Anda di halaman 1dari 34

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan pabrik yang mengolah TBS (Tandan

Buah Segar) sebagai bahan baku menjadi minyak kelapa sawit atau CPO (Crude

Palm Oil) dengan menggunakan berbagai tahapan-tahapan proses pengolahan dari

mulai stasiun penerimaan bahan baku, perebusan, pemipilan, penggempaan,

pemurnian minyak, pengeringan inti sampai setasiun penimbunan. Dalam

tahapan- tahapan proses pengolahan tersebut PKS (Pabrik Kelapa Sawit) sangat

mengedepankan pencapaian rendemen dan mutu.

Pada proses pengolahan kelapa sawit di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) ada

beberapa stasiun atau alat yang menjadi titik kehilangan minyak yang

mempengaruhi pencapain rendemen. Adapun stasiun atau alat yang merupakan

titik kehilangan minyak tersebut yaitu :

1. Stasiun Perebusan

Pada proses perebusan TBS (Tandan Buah Segar) Losiss terjadi pada

pembuangan air kondensat Sterillizer, dan di lantai Real Track pada saat

keluarnya lori yang berisi TBR (Tandan Buah Rebus) dari Sterillizer.

2. Stasiun Thresser

Pada proses pemisahan brondolan dari tandan, losiss minyak yang berada

pada tandan kosong yang berupa USB (Un Strip Bunch) yaitu brondolan

yang tidak lepas dari tandan, USF (Un Strip Fruit) yaitu brondolah yang

terikut oleh tandan, dan losiss minyak pada tanda kosong.

i
3. Stasiun Kempa

Pada proses pemisahan minyak dari daging buah di Stasiun Pressan, losiss

terjadi pada cake/ampas, dan kebocoran-kebocoran pada instalasi alat.

4. Stasiun Klarifikasi

Pada proses pemisahan minyak dari air dan NOS (Non Oil Solid) di Stasiun

Klarifikasi, losiss minyak terjadi pada buangan (blow down) setiap tangki-

tangki pengendapan dan buangan pada alat Sentrifuge.

5. Stasiun Kernel

Pada proses pengolahan kernel, losiss kernel terjadi pada alat pemisahan

yaitu :

a. Depericarver

b. LTDS (Light Tenera Dust Separator) I dan II

c. Clybath atau Hydrocyclone

Dari beberapa stasiun yang menjadi titik kehilangan minyak paling banyak

adalah Stasiun Kempa/ pressan.

Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari

ampas (cake). Massa yang keluar dari Digester diperas dalam Screw Press yang

bertekanan 50-60 bar serta menginjeksikan air pembilas kedalam Press Cage

dengan temperatur 90-950C sebanyak 15-20% per ton TBS (Tandan Buah

Segar). Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan campuran

antara Nut dengan serat (Cake). Minyak kasar yang di hasilkan dari proses

pengepressan di alirkan ke talang Oil Gutter untuk dilakukan proses pemisahan

selamjutnya, sedangkan cake masuk ke dalam CBC (Cake Breaker Conveyor)

untuk dipisah antara biji dan seratnya.

ii
Sesuai dengan prinsip mengutip minyak sebanyak-banyaknya, jika

diperhatikan secara praktek, terdapat 7- 8 % kadar minyak yang terikut pada

ampas press terhadap Standar ISO 19000, jika angka tersebut dikalikan terhadap

persentase minyak yang terdapat pada TBS (Tandan Buah Segar), maka

persentase kehilangan minyak pada ampas press adalah 8 % kadar minyak

terhadap contoh dikali 23 % kadar minyak terhadap TBS (Tandan Buah Segar)

sama dengan 0,3 % kehilangan minyak yang terjadi, angka ini setara dengan 3 kg

CPO (Crude Palm Oil) per ton TBS (Tandan Buah Segar). Jika jumlah tersebut

dikalikan terhadap harga CPO (Crude Palm Oil) yang ada Rp.7.084,- maka

kerugiann perusahaan untuk pabrik kapasitas 30 ton/jam adalah Rp.637.560,- /

jam nya.

Penelitian tentang Screw Press ini pernah dilakukan oleh Ari Wibowo, 2011

yaitu kajian pengaruh penambahan air pengencer terhadap kehilangan minyak di

ampas press, alat yang digunakan sebagaai pengepres manual ialah menggunakan

dongkrak dengan kapasitas dongkrak 1000 kg. Dalam proses pengempresan akan

ditambah air pengencer dengan temperatur 90°C hal ini bertujuan untuk

mempermudah proses pemisahan antara minyak kasar dari serat. Dari hasil

penelitian yang dilakukan menghasilkan persentase kehilangan minyak yaitu pada

variasi air pengencer 15 % menghasilkan kehilangan minyak 0,75%, ari

pengencer 20 % menghasilkan kehilangan minyak 0,47 %, air pengencer 25%

menhasilkan kehilangan minyak 0,45 %, air pengencer 30% menghasilkan

kehilangan minyak 0,37%, sehingga dari data tersebut menyimpulkan bahwa

semangkin tinggi variasi air pengencer yang digunakan maka kehilangan minyak

pada ampas press semangkin sedikit dan apabila variasi air pengencer yang

iii
digunakan sedikit maka kehilangan minyak pada ampas press akan semangkin

tinggi, yaitu 0,75%.

Adapun kelemahan – kelemahan yang ada dalam penelitian Ari Wibowo yaitu:

1. Proses penelitian yang dilakukan tidak mengunakan alat yang sama atau mirip

dengan press yang ada di PKS.

2. Alat yang digunakan dioperasikan secara manual yaitu dengan menggunakan

dongkrak 1000 kg sebagai pemberi tekanan..

Berdasarkan uraian diatas maka perlu upaya untuk meningkatkan efektifitas

pengutipan minyak pada proses pengepressan dengan membuat variasi

penggunaan massa air pengencer di Screw Press Tunggal.

B. Rumusan Masalah

Proses pengutipan minyak di Stasiun kempa/press dipengaruhi oleh jumlah

massa penggunaan air pengencer. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses

pemisahan minyak dari ampas. Adapun model Screw Press yang digunakan pada

penelitian ini adalah model Screw Press tunggal.

C. Variabel Penelitian

Variable yang akan saya teliti meliputi

a) Laju alir air pengencer yang bervariasi (L)

b) Fibre dari pressan :

- Kandunga minyak (%)

- Kadar air (%)

D. Tujuan Penelitian

a. Umum

iv
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui

pengaruh laju alir air pengencer yang bervariasi terhadap kehilangan minyak pada

ampas press.

b. Khusus

Untuk medapatkan laju alir air pengencer yang optimal pada proses

pengepresan yaitu: mengetahui tiap laju alir air pengencer terhadap loses minyak

yang dihasilkan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mampu mendukung usaha peningkatan

kinerja efisiensi dan efektivitas pemisahan minyak dan serat pada screw press,dan

juga penelitian ini di harapkan dapat memberikan mamfaat berupa:

1. Memberikan manfaat pada industry

2. Meminimalisir minyak yang terikut dalam ampas press screw tunggal

3. Diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber bacaan baik untuk

kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan kajian pembelajaran dan

pengembangan penelitian selanjutnya.

F. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ada dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Penelitian ini tidak membahas tentang kontruksi alat dan pengaruh jarak

cone.

2. Jarak Cone yang digunakan sebagai ketentuan dalam penelitian 29 mm.

3. Penelitian ini hanya menggunakan air pengencer dengan temperatur 90oC

– 95oC

v
4. Penelitian ini hanya menggunakan massa air dilusi 6.84 kg/jam, 21,12

kg/jam, 38,88 kg/jam, dan 59,92kg/jam.

5. Penelitian ini tidak menghitung efektivitas dari kecepatan putaran Screw.

6. Penelitian ini hanya menggunakan waktu 10 menit dalam pemberian air

pengencer

vi
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang diperoleh ialah

minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa

sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai

unit ekstraksi Crude Paml Oil (CPO) dan inti sawit dari TBS (Tandan Buah

Segar) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan

kombinasi perlakuan mekanisasi, fisik, dan kimia.parameter penting produksi

seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya

dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit dibanding minyak

nabati lainya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh

sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan

proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan minyak

dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata

tergantung dari TBS yang masuk kedalam pabrik.

Pengolahan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah bahan baku

menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Proses pengolahan yang baik

adalah proses pengolahan yang dapat menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan

Palm Kernel (PK) dengan kualitas yang optimal sesuai standar dan kehilangan

atau losses di bawah standard dengan biaya seminimal mungkin. Untuk itu supaya

target tersebut dapat tercapai dengan maksimal, maka pabrik dan peralatannya

harus di operasikan sesuai dengan standard operation procedure (SOP) yang telah

vii
dibuat per masing-masing stasiun atau bagian untuk menghindari terjadinya

kerusakan-kerusakan yang dapat menghambat kelancaran proses produksi di

pabrik yang dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun non

materil.

Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka semua karyawan harus

memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Apa fungsi dari alat-alat produksi yang ada di pabrik

2. Bagaimana cara kerjanya dan pengoperasian peralatan tersebut

3. Bagaimana cara pengendalian peralatan tersebut dan hal-hal apa yang harus

dilakukan jika terjadi kerusakan dan permasalahan sewaktu proses produksi

berlangsung.

Di Pabrik Kelapa Sawit terdapat beberapa stasiun dalam proses

pengolahannya dan lengkap dengan Peralatannya masing-masing, yang mana

beberapa stasiun ini dapat dikelompokan yakni :

1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Sterilizer (Perebusan)

3. Stasiun Thressing (Penebah)

4. Stasiun Pressing (Pengempaan)

5. Stasiun Klarifikasi (Pemurnian Minyak)

6. Stasiun Kernel

Dalam pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit hingga menjadi

minyak CPO ( Crude Palm Oil), ada proses yang harus dilalui dalam proses

tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Proses pengolahaan kelapa sawit

ditampilkan dalam bentuk gambar 1 berikut :

viii
Gambar 1. Flow proses pengolahan kelapa sawit

B. Screw Press

Screw Press adalah mesin kempa yang digunakan untuk memeras lumatan

brondolan matang dengan system tekan dan digunakan untuk memisahkan minyak

kasar (crude oil) dari daging buah (perikarp) dengan cara dipress.tekanan cone

yang sebaiknya digunakan pada press adalah 40-50. Tekanan cone yang kurang

mengakibatkan losis minyak pada fibre tinggi tetapi persentase biji pecah kecil.

Namun dengan tekanan cone yang terlalu tinggi mengakibatkan biji pecah yang

tinggi tetapi proses pemerasan minyak maksimal (losses minyak di fibre rendah)

ix
Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan

mengisi Worm Screw, dimana volume setiap Space Worm berbeda. semangkin

mengarah ke ujung As Screw, volume semangkil kecil sehingga perpindahan

massa akan menyebabkan minyak terperas.untuk menurunkan kadar minyak

dalam ampas, tekanan lawan dinaikan dengan mengatur cone. Tetapi hal ini akan

menyebabkan banyaknya persentase biji pecah dalam cake, oleh karena itu

pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan untuk ruginya. Pemberian

air pengencer dapat dilakukan dengan cara menyiram cake dalam crew press.

Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada temperatur air pengencer.

Semangkin tinggi temperatur air pengencer maka semangkin sedikit air pengencer

yang diberikan. Proses kerja yang dilakukan. Bentuk screw dapat dilihat pada

gambar 2 berikut :

Gambar 2. Bentuk Screw Press

C. Fungsi Pengepresan

Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari

daging buah (perikarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam Screw

Press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas Screw Press

x
temperatur 90-950C sebanyak 15-20% TBS (maks) dengan hasil minyak

kasar(crude oil) yang viskositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan

diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji yang bercampur dengan serat masuk

ke alat cake breaker conveyor untuk dipisah antara biji dan seratnya, sedangkan

minyak kasar dialirkan ke Stasiun Klarifikasi (pemurnian minyak).

Pengempaan dipakai untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari

daging buah, brondolan yang telah diremas (di aduk), secara bertahap dengan

bantuan pisau-pisau pelempar dimasukkan kedalam Feed Screw Conveyor dan

mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa ( Twin Screw Press ). Oleh

adanya tekanan Screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga

melalui lubang – lubang press cage minyak dipishkan dari serabut dan biji.

Selanjutnya minyak menuju stasaiun klarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk

ke Stasiun kernel.

Pengempa (press) terdiri dari sebuah silinder yang berlubang-lubang dan

didalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan

press diatuk oleh 2 buah Cone berada pda bagian ujung Press yang dapat

digerakkan maju mundur secara Hydrolic.

Massa yang kelur dari ketel adukan melalui Feeder Screw yang memakainya

(sebagian minyak kasar) masuk dalam main screw bagi press untuk di press lebih

lanjut. Minyak yang keluar dari Feed Screw dan main Screw ditampung dalam

talang minyak (Oil Gutter). Norma Lossis ampas pada Screw press adalah 7 - 8 %.

Proses kerja yang dilakukan distasiun klarifikasi dapat dilihat dalam bentuk

gambar 3 berikut :

xi
Gambar 3. Diagram alir proses sebelum press

D. Hal – hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Proses Pengepresan

Adapun hal – hal yang harus diperhatikan pada proses pengepressan ialah

sebagai berikut :

- Ampas kempa (Pres Cage) harus keluar merata disekitar konus.

- Tekanan hidrolik 55 – 65 kg/𝑐𝑚2 (55 – 65 BAR) bila Screw Press harus

berenti pada waktu yang lama, maka Screw Press harus sikosongkan.

- Tekanan press yang terlalu rendah mengakibatkan :

 Ampas basah

 Losis minyak pada ampas dan biji bertambah

 Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna

 Bahan bakar ampas basah sehingga pembakaran dalam dapur boiler

tidak sempurna

- Stabilitas tekanan

Tekanan yang terlalu bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negatif

terhadap proses pengempaan dan terhadap alat kempa.

xii
- Penggunaan air pengencer pada screw sebanyak 15 – 20 % TBS (Tandan

Buah Segar) dan bertemperatur 90oC – 95oC.

Air pengencer yang diberikan pada alat Screw Press tergantung pada jenis

alat, pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake kedalam

pressan dari atas bagian tengah atau Screw Press. Jumlah air pengencer yang

diberikan tergantung pada temperatur air pengencer, semakin tinggi temperatur air

pengencer maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Pengutipan pertama

terhadap minyak kelapa sawit berlangsung pada stasiun pengempaan. Pada unit ini

stasiun ini menggunakan kempa ulir yang berfungsi untuk mengekstraksi minyak

dari daging buah. Peningkatan efisiensi pengutipan minyak sangat dipengaruhi

oleh pemakaian air pengencer (air dilusi). penggunaan jumlah air pengencer yang

sesuai akan memperkecil kehilangan minyak yang terikut pada ampas pressan.

Temperatur air pengencer yang tepat untuk pengempaan yang berkisar 80˚𝐶 – 90

˚𝐶 dengan pemakaian jumlah air pengencer yang tergantung pada kapasitas alat

pengempaan. Penggunaan air pengencer yang semakin besar akan memperkecil

persentase kehilangan minyak pada ampas pressan, tapi kali ini belum tentu

efisien untuk pengutipan minyak karena air dalam minyak akan tinggi yang dapat

menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan selanjutnya.

xiii
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan press

Adapun factor-faktor yang mempengarihi keberhasilan press aialah sebagai

berikut:

a. kualitas hasil rebusan

b. putaran screw press, usahakan sesuai dengan kapasitas press sehingga

efesiensi ekstraksi dapat optimal.

c. Tekanan hidrolik cone harus sesuai dengan beban dorongan press cake dari

screw press, untuk menghindari kerudian dalam ekstraksi minyak dan kernel

pecah.

d. Kapasitas pengumpanan digester.

e. Temperatur water dilution harus berkisar 90 -95 ˚𝐶

F. Air Pengencer

Air pengencer adalah air panas yang disiramkan kedaging buah yang telah

lumat agar kandungan minyak yang ada didaging buah keluar. Air pengencer yang

diberikan pada alat Screw Press tergantung pada jenis alat. Pemberian air

pengencer dilakukan dengan cara meniram cake dalam pressan dari atas bagian

tengah atau Screw Press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada

daging buah yang dilumatkan. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak

berakibat terhadap kandungan air cake.

Kandungan air cake yang tinggi dapat mengakibatkan proses :

1. Pemecahan cake yang lebih sulit dalam CBC (Cake Breaker Conveyor). Hal

ini sering menyebabkan beban CBC yang terlalu berat.

2. Semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan semakin

menurun yang dapat memperkecil kapasitas dan efesiensi boiler.

xiv
3. Pemeraman biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan terjadi

dan dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi biji

4. Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandungan air dan

kecepatan gerak cake dalam worm.

Pengenceran yang dilakukan adalah dengan memberikan aliran air pada oil

gutter (air suplesi )yang bertujuan untuk pengenceran minyak sehingga pemisahan

pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik.

Pengenceran berlangsung dengan baik bila temperatur air pengenceran 95 – 98 ˚𝐶.

Jumlah pengencer air yang dianjurkan yaitu sesuai dengan crude oil yang keluar

dari Screw Press, sekitar 20% terhadap jumlah aliran minyak kasar atau 9%

terhadap jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah.

Pemakaian air pengencer yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan

kualitas unit pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terutama pada alat

klarifikasi. Pemberian air pengencer tergantung pada desain unit pengelolaan dan

kandungan NOS (Non Oil Solid) yang dapat dipengaruhi oleh kebersihan

pemanenan. Temperatur air pengencer sangat mempengaruhi proses

pemisahan minyak dari zat kotor, NOS (Non Oil Solid), lumpur dan air yang

terkandung dalam daging buah.

Air pengencer yang diberikan kedalam cairan bermanfaat untuk menurunkan

viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BJ > 1,0 kg/𝑑𝑚3 akan mudah

mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ < 1,0 kg/𝑑𝑚3 akan mengapung,

selain itu juga untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan

minyak berdasarkan polaritas (tingkat kepolaran). Air suplesi ini juga berfungsi

memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus yang sering melekat

xv
dengan NOS (Non Oil Solid), serta berperan untuk melemahkan fungsi emulsifier

yang terdapat dalam minyak. jumlah air pengencer yang digunakan sangat

bervariassi antara satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan PKS yang lainnya.

Jumlah air pengencer yang digunakan yaitu sebanding dengan Crude Oil

yang keluar dari Screw Press. Jumlah air yang digunakan berpengaruh terhadap

retention time (waktu retensi) dalam Continous Setting Tank (CST) yang sangat

penting artinya dalam efesiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak. Jumlah

air pengencer yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak yang

terdapat dalam cairan yaitu harus sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh setiap

PKS (Pabrik Kelapa Sawit).

xvi
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2013. Bertempat di

Kampus STIPAP LPP Medan.

B. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Mesin screw press tunggal Mini

Dalam penelitian ini salah satu alat yang digunakan adalah mesin

Press Mini Tunggal yang didesain sedemikian rupa, sehingga dapat

melakukan proses pemerasan brondolan rebus, sebagai pemisah

minyak kasar (Crute Oil) dari daging buah. Alat ini dilengkapi dengan

Screw tunggal, Gearbox dan mesin Robbin sebagai pemutar gearbox

agar Screw dapat berputar. Alat ini juga memiliki Cone yang berfungsi

untuk memberi hambatan terhadap bahan yang di olah, sehingga

terjadi tekanan. Cone tersebut satu rangkai pada As Screw.

Mesin screw press menggunakan screw tunggal yang digunakan pada

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

xvii
1
2
2
3

Gambar 4 . Screw press mini

Adapun Keterangan gambar Screw Press Mini sebagai berikut :

1. Corong input 5. Sporoket & Rantai

2. Body Screw 6. Motoran Bensin

3. Cone 7. Gearbox

4. Bearing

Adapun spesifikasi dari alat Screw Press tunggal ini adalah:

a. Panjang As Screw Press : 105 cm

b. Diameter Press Cage : 20 cm

c. Diameter lubang Press Cage : 6 mm

d. Ketebalan Screw : 1 cm

e. Panjang ulir Cone : 54 cm

Mesin Screw Press tunggal mini ini juga dilengkapi dengan sprocket dan

rantai sebagai pemutar screw dan Gearbox.

Spesifikasi mesin Gearbox yang digunakan ialah sebagai berikut :

- Model : WPA

- Type : 80

- Ratio : 1: 30

xviii
- Repuctor : MPC NO 9705

2. Boiler

Dalam penelitian ini Boiler Mini digunakan sebagai sumber air panas

yang akan digunakan sebagai air pengencer pada proses pengepressan.

Air pengencer yang digunakan di ambil melalui kran buangan tangki

air umpan pada Boiler Mini. Boiler Mini yang digunakan tampak pada

gambar berikut :

Gambar 5. Boiler Mini

3. Thermometer

Alat ini berfungsi untuk mengukur temperatur air pengencer yang

digunakan.

Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur air pengencer yang

digunakan tampak pada gambar berikut :

Gambar 6. Thermometer

4. Stopwatch

xix
Alat ini berfungsi untuk mengukur waktu. Pada penelitian Stopwatch

digunakan untuk mengukur waktu laju alir air yang digunakan sebagai

air pengencer. Alat pengukur waktu yang digunakan tampak pada

gambar 7 berikut :

Gambar 7. Stopwach

5. Neraca analitik ( 2 desimal )

Untuk mengetahui berat sampel yang akan di analisa maka sampel

harus di timbang beratnya dengan menggunakan neraca analitik dua

decimal (0,01). Alat untuk mengukur berat sampel tersebut tampak

pada gambar berikut :

Gambar 8. Neraca analitik

xx
6. Oven Pengering

Oven atau yang dapat juga disebut Drying Oven adalah alat yang

berguna untuk memanaskan atau mengeringkan sampel analisa, selain

fungsi-fungsi diatas Oven biasanya digunakan untuk mengeringkan

peralatan gelas Laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik,

dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Oven yang digunakan

dapat dilihat pada gambar 7 berikut.

Gambar 9. Oven

7. Cawan penguap

Berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat

dari kaca borosilikat yang tahan panas. Berfungsi sebagai wadah

menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi. Cawan yang

digunakan dalam proses pengukuran sampel di Laboratorium dapat

dilihat pada gambar 8 berikut :

xxi
Gambar 10. Cawan penguap

8. Desikator

Berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat

dari kaca borosilikat yang tahan panas. Berfungsi sebagai wadah

menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi. Cawan yang

digunakan dalam proses pengukuran sampel di Laboratorium dapat

dilihat pada gambar 9 berikut :

Gambar 11. Desikator

10 Soxhlet Extractor

Soxhlet Extractor berfungsi untuk tempat thimbel dan

menyuling/destilasi N-Hexan pada labu ekstraksi. Soxhlet Extractor

yang digunakan dapat dilihat pada gambar 10 berikut :

xxii
Gambar 12. Soxhlet extraktor

11. Thimbel

Alat ini berfungsi sebagai wadah sample saat di ekstraksi.timbel yang

digunakan dapat dilihat pada gambar 11 berikut :

Gambar 13. Thimbel

12. Labu ekstraksi

Labu Ekstraksi berfungsi sebagai tempat N- Heksan yang akan

dilakukan penyulingan terhadap sampel. Labu Ekstraksi yang

digunakan dapat dilihat pada gambar 12 berikut :

xxiii
Gambar 14. Labu ekstraksi

13. Heating Mantel

Digunakan untuk memanaskan labu ekstraksi dan soxhlet extraktor

dengan temperatur 700c selama 5-6 jam.Heating Mantel yang

digunakan dapat dilihat pada gambar 13 berikut :

Gambar 15. Heating Mantel

C. Bahan Penelitian

Adapun bahan-bahan yang akan diteliti dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut :

a. Brondolan rebus

Proses perebusan TBS (Tandan Buah Segar) dilakukan menggunakan sludge

tank yang diberi steam dari Boiler Mini Dengan temperatur 70oC. waktu

yang digunakan selama proses perebusan 2.5 jam.setelah selesai waktu

perebusan maka TBR (Tandan Buah Rebus) dikeluarkan dan kemudian di

brondolin secara manual yaitu dengan menggunakan gancu.

xxiv
Penelitian ini menggunakan bahan baku brondolan rebus sebagai objek

utama dari proses pengepresan di Screw Press. Brondolan dapat terlihan

pada gambar 14 berikut.

Gambar 16. Brondolan rebus

b. Sampel ampas/ cake.

Sampel yang akan diukur didapat dari keluaran hasil pengepresan yang beru

ampas/ cake. Sampel yang didapat terlihat seperti gambar berikut ini.

Gambar 17 . Ampas Press

c. Air panas

xxv
Air panas yang digunakan berasal dari tangki umpan Boiler yang sudah

dipanaskan dengan temperatur 900C-950C, akan digunakan sebagai media

pengencer pada ampas press dan dialirkan dengan menggunakan selang,

sedangkan kran digunakan untuk mengatur masa air yang digunakan sesuai

variasi yang sudah ditentukan. Air pengencer yang digunakan akan

membantu mempermudah proses pengepresan dan mempermudah

pemisahan minyak dari daging buah.

d. N-Hexan

N-Heksan ialan cairan yang berfungsi untuk melarutkan minyak dari NOS

(Non Oil Solid). Bahan baku yang digunakan dalam proses pemisahan

minyak dari kadar kotorannya yang dilakukan di Laboratorium dapat dilihat

pada gambar 16 berikut :

Gambar 18. n-Hexan

D. Teknik Pengambilan Data

Perlakuan pertama sebelum untuk mempersiapkan proses penelitian.

Perebusan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi TBR (Tandan Buah Rebus) dan

xxvi
selanjutnya dilakukan pemipilan membrondolan dari tandan secara manual

dengan menggunakan gancu, setelah berondolan dipisahkan dari tandan maka

brondolan tersebut dimasukkan kedalam ember dan kemudian di lakukan

pelumatan secara manual sampai brondolan tersebut seperti bubur. Hal ini

dilakukan sebagai pengganti perlakuan yang ada pada bejana Digester. Brondolan

yang sudah membubur tersebut dimasukkan kedalam lubang input Mesin Press

dengan menggunakan timba kecil untuk dilakukan proses pengepresan.

Seiringn dilakukannya proses pengepresan maka pemberian air pengencer

yang bertemperatur 90 - 95°C pun dilakukan, hal ini bertujuan agar penelitian

dapat memperoleh keakuratan data. Air yang digunakan dialirkan dari kran tanki

air umpan Boiler Mini, penyetelan bukaan Kran diatur sesuai dengan laju alir

yang diinginkan yaitu 1/4, 1/2, ¾, 1 (bukaan penuh).

Setiap perlakuan pemberian air pengencer, ampas/ cake yang kluar dari

ujung Screw Press di ambil untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

Volume sampel yang di ambil dalam setiap percobaan sebanyak 5 sampel, hal ini

dilakukan agar data dari hasil pengukuran di Laboratorium dapat dihitung nilai

rata-ratanya.

Perlakuan yang sama tetap dilakukan pada setiap pengulangan percobaan.

Sebelum dilakukan proses percobaan berikutnya dilakukan pengosongan secara

total pada screw. Hal ini dilakukan agar peroses percobaan berikutnya dapat

menghasilkan data yang akurat. Sampel ampas /cake diambil dengan menampung

ampas dari keluaraan Screw Press dengan menggunakan sekop, dan dimasukkan

kedalam kantong plastik yang sudah disediakan sebanyak 5 sampel dari tiap-tiap

variasi air pengencer yang digunakan. Sampel yang didapat dari percobaan,

xxvii
dilakukan pengukuran di Laboratorium untuk mengetahui jumlah kadar air dan

kadar minyak yang terkandung pada ampas keluaran press.

Adapun tehnik pengambilan sampel percobaan dalam penelitian ini ialah

sebagai berikut :

1. Sumber air pengencer diambil dari tangki air umpan Boiler Mini yang sudah

dipanaskan dengan temperatur 90oC-95oC

2. Seiring dengan dilakukannyan proses pengepresan dan pemberian air

pengencer, perhitungan waktu dengan Stopwatch juga dilakukan dilakukan

untuk menghitung massa air pengencer yang digunakan.

3. Waktu yang digunakan dalam proses pemberian air pengencer ialah 10 menit

4. Penghitungan laju alir penggunaan air pengencer dilakukan secara manual

dengan membuka kran air sesuai dengan yang diinginkan yaitu : ¼, ½, ¾,dan

1 (penuh), yang menghasilkan data per bukaan kran yang ditampilkan dalm

bentuk tabel 1 berikut :

Tabel 1. Laju Alir Air Pengencer

Pengujian Pengukuran Waktu Massa Laju alir


Bukaan Laju Alir Penggunaan Air rata-
Penggunaan Air pengencer
Kran rata
1 2 3 4 5 Air (menit) (Kg) (Kg/jam)
¼ 0.9 1.2 1.1 1.3 1.2 1.14 10 0.114 6.84
½ 3.5 3.5 3.6 3.6 3.4 3.52 10 0.352 21.12
¾ 6.4 6.4 6.5 6.5 6.6 6.48 10 0.648 38.88
1 9.9 9.9 9.8 9.8 9.7 9.82 10 0.982 58.92

5. Pengambilan sampel pada tiap- tiap variasi air pengencer digunakan dalam

proses penelitian ini ialah 6.84 kg/jam, 21.12 kg/jam, 38.88 kg/jam dan 58.92

kg/jam selama 10 menit waktu pemberian air pengencer.

xxviii
6. Sampel yang telah di dapat akan dilakukan pengukuran di Laboratorium untuk

mengetahui persentase kadar minyak pada ampas press.

E. Pengolahan Data

Sample yang sudah di dapat dari tiap-tiap variasi penggunaan air

pengencer di lakukan pengukuran yang dilakukan di Laboratorium kampus

STIPAP-LPP Medan. Prosesdur pengukuran dari sampel yang didapat dari hasil

percobaan ialah sebagai berikut :

1. Penentuan Kadar Air

Dalam pengukuran kadar air ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan

dilakukan, hal- hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan adalah :

a) Bahan yang diperlukan

- Sampel ampas press

b) Peralatan yang digunakan

Untuk melakukan analisa kadar air,maka diperlukan alat sebagai berikut :

- Neraca analitik

- Oven

- Cawan porselin

c) Prosedur kerja :

Dalam melakukan analisa sampel untuk menghitung jumlah kadar air

maka harus mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan, adapun

prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Ditimbang berat cawan sebagai wadah sampel (A)

2. kemudian dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang sampel ±10 gr.

Dicatat berat cawan + sampel (B)

xxix
3. Dipanaskan sampel yang telah ditimbang ke dalam oven Memmert

selama 3 jam pada temperatur 103±2°C

4. Didinginkan selama 15 menit – 30 menit

5. Ditimbang sampel yang sudah dingin (C)

6. Dilakukan analisa secara duplo, hasil kedua sampel tidak boleh selisih

lebih besar dari 0,1%

2. Penentuan Kadar Minyak

Bahan yang diperlukan :

1. Sampel kernel

2. N-Hexan

Peralatan yang digunakan :

1. Neraca analitik 2 desimal

2. Oven Pengering

3. Soxhlet Extractor

4. Heating Mantle

5. Timbel dan Kapas

6. Desikator

Prosedur kerja :

1. Masukkan sample kering inti sawit kedalam timble dan bersihkan sisa

minyak pada cawan penguap dengan kapas kemudian masukkan

kedalam extraction timbel.

2. Tempatkan timbel kedalam Soxhlet extraction

3. Timbang labu ekstraksi memakai neraca 2 desimal, kemudian di isi

dengan pelarut n-hexan sebanyak 175 ml

xxx
4. Hubungkan labu ekstraksi dengan extractor dan cooler kemudian

ekstraksi diatas pemanas (Heating Mantle) pada temperatur 120°C

selama 5-6 jam

5. Suling/destilasi n-Hexan pada labu ekstraksi hingga hamper habis

kemudian masukkan labu berisi minyak kedalam oven agar n-Hexan

dapat habis menguap

6. Keluarkan labu ekstraksi dari oven lalu masukkan kedalam desicator

selama 15 menit

7. Lalu hitung kadar minyaknya.

Menghitung persentase kadar minyak

m2
N x 100 % .......................................................................... Pers (1)
m1

Dimana :

N = Persentase kadar minyak (%)

m1 = berat sampel basah (gram)

m2 = berat minyak (gram)

Data yang di dapat dari hasil pengukuran sampel percobaan berdasarkan

variasi penggunaan air pengencer ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Persentase Kadar Minyak pada tiappenggunaan air pengencer.

Laju Alir Air Kadar Minyak


Pengencer (Kg) (%)
6,84
21,12
38,88
58,92

xxxi
Berdasarkan data dari tabel yang dibuat akan ditampilkan dalam grafik

yang menghubungkan variasi masa air dengan kadar minyak sebagai berikut :

Kadar Minyak (%)


1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2 Kadar Minyak (%)
0
6.84 21.12 38.88 58.92

Laju Alir Air Pengencer (Kg)

Gambar 1. Efektivitas Pengutipan Minyak tiap variasi masa air pengencer.

xxxii
Secara sistematik proses pengambilan sampel dibuat kedalam flow proses

yang terlihat pada gambar berikut :

xxxiii
Set Up Alat dan
penyiapan bahan
baku Tanda Buah
Segar

Penyiapan Bahan
Baku Brondolan
Lumat

Pemanasan Air
Pengencer

Proses
Pengepresan
Brondolan Lumat

Pemberian Air
pengencer dengan
variasi 6,84/ 21,12/
38,88/ dan
58,92kg/jm

Pengambilan
Sampel

Pengukuran di
Laboratorium

Pengolahan Data

Gambar 18. Diagram Flow Proses Pengambilan Data

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai