Anda di halaman 1dari 72

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Manajemen Kertas Karya Diploma (Kesekretariatan)

2016

Prosedur Pelayanan Terhadap


Konsumen pada PT Sarimelati
Kencana (Pizza Hut Indonesia)

Girsang, Essy Victoria Gianita


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13805
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
TUGAS AKHIR

PROSEDUR PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN


PADA PT SARIMELATI KENCANA
(PIZZA HUT INDONESIA)

OLEH:

ESSY VICTORIA GIANITA GIRSANG


132103070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : ESSY VICTORIA GIANITA GIRSANG


NIM : 132103070
PROGRAM STUDI : DIII KESEKRETARIATAN
JUDUL : PROSEDUR PELAYANAN TERHADAP
KONSUMEN PADA PT SARIMELATI KENCANA
(PIZZA HUT INDONESIA

Tanggal: Juli 2016 Ketua Program Studi D III Kesekretariatan

(Dr. Beby KarinaFawzeea Sembiring, SE, M.Si)


NIP. 19741012 200003 2 003

Tanggal: Juli 2016 Dekan

(Prof. Dr. Ramli, SE, MS)


NIP. 19580602 198803 1 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ESSY VICTORIA GIANITA GIRSANG


NIM : 132103070
PROGRAM STUDI : DIII KESEKRETARIATAN
JUDUL : PROSEDUR PELAYANAN TERHADAP
KONSUMEN PADA PT SARIMELATI KENCANA
(PIZZA HUT INDONESIA

Medan, Juli 2016


Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si


NIP. 19510213 198303 2 002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada program

studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PROSEDUR

PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN PADA PT SARIMELATI

KENCANA (PIZZA HUT INDONESIA)”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna

baik dari segi pembahasan maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan Tugas Akhir ini. Selama perkuliahan hingga selesainya Tugas

Akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan moril maupun materil dari

berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Ketua Program

Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Ibu Magdalena Linda Sibarani SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini tepat waktu.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sumatera Utara.

7. Ibu Delima sebagai salah satu HRD Pizza Hut Medan dan Kak Unida

Magdalena sebagai salah satu staff di Pizza Hut Thamrin Plaza Medan yang

telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Seluruh responden yang telah menyediakan waktunya untuk membantu

penulis menjawab pertanyaan dalam bentuk kuesioner.

9. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan kasihi, Bapak Arahma

Girsang dan Ibu Rode Sitepu yang senantiasa mendoakan penulis dan terus

memberikan semangat sebagai wujud cinta kasihnya kepada penulis dan

yang telah banyak berkonstribusi dalam hal doa, dana dan daya kepada

penulis.

10. Kedua saudara kandung penulis, kakak dan abang yang penulis kasihi,

Audra Elouissie Stephanie Girsang dan Yosaphat Eka Nugraha Girsang

yang selalu siap membantu penulis dan terus memberikan semangat kepada

penulis.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11. Sahabat-sahabat penulis selama menjalani perkuliahan (Mega Silaban,

Novita Simanjuntak, Irma Sitepu) yang sudah seperti saudara bagi penulis,

yang selalu saling mendukung.

12. Sahabat-sahabat penulis sejak dari Sekolah Menengah Umum (Andrena

Simanjuntak, Ivana Sidabutar, Febryola Simanjuntak, Yuni Sitorus) yang

selalu mendukung penulis dalam banyak hal.

13. Kelompok saling membangun (KESAN) Secondmile di Gereja Kristen

Perjanjian Baru Masa Depan Cerah Medan yang selalu mendoakan penulis

dan terus memberikan dukungan kepada penulis.

14. Seluruh teman-teman D-III Kesekretariatan 2013 terkhususnya Grup B

yang saling mendukung satu sama lain.

15. Seluruh keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam hal dana dan

doa agar penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, besar harapan penulis agar Tugas Akhir ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan pembacanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat dan karuniaNya.

Medan, Juli 2016

Penulis,

Essy Victoria Gianita Girsang

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

E. Sistematika Penelitian ....................................................................... 8

F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 8

BAB II PROFIL INSTANSI ...................................................................... 10

A. Sejarah PT. Sarimelati Kencana ........................................................ 10

B. Visi, Misi, Nilai, dan Budaya Perusahaan......................................... 12

C. Logo Perusahaan ............................................................................... 14

D. Struktur Organisasi ........................................................................... 15

E. Job Description ................................................................................. 16

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 20

A. Pengertian Bisnis............................................................................... 20

B. Restoran ............................................................................................ 21

1. Pengertian Restoran .................................................................... 21

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Sistem Pelayanan Restoran ......................................................... 22

3. Jenis-jenis Restoran..................................................................... 24

C. Manajemen Pelayanan ...................................................................... 26

D. Pengertian Konsumen ....................................................................... 29

E. Kepuasan Konsumen ......................................................................... 32

1. Kepuasan Konsumen Menurut Para Ahli .................................... 32

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen .......... 33

F. Pelayanan Terhadap Konsumen ........................................................ 35

G. Pelayanan PT. Sarimelati Kencana ................................................... 42

H. Hasil Olahan Kuesioner .................................................................... 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 50

A. Kesimpulan ....................................................................................... 50

B. Saran.................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Sistematika Penelitian ................................................................... 8

Tabel 3.1 Harapan Pelanggan Berdasarkan Value Hierarchy....................... 31

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo Pizza Hut .......................................................................... 14

Gambar 2.2 Logo Pizza Hut Delivery ........................................................... 14

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Sarimelati Kencana............................. 16

Gambar 2.4 Struktur Operations Pizza Hut .................................................. 19

Gambar 3.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan ................................................... 38

Gambar 3.2 Desain Interior Restoran Pizza Hut ........................................... 42

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner

Lampiran 2 Hasil Olahan Kuesioner

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman globalisasi menjadikan persaingan di dunia bisnis semakin hari

semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti. Meningkatnya teknologi digital

seperti internet, konsumen yang semakin terinformasi dewasa ini mengharapkan

perusahaan melakukan lebih terhadap pelanggan, lebih dari sekadar memuaskan,

dan bahkan lebih dari sekadar menyenangkan pelanggan. Misalnya dalam

berbelanja online, pelanggan sekarang memiliki sarana yang cepat dan mudah

untuk melakukan perbandingan satu situs internet dengan situs internet yang lain.

Internet juga memfasilitasi komunikasi antara pelanggan dalam berbagi informasi

tentang pengalaman mereka dalam menggunakan berbagai produk dan jasa

(Kotler & Keller, 2009:173).

Perusahaan dituntut untuk dapat inovatif dan kreatif dalam membangun

bisnis agar dapat memberikan perbedaan yang menjadi nilai tambah (value added)

dibandingkan dengan perusahaan pesaing sehingga perusahaan mendapatkan

keuntungan. Selain untuk mendapatkan keuntungan (profit), tujuan bisnis lainnya

adalah bertumbuh dan berkembang (growth), serta bertahan (survival). Agar

perusahaan dapat tetap bertahan, perusahaan dituntut untuk memahami keinginan

konsumen sehingga tercipta kepuasan pelanggan.

Untuk dapat memahami keinginan konsumen, sebuah perusahaan harus

memiliki manajemen pemasaran yang baik. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika

(Kotler & Keller, 2009:6), manajemen pemasaran adalah salah satu fungsi

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan

cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Kotler & Keller

(2009:6) melihat manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar

sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul. Peter Ducker, seorang ahli teori manajemen terkemuka, mengatakan

sebagai berikut: Orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan

penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan

hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami

pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan

dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya

menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang

dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa tersebut.

Salah satu tugas dari manajemen pemasaran adalah berhubungan dengan

pelanggan. Dalam berhubungan langsung dengan pelanggan, seorang pemasar

harus mampu menciptakan nilai terbaik dari pelanggan. Nilai yang dipikirkan

pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta

semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lainnya yang dipikirkan

(Kotler & Keller, 2009:173). Salah satu nilai yang dipikirkan pelanggan adalah

nilai pelayanan. Banyak perusahaan yang tidak memahami pengaruh layanan

pelanggan atau customer service terhadap usaha dan pekerjaannya, baik pengaruh

yang positif maupun yang negatif. Setiap peristiwa bertemunya antara manusia

yang satu dengan manusia yang lain dimana pun tempatnya dan apapun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

profesinya akan melibatkan aspek melayani, baik yang dilakukan secara sadar dan

langsung maupun yang dilakukan secara tidak sadar dan tidak langsung. Semua

bentuk hubungan antar manusia ada unsur melayani dan dilayani (Wood, 2009:1).

Secara sederhana, istilah pelayanan atau service mungkin bisa diartikan

sebagai “melakukan sesuatu bagi orang lain”. Akan tetapi tidaklah mudah mencari

padanan kata dalam bahasa Indonesia yang pas untuk istilah tersebut, yakni jasa,

layanan, dan servis. Sebagai jasa, service umumnya mencerminkan produk tidak

berwujud fisik (intangible) atau sektor industri spesifik, seperti pendidikan,

asuransi, kosntruksi. Sebagai layanan, istilah service menyiratkan segala sesuatu

yang dilakukan pihak tertentu kepada pihak lain, contohnya layanan pelanggan

atau customer service. Sementara itu, kata servis lebih mengacu konteks reparasi,

misalnya servis sepeda motor (Tjiptono, 2011:3).

Berkembangnya berbagai perspektif menyangkut definisi service

menunjukkan secara gamblang signifikansi dan dinamika peran service dalam

kancah perekonomian dunia. Hal ini dipicu oleh tiga faktor. Pertama,

pertumbuhan sektor jasa berlangsung pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Semakin hari, semakin banyak bermunculan jasa-jasa jenis baru dan inovatif.

Kedua, faktor layanan telah bertumbuh pesat sebagai diferensiator dan kunci

keunggulan bersaing. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara

efektif untuk melakukan diferensiasi dan positioning unik adalah melalui

perancangan dan penyampaian layanan spesifik. Hal ini berdampak pada strategi

bersaing perusahaan. Sebagai contoh, bisnis utama restoran bergeser dari sekedar

menyediakan menu hidangan (makanan dan minuman) untuk dijual, menjadi

usaha melayani dan memuaskan rasa lapar para pelanggan dengan disertai usaha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

menyediakan suasana yang nyaman bagi mereka dalam menyantap hidangan.

Ketiga, disadari atau tidak, setiap bisnis pada hakikatnya adalah bisnis

jasa/layanan (every business is a service business). Di dalam setiap organisasi,

misalnya, dikenal adanya istilah pelanggan internal (karyawan). Dengan kata lain,

setiap individu atau departemen berperan sebagai penyedia maupun penerima

layanan individu/departemen lainnya. Kualitas layanan yang diberikan kepada

pelanggan eksternal sangat tergantung pada kualitas relasi dan kerja sama

pelanggan internal. Oleh sebab itu, kepuasan dan loyalitas pelanggan eksternal

baru bisa terwujud secara efektif apabila kepuasan dan loyalitas pelanggan

internal tercipta (Tjiptono, 2011:5).

Pada dasarnya, saat seseorang menjalankan sebuah bisnis maka hal itu

adalah saat dimana seseorang tersebut sedang melayani orang lain. Perusahaan

berusaha memenuhi salah satu atau beberapa kebutuhan konsumen dan berharap

perbuatan tersebut mendapatkan respon yang positif. Sebaliknya, pelanggan

berharap diperlakukan dengan baik dan menyenangkan serta dilayani dengan

hormat. Karena perusahaan melayani pelanggan yang pada dasarnya memiliki

perasaan, memiliki standar nilai dan budi pekerti, maka hal terpenting dari apapun

yang perusahaan lakukan dalam bisnis adalah tentang bagaimana perusahaan

tersebut melakukannya. Apakah membuat perasaan pelanggan menjadi lebih

bahagia, lebih dihargai, diperhatikan dan dipedulikan, ataukah cenderung

membuat pelanggan menjadi marah, merasa diremehkan, direndahkan sehingga

membuat pelanggan menderita dan menyesal telah berbisnis dengan perusahaan.

Perusahaan sebagai penyedia layanan harus dapat memahami kebutuhan dasar

seorang pelanggan sebagai seorang manusia, seperti kebutuhan untuk dipahami,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

diterima, merasa penting dan berharga, serta kebutuhan untuk merasa nyaman

(Wood, 2009:2).

Mengapa perusahaan berkewajiban memberi kepuasan terhadap pelanggan?

Faktor terpenting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasan pelanggan.

Jika pelanggan tidak puas, pelanggan akan menghentikan bisnisnya dengan

perusahaan. Semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencapai mutu dan

memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama sekali jika perusahaan

tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan. Mutu dan pelayanan adalah sarana

untuk mencapai kepuasan dan ikatan. Tujuan keseluruhan bisnis bukanlah untuk

menghasilkan produk atau jasa yang bermutu, atau memberikan pelayanan yang

prima. Tujuan utama perusahaan adalah menghasilkan pelanggan yang puas dan

setia yang akan terus menjalin bisnis dengan perusahaan. Oleh karena itu,

memberikan mutu yang tinggi dan pelayanan prima adalah suatu keharusan

apabila perusahaan ingin mencapai tujuan utama: pelanggan yang puas dan setia

(Gerson, 2002:3).

Setiap orang pasti pernah merasakan sebuah pelayanan yang sangat baik dari

sebuah bisnis yang membuat begitu terkesan, dan berharap akan dapat

merasakannya lagi sesegera dan sesering mungkin. Sebaliknya, pasti ada juga

yang pernah mengalami sebuah pelayanan yang sangat buruk, bahkan saking

buruknya sampai membuat trauma dan membangkitkan amarah. Tetapi pada

umumnya, seseorang mengalami yang ditengah-tengah, pelayanan yang tidak

terlalu baik dan tapi juga tidak terlalu buruk. Pelayanan yang biasa-biasa saja atau

standar. Setiap bisnis yang menawarkan layanan pelanggan yang baik akan

memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses dan berkembang daripada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

yang tidak terlalu peduli pada layanan pelanggan. Setiap bisnis yang memiliki

komitemen yang jujur terhadap layanan pelanggan akan selalu memiliki barisan

pelanggan setia. Bisnis yang seperti ini akan berrtumbuh melalui promosi dari

mulut ke mulut, dan pelanggan akan tetap setia dalam suka dan duka.

Salah satu dari perusahaan yang memperhatikan pelayanan adalah PT.

Sarimelati Kencana yang menaungi Pizza Hut Indonesia, yaitu perusahaan yang

bergerak di bidang industri food & beverage (F&B). Pada era globalisasi sekarang

ini, industri/sektor jasa sudah semakin banyak dan terus berkembang. Hal ini

terlihat dengan munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, salah satunya adalah industri food &

beverage (F&B). Saat ini, banyak restoran baru yang muncul baik yang berskala

kecil maupun besar yang menyebabkan persaingan antar restoran menjadi

semakin ketat. Hal ini menyebabkan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan

dan menuntut harus semakin selektif di dalam menentukan pilihannya. Restoran

yang telah lama berdiri diharapkan dapat tetap eksis dan dapat mempertahankan

konsumennya. Banyaknya restoran yang bermunculan mengakibatkan persaingan

dalam bisnis restoran semakin ketat dalam mencapai kesuksesan dan dalam

mempertahankannya, terutama dalam menyampaikan jasa.

Untuk mencapai suatu keberhasilan, industri jasa harus memiliki

perencanaan yang strategis serta menerapkan kunci-kunci keberhasilan dalam

bisnis jasa agar menjadi suatu perusahaan jasa yang berhasil dan memiliki tempat

untuk diperhatikan konsumen. Pizza Hut yang merupakan restoran besar dan telah

membuka cabang di berbagai wilayah negara serta menjadi restoran pizza pertama

di Indonesia telah menjadikan pelayanan sebagai Standar Operasional Perusahaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

(SOP) sebagai kunci keberhasilan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.

Namun, tidak semua karyawan PT. Sarimelati Kencana melakukan pekerjaan

sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan sehingga masih banyak pelanggan

yang komplain terhadap pelayanan dari perusahaan ini. Oleh karena itu, pada

tugas akhir ini penulis akan membahas bagaimana prosedur pelayanan terhadap

konsumen pada PT. Sarimelati Kencana.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka rumusan

masalah dari Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana prosedur pelayanan terhadap

konsumen pada PT. Sarimelati Kencana?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui

bagaimana prosedur pelayanan terhadap konsumen pada PT. Sarimelati Kencana.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak yang Berkepentingan

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang

berhubungan dengan sekretaris terutama sebagai bahan referensi bagi

peneliti-peneliti lain yang tertarik pada objek yang sama.

2. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan bagi pengusaha dan karyawan yang bekerja di

bidang restoran untuk mengutamakan kualitas pelayanan demi kepuasan

pelanggan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

3. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik

secara teoritis maupun aplikasi.

E. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis membuat jadwal penelitian agar

waktu bisa diatur dengan baik sehingga penulisannya bisa diselesaikan tepat

waktu. Kegiatan dimulai dari pengajuan judul, meminta data dan kegiatan survey,

pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data dan pelaporan bimbingan untuk

penulisan Tugas Akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Sistematika Penelitian

NO KEGIATAN April Mei


IV I II III IV
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Penulisan
Sumber : Penulis (2016)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mengerjakan Tugas Akhir ini penulis membuat sistematika berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika

penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

BAB II : PROFIL INSTANSI

Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi, dan job description pada perusahaan.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi uraian teoritis mengenai prosedur pelayanan

terhadap konsumen pada PT Sarimelati Kencana.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran tentang

prosedur pelayanan terhadap konsumen pada PT. Sarimelati

Kencana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah PT Sarimelati Kencana

PT. Sarimelati Kencana yang lebih dikenal sebagai Pizza Hut merupakan

restoran berantai dan waralaba makan internasional berspesialisasi dalam pizza

yang didirikan pada 1958 oleh dua mahasiswa, Dan dan Frank Carney di Wichita,

Kansas yang kemudian dibeli oleh PepsiCo, Inc. pada 1977. Dari sebuah kedai

pizza kecil dan sederhana, Pizza Hut kian tumbuh menjadi jaringan restoran pizza

terbesar di seluruh dunia dengan lebih dari 5.600 restoran di 97 negara.

Pizza Hut membuka restoran pertamanya tahun 1984 di Gedung Djakarta

Theater, disusul Pizza Hut Pondok Indah pada tahun 1985 dan Pizza Hut Tebet

pada tahun 1987 di bawah naungan PT. Sarimelati Kencana. PT. Sarimelati

Kencana pertama kali berpusat di Djakarta Theater, kemudian pindah ke

Kemayoran. Hingga saat ini kantor pusat atau yang dikenal sebagai Support

Center bertempat di Gedung Graha Mustika Ratu, Jalan Gatot Subroto Kav. 100,

Jakarta. Tahun 2000, restoran Pizza Hut pertama kali dipindahkan ke Gedung

Cakrawala, hingga sekarang. Kini, Pizza Hut mempunyai lebih dari 200 restoran

yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Abepura.

Pizza Hut memperoleh sertifikat halal pada tahun 1997 oleh LPPOM MUI

setelah melalui pengujian ketat. Sertifikat ini dipertahankan dengan komitmen

untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan konsumen muslim.

Selain itu, PT. Sarimelati Kencana memperoleh juga sertifikat HACCP dan telah

menerapkan good manufacturing practices (GMP) dalam proses produksinya.

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

Restoran Pizza Hut memposisikan dirinya sebagai mid casual dining restaurant

terkemuka yang menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dan pizza terbaik

dengan harga terjangkau. Pizza Hut merupakan restoran yang melayani berbagai

pelayanan seperti dine in, take away, dan delivery service dengan tagline “Berbagi

Bersama di Pizza Hut”.

Setelah sukses dengan merk Pizza Hut yang telah ada di Indonesia serta

dilatarbelakangi life style masyarakat sekarang yang pada umumnya tidak ingin

kerepotan dalam memesan makanan ketika lapar dan tidak perlu menunggu lama

pesanan datang, maka pada tahun 2007 PT. Sarimelati Kencana memutuskan

untuk melakukan perluasan pada bidang usahanya dengan memperkenalkan Pizza

Hut Delivery (PHD). PHD pertama berdiri pada Oktober 2007 dengan fokus

pelayanan pada pesan antar (delivery) dan pesan bawa (take away). Dua jenis

pelayanan yang diberikan oleh PHD, membuat gerai PHD hanya memerlukan

tempat untuk membuat produk (kitchen) dan counter hanya untuk melayani pesan

bawa. Adapun tagline dari PHD yaitu “Ahlinya Delivery!”

Pada tahun 2015, PT. Sarimelati Kencana kembali membuat konsep baru

yakni dinamakan The Kitchen by Pizza Hut, yang pertama kali launching di

Pondok Indah Mall (PIM) 2. The Kitchen by Pizza Hut dibuat atas kebutuhan

konsumen yang ingin memesan makanannya dengan cepat, jadi tidak perlu

menunggu lama. Sesuai namanya, para konsumen dapat melihat langsung dapur,

dimana proses pembuatan pizza-nya berlangsung. Jadi ketika masuk ke lorong

antrian, para konsumen dapat melihat chef membuat pizza serta display pizza

yang sudah jadi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Perbedaan Pizza Hut, Pizza Hut Delivery (PHD), dan The Kitchen by Pizza

Hut (KPH) adalah dari konsep. Jika restoran Pizza Hut terfokus kepada pelanggan

yang ingin menikmati suasana di restoran bersama keluarga serta juga

menyediakan pesan bawa, PHD lebih kepada konsep baru dari Pizza Hut yang

terfokus dalam pesan antar dan bawa saja, dan KPH memiliki konsep restaurant

Pizza Hut express yang para konsumen tidak ingin menunggu lama untuk

menikmati pizza dengan cepat. Sistem operasional PHD dirancang khusus untuk

memenuhi layanan delivery yang cepat dan menjamin 30 menit sampai di tempat,

karena PHD tidak ada sarana santap di restoran. Sementara sistem restoran Pizza

Hut dirancang khusus untuk santap di restoran, maka itu layanan delivery Pizza

Hut tidak secepat PHD dan yang lebih cepat lagi adalah KPH yang bisa dinikmati

langsung pizzanya dalam satu menit.

B. Visi, Misi, Nilai, dan Budaya Perusahaan

Visi dan misi PT. Sarimelati Kencana dapat dirangkum menjadi satu

kalimat, yaitu, “To be Indonesia’s leading mid casual dining restauran, offering

great experience, and the best pizza meal at affordable value.” Yang artinya

menjadi yang terunggul pada tingkat restoran kelas menengah di Indonesia yang

dicapai melalui misi menawarkan kenyamanan suasanan yang terbaik dan

menyajikan pizza yang terbaik dengan harga yang terjangkau.

PT. Sarimelati Kencana memiliki nilai-nilai organisasi yang dijadikan

sebagai dasar dalam menjalankan organisasi serta membangun relasi dengan

pelanggan, mitra usaha dan pemegang saham, yaitu :

1. Integritas, yaitu jujur dalam berpikir dan bekerja, dapat dipercaya, tulus dan

bersikap profesional saat berhubungan dengan rekan kerja, pelanggan dan

para supplier.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

2. Keunggulan, yaitu melakukan pekerjaan lebih dari sekedar panggilan tugas

dan melakukan lebih dari apa yang diharapkan. Setiap personil harus

berjuang untuk perbaikan diri dan teliti dalam segala hal serta harus

menjalankan tugas dengan rela dan berani menghadapi segala tantangan

yang ada untuk mencapai standar yang tertinggi.

3. Pertumbuhan Usaha, yaitu mengembangkan diri dan memperoleh

keuntungan dengan cara menjadi “casual dining restaurant” yang terbaik.

Personil harus berjuang untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan,

berbagai ketrampilan dan belajar bersama dengan rekan kerja sehingga bisa

berkembang bersama, baik secara individu maupun organisasi.

4. Keuntungan, yaitu sedapat mungkin memberikan keuntungan kepada para

pemegang saham dengan pengawasan dan peningkatan usaha penjualan.

Budaya PT. Sarimelati Kencana :

a. Head artinya keinginan untuk terus belajar.

b. Hand artinya mengerjakan segala kesibukan dengan tangan anda.

c. Heart artinya semangat atau passion.

Dapat didefinisikan budaya perusahaan, yaitu :

Hati, pikiran, dan tindakan adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Bila hati

bersih dan pikiran benar yang melandasi setiap perbuatan, maka pasti kebahagiaan

akan datang kepada kita.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

C. Logo Perusahaan.

Sumber: HRD PT. Sarimelati Kencana (2016)

Gambar 2.1 Logo Pizza Hut

Sumber: HRD PT. Sarimelati Kencana (2016)

Gambar 2.2 LogoPizza Hut Delivery

Penggunaan warna pada logo pizza hut dan pizza hut delivery yaitu:

a. Merah : berpendirian, dinamis , dan percaya diri. Warna merah muda

menarik perhatian dan nafsu. Karena itu bisnis makanan banyak

menggunakan warna dominan merah karena dipercaya dapat

meningkatkan nafsu makan customer.

b. Putih (teks) : warna suci dan bersih, natural. Warna yang bisa dipadukan

dengan warna apapun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

D. Struktur Organisasi

CHIEF

SHARED PT SMK
DEPT

DEVELOPMENT PIZZA HUT PHD KPH

PURCHASING
MARKETING MARKETING MARKETING

COMMISSARY
OPERATIONS OPERATTIONS OPERATIONS

LOGISTICS
TRAINING TRAINING TRAINING

FINANCE
CUSTOMER CUSTOMER
SERVICE CENTER SERVICE CENTER
IT

HRD

QA

CSR

INTEGRITY EXCELLENT ORGANIZATIONAL GROWTH PROFITABILITY

Sumber: Divisi HRD PT. Sarimelati Kencana (2016)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Sarimelati Kencana (Sriboga Food Group)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

E. Job Description

a. Development

Development bertanggung jawab dalam menciptakan dan

mengembangkan produk baru maupun produk yang sudah ada.

Melakukan pengawasan kualitas produk guna untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan, menjamin kualitas produk yang dihasilkan sesuai

dengan persyaratan pelanggan.

b. Purchasing

Departemen ini bertanggung jawab dalam proses pembelian bahan

baku import maupun lokal serta menjamin konsistensi bahan baku dan

pemasoknya dengan spesifikasi yang sesuai.

c. Commisary

Mensuplai bahan baku yang diperlukan oleh outlet, seperti tepung, sosis,

dan lasagna. Commisary ini juga bisa disebut dengan internal supplier.

d. Logistic

Bertanggung jawab atas pengelolaan produk, mulai dari penerimaan,

penyimpanan, distribusi, pengiriman, alokasi dilingkup internal ataupun

eksternal.

e. Finance

Membuat laporan keuangan mengenai segala sesuatu kebutuhan

operasional dan membuat laporan salary karyawan PT. Sarimelati

Kencana.

f. Information technology (IT)

Departemen ini bertanggung jawab terhadap berlangsungnya kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

informasi baik secara internal maupun eksternal. Mengoperasikan dan

memelihara infrastruktur IT meliputi jaringan internet dan intranet,

server, data center serta pengembangan sistem layanan IT termasuk

pengembangan aplikasi sistem informasi.

g. Human Resource Development (HRD)

Departemen ini bertanggung jawab terhadap recruitment (penerimaan

tenaga kerja), penghembangan karyawan, sanksi karyawan., hubungan

idustrial, pemutusan hubungan kera (PHK), pengurusan biaya keuangan

seperti gaji karyawan dan pembiayaan pemeliharaan peralatan dan

gedung. HRD juga bertanggung jawab terhadap penjadwalan kegiatan

kantor dan pembuatan surat-surat yang berkaitan dengan pihak luar dan

aspek hukum serta perizinan yang berhubungan dengan perusahaan.

h. Quality Assurance (QA)

Departemen QA bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GMP (Good

Manufacturing Practices) dan HACCP (Hazard Analysis Critical

Control Point), penyusunan SOP. Selain itu QA melakukan pengawasan

terhadap sanitasi lingkungan restoran, peralatan, para karyawan dan

selalu melakukan evaluasi performance supplier dengan menjalankan

food safety dan quality system audit.

i. Corporate Social Responbility (CSR)

Staf CSR akan banyak berinteraksi dengan stakeholder untuk

mengkomunikasikan program yang dibuatnya. Selain kemampuan verbal,

staf CSR juga harus mampu berkomunikasi dalam bentuk tulisan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

j. Marketing

Departemen ini bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan

pemasaran dan penjualan produk-produk perusahaan di dalam

menentukan strategi pemasaran dalam pencapaian target penjualan,

menetapkan target-target penjualan dan terus membina hubungan baik

dengan konsumen, distributor maupun pihak agen periklanan.

k. Operations

Departemen yang bertanggung jawab atas proses produksi agar sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan yang akan dirasakan oleh tamu.

Melakukan proses administrasi keluar masuk bahan baku, mengendalikan

sistem di restoran, menjamin menu-menu yang dipresentasikan halal.

Dalam pelaksanaan tugasnya, departemen ini dibagi menjadi beberapa

tingkatan, antara lain :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Operation Manager

District Manager

Area Manager

Restaurant Manager

Asisstans Restaurant
Manager

Shift Leader

Crew (I, II, III)

PKWT

Part Time

Sumber: HRD PT. Sarimelati Kencana (2016)

Gambar 2.4 Struktur Operations Pizza Hut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang

atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Kata

bisnis dalam bahasa inggris adalah business dengan kata dasar busy yang berarti

“sibuk”, yaitu sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan

keuntungan dalam ruang lingkup individu, komunitas, ataupun masyarakat.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak

swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran

para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan

sesuai dengan waktu, usaha, atau capital yang mereka berikan. Namun tidak

semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi

pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis

seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan

dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok

orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis”

sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya – penggunaan singular kata

bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis,

dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang

paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21

penyedia barang dan jasa. Namun definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan

perdebatan hingga saat ini (Wikipedia, 2016).

Perusahaan sering mendefenisikan bisnis mereka dari segi produk: Mereka

dalam “bisnis mobil” atau dalam “bisnis pakaian”. Namun, Levitt berpendapat

bahwa definisi-definisi pasar tentang bisnis itu unggul terhadap definisi-definisi

produk. Sebuah bisnis harus dipandang sebagai proses pemuas pelanggan, bukan

proses memproduksi barang. Produk itu sementara, sedangkan kebutuhan dasar

dan kelompok pelanggan bertahan selamanya. Transportasi adalah satu

kebutuhan: kuda dan gerobak, mobil, rel kereta, dan penerbangan udara, serta truk

adalah produk yang memenuhi kebutuhan itu (Kotler & Keller, 2009:57).

B. Restoran

1. Pengertian Restoran

Restaurant berasal dari kata restaurer (perancis) yang artinya to restore atau

memperbaiki/memulihkan kondisi yang kurang baik. Arti lain adalah rest yang

artinya beristirahat dan taurant yang artinya bangunan tetap/permanen. Sehingga

artinya menjadi beristirahat di sebuah bangunan tetap. Adapun kegiatan utama di

restoran adalah Food, Beverage, and Service. Adapun restoran bertujuan untuk

Guest Satisfactory (kepuasan pada tamu) dan profitable (keuntungan).

Menurut Suarthana (2006:23) restoran adalah: ”tempat usaha yang komersial

yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman

untuk umum di tempat usahanya”. Sedangkan menurut Sihite (2000:16) restoran

adalah: “suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi tamu yang akan

mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi, siang, ataupun

malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang

disediakan di restoran itu”.

2. Sistem Pelayanan Restoran

Restoran merupakan salah satu bagian dari F & B Department yang

bertanggung jawab atas segala kegiatan penjualan makanan dan minuman serta

dalam penjualan jasa pelayanannya kepada tamu. Suatu restoran haruslah

professional dalam memberikan pelayanan terhadap para tamu, dimana yang

berasal dari berbagai negara, serta memiliki cara, budaya atau karakter yang

berbeda terhadap makanan. Oleh sebab itulah ada beberapa sistem pelayanan yang

sesuai dengan jenis restoran yang dimiliki. Menurut Arnawa (1999:25), secara

umum sistem pelayanan di restoran dapat dibedakan menjadi lima, yaitu :

a. American Service/Plate Service

Sistem ini merupakan sistem paling praktis diantara sistem yang ada,

terutama jika dilihat dari kecepatan pelayanan dan cara penyajiannya,

dimana makanan telah siap di piring dari dapur dan langsung disuguhkan

ke tamu. Biasanya pelayanan jenis ini diterapkan di restoran non formal,

seperti : Coffee Shop, Banquet, dan Snack Bar.

b. Russian Service/Platter Service

Dalam sistem penyajian makanan ini, makanan sepenuhnya telah

disiapkan dari dapur dan diatur secara rapi di atas pinggan (plater) oleh

bagian dapur. Platter tersebut selanjutnya dibawa ke restoran oleh seorang

pramusaji yang kemudian langsung menyajikannya ke piring tamu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

c. French Service/Gueridon Service

Cara pelayanan ini menggunakan pinggan khusus (plater) dan alat panas,

serta makanan diracik diatas meja kecil (gueridon) di hadapan tamu.Oleh

karena itu dibutuhkan seorang pramusaji yang khusus yang disebut Chef

de Rang dan Comis de Rang. Mereka bekerja bersama-sama dengan

tanggung jawab yang berbeda. Di Eropa, pelayanan ini tergolong

pelayanan mewah.

d. Buffet Service (Prasmanan)

Sistem pelayanan ini makin popular dalam ruang makan, dimana dengan

cara ini para tamu diperkenankan mengambil dan memilih makanan

sendiri yang telah diatur diatas meja buffet. Tetapi pada buffet yang baik,

para tamu akan disajikan makanan penarik selera dan juga soup di meja

makan sebelum tamu datang ke meja buffet. Minuman, roti dan mentega,

serta hidangan penutup juga disajikan oleh para petugas restoran. Jadi

peralatan yang disiapkan untuk menikmati makanan tersebut tidak

ubahnya seperti peralatan yang dipasang pada restoran biasa.

e. English Service

Cara ini dilaksanakan dimana makanan pokok (main dish) dapat disajikan

langsung di atas meja dan para tamu mengambil sendiri. Bentuk lain dari

pelayanan ini adalah makanan pokok (main dish) diletakkan langsung di

atas pemanas (hot plate) di dekat tuan rumah (host) dengan perlengkapan

seperti piringnya. Kemudian host meletakkan dan meracik makanan di atas

piring dan menyuguhkannya pada tamu, dan untuk makanan pelengkap,

para tamu akan mengambil secara silih berganti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3. Jenis-jenis Restoran

Marsum (2010) membagi restoran ke dalam 9 tipe berbeda, yaitu:

1. Table D’ hote Restaurant adalah suatu restoran yang khusus menjual

makanan menu table d’ hote, dimana restoran ini menyediakan menu

makanan yang lengkap,mulai dari hidangan pembuka sampai dengan

hidangan penutup. Menu setiap hidangan telah ditentukan harganya

masing-masing, dengan harga yang bervariasi dari tiap menu yang

disajikan.

2. Coffee Shop atau Brasserie adalah suatu restoran yang biasanya ada pada

sebuah hotel, dimana menyediakan berbagai macam menu bagi setiap

tamu yang ada, baik menu makan pagi, makan siang dan makan malam.

Hal ini dimaksudkan agar tamu hotel tidak perlu pergi ke luar hotel untuk

mencari makan, dimana di dalam hotel telah tersedia tempat makan yang

biasanya penyajiannya dalam bentuk prasmanan secara cepat dan tentunya

dengan harga yang relatif murah.

3. Cafetaria atau Café adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan

penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Cafe ini

biasanya di desain secara apik, agar bisa dijadikan tempat yang nyaman

untuk ngobrol, nogkrong bahkan dijadikan tempat untuk membicarakan

bisnis. Selain itu, ada tambahan hiburan menarik seperti musik yang

disediakan cafe tersebut agar menambah daya tarik bagi para pengunjung.

4. Canteen atau Kantin adalah suatu restoran yang biasanya terdapat pada

sebuah gedung kantor, pabrik atau sekolah. Layaknya seperti restoran

lainnya, kantin juga menyajikan menu yang cukup lengkap dan tentunya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

dengan harga yang cukup murah dibandingkan dengan restoran besar

lainnya.

5. Dining Room, adalah suatu restoran yang biasanya terdapat pada sebuah

hotel kecil (motel), merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada

tempat makan biasa lainnya. Kelebihan lain dari Dining Room ini yaitu

tempat makan tidak hanya disediakan bagi para tamu yang sedang

menginap di motel tersebut saja, tetapi juga terbuka bagi para tamu dari

luar yang ingin menikmati menu makanan yang ada di motel tersebut.

6. Inn Tavern adalah suatu restoran yang tidak berada dalam suatu kawasan

tertentu, melainkan dikelola oleh perorangan sebagai suatu usaha. Tentu

harga makanan disini lebih relatif murah dibandingkan dengan restoran

lainnya.

7. Pizzeria adalah suatu restoran yang didirikan khusus untuk menjual Pizza.

Restoran ini sangat tepat bagi para pecinta makanan khas italia seperti

Pizza, Spagheti, dan makanan khas italia lainnya.

8. Speciality Restaurant adalah suatu restoran yang khusus menyediakan

makanan khas dari suatu negara, suasana dan dekorasinya juga disesuaikan

dengan ciri dari suatu negara tersebut. Selain itu, pelayanan yang

disediakan berdasarkan tata cara negara tempat asal makanan spesial

tersebut. Contohnya restoran cina, dimana di restoran ini hanya

menyediakan berbagai macam makanan khas dari negara China saja,

suasana restoran dan para pelayannya juga disesuaikan dengan negara

Cina. Selain restoran cina masih banyak lagi restoran dari negara lainnya

seperti Jepang, India, Italia dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

9. Familly Type Restaurant adalah suatu restoran sederhana yang

dikhususkan bagi tamu rombongan suatu keluarga, restoran ini juga

menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang tidak mahal.

Selain itu, restoran tipe ini sangat cocok untuk acara kumpul dan

bercengkrama bersama keluarga besar.

C. Manajemen Pelayanan

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu (Ratminto & Winarsih, dalam Manullang,

2005:1). Sementara itu Gibson, Donelly & Ivancevich, dalam Manullang,

(2005:1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang dilakukan oleh

satu atau lebih individu untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk

mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak

sendiri.

Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah

menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau

pembeli. Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan

(Ivancevich, Lorenzi, Skinner, & Crosby, dalam Manullang, 2005:2). Sedangkan

definisi yang lebih rinci, pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian

aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan (Gronroos, dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Manullang, 2005:2). Berdasarkan tentang pengertian manajemen dan pelayanan

tersebut di atas, manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses

penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan

rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas pelayanan demi

tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.

Riset dan literature manajemen jasa mengungkap bahwa jasa/layanan

memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan

berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya. Keempat karakteristik

utama tersebut adalah:

1. Intangibility

Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa

tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum konsumen tersebut

mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Produk-produk intangible diyakini

lebih sulit dievaluasi, karenanya bisa menimbulkan tingkat ketidakpastian dan

persepsi risiko yang besar. Secara garis besar, problematika pelik yang muncul

sehubungan dengan karakteristik intangibility antara lain jasa/layanan tidak

bisa disimpan, jasa relatif sulit dilindungi dengan hak paten, tidak gampang

mengkomunikasikan sebuah jasa/layanan kepada calon konsumen, serta harga

jasa sukar ditetapkan.

2. Heterogeneity/Variability/Inconsistency

Layanan bersifat sangat variable atau heterogen karena merupakan non-

standarized output, artinya bnrtuk, kualitas, dan jenisnya sangat beraneka

ragam, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana layanan tersebut dihasilkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dengan meminta

model rambut yang sama belum tentu mendapatkan hasil yang seratus persen

identik (kecuali kalau keduanya meminta rambutnya diplontos).

3. Inseparability

Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam

pemasaran jasa/layanan. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari

jasa/layanan bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah universitas membutuhkan

ruang kuliah yang nyaman, fasilitas multimedia, mesin fotokopi,

perpustakaan, laboratorium, kantin, dan seterusnya.

4. Perishability

Perishability berarti bahwa jasa/layanan adalah komoditas yang tidak tahan

lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di lain waktu datang, dijual

kembali, atau dikembalikan. Kursi penonton konser musik yang kosong atau

kamar hotel yang tidak dihuni akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak

bisa disimpan. (Tjiptono, 2011:28)

Salah satu konsep yang penting dalam manajemen pelayanan adalah moment

of truth (momen kritis pelayanan). Moment of truth adalah kontak yang terjadi

antara konsumen dengan setiap aspek organisasi yang akan membentuk opini

konsumen tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi tersebut.

Untuk menciptakan kualitas pelayanan yang baik, setiap organisasi harus

mengidentifikasikan dan mengelola momen kritis pelayanan tersebut secara baik

(Ratminto & Winarsih, 2005:58). Albrecht dan Bradford menyatakan bahwa harus

ada kesesuaian atau kompatibilitas antara tiga faktor dalam pengelolaan Moment

of Truth, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

a. Konteks pelayanan.

b. Referensi yang dimiliki oleh konsumen.

c. Referensi yang dimiliki oleh anggota organisasi penyelenggara pelayanan.

D. Pengertian Konsumen

Konsumen adalah bagian dari perusahaan karena penghasilan perusahaan

sedikit banyaknya tergantung kepada konsumen. Konsumen adalah orang yang

memberitahukan kepada perusahaan tentang keinginannya, dan adalah tugas

perusahaan untuk menangani kehendak konsumen dengan jalan menguntungkan

kedua belah pihak. Konsumen adalah orang yang menciptakan pandangan tentang

perusahaan, tentang baik atau buruknya pelayanan perusahaan. Konsumen adalah

penyampai berita terbaik apabila konsumen merasa puas dengan apa yang

diberikan perusahaan (Sutedja, 2009:2).

Pelayanan diberikan kepada dua macam konsumen, yaitu konsumen internal

dan konsumen eksternal. Konsumen internal adalah orang-orang yang terlibat

dalam proses produksi produk dan jasaya yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan

konsumen eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi suatu

perusahaan, yang menerima barang-barang atau jasa-jasa dari perusahaan (Yoeti,

2003:9). Bila menyangkut layanan konsumen eksternal, karyawan sebagai

konsumen internal adalah ujung tombak perusahaan. Oleh karena itu sebuah

organisasi perlu menerapkan bisa memastikan bahwa karyawan layanan yang

tepat menyampaikan layanan secara tepat. Kepuasan karyawan tak kalah

pentingnya dibanding dengan kepuasan pelanggan. Dalam konteks ini, karyawan

diperlakukan sebagai konsumen dan pekerjaan dipandang sebagai produk.

Perusahaan menggunakan pemasaran untuk menarik, mempertahankan, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

memotivasi para karyawannya agar mampu menawarkan layanan yang secara

konsisten memenuhi kebutuhan pasar sasaran. Interaksi dengan konsumen internal

adalah mata rantai penting dalam rantai peristiwa yang selalu berakhir pada

konsumen eksternal. Karyawan yang diperlakukan kurang baik akan cenderung

memperlakukan konsumen dengan kurang baik. Karyawan yang bahagia akan

menciptakan konsumen yang bahagia. Banyak pemimpin yang tidak menyadari

bahwa karyawan adalah konsumen internal mereka, bahwa kualitas layanan

konsumen yang disediakan perusahaan pada konsumen adalah suatu refleksi

langsung tentang bagaimana perlakuan perusahaan terhadap karyawan mereka

(Wood, 2005:19).

Kepuasan konsumen telah menjelma menjadi kosa kata wajib bagi setiap

organisasi bisnis dan nirlaba, konsultan bisnis, peneliti pemasaran, eksekutif

bisnis dan dalam konteks tertentu, para birokrat dan politisi. Hasil studi

berkesinambungan di bidang pemasaran menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan

berkaitan erat dengan ukuran-ukuran kerja financial, seperti marjin operasi,

Return On Investment (ROI), dan laba akuntansi. Kepuasan pelanggan

berpengaruh signifikan terhadap shareholder value. Konsumen adalah satu hal

konstan yang diperlukan oleh semua bisnis. Tidak ada bisnis yang tidak

memerlukan konsumen. Karena itu perusahaan perlu mencari tahu apa yang

diharapkan konsumen dan apa yang disukai atau tidak disukai konsumen dan

bagaimana menggunakan pendapat konsumen untuk memperbaiki level layanan

pelanggan perusahaan secara keseluruhan. Harapan-harapan pelanggan kira-kira

bisa digambarkan dalam hirarki seperti tabel 3.1 berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Tabel 3.1 Harapan Pelanggan Berdasarkan Value Hierarchy

UNANTICIPATED
DESIRED Wow!
EXPECTED Preferred

BASIC Average “Kejutan yang

“Cara yang menyenangkan


Minimum
diinginkan (melampaui
Accepted “Sama dengan
pelanggan” harapan)
“Yang lain lebih yang lain “
baik”

Sumber: Wood, 2009

Memulai berpikir positif tentang konsumen dan berbuat baik kepada

konsumen akan membuat pebisnis lelap dalam menikmati tidur. Perusahaan akan

melihat perbedaan, peningkatan laba, sehingga “profit account” berubah menjadi

“happy account”. Yang menjadi hal penting dalam bisnis sekarang ini adalah agar

selalu berpikir tentang peningkatan sebagai suatu Character, Goodwill, dan

Reputation (CGR). Setiap tindakan dalam bisnis, apakah itu meningkat atau

menurun, itu merupakan faktor CGR. Hampir kebanyakan konsumen memiliki

alasan dan ego. Ego memberi arah tiap konsumen bagaimana mengelola

perusahaan. Bilamana suatu perusahaan memikirkan dari konsumen keuntungan

sekarang saja, sementara itu mengabaikan kepentingan pelanggan, perusahaan

tidak akan bertahan lama. Mengelola usaha, tidak ubahnya mengelola konsumen,

itu adalah suatu seni tersendiri. Untuk mengelola konsumen secara baik sangat

penting untuk berpikir dalam kerangka “Customer Oriented”, adaalah perusahaan

hendaknya selalu memikirkan apa yang dibutuhkan konsumen, dan pelayanan

yang bagaimana disenangi oleh konsumen, sehingga konsumen tidak hanya puas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

tetapi menjadi loyal, kembali dan kembali berbelanja pada “warung” kita (Yoeti,

2003:15).

E. Kepuasan Konsumen

1. Kepuasan Konsumen Menurut Para Ahli

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) kepuasan konsumen adalah sejauh

mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk

lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau

amat gembira.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah : respon

atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan

penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu

sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.

Menurut Kotler dan Keller yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran

mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang

dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (2007:177).

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65).

Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk

atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang

lama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Menurut Kotler (2002: 42) “Kepuasan konsumen adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap

kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”.

Sedangkan menurut Yamit (2005: 78) “Kepuasan konsumen merupakan

evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan

dengan harapannya”. Dalam konsep kepuasan konsumen, terdapat dua elemen

yang mempengaruhi yaitu harapan dan kinerja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Dalam menentukan kepuasan konsumen ada lima faktor yang harus

diperhatikan oleh perusahaan (Lupyoadi, 2001) antara lain :

a. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk

dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang

lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk

tetapi sosial atau self esteem yang membuat pelanggan merasa puas terhadap

merek tertentu.

d. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan

harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

e. Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau

tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa

cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Menurut Irawan (2004:37), faktor – faktor yang pendorong kepuasan pelanggan

adalah sebagai berikut:

a. Kualitas produk, pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan

produk tersebut ternyata kualitas produknya baik.

b. Harga, untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah

sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value

for money yang tinggi.

c. Service quality, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru.

Kualitas pelayanan merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi,

salah satunya yang popular adalah SERVQUAL.

d. Emotional Factor, pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya

emosional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut.

e. Biaya dan kemudahan, pelanggan akan semakin puas apabila relative

mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan menurut

Gaspersz dalam (Nasution, 2005:50) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan

produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan

keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi,

demikian pula sebaliknya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi

persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko

tinggi.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan seyogianya

tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspetasi

pelanggan.

F. Pelayanan terhadap Konsumen

Perusahaan harus selalu menjadikan pelayanan pada prioritas tertinggi dalam

standar operasional perusahaan. Memberikan pelayanan yang baik sudah menjadi

tanggung jawab perusahaan. Tanpa adanya pelayanan yang baik, perusahaan tidak

mungkin bisa mendapatkan banyak konsumen dalam bisnisnya. Karena di era

globalisasi kini, persaingan bisnis pun semakin ketat. Pemberian kualitas

pelayanan yang baik inilah yang bisa menjadi salah satu cara untuk menarik

perhatian konsumen agar bisnis bisa terus berkembang. Memang sudah banyak

perusahaan yang sudah sadar mengenai pentingnya pelayanan yang baik terhadap

konsumen sebagai salah satu bentuk tanggung jawabnya. Namun terkadang, tidak

sedikit perusahaan yang kurang memperhatikan mengenai hal ini. Mereka

menganggap kualitas produk jauh lebih penting. Memang kualitas dari produk

juga menjadi hal yang penting, namun pelayanan tersebut tidak kalah pentingnya

dengan kualitas produk. Sebaik-baiknya kualitas produk yang ditawarkan, jika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

tanpa adanya pelayanan yang baik, belum tentu konsumen tertarik untuk membeli

produk tersebut. Bisa jadi konsumen justru membeli produk dari perusahaan lain

yang memiliki kualitas produk tidak jauh berbeda namun memiliki kualitas

pelayanan yang sangat memuaskan. Dan pada akhirnya, perusahaan pun akan

kehilangan konsumennya. Untuk itulah kualitas pelayanan yang baik memang

sangat diperlukan dalam bisnis sebagai salah satu bentuk tanggung jawabnya.

Setiap bisnis bahkan setiap orang dalam suatu bisnis idealnya memiliki

sesuatu yang berbeda dan unik ketika harus dibandingkan dengan bisnis yang lain.

Sentuhan pribadi (personal touch) dapat membuat perbedaan ketika perusahaan

ingin melampaui harapan pelanggan. Wood (2009:83) mengatakan beberapa cara

yang dapat dilakukan perusahaan untuk membuat sentuhan pribadi pada bisnis,

yaitu:

a. Sebutkan Nama

Menyebutkan nama pelanggan ketika berinteraksi dengan pelanggan adalah

cara pertama yang perlu dibiasakan. Cara mengetahui nama pelanggan

misalnya ketika pelanggan melakukan pembayaran dengan kartu kredit.

Dengan menyebut nama, menunjukkan perusahaan menghargai pelanggan

sebagai pribadi.

b. Pelanggan Reguler

Memberi penghargaan kepada pelanggan regular adalah cara untuk

mengucapkan terima kasih kepada pelanggan karena telah menggunakan

bisnis Anda secara regular.

c. Promosi yang ‘Memalukan’

Buatlah promosi yang akan mendorong pelanggan membicarakan dan

mengingat bisnis Anda untuk waktu lama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

d. Selangkah di Depan

Layanan pelanggan yang pintar adalah tentang berada selangkah di depan

pelanggan. Mengenal pelanggan dengan sangat baik hingga dapat memenuhi

harapan mereka tanpa mereka mengatakan apa yang diharapkan.

e. Kemasan

Kemasan dan bungkus adalah salah satu bagian dimana perusahaan bisa

membuat bisnis menjadi bersinar dan diingat orang. Kemasan dan bungkus

dapat membuat produk menjadi lebih menarik,cdapat menampilkan nama

merek, identitas, fitur, dan manfaat.

f. Keunikan

Jika perusahaan dapat menyampaikan layanan yang unik pada pelanggan,

mereka akan merindukan perusahaan dan layanan perusahaan Anda ketika

mereka membandingkan perusahaan Anda dengan perusahaan pesaing.

g. Take and Give

Informasikan dulu sebelum menjual, baru pelanggan akan membeli. Layani

dulu, baru pelanggan membayar. Antarkan dulu, baru pelanggan membayar.

h. Kebanggaan

Pemilik perusahaan sepatutnya bangga dengan setiap pencapaian yang

diperoleh dari bisnis perusahaan. Kebanggan itu dapat dibagikan dengan

pelanggan. Layanan pelanggan adalah hubungan yang sangat berkenan dengan

perasaan. Pelanggan menikmati perasaan menjadi bagian dari sebuah bisnis.

i. Tidak Terlupakan

Temukan cara kecil yang membuat kunjungan ke bisnis Anda tidak

terlupakan. Misalnya dengan pemberian sampel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

j. Sabar dan Sopan

Sabarlah pada pelanggan dan pastikan karyawan juga sabar dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan seprofesional mungkin.

Dengan membuat pelanggan puas apa yang menjadi manfaatnya untuk

perusahaan? Manfaat memberikan layanan pelanggan yang luar biasa sebenarnya

cukup sederhana: jika perusahan memberikan layanan pelanggan yang hebat,

pelanggan akan puas dan mereka akan kembali lagi. Dan mereka akan

memberitahu teman-teman mereka, dan teman-teman mereka juga akan

memberitahu teman-teman mereka yang lain (rekomendasi gethok tular positif),

begitu seterusnya. Hasilnya daya tarik bisnis semakin besar dari mulut ke mulut.

Ini adalah sebuah promosi gratis bagi bisnis perusahaan.

Pembelian Uang
Loyalitas
Pelanggan
Penjualan Silang
Kepuasan
Pelanggan
Pertambahan
Gethok Tular
Jumlah Anggota
Positif
Baru

Sumber: Tjiptono, Chandra, Adriana, et al, dalam Wood, 2009

Gambar 3.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan

Lalu bagaimana dengan pelayanan di restoran? Hampir setiap pengalaman

makan di luar bagi konsumen tergantung pada kualitas pelayanan restoran –

sambutan, pemesanan, pelayanan, pembayaran. Di banyak kasus, makanan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

enak menjadi tidak berarti karena kualitas pelayanan yang buruk. Seorang pelayan

yang baik dapat membuat makan di restoran terasa menyenangkan meskipun

makanannya sendiri sebenarnya biasa saja. Sebaliknya, makanan yang luar biasa

dapat dihancurkan oleh seorang pelayan yang kasar dan tidak kompeten.

Pelayanan restoran yang baik adalah tentang membuat pengunjung merasa betah

dengan membuat interaksi yang positif dan menyenangkan antara pengunjung dan

staf. Bagaimana kita dapat mencapainya? Menurut Unilever Food dalam situs

internetnya, pelayanan restoran dapat tercapai dengan cara :

1. Sopan dan perhatian saat penyajian makanan maupun minuman. Dengan

melatih staf perusahaan dengan baik dalam hal ini akan membuat para

pengunjung mengingat pengalaman yang menyenangkan. Pengunjung

akan merasa dihargai.

2. Tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan pengunjung. Staf harus memiliki

pengetahuan tentang menu dan menyajikan makanan dengan sikap yang

tepat.

3. Mengenali konsumen dengan mengerti target pengunjung dan kebutuhan

mereka. Beri pengunjung alasan lebih untuk tetap kembali berkunjug ke

perusahaan.

4. Dapatkan perbandingan yang tepat antara jumlah staf dan konsumen.

Tidak ada konsumen yang suka dibiarkan untuk menunggu. Saat

perusahaan memiliki cukup staf, setiap pelanggan akan menikmati

perhatian yang layak mereka dapatkan. Bagaimanapun, terlalu banyak staf

yang berkeliaran akan membuat para tamu merasa tidak nyaman. Temukan

kombinasi yang tepat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

5. Lihat lebih jauh dan berikan pengalaman terbaik yang dapat diciptakan

perusahaan. Arahkan pengunjung ke toilet atau berikan rekomendasi.

Sentuhan pribadi akan membuat pengalaman makan di luar menjadi jauh

lebih baik.

Unilever Food dalam situs internetnya juga merumuskan tipe-tipe pelayanan

restoran, antara lain :

1. Pelayanan Pelayan

Dalam hal ini seorang pelayan memberi tempat duduk kepada tamu dan

melayani kebutuhan konsumen dari menyajikan menu, mengambil dan

mengantarkan pesanan sampai melakukan pembayaran. Karena sifatnya

lebih pada interaksi pribadi penting untuk memastikan agar tamu merasa

nyaman dan mendapatkan pelayanan restoran yang terbaik. Diharapkan

hati-hati terhadap komunikasi yang buruk dengan bagian dapur yang dapat

menyebabkan kecelakaan.

2. Pelayanan Lauriat Cina

Paling baik diterapkan untuk jamuan, staf pelayanan memberikan porsi

ukuran-berbagi untuk setiap sajian pada meja bundar untuk 10-12 tamu,

yang kemudian melayani diri mereka sendiri. Koki menetapkan setiap

sajian sehingga staf dapat fokus pada tugas utama mereka. Waktu,

presentasi dan perhatian dalam membersihkan merupakan elemen kunci

layanan Lauriat. Ini seperti sebuah parade militer, pelayanan restoran yang

terlalu lama atau terlalu cepat akan merusak kesenangan konsumen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

3. Pelayanan Prasmanan

Pada dasarnya, sebuah prasmanan sederhana mengajak para tamu untuk

mengambil makanan mereka sendiri di garis prasmanan, sementara

pelayan membersihkan piring-piring kotor dari meja pelanggan. Tipe

Stasiun Prasmanan menawarkan makanan berbeda yang dikelompokkan

menurut sajian, masakan atau tema di meja individu. Pelayan melayani

dalam pemberian minuman. Sediakan bagian pinggir stand, untuk para

tamu menempatkan piring yang telah mereka gunakan. Sebuah stasiun

koki dengan staf akan membuat pesta lebih meriah. Dalam prasmanan

modifikasi mewah, meja diatur dengan peralatan makan. Para pelayan

akan melayani minuman, kopi dan makanan penutup sementara hidangan

lainnya ditempatkan di barisan prasmanan. Pastikan gelas kosong selalu

tersedia dan piring kotor disingkirkan dengan cepat.

4. Pelayanan Sendiri (Self Service)

Pelayanan sendiri seringkali ditemukan pada restoran umum dan gerai

makanan cepat saji. Pelanggan akan memesan, membayar dan

mendapatkan makanan mereka dari konter. Pelanggan akan mengharapkan

layanan yang cepat maka makanan terlebih dahulu disiapkan sebelumnya.

5. Semi Pelayanan Sendiri

Dalam semi pelayanan sendiri pengunjung memesan makanan di sebuah

counter dan staf pelayanan akan membawakan makanan tamu sampai di

meja. Staf counter menyampaikan pesanan ke dapur dan mengumpulkan

pembayaran. Semi pelayanan sendiri adalah pilihan cerdas untuk restoran

cepat saji yang mempersiapkan hidangan hanya bila makanan dipesan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Sama seperti pelayanan restoran sendiri, pengunjung akan mengharapkan

layanan yang cepat.

G. Pelayanan PT. Sarimelati Kencana

Dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen, PT. Sarimelati Kencana

menjadikan restorannya seperti sebuah rumah dengan desain interior yang

menarik dan membuat nyaman para konsumen. Dengan harapan karyawan akan

bekerja seperti di rumah sendiri dan menganggap konsumen yang berkunjung

sebagai tamu yang berkunjung ke rumah sendiri sehingga dengan itu dapat

memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap tamu yang berkunjung ke

restoran.

Sumber: Restoran Pizza Hut, 2016

Gambar 3.2 Desain Interior Restoran Pizza Hut

Agar dapat mengefesiensikan waktu dan memberikan pelayanan yang

terbaik dalam operasional restoran sehingga tidak membiarkan tamu untuk

menunggu terlalu lama, restoran dibagi menjadi dua area utama sesuai dengan

pembagian fungsinya, yaitu Front of House (FOH) dan Back of House (BOH).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

a. Front of House (FOH)

Merupakan area yang dapat dijangkau oleh tamu sesuai dengan fungsi dan

pembagian tugasnya di dalam operasional. Berikut ada 8 section dari area ini,

yaitu :

1. Greeter

Bagian dari section yang berfungsi sebagai penyambut tamu yang datang ke

restoran untuk pertama kalinya.

2. Take Away Section

Bagian section yang berfungsi untuk layanan take away atau dibawa pulang.

Area ini ditempatkan di bagian depan dekat dengan greeter dan cashier.

3. Cashier

Bagian area depan yang berfungsi untuk melakukan pencetakkan bill dan

transaksi pembayaran dari tamu serta pengembalian uang kembali.

4. Miss Baloon

Bagian area depan yang diisi oleh staff yang bertanggung jawab untuk

membuat balon bagi tamu khususnya anak-anak. Area ini bersifat optional

tergantung pada occupancy restoran.

5. Cleaning & Toilet

Merupakan area yang diisi oleh biasanya satu orang karyawan saja yang

bertanggung jawab akan kebersihan area dining dan toilet setiap dalam

waktu tertentu. Memastikan lantai selalu kering.

6. Runner

Berfungsi dalam pengambilan cutleries yang kotor yang telah dikumpulkan

di dalam satu area untuk dibawa ke bagian steward di back of house dan

dalam mengantarkan produk dari pick up counter langsung ke meja tamu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

7. Preparation

Berfungsi dalam melakukan persiapan pada meja tamu seperti penyediaan

cutleries kembali setelah meja dipakai tamu sebelumnya dan juga

penyediaan saus yang telah habis untuk ditukarkan menjadi saus yang baru

kembali.

8. Server

Bertanggung jawab atas pemesanan menu dari tamu, mengantar makanan

yang telah dipesan sampai pembayaran tamu. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa server adalah orang yang bertanggung jawab atas segala

keperluan tamu.

b. Back of House

Merupakan area yang tidak dijangkau oleh tamu pada umumnya, karena area ini

sebagian besar adalah area kitchen dimana tempat makanan dan minuman dibuat.

Dalam lingkup ini area dibagi menjadi 11 (sebelas) wilayah, sebagai berikut :

1. Topping

Merupakan area untuk pemberian topping pada pizza.

2. Pasta

Area khusus yang berfungsi untuk produksi semua menu pasta.

3. Salad

Area yang bertanggung jawab melakukan segala persiapan bahan-bahan di

bagian salad.

4. Bar

Area khusus yang berfungsi untuk produksi semua menu minuman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

5. Steward

Bagian area yang merupakan tempat pencucian piring-piring, gelas yang

telah dipakai tamu serta alat-alat kotor yang telah dipakai pada bagian

produksi.

6. Cutting

Area dimana pekerja melakukan potong-memotong pizza dan hidangan

sampingan lainnya.

7. Stripping

Area untuk membuat berbagai adonan spesialisasi untuk pinggiran pizza.

8. Dough

Area untuk memproduksi adonan daripada pizza.

9. Store

Sebuah ruangan yang fungsinya untuk menyimpan bahan-bahan kering dan

kalengan yang dapat disimpan di dalam temperatur kamar atau sedang.

10. Office Manager

Tempat yang berisi ruang kerja untuk seorang Restaurant Manager.

11. Chiller

Ruang pendingin yang berfungsi untuk tempat menyimpan sayuran, buah,

daging, bahan setengah matang dan lain-lain.

Secara umum pembagian tugas dan wilayah area ini bersifat fleksibel

karena keterbatasan karyawan yang masuk bekerja dan disesuaikan dari hari

dimana restoran ini dipadati pada akhir minggu. Ada beberapa area yang ditangani

oleh satu orang saja karena keterbatasan karyawan dan kebutuhan pelayanan yang

menjadi prioritas. Misalnya pekerja yang bertanggung jawab membuat adonan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

hanya bekerja setelah benar-benar adonan cukup untuk operasional pada hari ini.

Setelah selesai membuat adonan, ia akan meneruskan pekerjaannya ke bagian

stripping yaitu membuat isi pinggiran pada pizza.

Untuk mencapai visi perusahaan, PT. Sarimelati Kencana memiliki misi

Ten Moment of Truth dalam menjalankan sistem operasional perusahaan. Ten

Moment of Truth yang berarti sepuluh hal terpenting yang diberikan oleh restoran

untuk customer dalam hal pelayanan. Perusahaan mendidik dan memberikan

pelatihan dan update terbaru kepada setiap karyawan agar karyawan tetap terus

konsisten dalam menjalankan pelayanan yang sudah ditetapkan perusahaan. Ten

Moment of Truth tersebut antara lain:

1. Greeting

Menyambut tamu dan mengantar tamu ke tempat duduk yang dilakukan oleh

greeter dengan posisi greeter harus berdiri di pintu masuk dan menyambut

tamu dalam waktu lima detik (tanpa antrian), lima belas detik (jika ada

antrian).

2. Seating

Pengantaran tamu hingga ke tempat duduk yang dilakukan oleh greeter dan

pemberian menu serta memberi tahu nama server section jika ingin memesan.

3. Taking the order

Artinya mencatat pesanan dari orang pertama (tamu) kepada orang kedua

(server) yang dilakukan oleh server penjaga section dengan catatan server

sudah harus menguasai menu.

4. Serving drinks

Penyajian minuman yang dilakukan oleh runner dari pick up bar langsung ke

meja tamu sesuai dengan serving time yang berlaku.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

5. Serving starters

Penyajian hidangan pembuka yang dilakukan oleh runner dari pick up counter

langsung ke meja tamu sesuai dengan serving time yang berlaku.

6. Serving the main course

Penyajian menu utama yang dilakukan oleh runner dari pick up counter

langsung ke meja tamu sesuai dengan serving time yang berlaku.

7. Following up after the main course

Menindaklanjuti pesanan tamu setelah main course disajikan yang dilakukan

oleh server penjaga section dan management in charge dengan tujuan agar

secepatnya mendeteksi apabila terjadi kesalahan atau kekurangan dari produk

yang disajikan ke tamu.

8. Offering desserts

Menawarkan hidangan penutup yang dilakukan oleh server penjaga section

saat tamu sudah selesai makan dengan tujuan untuk meningkatkan sales.

9. Delivering desserts and offering the bill

Penyajian dessert jika tamu memesan dan menawarkan pengambilan bill

kepada tamu de ngan tujuan supaya tidak lost bill atau tamu menghilang tanpa

melakukan pembayaran terlebih dahulu.

10. Clearing dessert, taking payment and thanking

Mengangkat piring kosong dari atas meja tamu dan mengambil pembayaran

tamu serta mengucapkan terima kasih yang dilakukan oleh server penjaga

section. Dan diharapkan semua karyawan yang berpapasan dengan tamu

memberi senyum dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan tamu tersbut

dan mengajak kembali lagi berkunjung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

H. Hasil Olahan Kuesioner

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari penyebaran kuesioner terhadap

50 responden maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Keramahan Karyawan

Sebanyak 6% responden menyatakan merasa tidak puas dengan keramahan

karyawan Pizza Hut, sebanyak 12% responden menyatakan netral, sebanyak

54% menyatakan merasa puas, dan sebanyak 28% responden menyatakan

merasa sangat puas dengan keramahan karyawan Pizza Hut. Secara

keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan konsumen pada keramahan karyawan

restoran Pizza Hut berada pada nilai 4,04, yaitu 17,16%.

2. Kebersihan Restoran

Sebanyak 20% responden menyatakan netral dengan kebersihan restoran,

sebanyak 56% responden merasa puas, dan sebanyak 24% responden merasa

sangat puas dengan kebersihan restoran Pizza Hut. Secara keseluruhan, rata-

rata tingkat kepuasan konsumen pada kebersihan restoran Pizza Hut berada

pada nilai 4,04, yaitu 17,16%.

3. Rasa Makanan

Sebanyak 2% responden tidak puas dengan rasa makanan yang tersedia di

restoran Pizza Hut, sebanyak 18% responden menyatakan netral, sebanyak

52% responden menyatakan merasa puas, dan sebanyak 28% responden

menyatakan merasa sangat puas dengan rasa makanan yang tersedia di

restoran Pizza Hut. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan konsumen

pada rasa makanan di Pizza Hut berada pada nilai 4,06, yaitu 17,24%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

4. Kecepatan Pelayanan Karyawan

Sebanyak 2% responden menyatakan merasa sangat tidak puas dengan

kecepatan pelayanan karyawan restoran Pizza Hut, sebanyak 4% responden

merasa tidak puas, sebanyak 36% responden menyatakan netral, sebanyak

48% responden menyatakan merasa puas dan sebanyak 10% responden

menyatakan merasa sangat puas dengan kecepatan pelayanan karyawan

restoran Pizza Hut. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan konsumen

pada kecepatan pelayanan karyawan restoran Pizza Hut berada pada nilai 3,6,

yaitu 15,29%.

5. Kesesuaian Pesanan

Sebanyak 20% responden menyatakan netral dengan kesesuaian pesanan

produk yang dipesan, sebanyak 48% responden menyatakan merasa puas, dan

sebanyak 32% responden menyatakan merasa sangat puas dengan kesesuaian

pesanan produk. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan konsumen

pada kesesuaian pesanan berada pada nilai 4,12, yaitu 17,50%.

6. Harga Produk

Sebanyak 2% responden menyatakan merasa sangat tidak puas dengan harga

yang diberikan oleh restoran Pizza Hut, sebanyak 2% menyatakan merasa

tidak puas, sebanyak 34% menyatakan netral, sebanyak 50% responden

menyatakan merasa puas, dan sebanyak 10% responden menyatakan merasa

sangat puas dengan harga yang diberikan oleh restoran Pizza Hut. Secara

keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan konsumen pada harga produk Pizza

Hut berada pada nilai 3,68, yaitu 15,63%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Masih terdapat konsumen yang merasa tidak puas bahkan merasa sangat

tidak puas di beberapa aspek khususnya pada kecepatan pelayanan, masih terdapat

persenan yang cukup tinggi dimana konsumen memberikan respon netral pada

setiap pertanyaan di kuesioner yang artinya konsumen tidak merasakan dampak

pelayanan yang diberikan oleh Pizza Hut. Dari hasil olahan kuesioner juga

diperoleh data bahwa banyak konsumen yang hanya sampai pada titik puas dalam

merasakan dampak pelayanan yang diberikan oleh restoran Pizza Hut. Rata-rata di

setiap pertanyaan memberikan hasil sampai 50% di tingkat puas dan sangat sedikit

konsumen yang sampai pada titik sangat puas dalam merasakan pelayanan yang

diberikan oleh Pizza Hut. Sesuai dengan data yang diperoleh dari olahan

kuesioner didapati hasilnya dalam bentuk real :

1. Tingkat kepuasan konsumen terhadap keramahan karyawan restoran Pizza

Hut sebesar 17,16%.

2. Tingkat kepuasan konsumen terhadap kebersihan restoran Pizza Hut

sebesar 17,16%.

3. Tingkat kepuasan konsumen terhadap rasa makanan sebesar 17,24%.

4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap kecepatan pelayanan karyawan

restoran Pizza Hut sebesar 15,29%.

5. Tingkat kepuasan konsumen terhadap kesesuaian pesanan sebesar 17,50%.

6. Tingkat kepuasan konsumen terhadap harga produk sebesar 15,63%.

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51

Sehingga dapat disebutkan bahwa dari keenam aspek di atas bahwa tingkat

kepuasan terbesar berada pada kesesuaian pesanan, tingkat kepuasan terbesar

kedua berada pada rasa makanan, kemudian tingkat kepuasan terbesar ketiga

berada pada keramahan karyawan dan kebersihan restoran, tingkat kepuasan

terbesar keempat berada pada harga produk, dan tingkat kepuasan yang paling

rendah berada pada kecepatan pelayanan karyawan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas ada beberapa saran yang harus diperhatikan oleh PT

Sarimelati Kencana yang menaungi Pizza Hut Indonesia, antara lain:

1. Perlunya peningkatan pelayanan terhadap konsumen khususnya pada

kecepatan pelayanan karyawan terhadap konsumen. Pelayanan kecepatan

dalam pengantaran produk ke meja tamu, pelayanan kecepatan dalam

membantu tamu jika dimintai bantuan, pelayanan kecepatan dalam

membersihkan meja yang kotor, kecepatan pelayanan dalam memberikan bill

tamu jika diminta, dan sebagainya.

2. Perlunya memberikan training yang konsisten kepada karyawan mungkin

dalam sebulan sekali agar karyawan tetap konsisten dalam menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan.

3. Mengadakan pengawasan terhadap karyawan yang sedang melaksanakan

pekerjaannya yang dilakukan oleh manager dan asisten manager. dapat juga

melakukan pengawasan dengan pemasangan CCTV di beberapa sudut restoran

sehingga dapat mengurangi kemungkinan karyawan bermain handphone atau

mengobrol dengan karyawan lain sehingga tidak fokus dalam melayani tamu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

4. Hal yang mengakibatkan rendahnya tingkat kecepatan pelayanan karyawan

mungkin disebabkan kurangnya karyawan pada restoran. Oleh karena itu

sebaiknya ada penyesuaian jumlah karyawan khususnya di hari weekend

sehingga para tamu dapat terlayani dengan baik.

5. Tingkat kepuasan pada aspek harga merupakan kedua terkecil dari enam aspek

yang ada. Oleh karena itu ada baiknya Pizza Hut mengadakan diskon harga

untuk produk yang banyak dinikmati konsumen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Bayu, Rocco. Sistem Pelayanan di Restaurant. 05 Mei 2016 http://madebayu.blog


spot.co.id/2012/02/sistem-pelayanan-di-restaurant.html

Gerson, Richard F. 2002. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Penerbit PPM.

Juwandi, Hendy Irawan. 2004. Kepuasan Pelayanan Jasa. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, L. Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua
Belas. Indonesia: PT Macana Jaya Cemerlang.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:


Salemba Empat.

Marsum. 2010. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi


Publisher.

Ratminto dan Winarsih, S. Atik. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan


Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar
Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya: SIC.

Suarthana. 2006. Manajemen perhotelan Edisi Kantor Depan. Kuta Utara:


Mapindo.

Sutedja, Wira. 2007. Panduan Layanan Konsumen. Jakarta: PT Grasindo.

Tjiptono, Fandy. 2011. Service Management Mewujudkan Layanan Prima.


Yogyakarta: Andi.

Unilever. “Memberikan Pelayanan yang Baik Kepada Pelanggan”. 03 Mei 2016.


http://www.unileverfoodsolutions.co.id/layanankami/pelanggan-
anda/pentingnya-pelayanan-restoran

Wikipedia. “Pizza Hut”. 03 Mei 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Pizza_Hut

Wood, Ivonne. 2009. LAYANAN PELANGGAN Cara Praktis, Murah, dan


Inspiratif Memuaskan Pelanggan Anda. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yoeti, Oka A. 2003. Customer Service Cara Efektif Memuaskan Pelanggan.


Jakarta: PT Pradnya Paramita.

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER PENELITIAN

PROSEDUR PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN

PADA PT SARIMELATI KENCANA (PIZZA HUT)

1. Identitas Responden

Nama :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin :  Perempuan  Laki-Laki

Pekerjaan :  Pelajar  Mahasiswa/i  Karyawan

 Ibu Rumah Tangga  dll

Frekuensi berkunjung :  dua kali  Lebih dari dua kali

2. Kami menginginkan pendapat anda tentang kualitas pelayanan yang diberikan

Restoran Pizza Hut terhadap konsumen.

3. Cara pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang Saudara pilih.

Kriteria Penilaian:

Pernyataan Skor

Sangat Puas 5

Puas 4

Netral 3

Tidak Puas 2

Sangat Tidak Puas 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pertanyaan Sangat Puas Netral Tidak Sangat
Puas Puas Tidak
Puas
Apakah anda puas dengan
keramahan karyawan Restoran
Pizza Hut?
Apakah anda puas dengan
Kebersihan restoran?
Apakah anda puas dengan rasa
makanan yang anda pesan?
Apakah anda puas dengan
kecepatan pelayanan karyawan
Pizza Hut?
Apakah pesanan anda sesuai
dengan yang anda pesan?
Bagaimana dengan nilai
keseluruhan dari yang anda
bayarkan?

Komentar dan Saran:

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

****** TERIMAKASIH ATAS KERJASAMA SAUDARA ******

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Total
1 4 4 4 4 4 4 24
2 5 5 5 3 5 4 27
3 4 4 4 4 4 4 24
4 2 4 3 3 3 3 18
5 4 4 5 3 3 3 22
6 3 4 4 3 3 3 20
7 5 5 5 5 5 5 30
8 5 4 4 4 4 3 24
9 5 4 4 3 4 3 23
10 4 5 3 4 4 3 23
11 4 5 3 4 5 4 25
12 4 4 3 3 3 3 20
13 4 4 4 4 4 4 24
14 4 4 3 3 4 3 21
15 4 5 5 3 5 4 26
16 3 4 4 3 4 3 21
17 4 5 3 3 4 4 23
18 4 5 4 3 4 4 24
19 4 4 4 4 4 4 24
20 4 4 3 3 5 3 22
21 4 3 4 4 3 4 22
22 5 4 4 1 5 2 21
23 4 4 4 3 4 3 22
24 4 3 4 4 4 4 23
25 4 4 4 4 4 4 24
26 5 5 5 2 5 4 26
27 5 4 4 4 4 4 25
28 5 4 4 4 4 4 25
29 3 3 5 3 3 3 20
30 4 4 4 4 4 4 24
31 4 3 4 4 4 4 23
32 4 4 5 5 4 4 26
33 3 3 4 3 4 3 20
34 3 3 3 3 3 3 18
35 4 3 4 4 4 4 23
36 4 4 5 4 5 3 25
37 5 4 3 4 3 3 22
38 5 3 4 2 5 1 20
39 5 5 5 4 5 5 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40 4 4 4 3 4 4 23
41 5 4 4 3 5 4 25
42 4 5 5 5 4 5 28
43 5 5 5 4 4 4 27
44 5 5 5 4 5 4 28
45 3 4 5 4 3 5 24
46 4 4 5 5 5 3 26
47 4 3 2 4 5 5 23
48 2 3 4 4 3 4 20
49 4 4 4 4 5 5 26
50 2 4 4 5 5 4 24
Total 202 202 203 180 206 184

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FREQUENCIES VARIABLES=Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6

N Valid 50 50 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Q1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Puas 3 6.0 6.0 6.0

Netral 6 12.0 12.0 18.0

Puas 27 54.0 54.0 72.0

Sangat Puas 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 10 20.0 20.0 20.0

Puas 28 56.0 56.0 76.0

Sangat Puas 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Q3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Puas 1 2.0 2.0 2.0

Netral 9 18.0 18.0 20.0

Puas 26 52.0 52.0 72.0

Sangat Puas 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Puas 1 2.0 2.0 2.0

Tidak Puas 2 4.0 4.0 6.0

Netral 18 36.0 36.0 42.0

Puas 24 48.0 48.0 90.0

Sangat Puas 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 10 20.0 20.0 20.0

Puas 24 48.0 48.0 68.0

Sangat Puas 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Q6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Puas 1 2.0 2.0 2.0

Tidak Puas 1 2.0 2.0 4.0

Netral 17 34.0 34.0 38.0

Puas 25 50.0 50.0 88.0

Sangat Tidak Puas 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai