Oleh :
Program Studi Strata Satu Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Telah disetujui oleh
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan kerja praktek di PT. Gunung Maja Pratama, Balaraja, Tanggerang,
Banten. Selama pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memperoleh banyak
pengalaman, bertambahnya wawasan, mendapat ilmu dan dapat pengetahuan seputar
dunia kerja serta merasakan suasana dunia kerja, hal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, semoga dibalas dengan kebaikan yang setimpal. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih terutama kepada:
1. ALLAH SWT yang telah memberi karunia dan rahmat-Nya sehingga dapat
melaksanakan kerja praktek ini dengan kemudahan dan tidak kurang satu apapun.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungannya sehingga
penulis menyelesaikan kerja praktek lapangan di PT Gunung Maja Pratama.
3. Bapak Warman Fatra, ST.,MT selaku dosen pembimbing kerja praktek.
4. Bapak Robendri selaku pembimbing kerja praktek di lapangan.
5. Bapak rozi, bapak noval, bapak hendra, dan bapak yayan telah membantu dalam
kerja praktek.
6. Ibu Lusi Verawaty Purba selaku training coordinator yang telah memberikan
segala kelancaran dan pelaksanaan kerja praktek.
7. Bapak Iwan Kurniawan, S.T., M.T selaku koordinator kerja praktek Prodi S1
Teknik Mesin Universitas Riau.
8. Bapak Dr. Awaludin Martin, ST.,MT selaku ketua jurusan Teknik Mesin
Universitas Riau.
9. Bapak Asral, ST., M.Sc.,Ph.D selaku Koordinator Prodi S1 Teknik Mesin
Universitas Riau.
i
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan....................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat..................................................................................................................... 2
BAB IV PEMBAHASAN
BAB VPENUTUP
iii
5.1 Kesimpulan............................................................................................................. 76
5.2 Saran....................................................................................................................... 76
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2. 27 Web Assembly...................................................................................... 36
Gambar 2. 28 Twin Slitter Unit................................................................................... 37
Gambar 2. 29 Nip Roll................................................................................................ 37
Gambar 2. 30 Cross Cutter......................................................................................... 38
Gambar 2. 31 Overlapping......................................................................................... 39
Gambar 2. 32 Collecting Box Unit............................................................................. 39
Gambar 2. 33 Gripper Carriage Unit......................................................................... 40
Gambar 2. 34 Cross Tabel.......................................................................................... 40
Gambar 2. 35 Reject Ream Unit................................................................................. 41
Gambar 2. 36 Ream Wrapping................................................................................... 41
Gambar 2. 37 CSD Ream Wrapping........................................................................... 42
Gambar 2. 38 Pre Stacker........................................................................................... 42
Gambar 2. 39 Cartonizer (Case Packer).................................................................... 43
Gambar 2. 40 Strapper............................................................................................... 43
Gambar 2. 41 Palletizer.............................................................................................. 44
Gambar 2. 42 Pallet Packing...................................................................................... 45
Gambar 2. 43 Ware House.......................................................................................... 45
Gambar 2. 44 Pompa Ulir........................................................................................... 46
Gambar 2. 45 Komponen Pompa Screw.......................................................................... 48
Gambar 2. 46 Bagian-bagian Pompa Screw.................................................................... 48
Gambar 2. 47 Cara Kerja Pompa Ulir.............................................................................. 49
Gambar 2. 48 Single Screw Pump................................................................................... 50
Gambar 2. 49 Twin Screw Pump..................................................................................... 51
Gambar 2.50 Three Spindle Screw Pump........................................................................ 52
Gambar 2.51 diagram moody.......................................................................................... 55
Gambar 2.52 tabel........................................................................................................... 56
Gambar 2.53 kecepatan spesifik...................................................................................... 57
Gambar 2.54 Grafik NPSH, Head total vs debit aliran.................................................... 59
Gambar 2. 55 Skema Head Pompa.................................................................................. 59
Gambar 2. 56 Progressive Cavity Pump.......................................................................... 63
vi
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kerja Praktek ................................................................... 59
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal yang penting dan
bermanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun kedalam dunia kerja
yang sesungguhnya. Berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh
mahasiswa melalui bangku kuliah, pengetahuan yang bersifat praktek serta sesuai
dengan perkembangan zaman tentunya hanya dapat diperoleh dari luar lingkungan,
yaitu melalui suatu kegiatan kerja praktek lapangan pada suatu instansi atau
perusahaan.
Kerja praktek merupakan penempatan seorang mahasiswa dalam suatu
lingkungan pekerjaan yang sebenarnya untuk meningkatkan keterampilan, etika
pekerjaan, disiplin dan tanggung jawab yang merupakan suatu kesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu dan bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk dapat lebih memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis dalam
dunia kerja nyata dengan memberikan sedikit kontribusi pengetahuan pada instansi
secara konsisten.
PT Riau andalan pulp and paper berkedudukan di Jakarta pada tahun 1989
dan pada tahun 1995 perusahaan ini mulai beroperasi di provinsi Riau tepatnya di
Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, dengan kapasitas hasil produksi mencapai
2,8 juta ton pulp pertahun. Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura; Bapak
Sukanto Tanoto sendiri menjabat sebagai Chairman dan Chief Executive Officer. PT.
Riau Andalan Pulp and Paper melakukan distribusi pemasaran pulp keluar negeri
sekitar 85 % dari total produksi dan sisanya 15% dijual dari perusahaan dalam negeri.
Hasil produksi di ekspor keberbagai negara seperti China, Korea, India, Taiwan,
Japan, Australia, dan negara asia tenggara lainnya.
1
PT Riau Andalan Pulp and Paper memiliki empat unit bisnis yang masing-
masing memiliki peranan penting dalam menunjang kelancaran produksi pulp dan
kertas. Keempat unit tersebut merupakan:
1) Riaupower, merupakan bagian dari PT Riau Andalan Pulp and Paper yang
mana memproduksi steam, power untuk semua mill, perumahan dan juga
untuk recovery chemical dari Riaupulp. Konsumen dari Riau Prima Energi
adalah Riaufiber, Riaupulp, Riaupaper, Chemical Plant, Town Site, PLN &
Pemda, dan Riaupower itu sendiri.
2) RiauFiber, yaitu unit bisnis yang berfungsi menyediakan bahan baku pulp
serta pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dari PT Riau Andalan Pulp
and Paper.
3) Riaupulp yaitu unit bisnis yang berfungsi untuk memproduksi pulp yang akan
diproduksi dalam bentuk pulp slurry maupun pulp sheet yang akan
didistribusikan ke konsumen dan juga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
di Riau Andalan Kertas.
4) Riau Andalan Kertas (RAK), yaitu unit bisnis yang berfungsi memproduksi
kertas dalam bentuk customer roll, folio size, dan cut size.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kerja praktek di PT Gunung Maja Pratama adalah
sebagai berikut:
1). Mengetahui bahan atau material dari pembuatan plastic.
2). Mengetahui alat yang digunakan dalam pembuatan suatu produk.
3). Mengetahui proses dari suatu produk berbahan polimer.
1.3 Manfaat
3
Adapun manfaat dilaksanakannya kerja praktek di PT Gunung Maja Pratam
adalah sebagai berikut :
1). Dapat memperluas wawasan tentang dunia kerja khususnya pada perusahaan yang
bergerak di bidang polimer.
2). Dapat mengetahui proses produksi dari produk yang di hasilkan oleh PT Gunung
Maja Pratama
3). Dapat mengetahui karakteristik dari bahan yang di produksi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2.2 Jenis Material yang Digunakan PT Gunung Maja Pratama
Plastik merupakan bahan sintetik atau semi sintetik yang berasal dari zat organik
atau tambahan zat polimer dan sebagainya. Plastik terdiri dari susunan molekul-
molekul polimer karbon saja atau dengan nitrogen, clorine, oksigen, atau belerang
tulang belakang hewan purba. Di beberapa kasus, biji plastik sendiri di kategorikan
menjadi beberapa bagian tergantung tingkat bahaya dan keamanan.
Plastik kini menjadi alternatif pembuatan barang rumah tangga maupun
elektronik karena selain harga biji plastik yang lebih murah dari tembaga atau
aluminium, plastik memiliki beberapa keunggulan yakni mampu menahan panas,
bersifat non-konduktor, ciri fisik yang sangat mudah dibedakan, dan ekonomis. Namun
kelemahan plastik yakni tidak ramah lingkungan dan beberapa jenis yang tergolong
berbahaya. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis plastik dan golongan berbahaya
jenis plastic, yaitu :
Plastik jenis ini sangat mudah tergores dan rusak dikarenakan memang
hanya mampu bertahan dengan tempo waktu yang cukup singkat sehingga bila
digunakan sebagai wadah makanan atau minuman lebih dari sekali maka
dikhawatirkan molekul kimia berbahaya komposisi plastik tersebut akan terkikis
7
dan makanan atau minuman akan terkontaminasi sehingga berbahaya jika
tertelan tubuh.
Biasanya plastik jenis ini memiliki ciri yakni berwarna bening atau
tergantung proses dan pewarnaan plastik, tapi paling umum berwarna bening
mengkilap. Untuk memudakan membedakan dengan jenis plastik lainnya
biasanya pada produk makanan atau minuman kemasannya akan ditandai dengan
kode nomor 1 atau kode PETE/PET.
Meski plastik jenis ini cukup mudah di daur ulang dan tahan terhadap
kontaminasi bahan kimia, akan tetapi sifat plastik ini sangat mudah terbakar
dan meleleh. Hal ini karena memang jenis ini berbahan dasar minyak bumi
sehingga sangat berbahaya bila berdekatan dengan api. Plastik jenis ini juga
sering kali memicu kebakaran di daerah perumahan atau perkotaan.
8
3) V atau PVC (Polyvinyl Chloride)
Plastik PVC merupakan singkatan dari jenis plastik polyvinyl chloride
yang banyak digunakan sebagai bahan utama pembuatan pipa paralon, plastik
pembungkus, dan botol plastik wadah zat lain seperti detergen, parfume,
jerigen minyak, dan sebagainya. PVC cukup sulit di daur ulang serta sangat
tidak ramah lingkungan dan biasanya ditandai dengan kode angka 3.
9
Plastik jenis ini memang tidak mudah dihancurkan dan memerlukan waktu
yang sangat lama jika diuraikan dalam tanah, namun setidaknya plastik jenis
LDPE (low density polyethylene) bisa di daur ulang dengan hasil yang cukup
aman bagi makanan dan minuman. Jika kemasan makanan atau minuman
memiliki kode nomor 4, maka plastik tersebut merupakan plastik jenis LDPE.
Keunggulan lain yang dimiliki plastik jenis ini yaitu sifat anti korosi
sehingga sering digunakan sebagai peralatan wadah untuk laborturium, lapisan
kabel, dan bagian elektronik yang membutuhkan fleksibilitas lainnya. Akan
tetapi plastik jenis ini juga rentan terhadap kondisi suhu panas dan hanya mampu
bertahan pada temperatur 90 derajat celsius.
5) PP (Polypropylene)
Kita sering menemukan simbol angka 5 pada botol plastik minuman anak-
anak maupun dewasa, wadah makanan, dan botol susu bayi. PP (polypropylene)
yang merupakan jenis plastik dengan simbol angka 5 tersebut merupakan jenis
plastik yang paling aman sebagai bahan plastik wadah makanan maupun
minuman. Plastik jenis ini juga tahan panas dan tidak menimbulkan reaksi kimia
jika dipanaskan.
10
Ciri botol plastik ini yakni memiliki warna dasar bening namun ada juga
yang berwarna warni akan tetapi tetap saja meskipun sudah diwarnai, warna
dasar bening akan tetap terlihat. Sangat disarankan untuk mencari simbol angka
5. Jika ingin membeli peralatan makan berbahan plastik sebagai wadah makanan,
anda bisa menggunakan plastic ini karena plastik jenis PP juga bisa digunakan
berulang kali.
6) PS (Polystyrene)
Jenis plastik polystyrene memang sudah terbukti aman digunakan sebagai
wadah makanan atau minuman baik dingin maupun panas. Akan tetapi, tetap saja
tidak dianjurkan untuk sekali pakai karena bahan polystyrene tidak cukup kuat
dan mudah bocor bila digunakan berulang kali. Biasanya plastik polystyrene
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan styrofoam dan ditandai dengan
simbol angka 6.
11
Plastik jenis ini menjadi masalah lingkungan karena penggunaannya yang
hanya sekali pakai dan sifatnya yang tidak dapat terurai tanah, plastik ini juga
dikenal dengan sebutan plastik abadi. Tidak berhenti disitu, masalah lingkungan
lain muncul apabila ingin memusnahkan plastik jenis ini dengan cara dibakar
karena dapat mengeluarkan zat beracun dan pencemaran lingkungan.
7) Polycarbonate
Polycarbonate merupakan kelompok plastik polimer termoplastik.
Keunggulan plastik jenis ini yaitu sifat tahan termal dibandingkan plastik jenis
lainnya, warna dasar plastik sangat bening dan tahan benturan. Karena sifatnya
yang kuat dan tahan benturan plastik jenis ini sering digunakan sebagai bahan
pembuatan atap plastik, dinding plastik, dan peralatan rumah tangga plastik
lainnya.
12
digunakan sebagai bahan peralatan medis plastik karena sifatnya yang tahan
panas.
1) Clamping Unit
Fungsi utama dari clamping unit adalah membuk dan menutup mold
dalam proses produksi dengan mengeluarkan produk dengan cara menekan
keluar dari mold. Clamping unit terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a) Stasionary plate
Stasionary plate adalah plat tempat untuk pemasangan mold bagian
cavity atau bagian cewek mold (bahasa lapangan). Pada bagian atas
stasionari plate ini terdapat tempat dududukan untuk robot. plate ini
mempunyai lubang lingkaran untuk location ring dan diameter lubang
tersebut biasanya ada standar ukuran. Biasa nya 100 mm, 110mm,
13
150mm, 300mm. Fungsi dari locating ring pada mold adalah untuk
memudahkan pemasangan mold agar center dengan lubang nozzle.
b) Moving Plate
Moving Plate adalah plat tempat untuk pemasangan mold bagian core.
Disebut moving plate karena plate tersebut dapat bergerak menutup atau
membuka dan kecepatan serta pressurenya dapat kita atur sesuai dengan
kebutuhan .
c) Ejector
Ejector adalah bagaian dari mesin yang berfungsi untuk mengeluarkan
produk dari cetakan. Ejector ini bekerja setelah ada sinyal dari mold open
stop , dan sinyal tersebut diteruskan ke timer ejector atau pun relay.
Untuk mesin yang lebih baru ejector ini bisa di hidupkan melalui
posisi pergerakan mold open gunanya adalah untuk mepercepat cycle time
karena ejector bekerja dapat di setting sewaktu cetakan masih dalam
pergerakan mold open.
14
d) Operation side door dan non opertion side door
Operation side door dan non opertion side door adalah bagian
clamping unit yang berfungsi sebagai pintu penutup area block clamping
agar mesin dapat beroprasi dengan aman.Pada pintu ini biasanya terdapat
pengaman.Ada dua jenis pengaman yaitu pengaman secara hidrolis dan
elektrik .Fungsi pengaman ini yang utama adalah untuk memastikan
keamanan operator pada saat bekerja.
e) Lubrication pump
Lubrication pump adalah alat yang berfungsi memberikan pelumasan
pada bagian-bagian mesin yang bergerak.letaknya biasanya berada pada
bagian bawah depan mesin.Alat ini digerakan secara manual dan otomatis.
2) Injection Unit
Fungsi utama injection Unit adalah untuk memanaskan bahan pada suhu
tertentu sampai mencapai keenceran yang ditentulan dan memungkinkan
material mengalir ke dalam cetakan dengan tekanan tertentu. Adapun komponen
dari injection unit, yaitu :
15
a) Hopper Dryer
Berfungsi untuk menampung biji plastik yang di pakai untuk produksi
dan berfungsi juga sebagai pre heating untuk biji plastik guna
menghilangkan kadar air yang mungkin ada di biji plastic.
b) Barrel
Berfungsi untuk melelehkan biji plastik dengan setting suhu yang
disesuaikan denagn biji plastik yang dipakai.
c) Screw
Berfungsi mendorong biji plastik yang sudah leleh masuk ke dalam
mold dengan tekanan tertentu dan memasukkan biji plastik dari hopper
saat proses charging.
d) Valve unit
Berfungsi menutup celah di ujung screw agar biji plastik yang sudah
leleh dapat ditekan keluar dan akan membuka saat charging.
e) Nosel
f) Jalan keluar dari biji plastik yang sudah leleh kedalam mold.
3) Control Unit
Control Unit adalah sistem penjamin bahwa urutan cara kerja mesin harus
benar dan sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin.
Sehingga setiap gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor yang bisa ratusan
jumlahnya bisa saling mengikat, saling berhubungan dan saling mengunci dan
sehingga kinerja mesin tetap terjaga. Apalagi yang berhubungan dengan sistem
keamanan dan keselamatan pengguna mesin, maka dibuat berlapis, sehingga bisa
menghilangkan resiko karena resiko human error pengguna mesin itu sendiri.
16
4) Hydrolik Unit
Kelebihan mesin yang sudah mengaplikasikan servo motor gerakan mesin
akan lebih tenang. Tidak gedebak-gedebuk seperti tipe Straight Hydrolic. Juga
tentunya tidak berisik, dan cenderung lebih bersih karena tidak menggunakan
banyak oli, yang mana untuk sistem Hidrolik ada celah kecil saja akan
mengakibatkan area mesin terdapat genangan-genangan oli. Namun bukan
berarti untuk mesin-mesin baru tidak lagi menggunakan sisitem hidrolik. Untuk
sebagian pengguna merasa lebih cocok dengan tipe hidrolik, sehingga pembuat
mesin injeksi plastik masih mengeluarkan mesin tipe hidrolik yang tentunya
beberapa bagian sudah di design ulang untuk memperbaiki performanya.
18
bark handling. Berikut proses pengolahan kayu dari wood storage hingga chip
pile.
1) Wood Storage
Wood Storage adalah tempat penyimpanan gelondongan kayu di udara
terbuka yang berlokasi di unit persiapan kayu (wood preparation). Kayu
disimpan terpisah sesuai dengan jenis kayu dan diletakkan secara berderet
dari tumpukan kecil sampai ketumpukan besar.
2) Slasher Deck
Gelondongan dari wood storage dikirim ke slasher deck. Slasher deck ini
dilengkapi dengan alat pemoong yang disebut circulation saw yang
fungsinya untuk memotong gelondoongan yang panjangnya melebihi 3 m.
Ukuran panjang yang dikehendaki adalah 2-3 m. Hal ini untuk
menyesuaikan ukuran gelondongan yang akan diolah di derbaking.
3) Infeed Conveyor
Infeed Conveyor adalah alat pengiriman gelondongan dari slasher deck ke
sistem pemisahan kulit kayu (derbaking drum). Penggunaan infeed
conveyor bertujuan untuk menghasilkan pengisian batang kayu yang
optimum dan menjamin pembukaan kulit kayu secara efisien serta
kehilangan kayu minimum.
4) Derbaking (Pengulitan)
Derbaking adalah proses pemisahan kult kayu. Kulit kayu harus dipisahkan
karena akan mempersulit dalam proses pembuatan pulp, yait banyak
mengkonsumsi bahan kimia pemasak dan meyebabakna bintik-bintik hitam
pada pulp yang dihasilkan.
5) Chipping (Penyerpihan)
Penyerpihan betujuan untuk menghasilka spesifikasi mutu chip yang
diperlukan untuk pemasakan pulp dan peralatan-peralatan proses. Ukuran
chipper dapat disesuaikan dengan diameter pisau cakram yang digunakan
yaitu berkisar 2.200-3.700 mm dan jumlah pisau antara 8-16.
19
6) Chip Screening (Penyaringan Chip)
Merupakan area yang mengklasifikasikan chip berdasarkan ukurannya dan
mendistribusikan untuk proses pemasakan. Tujuan pemisahan chip disini
adalah agar diperoleh ukuran chip yang seragam dispersi bahan kimia
pemasak akan merata dan hasil pemasakan merata.
7) Chip Storaging (Penyimpanan Chip)
Tujuaanya adalah apabila ada masalah di wood room, stok chip telah ada
dan tidak akan mengganggu produksi.
8) Bark Storage (Penyimpanan Kulit Kayu)
Bark Storage adalah tempat penyimpanan kulit kayu sebagai bahan bakar
power boiler. Kulit kayu yang ada di bark storage merupakan kulit kayu
yang berasal dari wood room dan fine hasil penyarinagn chip di chip
screening. Alat transportasi untuk membawa kulit kayu dan fine ini adalaha
conveyor.
c. Cooking
Tujuan dari pemasakan disini adalah menghilangkan ligin yang mengikat fiber
dengan menggunakan bahan kimia. Fiber disini mengandung selulosa yang
dijaga agar tetap panjang. Metode yan digunakan untuk menghasilkan pulp di
PT Riau Andalan Pulp and Paper adalah craft pulping.
Proses sulfat menggunakan white liquor yang merupakan campuran antara
natrium hidroksida dan natrium sulfat. Natrium hidroksida akan mendegradasi
lignin sedangkan natrium sulfat akan mempercepat laju reaksi dan
menurunkan kemungkinan degradasi selulosa karena penggunaan natrium
hidroksida. Temperatur normal yang digunakan pada craft pulping adalah
o
150-170 C.
Lignin yang tertinggal pada fiber dinyatakan dengan bilangan kappa atau
kappa number. Lignin akan menyebabkan pulp yang dihasilkan berwarna
kuning. Kappa number sebelum memasuki proses bleaching bekisar 14-20
untuk hardwood dan 20-30 untuk softwood.
20
d. Washing, Screening, Oxygen Delignification
Washing (pencucian) dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa
bahan kimia dalam pulp yang terjadi akibat proses pemasakan dengan
menggunakan air panas (hot water). Adapun proses pencucian ini dilakukan
dengan sistem berlawanan arah (conter current). Tahap pencucian pulp antara
lain adalah sebagai berikut:
1) Deknotting Stage, tujuannya adalah untuk memisahkan pulp dari chip yang
tidak masak dan dari material-material lain yang memiliki ukuran dimensi
yang lebih besar dari pada saringan.
2) Washing, tujuannya adalah untuk memisahkan serat dari kotoran-kotoran
yang dapat larut dalam air (emulsi).
3) Screening, memiliki tujuan untuk memisahkan pulp dari material-material
yang lain.
Oxygen Delignification, bertujuan untuk menurunkan kadar lignin
dalam pulp sebelum dilakukan proses pemutihan (bleaching), serta agar pulp
yang didapat lebih cerah. Delignification ialah proses pemisahan sebagian
lignin dari kayu dengan memberikan zat kimia.
e. Bleaching
Bleaching merupakan tahapan akhir dari proses fiberline, dimana pada tahap
ini dilakukan pemutihan pulp. Tujuan dari proses bleaching adalah untuk
memutihkan pulp sehingga dicapai brightness yang telah ditetapkan, dengan
kekuatan pulp yang tetap tinggi. Selain itu juga untuk mengurangi dirt yang
terdapat pada pulp. Tipe bleaching yang digunakan di PT. Riau Andalan Pulp
and Paper adalah ECF (Elemental Chlorine Free) dengan tahapan D0, E0, D1
dan D2. Bleaching tipe ini menggunakan klorin dioksida sehingga lebih ramah
terhadap lingkungan bila dibandingkan dengan bleaching yang menggunakan
klorin. Sebelum dilakukan proses bleaching, pulp yang akan di proses harus
memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu, antara lain pH,
21
soda loss rendah serta brightness yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan untuk
menghemat bahan kimia pada proses bleaching.
f. Pulp Machine
Pulp machine adalah mesin-mesin yang digunakan pada proses akhir
pembuatan pulp. Tujuan dari adanya pulp machine adalah untuk mengubah
bentuk suspensi pulp menjadi lembaran pulp kering tanpa merusak struktur
dan formasi dari serat. Selain itu adalah agar mudah dalam handling dan
transportasi untuk di jual kepada konsumen. Pulp machine merupakan tahapan
terakhir dari proses produksi pulp. Bagian ini merupakan bagian yang sangat
penting di dalam industri pulp. Proses didalam pulp machine ini terbagi dalam
dua proses, yaitu wet end dan dry end. Proses wet end dimulai dari LC (low
consistency) tank sampai ke head box. Sedangkan proses dry end dimulai dari
fourdrinier menuju dryer. Tujuan dari proses wet end adalah untuk
meningkatkan kebersihan dari pulp atau membuang dirt count dari pulp.
Sedangkan tujuan dari proses dry end sendiri adalah untuk membentuk pulp
menjadi lembaran tanpa mengganggu brightness dan sifat pulp.
2.2.1 Skema Proses Produksi PT. Riau Andalan Pulp and Pape
Proses produksi kertas di PT. Riau Andalan Pulp and Paper secara umum
dibagi atas 3 bagian proses yaitu :
22
2.2.2 Proses Pembuatan Chip Kayu
a. Kayu diambil dari hutan poduksi, kemudian dipotong-potong atau lebih
dikenal dengan log. Log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan
sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakkan log dan menjaga
kesinambungan bahan baku.
b. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De-
Barker.
c. Kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping.
Chip yang sesuai ukurannya diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.
d. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang
digunakan untuk membuat kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini
terbagi atas dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical
Pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp
ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).
23
untuk membuang batu yang menempel pada log, setelah itu log dicuci. Log yang
sudah bersih ini kemdian diiris menjadi potongan-potongan kecil yang disebut dengan
chip. Kemudian chip dikirm ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa
dipakai (ukuran satndar 25x25x10 mm) dengan yang tidak. Chip yang standar
disimpn ditempat penampungan.
Dari tempat penampungan, chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak
(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama dikukus (presteamed),
kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. Chip dimasak dengan
cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Tahap selanjutnya setelah bubur
kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil
pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Proses selanjutnya pulp disaring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan
pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap,
yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada
pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
2
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O ) dan sodium hidroksida
(NaOH) didalam delignification tower sebelum dicuci didalam washer. Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap
pengelantangan (bleaching), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleaching) dengan bahan kimia didalam
proses bleaching untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp
kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.
24
berbentuk roll hasil dari winder menjadi lembaran-lembaran diarea finishing (Cut Size
sheeter dan Folio Sheeter) hingga pengemasan, penggudangan, dan pengiriman.
Berikut bagan pembagian area di Riaupaper.
25
2) SF Dump Tower
Pada SF dump tower, slurry pulp akan diencerkan lagi sehingga
consistency menjadi agar dapat diproses dengan baik pada proses
berikutnya. Lalu dikirim ke SF refiner feed chest.
3) SF Refiner feed chest
Pada tahap ini slurry tadi akan dipersiapkan untuk proses refiner pada
fiber consistency dan tekanan barharus dipertahankan agar
proses refiner dapat berjalan dengan baik. Lalu dikirim ke mesin refiner.
Gambar 2. 14 Refiner
4) SF Refiner
Pada tahap ini, slurry pulp tadi akan direfiner agar fiber memiliki serabut
sehingga dapat membuat ikatan antara fiber dengan baik pada proses
pembuatan kertas lalu dikirim ke mixing chest.
5) Mixing Chest
Pada mixing chest, slurry pulp tadi akan dicampur bersamaan dengan long
fiber, wet broke dan dry boke dengan menambahkan air sehingga
consistency menjadi 4%, penambahan LF tergantung granaturnya dimana :
>10 maka tidak ditambahkan long fiber
<10 maka ditambahkan long fiber
26
6) Machine Chest
Hasil dari mixing chest akan disalurkan ke machine chest sebagai tempat
penampungan. Tahapan dari HDT sampai ke machine chest ini disebut
Stock Preparation.
7) Wire Silo
Dari machine chest akan diteruskan ke wire silo dimana suhu pada wire
silo dijaga sekitar 50ºC serta penambahan DYE dan OBA serta GCC dan
PCC. Lalu disalurkan ke cleaner dengan menggunakan fan pump dimana
sebelumnya terjadi dilusion sehingga consistency telah menjadi .
8) Cleaner
Pada cleaner, slurry tadi akan diseleksi berdasarkan massa dengan sistem
cleaner forward dimana slurry yang accept akan diteruskan ke bagian atas
dan yang reject akan jatuh kebawah dengan gaya sentripental alat tersebut
dan tekanan 2,6 bar. Cleaner ini mempunyai 5 step yang terhubung secara
cascade dengan tujuan meminimalkan fiber lost. Hasilnya akan diteruskan
Deaerator.
Gambar 2. 15 Cleaner
27
9) Deaerator
Pada deaerator akan terjadi proses pemisahan udara dari slurry pulp
dengan menggunakan vacum pump agar tidak menimbulkan hole (lubang)
pada kertas nantinya. Lalu hasilnya akan di salurkan ke screen dengan
bantuan fan pump 2 dimana sebelumnya adanya penambahan
ASA/ANKD.
Gambar 2. 16 Deaerator
10) Screen
Pada screen, slurry pulp akan discreening untuk memisahkan kotoran
yang masih ada. Lalu akan dikirim ke head box, dimana sebelumnya
adanya pencampuran Bentonite.
Gambar 2. 17 Screen
28
11) Headbox
Pada headbox, slurry akan didistribusikan untuk proses forming atau
pembentukan lembaran. Fungsi headbox adalah untuk mendistribusikan
stock yang seragam selebar mesin dan mengatur kecepatan aliran stock
yang keluar dari headbox. Proses dari wire silo sampai ke headbox disebut
stock approach.
29
Gambar 2. 18 Press Section
15) Symsizer
Pada proses ini akan terjadi penyemprotan bahan kimia pada kedua
permukaan kertas, dimana bahan kimianya yaitu starch dan salt serta OBA
untuk menutupi pori-pori kertas dan juga meningkatkan printability. Lalu
akan diteruskan pada proses after dry end.
30
Gambar 2. 20 Symsizer
31
17) Calendar
Pada proses ini bertujuan untuk memadatkan, menghaluskan dan
melicinkan permukaan kertas secara menyeragam ketebalan kertas
selebar mesin. Lalu akan diteruskan Optirell.
Gambar 2. 22 Calendar
18) Optirell
Pada Optirell, lembaran kertas akan digulung menjadi gulungan kertas
yang mempunyai diameter sekitar 3,5 meter. Hasil gulungan kertas dari
proses ini akan dikirim ke Winder.
Gambar 2. 23 Optirell
Dari uraian tahapan proses di atas dalam paper machine dapat dilihat pada
skema dibawah ini :
32
Gambar 2. 24 Skema Proses di Paper Machine
Ada beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan kertas, yaitu :
a) Filler (GCC dan PCC) : sebagai bahan campuran dalam pembuatan kertas.
b) DYE : meningkatkan warna putih pada kertas.
33
c. OBA (Optical Brighting Agent) : Menambah kecerahan kertas.
d. Bentonite : Mempercepat proses penghilangan air.
e. Sodium Bicarbonate : Untuk mengontrol PH.
f. Biocide : Untuk melindungi kertas dari microba.
g. Defoamer : untuk menghilangkan foam pada kertas.
h. Strach : Meningkatkan kekuatan kertas.
i. Salt : meningkatkan kekuatan printability.
j. ASA ( Alkenyl Succinic Anhidrid) : membuat ketahanan terhadap air.
2.2.4.2 Finishing
Finishing merupakan tahap akhir dari pembuatan kertas, pada kertas yang
telah diproses di winder kemudian ada yang dijual dalam bentuk roll kecil atau core
dan juga dijual dalam ukuran A3S, SRA3S, A3L, Ledger, SRA3L, B4, B5, A4, A4S,
F4, Legal, Letter, Folio.
Berikut merupakan tahapan-tahapan dari proses finishing pada cut size :
a. Backstand
Backstand merupakan tempat meletakan core. Pada backstand, kertas yang
dalam bentuk jumbo roll akan dibentang kembali untuk dipotong. Di RAK
ada mesin yang menggunakan 6 backstand dan ada juga mesin yang
menggunakan 5 backstand.
Gambar 2. 26 Backstand
34
b. Web Assembly
Web assembly merupakan tempat penggabungan dari jumbo roll yang
telah dibentangkan sebelum lembaran tersebut memasuki twin slitter unit
untuk dilakukan pemotongan.
35
Gambar 2. 28 Twin Slitter Unit
d. Nip Roll
Cara kerja dari nip roll yaitu kertas akan dijepit oleh nip roll sebelum
masuk ke cross cutter dan kertas akan tertarik apabila nip roll berputar
sehingga menarik kertas yang berada di backstand dan akan memutar
jumbo roll yang ada di backstand. Pada nip roll juga akan terjadi
pengurangan serbuk kasar pada kertas akibat tekanan pada nip roll.
36
e. Cross Cutter
Cross Cutter merupakan pisau pemotong pada cut size dengan arah
potongan tegak lurus terhadap arah pergerakan kertas. Cara kerja dari
cross cutter ini yaitu kertas yang telah dipotong dengan arah potongan
searah dengan pergerakan kertas yang ditarik dengan nip roll akan
dipotong di cross cutter sehingga kertas akan berbentuk lembaran yang
telah di setting ukurannya sebelumnya.
f. Overlapping
Kertas yang sudah menjadi lembaran akan melewati overlapping yang
bertujuan untuk menyusun kertas sebelum masuk ke collecting box unit.
Cara kerja dari overlapping yaitu kertas akan ditumpuk dengan bantuan
lengan pada poros yang berputar sehingga lengan tersebut membuat kertas
yang baru datang akan menimpa kertas yang sudah lewat sebelumnya, hal
ini juga dibantu dengan adanya beda kecepatan kertas sebelum dan
sesudah melewati overlapping.
37
Gambar 2. 31 Overlapping
38
Gambar 2. 33 Gripper Carriage Unit
i. Cross Tabel
Cross table merupakan conveyor yang akan memindahkan ream ke proses
ream wrapping. Cross table terdiri dari 1 dan 2 line, tergantung dari jenis
mesin yang digunakan.
39
Ream reject ini akan diolah lagi dengan memindahkan ream reject tersebut
menggunakan belt conveyor ke proses recycle.
k. Ream Wrapping
Ream Wrapping merupakan mesin yang digunakan untuk membungkus
ream. Cara kerja dari ream wrapping yaitu ream bergerak masuk kedalam
mesin wrapping bersamaan dengan wrap yang telah dipotong dengan
cutter pada posisi samping mesin wrapping. Setelah itu, ream akan ditolak
keatas mendorong wrap ikut bersamaan dengan ream. Setelah ream
diangkat naik, maka kedua sisi wrap ditekuk dan wrap akan diberi lem dan
sisi pengeleman akan direkatkan dengan bantuan kontur pada bidang yang
dilewati sehingga wrap terlem sempurna.
40
l. CSD Ream Wrapping
CSD ream wrapping merupakan sistem kontrol ream wrapping yang
mengontrol hasil wrapping dari ream. Apabila sensor membaca adanya
kesalahan pada hasil wrapping seperti proses pengelemen yang tidak
sempurna ataupun adanya kecacatan yang lain, maka hasil wrapping akan
direject melalui conveyor rejet.
m. Pre Stacker
Di Pre stecker, ream akan disusun hingga lima tingkat untuk selanjutnya
akan dikirimkan ke proses cartonizer.
41
n. Cartonizer ( Case Packer)
Cartonizer atau case packer merupakan proses pembungkusan ream ke
dalam kotak menggunakan mesin yang beroperasi secara otomatis.
o. Strapper
Setelah ream dimasukan kedalam kotak, maka kotak tersebut akan dibawa
menggunakan conveyor menuju strapper, dimana apabila kotak melewati
sensor maka otomatis ada tuas yang menekan tutup kotak dan strapper
akan mengikat kotak.
Gambar 2. 40 Strapper
42
p. Palletizer
Setelah kotak diikat maka kotak akan dibawa menggunakan conveyor ke
palletizer. Di palletizer, kotak akan disusun untuk dibungkus
menggunakan plastik.
Gambar 2. 41 Palletizer
q. Pallet Packing
Pallet akan dibawa menggunakan conveyor menuju pallet packing, dimana
pallet akan dibungkus menggunakan plastik dan pallet yang telah
dibungkus plastik akan dimasukkan kedalam ruang pemanasan untuk
mempererat bungkusan plastik terhadap pallet. Dan pallet tersebut akan
dipindahkan menggunakan roller conveyor ke ware hous
43
r. Ware house
Ware house merupakan tempat penyimpanan pallet sebelum di
distribusikan kepada konsumen. Di ware house, hasil produksi
akan diatur menggunakan forklift.
44
Gambar 2. 1 Komponen Extrude
45
BAB III
METODOLOGI
46
47
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kerja Praktek
48
3.2 Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan kerja praktek dengan topik “Pembuatan Jerrycan
Kapasitas 5 L Wadah Saos Makanan Dari Bahan HDPE Menggunakan Metode
Extrusion Blow Molding PT. Gunung Maja Pratama”.” yaitu sebagai berikut :
1) Survei Pendahuluan
Tahapan ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap
sistem untuk mengetahui kegiatan, data dan permasalahan yang ada pada
sistem produksi. Survey pendahuluan ini dilakukan dengan cara wawancara
dengan pihak manajemen perusahaan, para pekerja serta observasi lapangan
secara langsung. Pada survey pendahuluan ini dapat ditentukan objek mana
yang akan dipilih untuk dilakukan penelitian atau pengamatan.
49
5). Perumusan masalah
Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, dilakukan perumusan masalah. Masalah
pembuatan jerrycan terhadap efisiensi hasil produk. Maka dari itu perlu
dilakukan analisa efesiensi proses produksi berdasarkan data yang didapat.
50
2) Observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung objek penelitian
yang akan di analisa.
3) Wawancara, dengan diskusi dan Tanya jawab langsung kepada pembimbing
lapangan dan karyawan PT. Gunung Maja Pratama.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Jumlah produksi
B.
PERHITUNGAN EFISIENSI POMPA SCREW PADA CHEMICAL
PREPARATION TIPE 561 P 015
PAPER MACHINE I PT. RAPP (RIAU ANDALAN PULP AND PAPER)
52
A. Rugi-rugi Pada Aliran
a). Losses pada pipa isap (Suction)
V= A= D² ( D1 = 0,0701 m )
= (3,14/4) x (0,0701²)
= 3,857 x 10-3 m²
V = 0,004167 m³/s /3,857 x 10-3 m²
= 1,0803 m/s
c) Bilangan Reynold :
Re =
53
Untuk mencari harga Friction Factor menggunakan persamaan:
ƒ = 0,46 (dari tabel moody)
Gambar 4. 2 Elbow 45 º
Kɩ = 0,4
Maka,
hɩ = Kɩ V²/2g x Jumlah Elbow
= 0,4 x (1,0803 m/s)² / 2 x 9,81 m/s² x 2
= 0,071 m
Jadi, head loses pada elbow yaitu:
Hϝe = 0,071 m
54
B. Losses pada pipa Tekan (Discharge)
a). Kerugian Pada pembesaran dan pengecilan penampang
D1= 70,1 mm
D2= 55,1 mm
Kɩ (45º)= 0,04
hɩ = Kɩ (V1² / 2g)
= 0,04 [(1,0803 m/s)² / 2 x 9,81 m/s² )]x
= 0,00237 m
Jadi, dari perhitungan diatas didapat kecepatan aliran (V) pada setiap diameter
adalah:
55
Jadi, head losses pada elbow yaitu:
Hɩ elbow = Head loss elbow 90° + Head loss elbow 45°
= 0,0701 m + 0 m
= 0,0701 m
Gambar 4. 4 Sambungan T
Kɩ = 2,0
hɩ = Kɩ (V²/2g) x (Jumlah T-joint)
= 0,2 x (1,7484 m/s)² / 2 x 9,81 m/s² x 1
= 0,0311 m
Re =
= 95953,02
56
Jadi Re > 4000 ( Aliran Turbulen )
Untuk mencari harga Friction Factor dapat dilihat pada diagram moody:
f).Kerugian Gesekan
Hɩ friction= ƒ. (L/D)(V²/2g)
= 0,53x ( 6 m / 0,0551 m) x [(1,7484 m/s)² / 2 x 9,81 m/s2 ]
= 0,02729 m
H = Hz +∑∆HP +∑∆HL + (V D² /2 g)
57
H = 0 m + 0,5 m + 0,2498 m + 0,00027
= 0,75 m
∆Ph = 0,75 m x( )
= 7,5
C. Daya hidraulik
= 0,87 x 100 % = 87 %
Jadi, nilai efisiensi yang dihasilkan dari pompa tipe 561 P 015 dengan tipe
tangki 561 T 013 chemical praparation adalah 87%.
58
4.2 Analisa Data
Analisa yang didapat dari perhitungan efesiensi pompa screw tipe 561 P 013
chemical praparation paper machine I PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper)
adalah sebagai berikut:
Dari nilai perhitungan pada pengolahan data, didapatkan nilai efisiensi dari pompa
screw hasil dari output dengan input atau sama dengan daya hidrolik dengan daya
poros pompa sebesar 87%. Tetapi pada kondisi aktualnya,efisiensi yang dihasil
adalah berdasarkan kebutuhan dari sistem control untuk proses produksi kertas itu
sendiri. Dari perhitungan ulang secara teoritis ada beberapa menggunakan data
pemisalan atau data asumsi salah satunya adalah ketinggian dari pipa,elboy,density
dari campuran air yang di transferkan.
Pada kondisi sebenarnya, hasil efisiensi pompa screw itu sendiri berdasarkan daya
motor dan kecepatan aliran pluida yang di inputkan. Maka dari itu apabila kecepatan
dan daya motor sengat mempengaruhi hasil efesiensi yang dikeluarkan dimana
dengan mengatur yang namanya imperter yang terdapat pada motor itu sendiri. Pada
pompa screw ini beda dengan pompa sentripugal dengan mengalirkan campuran air
dan bahan kimia setiap liter per detiknya itu sesuai. Artinya adalah
seberapa kebutuhan yang di butuhkan pompa screw ini secara positif mengalirkan
fluida tersebut.
Pada perhitungan rugi-rugi alirannya, rugi-rugi terbesar terdapat pada rugi
mayor, yaitu rugi yang diakibatkan gesekan fluida dengan dinding saluran pipa.
Rugi-rugi atau head loss didefinisikan dengan satuan meter. Dengan persamaan:
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar nilai diameter pipa
(D) maka semakin kecil nilai kecepatan alirannya (V) atau sebaliknya, sedangkan
nilai debit yang dialirkan sama.
V= Q/A
59
Pada diameter yang lebih kecil, nilai rugi gesekannya semakin besar. Hal ini
dikarenakan nilai fluida yang bersentuhan dengan dinding pipa persatuan waktu
semakin banyak, sehingga nilai kerugian gesekan fluida dengan dinding pipa
semakin besar pula.
60
BAB V
KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Daya motor dan kecepatan motor sangat mempengaruhi efisiensi dari pompa
screw itu sendiri. Dari hasil perhitungan yang didapat nilai efisiensi sebesar 87%.
Semakin banyak losses pipa yang diberikan,maka keefisienan sebuat pipa semakin
kecil pula.ini terlihat dari perbandingan dengan hasil dilapangan efisiensi pompa
screw dari standar efesiensi pompa tersebut mencapai 93-98. Setelah dilakukan
menelusuran lapangan bahwa semakin besar kecepatan motor dan daya motor di
inputkan melalu control sistem maka mempengaruhi output dan input dari pompa itu
sendiri.
b. Saran
Adapun saran yang didapat pada kerja praktek ini adalah:
1. Data pompa lebih lengkap,untuk memudahkan perhitungan.
2. banyaknya losses mempengaruhi efisiensi pompa.
3. melibatkan mahasiswa dalam perbaikan.
61
DAFTAR PUSTAKA