir shop,
mailing sevice dan lain- lain.

Menurut Publishing (1995 : 6) menyatakan bahwa hotel adalah “... usaha

komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan - pelayanan

lain untuk umum”. Sedangkan pengertian hotel menurut Proprietors (1956 : 5)

mendefenisikan hotel adalah “... suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya

dengan menyediakan pelayanaan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur

kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar

dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya

perjanjian khusus”.

Berdasarkan penjelasan yang sudah tertera di atas maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengertian hotel adalah sebuah usaha komersil yang menyediakan

berbagai layanan jasa dengan berbagai fasilitas seperti fasilitas penginapan, fasilitas

makan dan minum, fasilitas fitness center, fasilitas kolam berenang, fasilitas

kecantikan dan berbagai fasilitas lainnya yang diperuntukkan untuk umum.

Universitas Sumatera Utara


12

2.3 Pengertian Penerapan

Menurut Lukman Ali (1995 : 1044) menjelaskan pengertian penerapan adalah

“… mempraktekkan, memasangkan”.

2.4 Pengertian SOP (Standard Operational Procedure)

Dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya di suatu perusahaan industri

perhotelan maupun sebuah instansi perusahaan harus memiliki SOP (Standard

Operational Procedure). SOP adalah suatu rangkaian yang berisikan prosedur kerja

yang harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja yang efektif.

Sedangkan menurut Ekotama (2002 : 19) menjelaskan pengertian SOP adalah

“ ... sistem yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan

kita. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir”.

2.5 Pengertian Utensil

Dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya seorang staff harus memiliki alat –

alat yang dibutuhkan yang akan digunakan oleh staff atau karyawan di dapur dalam

mempermudah setiap karyawan/staff dalam menyelesaikan pekerjaannya. Utensil di

pastry kitchen sangat banyak mulai dari alat besar (equipment) dan alat kecil (utensil).

Dimana alat – alat tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan masing – masing.

Section pastry merupakan departemen yang bertugas untuk membuat berbagai

jenis menu dessert/pencuci mulut. Section pastry memiliki berbagai jenis alat yang

digunakan yang kebanyakan peralatannya berukuran kecil, di mana peralatan kecil

tersebut disebut utensil. Menurut Rifka (2017 : 19) berpendapat bahwa defenisi

Universitas Sumatera Utara


13

utensil (perabot dapur) merupakan “ ... segala peralatan memasak yang berukuran

kecil, praktis, dan mudah untuk disimpan atau dipindahkan”. Adapun peralatan yang

berukuran kecil seperti pisau, centong, parutan dan lain – lain.

2.6 Pengertian Kitchen

Dapur hotel memegang perananan yang tidak kalah penting dengan bagian –

bagian lain yang ada di hotel. Kitchen merupakan salah satu departemen yang ada

dihotel dan sering dikatakan sebagai back of the house. Adapun arti dari back of the

house adalah kitchen/dapur merupakan departemen atau section yang posisinya di

belakang dan tidak berhadapan langsung dengan tamu. Posisi kitchen sendiri jauh dari

restoran hotel. Area ini merupakan tempat yang sangat panas karena terdapat banyak

sekali api dan semua karyawan/staff kitchen harus fokus terhadap makanan yang akan

diolah oleh mereka. Kitchen atau dapur bagi hotel merupakan pusat penyedia

makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh tamu.

Departemen kitchen/dapur terdiri dari beberapa divisi seperti main kitchen,

chinese kitchen, Asean kitchen, cold kitchen, pastry kitchen, butcher dan steward.

Menurut PH, Bartono dan Ruffino (2005 : 281) mengenai sistem pengawasan

material dapur dimana dijelaskan pengertian dapur seperti :

1. Dapur merupakan tempat yang menyimpan berbagai material pangan dalam


bentuk mentah dan matang, yang rawan dan ingin dimiliki oleh mereka yang
tak bertanggung jawab.
2. Dapur merupakan tempat terbuka yang dapat dimasuki orang dari berbagai
bagian atau departemen dengan atau tanpa suatu kepentingan.
3. disamping material dapur, dapur merupakan tempat yang harus dilindungi dari
orang tak dikenal yang mungkin sengaja masuk dengan tujuan tertentu.

Universitas Sumatera Utara


14

Kitchen hotel/dapur merupakan salah satu departemen yang ada di hotel yang

mempunyai tanggung jawab atas penyediakan makanan dan minuman yang telah

dipesan/diorder oleh tamu. Menurut Ermainis dkk (1999 : 6) menjelaskan defenisi

dapur adalah “ ... tempat untuk mengolah makanan. Oleh sebab itu dapur harus bersih

dan higienis. Sebelum melakukan pekerjaanya, seorang chef harus mengetahui apa

saja syarat- syarat untuk bekerja di dapur”. Section kitchen/dapur memiliki syarat –

syarat bekerja di dapur seperti :

Syarat- syarat bekerja di dapur antara lain :


1. Cukup ventilasi
Pertukaran udara segar sangat penting di dapur agar sisa pembakaran di dapur
dapat keluar dengan sempurna.
2. Penerangan
Dapur harus cukup sinar matahari, dapur yang gelap dan lembab akan
menimbulkan bau dan tikus.
3. Lantai
Lantai sebaiknya yang bertanggul, agar lebih mudah dibersihkan dari kotoran
dan lemak.
4. Dinding
Dinding sebaiknya dari bahan yang tak mudah terbakar. Dinding warna putih
memberi kesan bersih dan ruangan menjadi terang.

2.7 Pengertian Pastry

Pastry atau patiseri merupakan salah satu section/departemen yang ada di

kitchen. Pastry memegang peranan penting pada penyediaan dessert/makanan

pencuci mulut untuk tamu di hotel maupun tamu di luar hotel., di mana section pastry

menyedikan berbagai menu olahan yang identik manis dan ada juga yang gurih

(savory). Istilah pastry dalam bahasa inggris berasal dari kata “paste” yang artinya

pencampuran tepung terigu, cairan dan lemak atau “pậtsiserie” dalam bahasa prancis

yang artinya kue – kue.

Universitas Sumatera Utara


15

Menurut PH, Bartono dan Ruffino (2005 : 164) berpendapat bahwa pengertian

pastry adalah “ ... bagian dari dapur yang memproduksi khususnya berbagai jenis roti,

cake dan dessert, dimana kesibukannya dapat berlaku 24 jam dan memerlukan tiga

shift untuk melaksanakan kerja”. Adapun produk pastry dibedakan berdasarkan

keperluannya seperti :

1. Untuk keperluan breakfast/sarapan pagi berupa aneka bread/roti

2. Untuk keperluan lunch berupa aneka dessert

3. Untuk keperluan dinner, seperti halnya lunch

4. Untuk keperluan hot kitchen dan cold kitchen

5. Untuk keperluan berbagai function yang memerlukan roti, atau dessert

sebagai produk pastry

6. Produk nonfood berupa dekorasi, butter carving, miniatur bangunan untuk

hiasan dan lain – lain.

Sedangkan menurut Anni Faridah, dkk (2008 : 2) menjelaskan pengertian pastry

atau patiseri merupakan “ ... ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk beluk

kue baik kue kontinental, oriental maupun kue indonesia mulai dari persiapan,

pengolahan sampai pada penyajiannya”. Pastry/patiseri dalam penyajiannya sering

menggunakan hiasan. Tujuan pembuatan hiasan adalah untuk:

1.meningkatkan kualitas kue dalam hal penampilan, rasa dan bentuk


2.menutup kekurangan pada bentuk fisik yang kurang menarik,
3.untuk menghias kue (menyatakan ucapan selamat)
4.untuk menjadi pusat perhatian/menarik minat konsumen untuk membeli
produk tersebut
Dari uraian penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan pengertian pastry

adalah section yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan dan

Universitas Sumatera Utara


16

penyediaan menu pencuci mulut/dessert berupa roti/bread, puding dan aneka kue

lainnya baik itu kue tradisional (Indonesia) maupun kue modren.

2.8 Pengertian kinerja staff

Lijan Poltak Sinambela (2016 : 480) mengemukakan bahwa kinerja pegawai

didefenisikan sebagai “... kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian

tertentu”. Berdasarkan etimologi kata kinerja berasal dari kata performence.

Performence berasal dari kata to perform yang mempunyai beberapa masukan

(entries): (1) masukan, menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau menjalankan

kewajiban suatu nazar, (3) menggambarkan suatu karakter dalam suatu pemainan, (4)

menggambarkan dengan suara atau alat musik, (5) melaksanakan atau

menyempurnakan tanggung jawab, (6) melakukan suatu kegiatan dalam suatu

permainan, (7) memainkan musik, (8) melakukan suatu yang diharapkan. Menurut

Moeheriono (2012 : 65) menjelaskan beberapa arti kinerja (performance) secara luas

seperti :

1. Kinerja, adalah catatan tentang hasil – hasil yang diperoleh dari fungsi –
fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
2. Kinerja, adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Kinerja, adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi
dan pengorganisasian seseorang.
4. Kinerja, adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing – masing.

Sedangkan menurut Moeheriono (2012 : 95) menjelaskan bahwa kinerja staff

merupakan “... gambaran mengenai pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan

yang dilakukan staff atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”. Adapun

Universitas Sumatera Utara


17

menurut Mahsun (2006 : 129) menjelaskan tolak ukur penilaian kinerja sektor publik

yang terdiri dari :

1. Ukuran Produktivitas
Ukuran produktivitas terdiri (1) tingkat pengurangan atau penurunan produk
rusak/cacat yang terjadi saat mengolah produk (2) jumlah produk yang siap
untuk dijual yang bisa dihasilkan dari setiap bahan mentah yang ada.
2. Ukuran Kualitas
Ukuran kualitas terdiri dari (1) tingkat penilaian/kepuasan pelanggan atas
kualitas pelayanan yang didapatkan (2) bertanggung jawab terhadap produk
yang cacat/rusak dan diganti oleh staff yang bekerja.
3. Ukuran Pelayanan
Ukuran pelayanan terdiri dari (1) kepuasan yang didapatkan tamu terhadap
pelayanan yang disediakan staff, (2) menyediakan produk/layanan secara
tepat waktu, (3) mampu memenuhi produk atau layanan yang dibutuhkan
pelanggan/tamu, (4) keluhan yang didapatkan dari tamu terhadap pelayanan
yang didapatkan.
4. Ukuran Inovasi
Ukuran inovasi terdiri dari (1) jumlah produk/layanan baru yang bisa
dihasilkan/disediakan untuk tamu, (2) mampu mengenalkan produk/layanan
baru kepada tamu.

Dari uraian penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa defenisi dari

kinerja staff adalah gambaran mengenai kemampuan/hasil yang diperoleh

pegawai/staff terhadap pencapain pelaksanaan suatu program kegiatan ataupun

program pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

GAMBARAN UMUM HOTEL ARYADUTA MEDAN

3.1 Sejarah Hotel Aryaduta Medan

Hotel Aryaduta pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Hotel Aryaduta

Jakarta pada tahun 1974 dan berada di pusat ibukota Jakarta, tepatnya di Jl. Prapatan

44-48 Jakarta 10110, Indonesia. Awalnya hotel ini dikenal dengan namaThe

Ambassador. Kemudian pada pada tahun 1976, The Ambassador berubah nama

menjadi Hyatt Aryaduta Hotel Jakarta. Pergantian nama ini karena adanya

penandatanganan kontrak kerja sama dengan Hyatt International, dan mulai saat itu

manajemen Hotel Ambassador dikelola oleh Hyatt International. Pada tahun 1990,

Hyatt Aryaduta Jakarta mendapatkan sertifikat sebagai hotel berbintang lima dengan

tingkat diamond dan selang setahun kemudian Hyatt Aryaduta Jakarta berganti nama

menjadi The Aryaduta Jakarta.

Kemudian tahun 2000, Lippo Group menyelesaikan pembelian seluruh saham

dan memiliki kekuasan penuh atas Hotel Aryaduta Jakarta. Setelah Lippo Group

menyelesaikan seluruh pembelian saham. Pada saat itu Lippo Group membeli saham

dari Nurman Diah, pemilik saham PT. Hotel Prapatan, Tbk. Pergantian kepemilikan

ini menyebabkan PT. Aryaduta Hotel Tbk kembali berganti nama menjadi PT. Lippo

Karawasi, Tbk pada bulan Juli 2004, dan memiliki kekuasaan penuh atas Hotel

Aryaduta Jakarta. Setelah Lippo Group menyelesaikan seluruh pembelian saham

tersebut Lippo Group berencana mengembangkan Aryaduta Hotel tidak hanya di

Jakarta melainkan ke seluruh Indonesia, salah satunya ada di Medan.

18

Universitas Sumatera Utara


19

Lippo Group didirikan oleh seorang pebisnis sukses yaitu Dr. Mochtar Riady

pada 12 Mei tahun 1929 di Malang, Jawa Timur. Beliau memulai bisnisnya sebagai

pemilik toko sepeda di usia 22 tahun. Beliau sudah sejak lama dikenal sebagai

pebisnis sukses yang paling dihormati. Dr. Mochtar Riady dengan pemikirannya yang

inovasi dan sosok kepemimpinannya telah membawa Lippo group menjadi salah satu

konglomerat perusahaan yang unggul di Asia, memimpin pengoperasian beberapa

perusahaan besar di Indonesia di bidang properti, rumah sakit, pusat perbelanjaan

(mall), group media, departemen store.

Hotel Aryaduta Medan terletak di Jl. Kapten Maulana Lubis no. 08 Medan

20112, Indonesia. Hotel Aryaduta medan didirikan pada tanggal 1 April 2006 dan

berdiri tepat di atas Grand Paladium Mall Medan. Hotel Aryaduta Medan di bawah

kepemimpinan Lippo Group yang dimiliki oleh Bapak James Tjahaya Riady dan

merupakan anak kandung dari pendiri Lippo Group, yaitu Bapak Dr. Mochtar Riady.

Hotel Aryaduta Medan didirikan pada tahun 2006 namun mulai diresmikan

beroperasi untuk umum pada awal tahun 2017 dan memiliki General Manager

pertama yaitu Mr. Andre Roland Clain berkebangsaan Indonesia.

3.1.1 Profil Hotel Aryaduta Medan

Hotel Aryaduta Medan terletak di Jalan Kapten Maulana Lubis No. 8 Medan,

tepat berada di atas pusat perbelanjaan Grand Paladium Mall. dan memiliki tempat

untuk menikmati coffe di Maxx Coffee di samping lobby Hotel Aryaduta Medan dan

bersebelahan dengan Kantor Walikota Medan serta Lapangan Benteng Medan.

Tempatnya strategis ditengah kota Medan dan berdekatan dengan hotel-hotel lainnya

Universitas Sumatera Utara


20

menjadi persaingan tersendiri bagi Hotel Aryaduta Medan untuk mempertahankan

citra dan kenyamanan para pelanggan.

Hotel Aryaduta Medan memiliki 4 lantai, yang mana lobby pada hotel ini ada 2

yaitu lower lobby and sky lobby yang terletak di lantai 9 hotel. Lantai 8 digunakan

untuk perkantoran dan area parkir kendaraan, sedangkan lantai 9 digunakan sebagai

Receptionist, The Lounge, The Pastry, The Courtyard Pool, The Pool Café and The

Kitchen Restaurant serta kamar-kamar.

Hotel Aryaduta Medan sudah mengalami 9 kali pertukaran General

Manager/GM pertama bernama Mr. Andre Roland Clain berkebangsaan Indonesia,

kedua dijabat oleh Mr. Peter Walter Buzz berasal dari Jerman, ketiga dijabat oleh Mr.

Erwin Bernhard berkebangsaan Indonesia, keempat dijabat oleh Mr. Gofter Markus

Herman berkebangsaan Jerman, kelima dijabat oleh Mr. Herman Rachmandy Kemp

berkebangsaan Jerman dan Indonesia, keenam dijabat oleh Mr. Sebastian Henning

Goldmann berkebangsaan Jerman, ketujuh dijabat oleh Mr. Sanjay Chridtoppher

Quadros berkebangsaan Australia, ke delapan dijabat oleh Mr. Andreas Bourdon

berkebangsaan Jerman, serta yang terakhir dijabat Mr. Malcom Mclauchlan

berkebangsaan Jerman sampai sekarang.

3.1.2 Visi dan Nilai- Nilai Aryaduta

Visi Hotel Aryaduta Medan yaitu “Iconic Indonesian & Globaly Competitive ”,

yang berarti mampu menjadi hotel andalan di Indonesia dan mampu untuk

berkompetisi dalam dunia internasional. Visi ini menjadi dasar acuan bagi seluruh

karyawan – karyawan Hotel Aryaduta Medan dalam memberikan pelayan yang baik

Universitas Sumatera Utara


21

diseluruh unit Hotel Aryaduta terhadap tamu serta menjadi ciri khas dari Hotel

Aryaduta untuk dapat bersaing dengan hotel- hotel yang ada di kota Medan.

Hotel Aryaduta Medan sebagai hotel berbintang lima (five star), memiliki nilai -

nilai luhur Aryaduta Medan terhadap karyawan yang bekerja di Hotel Aryaduta

Medan. Nilai – nilai luhur ini menjadi prinsip dasar yang harus dilakukan oleh

karyawan dalam bekerja dan juga memberikan pelayanan terhadap tamu/konsumen.

Adapun nilai- nilai luhur Hotel Aryaduta Medan yaitu :

1. Integritas : Suatu perilaku dimana kita melakukan hal yang benar tetapi orang

lain tidak tahu. Integritas memiliki beberapa bagian – bagian antara lain:

honest, commit, respect other, reallyable dan lead of example.

2. Memiliki pengetahuan yang luas dan mampu untuk berinovasi sehingga

mampu memberikan kesan yang lebih kepada tamu.

3. Memiliki sifat empati kepada setiap orang dan turut memberikan tenanga dan

materi untuk membantu orang lain.

4. Memberikan pengalanan yang unik kepada tamu/pelanggan.

5. Mampu menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi

seluruh tamu/pelanggan.

3.2 Klasifikasi Hotel Aryaduta Medan

Hotel Aryaduta Medan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu

berdasarkan lokasi, lamanya buka, kelas, fasilitas dan tingkat pelayanan, komponen

harga kamar dan berdasarksn ukuran besar hotel. Berikut ini penjelasan dari

klasifikasi Hotel Aryaduta Medan antara lain :

Universitas Sumatera Utara


22

1. Berdasarkan Lokasi

Dilihat dari lokasi Hotel Aryaduta Medan didirikan, maka hotel tersebut

diklasifikasikan sebagai city hotel, dikarenakan hotel tersebut terletak di pusat

kota.

2. Berdasarkan Lamanya Buka

Hotel Aryaduta Medan beroperasi sepanjang tahun, tidak ada sela untuk

berhenti sehingga hotel ini termasuk ke dalam jenis hotel all year around.

3. Berdasarkan Kelas

Hotel di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis, yang pertama hotel melati

dan hotel bintang.Hotel melati diklasifikasikan menjadi melati satu, dua, dan tiga.

Sedangkan hotel berbintang diklasifikasikan menjadi hotel bintang satu, dua,

tiga, empat, dan lima. Penggolongan hotel di negara kita didasarkan pada tiga

kriteria yaitu; fisik, operasional/manajemen, dan pelayanan. Jadi, Hotel Aryaduta

Medan termasuk hotel berbintang lima.

4. Berdasarkan Fasilitas dan Tingkat Pelayanan

Berdasarkan fasilitas dan tingkat pelayanan, Hotel Aryaduta Medan termasuk

ke dalam Hotel Ekonomis (Economy Class Hotel/Limited Service Hotel) karena

hotel tersebut memiliki segmentasi pasar tertentu, yaitu hanya untuk tamu-tamu

bisnis dan para wisatawan dengan anggaran terbatas. Selain akomodasi, hotel

ekonomis juga menawarkan layanan reservasi, restoran umum, fasilitas

pertemuan, valet, laundry, beserta transportasi dari bandara dan ke bandara

Universitas Sumatera Utara


23

5. Berdasarkan Komponen Harga Kamar

Ditinjau dari komponen harga kamar, Hotel Aryaduta Medan merupakan hotel

yang menggunakan continental plan dimana hotel tersebut menerapkan ketentuan

harga kamar termasuk satu kali makan pagi/sarapan.

6. Berdasarkan Ukuran Besar Hotel

Melihat ukuran hotel dan jumlah kamar sebanyak 200 kamar, maka hotel ini

dikategorikan sebagai average hotel. Average hotel adalah jumlah kamar yang

berkisar antara 150-299 kamar

.
3.3 Fasilitas yang ada di Hotel Aryaduta Medan

Hotel Aryaduta merupakan suatu hotel yang dikelompokkan ke dalam hotel

bintang lima (five star) yang digunakan sebagai salah satu tempat penginapan yang

ada di kota Medan. Letak Hotel Aryaduta Medan sangatlah strategis yaitu dekat

dengan pusat kota Medan sehingga sangat tepat dalam kegiatan operasionalnya

sehingga menjadi salah satu hotel pilihan para pebisnis dan wisatawan mancanegara

dalam hal penginapan dan juga sebagai tempat untuk menghabiskan waktu liburan.

Selain memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu, Hotel Aryaduta juga

memberikan fasilitas – fasilitas yang terbaik dan juga menarik untuk menarik para

wisatawan dan tamu untuk menginap di Hotel Aryaduta Medan. Dimana dengan

berbagai fasilitas yang disiapkan dan diberikan mampu membuat para tamu nyaman

dan betah untuk lama- lama menginap di Hotel Aryaduta Medan.

Fasilitas adalah perlengkapan- perlengkapan fisik yang disediakan oleh pihak

hotel sehingga memberikan kemudahan bagi tamu untuk melakukan kegiatan –

Universitas Sumatera Utara


24

kegiatannya, sehingga tamu merasa nyaman dengan terpenuhinya kebutuhan yang

meraka inginkan selama tinggal di hotel tersebut. Failitas – fsilitas lengkap itu akan

mendorong tamu untuk semakin sering datang ke hotel.

Fasilitas yang lengkap merupakan faktor pendukung untuk memberikan

pelayanan yang terbaik dan maksimal untuk menghasilkan kepuasan tamu/pelanggan.

Dimana kepuasan tamu atau pelanggan diukur dari tingkat kunjungan tamu yang

meningkat dari kunjungan sebelumnya dan juga diukur dari complain – complain

tamu mengenai fasilitas yang mereka dapatkan. Adapun fasilitas-fasilitas yang

dimiliki Hotel Aryaduta Medan sebagai berikut:

3.3.1 Fasilitas Kamar

Terdiri dari 199 kamar dengan 197 yang siap untuk dijual dan berada dari lantai 9

sampai lantai 11. Kamar yang tersedia untuk Deluxe Room adalah 170 kamar, 12

kamar untuk Aryaduta Pool Terrace, 15 kamar untuk Aryaduta Premier, 1 kamar

untuk Business Suite, dan 1 kamar untuk Aryaduta Suite.

1. Deluxe Room

Kamar ini memiliki luas 45 m2 dan menawarkan pemandangan kota dan

kolam renang. Tersedia juga tempat tidur king atau twins, TV layar datar, dan

kamar mandi yang dilengkapi shower. Fasilitas lainnya mini bar, brankas,

mesin teh dan kopi, serta layanan kamar 24 jam

2. Aryaduta Pool Terrace

Sebuah kamar 30 m2 dengan teras pribadi dan akses langsung ke kolam

renang serta halaman yang indah. Mendapatkan sarapan pagi prasmanan

secara gratis, teh sore, minuman malam, minuman selamat datang, serta

Universitas Sumatera Utara


25

penggunaan gratis satu jam Aryaduta Lounge Boardroom dan bantuan

maskapai boarding.

3. Aryaduta Premiere

Aryaduta Premier memiliki luas 40 m2. Semua jenis kamar ini terdapat

disudut hotel pada masing-masing lantai kamar hotel. Tipe kamar ini memiliki

dinding berkaca pada dua sudutnya, sehingga tamu dapat melihat

pemandangan kota Medan lebih luas. Kamar ini difasilitasi oleh akses

penyajian gratis harian sarapan prasmanan, teh sore dan minuman malam,

minuman selamat datang, penggunaan gratis 1 jam Aryaduta Lounge

Boardroom dan bantuan maskapai boarding.

4. Business Suite

Dengan pemandangan yang luar biasa dan akses mudah ke kolam renang

halaman, elegan 50 m2 suite ini ini dilengkapi dengan teras pribadi, ruang

tamu yang luas, ruang makan dengan dapur, kamar tidur terpisah, dan area

kerja dengan akses internet broadband. Suite ini juga menyediakan akses

eksklusif yang menyajikan gratis harian sarapan prasmanan, teh sore dan

minuman malam. Minuman selamat datang, serta penggunaan gratis 1 jam

Aryaduta Lounge Boardroom dan bantuan maskapai boarding.

5. Aryaduta Suite

Dengan pemandangan kota, 290 m2 Aryaduta Suite memiliki ruang tamu

yang terpisah, ruang makan dengan dapur, dua kamar tidur - kamar tidur

utama dengan tempat tidur ukuran king mewah dan satu kamar tidur dengan

tempat tidur twin, dilengkapi dengan selimut dan bantal yang nyaman,

Universitas Sumatera Utara


26

ditambah fasilitas mewah kamar mandi elegan. Sertakan akses eksklusif

melayani gratis sarapan prasmanan harian, teh sore dan minuman malam,

serta penggunaan gratis 1 jam Aryaduta Lounge Boardroom dan bantuan

maskapai boarding.

3.3.2 Fasilitas umum

Fasilitas umum adalah fasilitas yang disediakan oleh Hotel Aryaduta Medan

yang tidak hanya di sediakan untuk tamu yang menginap di hotel melainkan untuk

tamu yang hanya sekedar berkunjung saja di Hotel Aryaduta Medan. Fasilitas lainnya

ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi hotel. Fasilitas lainnya antara lain

seperti :

1. The Lobby Lounge

The Lounge adalah tempat yang paling cocok untuk bertemu dengan

kerabat sambil menikmati makanan ringan, anggur, teh dan kopi. Kapasitas

kursi yang dimiliki adalah 24 buah dan terletak di Sky Lobby Lantai 9.

2. The Kitchen Restaurant

The Kitchen Restaurant terletak dilantai 9 hotel, tersedia 188 buah kursi.

Para tamu dapat menikmati masakan dari berbagai Negara yaitu Asean,

Chinese, Japanese, dan Western. Fasilitas lain yang ditawarkan disini adalah

dapat melihat langsung kota Medan dari sudut jendela beserta melihat

langsung para koki memasak di area tersebut.

Universitas Sumatera Utara


27

Gambar. 3.3.2.2
The kitchen

Sumber : Hotel Aryaduta Medan, 2019

3. The Pool Café

Pool Café menawarkan pemandangan kolam renang terbaik yang dimiliki

Hotel Aryaduta Medan dan makanan ringan yang sehat dan jus. Kapasitas

kursi yang dimiliki The Pool Café ini berjumlah 90 buah.

4. The Pastry

Outlet ini menyediakan roti olahan sendiri, roti Prancis, bolu dan cookies.

5. VIP Lounge

Tempat ini merupakan tempat yang tidak semua tamu hotel yang

menginap dapat memasuki tempat ini. Sebab hanya tamu yang

berkeanggotaan yang dapat menikmati akses ke Executive Lounge.

6. Spa

Fasilitas spa ini menghadirkan suasana yang amat nyaman dan rileks.

Terdapat berbagai jenis perawatan yang ada di Spa yakni pedicure, manicure,

Universitas Sumatera Utara


28

massage dan spa. Fasilitas ini tidak memiliki outlet tersendiri (not in house),

jika dibutuhkan para pelanggan spa ini dapat dilakukan di kamar atau di

swimming pool.

7. Health Club

Outlet ini menyediakan fasilitas kebugaran jasmani, berbagai jenis alat

olahraga dan berdinding transparan sehingga tamu dapat menikmati

pemandangan di kolam renang.

Gambar. 3.3.2.7
Health Club

Sumber : Hotel Aryaduta Medan, 2019

8. Bar

Tempat ini merupakan tempat yang semua tamu hotel dapat datang ke

tempat ini. Sebab tempat ini digunakan untuk bersantai dan menikmati segelas

coffee.

Universitas Sumatera Utara


29

9. Bussines Center

Outlet ini menyediakan lima buah komputer dengan kemampuan

mengakses internet beserta mesin fotocopy, mesin fax dan mesin printer serta

scanner yang dapat dipakai oleh tamu dengan membayar sejumlah biaya

pemakaian.

10. Swimming Pool

Hotel Aryaduta Medan menyediakan kolam renang yang nyaman untuk

para pelanggannya. Kolam renang Hotel Aryaduta Medan yaitu kolam renang

yang berada di luar ruangan dengan panjang 35 meter. Tamu hotel maupun

tamu di luar hotel dapat bersantai dan berjemur di pondokan kursi maupun

sambil menemani anak- anak berenang.

Gambar. 3.3.2.10
Swimming pool

Sumber : Hotel Aryaduta Medan, 2019

Universitas Sumatera Utara


30

3.3.3 Fasilitas Ruang Pertemuan dan Ballroom

Fasilitas ruang pertemuan dan grand ballroom yang terdapat di Hotel Aryaduta

Medan, yakni :

1. Grand Ballroom

Grand Ballroom memiliki luas 1.495 m2 dan dapat menampung hingga 1.000

pax.

2. Meeting Room

Meeting Room memiliki luas 204 m2 dan dapat menampung 100 pax.

3. Board Room

Board Room memiliki luas 202 m2 dan dapat menampung 100 pax.

3.4 Section Pastry Kitchen

Pastry Kitchen merupakan departemen di bawah naungan Food and Beverage

Product yang bertanggung untuk menyediakan makanan pencuci mulut/dessert

seperti cake, bread , jajanan pasar dan puding untuk tamu hotel maupun tamu dari

luar hotel. Produk – produk yang ada di pastry kitchen di Hotel Aryaduta seperti red

velvet cake, tiramisu cake, blackforest cake, caramel cake, brownis cake, butter cake,

banana cake kue sus, pie, dan waffle, pancake dan muffin. Sedangkan untuk produk

bread/roti, section pastry membuat croissant, danish, soft roll, hard roll, pita, roti

tawar, roti gandum, baguette, strudle, pizza dan pita bread.

Adapun produk yang di dapat di handle penulis yaitu pembuatan butter cake,

muffin, kue sus, pie, waffle , pancake, brownis, soft roll, hard roll, membuat adonan

pizza. Jam operasional section pastry yaitu memiliki tiga jam kerja yaitu

Universitas Sumatera Utara


31

1. Jam kerja pagi

Adapun jam kerja pagi di pastry kitchen terdiri dari :

1. M3 = 06.00 am – 15.00 pm

2. M4 = 07.00 am – 16.00 pm

3. M5 = 08.00 am – 17.00 pm

4. M6 = 09.00 am – 18.00 pm

2. Jam kerja Siang

Adapun jam kerja siang di pastry kitchen terdiri dari :

1. M8 = 11.00 am – 20.00 pm

2. M9 = 12.00 am – 21.00 pm

3. A2 = 13.00 am – 22.00 pm

3. Jam kerja sore

Adapun jam kerja sore di pastry kitchen yaitu A3 = 14.00 – 21.00 pm. Selama

pkl, penulis melaksanakan kegiatan operasional di jam kerja pagi yaitu jam 07.00 –

16.00 dan jm kerja siang pukul 11.00 – 20.00.

.
3.5 Strukur Organisasi Pastry Kitchen Hotel Aryaduta Medan

Struktur organisasi merupakan suatu susunan atau hubungan antara tiap posisi

atau bagian yang ada pada suatu organisasi ataupun perusahaan dalam menjalankan

operasional perusaahaan/organisasi untuk mendapatkan tujuan yang dinginkan oleh

perusahaan/organisasi tersebut. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas

mengenai posisi yang dipegang serta tanggung jawab yang miliki seseorang sesuai

dengan posisi jabatan yang dimiliknya.

Universitas Sumatera Utara


32

Gambar. 3.4
Struktur Organisasi Pastry Kitchen Hotel Aryaduta Medan

Sumber : Hotel Aryaduta Medan, 2019

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 SOP (Standard Operational Procedure) Utensil Pastry Secara Umum

Pastry adalah section yang berada di bawah naungan Food and Beverage

Product Department yang memiliki tanggung jawab terhadap penyediaan makanan

pencuci mulut/dessert. Untuk mendapatkan hasil olahan kue/roti yang baik maka

SOP utenil yang digunakan sangat menetukan baik jenis utensil yang digunakan,

kebersihan, serta penyimpanan utensil. Peralatan yang digunakan pastry memiliki

jenis dan fungsi yang beragam. Peralatan kecil (utensil) di pastry kitchen digunakan

untuk mengolah produk baik untuk menu breakfast, lunch, dinner dan acara lainnya.

Sesuai dengan SOP penggunaan utensil, setiap staff harus mengetahui

teknik/penggunaan utensil untuk mempermudah staff dalam pekerjaannya. Alat – alat

yang digunakan banyak mulai dari peralatan kecil (utensil) hingga perlengkapan (alat

– alat besar). Setiap utensil memiliki nama serta kegunaannya masing – masing. Jenis

– jenis utensil di pastry kitchen dibedakan menjadi beberapa bagian seperti alat

pemotong, alat pengukur dan penimbang, alat pencampur dan alat mengistirahatkan,

alat – alat penunjang lainnya, alat penyaring, wadah untuk menbakar dan peralatan

dekorasi dan candy.

4.1.1 Alat Pemotong

Section pastry kitchen memiliki alat – alat pemotong seperti pisau,

talenan/cutting board, pisau pengiris roti, pastry wheel cutter dan dough cutter/plastik

33

Universitas Sumatera Utara


34

scaper. Penggunaan alat pemotong di pastry kitchen digunakan untuk keperluan

umum seperti mengolah menu breakfast, lunch, dinner, dan untuk acara lainya.

4.1.1.1 Pisau Koki/Pisau serbaguna

Pisau sering digunakan di dapur dan digunakan untuk keperluan umum seperti

memotong, mengiris, mencincang dan sebagainya. Panjang bilah pisau 10 inchi.

Pisau dapat dibedakan berdasarkan warna (color code) di mana fungsi warna pada

pisau dibuat untuk menghindari terkontaminasi dengan bahan lain. Pewarnaan juga

digunakan untuk membedakan makanan seperti warna hijau untuk sayuran, warna

merah untuk daging mentah, warna biru untuk ikan dan seafood, warna hitam untuk

memotong diary produk, kuning untuk unggas mentah dan warna coklat untuk

memotong daging yang sudah matang. (Gisslen, 2016 : 48).

Gambar. 4.1.1.1
Pisau Koki/pisau serbaguna

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.1.2 Pisau Pengiris roti

Pisau pengiris roti digunakan untuk mengiris roti/bread di mana ujung pisau

bergerigi berfungsi ntuk mempermudah memotong roti. Pisau bergerigi memiliki

berbagai macam ukuran dari ukuran kecil hingga ukuran besar. (Faridah dkk, 2008 :

97).

Universitas Sumatera Utara


35

Gambar. 4.1.1.2
Pisau Pengiris roti

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.1.3 Talenan/cutting board

Dalam mengolah produk, talenan digunakan bersamaan dengan pisau. Setelah

selesai pemakaian, talenan dicuci dan disikat dengan air sabun lalu di keringkan dan

setelah kering disimpan di rak talenan. Talenan memiliki kode pewarnaan (color

code) di mana kode warna digunakan untuk menghindari terkontaminasi dengan zat

lain. Warna talenan digolongkan berdasarkan warna seperti warna hijau untuk

sayuran, warna putih untuk diary product (pastry), warna merah untuk daging

mentah, warna kuning untuk unggas mentah, coklat untuk memotong daging yang

sudah matang dan warna biru digunakan untuk seafood dan ikan. (Gisslen, 2016 : 49).

Gambar. 4.1.1.3
Talenan/cutting board

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


36

4.1.1.4 Pastry wheel cutter

Pastry wheel cutter digunakan untuk memotong adonan roti dan pastry dan juga

untuk memotong pizza yang telah dipanggang.(Faridah dkk, 2008 : 98).

Gambar. 4.1.1.4
Pastry wheel cutter

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.1.5 Dough cutter/plastik scaper

Dough cutter digunakan untuk mengeruk, memotong dan membersihkan sisa

adonan padat atau adonan yang tersisa pada permukaan datar seperti meja, nampan,

loyang ataupun mangkuk. Bentuk dough cutter pipih dan panjang terbuat dari bahan

sintesis dan ada juga yang stainless. (Faridah dkk, 2008 : 97).

Gambar. 4.1.1.5
Dough cutter/plastik scaper

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.2 Alat Pengukur dan penimbang

Section pastry kitchen memiliki alat pengukur dan penimbang seperti gelas ukur,

timbangan digital, scoop es cream dan changeable divider with wheel. Penggunaan

Universitas Sumatera Utara


37

alat pengukur dan penimbang di pastry kitchen biasanya digunakan untuk keperluan

umum seperti mengolah menu breakfast, lunch, dinner dan untuk acara lainya.

4.1.2.1.Gelas ukur

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur bahan cair dan kering. Gelas ukur tersedia

berbagai ukuran dari ukuran kecil hingga ukuran besar. Adapun gelas ukur di pastry

kitchen berkapasitas besar. (Faridah dkk, 2008 : 95).

Gambar. 4.1.2.1
Gelas ukur

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.2.2 Timbangan digital

Timbangan berfungsi untuk mengukur tepung, gula, mentega, dan lainnya.

Timbangan tersedia dari berbagai ukuran skala dari skala 2 kg (2000 gr) sampai

skala 10 kg (10000 gr). ( Faridah dkk, 2008 : 95).

Gambar. 4.1.2.2
Timbangan digital

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


38

4.1.2.3 Scoop es cream

Scoop es cream digunakan untuk menscoop es cream. Alat ini memiliki tangkai

panjang dan terdapat pegas untuk menggerakkan bulatan penyendok. Pegas berfungsi

untuk melepaskan bulatan es krim dari sendok. Alat ini terbuat dari stainless steel dan

tersedia berbagai ukuran dari ukuran kecil hingga ukuran besar. (Faridah dkk, 2008 :

128).

Gambar. 4.1.2.3
Scoop es cream

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.2.4 Changeable divider with wheel

Changeable divider with wheel digunakan untuk membagi adonan/kue agar

ukuran sama besar. Alat ini flesksibel dapat dirubah sesuai ukuran yang diinginkan.

(Faridah dkk, 2008 : 99).

Gambar. 4.1.2.4
Changeable divider with wheel

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


39

4.1.3 Alat mencampur dan mengistirahatkan

Pada section pastry kitchen memiliki alat mencampur dan alat mengistirahatkan

yang dibagi menjadi beberapa bagian seperti mangkuk, whisk, mixer dan ruber

spatula. Penggunaan alat pencampur dan alat pengistirahatan yang ada di pastry

kitchen biasanya digunakan untuk keperluan umum seperti untuk untuk mengolah

menu breakfast, lunch, dinner dan acara lainya.

4.1.3.1 Mangkuk

Mangkuk digunakan untuk menempatkan adonan yang akan diolah dan juga

digunakan untuk mencampur bahan. Bahan pembuatan mangkuk terbuat dari berbgai

macam seperti kaca, porselen, stainlees steel dan plastik. Bahan baja/metal tidak

dapat digunakan karna metal dapat bereaksi dengan ragi. Untuk mengaduk telur

menggunakan mangkuk berdinding agak tinggi, agar adonan dapat bergerak leluasa

dan tidak tumpah. Mangkuk terbuat dari stainless steel. Setelah digunakan mangkuk

dibersihkan agar tidak meninggalkan aroma yang tidak sedap. (Faridah dkk, 2008 :

100).

Gambar. 4.1.3.1
Mangkuk

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


40

4.1.3.2 Whisk

Whisk digunakan untuk mengaduk telur atau krim. Sarang whisk terbuat dari

kawat yang tebal. Whisk dibagi menjadi 2 yaitu baloon whisk dan french whisk.

Bentuk balloon whisk menyerupai balon dan ujungnya mengambang di mana balloon

whisk digunakan untuk mengaduk telur, whipped cream dan mencampur tepung.

Bentuk french whisk panjang dan lebih ramping digunakan untuk

mengaduk/mencampur bahan berat seperti saus dan adonan pancake dan waffle

sehingga teksturnya menjadi kental dan merata. Setelah pemakaian whisk di rendam

dengan larutan air sabun hangat lalu disikat/digosok agar sisa kocokan adonan tidak

tertinggal. (Faridah dkk, 2008 : 100).

Gambar. 4.1.3.2
French Wishk

Sumber : Simangunsong, 2019

Gambar. 4.1.3.2
Balloon Wishk

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


41

4.1.3.3 Mixer

Mixer digunakan untuk mengaduk telur, adonan tepung, butter/mentega dan

bahan lainnya. Setelah pemakain mixer dicuci dan disikat agar tidak ada adonan yang

menempel pada pengaduk mixer dan mixer dibersihkan agar tidak ada bahan yang

menempel di mixer. (Faridah dkk, 2008 : 101).

Gambar. 4.1.3.3
Mixer

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.3.4 Ruber Spatula

Ruber spatula digunakan untuk mengeruk sisa adonan yang lunak dan juga

digunakan untuk mengumpulkan sisa adonan yang lunak. Ruber spatula ada yang

tahan panas dan ada yang tidak tahan panas. Ruber spatula tahan panas dapat

digunakan untuk mengaduk makanan saat dimasak, tetapi ruber spatula biasa

meleleh saat panas. Setelah selesai digunakan, ruber spatula kemudian dicuci dan

disikat dengan air sabun lalu dikeringkan dan disimpan. (Faridah dkk, 2008 : 101).

Gambar. 4.1.3.4
Ruber Spatula

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


42

4.1.4 Alat penunjang lain

Section pastry kitchen memiliki alat penunjang lain seperti pastry brush, rolling

pin, grater/parutan, docker roller dan bottle opener. Penggunaan alat penunjang lain

di pastry kitchen digunakan untuk keperluan umum seperti mengolah menu breakfast,

lunch, dinner dan untuk acara lainya.

4.1.4.1 Pastry Brush

Pastry brush yang digunakan untuk mengoles cairan/atau telur pada permukaan

roti/kue. Pastry brush memiliki tangkai panjang yang terbuat dari kayu dan juga ada

terbuat dari plastik. Setelah pemakaian pastry brush dicuci dengan air sabun hangat

dan dikeringkan. (Faridah dkk, 2008 : 103).

Gambar. 4.1.4.1
Pastry Brush

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.4.2 Rolling pin

Rolling pin digunakan untuk menipiskan atau meratakan adonan dengan cara

menekan dan mendorong, sehingga diperoleh adonan yang tipis sesuai ketebalan yang

dikehendaki. Bentuk rolling pin bulat panjang dan mempunyai pegangan bulat agar

mudah menggiling jika didorong dan ditekan. Bahan pembuatan rolling pin ada dari

kayu dan ada juga dari marmer. (Faridah dkk, 2008 : 103).

Universitas Sumatera Utara


43

Gambar. 4.1.4.2
Rolling pin

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.4.3 Grater/parutan

Grater digunakan untuk memarut buah dan makanan seperti memarut kulit jeruk,

keju, apel, coklat dan lainnya. Setelah selesai digunakan, grater dicuci dan disikat

dengan air sabun kemudian dikeringkan. (Faridah dkk, 2008 : 104).

Gambar. 4.1.4.3
Grater/parutan

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.4.4 Docker roller

Docker roller digunakan untuk memberi lubang pada adonan yang ditebarkan di

loyang. Kegunaan dari lubang pada adonan agar adonan tidak

mengembang/mengembung karena udara atau uap yang berada di bawah adonan

selama pemanggangan berlangsung tidak dapat keluar. Docker roller setelah

Universitas Sumatera Utara


44

digunakan ditempatkan lagi ke tempatnya lagi yaitu ke tempat penggiling penggiling.

(Faridah dkk, 2008 : 105).

Gambar. 4.1.4.4
Docker roller

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.4.5 Bottle opener

Bottle opener digunakan untuk membuka/melepaskan tutup botol yang terbuat

dari bahan gabus seperti minuman anggur ataupun minuman lainnya. Setelah bottle

opener digunakan digantung di rak tempat bahan pastry diletakkan. (Faridah dkk,

2008 : 105).

Gambar. 4.1.4.5
Bottle Opener

Sumber : Simangunsog, 2019

Universitas Sumatera Utara


45

4.1.5 Alat penyaring

Section pastry kitchen memiliki alat penyaringnseperti saringan tepung, duster

sugar/penabur gula dan sieves. Penggunaan alat - alat penyaring di pastry kitchen

digunakan untuk keperluan umum seperti mengolah menu breakfast, lunch, dinner

dan untuk acara lainya.

4.1.5.1 Saringan tepung

Saringan tepung digunakan untuk menyaring tepung, gula halus dan bahan kering

lainnya. Alat ini terbuat dari stainlees steel. Setelah pemakaian, saringan tepung

langsung dicuci dan disikat dan dikeringkan. (Faridah dkk, 2008 : 107).

Gambar. 4.1.5.1
Saringan tepung

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.5.2 Duster sugar/penabur gula

Duster sugar digunakan untuk menabur gula halus/icing sugar dan bubuk

coklat. Alat ini terbuat dari bahan stainlees steel. (Faridah dkk, 2008 : 107).

4.1.5.3 Sieves

Sieves terbuat dari kasa halus dan berbingkai dan sieves tidak memiliki gagang

untuk pegangan. Alat ini digunakan untuk menyaring tepung ataupun coklat dan

digunakan untuk menyaring bahan yang sedikit. (Faridah dkk, 2008 : 108).

Universitas Sumatera Utara


46

Gambar. 4.1.5.3
Sieve s

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.6 Wadah membakar

Section pastry kitchen memiliki wadah membakar seperti sandwich form, loyang

datar, wire cooling rack, cetakan pancake, cetakan waffel dan loyang muffin.

Penggunaan wadah membakar di pastry kitchen digunakan untuk keperluan umum

seperti mengolah menu breakfast, lunch, dinner dan acara lainya.

4.1.6.1 Sandwich form

Sandwich form digunakan untuk membuat roti tawar, gandum, dan roti untuk

sandwich. Sandwich form dilengkapi dengan alat penutup. Alat ini tersedia berbagai

ukuran dari ukuran kecil hingga besar. Ketika memakai sandwich form pertama

Loyang dioles dengan butter/mentega hingga butter mengenai seluruh bagian

Loyang. Selanjutnya tutup Loyang diolesi dengan butter/mentega juga agar adonan

tidak lengket ditutup loyang Alat ini setelah digunakan dicuci bersih dan disikat agar

butter/mentega tidak lengket di loyang kemudian dikeringkan dan disimpan di rak

penyimpanan Loyang. (Faridah dkk, 2008 : 118)

Universitas Sumatera Utara


47

Gambar. 4.1.6.1
Sandwich Form

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.6.2 Loyang datar

Loyang datar digunakan untuk membakar adonan baik berbenuk lembaran

maupun roti. (Faridah dkk, 2008 : 119)

Gambar. 4.1.6.2
Loyang datar

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.6.3 Wire cooling rack

Wire cooling rack digunakan untuk mendinginkan kue yang matang yang baru

dikeluarkan dari oven. Alat ini terbuat dari aluminium/stainless steel dengan

bermacam bentuk seperti persegi atau lingkaran. Penggunaan Wire cooling rack

yaitu dengan meletakkan pada meja kerja/datar. Setelah selesai pemakaian alat ini

dicuci dengan sabun agar minyaknya tidak lengket. (Faridah dkk, 2008 : 119).

Universitas Sumatera Utara


48

Gambar. 4.1.6.3
Wite cooling rack

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.6.4 Cetakan pancake

Cetakan pancake bentuknya bulat yang digunakan untuk mencetak pancake. Alat

ini ada yang menggunakan sistem manual dan ada yang menggunakan energi listrik.

Penggunaan cetakan menggunakan energi listrik yaitu cetakan dibiarkan hingga

panas. Cara melihat cetakan sudah panas dengan mengolesi loyang dengan butter,

jika ada buih dari butter dan butter mencair maka cetakan sudah panas. Jika cetakan

sudah panas dapat dituang adonan pancake sesuai yang diinginkan bisa besar dan bisa

kecil. Setelah panas, kabel loyang dicabut agar pancake tidak gosong karena panas

yang tinggi. Lalu setelah selesai digunakan, alat ini dielap dan dibersihkan. (Faridah

dkk, 2008 : 120).

Gambar. 4.1.6.4
Cetakan pancake

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


49

4.1.6.5 Cetakan waffel

Alat ini bentuknya bermacam – macam ada yang berbentuk persegi, bulat, dan

ada juga yang berbentuk love, di mana dalam satu loyang dibagi menjadi 2 wafel

kecil. Alat ini ada yang masih manual dan ada juga yang menggunakan listrik.

Loyang yang menggunakan listrik jika ingin dipakai terlebih dahulu dipanaskan agar

ketika menuangkan adonan, adonan yang dihasilkan tidak bantat. Loyang setelah

panas diolesi dengan butter/mentega agar tidak lengket dan ditutup sebentar. Lalu

dibuka dan lihat warnanya jika sudah berwarna kecoklatan, adonan diangkat tetapi

jika masih putih, adoanan ditutup lagi sebentar. Jika penggunaan Loyang sudah

selasai, Loyang dielap hingga bersih agar adoanan yang tumpah tidak lengket di

loyang. (Faridah dkk, 2008 : 120).

Gambar. 4.1.6.5
Cetakan waffel

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.6.6 Loyang muffin

Loyang ini berbentuk bulat dengan bermacam ukuran ada yang kecil dan ada

yang besar. Loyang jika dipakai untuk membuat muffin sebaiknya dialasi dengan

cetakan muffin kertas agar mudah dikeluarkan jika sudah matang. Setelah selesai

Universitas Sumatera Utara


50

pemakaian, alat ini dicuci bersih dengan air sabun. Kemudian loyang dikeringkan dan

disimpan di bawah meja kerja. (Faridah dkk, 2008 : 121).

Gambar. 4.16.6
Loyang muffin

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.7 Peralatan dekorasi dan candy

Section pastry kitchen memiliki peralatan dekorasi dan candy seperti spatula,

turn table, paping bag, aneka spuit dan cetakan candy. Penggunaan peralatan

dekorasi dan candy di pastry kitchen biasanya digunakan untuk keperluan umum

seperti mengolah menu breakfast, lunch, dinner dan untuk acara – acara lainya.

4.1.7.1 Spatula

Spatula berbeda dengan ruber spatula yang digunakan untuk mengeruk adonan

yang lengket di mangkuk, spatula terbuat dari metal digunakan untuk mendekorasi

kue dari buttercream ataupun membuat tekstur kue. Spatula dibagi 2 yaitu palette

spatula dan knee spatula. Pallete spatula digunakan untuk meratakan, memoles dan

melapisi bahan seperti cream, buttercream dan coklat. Alat ini terbuat dari bahan

stainless dengan gagang terbuat dari kayu dan ada juga terbuat dari plastik. Knee

pallete keguanaannya sama dengan pallete spatula namun bentuknya yang menyiku

memudahkan saat meratakan cream/adonan lunak. Setelah digunakan, spatula dicuci

Universitas Sumatera Utara


51

bersih dengan menyikat dengan sabun lalu dikeringkan kemudian disimpan di wadah

penyimpanan spatula. (Faridah dkk, 2008 : 123).

Gambar. 4.1.7.1
Pallete spatula

Sumber : Simangunsong, 2019

Gambar. 4.1.7.1
Knee pallete

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.7.2 Turn table

Turn table berfungsi untuk tempat produk patiseri yang sedang dihias dan juga

menjadi tempat patiseri yang telah dihias. Setelah pemakain turn table dielap dengan

kain basah, hingga tidak ada sisa cream yang menempel di turn table lalu disimpan di

bawah meja kerja. (Faridah dkk, 2008 : 123).

Universitas Sumatera Utara


52

Gambar. 4.1.7.2
Turn table

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.7.3 Paping bag

Bentuk paping bag seperti kantong digunakan untuk menghias kue, membuat

tulisan (seperti tulisan selamat ulang tahun), menyemprotkan fiiling (isian untuk

adonan) ke aneka kue sus, roti, muffin, donat dan lainnya. Paping bag banyak dijual

di toko. Paping bag siap pakai dibeli di toko kue yang terbuat dari bahan plastik.

Paping bag juga dapat dibuat sendiri. Usaha pemeliharaan paping bag yang terbuat

dari plastik setelah dipakai sebaiknya dicuci dengan air sabun hangat lalu

dikeringkan. Jika paping bag terbuat dari kertas ataupun plastik di mana penggunaan

sekali pakai langsung buang. (Faridah dkk, 2008 : 124).

Gambar. 4.1.7.3
Paping bag

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


53

4.1.7.4 Aneka spuit

Spuit/decorating tip adalah besi kecil berbentuk kerucut diletakkan diujung

plastik segitiga/paping bag untuk membentuk buttercream dan juga untuk

menghasilkan bentuk adonan yang beraneka bentuk. Ketika adonan disemprot

melalui spuit, adonan berbentuk sesuai dengan bentuk mata spuit yang digunakan.

Setelah pemakaian spuit, spuit direndam dengan air sabun hangat lalu disikat

kemudian di keringkan dan disimpan di box spuit. (Faridah dkk, 2008 : 124).

Gambar. 4.1.7.4
Aneka spuit

Sumber : Simangunsong, 2019

4.1.7.5 Cetakan candy

Alat ini digunkan untuk mencetak candy/permen dan coklat. Alat ini memiliki

bermacam bentuk seperti bentuk datar polos, bentuk beruang, bentuk mawar dan

lainnya. (Faridah dkk, 2008 : 128).

Gambar. 4.1.7.5
Cetakan candy

Sumber : Simangunsong, 2019

Universitas Sumatera Utara


54

4.2 SOP Utensil di Pastry Kitchen Hotel Aryaduta Medan

SOP adalah suatu rangkaian yang berisikan prosedur kerja yang harus dilakukan

secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tujuan

agar memperoleh hasil kerja yang efektif. Adapun SOP penggunaan utensil

mencakup tentang jenis – jenis utensil yang digunakan sesuai dengan fungsi dan

kegunaan utensil, kebersihan utensil serta penyimpanan utensil. SOP utensil perlu

diketahui dan dipahami oleh staff sehingga menghasilkan produk yang berkualitas

dan juga pelayanan yang memuaskan.

SOP utensil di pastry kitchen terbagi menjadi beberapa bagian seperti alat

pemotong. Alat pemotong dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagaian seperti:

1. Pisau

SOP pisau di pastry kitchen memiliki ketentuan pewarnaan/color code yaitu

pisau berwarna hitam.

2. Pisau pengiris roti

SOP pisau pengiris roti yaitu ujung pisau harus bergerigi.

3. Talenan

SOP talenan di pastry kitchen memiliki ketentuan jenis pewarnaan/color code

yaitu talenan berwarna putih.

4. Pastry wheel cutter

Alat ini digunakan untuk mengolah produk roti seperti pizza, croissant dan

danish.

Universitas Sumatera Utara


55

5. Dough cutter

Alat ini diigunakan untuk mengeruk, membersihkan adonan yang tersisa di

permukaan datar dan juga untuk membagi adonan.

Berdasarkan SOP alat pemotong, penulis melihat di lapangan bahwa staff

menggunakan pisau berwarna coklat yang seharusnya digunakan untuk memotong

daging yang matang, namun kenyataan di lapangan staff pastry menggunakan pisau

coklat untuk memotong puding. Selain itu, penulis juga melihat staff menggunakan

pisau koki warna hitam untuk memotong pizza, di mana menurut SOP alat memotong

pizza bukan pisau melainkan pastry wheel cutter. Adapun masalah lain yang terjadi di

pastry kitchen yaitu penyalahgunaan talenan. Penyalahgunaan talenan yang terjadi

yaitu staff menggunakan talenan berwarna coklat yang digunakan untuk alas

memotong roti.

Selanjutnya adalah alat pengukur dan penimbang. Alat pengukur dan

penimbang terdiri dari:

1. Gelas Ukur

Alat yang digunakan untuk mengukur air dan minyak. Adapun SOP gelas

ukur di pastry kitchen yaitu gelas ukur berskala 5 L.

2. Timbangan digital

Alat yang digunakan untuk menimbang tepung, gula, butter, dan lainnya. SOP

timbangan di pastry kitchen yaitu menggunakan timbangan berkapasitas 5 kg.

3. Scoop es cream

Alat ini digunakan untuk mengscoop es cream. SOP scoop es cream di pastry

kitchen yaitu scoop es cream yang mempunyai pegas.

Universitas Sumatera Utara


56

4. Changeable divider with wheel

Alat ini digunakan untuk membagi adonan/kue agar sama rata.

Sewaktu penulis melakukan pkl, penulis melihat staff menggunakan timbangan

dari section main kitchen untuk menimbang tepung, di mana timbangan section main

kitchen berkapasitas 2 kg. Hal ini menyebabkan ketika staff menimbang bahan

pembuatan roti ataupun cake diperlukan waktu lama untuk menimbang bahan yang

banyak dan juga penggunaan timbangan section main kitchen di mana skala ukuran

timbangan error jika kapasitas timbangan hampir 2 kg sehingga staff menimbang

ulang bahan agar hasil produk tidak rusak. Selain itu, penulis juga melihat ketika

membuat pizza staff memakai salah satu scoop es cream untuk menuang saus pizza

yang mana akan mengakibatkan kontaminasi aroma dari sisa produk saus pizza ke

produk es cream dan memerlukan waktu lama untuk proses penyucian scoop.

Setelah alat pengukur dan penimbang, yang ketiga adalah alat mencampur dan

mengistirahatkan. Alat mencampur dan alat mengistirahatkan terdiri dari

1. Mangkuk

Alat ini digunakan untuk mencampur bahan dan menempatkan bahan.

Mangguk yang ada di pastry kitchen terdiri dari berbagai ukuran ada ukuran kecil

dan ada ukuran besar. Mangkuk kecil digunakan untuk mencampur bahan dengan

jumlah sedikit sedangkan mangkuk besar digunakan untuk mencampur bahan

dengan jumlah yang banyak.

2. Whisk

Alat ini digunakan untuk mengaduk telur atau krim. Balloon whisk digunakan

untuk untuk mengadukk telur, whipped cream dan mencampur tepung. French

Universitas Sumatera Utara


57

whisk digunakan untuk mengaduk/mencampur bahan berat seperti saus dan

adonan pancake dan waffle.

3. Mixer

Alat ini digunakan untuk mengaduk telur, adonan tepung dan butter/mentega.

Mixer di pastry kitchen terdiri dari 3 mixer dari ukuran kecil, ukuran sedang

hingga ukuran besar. Mixer berkuran kecil digunakan untuk mengaduk adonan

yang berkapasitas kecil seperti membuat topping coffe bun. Mixer sedang dan

besar digunakan untuk mengaduk adoan kue dan roti dengan jumlah banyak

seperti membuat butter cake, brownies, adonan roti dan lainnya.

4. Ruber spatula

Alat ini digunakan untuk mengeruk sisa adonan yang lunak dan mengumpulkan

adonan yang lunak. Ruber spatula panas dapat digunakan untuk mengaduk

makanan dengan suhu yang tinggi sedangkan ruber spatula biasa tidak dapat

digunakan untuk mengaduk makanan pada suhu yang tinggi. Ruber spatula di

pastry masih menggunakan ruber spatula biasa.

Berdasarkan SOP alat mencampur dan mengistirahatkan di pastry adalah baloon

whisk. Ballon whisk section pastry yang tersedia hanya satu. Sewaktu penulis

melakukan pkl, penulis melihat staff meminjam whisk dari section cold kichen untuk

membuat bread butter pudding. Penggunaan whisk dari section lain untuk mengolah

produk pastry akan menyebabkan terkontaminasi aroma dari produk sebelumnya dan

juga memakan waktu untuk meminjam whisk ke section lain. Selain itu penulis juga

melihat staff menggunakan spatula biasa untuk memasak selai. Ketika mengaduk

Universitas Sumatera Utara


58

selai menggunakan spatula biasa, spatula lama kelamaan menjadi meleleh karna

terkena suhu panas yang tinggi.

Selanjutnya yang keempat adalah alat penunjang lain. Alat penunjang lain di

pastry kitchen terdiri dari

1. Pastry brush

Pastry brush digunakan untuk mengoles air, telur dan mentega. SOP

penggunaan utensil di pastry kitchen yaitu pastry brush hanya tersedia satu.

2. Rolling pin

Rolling pin digunakan untuk menipiskan atau meratakan adonan.

3. Grater/parutan

Grater digunakan untuk memarut. Grater di pastry kitchen hanya satu dan

dipakai untuk memarut berbagai jenis makanan dan buahan seperti mentimun,

keju, apel dan coklat.

4. Docker roller

Alat ini digunakan untuk memberi lubang pada adonan.

5. Bottle opener

Alat ini digunakan untuk mebuka/melepaskan tutup botol.

Selanjutnya yang kelima adalah alat penyaring. Alat penyaring di pastry kitchen

terdiri dari

1. Saringan tepung

Alat ini digunakan untuk menyaring tepung, gula halus dan bubuk coklat.

2. Penabur gula

Alat ini digunakan untuk menabur gula halus/icing sugar dan bubuk coklat.

Universitas Sumatera Utara


59

3. Sieves

Alat yang digunakan untuk menyaring tepung ataupun coklat dan digunakan

untuk menyaring bahan yang sedikit.

Kemudian yang keenam adalah wadah membakar. Wadah membakar terdiri

dari beberapa bagian seperti

1. Sandwich form

Alat ini digunakan untuk membuat roti tawar dan roti gandum. SOP sandwich

form yaitu ukuran besar untuk membuat roti tawar sedangkan ukuran sedang

untuk membuat roti gandum.

2. Loyang datar

Loyang datar digunakan untuk membakar adonan baik berbentuk lembaran

maupun bentuk roti.

3. Wire cooling rack

Wire cooling rack digunakan untuk mendinginkan kue yang matang yang baru

dikeluarkan dari oven. SOP wire cooling rack di pastry kitchen yaitu berbentuk

persegi.

4. Cetakan pancake

Alat ini digunakan untuk mencetak pancake. Cetakan pancake di pastry sudah

menggunakan energi listrik.

5. Cetakan Waffel

Alat ini digunakan untuk membuat waffle. Cetakan waffel di pastry kitchen

sudah menggunakan energi listrik.

Universitas Sumatera Utara


60

6. Loyang muffin

Alat ini digunakan untuk mencetak muffin.

Terakhir adalah peralatan dekorasi dan candy. Peralatan dekorasi dan candy

dibagi menjadi beberapa bagian seperti

1. Spatula

Alat ini digunakan untuk mendekorasi kue dari buttercream ataupun membuat

tekstur kue. Palette spatula digunakan untuk meratakan, memoles dan melapisi

bahan dengan buttecream, cream dan coklat. Knee spatula digunakan untuk

memudahkan saat meratakan karena bentuk yang menyiku.

2. Turn table

Alat ini berfungsi untuk tempat produk petiseri yang sedang dihias dan juga

menjadi tempat patiseri yang telah dihias.

3. Paping bag

Paping bag digunakan untuk menghias kue, membuat tulisan, dan

menyemprotkan aneka filling (isian untuk adonan) ke kue sus, donat, roti dan

muffin. Paping bag di pastry kitchen menggunakan paping bag plastik yang sekali

pakai.

4. Aneka spuit

Alat ini digunakan untuk membentuk buttercream dan membentuk aneka

bentuk hiasan

Universitas Sumatera Utara


61

5. Cetakan Candy

Alat ini digunakan untuk mencetak candy/permen dan coklat. Bentuk cetakan

candy di pastry kitchen ada yang bentuk bulat polos, persegi dan ada yang

berbentuk beruang.

SOP pembersihan utensil di section pastry masih terdapat kendala yaitu

pembersihan utensil yang dilakukan hanya pada waktu tertentu dan pengggunaan

tertentu atau tidak ada pembersihan secara rutin seperti pastry wheel cutter,

timbangan digital, balloon whisk, mangkuk. Sedangkan SOP penyimpanan utensil

masih tidak baik karena tidak adanya pengawasan terhadap penyimpanan utensil di

pastry kitchen seperti pisau koki, balloon whisk, pisau pengiris roti sehingga adanya

utensil yang hilang atau berpindah ke section lain.

4.3 Hubungan SOP Utensil Terhadap Kinerja Staff di Pastry Kitchen Hotel

Aryaduta Medan

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian staff terhadap

pelaksanaan suatu program/pekerjaan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Staff harus mengetahui pemahaman yang jelas mengenai apa yang akan dikerjakan

dan bagaimana mengerjakan pekerjaan mereka.

Adapun kriteria kinerja staff yang baik adalah

1. Staff mampu menghasilkan produk yang diingikan tamu/konsumen sesuai

dengan waktu yang dijanjikan.

2. Menghindari produk cacat ataupun rusak.

3. Staff harus memberikan pelayanan yang baik seperti mampu menjelaskan

Universitas Sumatera Utara


62

produk yang dijual kepada tamu/pelanggan.

4. Pelanggan puas dengan kualitas produk/layanan yang diberikan oleh staff.

5. Mampu memenuhi orderan tamu sesuai yang diingkan tamu

6. Mampu menghasilkan menu baru yang dapat menarik minat tamu/konsumen

untuk membeli produk.

7. Ketersediaan utensil yang memadai dengan jumlah staff yang ada di pastry

kitchen.

Adapun hubungan antara SOP penggunaan utensil terhadap peningkatan kinerja

staff adalah semakin lengkap ketersediaan peralatan dalam section pastry maka akan

semakin baik juga kinerja dari staff. Hal ini disebabkan karena para staff tidak lagi

meminjam utensil dari section lain yang menyebakan efisiensi kerja yang lebih baik

sehingga menghasilkan produk berkualitas dan penyajian produk yang dihasilkan

sesuai dengan target dan waktu yang ditentukan. Selanjutnya yaitu penggunaan

utensil yang sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan akan menghasilkan produk

yang berkualitas dan juga akan meningkatkan kepuasan konsumen baik dari kepuasan

produk yang didapatkan serta kepuasan dari waktu penyajian produk yang dibeli.

Hubungan yang lain yaitu dari segi pembersihan utensil, apabila utensil di pastry

kitchen dilakukan pembersihan utensil secara rutin maka produk yang dihasilkan akan

memiliki kualitas yang baik Selanjutnya pada bagian penyimpanan utensil, jika

terdapat pengawasan yang baik terhadap penyimpanan utensil maka peralatan pastry

tidak akan hilang/pindah ke section lain. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa

kinerja staff akan meningkat apabila pekerjaannya sesuai dengan SOP yang

ditetapkan, utensil yang digunakan harus jumlahnya memadai dengan staff yang ada

Universitas Sumatera Utara


63

di pastry kitchen dan juga menerapkan pembersihan dan penyimpanan utensil yang

baik.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan maka penulis menarik

kesimpulan bahwa SOP penggunaan utensil sangat mempengaruhi kinerja dari para

staff. Jadi semakin baik kinerja dari para staff yang ada di pastry kitchen maka

pelanggan akan semakin puas terhadap produk yang didapatkan ataupun yang

dibelinya. Sebaliknya apabila SOP penggunaan utensil tidak diterapkan dengan baik

maka kinerja staff akan buruk dan menyebabkan adanya complain/keluhan dari tamu.

5.2 Saran

Pada bagian ini penulis menuliskan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai

bahan masukan bagi hotel maupun para staff pastry kitchen department itu sendiri,

adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya pihak hotel mengadakan evaluasi kinerja dari para staff untuk memicu

semangat kerja dari para staff.

2. Karyawan harus menerapkan rasa cinta dan kepedulian terhadap peralatan yang

ada di section.

3. Diharapkan pihak hotel memberikan perhatian terhadap ketersediaan utensil di

pastry kitchen.

64

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ekotama, Suryono. 2010. Cara Gampang Bikin StandardOperating Procedure.


Yogyakarta: Media Pressindo.

Ermanis dkk. 1999. Pengelolaan Makanan. Bandung: Angkasa.

Faridah, Anni dkk. 2008. Patiseri. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.

Gisslen, Wayne. 2016. Essential Of Professional Cooking. United States Of America:


Library of Congress Cataloging.

Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama.


Yogyakarta : Bpfe Yogyakarta.

Moeheriono. 2012. Perencanaan, Aplikasi, dan Pengembangan Indikator Kinerja


Utama (IKU). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

PH, Bartono dan Ruffino. 2005. Food Product Management di Hotel dan Restoran.
Yogyakarta: Andi.

Rifka. 2017. Tata Boga Dasar untuk Pembelajaran SMK. Yogyakarta: Indopublika.

Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.

Sulastiyono, Agus. 1999. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai