Disusun Oleh :
1807113443
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Akhir Kerja Praktek dengan judul :
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul
“Analisis Penghambatan Daya Hantar Panas Pipa Superheater Pada Water Tube
Boiler di PT. PACIFIC INDOPALM INDUSTRIES”. Pelaksanaan kerja praktek
ini dilakukan untuk memenuhi mata kuliah Kerja Praktek pada program studi S1
Teknik mesin Universitas Riau. Penulis berharap dengan dibuat nya laporan Kerja
Praktek ini dapat memberi manfaat dan menjadi arahan dalam menyelesaikan
masalah kedepannya khususnya di bidang Konversi Energi.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktek hingga terselesainya laporan kerja praktek ini. Penulis
khususnya ingin mengucapkan Terima Kasih kepada :
ii
9. Seluruh karyawan PT. Pacific Indopalm Industries, khususnya di bagian
Mechanic yang telah membantu dan membimbing selama pelaksanaan
Kerja Praktek.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengakui bahwa terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi ilmu maupun penulisan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik, dan masukan demi kesempurnaan isi laporan praktik
industri ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
penulis sendiri.
iii
DAFTAR ISI
3.5 Skema Aliran Udara Pada Boiler di PT. Pacific Indopalm Industries ... 30
iv
4.1.2 Dalam Keadaan mengalami Fouling..................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.5 Grafik Laju Perpindahan Panas VS Ketebalan Kerak ....................... 57
Gambar 4.6 Grafik Temperatur steam VS Laju Perpindahan Panas ..................... 58
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
digunakan untuk Fraksinasi dan Refinery. Banyaknya komponen pada boiler ini
membuat boiler rawan akan mengalami kerusakan yang mana akan
mempengaruhi kinerja dari Turbin maupun Produksi. Boiler yang digunakan pada
PT. Pacific Indopalm Industries sudah beroperasi dengan waktu yang cukup lama,
maka dari itu kemungkinan akan banyaknya kerusakan yang terjadi sangat
memungkinkan.
Salah satu komponen pada boiler yaitu Superheater yang mana fungsinya
adalah mengubah Uap Jenuh (Saturated Steam) Ke Uap Kering (Superheated
Steam). Dengan adanya hawa panas yang digunakan juga mengandung abu dan
dapat menjadi kerak yang menempel pada bagian pipa. Penumpukan kerak atau
fouling dapat menyebabkan laju perpindahan panas yang kecil dikarenakan
adanya hambatan pipa menyerap hawa panas sehingga temperatur steam yang
dihasilkan kecil.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis penghambatan daya hantar panas pada pipa
superheater ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip kerja dari Superheater pada boiler
2. Menganalisa pengaruh Penumpukan kerak (fouling) pada laju perpindahan
panas di Superheater
3. Mengetahui pengaruh laju perpindahan panas pada temperatur steam yang
dihasilkan dan akibatnya.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan dibidang industri.
2. Mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk dunia kerja.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja pada sebuah pabrik khususnya
di bagian maintanance.
4. Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja perusahaan yang menggunakan
daya pembakit dari PLTU.
3
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat,
waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, dan sistematika
penulisan
BAB IV ANALISA
Pada bab ini berisikan tentang analisa dari permasalahan yang
dibahas pada laporan kerja praktek.
4
5
dan stearin. Maka dari itu setiap departemen memiliki tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing yaitu:
2. Production
Departemen produksi merupakan departemen yang menangani di bidang
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Di departemen produksi bekerja di
Refinery, refinery di PT. Indopalm terbagi atas 2 Yaitu Refinery I dan II.
Departemen ini bertanggung jawab untuk proses pengolahan bahan mentah yang
kemudian dihasilkan menjadi produk. Adapun produk dari PT. Pacific Indopalm
Adalah
PFAD (Palm Fatty Acid Distilation) adalah asam lemak yang telah
dipisahkan dari minyak dengan cara distilasi vakum. Kadar asam lemak
yang terkandung dalam PFAD (Palm Fatty Acid Distilation) yang
dihasilkan adalah berkisar dari 85-90%.
3. HR & GA
HRGA merupakan singkatan dari Human Resource and General Affair.
Departemen ini merupakan gabungan antara Departemen Human Resource dan
General Affair. Departemen Human Resource merupakan departemen yang
berhubungan dengan sumber daya manusia pada perusahaan. Semua hal yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan merupakan tugas daripada departemen ini.
General Affair berhubungan dengan interaksi dan koordinasi baik pada internal
maupun external perusahaan. Job description tiap perusahaan berbeda-beda
bergantung pada bentuk, struktur dan budaya perusahaan. Secara umum, General
Affair mengurus berbagai perijinan perusahaan, memelihara hubungan dengan
lingkungan sekitar dan sebagainya.
HRGA merupakan departemen yang mengatur tentang sumber daya
manusia dan segala sesuatu yang berhubungan dengan legal dan relasi
perusahaan. Beberapa orang menyebut HRGA juga sebagai pengembangan
daripada HRD menjadi HRM (Human Resource Management). Menurut Rao
(2009), Departemen HRGA merupakan manajemen yang berhubungan dengan
planning, organizing, directing, dan controlling.
7
mencakup pengendalian kualitas dengan cara monitoring dan uji-tes semua proses
produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk sesuai standar spesifikasi
pabrik atau perusahaan. Tim QC haruslah memastikan semua standar kualitas
dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang disediakan oleh
perusahaan. Dan yang paling penting produk tersebut layak diedarkan di pasaran.
Quality Control memiliki tugas dan kewenangan yang bervariasai, tergantung
pada industri di mana mereka bekerja. Mereka berwewnang untuk menerima atau
menolak produk yang akan dipasarkan. Ketika tim QC menemukan cacat pada
hasil produksi, mereka berwenang untuk meminta produk yang cacat tersebut
ditarik kembali untuk perbaikan.
9. Departemen Head
Departemen Head merupakan kepala bagian yang mempunyai hak
wewenang untuk mengatur dan membuat keputusan dalam hal teknik
pemeliharaan, perawatan, peningkatan kualitas mutu dalam tiap masing-masing
departemen yang ada dalam pabrik dimana hal ini tidak dapat dilakukan oleh
seorang bawahan. Wewenang ini tentu akan tetap dalam pengawasan seorang
GM dan Deputy GM-nya. Departemen Head memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat mesin produksi,
peningkatan kemampuan kerja bawahan serta kebenaran dan ketepatan waktu
laporan biaya pemeliharaan bulanan. Sedangkan tugas-tugasnya adalah membuat
dan melaksanaan rencana kerja pemeliharaan yang telah ditetapkan dalam
skedul dan perbaikan serta rencana kebutuhan material/spare part. Mengawasi
dan memastikan pelaksanaan Standart Operasional Prosedur (SOP) dan Work
Intruction (WI) serta Keselamatan Kerja atau perlengkapan safety kerja.
10. Section Head
Section Head merupakan tangan kanan dari Departemen Head dimana
mempunyai hak wewenang yaitu memerintah, membuat keputusan dan
mengatur bawahan untuk menjalankan proses produksi sesuai dengan standar
operasional baik sebelum proses maupun setelah proses. Sedangkan tugas-
tugasnya adalah:
a. Membuat dan melaksakan rencana kerja pembersihan dan pencucian
seluruh peralatan proses, membuat jam kerja proses produksi serta
9
Senin -Kamis
Sistem kerja boiler terdiri dari sistem air umpan atau air pengisi boiler,
sistem uap, sistem bahan bakar, sistem udara pembakaran, dan gas buang (UNEP,
2008). Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Sistem uap memiliki fungsi untuk mengumpulkan dan
mengontrol produksi uap dalam boiler. Sedangkan pada sistem bahan bakar yang
13
14
Fire tube boiler kompetitif untuk kapasitas steam sampai 12.000 kg/jam
dengan tekanan sampai 18 kg/cm2 (UNEP, 2008). Boiler jenis ini banyak
digunakan di pabrik-pabrik gula karena tidak memerlukan tekanan uap yang
tinggi. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya.
15
Boiler yang digunakan pada PT. Pacific Indopalm merupakan boiler dengan
jenis water tube boiler. Terdapat 2 buah boiler pada perusahaan ini yang mana
kedua boiler ini memiliki spesifikasi yang sama persis, kedua boiler ini sudah
mulai beroperasi dari tahun 2009. Berikut adalah spesifikasi dari boiler :
16
1. Daerator
Berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen dan gas pada air
umpan boiler melalui pemanasan steam yang dapat mengurangi
terjadi korosi pada bagian dalam pipa boiler dan sebagai pemanas
awal sekaligus mengurangi pemakaian bahan bakar.
17
Gambar 3. 4 Daerator
(Sumber PT. Pacific Indopalm Industries)
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam proses dearator, yaitu :
1. Jumlah aliran air condensate
2. Jumlah aliran bahan air ketel
3. Tekanan dalam deaerator
4. Level air dalam deaerator
Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik dapat berpengaruh
buruk terhadap sistem air umpan, sistem condensate dan juga
menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi.
Prinsip kerja dearator :
Alat dearator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil
merupakan tempat pemanas air umpan boiler malalui steam dari Low
Press Turbin Back Press dengan temperature 240 0C dan pressure 7
barg, dengan pemakaian steam mencapai 1.1 – 1.3 per jam. Didalam
drum kecil terdapat nozel (spray) yang berfungsi untuk
menyemprotkan air ketel menjadi butiran - butiran halus agar proses
pemanasan dan pembuangan gas - gas dari bahan air ketel lebih
sempurna dan terdapat juga tray (sekat - sekat) berfungsi untuk
menyaring air, dan drum yang besar sebagai tempat penampungan air
yang telah dipanasi melalui steam Low Press Back Pressure hingga
mencapai temperature 110 oC.
2. Chemical
Chamical yang digunakan pada PT. Pacific Indopalm Industries ada tiga
yaitu:
18
3. Economizer
4. Steam Drum
Merupakan tempat penampungan air panas. Selain itu steam drum
juga berfungsi untuk memisahkan uap dan air, dimana uap ringan akan
terbawa menuju superheater dan uap yang masih berat akan kembali
kebawah melelaui pipa downcomer dan mengalami pemanasan melalui gas
buang. Apabila telah mengalami perubahan fase menjadi uap, uap tersebut
akan kembali ke steam drum melalui Radiant Riser Tubes.
20
5. Superheater
6. Air Preheater
7. Air Heater
Air heater adalah tempat pendistribusian udara pembakaran melalui
FD FAN yang telah dipanasakan dengan temperature 160 0C melalui
gas buang hisapan ID FAN didalam air prehater.
8. Dust Cyclone
kebawah dan udara yang memiliki berat jenis ringan akan keluar
diatas cyclone.
9. Sonic
Shoot blower atau Sonic adalah suatu alat yang berfungsi untuk
membersihkan permukaan pipa - pipa pemanas pada boiler dari
kotoran atau debu yang menempel pada permukaan pipa - pipa
pemanas tersebut. Alat ini terletak di samping kanan kiri ketel.
10. Chimney
Chimney adalah pembuangan asap gas buang yang telah bebas debu
dan sulfur.
24
14. Furnace
Furnace adalah suatu ruangan dapur sebagai penerima bahan bakar
untuk pembakaran, yang dilengkapi dengan fire grate pada bagian
bawah diletakkan rangka bakar sebagai alas bahan bakar, dan pada
sekelilingnya adalah pipa - pipa air ketel yang menempel pada
26
terisi penuh maka sisa bahan bakar akan mengalami over flow
dengan menggunakan return conveyor.
3.5 Skema Aliran Udara Pada Boiler di PT. Pacific Indopalm Industries
SUPERHEATER
Gambar 3.26 Skema Aliran Udara Pada Boiler di PT. Pacific Indopalm Industries
Pada saat pembakaran awal, udara belum memakai dari ID fan dan
FD fan tetapi hanya mengandalkan udara dari luar boiler dengan membuka
pintu furnace. Dan bahan bakar belum menggunakan cangkang tetapi
dengan menggunakan kayu – kayu yang tidak terpakai. Alasan memakai
kayu karena agar mudah terjadinya bara api. Setelah kayu yang terbakar
menjadi bara, barulah bahan bakar cangkang di supply secara bertahap
dengan setingan auger yang kecil dan mendapatkan dorongan udara SA FAN
agar bahan bakar merata. SA FAN ini menghembuskan udara dari depan
dan belakang dinding furnace yang berfungsi untuk meratakan bahan bakar
yang terjatuh dari auger. Untuk mempercepat pembakaran sempurna maka
ID FAN dan FD FAN dihidupkan dengan setingan tertentu sesuai yang
31
dibutuhkan dan akan dinaikan setingan saat pembakaran diruang bakar telah
mencapai temperature tertentu.
FD Fan (Force Draft Fan) menghembuskan udara dari bawah lantai
pembakaran melalui kotak udara (wind box). Udara FD Fan dipanaskan
didalam air preheater melalui flue gas yang dihisap oleh ID FAN dengan
temperature 225 0C.
Setelah FD FAN menghembuskan udara melalui Wind Box yang
terletak dibawah lantai furnace agar bahan bakar terbakar sempurna.
Kemudian flue gass di tarik dengan ID Fan dan masuk melewati
superheater, flue gas yang melewati Superheater fungsinya untuk
memanaskan Steam Saturated menjadi steam superheat.. Kemudian dari
Superheater, flue gas masuk ke Steam Drum gunanya untuk memanaskan
air dalam pipa - pipa Steam Drum, dimana steam yang ringan akan masuk
ke Superheater dan yang berat akan bersirkulasi lagi sehingga menghasil
steam ringan melalui pemanasan flue gas.
Kemudian dari Steam Drum flue gass masuk ke Economizer dengan
temperature flue gas 430 oC. Gunanya untuk pemanasan awal air di dalam
Economizer, setelah itu flue gass masuk ke Dust Cyclone dengan
temperature flue gas 300 0C. Fungsi Dust Cyclone ini sendiri yaitu
memisahkan antara abu berat dan abu ringan, dimana abu yang berat akan
jatuh ke Air Lock dan yang ringan akan di hisap oleh ID Fan dan masuk
ke Air Preheater dengan temperatur flue gas 225 0C. Fungsi air preheater
ini untuk memanaskan udara melalui flue gass dengan temperatur udara
awal 31 – 32 oC dan akan mencapai temperature udara akhir yaitu 160 oC.
Selanjutnya udara flue gass akan terbuang melewati Chimney.
Tabel 4.1 Data Pengamatan pada pipa superheater dalam keadaan standar
33
34
o
9 Temperatur Flue Gas Inlet (Tf,i) 430 C
o
10 Temperatur Flue Gas outlet (Tf,o) 500 C
11 Laju aliran massa flue gas (mf) Ton/h
12 Lebar cross section (LCS) 3.765 m
13 Panjang cross section (PCS) 8.635 m
14 Jarak antar tube (ST) 0.1863 m
35
4.2 Perhitungan
Pada laporan kerja praktek ini perhitungan yang dilakukan adalah mencari
laju perpindahan panas yang dibagi menjadi 2 yaitu pada pipa superheater dalam
keadaan standar dan pada pipa superheater dalam keadaan mengalami
penumpukan kerak (Fouling).
Ts,i+T s,o
Tavg =
𝟐
(228.3+418.1)°C
= = 323.2 °C
2
Untuk menentukan properties steam dapat dilihat pada tabel steam tables
berdasarkan Tavg = 323.2 °C dan Pabs = 65.11325 bar.
Dari tabel diatas untuk mendapatkan nilai Steam properties yang diinginkan
sesuai dengan Tavg = 323.2 °C dan Pabs = 65.11325 bar yaitu Dengan cara
39
Cp = 3.66398 KJ/Kg·K
ρ = 29.42272 Kg / m3
Pr = 1.242
k = 59.30 x 10-3 W/m·K
µ = 20.87 x 10-6 N·s / m2
4 ∙5.694 𝐾𝑔/𝑠
= 𝜋 (350)(0.0303 𝑚)(20.87 𝑥 10−6 𝑁·𝑠 / 𝑚2
= 32756.28 (Turbulen)
Re = 32756.28
n = 0.4 (karena proses pemanasan)
Nu = 0.023 · Re 4/5 · Prn
= 0.023 (32756.28) 4/5 (1.242)0.4
= 102.65713
(4) Perhitungan Koefisien Panas di Dalam Pipa (hi)
𝑁𝑢 ∙ 𝑘
hi =
𝐷𝑖
Untuk mencari properties flue gas berdasarkan Temperatur yang digunakan yaitu
= 688 K dan berdasarkan unsur yang digunakan yaitu CO2 ,H2O, N2, O2 dapat
dilihat pada tabel A-4 Thermophysical Properties of Gases at Atmospheric
Pressure dari buku Fundamental of Heat
and Mass Transfer, 7th Edition by Incropera.
Untuk mencari nilai Properties Flue gas dapat dihitung dengan cara
menggunakan perkalian pada masing masing presentase gas nya.
Cpf = (CpCO2) ·(% CO2)+ (Cp H2O) ·(% H2O) + (Cp N2) ·(% N2)+ (CpO2) ·(% O2)
= 1.204892 KJ / Kg · K
Hal ini juga berlaku pada Properties yang lain menggunakan perhitungan yang
sama berdasarkan nilai Properties masing masing dan dikali dengan presentase
gas buangnya. Maka didapatkan nilai Properties Flue Gas nya sebagai berikut :
ρf = 0.509022 Kg / m3
Prf = 0.735769
Untuk mengetahui nilai ReMAX perlu dicari kecepatan alirannya terlebih dahulu
(Vg dan VgMAX), yaitu dengan cara berikut :
𝑚𝑓
Vg =
𝜌𝑓 ∙ 𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑆𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
30.4 𝑇𝑜𝑛/ℎ
=
0.509022 𝑘𝑔/𝑚3 ∙ (3.675 ∙8.635)𝑚
84.444 𝐾𝑔/𝑠
=
16.54869971 𝐾𝑔 / 𝑚
= 5.10278 m/s
𝑆𝑇
VgMAX = · Vg
𝑆𝑇−𝐷𝑜
0.1863 𝑚
= · 5.10278 m/s
0.1863 𝑚−0.0381 𝑚
= 6.414628 m/s
𝜌𝑓 ∙ VgMAX ·Do
ReMAX =
µ𝑓
= 4023.758116
(3) Perhitungan beban panas per tube (𝑞̇ t)
𝑞̇ = ms · Cp · (TS,O – TS,I)
= 3960.046849 kW (3960046.849 W)
𝑞̇
𝑞̇ t =
𝑁𝑇
3960046.849 W
= 350
44
= 11314.41957 W
= 11.3144195 kW
= 596.2 K
Untuk nilai konduktivitas termal (k) dapat dilihat pada tabel A-1
Thermophysical Properties of Selected Metallic Solids dari buku Fundamental of
Heat and Mass Transfer, 7th Edition by Incropera. Berdasarkan bahan yang
digunakan dan temperatur permukaan dalam tube yaitu 596.2 K maka dapat
menggunakan cara interpolasi pada tabel.
Tabel 4. 11 Tabel Thermophysical Properties of Selected Metallic Solids
nilai konduktivitas termal yang didapat pada bahan AISI 1010 dan Temperatur
596.2 K adalah :
ktube = 48.98 W/m.K
Langkah berikutnya yaitu mencari Temperatur Surface (TS) menggunakan
persamaan sebagai berikut :
45
𝑇𝑠−𝑇𝑎𝑣𝑔
qt = ln 𝑟𝑜/𝑟𝑖 1
+
2𝜋 ∙𝑘𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙𝐿 2∙ 𝜋 ∙𝑟𝑖 ∙𝐿 ∙ℎ𝑖
𝑟𝑜
ln 𝑟𝑖 1
Ts = Tavg + qt ( + )
2 ∙ 𝜋 ∙𝐾𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 2 ∙ 𝜋 ∙𝑟𝑖 ∙𝐿 ∙ℎ𝑖
0.01905 𝑚
ln( ) 1
= 596.2 K + 11314.41957 W (2 · π ∙ (48.98
0.01515 𝑚
𝑊 + 𝑊 )
·𝐾)·(25.5 𝑚) 2 ∙ 𝜋 ∙(0.0155 m)(25.5 𝑚)(200.909 ·𝐾)
𝑚 𝑚2
= 598.85 K
Prandtl Number dapat dicari pada tabel A-4 Thermophysical Properties of Gases
at Atmospheric Pressure dari buku Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7th
Edition by Incropera (Tabel 4.9) menggunakan rumus interpolasi dengan
temperatur yang digunakan yaitu Ts = 598.85 K. didapatkan data Properties
Sebagai berikut :
ReMAX = 4023.758116
𝑃𝑟𝑓
Nud = C1 · ReMAXm · Prf0.36 · ( 𝑃𝑟𝑠 )1/4
Untuk mendapatkan nilai dari m dan C1 dapat dilihat dari tabel 7.58 for the tube
bank in cross flow pada buku buku Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7th
46
Edition by Incropera. Berdasarkan dari susunan tube nya yaitu aligned dan ·
ReMAX = 4023.758116 .
C1 = 0.27
m = 0.63
0.735769 1/4
Nud = 0.27 · (4023.758116)0.63 · (0.735769)0.36 · ( )
0.720183
𝑁𝑢𝑑 ∙𝑘𝑓
ho =
𝐷𝑜
= 58.45537 W/m2 · K
1 1 1
= ℎ𝑜 + ℎ𝑖
𝑈
1 1 1
𝑈
= 58.45537 𝑊/𝑚2 ·𝐾 + 200.909 𝑊/𝑚2 ·𝐾
U = 45.2807374 W/m2 · K
(𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑜)−(𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖)
∆ Tlm,CF = 𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑜
ln( 𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖 )
(773−691.1)𝐾 −(773−501.3)
= 773−691.1 = 158.27 K
ln( 773−501.3 )
Faktor koreksi (F) dapat dicari melalui gambar correction factor for a single-pass,
cross-flow heat exchanger with one fluid mixed and unmixed Untuk mendapatkan
nilai F maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nilai P
dan R.
𝑇𝑠,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
P =
𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
691.1−501.3
= = 0.6985
773−501.3
𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑓,𝑖
R =
𝑇𝑠,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
773−688
= = 0.44778
691.1−501.3
48
Gambar 4.3 Nilai Faktor Koreksi (F) LMTD Pada P =0.6985 dan R = 0.44778
Berdasarkan gambar diatas didapatkan nilai Faktor koreksi (F) yaitu 0.83 maka :
∆ Tlm = F · ∆ Tlm,CF
= 0.83 · 158.27 K
= 131.36 K
E. Perhitungan Laju Perpindahan Panas (q)
qtube = U · A · ∆ Tlm
= U · 𝜋 · Do · L · ∆ Tlm
= 45.2807374 W/m2 · K · 𝜋 · (0.0381 m) · (25.5 m) · 131.36 K
= 18154.8 W
= 18.1548 kW
Untuk laju perpindahan panas keseluruhannya adalah :
qoverall = qtube · NL
= 18.1548 kW · 350
= 6354.18 kW
= 6354.18 Kj/s
49
Ts,i+T s,o
Tavg =
𝟐
(279.6+228.3)°C
= = 253.95 °C
2
Untuk menentukan properties steam dapat dilihat pada tabel steam tables
berdasarkan Tavg = 253.95 °C dan Pabs = 64.11325 bar.
Dari tabel diatas untuk mendapatkan nilai Steam properties yang diinginkan
sesuai dengan Tavg = 253.95 °C dan Pabs = 64.11325 bar yaitu Dengan cara
menggunakan rumus interpolasi dan didapatkan nilai Steam properties adalah
sebagai berikut:
Cp = 4.8782 KJ/Kg·K
ρ = 795.705 Kg / m3
Pr = 0.86347
k = 579.83 x 10-3 W/m·K
µ = 99.645 x 10-6 N·s / m2
4 ∙5.61 𝐾𝑔/𝑠
= 𝜋 (350)(0.0303 𝑚)(99.645 𝑥 10−6 𝑁·𝑠 / 𝑚2
= 6759.37 (Turbulen)
50
Re = 6759.37
n = 0.4 (karena proses pemanasan)
Nu = 0.023 · Re 4/5 · Prn
= 0.023 (6759.37) 4/5 (0.86347)0.4
= 25.127
(4) Perhitungan Koefisien Panas di Dalam Pipa (hi)
𝑁𝑢 ∙ 𝑘
hi =
𝐷𝑖
Untuk mencari properties flue gas berdasarkan Temperatur yang digunakan yaitu
= 703 K dan berdasarkan unsur yang digunakan yaitu CO2 ,H2O, N2, O2 dapat
dilihat pada tabel A-4 Thermophysical Properties of Gases at Atmospheric
Pressure dari buku Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7th Edition by
Incropera. Berdasarkan tabel diatas menggunakan cara interpolasi untuk
mendapatkan nilai Properties Gas. Berikut adalah Properties Gas nya :
51
Untuk mencari nilai Properties Flue gas dapat dihitung dengan cara menggunakan
perkalian pada masing masing presentase gas nya.
Cpf = (CpCO2) ·(% CO2)+(Cp H2O) ·(% H2O)+(Cp N2) ·(% N2)+(CpO2) ·(% O2)
= 1.196501 KJ / Kg · K
Hal ini juga berlaku pada Properties yang lain menggunakan perhitungan yang
sama berdasarkan nilai Properties masing masing dan dikali dengan presentase
gas buangnya. Maka didapatkan nilai Properties Flue Gas nya sebagai berikut :
ρf = 0.497824 Kg / m3
Prf = 0.737097
Untuk mengetahui nilai ReMAX perlu dicari kecepatan alirannya terlebih dahulu
(Vg dan VgMAX), yaitu dengan cara berikut :
𝑚𝑓
Vg =
𝜌𝑓 ∙ 𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑆𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
52
30.4 𝑇𝑜𝑛/ℎ
=
0.497824 𝑘𝑔/𝑚3 ∙ (3.675 ∙8.635)𝑚
84.444 𝐾𝑔/𝑠
= = 5.51784 m/s
15.30379427 𝐾𝑔 / 𝑚
𝑆𝑇
VgMAX = · Vg
𝑆𝑇−𝐷𝑜
0.1863 𝑚
= · 5.51784 m/s
0.1863 𝑚−0.0381 𝑚
= 6.936 m/s
𝜌𝑓 ∙ VgMAX ·Do
ReMAX =
µ𝑓
= 4191.373886
(3) Perhitungan beban panas per tube (𝑞̇ t)
𝑞̇ = ms · Cp · (TS,O – TS,I)
= 1403.911813 kW (14033911.813 W)
𝑞̇
𝑞̇ t =
𝑁𝑇
14033911.813 W
= 350
= 4011.176607 W
= 4.011176 kW
Untuk nilai konduktivitas termal (k) dapat dilihat pada tabel A-1
Thermophysical Properties of Selected Metallic Solids dari buku Fundamental of
Heat and Mass Transfer, 7th Edition by Incropera. Berdasarkan bahan yang
digunakan dan temperatur permukaan dalam tube yaitu 526.95 K maka dapat
menggunakan cara interpolasi pada tabel nilai konduktivitas termal yang didapat
pada bahan AISI 1010 dan Temperatur 526.95 K adalah :
ktube = 52.415 W/m.K
Langkah berikutnya yaitu mencari Temperatur Surface (TS) menggunakan
persamaan sebagai berikut :
𝑇𝑠−𝑇𝑎𝑣𝑔
qt = ln 𝑟𝑜/𝑟𝑖 1
+
2𝜋 ∙𝑘𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙𝐿 2∙ 𝜋 ∙𝑟𝑖 ∙𝐿 ∙ℎ𝑖
𝑟𝑜
ln 1
𝑟𝑖
Ts = Tavg + qt ( + )
2 ∙ 𝜋 ∙𝐾𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 2 ∙ 𝜋 ∙𝑟𝑖 ∙𝐿 ∙ℎ𝑖
0.01905 𝑚
ln( 0.01515 𝑚) 1
= 526.95 K + 4011.1766 W ( 𝑊 + 𝑊 )
2 · π ∙ (52.415.𝑚 ·𝐾)·(25.5 𝑚) 2 ∙ 𝜋 ∙(0.0155 m)(25.5 𝑚)(480.83𝑚2·𝐾)
= 531.51 K
Prandtl Number dapat dicari pada tabel A-4 Thermophysical Properties of Gases
at Atmospheric Pressure dari buku Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7th
Edition by Incropera (Tabel 4.9) menggunakan rumus interpolasi dengan
temperatur yang digunakan yaitu Ts = 531.51 K. didapatkan data Properties
Sebagai berikut :
Prs = (PrCO2) ·(% CO2)+(Pr H2O) ·(% H2O)+(Pr N2) ·(% N2)+(PrO2) ·(% O2)
= 0.731311
ReMAX = 4191.373886
𝑃𝑟𝑓
Nud = C1 · ReMAXm · Prf0.36 · ( 𝑃𝑟𝑠 )1/4
Untuk mendapatkan nilai dari m dan C1 dapat dilihat dari tabel 7.58 for the tube
bank in cross flow pada buku buku Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7th
Edition by Incropera. Berdasarkan dari susunan tube nya yaitu aligned dan ·
ReMAX = 4191.373886.
C1 = 0.27
m = 0.63
0.737097 1/4
Nud = 0.27 · (4191.373886)0.63 · (0.737097)0.36 · ( )
0.731311
𝑁𝑢𝑑 ∙𝑘𝑓
ho =
𝐷𝑜
= 60.86906 W/m2 · K
𝑙
R = 𝑘𝑓
0.01 𝑚
= 49.97𝑥 10−3 𝑊/𝑚3∙𝐾 = 0.20012 m2 ·K/W
55
1
hm = 𝑅
1
= 0.20012 m2 ·K/W = 4.997 W/m2 · K
1 1 1 1
= ℎ𝑜 + ℎ𝑖 + ℎ𝑚
𝑈
1 1 1 1
= 60.86906 𝑊/𝑚2 ·𝐾 + 480.83 𝑊/𝑚2 ·𝐾 + 4.997 W/m2 · K
𝑈
U = 4.57398 W/m2 · K
(𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑜)−(𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖)
∆ Tlm,CF = 𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑜
ln( 𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖 )
(773−552.6)𝐾 −(773−501.3)
= 773−552.6 = 245.161 K
ln( 773−501.3 )
Faktor koreksi (F) dapat dicari melalui gambar correction factor for a single-pass,
cross-flow heat exchanger with one fluid mixed and unmixed Untuk mendapatkan
nilai F maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nilai P
dan R.
𝑇𝑠,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
P =
𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
552.6−501.3
= = 0.19
773−501.3
𝑇𝑓,𝑜−𝑇𝑓,𝑖
R =
𝑇𝑠,𝑜−𝑇𝑠,𝑖
773−703
= = 1.36
552.6−501.3
56
Gambar 4. 4 Nilai Faktor Koreksi (F) LMTD Pada P =0.19 dan R = 1.36
Berdasarkan gambar diatas didapatkan nilai Faktor koreksi (F) yaitu 0.98 maka :
∆ Tlm = F · ∆ Tlm,CF
= 0.98 · 245.161 K
= 240.25778 K
E. Perhitungan Laju Perpindahan Panas (q)
qtube = U · A · ∆ Tlm
= U · 𝜋 · Do · L · ∆ Tlm
= 4.57398 W/m2 · K· 𝜋 · (0.0381 m) · (25.5 m) · 240.25778 K
= 3354.18 W
= 3.35418 kW
Untuk laju perpindahan panas keseluruhannya adalah :
qoverall = qtube · NL
= 3.35418 kW · 350
= 1173.963 kW
= 1173.963 Kj/s
57
4.3 Analisa
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap laju perpindahan
panas pada Pipa Superheater di Boiler PT. Pacific Indopalm Industries dalam
keadaan standar dan keadaan berkerak (Fouling) didapatkan perbedaan yang
menyebabkan penurunan temperatur Steam yang mana akan digunakan untuk
kebutuhan Pabrik. Prinsip dari Superheater yaitu mengubah uap jenuh menjadi
uap panas lanjut, untuk menghasilkan uap panas lanjut dibutuhkan temperatur
tertentu. Temperatur tersebut dipengaruhi oleh laju perpindahan panas.
Pada perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai laju perpindahan panas
pada pipa superheater yang berkerak dan dalam kondisi standar atau tidak
berkerak. Dalam perhitungan yang dilakukan menggunakan data Temperatur
Steam , Temperatur Flue gas, Banyak Pipa Superheater, panjang pipa, diameter
dalam , diameter luar , dan lain lain. Dengan adanya kerak pada pipa superheater
menyebabkan laju perpindahan panas semakin kecil. Untuk perbandingannya
dapat dilihat pada grafik berikut Gambar 4.
Kerak
8000
6000 (0 ; 6354,18)
4000
(0,01 ; 1173,963)
2000
0
0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012
Ketebalan Kerak (m)
m dan laju perpindahan panasnya 1173.963 Kj/s. Hal ini dikarenakan pada
keadaan berkerak mempengaruhi nilai koefisen keseluruhan (U) dimana koefisien
perpindahan panas dalam pipa dan di luar pipa dijumlahkan dengan koefisien
hambatan yaitu kerak. Sedangkan pada keadaan standar dikarenakan tidak
mengalami penumpukan kerak sehingga hasil yang didapatkan laju perpindahan
panasnya lebih besar. Dari grafik didapatkan bahwa ketebalan kerak
mempengaruhi laju perpindahan panas, dimana apabila kerak nya semakin tebal
maka laju perpindahan panasnya akan semakin lambat atau kecil.
Laju perpindahan panas yang didapatkan berpengaruh pada temperatur
steam yang dihasilkan, dimana pada keadaan standar dan berkerak memiliki
Steam outlet yang berbeda. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
400
(6354.16 ; 418,1)
300
200 (1173,963 ; 279,6)
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Laju Perpindahan Panas (Kj/s)
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari superheater yaitu mengubah uap jenuh menjadi uap
panas lanjut atau uap kering. Dimana uap jenuh yang berasal dari steam
drum memasuki superheater dan kemudian diubah menjadi uap kering dan
akan dialirkan ke header kemudian dari header akan di distribusi ke
Turbin dan Refinery I & II.
2. Pengaruh penumpukan kerak (Fouling) pada laju perpindahan panas yaitu
apabila kerak semakin tebal maka laju perpindahan panasnya akan
semakin kecil, dimana pada perhitungan dengan kerak setebal 1 cm laju
perpindahan panas yang didapat adalah 1173.968 Kj/s sehingga steam
tidak sepenuhnya menjadi uap kering. Sedangkan pada keadaan standar
yang tidak ada penumpukan kerak laju perpindahan panasnya yang didapat
adalah 6534.16 Kj/s.
3. Laju perpindahan panas mempengaruhi steam yang dihasilkan dimana laju
perpindahan panas yang kecil akan menghasilkan steam dengan
temperatur yang rendah. Pada laju perpindahan panas dengan keadaan
berkerak didapatkan nilai 1173.968 Kj/s dan menghasilkan temperatur
279.6°C. sedangkan pada keadaan standar dengan laju perpindahan panas
6534.16 Kj/s menghasilkan steam dengan temperatur 418.1 °C. apabila
temperatur steam yang didapat rendah atau tidak sesuai standar maka
steam tidak dapat digunakan terutama pada turbin dikarenakan steam
dengan temperatur rendah yang belum menjadi uap kering masih
mengandung air dapat merusak turbin dikarenakan bisa mengkikis bagian
rotor dari turbin.
60
61
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Selalu mengutamakan keselamatan kerja dalam pelaksanaan Kerja Praktik
2. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap boiler apabila terjadi penumpukan
kerak agar steam yang didapat sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA