Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

KAJIAN PENANGANAN PASCA PANEN UBI CILEMBU DI


PT ALAMANDA SEJATI UTAMA
PT ALAMANDA SEJATI UTAMA
BANJARAN, KAB. BANDUNG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi


Mata Kuliah Praktek Kerja Lapang

Disusun Oleh:
Abdurrahman Hanif
240110160073

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama Mahasiswa : Abdurrahman Hanif


NPM : 240110160073
Program Studi : Teknik Pertanian
Tempat Praktek : PT Alamanda Sejati Utama, Jln. Raya Pangalengan
KM 20,5 No. 486 Banjaran Kab. Bandung
Tanggal Praktek : 28 Januari 2019 s.d 25 Februari 2019
Judul PKL : Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu di
PT Alamanda Sejati Utama

Disetujui untuk diajukan sebagai laporan praktek kerja lapang.

Jatinangor, Juli 2019


Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Perusahaan PKL

Dr. Ir. Sarifah Nurjanah, M.App.Sc Tri Dwi Mujiarti, SP.


NIP. 19671014 199303 2004 NIP. 2014040057

Koordinator Praktek Kerja Lapang

Wahyu Kristian Sugandi, S.TP., M.Si.


NIP. 19760602 200604 1003

i
LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama Mahasiswa : Abdurrahman Hanif


NPM : 240110160073
Program Studi : Teknik Pertanian
Tempat Praktek : PT Alamanda Sejati Utama, Jln. Raya
Pangalengan KM 20,5 No. 486 Banjaran Kab.
Bandung
Tanggal Praktek : 28 Januari 2019 s.d 25 Februari 2019
Judul Laporan : Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu
di PT Alamanda Sejati Utama
Tanggal Laporan :
Nilai Dosen Pembimbing :
(Skala 0 – 100)
Nilai Pembimbing : 83,83
Lapangan
(Skala 0 – 100)
Nilai Akhir :
(diisi oleh Koordinator)

Jatinangor, Juli 2019


Mengetahui,
Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Perusahaan PKL

Dr. Ir. Sarifah Nurjanah, M.App.Sc Try Dwi Mujiarti, SP.


NIP. 19671014 199303 2004 NIP. 2014040057
Koordinator Praktek Kerja Lapang

Wahyu Kristian Sugandi, S.TP., M.Si.


NIP. 19760602 200604 1003

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
izin Nya penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
dan laporan akhir PKL yang berjudul “Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi
Cilembu di PT Alamanda Sejati Utama”. Penulisan laporan akhir PKL ini
diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Kerja Lapang (PKL) pada
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran. Selain menjadi pengalaman dan pengetahuan baru bagi
penulis, diharapkan laporan PKL ini dapat menjadi referensi tambahan yang dapat
bermanfaat serta berguna untuk melengkapi literatur yang telah ada mengenai
penanganan pasca panen ubi jalar agar didapat ubi jalar dengan kondisi yang baik
dan berkualitas.
Selama pengerjaan dan penyusunan laporan akhir PKL, penulis mendapat
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak terkait, diantaranya:
1. Dr. Ir. Sarifah Nurjanah, M.App.Sc. selaku dosen pembimbing Praktek
Kerja Lapang di PT Alamanda Sejati Utama, yang telah memotivasi,
membantu, dan dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan akhir Praktek Kerja Lapang ini
2. Bapak Wahyu Kristian Suganti, S.TP, M.Si. selaku koordinator PKL
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran
3. Bapak Penta Oktiman selaku Direktur PT Alamanda Sejati Utama, yang
telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksakan Praktek
Kerja Lapang di PT Alamanda Sejati Utama
4. Bapak Komar Muljawibawa S.E selaku Direktur Utama PT Alamanda Sejati
Utama, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk
melaksakan Praktek Kerja Lapang di PT Alamanda Sejati Utama
5. Ibu Tri Dwi Mujiarti, S.P. selaku pembimbing lapangan Praktek Kerja
Lapang yang telah secara langsung membantu dan membimbing penulis
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapang dan menyelesaikan laporan
akhir Praktek Kerja Lapang ini

iii
6. Bapak Deden dan seluruh staff produksi yang telah membantu selama
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini
7. Kedua orang tua dan keluarga yang tidak pernah berhenti memberikan doa
dan semangat
8. Yani Damayani dan Firda Fadhilah yang menjadi rekan dari Universitas
Pendidikan Indonesia dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini serta
selalu membantu dalam menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Lapang
ini
9. Teman-teman dari Teknik Pertanian 2016 yang selalu memberikan doa dan
semangat untuk dapat menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Lapang
ini
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
akhir Praktek Kerja Lapang ini hingga akhir yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan dan


penyusunan laporan akhir Praktek Kerja Lapang ini. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan akhir
Praktek Kerja Lapang ini. Semoga laporan akhir Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Jatinangor, Juli 2019
Penulis,

Abdurrahman Hanif
NPM. 240110160073

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ............... i
LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG........................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Maksud Praktek Kerja Lapang ............................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 4
1.4.1 Waktu ....................................................................................... 4
1.4.2 Tempat ...................................................................................... 4
1.5 Kegiatan Praktek Kerja Lapang ........................................................... 4
BAB II PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN PRAKTEK KERJA LAPANG...... 5
2.1 Sejarah PT Alamanda Sejati Utama ..................................................... 5
2.2 Struktur Organisasi PT Alamanda Sejati Utama .................................. 7
2.3 Visi dan Misi PT Alamanda Sejati Utama ........................................... 9
BAB III PROSES KERJA PRAKTEK KERJA LAPANG .................................. 10
3.1 Kondisi Umum Perusahaan ................................................................ 10
3.2 Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu Secara Teori........................ 11
3.2.1 Penentuan Saat Panen.............................................................. 12
3.2.2 Pemanenan ............................................................................. 12
3.2.3 Pasca Panen ........................................................................... 12
3.3 Proses Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu di PT Alamanda ....... 13
3.3.1 Area Kerja dan Produksi di PT Alamanda ............................. 13

v
3.3.2 Proses Produksi ...................................................................... 19
3.4` Alat dan Mesin Penanganan Pasca Panen di PT Alamanda ............ 25
BAB IV HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG .................... 33
4.1 Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu ................................. 33
4.1.1 Distribusi Ubi Cilembu.......................................................... 33
4.1.2 Perlakuan Terhadap Ubi Cilembu ......................................... 35
4.2 Permasalahan Umum pada Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu .. 39
4.3 Pembahasan dan Hasil Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi
Cilembu .............................................................................................. 40
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 49
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 49
5.2 Saran ................................................................................................... 49
LAMPIRAN .......................................................................................................... 52

vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rencana Kegiatan ................................................................................... 54
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang ............................................... 55
Tabel 3. Data Distribusi Ubi Cilembu di PT Alamanda ....................................... 67
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu .............................. 69

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo PT Alamanda Sejati Utama.......................................................... 5
Gambar 2. Struktur Organisasi PT Alamanda Sejati Utama ................................... 8
Gambar 3. Area Penerimaan ................................................................................. 13
Gambar 4. Pintu Area Penerimaan ........................................................................ 14
Gambar 5. Area Sortasi-Grading .......................................................................... 15
Gambar 6. Area Packing ....................................................................................... 16
Gambar 7. Area Bahan Bantu ............................................................................... 17
Gambar 8. Pintu Area Pemuatan Barang .............................................................. 18
Gambar 9. Area Kantor Operasion........................................................................ 18
Gambar 10. Area Mini Lab ................................................................................... 19
Gambar 11. Data Pre Order Mingguan ................................................................. 20
Gambar 12. Kegiatan Sortasi-Grading Ubi Cilembu ............................................ 21
Gambar 13. Produk Jadi Ubi Cilembu .................................................................. 23
Gambar 14. Ubi Cilembu yang Dikemas Kardus ................................................. 23
Gambar 15. Ubi Cilembu yang Dikemas CNC ..................................................... 24
Gambar 16. Pemasaran Online PT Alamanda (Qooali) ........................................ 25
Gambar 17. Keranjang .......................................................................................... 26
Gambar 18. Handlift.............................................................................................. 26
Gambar 19. Konveyor ........................................................................................... 27
Gambar 20. Mesin Pengikat Tali Stripping .......................................................... 27
Gambar 21. Cold Storadge .................................................................................... 28
Gambar 22. Tarikan Lakban ................................................................................. 28
Gambar 23. Penempel Label ................................................................................. 29
Gambar 24. Timbangan Analitik .......................................................................... 29
Gambar 25. Timbangan (Kapasitas 10 ton) .......................................................... 30
Gambar 26. Timbangan (Kapasitas 300 kg) ......................................................... 30
Gambar 27. Alat Sealer ......................................................................................... 31
Gambar 28. pH Meter ........................................................................................... 31
Gambar 29. Mesin Penjerat Serangga ................................................................... 32

viii
Gambar 30. Grafik Perbandingan Jumlah Ubi Cilembu yang Datang Dari Tiap
Supplier ............................................................................................ 34
Gambar 31. Grafik Perbandingan Total Jumlah Barang yang Datang Dengan
Jumlah Pemesanan ........................................................................... 35
Gambar 32. Contoh Sampel Pengamatan.............................................................. 36
Gambar 33. Serbuk Larutan Coating .................................................................... 37
Gambar 34. Perendaman Ubi Cilembu pada Larutan ........................................... 38
Gambar 35. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading, dan Barang BS dari Supplier Pa Iding (Arjasari) ............. 40
Gambar 36. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Tatang (Cikalong) .......... 41
Gambar 37. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Agus Edi (Cianjur) ......... 42
Gambar 38. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Dayat (Cianjur) .............. 42
Gambar 39. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Mimid (Cikalong) .......... 43
Gambar 40. Diagram Persentase Rata-Rata Jumlah Ubi yang Lolos Sortasi-
Grading dari Tiap Supplier .............................................................. 44
Gambar 41. Perubahan Sampel A pada Awal Pengamatan dan Akhir
Pengamatan ...................................................................................... 45
Gambar 42. Perubahan Sampel B pada Awal Pengamatan dan Akhir
Pengamatan ...................................................................................... 46
Gambar 43. Perubahan Sampel C pada Awal Pengamatan dan Akhir
Pengamatan ...................................................................................... 47
Gambar 44. Perubahan Sampel D pada Awal Pengamatan Hingga Akhir
Pengamatan ...................................................................................... 48
Gambar 45. Komoditas Jambu Merah .................................................................. 82
Gambar 46. Stiker Label Info Barang ................................................................... 82
Gambar 47. Plastik Untuk Pengemasan Selada Air .............................................. 82
Gambar 48. Kegiatan Pelubangan Plastik ............................................................. 82
Gambar 49. Form Pendataan Barang Bahan Bantu .............................................. 83

ix
Gambar 50. Form Checklist Kebersihan Cold Storage......................................... 83
Gambar 51. Form Pemantauan Temperatur Cold Storage ................................... 83
Gambar 52. Plastik Untuk Pengemasan Ubi Cilembu .......................................... 83
Gambar 53. Ulasan Produk di Toko Online PT Alamanda (Qooali) .................... 84
Gambar 54. Area Pencucian Selada Air ................................................................ 84
Gambar 55. Komoditas Baby Buncis .................................................................... 84
Gambar 56. Komoditas Kentang ........................................................................... 84
Gambar 57. Form Alur Produksi........................................................................... 85
Gambar 58. Sertifikat Total Quality ..................................................................... 85
Gambar 59. Kegiatan Sortasi-Grading Baby Buncis............................................. 85
Gambar 60. Kegiatan Pendataan Distribusi Ubi Cilembu .................................... 85
Gambar 61. Komoditas Baby Buncis Kenya......................................................... 86
Gambar 62. Komoditas Terong Ungu ................................................................... 86
Gambar 63. Kegiatan Pengemasan Kentang ......................................................... 86
Gambar 64. Kegiatan Pengemasan Selada Air ..................................................... 86
Gambar 65. Produk Hasil Baby Buncis................................................................. 87

x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Biodata Peserta Praktek Kerja Lapang ............................................. 53
Lampiran 2. Timeline Kegiatan Praktek Kerja Lapang ......................................... 54
Lampiran 3. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang ........................................ 55
Lampiran 4. Surat Izin Praktek Kerja Lapang ...................................................... 61
Lampiran 5. Surat Tugas Praktek Kerja Lapang ................................................... 62
Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Praktek Kerja Lapang .............................. 63
Lampiran 7. Nilai Praktek Kerja Lapang .............................................................. 64
Lampiran 8. Spesifikasi Produk Larutan Coating ................................................. 65
Lampiran 9. Prosedur Pemakaian Larutan Coating .............................................. 66
Lampiran 10. Tabel Distribusi Ubi Cilembu Di PT Alamanda ............................ 67
Lampiran 11. Tabel Data Perlakuan Hasil Pengujian ........................................... 69
Lampiran 12. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang ............................................... 82

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum program studi Teknik Pertanian Universitas Padjadjaran dibuat
dengan menngacu pada upaya pembentukan kompetensi yang baik bagi
mahasiswa. Kompetensi lulusan ditetapkan berlandaskan kepada visi, misi,
sasaran dan tujuan program studi, sehingga kurikulum program studi merupakan
kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai dengan visi misi dan tujuan program
studi. Dengan demikian, kurikulum Program Studi TEP berisi muatan-muatan,
yang bertujuan untuk mendekatkan kompetensi mahasiswa terhadap tuntutan
dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. Pengalaman kerja di industri,
BUMN, instansi atau lembaga pemerintah merupakan suatu hal penting dan harus
dirasakan oleh setiap mahasiswa.
Dalam usaha untuk mencapai sasaran tersebut, maka Program Studi TEP
menetapkan mata kuliah Praktek Kerja Lapang (PKL), sebagai mata kuliah wajib
yang mesti dilaksanakan oleh mahasiswa, yang telah melalui semester 5, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan panduan yang diterbitkan oleh Program Studi
TEP. Metode pembelajaran mata kuliah ini adalah praktek kerja, yakni mahasiswa
melaksanakan kegiatan PKL pada suatu industri, baik industri manufaktur,
industri proses, industri jasa, BUMN, instansi atau lembaga pemerintah. Masa
pelaksanaan praktek kerja ini adalah 1 (satu) bulan, dengan hitungan 25 (dua
puluh lima) hari kerja. Capaian pembelajaran yang diharapkan, bahwa mahasiswa
memperoleh pengalaman, keterampilan dan keahlian sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasainya.
Ubi jalar ( Ipomoea batatas, L.) merupakan salah satu dari lima makanan
pokok hasil pertanian dunia selain gandum, jagung, sorgum dan beras (Sedu dkk.,
2012). Ubi jalar digunakan secara luas untuk makanan, minuman, pengobatan,
seremonial, industri rumah tangga, umpan memancing ikan dan makanan ternak
(Nelson dan Elevith, 2011). Bagian daun dan ujung batangnya mengandung nilai
nutrisi tinggi dan zat antioksidan polifenolik sehingga dapat digunakan sebagai
sayur dan untuk meningkatkan kesehatan (Islam, 2006). Menurut Kuepper (2010)
ubi jalar sering disebut juga dengan super food untuk menjelaskan bahwa ubi jalar

1
merupakan makanan sempurna yang mengandung serat tinggi, vitamin A, vitamin
C, vitamin B6, Potasium, Mangan dan rendah kalori sehingga baik untuk
menormalkan penderita gula darah. Saleh dkk. (2011) mengungkapkan bahwa ubi
jalar mengarahkan fungsinya sebagai makanan kesehatan (functional food) karena
mengandung betakaroten dan antosianin yang tinggi. Walaupun ubi jalar pada
musim tertentu produksinya tinggi dan jumlahnya melimpah tetapi tidak
tahan lama dan mudah busuk sehingga secara ekonomi kurang
menguntungkan. Hal ini menjadi tantangan bagi para ahli hortikultura dalam
penanganan pasca panen dan lama penyimpanan ubi jalar (Linus, 2009).
Atas dasar uraian tersebut maka dari itu sangatlah penting untuk mengkaji
bagaimana proses penanganan pasca panen yang baik bagi ubi cilembu yang
merupakan salah satu varietas dari ubi jalar. Setiap proses dari penanganan pasca
panen ubi cilembu memiliki faktor penentu kualitas yang berbeda - beda dari
setiap prosesnya, sehingga perlu diperhatikan dan dikaji seluruh aspek dari setiap
proses pasca panen ubi cilembu agar didapatkan ubi cilembu terbaik yang baik
untuk dipasarkan dan dikonsumsi. PT Alamanda Sejati Utama adalah salah satu
perusahaan yang memproduksi buah-buahan, sayuran, bunga-bungaan, dan jamur,
salah satu jenisnya yang diproduksi adalah ubi cilembu yang dimana ubi tersebut
on season dari bulan januari hingga bulan juni dan memiliki sistem penanganan
pasca panennya tersendiri untuk mendapatkan hasil terbaik, sehingga diharapkan
kegiatan praktek kerja lapangan ini bisa bermanfaat dan bisa memenuhi kewajiban
bagi mahasiswa dengan melaksanakan praktek kerja lapangan di PT Alamanda
Sejati Utama sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah praktek kerja
lapangan.

1.2 Maksud Praktek Kerja Lapang


Praktek Kerja Lapang merupakan suatu kegiatan akademis yang wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi Teknik Pertanian sebagai wujud
aplikasi dari ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan dan sebagai salah satu
syarat kelulusan di Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Kegiatan PKL ini
dimaksudkan untuk memberi pengalaman dan pengetahuan mengenai suatu
kegiatan pada lembaga atau perusahaan, baik itu secara kognitif, afektif dan

2
psikomotorik yang berkaitan dengan bidang keteknikan pertanian, khususnya
kegiatan penanganan pasca panen ubi cilembu di PT Alamanda Sejati Utama,
sehingga kedepannya mahasiswa dapat menjadi lulusan yang kompetitif.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya praktek kerja lapang ini diantaranya adalah:
1. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu
(S1) di Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknik Pertanian dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
2. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman bekerja pada suatu
lembaga / instansi / perusahaan yang terdapat kaitannya dengan kajian di
bidang teknik pertanian baik secara menyeluruh atau sebagian.
3. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa agar dapat membandingkan
kajian teoritis dengan kenyataan di lapangan serta mempelajari bagaimana
cara mengambil sikap (menempatkan diri) di dalam bekerja sehubungan
dengan keterkaitan berbagai aspek/bidang dalam institusi.
4. Memberi kemampuan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi
masalah dan belajar menganalisanya untuk menawarkan suatu penyelesaian
(solusi) terhadap masalah tersebut.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dilaksanakannya praktek kerja lapang ini diantaranya adalah:
1. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis di lapangan mengenai
proses penanganan pasca panen ubi cilembu di PT Alamanda Sejati Utama
Banjaran, Kab. Bandung
2. Mengetahui alur proses dan tata cara proses penanganan pasca panen ubi
cilembu di PT Alamanda Sejati Utama Banjaran, Kab. Bandung

3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.4.1 Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan pada tanggal
28 Januari 2019 s.d 25 Februari 2018.
1.4.2 Tempat
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan di PT
Alamanda Sejati Utama Kec. Banjaran Kab. Bandung

1.5 Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Adapun kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapang yang
dilaksanakan di PT Alamanda Sejati Utama ini yaitu:
1. Melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT Alamanda Sejati
Utama.
2. Menyusun laporan akhir kegiatan Praktek Kerja Lapang.

4
BAB II
PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Sejarah PT Alamanda Sejati Utama


PT. Alamanda Sejati Utama adalah perusahaan pertanian swasta Indonesia
yang menjual serta mengekspor sayuran, buah-buahan, dan bunga secara aktif ke
negara-negara di dunia. Didirikan pada tahun 2002, pada awalnya perusahaan ini
hanya mengekspor buah-buahan saja, namun secara bertahap PT Alamanda mulai
mengekspor sayuran dan bunga. PT Alamanda memperluas dan menambah
cabang kantornya ke Banjaran, Bandung Selatan, Jawa Barat pada tahun 2004.
Karena khawatir dengan ruang yang lebih besar, fasilitas dan peralatan yang lebih
baik, PT Alamanda siap memberikan barang segar dari Indonesia umtuk di ekspor
ke beberapa negara di luar negeri. Logo PT Alamanda Sejati Utama disajikan
pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT Alamanda Sejati Utama


(Sumber : alamandautama.com)

Pada tahun 2009, PT Alamanda telah bekerja sama dengan LPPM UNPAD
(sebuah lembaga yang tugasnya adalah membantu produsen dalam hal teknik
produksi, manajemen, dan kelembagaan) untuk mengembangkan manajemen
rantai pasokan hortikultura yang masih dalam proses saat ini. PT Alamanda juga
telah bekerja sama dengan kelompok petani (GAPOKTAN) untuk menjaga
pasokan tetap stabil sehingga perusahaan dapat melakukan ekspor sepanjang
tahun. Perusahaan ini telah mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari para
pembeli, seperti NTUC Fair Price (salah satu rantai pasar super terbesar di
Singapura), Cold Storage, Shop n Save, Giant, dan SATS. Tidak hanya ke
Singapura, PT Alamanda juga mengirimkan produk ke Malaysia, Thailand,

5
Hongkong, Brunei Darussalam, AS, Bangladesh, Korea Selatan, Jepang, Pakistan,
Turki.
PT. Alamanda Sejati Utama adalah perusahaan yang berkembang pesat yang
mengekspor lebih dari 5.000 MT pada 2010. Pada tahun 2011, PT Alamanda telah
memperluas dengan membuka kantor cabang di Medan dan gudang di Jawa
Tengah. Produk perusahaan adalah sayuran segar, buah-buahan, dan jasmine
pilihan terbaik dari Indonesia. Program utama PT Alamanda adalah bekerja sama
dengan banyak petani yang terlatih dan berpendidikan yang memahami produk-
produk berkualitas standar ekspor. Untuk menjaga standar kualitas produk tetap
pada tingkat tertinggi, PT Alamanda juga menyediakan benih terbaik bagi petani
untuk ditanam dan melatih mereka untuk memastikan produk diperlakukan
dengan baik dan tumbuh dengan baik PT. Alamanda Sejati Utama menerapkan
Cold Chain Management sebagai perlakuan kualitas standar untuk setiap
barang, mulai dari bidang perkebunan ke gudang dan dari gudang ke pelabuhan
keberangkatan. PT Alamanda bekerja sama pula dengan penyedia jasa truk
berpendingin dan penyimpanan dingin yang dapat mempertahankan lebih dari 300
ton / hari sayuran dan buah-buahan.
PT. Alamanda Sejati Utama memiliki staf berpengalaman dan karyawan
yang terampil yang terlatih dengan baik untuk memastikan kualitas produk pada
standar tertinggi sesuai kebutuhan pelanggan. PT. Alamanda Sejati Utama
memiliki prinsip bahwa kualitas tinggi berasal dari benih yang baik, perawatan
yang baik, penanganan yang baik, dan pengaturan pengiriman yang baik. Inilah
alasan PT Alamanda menerapkan kontrol kualitas yang ketat di semua tingkatan
pemrosesan, mulai dari pemilihan benih, pemanenan, pemisahan, munculnya
produk, dan pengepakan. Untuk mencapai kualitas paling segar dari produk, PT
Alamanda memiliki cold storadge yang dapat mempertahankan lebih dari 300 ton
/ hari sayuran dan buah-buahan. Setiap sayuran dan buah disimpan di setiap
kompartemen berdasarkan daya tahannya. Komoditas dari bahan hasil pertanian
yang di beri penanganan pasca panen di PT Alamanda Sejati Utama disajikan
dalam poin berikut :

6
 Sayuran : Baby Fine Bean, French bean, watercresses, Cabai Merah, Kubis,
Capsicum, Petai Bean, Jagung Manis, Xiao Bai Cai, Kentang Manis Madu,
Bawang Merah
 Buah-buahan : Gedong Manggo, Arumanis Manggo, Salacca, Pink Jambu,
Rambutan, Melon Air, Manggis, Rock Melon
 Bunga-bungaan : Karangan Bunga Jasmine, bunga melati botak, bunga jasmin
 Jamur : Jamur Champignon, Jamur Kancing

2.2 Struktur Organisasi PT Alamanda Sejati Utama


Kegiatan produksi di PT Alamanda dijalankan oleh para karyawan dan staff
yang sudah terintegrasi dengan baik, yang dimana kegiatan tersebut diatur
berdasarkan struktur organisasi yang ada di PT Alamanda Sejati Utama. Struktur
organisasi di PT Alamanda Sejati Utama disajikan dalam Gambar 2.

7
Operational
Director

Operational Director
Vice Director Advisor

Sekretaris
Direksi

Finance & Marketing HR & General


Supply Chain & Production
Accounting Manager Affairs
Purchasing Manager
Manager Manager Junior Manager

Marketing for Leader General


Marketing for Affairs/
Finance Singapore Spv Non Singapore Purchasing Supply Chain
Ida Farida Spv Spv Spv Umum Spv
Area Sortasi
Spv Mechanic
Accounting Marketing Purchasing Engineer
SCM Staff
Staff Staff Staff
Area Packing
Spv GA/Umum
Marketing staff
Staff Pajak SCM Staff
Staff

HACCP Spv Maintainance


Marketing & Service
SCM Staff Building
Staff
Seasonal Product
Spv Information
Technology HR Staff Messanger
R. Teddy
Burnama Alfan Angguna

Bahan Bantu
Spv
Haris Sahri

Receiving Spv

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Alamanda Sejati Utama

8
2.3 Visi dan Misi PT Alamanda Sejati Utama
1. Visi
Adapun visi yang diterapkan oleh PT Alamanda Sejati Utama adalah
menjadi eksportir terkemuka dalam sayuran, buah-buahan, dan bunga yang
menempatkan kepuasan pelanggan sebagai komitmen prioritas utama.
2. Misi
Adapun misi yang diterapkan oleh PT Alamanda Sejati Utama adalah
bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan petani untuk memajukan
ekspor hortikultura Indonesia ke negara-negara di dunia. Fokus pada pelayanan
prima dan mempertahankan kontrol kualitas standar tinggi mulai dari pemilihan
bahan, penanganan, pengiriman, dan menyediakan barang terbaik bagi pelanggan.

9
BAB III
PROSES KERJA PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Kondisi Umum Perusahaan


Kegiatan umum yang dilakukan di PT Alamanda Sejati Utama adalah
produksi berbagai macam bahan hasil pertanian seperti sayuran, buah–buahan,
bunga–bungaan dan jamur yang didapat dari para petani. Kegiatan produksi
tersebut didukung dengan penanganan pasca panen yang tepat dan sesuai standar
nasional Indonesia untuk setiap komoditas yang ada, sehingga pemasaran hasil
produksi PT Alamanda sejati utama tidak hanya di pasar lokal saja, namun
mencapai pasar internasional (ekspor). Perusahaan ini memiliki banyak karyawan
yang bergerak di berbagai bidang produksi dan memiliki kemampuan terampil,
serta memiliki beberapa program kerja sama dengan para petani (supplier) dalam
kegiatan bertanamnya, sehingga komoditas bahan hasil pertanian yang datang dari
supplier selalu terjadwal dan teratur dengan baik, hal tersebut sangat mendukung
kegiatan di PT Alamanda Sejati Utama
Lingkungan di beberapa area yang menjadi tempat produksi utama di PT
Alamanda Sejati Utama terdapat empat area, yaitu area penerimaan bahan, area
sortasi–grading, area cold storadge, area pemuatan barang, area penanganan
manggis, dan area bahan bantu. Area tersebut bergerak bersama dan saling
bersinergis setiap harinya dalam kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan
pembeli (buyer) sesuai dengan pesanannya. Operasional kerja di PT Alamanda
Sejati Utama adalah dari hari senin sampai hari jumat, namun untuk kegiatan
produksi berlangsung setiap hari.
Produk akhir yang dihasilkan dari PT Alamanda Sejati Utama adalah
produk bahan hasil pertanian yang siap jual dan siap untuk diolah ataupun
dikonsumsi yang dimana telah melalui tahap akhir produksi yaitu kegiatan
pengemasan dan pemasaran kepada para pembeli (buyer). Dalam hal ini, seluruh
hasil produksi bahan hasil pertanian yang lolos sortasi – grading dipasarkan di
lokal dan internasional. Pemasaran lokal di PT Alamanda Sejati Utama
dilaksanakan melalui toko online yang terdapat di JD.id, Tokopedia, Blibli, dan
Shopee dengan nama toko Qooali. Pemasaran internasional dilaksanakan

10
berdasarkan kerja sama dengan perusahaan di luar negeri sehingga hanya tinggal
di follow up saja setiap minggunya dalam pelaksanaannya.
Kegiatan harian dari perusahaan adalah produksi buah dan sayur serta
pengiriman barang menuju tempat pemesanan. Karyawan produksi bekerja setiap
hari senin hingga hari sabtu, yang dimana karyawan produksi tersebut terbagi
kedalam dua shift yaitu pagi dan malam, hal ini bergantung dari berapa banyaknya
pesanan yang dibutuhkan oleh pemesan dan suplai barang yang datang dari petani.
Komoditas yang diproduksi setiap hari adalah komoditas sayur dan buah yang
telah terikat kerja sama dengan petani, serta telah terjadwal pengiriman rutinan
dengan konsumen atau pembeli tertentu. Komoditas buah dan sayur tersebut
adalah buah manggis, kentang, baby buncis, french bean, dan buncis. Target dari
perusahaan adalah menjalin kerja sama dengan banyak petani yang berkompeten,
sehingga suplai barang yang masuk bisa terjadwal dengan baik, serta memiliki
kualitas yang baik dan dalam jumlah yang sesuai dengan pesanan, sehingga PT
Alamanda bisa memaksimalkan dan memperluas jangkauan ekspor di lingkup
internasional. Kantor PT Alamanda terdapat di lantai dua gedung utama,
sementara seluruh ruangan untuk produksi terdapat di lantai satu PT Alamanda.
Staff yang bekerja di sekitar kantor adalah para pekerja yang secara umum
bertugas untuk memastikan kegiatan produksi di PT Alamanda berjalan dengan
baik dan benar. Staff tersebut secara umum terdiri dari bagian HRD, bendahara,
perpajakan, logistik, manajemen produksi, komunikasi, dan penanggung jawab
setiap komoditas serta perusahaan tujuan pemasaran. Pengiriman serta pemasukan
barang hampir terlaksana setiap hari di PT Alamanda, hal ini menunjukkan bahwa
eksistensi PT Alamanda dalam distribusi produksi holtikultura berpengaruh besar
di Indonesia, khususnya dalam kegiatan ekspor ke luar negeri.

3.2 Penanganan Ubi Cilembu Saat Panen


Penanganan ubi jalar meliputi kegiatan penentuan saat panen, pemanenan,
pengeringan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.

11
3.2.1 Penentuan Saat Panen
Ubi jalar dapat dipanen pada umur 95 hari hingga 5 bulan setelah tanam
tergantung varietasnya. Varietas Sari memiliki umur panen 3,5-4 bulan dan Sukuh
4-4,5 bulan (Balitkabi 2005). Penentuan saat panen ubi jalar yang tepat sangat
penting karena umur panen berpengaruh terhadap komposisi kimia umbi segar
maupun tepung ubi jalar yang dihasilkan. Umur 120 hari merupakan umur panen
optimum ubi jalar segar berdasarkan kadar pati tertinggi dan serat minimal.

3.2.2 Pemanenan
Ubi jalar dipanen setelah tanaman berumur 5-6 bulan, dengan ciri-ciri
daunnya sudah tampak menguning / mulai mengering. Tata cara panen ubi jalar
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menentukan tanaman ubi jalar yang telah siap panen.
b. Memotong batang ubi jalar dengan sabit atau parang, kemudian singkirkan.
c. Menggali guludan dengan cangkul hingga terkuak ubinya.
d. Mengambil dan mengumpulkan ke tempat pengumpulan.
e. Membersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
f. Mengeringkan ubi yang masih berada dalam kondisi lembab.
g. Memasukkan kedalam wadah untuk diangkut.

3.2.3 Pasca Panen


Ubi jalar biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedapat mungkin ubi
harus terhindar dari luka atau memar saat panen. Umbi hasil panen dikemas dalam
keranjang (2 -10 kg), sementara hasil sortir dikemas dengan plastik dengan berat
sekitar 2,5 kg. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan ubi jalar
adalah :
a. Sebaiknya disimpan di ruang bersuhu kamar antara 27º - 30º C dengan
kelembaban udara antara 85% - 90%. Disimpan di ruang gelap dengan
mengikutsertakan tangkai ubi yang agak panjang atau disimpan di dalam pasir dan
abu dengan mengangin-anginkan.
b. Disimpan di ruang khusus atau gudang yang kering, sejuk dan peredaran
udaranya baik. Suhu dingin yang dipakai adalah antara 7 – 10 °C, tujuannya

12
adalah agar suhu dingin dapat menahan atau menekan respirasi dari ubi, sehingga
bisa memperpanjang umur simpannya.

3.3 Proses Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu di PT Alamanda


3.3.1 Area Kerja dan Produksi di PT Alamanda
1. Area Penerimaan
Area penerimaan adalah area yang terletak di bagian paling ujung dari
wilayah produksi. Area ini memiliki satu gerbang besar seperti garasi yang
dimana mobil-mobil pengangkut dari para petani (supplier) diterima oleh PT
Alamanda. Petugas yang bekerja di bagian ini adalah para karyawan laki-laki
yang secara umum tugasnya adalah mengangkut dan menimbang berat dari bahan
hasil pertanian yang diterima dari supplier. Area ini memiliki beberapa fungsi
yaitu lokasi diterimanya bahan hasil pertanian dari para petani, tempat pendataan
awal banyaknya barang yang masuk dan dibuatkan kartu proses, menimbang
dengan timbangan yang kapasitasnya 10 ton untuk menghitung berapa jumlah
total bahan hasil pertanian yang masuk, dan tempat disimpan sementara bahan
hasil pertanian yang tidak lolos sortasi-grading atau barang BS (Below Standard).
Area penerimaan dan pintu area penerimaan disajikan pada Gambar 3 Dan
Gambar 4.

Gambar 3. Area Penerimaan

13
Gambar 4. Pintu Area Penerimaan

2. Area Sortasi-Grading
Area sortasi-grading adalah area yang didalamnya terdapat kegiatan
pemilihan bahan hasil pertanian berdasarkan tingkat minat konsumen, dan juga
melakukan kegiatan pengelompokkan bahan hasil pertanian berdasarkan kategori
yang telah ditetapkan atas setiap komoditasnya. Karyawan yang bertugas di
bagian ini adalah karyawan wanita yang melakukan sortasi-grading, serta dibantu
oleh karyawan pria untuk proses pengangkutan bahan hasil pertaniannya dan
untuk distribusi bahan yang telah di sortasi-grading. Bagian ini memiliki 4 meja
panjang yang berfungsi sebagai alas bagi para karyawan wanita melakukan
sortasi-grading, yang dimana terdapat keranjang kecil dan besar untuk membantu
dan mempermudah proses pengelompokkan. Ruangan ini juga memiliki bagian
pencucian yang berada di bagian pinggir area sortasi-grading, bagian ini adalah
tempat bagi para karyawan mencuci selada air yang datang dari supplier. Luasnya
area sortasi grading juga dimanfaatkan oleh para karyawan untuk menyimpan
bahan hasil pertanian yang BS dan juga bahan hasil pertanian yang lolos sortasi-
grading untuk disimpan sementara, selain itu juga terdapat mesin pembuat es serut
dan juga tumpukan keranjang yang disimpan di area sortasi-grading. Area sortasi-
grading disajikan pada Gambar 5.

14
Gambar 5. Area Sortasi-Grading

3 Area Packing
Area Packing adalah area pengemasan bagi bahan hasil pertanian yang telah
lolos bagian sortasi-grading. Pengemasan yang dilakukan adalah menggunakan
bahan berupa plastik, kardus, sterofoam, cnc, d.l.l. Bahan yang digunakan untuk
pengemasan dibuat dan disiapkan oleh bagian bahan bantu, yang dimana bahan
yang disiapkan adalah berdasarkan jumlah pesanan dan perusahaan yang
memesannya. Area ini memiliki empat meja panjang untuk pengemasan bahan
hasil pertanian selain selada air, dan satu meja panjang yang khusus untuk
pengemasan selada air. Alasan dari dipisahkannya proses pengemasan selada air
dari bahan hasil pertanian lainnya adalah karena selada air memiliki kondisi basah
sementara bahan hasil pertanian lainnya berada dalam kondisi kering, dan juga
pada pengemasan selada air harus dilapisi oleh es serut disetiap box nya, sehingga
harus dipisahkan area pengemasan selada air dengan bahan hasil pertanian
lainnya. Area Packing memiliki 5 cold storage besar, yang dimana masing-masing
pembagiannya adalah cold storage 1 untuk sayur dan buah, cold storage 2 untuk
sayur akar, cold storage 3 untuk sayur daun, cold storage 4 untuk kentang, dan
cold storage 5 untuk manggis. Area Packing disajikan pada Gambar 6.

15
Gambar 6. Area Packing

4 Area Bahan Bantu


Area bahan bantu adalah area yang mempersiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan oleh bagian pengemasan. Bahan yang disiapkan adalah bahan yang
sesuai dengan pemesanan pembeli (buyer), baik itu jumlahnya, tipe stikernya, dan
juga tipe kemasannya Selain menyiapkan bahan untuk mengemas bahan hasil
pertanian, bahan bantu juga menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan pengemasan, seperti solatip, stiker, label, d.l.l. Area ini
terletak diluar ruang produksi atau berada di gedung yang berbeda dari area
penerimaan, area sortasi-grading, dan area packing, sehingga setiap memulai
produksi bagian bahan bantu harus sudah menyiapkan bahan yang dibutuhkan
untuk produksi dan memberikannya melalui area penerimaan. Area bahan bantu
disajikan pada Gambar 7.

16
Gambar 7. Area Bahan Bantu

5 Area Pemuatan Barang


Area pemuatan barang disebut juga sebagai area loading. Bahan hasil
pertanian yang telah dikemas dan siap untuk dikirimkan disimpan di area ini dan
kemuadian akan dikirim oleh truk container. Area ini memiliki area yang luas
karena untuk penyimpanan sementara bahan hasil pertanian yang siap dikirimkan,
dan juga memiliki pintu besar untuk sebagai jalur para karyawan memindahkan
barang ke truk container. Truk container ini adalah truk yang dimana memiliki
kontrol suhu didalam penyimpanannya, sehingga kualitas dari bahan hasil
pertanian yang dikirim dapat terjaga. Area pemuatan barang disajikan pada
Gambar 8.

17
Gambar 8. Pintu Area Pemuatan Barang

6 Area Kantor Operasional


Area kantor operasional adalah area yang dimana didalamnya terdapat
kegiatan operasional di PT Alamanda. Area ini aktif pada hari senin sampai jumat
yang didalmnya diisi oleh para staff yang beraktivitas. Area ini memiliki beberapa
bagian yaitu area pusat (kantor), area rapat, area persentasi, area dapur, dan juga
area mushola. Area kantor operasional disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Area Kantor Operasion


7 Area Mini Lab
Area mini lab adalah area yang dimana fungsi khususnya yaitu untuk
karantina buah manggis sebelum dikirim ke luar negri. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh petugas karantina yang berasal dari luar PT Alamanda, yang dimana
tujuannya adalah agar manggis yang akan diekspor tidak usah diberikan perlakuan
karantina lagi di bandara, dan manggis yang akan diekspor pun sesuai dengan

18
standar. Fungsi lain dari mini lab ini adalah untuk keperluan para peneliti dalam
pengujian penanganan pasca panen bahan hasil pertanian yang baik, baik itu dari
kalangan mahasiswa atau bukan. Area mini lab disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Area Mini Lab

3.3.2 Proses Produksi


1. Pendataan Distribusi Ubi Cilembu
Distribusi bahan hasil pertanian di PT Alamanda secara umum didapat dari
para petani (supplier). Kegiatan distribusi ini dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dalam pemesanan sayur dan buah di PT Alamanda.
Pemesanan ini berasal dari perusahaan luar negri seperti Hongkong dan
Singapore, dan juga berasal dari konsumen lokal yaitu melalui pemesanan secara
online di beberapa toko online yang telah disediakan PT Alamanda. Pemesanan
ini ditindak lanjuti oleh PT Alamanda dengan membuat pesanan pre order kepada
para petani yang dimana jumlah dan petani tujuan sudah diatur setiap minggunya,
sehingga telah terjadwal dengan rapi. Kendala yang ada dalam kegiatan ini adalah
terkadang jumlah bahan hasil pertanian yang datang dari petani masih sering tidak
sesuai dengan jumlah pemesanan, baik itu terlalu banyak ataupun kurang. Hal
tersebut disebabkan faktor buah atau sayur musiman yang tidak selalu ada di
setiap waktu, sekalipun ada bahan hasil pertanian tersebut memiliki kualitas yang
berada dibawah standar. Kondisi seperti ini membuat PT Alamanda membuat
beberapa program kerjasama dengan petani agar suplai bahan hasil pertanian
terjadwal dan jumpah pesanan dengan barang yang datang akan sesuai serta

19
terdapat kesepakatan harga, kerja sama ini memiliki berbagai bentuk tergantung
bagaimana kesepakatan dari kedua belah pihak, namun secara umum PT
Alamanda memberikan beberapa bahan penunjang seperti benih kepada para
petani yang terikat kerja sama, dan ada pula yang seluruh kegiatan penanaman
diserahkan kepada petani namun tetap dalam lingkup kerja sama. Bahan hasil
pertanian yang sudah berprogram untuk kerja sama dengan pihak petani saat ini
baru komoditas baby buncis dan buncis permium. Print out pre order mingguan
pemesanan bahan hasil pertanian di PT Alamanda disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Data Pre Order Mingguan

2. Sortasi-Grading Ubi Cilembu


Kegiatan sortasi-grading bertujuan untuk memilih ubi cilembu yang sesuai
standar. Kegiatan ini dilakukan karena tidak semua ubi cilembu yang dikirim oleh
petani (supplier) memiliki kualitas yang bagus. Sebelum kegiatan sortasi-grading
dilakukan biasanya ubi cilembu didiamkan terlebih dahulu agar bisa kering oleh
angin, karena jika kegiatan sortasi-grading dilaksanakan dalam kondisi ubi yang
tidak kering maka akan sulit bagi petugas sortasi grading untuk memilah mana ubi

20
yang layak, karena cacat pada ubi hanya akan terlihat pada ubi yang berkondisi
kering. Menurut hasil wawancara dengan bagian kepala produksi alasan dari
masih banyak ubi yang mengalami cacat adalah karena faktor cuaca dan
perawatan dari petani tersebut. Masalah tingginya curah hujan mempengaruhi
kualitas dari ubi yang pada umumnya kurang baik, sehingga berimbas pada tidak
sesuainya jumlah barang yang datang dengan pemesanan. Masalah lainnya yaitu
perawatan yang baik dari petani, hal ini menyebabkan rendahnya jumlah ubi
cilembu yang lolos dari sortasi-grading. Salah satu upaya untuk menanggulangi
masalah ini adalah dengan mengadakan kerja sama dengan petani terkait,
sehingga kualitas barang, penjadwalan, serta jumlah pemesanan yang datang bisa
sesuai dan memiliki kualitas yang baik.
Kegiatan sortasi adalah membagi beberapa jeni ubi cilembu kedalam tiga
kategori. Kategori ini diatur berdasarkan dari berat ubi cilembu tersebut yaitu ubi
cilembu kategori 90 gram, 110 gram, dan diatas 250 gram. Kategori ini nantinya
akan disesuaikan dengan besaran kemasan dan jumlah pesanan buyer, dan juga
disesuaikan untuk jumlah per bungkusnya dan jumlah per kardusnya. Ubi cilembu
yang lolos sortasi-grading adalah ubi cilembu yang secara keseluruhan berada
pada kondisi baik yaitu tidak ada bagian yang patah, kulit mulus, tidak ada cacat
atau lecet, memiliki bentuk dan ukuran sesuai standar, dan tidak terdapat bintik
hitam yang berasal dari daging ubi. Kegiatan sortasi-grading ubi cilembu disajikan
pada Gambar 12.

Gambar 12. Kegiatan Sortasi-Grading Ubi Cilembu

21
3. Pengemasan Ubi Cilembu
Pengemasan ubi cilembu adalah kegiatan yang dilakukan setelah ubi
cilembu lolos dari area sortasi-grading. Biasanya, ubi cilembu yang lolos sortasi-
grading tidak langsung dikemas, namun disimpan terlebih dahulu di cold storage
dan kegiatan pengemasan disesuaikan dengan jumlah pesanan yang ada. Ubi
cilembu biasanya hanya tahan selama satu minggu didalam cold storage dengan
suhu 5°C - 7°C, karena jika diatas satu minggu ubi cilembu akan tumbuh tunas
dan lama kelamaan tidak bisa memenuhi standar. Pengemasan ubi cilembu di PT
Alamanda adalah menggunakan plastik yang direkatkan oleh solatip berwarna
diatasnya, plastik tersebut memiliki beberapa lubang yang dimana tujuannya
adalah agar bagian dalam kemasan tidak berembun dan lubang ini memiliki fungsi
sebagai perfolasi, atau sebagai tempat pertukaran udara dan uap air. Solatip yang
dipaai untuk mengikat ubi setiap bungkusnya memiliki warna yang berbeda-beda,
hal ini untuk memudahkan pengiriman karena setiap warna memiliki tujuan
perusahaan yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang dipakai untuk pengemasan
disiapkan oleh bagian bahan bantu, baik itu bahan ataupun alat yang akan dipakai.
Setelah dibungkus dengan plastik, ubi dimasukkan kedalam kemasan kardus atau
kemasan cnc yang direkatkan oleh solatip bening dan juga tali dari mesin
stripping film, penentuan jenis kemasan ini adalah tergantung dari bagaimana
pesanan perusahaan (buyer). Hasil pengemasan ubi cilembu disajikan pada
Gambar 13, 14, dan 15.

22
Gambar 13. Produk Jadi Ubi Cilembu

Gambar 14. Ubi Cilembu yang Dikemas Kardus

23
Gambar 15. Ubi Cilembu yang Dikemas CNC

4. Pemasaran Ubi Cilembu


Pemasaran adalah tahap akhir dari kegiatan produksi ubi cilembu di PT
Alamanda. Kegiatan ini diawali dengan sudah siapnya bahan yang sudah dikemas
dan disimpan di ruang pemuatan barang, yang dimana nantinya akan dikirim oleh
truk container yang memiliki kontrol suhu dalam penyimpanannya. Ubi cilembu
dikirim dan dipasarkan ke luar negeri dan dalam negeri. Penjualan ubi cilembu ke
luar negeri secara rutin dan terjadwal dikirim ke negara Hongkong yang sudah
terjalin kerja sama, sementara untuk komoditas lainnya ada juga yang dikirim ke
negara Singapore, Tiongkok, Dubai, d.l.l. Pemasaran lokal dari ubi cilembu
dilakukan melalui beberapa toko online seperti Jd.Id, Tokopedia, Blibli, dan
Shoope, yang dimana toko ini bernama Qooali. Toko online PT Alamanda
(Qooali) disajikan pada Gambar 16.

24
Gambar 16. Pemasaran Online PT Alamanda (Qooali)

3.4` Alat dan Mesin Penanganan Pasca Panen di PT Alamanda


Kegiatan produksi di PT Alamanda tentu tidak terlepas dari peran penting
alat dan mesin yang digunakan. Fungsi dari alat dan mesin tersebut adalah untuk
mempermudah serta mempersingkat waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga proses
produksi dapat berjalan secara efektif. Beberapa alat dan mesin penunjang yang
digunakan selama proses penanganan pasca panen di PT Alamanda diantaranya
sebagai berikut :
a. Keranjang, digunakan sebagai tempat bahan hasil pertanian disimpan
saat proses penerimaan, sortasi-grading, dan pengemasan. Keranjang
disajikan pada Gambar 17.

25
Gambar 17. Keranjang

b. Handlift, digunakan untuk memindahkan tumpukan keranjang yang


diberi alas palet, sistem kerjanya mirip seperti dongkrak untuk kendaraan
mobil. Handlift disajikan pada Gambar 18.

Gambar 18. Handlift

d. Konveyor, digunakan untuk meindahkan keranjang dari satu tempat ke


tempat lain. Konveyor disajikan pada Gambar 19.

26
Gambar 19. Konveyor

e. Mesin Pengikat Tali Stripping, mesin ini berfungsi untuk memasangkan


tali pengikat pada kardus atau cnc. Pengikat tali stripping disajikan pada
Gambar 20.

Gambar 20. Mesin Pengikat Tali Stripping

f. Cold Storage, berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan hasil


pertanian yang dimana bisa dilakukan kontrol suhu dalam
pelaksanaannya. Berikut adalah gambar dari cold storage :

27
Gambar 21. Cold Storage

g. Tarikan Lakban, berfungsi sebagai alat yang mempermudah dalam


kegiatan pemasangan solatip besar pada kardus atau sterofoam. Tarikan
Lakban disajikan pada Gambar 22.

Gambar 22. Tarikan Lakban

h. Penempel Label, berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat


kegiatan penempelan label pada bungkus kemasa. Label ini adalah kode
dari shift pengemas dan jumlah barang yang dikemasnya. Penempel label
disajikan pada Gambar 23.

28
Gambar 23. Penempel Label

i. Timbangan analitik, berfungsi untuk menimbang bahan hasil pertanian


yang telah dikemas per bungkus. Kapasitas maksimal timbangan ini
adalah 6 kg. Timbangan amalitik disajikan pada Gambar 24.

Gambar 24. Timbangan Analitik

j. Timbangan (kapasitas 10 ton), berfungsi untuk menimbang berat dari


tumpukan box secara langsung yang dilaksanakan di area penerimaan.
Timbangan (kapasitas 10 ton) disajikan pada Gambar 25.

29
Gambar 25. Timbangan (Kapasitas 10 ton)

k. Timbangan (kapasitas 300 kg), berfungsi untuk menimbang berat barang


yang telah dikemas didalam kardus atau cnc. Timbangan (kapasitas 300
kg) disajikan pada Gambar 26.

Gambar 26. Timbangan (kapasitas 300 kg)

m. Alat sealer (perekat solasi), berfungsi untuk merekatkan kemasan


plastik untuk mengemas bahan hasil pertanian. Alat sealer disajikan
pada Gambar 27.

30
Gambar 27. Alat Sealer

n. Ph Meter, berfungsi untuk mengukur pH suatu cairan. Ph meter


disajikan pada Gambar 28.

Gambar 28. pH Meter

o. Mesin Penjerat Serangga, Berfungsi untuk menjadi perangkap serangga


yang masuk ke ruang produksi. Sistem kerjanya adalah dengan menarik
perhatian serangga masuk pada mesin dengan sinar ultraviolet, lalu
didalamnya sudah terdapat lem untuk menjerat serangga tersebut.
Mesin penjerat serangga disajikan pada Gambar 29.

31
Gambar 29. Mesin Penjerat Serangga

32
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1 Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu


4.1.1 Distribusi Ubi Cilembu
Secara umum kegiatan pemesanan ubi cilembu ini selalu tidak sesuai
dengan jumlah barang yang datang, tidak sinkronnya data antara barang yang
masuk dan barang yang keluar menyebabkan pemesanan dari buyer tidak
terpenuhi. Kegiatan Analisis distribusi ubi cilembu di PT Alamanda ini berfungsi
agar bisa menjadi tolak ukur bagi PT Alamanda untuk melaksanakan kerja sama
dengan petani ubi cilembu. Kegiatan distribusi ubi cilembu dilaksanakan setiap
hari di PT Alamanda, yang dimana rincian pemesanan dibuat setiap mingguan
pada form pre order yang dibuat.. Komoditas yang telah bekerja sama dengan PT
Alamanda hanya baru beberapa komoditas saja, yaitu baby buncis, buncis, dan
sebagainya. Masalah seperti ini sudah diduga sebelumnya oleh PT Alamanda
sehingga solusinya adalah menjalankan kerja sama antara PT Alamanda dengan
para petani, sehingga jadwal dan jumlah barang bisa teratus dan sesuai dengan
kesepakatan.
Kegiatan pengamatan distribusi ubi cilembu dilaksanakan selama 20 hari,
yaitu dari tangga 28 Januari 2019 hingga 16 Februari 2019, dalam kurun waktu
tersebut tidak ada satu pun barang yang masuk dalam setiap harinya yang dapat
memenuhi jumlah pemesanan yang dipesan oleh PT Alamanda. Menurut pihak
penerima distribusi salah satu hal yang menyebabkan rendahnya pasokan ubi
cilembu dari para petani adalah tingginya curah hujan di Jawa Barat, dan juga
terjadinya musim hujan di beberapa bulan ke belakang, bahkan cuaca yang terjadi
tidak menentu terkadang panas dan juga terkadang hujan. Secara teori, tingginya
curah hujan akan menyebabkan rendahnya produksi ubi cilembu setelah panen,
karena banyak ubi yang membusuk dengan cepat, hal ini menyebabkan rendahnya
pasokan ubi cilembu dari para petani dan juga pasokan yang berjumlah sedikit
pun tidak menjamin memiliki kualitas yang baik. Kurniawan dkk. (2013)
mengungkapkan bahwa terdapat penyebab lain yang menjadikan rendahnya hasil
panen ubi cilembu selain curah hujan yang tinggi, faktor tersebut adalah

33
rendahnya kualitas setek yang dipakai. Menurutnya setek yang umumnya
digunakan oleh para petani adalah setek yang sudah turun temurun, sehingga perlu
ada penelitian yang meneliti bagaimana membuat setek yang baik dan berkualitas
yang dimana secara genetis dapat meningkatkan hasil produksi ubi cilembu.
Berdasarkan penyebab tersebut terbukti bahwa jumlah ubi cilembu yang masuk ke
PT Alamanda tidak konsisten dalam hal jumlah barang dan jadwal barang masuk,
terkadang ada pasokan dari dua petani dalam satu hari dan juga terkadang dalam
satu hari tidak ada sama sekali pasokan dari petani ubi cilembu. Grafik jumlah ubi
cilembu yang datang dari tiap supplier setiap harinya disajikan pada Gambar 30.

800
700
600
Berat Barang (Kg)

500
400
300
200
100
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb
Waktu Distribusi
Pa Agus Edi (Cianjur) Pa Tatang (Cikalong) Pa Iding (Arjasari)
Pa Dayat (Cianjur) Pa Mimid (Cikalong)

Gambar 30. Grafik Perbandingan Jumlah Ubi Cilembu yang Datang dari Tiap
Supplier

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa barang yang datang dari para
petani ubi cilembu tidak konsisten setiap harinya, bahkan jika dijumlahkan ubi
cilembu yang datang setiap harinya tidak mencapai jumlah pemesanan pada form
pre order yang dibuat setiap minggunya. Pemesanan ubi cilembu kepada para
petani adalah berjumlah 2500 kg atau 2,5 ton setiap harinya yang dimana jumlah
tersebut adalah gabungan dari suplai setiap petani, namun setelah didata selama
20 hari tidak ada satu hari pun jumlah ubi cilembu yang datang dapat memenuhi
jumlah pemesanan, hal ini harus menjadi perhatian penting, dimana ketika ubi

34
cilembu yang datang dari para petani tidak sesuai dengan pemesanan maka akan
membuat kecewa para pembeli ubi cilembu kepada PT Alamanda. Grafik
perbandingan jumlah barang yang datang setiap harinya dari para petani dengan
pemesanan per harinya disajikan pada Gambar 31.

3000

2500

2000
Berat Barang (Kg)

1500

1000

500

0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb
Waktu Distribusi
Jumlah Pemesanan Jumlah Barang Datang

Gambar 31. Grafik Perbandingan Total Jumlah Barang yang Datang dengan
Jumlah Pemesanan

4.1.2 Perlakuan Terhadap Ubi Cilembu


1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilaksanakan pada awal minggu kedua kegiatan
praktek kerja lapang, setelah kegiatan diskusi dengan pembimbing pkl terkait
teknis penelitian. Sampel yang diambil adalah ubi cilembu seberat 1 kg tiap
bungkusnya, yang dimana bungkusnya tersebut adalah bungkus plastik khusus
ubi cilembu yang belum diberi label informasi tentang ubi cilembu dan tujuan
perusahaan. Bungkus tersebut diberi beberapa lubang bulat kecil yang dimana
tujuannya adalah agar tidak terjadi pengembunan didalam kemasan ubi, lubang
tersebut berfungsi sebagai perfolasi atau bagian yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran uap air dengan udara. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak

35
4 sampel yang dimana setiap sampel diberi perlakuan yang berbeda-beda.
Sampel A adalah sampel ubi yang dicampur larutan coating dan disimpan pada
suhu 5°C-7°C, Sampel B adalah ubi yang disimpan pada suhu 5°C-7°C,
Sampel C adalah ubi yang dicampur dengan larutan coating yang disimpan
pada suhu kamar, dan Sampel D adalah Ubi yang disimpan pada suhu kamar.
Ubi Cilembu yang dipakai adalah ubi cilembu yang tidak lolos sortasi-grading
atau bisa disebut BS (Below Standard), karena ubi yang tidak terlalu bagus
dapat bisa diuji dengan membuat luka pada ubi tersebut dan menandainya,
sehingga bisa terlihat perubahan luka setiap harinya. Contoh sampel
pengamatan ubi cilembu disajikan pada Gambar 32.

Gambar 32. Contoh Sampel Pengamatan

2. Pembuatan Larutan
Larutan adalah hasil campuran dari suatu zat dengan pelarutnya, pelarut
yang dipakai untuk membuat larutan kali ini adalah air. Larutan dibuat dengan
mencampurkan serbuk larutan coating dengan air, yang dimana syarat air
tersebut adalah air yang memiliki pH 6 – 7. Larutan coating adalah larutan
yang berfungsi untuk melapisi bahan hasil pertanian, khususnya buah-buahan
dan umbi-umbian. Kandungan dari serbuk coating ini belum diketahui karena

36
pihak perusahaan tidak mendapatkan informasi dari pihak penjual serbuk
coating, serta belum pernah dilakukan pengujian kandungan serbuk coating
tersebut dikarenakan penggunaan larutan coating di perusahaan masih baru dan
belum diterapkan secara massal. Fungsi dari larutan coating ini adalah untuk
melapisi bagian luar dari objek sehingga bisa menekan aktivitas enzimatis pada
bahan hasil pertanian dan juga dapat memperpanjang umur simpan dari objek
tersebut. Larutan ini bersifat aman jika terkonsumsi sehingga tidak perlu
dikhawatirkan akan kandungannya. Larutan coating yang dipakai pada
penelitian kali ini adalah larutan yang di impor dari Jerman, yang dimana
belum digunakan secara masal di PT Alamanda, sehingga disini penulis
diminta untuk melakukan uji coba terhadap larutan tersebut yang diaplikasikan
pada ubi cilembu yang diberi perlakuan suhu yang berbeda-beda. Serbuk
larutan coating disajikan pada Gambar 33.

Gambar 33. Serbuk Larutan Coating

Kandungan dari larutan tersebut belum diketahui secara detailnya, karena


belum pernah di cek oleh perusahaan dan tidak terdapat informasi kandungan
detail dari serbuk larutan, namun hanya terdapat informasi bahwa serbuk larutan
tersebut akan aman apabila terkonsumsi oleh manusia. Pembuatan larutan coating
dilaksanakan oleh mahasiswa dengan pembimbing PKL dari PT Alamanda yang

37
dilaksanakan di mini lab PT Alamanda. Tata cara pembuatan larutan coating
disajikan melalui tahap-tahap berikut :
1. Menyiapkan serbuk larutan coating pada plastik kecil sebanyak 60 gram dan
timbang oleh timbangan analitik.
2. Menyiapkan air sebanyak 1000 ml.
3. Mengukur pH air menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi.
4. Menunggu pH air mencapai 6 – 7, sehingga air sudah bisa dicampurkan dengan
serbuk larutan.
5. Mencampurkan larutan dan air pada wadah kecil dan aduk hingga serbuk larut
pada air.
6. Merendam sampel ubi cilembu pada larutan yang telah dibuat selama 2 menit.
Perendaman sampel ubi cilembu disajikan pada Gambar 34.

Gambar 34. Perendaman Ubi Cilembu Pada Larutan

7. Meniriskan sampel ubi cilembu dengan saringan hingga kering.


8. Memasukkan sampel yang telah dicampur larutan dan simpan di ruangan
berdasarkan suhu yang telah ditentukan.
9. Melakukan pengamatan terhadap perubahan ubi cilembu dari tiap sampel
selama 10 hari.

38
3. Kegiatan Pengamatan
Pengamatan memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui perubahan dari semua
sampel ubi cilembu di setiap harinya. Pengamatan dilakukan di ruangan pendataan
distribusi bahan hasil pertanian di area sortasi-grading untuk sampel yang diberi
perlakuan suhu kamar, dan juga dilakukan di area pengemasan yang dimana di
area tersebut terdapat cool storage bersuhu 5°C - 7°C tempat sampel yang diberi
perlakuan dengan suhu 5°C - 7°C. Pengamatan dilaksanakan setiap hari yaitu dari
hari senin hingga sabtu. Pengamatan dilakukan secara visual berdasarkan
perubahan kenampakan ubi cilembu setiap harinya. Hal yang perlu diperhatikan
selama kegiatan pengamatan adalah perubahan pada luka yang telah dibuat,
perubahan bau dari ubi cilembu, pertumbuhan tunas dari ubi cilembu, dan juga
mengelupasnya kulit dari ubi cilembu. Hasil pengamatan perubahan kenampakan
pada perlakuan sampel ubi cilembu disajikan pada Tabel 4.

4.2 Permasalahan Umum Pada Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu


Penanganan pasca panen ubi cilembu di PT Alamanda mencakup beberapa
tahap, yaitu tahap pengeringan, sortasi-grading, penyimpanan, dan pengemasan.
Seluruh tahap-tahap dari keempat kegiatan tersebut harus dilaksanaan agar dapat
mendapatkan ubi cilembu dengan kualitas terbaik. Secara umum permasalahan
penanganan pasca panen ubi cilembu di PT Alamanda adalah tidak terpenuhinya
pemesanan ubi cilembu serta minimnya jumlah ubi cilembu yang memiliki
kualitas yang baik dari para petani, hal ini menyebabkan rendahnya jumlah ubi
cilembu yang lolos sortasi-grading dan menyebabkan PT Alamanda tidak dapat
memenuhi seluruh pesanan ubi cilembu dari para buyer. Selain itu permasalahan
lainnya adalah masih minimnya alat dan mesin yang dipakai untuk penanganan
pasca panen ubi cilembu sehingga belum terdapat otomatisasi bagi penanganan
pasca panen ubi cilembu itu sendiri, padahal dengan adanya alat dan mesin yang
membantu akan semakin membuat tenaga dan waktu yang terpakai menjadi lebih
efektif. Jika dilihat dari program kerjasama yang akan dilakukan oleh PT
Alamanda dengan para petani di semua komoditas maka akan sangat perlu jika
nantinya PT Alamanda harus mulai menerapkan alat dan mesin di beberapa titik

39
proses produksi, karena jika sudah terprogram kerja sama dengan baik maka
penjadwalan dan jumlah barang yang akan masuk pun akan lebih teratur.

4.3 Pembahasan dan Hasil Kajian Penanganan Pasca Panen Ubi Cilembu
1. Distribusi Ubi (via data dan grafik)
Distribusi ubi cilembu di PT Alamanda tidak menentu dalam hal
penjadwalan dan jumlah barang yang datang, sehingga perlu dipecah dan
dianalisis tiap supplier dari ubi cilembu agar bisa dilihat secara detail dimana
letak masalah inti dari para petani yang menyuplai ubi cilembu. Supplier yang
pertama adalah Pa Iding yang memiliki lahan di daerah Arjasari, berdasarkan data
distribusi ubi cilembu selama 20 hari, pa Iding mengirim sebanyak 5 kali yang
dimana ini adalah jumlah terbesar jika dibandingan dengan supplier lainnya.
Pengiriman terbanyak adalah 719,7 kg, sementara pengiriman terkecil adalah 435
kg. Pengiriman cenderung tidak terjadwal dengan baik dan barang yang masuk
naik turun jumlahnya. Jumlah ubi cilembu yang datang dari Pa Iding menjadi
jumlah yang paling banyak jika dibandingkan dengan supplier lainnya yaitu
sebesar 3113,29 kg. Grafik barang yang masuk, barang lolos sortasi-grading, dan
barang BS dari Pa Iding disajikan pada Gambar 35.

800
700
600
Berat Barang (Kg)

500
400
300
200
100
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan

8-Feb
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb

9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb

Waktu Distribusi
Barang Yang Datang Lolos Sortasi-Grading Barang BS

Gambar 35. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading, dan Barang BS dari Supplier Pa Iding (Arjasari)

40
Supplier kedua adalah Pa Tatang yang memiliki lahan di Cikalong, dalam
total 20 hari pengamatan distribusi ubi cilembu, pa Tatang mengirim ubi cilembu
sebanyak 3 kali. Pengiriman terbanyak adalah sebesar 300 kg sementara
pengiriman terkecil adalah 125,3 kg. Pengiriman tidak menentu dan tidak sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, sehingga suplai kepada perusahaan tidak
dapat terpenuhi secara menyeluruh. Total ubi cilembu yang masuk dari pa Tatang
selama 20 hari pengamatan distribusi adalah 669 kg. Grafik barang yang masuk,
barang lolos sortasi-grading, dan barang BS dari pa Tatang disajikan pada Gambar
36.

350
300
Berat Barang (Kg)

250
200
150
100
50
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb

Waktu Distribusi
Barang Yang Datang Lolos Sortasi-Grading Barang BS

Gambar 36. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Tatang (Cikalong)

Supplier ketiga adalah pa Agus Edi yang memiliki lahan di Cianjur, dalam
total 20 hari pengamatan distribusi ubi cilembu, pa Agus Edi mengirim ubi
cilembu sebanyak 2 kali. Pengiriman pertama adalah 561,5 kg, dan pengiriman
kedua adalah 353,38 kg. Total ubi cilembu yang masuk dari pa Agus Edi selama
20 hari pengamatan distribusi adalah 914,88 kg. Grafik barang yang masuk,

41
barang lolos sortasi-grading, dan barang BS dari pa Agus Edi disajikan pada
Gambar 37.

600
Berat Barang (Kg)

500
400
300
200
100
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb
Waktu Distribusi
Barang Yang Datang Lolos Sortasi-Grading Barang BS

Gambar 37. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Agus Edi (Cianjur)

Supplier keempat adalah pa Dayat yang memiliki lahan di Cianjur, dalam


total 20 hari pengamatan distribusi ubi cilembu, pa Dayat mengirim ubi cilembu
sebanyak sekali saja. Pengirimannya adalah sebanyak 375,7 kg, hasil ini sangat
jauh dari jumlah pemesanan oleh perusahaan. Grafik barang yang masuk, barang
lolos sortasi-grading, dan barang BS dari pa Dayat disajikan pada Gambar 38.

400
Berat Barang

300
200
100
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb

Waktu Distribusi
Barang Yang Datang Lolos Sortasi-Grading Barang BS

Gambar 38. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Dayat (Cianjur)

42
Supplier kelima atau terakhir adalah pa Mimid yang memiliki lahan di
Cikalong, dalam total 20 hari pengamatan distribusi ubi cilembu, pa Mimid
mengirim ubi cilembu sebanyak sekali saja. Pengirimannya adalah pada 14
Februari 2019 sebanyak 200 kg. Jumlah ini adalah yang paling sedikit jika
dibandingkan dengan supplier lainnya. Grafik barang yang masuk, barang lolos
sortasi-grading, dan barang BS dari pa Mimid disajikan pada Gambar 39.
Berat Barang (Kg)

250
200
150
100
50
0
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
9-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
15-Feb
16-Feb
Waktu Distribusi
Barang Yang Datang Lolos Sortasi-Grading Barang BS

Gambar 39. Grafik Perbandingan Barang yang Datang, Barang Lolos Sortasi-
Grading dan Barang BS dari Supplier Pa Mimid (Cikalong)

Data pada grafik perlu diolah kembali menjadi data persentase, yang
dimana persentase tersebut menunjukkan seberapa besar ubi cilembu yang lolos
sortasi-grading dari tiap supplier sehingga bisa ditentukan petani ubi cilembu
yang memiliki kualitas ubi paling baik. Rata–rata persentase ubi cilembu yang
lolos sortasi-grading tertinggi sebesar 89,06%, sementara rata–rata persentase ubi
cilembu yang lolos sortasi-grading terendah sebesar 57,2%. Berdasarkan data
persentase rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa pa Tatang memiliki persentase
tertinggi yaitu sebesar 90,6%, hal ini menunjukkan bahwa pa Tatang adalah
prioritas utama untuk dijadikan rekan kerja sama oleh PT Alamanda, karena
persentase yang tinggi menandakan tinggi pula kualitas yang diberikan. Diagram
persentase ubi cilembu yang lolos sortasi-grading dari tiap supplier disajikan pada
Gambar 40.

43
100
Persentase Kualitas Barang (%) 90
80
70
60
50
40 Persentase Rata-rata (%)
30
20
10
0
Pa Iding Pa Tatang Pa Agus Edi Pa Dayat Pa Mimid
Supplier

Gambar 40. Diagram Persentase Rata-Rata Jumlah Ubi yang Lolos Sortasi-
Grading dari Tiap Supplier

2. Perlakuan Terhadap Ubi Cilembu


a) Sampel A
Sampel A adalah sampel ubi cilembu sebanyak 1 kg yang dicampur
dengan larutan coating dalam pemberian perlakuannya, serta disimpan didalam
cold storage selama masa pengamatannya. Luka yang diberikan pada ubi sampel
A ditandai dengan bulatan hitam di setiap sisinya, pada hari ke-1 sampai hari ke-6
ubi sebagian besar berwarna coklat muda pada lukanya, pada hari ke-7 sampai
hari ke-10 sudah beberapa luka pada ubi menjadi coklat tua, dan pada hari ke-10
sampai hari ke-12 sudah hampir semua luka pada ubi menjadi coklat tua. Sampel
A menjadi sampel kedua yang mampu menahan browning dengan lama setelah
sampel C, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan dan hanya berbeba sehari
saja jika dilihat dari jumlah luka yang berwarna coklat muda. Bau yang
dikeluarkan oleh sampel A mengalami penguatan bau manis pada hari pertama
setelah dicampur larutan coating dan bau tersebut mampu bertahan hingga hari
ke-9, setelah itu pada hari ke-10 terjadi sedikit penurunan intensitas bau pada ubi
dan bau tersebut bertahan hingga hari ke-12. Hal tersebut kemungkinan terjadi

44
karena kandungan dari larutan coating yang mengandung gula sehingga mampu
menguatkan bau dari ubi cilembu. Tunas yang tumbuh pada sampel A bisa
dibilang hampir tidak ada, karena hanya pada hari ke-2 saja penulis mengamati
ada sedikit tunas yang tumbuh pada sebagian kecil ubi, sementara pada hari
lainnya tidak ada lagi pertumbuhan tunas, hal itu disebabkan karena suhu dingin
berhasil menekan respirasi yang bisa menghasilkan energi, dan karena tidak
adanya energi yang terproduksi dari respirasi maka hampir tidak ada pertumbuhan
tunas. Kulit yang mengelupas dari sampel A hanya terjadi pada hari pertama dan
hari kedua, dan itu pun dalam jumlah yang sangat sedikit, hal ini disebabkan oleh
suhu digin yang berhasil menekan aktivitas enzimatik dari ubi cilembu. Gambar
dari ubi cilembu sampel A pada hari pertama dan hari terakhir disajikan pada
Gambar 41.

Gambar 41. Perubahan Sampel A pada Awal Pengamatan dan Akhir Pengamatan

b) Sampel B
Sampel B adalah sampel ubi cilembu sebanyak 1 kg yang tidak dicampur
larutan coating dan diberi perlakuan berupa penyimpanan di cold storage dengan
suhu 5°C-7°C. Sama halnya seperti sampel A bahwa luka pada sampel B juga
dibuat dan ditandai dengen bulatan hitam. Pada hari ke-1 sampai hari ke-3 luka
pada ubi masih didominasi oleh luka berwarna coklat muda, pada hari ke-4
sampai hari ke-8 luka yang mendominasi adalah luka yang berwarna coklat tua,
pada hari ke-9 sampai hari ke-12 sudah seluruh luka yang dibuat menjadi coklat
tua dan terdapat beberapa luka baru yang menjadi luka yang berwarna coklat tua.
Bau yang keluar dari sampel B tidak mengalami penguatan bau seperti sampel A,
hal ini disebabkan karena sampel B tidak dicampur dengan larutan coating

45
sehingga tidak terjadi penguatan bau dan bau pada sampel B masih seperti bau
pada ubi cilembu biasa. Tunas yang tumbuh dari ubi sampel B hanya sebagian
kecil saja yaitu pada hari ke-1 sampai hari ke-3, selebihnya tidak terjadi
pertumbuhan tunas, hal ini disebabkan karena suhu dingin telah menekan respirasi
dari ubi cilembu. Jumlah kulit yang mengelupas pada sampel B terjadi pada hari
ke-1 sampai hari ke-3, namun hanya berjumlah sedikit dan cendenrung menurun
setiap harinya, hal ini disebabkan karena suhu dingin yang menekan aktivitas
enzim dari ubi cilembu tersebut. Gambar sampel B pada hari pertama dan hari
terakhir pengamatan disajikan pada Gambar 42.

Gambar 42. Perubahan Sampel B pada Awal Pengamatan dan Akhir Pengamatan

c) Sampel C
Sampel C adalah sampel ubi sebanyak 1 kg yang dicampur dengan larutan
coating dan diberi perlakuan suhu pada suhu kamar. Sama seperti sampel lainnya
luka pada sampel yang ini pun dibuat dan ditandai oleh bulatan hitam. Pada hari
ke-1 sampai hari ke-3 hanya sebagian kecil luka yang mulai berwarna coklat
muda, pada hari ke-4 sampai hari ke-7 sebagian besar mulai berwarna coklat
muda, pada hari ke-5 pernah terdapat luka yang memutih, namun ternyata setelah
pengamatan pada hari selanjutnya luka tersebut perlahan mulai berwarna coklat
tua. Pada hari ke-8 sampai hari ke-12 luka yang berwarna coklat tua hampir
menyeluruh dan mendominasi, bahkan banyak sekali luka baru yang tercipta dan
mulai berwarna coklat tua pada rentan waktu tersebut. Sampel C menjadi sampel
terbaik yang mampu menekan aktivitas enzim yang menyebabkan browning pada
luka ubi. Bau yang keluar oleh sampel C hampir sama seperti pada sampel A yaitu
mengalami penguatan pada baunya, namun bau tersebut sedikit menurun pada hari

46
ke-5 dengan penurunan intensitas bau yang tidak terlalu signifikan, hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh larutan coating yang telah melapisi ubi
tersebut. Tunas yang tumbuh pada ubi sampel C hampir setiap 2 hari sekali
tumbuh dalam jumlah yang kecil setiap harinya, hal ini disebabkan karena suhu
kamar tidak dapat menekan respirasi yang dilakukan oleh ubi sehingga respirasi
tersebut menghasilkan energi dan memicu pertumbuhan tunas pada ubi walaupun
jumlahnya tidak terlalu banyak. Kulit yang mengelupas dari sampel C hampir
terjadi setiap hari dalam jumlah yang sedikit setiap harinya, hal ini menyebabkan
terbentuknya luka baru pada hari ke-8, sehingga menimbulkan warna coklat muda
pada luka baru tersebut dan bahkan menjadi coklat tua pada beberapa hari terakhir
pengamatan. Gambar ubi sampel C pada awal pengamatan dan pada akhir
pengamatan disajikan pada Gambar 43.

Gambar 43. Perubahan Sampel C pada Awal Pengamatan dan Akhir Pengamatan

d) Sampel D
Sampel D adalah sampel ubi cilembu yang tidak dicampur larutan coating
dan diberi perlakuan disimpan di suhu kamar. Pada hari ke-1 sampai hari ke-4
luka pada ubi sudah menyeluruh berwarna coklat muda, pada hari ke-5 sampai
hari ke-9 sudah hampir semua luka berwarna coklat tua, dan sama seperti kasus
pada sampel C, pada sampel D terdapat luka putih pada ubi di hari ke-7, namun
setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut luka tersebut ama kelamaan menjadi
coklat tua. Pada hari ke-9 sampai hari ke-12 sudah seluruh luka pada ubi berwarna
coklat tua dan banyak sekali luka baru yang terbentuk berwarna coklat tua dan
terdapat sebagian kecil luka yang mulai membusuk. Sampel ini menjadi sampel
yang paling cepat mengalami browning jika dibandingkan dengan sampel lainnya.

47
Bau dari sampel D tidak mengalami penguatan bau seperti sampel A dan sampel
C, hal ini disebabkan karena sampel D tidak dicampur larutan coating, sehingga
baunya masih sama seperti bau ubi cilembu biasa. Tunas yang tumbuh pada
sampel D hampir terjadi setiap hari kecuali pada hari ke-4, hari ke-9, hari ke-10,
dan hari ke-11, sisanya mengalami petumbuhan tunas walaupun dalam jumlah
yang tidak banyak, hal ini disebabkan karena suhu kamar tidak mampu menekan
respirasi pada ubi cilembu. Luka yang mengelupas pada ubi cilembu sampel D
hampir terjadi setiap hari, hal ini menyebabkan banyak sekali luka yang menjadi
coklat tua pada beberapa hari terakhir pengamatan, luka tersebut adalah luka baru
yang berwarna coklat tau selain luka yang dibuat dengan sengaja dan ditandai
bulatan hitam. Hal tersebut disebabkan karena suhu kamar tidak mampu menekan
aktivitas enzimatik dari ubi cilembu sehingga banyak luka baru yang berwarna
coklat tua, dan membuat ubi cilembu semakin rusak secara fisik dengen luka
coklat tua yang mengeras dan dapat menimbulkan rasa pahit. Gambar dari ubi
cilembu sampel D pada hari pertama pengamatan dan hari terakhir pengamatan
disajikan pada Gambar 44.

Gambar 44. Perubahan Sampel D pada Awal Pengamatan dan Akhir Pengamatan

48
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktek kerja lapang ini adalah sebagai
berikut :
1. Selama 20 hari, permintaan ubi cilembu dari konsumen tidak mampu
terpenuhi oleh PT Alamanda karena masih tidak terpenuhinya pasokan ubi
cilembu dari para petani, penyebabnya adalah curah hujan tinggi di lahan
petani yang menyebabkan hasil panen banyak yang membusuk serta kualitas
setek dan perawatan yang kurang maksimal dari petani. Supplier ubi
cilembu terbaik adalah pa Iding yang memiliki lahan di Arjasari.
2. Penanganan pasca panen ubi cilembu di PT Alamanda terdiri dari 4 tahap,
yaitu pengeringan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.
3. Sampel dengan perlakuan disimpan di cold storage dan diberi larutan
coating adalah sampel terbaik, karena mampu menekan browning,
pertumbuhan tunas, dan pengelupasan kulit ubi cilembu.
4. Secara umum sampel dengan perlakuan disimpan di cold storage serta
diberi larutan coating dan sampel dengan perlakuan disimpan di cold
storage tanpa diberi larutan coating telah memenuhi standar mutu ubi
cilembu sebelum 10 hari penyimpanan.
5. Berdasarkan percobaan, larutan coating dapat menguatkan intensitas bau
pada ubi cilembu, hal ini disebabkan karena larutan coating memiliki
kandungan gula yang mampu menguatkan bau manis pada ubi.

5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan, maka
ada beberapa saran yang diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya pengawasan terhadap kegiatan produksi lebih ditingkatkan lagi
agar karyawan dan juga seluruh kegiatannya dapat kondusif dan konsisten.
2. Sebaiknya kegiatan analisis distibusi ubi cilembu dilakukan dengan jangka
waktu yang lebih panjang lagi, agar data yang didapat lebih akurat dan
representif.

49
3. Sebaiknya sampel ubi cilembu yang digunakan untuk pengamatan memiliki
kualitas diatas BS (Below Standard), agar kegiatan pengamatan dapat lebih
mudah dan akurat.
4. Sebaiknya kegiatan pemesanan ubi cilembu dijadikan kegiatan kerja sama
dengan petani (supplier), sehingga barang yang datang sesuai dengan
jumlah pesanan dan penjadwalan, serta memiliki kualitas yang baik.

50
DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 2008. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.


Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.
171 hal.

Islam S. 2006. Medicinal and Nutritional Qualities of Sweetpotato


Tops and Leaves. Plant Science. FSA6135:1-4.

Kuepper. G. 2010. Heirloom Sweet Potato Varieties, Kerr Center for


Sustainable Agriculture : Oklahoma

Kurniawan, Agung., Waluyo, Budi., Istifadah, Noor., Ruswandi Dedi. 2013.


Karakteristik Umbi dan Kandungan Kimia Ubi Jalar. Sumedang.

Linus. 2009. Unleashing Poton Agenential of Sweetpotato in Sub Saharan


Africa, Center International Potato (CIP) Social Sciences Working Paper.
Pp.106-129.

Nelson SC & Elevitch C. 2011. Farm and Forestry Production and Marketing
Profile for Sweet potato, Specialty Crops for Pacific Island Agroforestry
(http://agroforestry.net/scps). 20 p.

Rukmana, H. R. 2005. Bertanam Sayuran di Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta.


71 hal.

Saleh N, Rahayuningsih SA, & Adie MM. 2011. Peningkatan Produksi dan
Kualiatas Umbi-umbian, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian (Balitkabi) Malang. Pp.1-7.

Sedu JM, Bobobee EYH, Kwenin WJK, Tevor WJ, Mahama AA, & Agbeven J.
2012. Drying of Sweet potato (Ipomoea batatas) (Chipped and
Grated) for Quality Flour Using Locally Constructed Solar Dryers. ARPN
J.of Agric. & Bio. Sci. 7(6):466-473.

51
LAMPIRAN

52
Lampiran 1. Biodata Peserta Praktek Kerja Lapang

Nama Mahasiswa : Abdurrahman Hanif


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tgl Lahir : Garut, 7 Agustus 1998
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raya Pacet RT 04 RW 11 Kp. Andir Ds.
Pakutandang Kec. Ciparay Kab. Bandung Jawa Barat
Telepon : 085101325163
Email : abdurrahmanhanif98@gmail.com
Status Pendidikan : Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian,
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran

53
Lampiran 2. Timeline Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Tabel 1. Rencana Kegiatan

Minggu Ke -
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Pengenalan profil dan lingkungan kerja di PT Alamanda Sejati
Utama Banjaran, Kab. Bandung.
2 Mengetahui struktur organisasi kerja di PT Alamanda Sejati Utama
Banjaran, Kab. Bandung
3 Mengetahui peralatan dan proses yang dilakukan di PT Alamanda
Sejati Utama Banjaran, Kab. Bandung
4 Proses praktek kerja lapangan dan penyelesaian tugas khusus yang
dilakukan di PT Alamanda Sejati Utama Banjaran, Kab. Bandung
5 Melakukan proses pengujian, dan pengumpulan data akhir untuk
kebutuhan laporan akhir praktek kerja lapangan di PT Alamanda
Sejati Utama Banjaran, Kab. Bandung
6 Menyusun laporan akhir praktek kerja lapang.

54
Lampiran 3. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Hari, Tanggal Tempat Penanggung


No Kegiatan Yang Dilakukan
Kegiatan Bag/Dept/Unit Jawab
 Pengenalan profil perusahaan
Area Penerimaan,
dan lingkungan kerja
Area Sortasi-
Senin, 28 Januari  Mempelajari proses penanganan Tri Dwi
1 Grading, dan Area
2019 pasca panen secara umum di PT Mujiarti S.P
Pengemasan PT
Alamanda dengan dibantu
Alamanda
pembimbing PKL
 Mencatat pendataan ubi jalar
(ubi cilembu) yang masuk dan
BS
Area Penerimaan,
 Melakukan sortasi-grading ubi
Area Sortasi-
Selasa, 29 Januari jalar Tri Dwi
2 Grading, dan Area
2019  Melakukan penempelan stiker di Mujiarti S.P
Pengemasan PT
bagian bahan bantu
Alamanda
 Mendokumentasikan beberapa
ruangan dan alat di area
pengemasan
 Melakukan sortasi buncis dan
Area Penerimaan,
buncis baby
Area Sortasi-
 Mengumpulkan literatur yang
Rabu, 30 Januari Grading, Area Tri Dwi
3 berkaitan dengan penelitian
2019 Pengemasan, dan Mujiarti S.P
selama PKL
Area Kantor PT
 Mencatat pendataan ubi jalar
Alamanda
yang masuk dan BS
 Melakukan sortasi-grading Area Penerimaan,
Kamis, 31 Januari Tri Dwi
4 buncis baby kenya Area Sortasi-
2019 Mujiarti S.P
 Melakukan wawancara dengan Grading, Area

55
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang (lanjutan)
petugas area penerimaan Pengemasan, dan
 Melakukan wawancara dengan Area Kantor PT
pembimbing PKL terkait sistem Alamanda
pre order buah dan sayur
 Mencatat data ubi jalar yang
masuk dan BS
 Menyusun draft laporan PKL
 Melakukan sortasi-grading
Frecnh Bean (Buncis Premium)
 Melakukan Wawancara dengan
Area Penerimaan,
petugas area penerimaan
Area Sortasi-
 Melakukan pengangkutan ubi
Jumat, 1 Februari Grading, Area Tri Dwi
5 cilembu yang masuk di area
2019 Pengemasan, dan Mujiarti S.P
penerimaan
Area Kantor PT
 Mencatat data ubi cilembu yang
Alamanda
masuk
 Mencari literatur yang berkaitan
dengan penelitian
 Melakukan sortasi-grading
buncis baby kenya
 Melakukan bimbingan dengan Area Penerimaan,
pembimbing PKL terkait isi dari Area Sortasi-
Sabtu, 2 Februari penelitian Grading, Area Tri Dwi
6
2019  Melanjutkan untuk menyusun Pengemasan, dan Mujiarti S.P
draft laporan PKL Area Kantor PT
 Mencoba mengoprasikan Alamanda
Handlift di area penerimaan dan
area sortasi-grading
 Membuat template data untuk Area Penerimaan,
Senin, 4 Februari Tri Dwi
7 laporan PKL Area Sortasi-
2019 Mujiarti S.P
 Melakukan sortasi-grading Grading, Area

56
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang (lanjutan)
kentang ukuran baby dan Pengemasan, dan
premium Area Kantor PT
 Melakukan pengemasan kentang Alamanda
yang dambil dari cold storage
 Menyusun draft laporan PKL
Selasa, 5 Februari Area Kantor PT Tri Dwi
8  Mengumpulkan literasi yang
2019 Alamanda Mujiarti S.P
diperlukan untuk penelitian
 Mempelajari proses pengemasan
selada air
Area Sortasi-
 Melakukan pengemasan kentang
Grading, Area
Rabu, 6 Februari ukuran medium cs Tri Dwi
9 Pengemasan, dan
2019  Membuat 4 sampel penelitian Mujiarti S.P
Area Kantor PT
penanganan pasca panen ubi
Alamanda
jalar
 Meyusun draft laporan PKL
 Melakukan pengemasan buncis
premium
 Mempelajari cara menggunakan Area Sortasi-
stripping film Grading, Area
Kamis, 7 Februari Tri Dwi
10  Mengecek seluruh sampel ubi Pengemasan, dan
2019 Mujiarti S.P
cilembu pada suhu kamar dan Area Kantor PT
suhu cold storage Alamanda
 Menyusun profil perusahaan
untuk melengkapi laporan PKL
 Mengecek perubahan pada
Area Sortasi-
sampel ubi cilembu yang telah
Grading, Area
diberi perlakuan
Jumat, 8 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
11  Menyusun Bab 3 draft laporan
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
PKL
Alamanda
 Membuat template data
penelitian PKL di logbook PKL

57
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang (lanjutan)
 Mengecek perubahan pada
sampel ubi cilembu yang telah Area Sortasi-
diberi perlakuan Grading, Area
Sabtu, 9 Februari  Melakukan sortasi-grading Pengemasan, dan Tri Dwi
12
2019 kentang medium Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Menyusun susunan penanganan Alamanda
pasca panen ubi cilembu secara
umum
 Melakukan wawancara terkait
pemasaran internasionan di PT
Area Sortasi-
Alamanda
Grading, Area
 Mengecek perubahan pada
Senin, 11 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
13 sampel ubi cilembu yang telah
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
diberi perlakuan
Alamanda
 Melengkapi dokumentasi yang
masih kurang
 Menyusun draft laporan PKL
 Mengecek perubahan pada Area Sortasi-
sampel ubi cilembu yang telah Grading, Area
Selasa, 12 Februari diberi perlakuan Pengemasan, dan Tri Dwi
14
2019  Melakukan bimbingan terkait Area Kantor PT Mujiarti S.P
perkembangan penelitian Alamanda
 Menyusun draft laporan PKL

 Mengecek perubahan pada Area Sortasi-


sampel ubi cilembu yang diberi Grading, Area
Rabu, 13 Februari perlakuan Pengemasan, dan Tri Dwi
15
2019  Merapikan file yang berkaitan Area Kantor PT Mujiarti S.P
dengan penelitian terkait Alamanda
 Menyusun draft laporan PKL

Kamis, 14 Februari  Mengecek perubahan pada Area Sortasi- Tri Dwi


16
2019 sampel ubi cilembu yang diberi Grading, Area Mujiarti S.P

58
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang (lanjutan)
perlakuan Pengemasan, dan
 Merapikan file yang berkaitan Area Kantor PT
dengan penelitian terkait Alamanda
 Menyusun draft laporan PKL
Area Sortasi-
 Mengecek perubahan pada
Grading, Area
sampel ubi cilembu yang diberi
Jumat, 15 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
17 perlakuan
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Mendata distribusi ubi cilembu
Alamanda
 Menyusun draft laporan PKL

Area Sortasi-
 Mengecek perubahan pada Grading, Area
Sabtu, 16 Februari sampel ubi cilembu yang diberi Pengemasan, dan Tri Dwi
18
2019 perlakuan Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Menyusun draft laporan PKL Alamanda

 Mengecek perubahan pada


sampel ubi cilembu yang diberi Area Sortasi-
perlakuan Grading, Area
Senin, 18 Februari  Menyusun susunan data untuk Pengemasan, dan Tri Dwi
19
2019 laporan PKL bagian BAB 4 Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Melakukan wawancara terkait Alamanda
masalah pemadaman listrik
mingguan di perusahaan
 Membuat data penelitian dalam
bentuk grafik dan diagram
 Melakukan analisis dari kegiatan
Selasa, 19 Februari Area Kantor PT Tri Dwi
20 distribusi ubi cilembu selama 20
2019 Alamanda Mujiarti S.P
hari
 Mencari artikel yang berkaitan
dengan judul penelitian

59
Tabel 2. Logbook Kegiatan Praktek Kerja Lapang (lanjutan)
 Menyelesaikan draft laporan Area Sortasi-
PKL Grading, Area
Rabu, 20 Februari  Menyusun Power Point Pengemasan, dan Tri Dwi
21
2019 persentasi PKL Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Membantu kegiatan di area Alamanda
sortasi-grading dan packing
 Melakukan bimbingan laporan
Area Sortasi-
PKL
Grading, Area
 Membantu kegiatan di area
Kamis, 21 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
22 sortasi-grading dan packing
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Menyelesaikan kegiatan
Alamanda
pembuatan power point untuk
persentasi
Area Sortasi-
 Melakukan revisi laporan PKL
Grading, Area
 Membantu kegiatan di area
Jumat, 22 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
23 sortasi-grading dan packing
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Mempersiapkan kegiatan
Alamanda
persentasi

Area Sortasi-
 Melakukan revisi laporan PKL
Grading, Area
 Membantu kegiatan di area
Sabtu, 23 Februari Pengemasan, dan Tri Dwi
24 sortasi-grading dan packing
2019 Area Kantor PT Mujiarti S.P
 Mempersiapkan kegiatan
Alamanda
persentasi

 Melakukan persentasi di PT
Senin, 24 Februari Alamanda Sejati Utama terkait Area Kantor PT Tri Dwi
25
2019 kegiatan PKL dan hasil Alamanda Mujiarti S.P
penelitian

60
Lampiran 4. Surat Izin Praktek Kerja Lapang

61
Lampiran 5. Surat Tugas Praktek Kerja Lapang

62
Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Praktek Kerja Lapang

63
Lampiran 7. Nilai Praktek Kerja Lapang

64
Lampiran 8. Spesifikasi Produk Larutan Coating

65
Lampiran 9. Prosedur Pemakaian Larutan Coating

66
Lampiran 10. Tabel Distribusi Ubi Cilembu di PT Alamanda

Tabel 3. Data Distribusi Ubi Cilembu di PT Alamanda

Pemesan Barang
Barang Barang
Supplier an BS Persentas
No. Tanggal Yang Lolos Pemasaran
(Lokasi) (Pre (Below e (%)
Datang Sortasi
Order) Standard)
Pa Agus
Senin, 28 Ekspor
1. Edi 2500 kg 561,5 kg 392,3 kg 169,2 kg 69,8 %
Januari 2019 dan Lokal
(Cianjur)

Selasa, 29
2. - 2500 kg - - - - -
Januari 2019

Rabu, 30 Pa Tatang Ekspor


3. 2500 kg 300 kg 283,8 kg 16,2 kg 94,6 %
Januari 2019 (Cikalong) dan Lokal
Kamis, 31
4. - 2500 kg - - - - -
Januari 2019

Jumat, 1 Ekspor
5. Pa Tatang 2500 kg 125,3 kg 98,8 kg 26,5 kg 78,8 %
Februari 2019 dan Lokal

Sabtu, 2
6. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

Minggu, 3 Pa Iding Ekspor


7. 2500 kg 719,7 kg 556,5 kg 163,2 kg 77,3 %
Februari 2019 (Arjasari) dan Lokal

Senin, 4
8. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

Pa Agus
Selasa, 5 Ekspor
9. Edi 2500 kg 353,58 kg 320 kg 33,58 kg 90,5 %
Februari 2019 dan Lokal
(Cianjur)
Rabu, 6
10. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

67
Tabel 3. Data Distribusi Ubi Cilembu di PT Alamanda (lanjutan)

Pa Iding Ekspor
664,39 kg 650 kg 14,39 kg 97,8 %
Kamis, 7 (Arajasari) dan Lokal
11. 2500 kg
Februari 2019
Pa Tatang Ekspor
243,7 kg 240 kg 3,7 kg 98,4 %
(Cikalong) dan Lokal
Jumat, 8
12. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

Sabtu, 9 Pa Iding Ekspor


13. 2500 kg 685,1 kg 620 kg 65,1 kg 90,4 %
Februari 2019 (Arjasari) dan Lokal

Minggu, 10
14. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

Senin, 11
15. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

Pa Dayat Ekspor
375,7 kg 215 kg 160,7 kg 57,2 %
Selasa, 12 (Cianjur) dan Lokal
16. 2500 kg
Februari 2019 Pa Iding Ekspor
609,1 kg 525 kg 84,1 kg 86,1 %
(Arjasari) dan Lokal
Rabu, 13
17. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019
Kamis, 14 Pa Mimid Ekspor
18. 2500 kg 200 kg 114,5 kg 85,5 kg 57,2 %
Februari 2019 (Cikalong) dan Lokal

Jumat, 15 Pa Iding Ekspor


19. 2500 kg 435 kg 408 kg 27 kg 93,7 %
Februari 2019 (Arjasari) dan Lokal

Sabtu, 16
20. - 2500 kg - - - - -
Februari 2019

68
Lampiran 11. Tabel Data Perlakuan Hasil Pengujian

Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu

Perlaku
No. Tanggal an Sampel Gambar Keterangan
Suhu
 Luka pada ubi masih belum
coklat
 Bau dari ubi terasa lebih
Sampel
menyengat dari sebelumnya
A
 Tidak terlihat tumbuhnya tunas
 Sebagian kecil dari ubi
kulitnya mengelupas
5°C -
 Sebagian kecil l uka pada ubi
7°C
mulai berwarna coklat muda
 Tidak mengalami peningkatan
Kamis, 7 Sampel bau seperti sampel A dan C
1. Februari B  Hanya satu dari seluruh ubi
2019 tumbuh sedikit tunas
 Sebagian kecil ubi kulitnya
mengelupas
 Luka pada ubi masih belum
coklat
 Bau dari ubi terasa lebih
Suhu Sampel menyengat dari sebelumnya
Kamar C  Sebagian kecil dari ubi tumbuh
tunas
 Beberapa ubi kulitnya
mengelupas

69
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Sebagian kecil luka pada ubi
mulai berwarna coklat muda
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel perubahan
D  Sebagian kecil dari ubi tumbuh
tunas
 Beberapa ubi kulitnya
mengelupas
 Sebagian kecil sudah mulai
berwarna coklat muda
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Hanya sebagian ubi yang
mulai tumbuh tunas kecil
 Jumlah kulit yang mengelupas
5°C - menunrun
7°C  Hampir seluruh luka pada ubi
berwarna coklat muda
Jumat, 8  Belum ada perubahan bau dari
2. Februari Sampel hari sebelumnya
2019 B  Sebagian kecil dari seluruh ubi
tumbuh tunas
 Jumlah kulit yang mengelupas
menurun
 Hanya ada dua luka pada ubi
yang berwarna coklat muda
 Bau masih sama seperti
Suhu Sampel
pengamatan hari sebelumnya
Kamar C
 Sebagian kecil dari ubi tumbuh
tunas
 Sebagian kecil ubi kulitnya

70
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
mengelupas
 Sebagian kecil luka pada ubi
mulai berwarna coklat muda
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel perubahan
D  Sebagian kecil dari ubi tumbuh
tunas
 Beberapa ubi kulitnya
mengelupas
 Ubi yang berwarna coklat
muda belum bertambah dari
hari sebelumnya
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
Sabtu, 9 ada perubahan dari hari
5°C -
3. Februari sebelumya
7°C
2019  Sebagian besar luka pada ubi
berwarna coklat muda
 Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
Sampel
 Masih sebagian kecil dari
B
seluruh ubi tumbuh tunas
 Jumlah kulit yang mengelupas
belum ada perubahan dari hari
sebelumnya

71
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Sebagian kecil luka pada ubi
mulai berwarna coklat muda
 Bau masih sama seperti
Sampel pengamatan hari sebelumnya
C  Masih sebagian kecil dari ubi
tumbuh tunas
 Sebagian kecil ubi kulitnya
Suhu mengelupas
Kamar  Sebagian besar luka pada ubi
mulai berwarna coklat muda
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel perubahan
D  Masih sebagian kecil dari ubi
tumbuh tunas
 Sebagian besar ubi kulitnya
mengelupas
 Sebagian besar ubi berwarna
coklat muda
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
Senin, 11  Kulit yang mengelupas tidak
5°C -
4. Februari bertambah dari hari sebelumya
7°C
2019  Sebagian kecil luka pada ubi
berwarna coklat tua, dan
sebagian kecil berwarna coklat
Sampel
muda
B
 Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
 Tidak ada tunas yang

72
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
bertambah dari hari
sebelumnya
 Jumlah kulit yang mengelupas
belum ada perubahan dari hari
sebelumnya

 Masih sebagian kecil luka


pada ubi yang berwarna coklat
muda
 Bau yang keluar dari ubi mulai
Sampel
menurun dari hari sebelumnya
C
 Masih belum ada penambahan
ubi yang tumbuh tunas
 Beberapa ubi kulitnya
Suhu
mengelupas
Kamar
 Hampir semua luka pada ubi
mulai berwarna coklat muda
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel perubahan
D  Masih belum ada tambahan
jumlah ubi yang tumbuh tunas
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah
 Sebagian besar ubi berwarna
coklat muda, dan sebagian
kecil berwarna coklat tua
Selasa,
 Belum ada perubahan bau dari
12 5°C - Sampel
5. hari sebelumnya
Februari 7°C A
 Belum ada lagi pertumbuhan
2019
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
bertambah dari hari sebelumya

73
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Jumlah ubi yang berwarna
coklat tua lebih mendominasi
daripada ubi yang berwarna
coklat muda
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
B  Tidak ada tunas yang
bertambah dari hari
sebelumnya
 Jumlah kulit yang mengelupas
belum ada perubahan dari hari
sebelumnya
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat muda
 Bau yang keluar dari ubi masih
belum ada perubahan dari hari
Sampel
sebelumnya
C
 Beberapa ubi mulai tumbuh
tunas kecil
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah
Suhu
 Hampir semua luka pada ubi
Kamar
mulai berwarna coklat muda,
dan sebagian kecil berwarna
coklat tua
Sampel  Bau dari ubi masih belum ada
D perubahan
 Tunas yang tumbuh bertambah
dari pada hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah

74
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
bertambah dari hari sebelumya
5°C -  Hampir semua ubi berwarna
7°C coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
Sampel  Tidak ada tunas yang
Rabu, 13
B bertambah dari hari
6. Februari
sebelumnya
2019
 Jumlah kulit yang mengelupas
bertambah dari hari
sebelumnya
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat muda dan dua luka
menjadi memar berwarna putih
 Bau yang keluar dari ubi masih
Suhu Sampel belum ada perubahan dari hari
Kamar C sebelumnya
 Belum ada tunas yang tumbuh
lagi dari hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah

75
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat muda, dan
terdapat tiga luka menjadi
memar berwarna putih
Sampel  Bau dari ubi masih belum ada
D perubahan
 Tunas yang tumbuh bertambah
dari pada hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
Kamis, bertambah
14 5°C -  Hampir semua ubi berwarna
7.
Februari 7°C coklat tua
2019  Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
Sampel  Tidak ada tunas yang
B bertambah dari hari
sebelumnya
 Jumlah kulit yang mengelupas
bertambah dari hari
sebelumnya dan membuat luka

76
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat tua dan sebagian kecil
masih coklat muda
 Bau yang keluar dari ubi masih
belum ada perubahan dari hari
Sampel
sebelumnya
C
 Belum ada tunas yang tumbuh
lagi dari hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
Suhu
mengelupas bertambah dan
Kamar
membuat luka baru
 Hampir setengahnya luka pada
ubi berwarna coklat tua
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel perubahan
D  Tunas yang tumbuh bertambah
dari pada hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah
 Luka pada ubi yang berwarna
coklat tua belum bertambah
lagi
Jumat,
 Belum ada perubahan bau dari
15 5°C - Sampel
8. hari sebelumnya
Februari 7°C A
 Belum ada lagi pertumbuhan
2019
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
bertambah

77
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
Sampel  Tidak ada tunas yang
B bertambah dari hari
sebelumnya
 Jumlah kulit yang mengelupas
tidak bertambah dari hari
sebelumnya
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat tua
 Bau yang keluar dari ubi masih
belum ada perubahan dari hari
sebelumnya
Sampel
 Belum ada tunas yang tumbuh
C
lagi dari hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah dan
membuat luka baru dan mulai
Suhu
mejadi coklat tua
Kamar
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua
 Bau dari ubi masih belum ada
perubahan
Sampel  Tunas yang tumbuh tidak
D bertambah dari pada hari
sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah dan
membuat luka baru yang mulai

78
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
menjadi coklat tua
 Luka pada ubi yang berwarna
coklat tua belum bertambah
lagi
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel
hari sebelumnya
A
 Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
bertambah
5°C -
 Hampir semua luka pada ubi
7°C
berwarna coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
hari sebelumnya
Sampel  Tidak ada tunas yang
Sabtu, 16
B bertambah dari hari
9. Februari
sebelumnya
2019
 Jumlah kulit yang mengelupas
tidak bertambah dari hari
sebelumnya
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat tua dan luka baru
banyak terbentuk berwarna
coklat tua
 Bau yang keluar dari ubi masih
Suhu Sampel
belum ada perubahan dari hari
Kamar C
sebelumnya
 Belum ada tunas yang tumbuh
lagi dari hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas tidak bertambah

79
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua dan luka
baru hampir semua berwarna
coklat tua
 Bau dari ubi masih belum ada
Sampel
perubahan
D
 Tunas yang tumbuh tidak
bertambah dari pada hari
sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah lagi
 Hampir semua luka pada ubi
yang berwarna coklat tua
 Belum ada perubahan bau dari
Sampel hari sebelumnya
A  Belum ada lagi pertumbuhan
tunas
 Kulit yang mengelupas tidak
bertambah
 Hampir semua luka pada ubi
Senin, 18
5°C - berwarna coklat tua
10. Februari
7°C  Belum ada perubahan bau dari
2019
hari sebelumnya
 Tidak ada tunas yang
Sampel bertambah dari hari
B sebelumnya
 Jumlah kulit yang mengelupas
tidak bertambah, namun luka
baru yang sebelumnya
terbentuk beberapa menjadi
coklat tua

80
Tabel 4. Data Hasil Pemberian Perlakuan pada Ubi Cilembu (lanjutan)
 Hampir seluruh ubi berwarna
coklat tua dan luka baru
hampir semuanya berwarna
coklat tua
 Bau yang keluar dari ubi masih
Sampel
belum ada perubahan dari hari
C
sebelumnya
 Jumlah tunas yang tumbuh
bertambah sedikit
 Jumlah ubi yang kulitnya
Suhu
mengelupas bertambah
Kamar
 Hampir semua luka pada ubi
berwarna coklat tua dan
sebagian kecil luka terlihat
seperti agak membusuk
Sampel  Bau dari ubi masih belum ada
D perubahan
 Tunas yang tumbuh bertambah
dari hari sebelumnya
 Jumlah ubi yang kulitnya
mengelupas bertambah lagi

81
Lampiran 12. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang

Gambar 46. Stiker Label Info Barang


Gambar 45. Komoditas Jambu Merah

Gambar 47. Plastik Untuk Pengemasan Selada Air Gambar 48. Kegiatan Pelubangan Plastik

82
Gambar 49. Form Pendataan Barang Bahan Bantu Gambar 50. Form Checklist Kebersihan Cold
Storage

Gambar 51. Form Pemantauan Temperatur Cold Gambar 52. Plastik Untuk Pengemasan Ubi
Storage Cilembu

83
Gambar 54. Area Pencucian Selada Air
Gambar 53. Ulasan Produk di Toko Online PT
Alamanda (Qooali)

Gambar 55. Komoditas Baby Buncis Gambar 56. Komoditas Kentang

84
Gambar 57. Form Alur Produksi
Gambar 58. Sertifikat Total Quality

Gambar 59. Kegiatan Sortasi-Grading Baby Gambar 60. Kegiatan Pendataan Distribusi Ubi
Buncis Cilembu

85
Gambar 62. Komoditas Terong Ungu
Gambar 61. Komoditas Baby Buncis Kenya

Gambar 63. Kegiatan Pengemasan Kentang


Gambar 64. Kegiatan Pengemasan Selada Air

86
Gambar 65. Produk Hasil Baby Buncis

87

Anda mungkin juga menyukai