Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN DAN MEMINIMALISIR FAKTOR KEGAGALAN

WORM SCREW PADA SCREW PRESS DI PT JOHAN SENTOSA


Penulis Yunus Pardosi, Pembimbing M Dalil S.T, M.T
Produksi
Prodi Teknik Mesin S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
yunus.pardosi5049@student.unri.ac.id
PT.Johan Sentosa Sei – Jernih

Ringkasan
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pada industri pengolahan kelapa sawit selain
menghasilkan minyak mentah,juga menghasilkan Kernel(Inti Sawit),Fiber dan juga
cangkang.Pengolahan dilakukan dengan prinsip kutip pisah yakni kutip semua yang
merupakan minyak inti serta pisah semua yang bukan minyak dan inti. Pada prinsipnya salah
satu peralatan yang sangat berperan penting dalam proses pengolahan yaitu mesin press.
Sehingga bila terjadi penurunan produktitas suatu alat serta kerusakan atau cacat pada
mesin atau equipmen tersebut akan dapat mengakibatkan pada produk/output yang
dihasilkanPada kasus ini diperlukan sebuah metode yang tepat yaitu metode Total
Productive Maintenance (TPM).hal ini berguna untuk memberikan masukan terhadap
pemasalahan yang dihadapi melalui analisa reliability,maintainability,availability dan
perhitungan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada mesin screw press serta
mengungkap akar penyebab masalah yang terjadi di lapangan.

Kata kunci : Total Productive Maintenance, Performance Maintenance

1. Pendahuluan hisapan dengan melakukan pompa dan


PT.JOHAN SENTOSA merupakan blower. Terhentinya proses pengolahan di
industri yang mengolah tandan sawit pabrik kelapa sawit akan menyebabkan
menjadi minyak mentah/CPO(Crude Palm kerugian bagi perusahaan, yang dapat
Oil).Minyak mentah yang dihasilkan lalu mengakibatkan rendahnya produktivitas
dikirim ke beberapa perusahaan di pabrik tersebut. Kerusakan peralatan di
Indonesia yang sudah menjalin kerja pabrik membutuhkan biaya yang lebih
sama,untuk di produksi menjadi sabun, untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
minyak makan,bahan kosmetik,bahan baku Untuk itu perlu dilakukan perawatan
pembuatan cat,dan juga dijadikan sebagai (maintenance) yang baik terhadap setiap
campuran bahan bakar peralatan yang digunakan pada proses
PT.JOHAN SENTOSA Pabrik pengolahan.
Kelapa Sawit (PKS) Sei-Jernih Pada prinsipnya salah satu peralatan
menggunakan berbagai mesin dan alat-alat yang sangat berperan penting dalam proses
yang mendukung proses produksinya pengolahan yaitu mesin press. Sehingga
dalam menghasilkan minyak sawit mentah bila terjadi penurunan produktitas suatu
(Crude Palm Oil). alat serta kerusakan atau cacat pada mesin
Pengolahan dilakukan dengan atau equipmen tersebut akan dapat
prinsip kutip pisah yakni kutip semua yang mengakibatkan pada produk/output yang
merupakan minyak inti serta pisah semua dihasilkan. Selain itu tingkat kesadaran
yang bukan minyak dan inti. Prinsip kerja dan kepedulian operator tentang efektivitas
alat-alatnya yakni perebusan, bantingan, mesin dan dengan cara pengukuran
pelumatan, pengepresan, penyaringan, performa mesin dalam produksi masih
pengendapan, sentrifugasi, serta prinsip rendah. Standarisasi mesin belum
diwujudkan sehingga kondisi mesin belum PT Johan Sentosa berlokasi di Dusun
berproduksi secara optimal. Perawatan Sei Jernih Kelurahan Pasir Sialang, Kec
mesin mengenai pembersihan (cleaning) Bangkinang, Kab Kampar Provinsi Riau.
dan preventive maintenance belum Perusahaan ini berjarak kurang lebih 9 km
dilakukan dengan maksimal. Adanya dari kota Bangkinang yang bisa ditempuh
tindakan perbaikan diperlukan untuk melalui jalan darat sebelah barat
memperbaiki tingkat efektivitas mesin berbatasan dengan kebun masyarakat,
dalam berproduksi. Dalam proses nya sebelah timur berbatasan dengan kebun
tidak terlepas dari masalah yang berkaitan perusahaan PT. Johan Sentosa, sebelah
dengan efisiensi dan efektivitas mesin agar utara berbatasan dengan kebun masyarakat
menekan atau mengurangi kerusakan dan dan sebelah selatan berbatasan dengan
gangguan menjadi sekecil mungkin, Desa Pasir Sialang
sehingga kegiatan produksi berjalan tidak
terhambat. 3. Tinjauan Pustaka
Oleh karena itu diperlukan langkah- Screw press adalah salah satu
langkah untuk mencegah atau mengatasi peralatan yang terdapat pada pabrik kelapa
masalah tersebut. Salah satu cara untuk sawit. Dimana screw press ini terdapat
mencegah terjadinya masalah tersebut pada mesin pengepress (Screw press).
maka diperlukan sebuah metode yang tepat Fungsi dari pada screw press untuk
yaitu metode Total Productive memindahkan sekaligus mengepres buah
Maintenance (TPM). Maka dari itu, sawit sehingga ampas terpisah dari cairan
penulis melakukan penelitian dengan baik itu berupa air maupun minyak. Screw
metode Total Productive Maintenance press terdiri atas dua unit, yang mana
(TPM) dengan analisa Performance masing-masing unit memiliki ulir yang
Maintenance untuk memberikan masukan berlawanan dan arah putar yang
terhadap pemasalahan yang dihadapi berlawanan. Jarak ulir yang satu dengan
melalui analisa dan perhitungan serta yang lainnya tidak sama, dimana jarak ulir
mengungkap akar penyebab masalah. yang satu dengan yang lain semakin
mengecil.Screw press merupakan alat yang
2. Profil Perusahaan sangat penting dalam pabrik kelapa sawit,
PT. Johan Sentosa merupakan salah sebab apabila screw press ini mengalami
satu perusahaan yang bergerak dibidang masalah, maka pengolahan pengepressan
perkebunan dan pabrik kelapa sawit minyak CPO jadi terganggu dan
dibawah naungan Darmex Agro Group. mengakibatkan hasil minyak CPO yang
Pks PT. Johan Sentosa berdiri pada tahun dihasilkan menjadi lebih sedikit dan
1995 berdasarkan Peraturan Pemerintah pemisahan cangkang dan fibre tidak
no. 9683/09-01/pb/vi/95, tanggal 21 juni maksimal.
1995 yang terletak di Dusun Sei Jernih
Kelurahan Pasir Sialang, Kec Bangkinang,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan
berkantor pusat di Pekanbaru dengan lahan
perkebunan seluas kurang lebih 5000 Ha
dengan sumber air baku untuk produksi
berasal dari dua sumber, yaitu sumber
pertama dari waduk dan sumber kedua dari
sungai buriang. Pabrik ini beroperasi
dengan kapasitas 60 ton/jam. Produksi
utama PKS PT. Johan Sentosa ini adalah
CPO (Crude Palm Oil) dan kernel (inti
sawit). Gambar 1 screw press
Cara yang paling umum dipakai untuk memiliki feed screw, sehingga kontinuitas
mengekstraksi minyak kasar dari buah dan jumlah bahan yang masuk konstan
kelapa sawit yang telah mengalami dibandingkan dengan adonan masuk
pelumatan adalah dengan menggunakan berdasarkan gravitasi. Kontiunitas adonan
pengempaan (pressing). Fungsi dari Screw yang masuk kedalam screw press
Press adalah untuk memeras berondolan mempengaruhi volume worm yang paralel
yang telah dicincang, dilumat dari digester dengan penekan ampas, jika kosong maka
untuk mendapatkan minyak kasar. Mesin tekanan akan kurang dan oil losses dalam
ini terdiri dari 2 batang besi campuran ampas akan tinggi. Melihat kondisi ini
yang berbentuk spiral (screw) dengan beberapa pabrik pembuat screw press
susunan horizontal dan berputar menggunakan feed screw, karena
berlawanan arah. Sawit yang telah disamping pengisian yang efektif juga
dilumatkan akan terdorong dan ditekan melakukan pengempaan pendahuluan
oleh cone pada sisi lainnya, sehingga buah dengan tekanan rendah sehingga minyak
sawit menjadi terperas keluar. Hal ini akan membantu daya kerja
Worm Screw Press adalah salah satu dari screw press, karena kandungan
komponen utama pada mesin minyak telah berkurang yang sering
pengekstraksi Minyak Mentah Kelapa mengganggu dalam pengepresan yaitu
Sawit (Crude Palm Oil). PKS pada membuat kenaikan bahan padatan bukan
umumnya mengolah bahan baku berupa minyak dalam cairan.
Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Pengguna feed screw akan
minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm menimbulkan pertambahan investasi dan
Oil) dan inti sawit (Kernel). Dalam proses biaya perawatan yang lebih besar. Oleh
kerjanya permasalahan yang sering terjadi sebab itu dalam pengoperasiannya perlu
pada screw press ini biasanya berupa dilakukan perhatian yang lebih insentif.
keausan pada permukaan worm screw, Type stork memproduksikan alat press
tekanan kempa yang semakin tinggi akan yang terdiri dari alat yang menggunakan
mengurangi umur pemakaian screw press. feed screw dan tanpa feed screw.
Dengan adanya masalah dan kerusakan ini Sedangkan usine de wecker tidak
maka dapat menyebabkan penurunan dilengkapi dengan feed screw. Screw press
kapasitas hasil produksi sehingga terdiri dari single shaft dan double shaft
menyebabkan kerugian pada perusahaan yang memiliki kemampuan press yang
berbeda-beda, dimana alat press yang
double shaft umumnya kapasitasnya lebih
tinggi dari single shaft

Cara kerja Screw Press


Di dalam proses pengempaan, bubur
buah yang telah lumat akan diperas dari
ampas secara padat dari segala arah serta
mendapat gaya perlawanan hidrolik.
Gambar 2 worm screw
Putaran screw juga akan membawa ampas
Tipe screw press keluar dari pressan menuju Cake Breaker
Terdapat tiga tipe screw press yang Conveyor untuk proses selanjutnya.
umum digunakan dalam PKS yaitu Alat hidrolik yang terpasang dibagian
Speichim, Usine de wecker dan stork. depan ialah jenis adjusting cone yang
Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh menekan mulut press sehingga massa
yang berbeda-beda terhadap efisiensi bubur terhimpit. Hasil dari pengepresan ini
pengempaan. Alat kempa Speichim ialah CPO, fibred dan nut. Dalam
operasinya tekanan adjusting cone ialah
sebesar 50 – 60 bar dan dengan kuat arus Tekanan pada Screw Press
35 – 40 ampere. Besar kecilnya tekanan Penggerak as screw press dilakukan
cone sangat mempengaruhi hasil dengan electromotor yang dipindahkan
pemerasan minyak. Bila tekanan melebihi dengan belt, gigi dan hydraulic. Power
batas rata – rata maka nut yang pecah akan yang diperlukan menggerakkan alat screw
semakin banyak pula. adalah 19-21 KWH dengan putaran shaft
Hal ini akan menyebabkan kerugian 9-13 rpm. Efektifitas tekanan ini
pada saat pengolahan inti sawit karena tergantung pada tahanan lawan pada
banyak terdapat nut yang pecah. adjusting cone. Tekanan pada hydraulic
Sedangkan bila tekanan di bawah tekanan cone yang sesuai untuk double pressing
standartnya maka minyak yang dihasilkan menggunakan tekanan 50 – 60 bar.
akan berkurang. Naik turunnya tekanan Tujuan untuk menstabilkan tekanan
pada adjusting cone dapat disebabkan pressan adalah :
pasokan listrik tidak memadai. Sehingga a) Memperkecil kehilangan minyak
pompa hidrolik tidak dapat bekerja dalam ampas, dengan meratanya
maksimal. Dari proses pengempaan ini adonan masuk kedalam screw press
akan menghasilkan minyak kasar dengan yang diimbangi dengan tekanan stabil
kadar 50%, air 42%, dan zat padat 8%. maka ekstraksi minyak akan lebih
sempurna, dengan demikian kehilangan
Efisiensi pada Screw Press minyak akan lebih rendah.
b) Menurunkan jumlah biji pecah,
Untuk mengefisiensikan proses ekstraksi
semakin tinggi variasi tekanan dalam
minyak pada screw press maka hal – hal
screw press maka jumlah biji pecah
yang harus diperhatikan ialah :
semakin tinggi.
1. Tekanan proses. Jika tekanan proses
c) Memperpanjang umur teknis. Umur
tidak maksimal maka dapat
teknis alat seperti screw, cylinder press
menyebabkan losses minyak yang
dan electromotor lebih tahan lama
tinggi atau persentase broken kernel
karena kurangnya goncangan elektrik
yang tinggi.
dan mekanis.
2. Suhu daging buah yang keluar dari
Tekanan yang terjadi pada screw press
digester harus 90 – 95 oC sehingga
yaitu tekanan hidrostatis yaitu dimana
pemisahan minyak dapat berjalan
bubur buah yang masuk kedalam press
sempurna.
cage melakukan tek anan terhadap
3. Kondisi worm screw, press cage
dinding press cage karena adanya worm
maupun cone harus diperhatikan
screw yang berfungsi sebagai pembawa
meliputi pengecekan keausannya,
dan sekaligus penekan massa buah yang
karena mempengaruhi hasil minyak
telah dilumat didalam digester.
yang didapat, jika lubang pori press
cage tersumbat maka minyak akan
Perawatan (Maintenance)
terbawa keluar bersama dengan ampas.
4. Daging buah yang telah dilumatkan, Perawatan (Maintenance) adalah hal
kandungan minyaknya tidak boleh yang sangat penting agar mesin selalu
terlalu sedikit (karena telah keluar dari dalam kondisi yang baik dan siap pakai.
digester). Hal ini dapat menyebabkan Perawatan adalah fungsi yang memonitor
worm screw mudah mengalami dan memelihara fasilitas pabrik, peralatan,
keausan dan jika kandungan minyak dan fasilitas kerja dengan merancang,
tidak dikutip dari digester juga akan mengatur, menangani, dan memeriksa
menyebabkan losses minyak akan pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit
tinggi. Oleh karena itu pengawasan selama waktu operasi (uptime) dan
pada pengutipan minyak harus dijaga meminimisasi selang waktu berhenti
dengan teliti.
(downtime) yang diakibatkan oleh adanya kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip
kerusakan maupun perbaikan. utama dalam manajemen perawatan adalah
Perawatan(maintenance) menurut The untuk menekan periode kerusakan
American Management Association, Inc. (breakdown period) sampai batas
(1971) adalah kegiatan rutin, pekerja yang minimum, maka keputusan penggantian
berulang yang dilakukan untuk menjaga komponen sistem berdasarkan downtime
kondisi fasilitas produksi agar dapat minimum menjadi sangat penting.
dipergunakan sesuai dengan fungsi dan Pembahasan berikut akan difokuskan pada
kapasitas sebenarnya secara efesien. proses pembuatan keputusan penggantian
Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu komponen sistem yang meminimumkan
kegiatan untuk menjamin bahwa aset fisik downtime, sehingga tujuan utama dari
dapat secara kontiniu memenuhi fungsi manajamen sistem perawatan untuk
yang diharapkan. Maintenance hanya memperpendek periode kerusakan sampai
dapat memberikan kemampuan bawaan batas minimum dapat dicapai. Penentuan
dari setiap komponen yang di rawatnya, tindakan preventif yang optimum dengan
bukan untuk meningkatkan meminimumkan downtime akan
kemampuannya. dikemukakan berdasarkan interval waktu
Tujuan Perawatan penggantian (replacement interval).
Tujuan utama dari perawatan Tujuan untuk menentukan penggantian
(maintenance) antara lain: komponen yang optimum berdasarkan
1. Untuk memperpanjang usia interval waktu total produktif diantara
kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari penggantian preventif dengan
suatu tempat kerja, bangunan, dan menggunakan kriteria meminimumkan
isinya). Hal ini paling penting di total downtime per unit waktu Gaspersz,
negara berkembang karena kurangnya Vincent
sumber daya modal untuk pergantian. Ada dua pendekatan yang biasa
1. Untuk menjamin ketersediaan digunakan untuk merencanakan kegiatan
optimum peralatan yang dipasang perawatan mesin yaitu pendekatan RCM
untuk produksi (atau jasa) dan (reliability centered maintenance) dan
mendapatkan laba investasi (return on TPM (total produktive maintenance).
investment) maksimum yang Pendekatan TPM berorientasi pada
mungkin. kegiatan managemen sedangkan RCM
berorientasi pada kegiatan teknis.RCM dan
2. Untuk menjamin kesiapan TPM berkembang dari metode preventive
operasional dari seluruh peralatan maintenance, perbedaannya RCM
yang diperlukan dalam keadaan memberikan pertimbangan berupa
darurat setiap waktu, misalnya unit tindakan yang dapat dilakukan jika
cadangan, unit pemadam kebakaran preventive maintenance tidak mungkin
dan penyelamat, dan sebagainya. dilakukan. Hal ini menjadi kelebihan RCM
karena kegiatan perawatan mesin
3. Untuk menjamin keselamatan orang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan.
yang menggunakan sarana tersebut. RCM juga melakukan pendekatan dengan
menggunakan analisa kualitatif dan
Downtime kuantitatif sehingga memungkinkan
menelusuri akar dari penyebab kegagalan
Pada dasarnya downtime didefinisikan fungsi dan memberikan solusi yang tepat
sebagai waktu suatu komponen sistem sesuai dengan akar permasalahan. RCM
tidak dapat digunakan (tidak berada dalam adalah suatu pendekatan pemeliharaan
kondisi yang baik), sehingga membuat yang mengkombinasikan praktek dan
fungsi sistem tidak berjalan. Berdasarkan strategi dari preventive maintenance dan
corrective maintenance untuk
memaksimalkan umur dan fungsi peralatan
dengan biaya minimal.
Sementara TPM, dilaksanakan
dengan menerapkan system penerapan
preventif maintenance yang komprehensif
sepanjang umur alat, melibatkan seluruh
departemen, perencana, pemakai, dan
pemelihara alat, melibatkan semua Gambar 3 screw press
karyawan dari top management sampai
front-line worker, dan mengembangkan 1. Panjang : 1160 mm
preventive maintenance melalui 2. Diameter luar poros : 150
managemen motivasi aktivitas kelompok 3. Diameter dalam poros : 110 mm
kecil mandiri. Oleh karena itu, pada 4. Jumlah daun : 4,5 daun
penelitian ini digunakan pendekatan RCM 5. Jarak antar daun : 190 mm
(reliability centered maintenance) untuk 6. Diamter daun : 302 mm
mendapatkan suatu rencana perawatan 7. Berat : 156 kg
mesin screw press pada PT Johan 8. Diamter dalam screw : 46 mm
Sentosa 9. Diameter luar screw : 84 mm
10. Putaran screw : 11,05 rpm
Kegagalan pada worm screw 11. Jenis screw : wang yuen
Kegagalan (failure) suatu komponen
mesin dapat didefinisikan sebagai
ketidakmampuan komponen mesin untuk Data penggunaan worm screw press
melakukan fungsinya. Komponen mesin  Waktu pengoperasian mesin press
merupakan salah satu dari suatu system adalah 18 jam/hari
komponen. Komponen mesin yang
 Tekanan yang diterima pada screw
membentuk sebuah mesin atau peralatan
press adalah 36 Bar dan yang
sehingga jika satu komponen mesin
dikeluarkan adalah 50 Bar
tersebut mengalami kegagalan, maka akan
 Oil losis dan fibre losis 4%-6%
terjadi :
1. Mesin atau peralatan tersebut tidak
dapat dioperasikan sama sekali.
2. Mesin atau peralatan dapat
dioperasikan, tetapi tidak dapat Perhitungan Kapasitas Press
berfungsi sebagaimana Diketahui
mestinya.
D : 0,306 m
3. Mesin atau peralatan tidak aman
D : 0,110 m
bila dioperasikan.
4. Adapun jenis kegagalan yang  Pitch : 0,225 m
terjadi pada worm screw press yaitu  Rpm : 11,05 rpm
kerusakan pada permukaan worm  Press cage : 0,55 Ton/jam
screw press (aus).  Mes balane : 66%
 %fiber : 14%
4. Pembahasan  %nut : 10%
Berikut data Screw Press
1. Electro motor : Teco
2. Daya keluaran : 40 Hp
3. Daya : 30 kw
4. Putaran :1500 rpm
QPress dilapangan kegagalan yang terjadi bukan
: hanya karena masalah diatas saja, namun
( ) keausan juga dapat terjadi karena faktor
kebersihan dan maintenance pabrik yang
kurang baik, serta adanya benda asing
seperti patahan pisau digester dan material
( ) ( ) lain selain buah sawit yang ikut masuk ke
: x dalam proses kerja mesin screw press
70% Factor Material Worm Screw
: Screw press yang digunakan terbuat
Q :15,3155 Ton Tbs/jam dari baja material cor, yaitu baja paduan,
baja merupakan paduan yang terdiri atas
Perhitungan Kapasitas Digester besi, karbon dan unsur lainnya. Karbon
Q Digester : merupakan salah satu unsur terpenting
karena dapat meningkatkan kekerasan dan
kekuatan baja. Kandungan karbon didalam
baja sekitar 0,1-0,7%, sedangkan unsur
lain dibatasi persentasenya. Unsur paduan
: yang bercampur didalam lapisan baja
Q :4,039 Ton TBS untuk membuat baja bereaksi terhadap
pengerjaan panas atau menghasilkan sifat-
Perhitungan Retantion Time sifat khusus. Baja merupakan logam yang
paling banyak digunakan keteknikan
Rs : seperti pembentukan pelat, lembaran, pipa,
batang, profil dan lain sebagainya. Unsur
karbon adalah unsur campuran yang sangat
:
penting dalam pembentukan
:15,82 menit baja,kegagalan dalam worm screw ini juga
dipegaruhi oleh pemilihan material yag
Analisa perhitungan sesuai dengan keadaan dan kondisi
Dari perhitungan umur kapasitas dilapangan.
press diatas diperoleh kapasitas press Factor Keausan Worm Screw
adalah 15,3155 Ton Tbs/jam. Jika dikali Dalam proses kerjanya permasalahan
dengan lama pemakaian per hari sekitar 18 yang sering terjadi pada screw press ini
jam, maka pemakain press dapat biasanya berupa keausan pada permukaan
menghasilkan 275,679 Ton Tbs/jam, tetapi worm screw, tekanan kempa yang semakin
dilapangan press hanya dapat meghasilkan tinggi akan mengurangi umur pemakaian
14,5 Ton Tbs/jam saja. Ada beberapa screw press. Dengan adanya masalah dan
faktor utama yang menyebabkan kerusakan ini maka dapat menyebabkan
kegagalan pada worm screw, yaitu: penurunan kapasitas hasil produksi
sehingga menyebabkan kerugian pada
Factor Tegangan Berlebih perusahaan
Berdasarkan perhitungan pada worm
screw press kegagalan terjadi karena Factor Perawatan Screw press yang
adanya respon tengangan-tengangan beban Kurang Maksimal
berlebih serta gesekan pada permukaan Perawatan Screw press sangat
worm screw yang terjadi, sehingga diperlukan unuk mempertahankan sistem
berpengaruh terhadap laju keausan worm kinerjanya. adalah tindakan yang bertujuan
screw press tersebut. Pada kondisi untuk mempertahankan atau memulihkan
komponen atau mesin ke keadaan ideal 1. Penelitian yang dilakukan terhadap
agar dapat menjalankan fungsinya sesuai kebijakan perawatan yang telah
kebutuhan perusahaan dilaksanakan oleh perusahaan
memberikan beberapa masukan
5. Kesimpulan dan Saran yang dapat dikembangkan dan
ditindak lanjuti, diantaranya :
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh a. Memberikan masukan mengenai
dalam pembahasan ini adalah sebagai konsep Total Productive
berikut: Maintenance kepada
a. Kegagalan worm screw pada screw perusahaan, khususnya
press dipengaruhi oleh beberapa departemen engineering karena
faktor yaitu faktor tengangan beban sistem perawatan merupakan
berlebih ,gesekan pada permukaan bagian dari Total Productive
worm screw yang terjadi, faktor Maintenance.
material worm screw , faktor b. Memberikan alternatif
kebersihan dan maintenance pabrik perhitungan analisa performance
yang kurang baik, serta adanya maintenance yang sudah
benda asing seperti patahan pisau dilaksanakan oleh pihak
digester dan material lain selain perusahaan untuk lebih
buah sawit yang ikut masuk ke detail/spesifik lagi (mengenai
dalam proses kerja mesin screw performance mesin dan teknisi),
press. terutama untuk departemen
b. Adapun cara yang dilakukan dalam engineering, karena perhitungan
meminimalisir faktor kegagalan analisa selama ini hanya
adalah dengan Kebijakan berdasar pada jumlah preventive
preventive maintenance yang telah maintenance yang ada dan
diterapkan dan ditingkatkan dalam lamanya breakdown yang
hal detail pemeriksaan yang terjadi.
berkaitan dengan komponen mesin
sehingga lebih mengenai Daftar Pustaka
sasaran,meningkatkan kualitas Rukmayadi, D. (2006). “Manajemen
buah agar tidak ada pasir yang Pemeliharaan: Usulan
terbawa kedalam mesin press Perawatan dan Pencegahan
c. Adapun perbaikan yang harus Komponen Kritis dengan
dilakukan adalah mengelas Metode Minimasi Breakdown
(menambah ketebalan/ Rebuild) yang Time pada PT. Sucaco.Tbk”.
dilakukan pada permukaan worm Pusat Pengembangan Bahan
screw press yang mengalami Ajar- UMB
keausan atau gagal dengan Blancard. (1997). Logisticts
menggunakan las listrik. Engeneering And Management,
Penambahan ketebalan worm screw sixth edition. Person prentice
press berkisar 15 mm. Setelah Hall: New Jersey.Couder A,
perbaikan penambahan ketebalan dan Hadi K. (1998). Teknik
dengan pengelasan listrik ini worm Manajemen Pemeliharaan,
screw press sudah dapat digunakan Erlangga: Surabaya.
di stasiun pengepressan
Said, A. dan Joko S. (2008). “Analisis
Total Productive Maintenance
Saran
Pada Lini Produksi Perkakas
Adapun saran yang diberikan sesuai
Guna Memperbaiki Kinerja
topik pembahasan pada penulisan laporan
Perusahaan: Yokyakarta
kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
Sugiono. (2007). Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D, Alfabet:
Bandung
Tekad Sitepu., 2010. “Analisa Umur
Pemakaian Screw Press Pada
Mesin Pengekstraksi Minyak
Mentah Kelapa Sawit” Jurnal
Dinamis Vol. I, No. 7, Juni 2010.
Pardamean, Maruli “Panduan Lengkap
Pengelolaan Kebun dan Pabrik
Kelapa Sawit” PT AgroMedia
Pustaka, Jakarta 2008
A.K. Charles E. Ebelling, Reliability and
Maintainability
Engineering,(London: Mc.Graw
Hill, 1997), h. 5.

Anda mungkin juga menyukai