Anda di halaman 1dari 25

TESIS

JUDUL
ANALISA KADAR AIR DAN
KADAR MINYAK PADA SOLID
DAN LIGHT PHASE DI
DECANTER
Seminar Proposal
ANALISA KADAR AIR DAN KADAR MINYAK PADA SOLID DAN LIGHT PHASE DI
DECANTER

TERIMAKASIH KEPADA:
Bapak Dr. Ir. Hermantoro, MS sebagai Dosen Pembimbing
Ibu Fariha Wilisiani, S.Si, M.Biotech, Ph.D sebagai Dosen Penelaah

Seminar Proposal
NOZQI AJI NOVANDINI PRAKOSO
191335MMP
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAGEMEN PERKEBUNAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2022
BAB I PENDAHULUAN

Dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit, untuk memisahkan minyak dari fase lainnya
perlu dilakukan dengan proses pemurnian yang disebut klarifikasi.
Minyak tersebut perlu segera dimurnikan dengan maksud agar tidak terjadi penurunan mutu
akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Pada proses pemurnian minyak kasar yang
diperoleh dari proses pengepresan mengandung banyak lumpur (sludge) dan kotoran
sehingga dilakukan pemurnian dengan penyaringan dan pengendapan berdasarkan prinsip
grafitasi dan sentrifugasi untuk memisahkan minyak dari lumpur (sludge) dan kotoran.
Lumpur (sludge) yang merupakan buangan dari proses pemurnian yang ditampung di sludge
tank masih mengandung minyak sehingga harus diolah kembali di unit decanter untuk
mendapat kembali minyak yang ikut terbuang.
Mesin decanter merupakan sekumpulan mesin yang terdiri dari banyak komponen. Fungsi mesin
decanter adalah sebagai alat pengolah sludge agar terjadi pemisahan 3 phase yaitu: Light phase,
heavy phase dan solid.
Decanter membantu mengurangi losses minyak kelapa sawit. Jika alat decanter tidak bekerja
dengan optimal dan efesien, maka losses minyak akan meningkat dan akan merugikan bagi
perusahaan. Untuk itu di butuhkan perawatan dan penggunaan sebaik mungkin agar alat decanter
tetap bekerja dengan optimal.
Proses pengutipan minyak dari sludge tersebut dilakukan di unit decanter dengan melakukan
pemisahan berdasarkan berat jenis dan sentrifugasi. Sludge yang diolah di decanter dipisahkan
menjadi tiga bagian, yaitu light phase, solid phase dan heavy phase. Light phase merupakan fase
cairan dengan kandungan minyak cukup tinggi oleh karena itu fase ini harus dikembalikan lagi ke
Continuous Settling Tank (CST). Solid phase merupakan padatan dengan kadar minyak
maksimum 3%. Solid yang dihasilkan ini selanjutnya diaplikasikan ke kebun sebagai pupuk.
Heavy phase merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan minyak, fase ini dikirim ke sludge
separator untuk kembali dilakukan proses pengambilan minyak
RUMUSAN MASALAH

Apakah biaya perawatan dan perbaikan yang dilakukan sesuai


1 dengan hasil yang diperlukan perusahaan?

Apakah kandungan minyak dan NOS yang terdapat dalam solid


2 phase dan light phase yang tersaring di decanter memenuhi standar
yang telah di tetapkan oleh perusahaan?

Apakah hasil kinerja decanter sesuai dengan standar


3 perusahaan?

Apakah hasil kinerja decanter sesuai dengan standar


4 perusahaan?
TUJUAN PENELITIAN

1 3
Analisis manajemen biaya
Pengujian kinerja decanter
2 perawatan dan perbaikan
decanter

Evaluasi kadar minyak dan NOS


dalam light phase dan solid
phase sesuai dengan standar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Stasiun Klarifikasi Stasiun Klarifikasi

Dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude palm oil) dan inti
sawit (kernel) diperlukan beberapa tahap proses yaitu proses penerimaan buah, proses
perebusan, proses penebah, proses pengempa dan proses pemurnian. Pemurnian adalah
proses yang paling penting yaitu proses pemurnian minyak yang terkandung kadar-kadar
didalamnya baik kadar kotoran maupun kadar air yang dapat merugikan hasil produksi
CPO. Pada dasarnya mekanisme dari proses pemisah kadar (pemurnian) berlangsung
dengan tujuan agar produksi minyak mentah menghasilkan minyak dengan kualitas kadar
air 0,2% dan 0,04% kotoran.
Alur Proses Clarification
Tahap Dalam Proses Pengolahan CPO
■ Sand Trap Tank
Sand Trap Tank adalah tangki yang berbentuk silinder yang berisi minyak yang keluar dari screw
press ditampung dalam crude oil gutter yang berfungsi untuk memisahkan sejumlah pasir dan
cangkang halus sebelum dialirkan ke vibrating screen dengan menggunakan metode
pengendapan dengan mempertahanakan temperatur 90-95°C.

■ Vibrating Screen
Vibrating Screen adalah proses pemisahan minyak dengan kotoran (nut, pasir, serabut) dengan
menggunakan ayakan getar.
■ Crude Oil Tank (COT)
Crude Oil Tank (COT) adalah merupakan tangki pertama setelah buah dipress dimana memiliki
komposisi cairan: Oil 50%, water 42% dan padatan 8 % atau minimal 40 % oil,48 % air dan 12 %
padatan. Didalam COT temperatur harus dijaga pada 80-95 ºC ini untuk membantu percepatan
pemisahan minyak didalam clarifier tank/continous setling tank dan untuk mengendapkan partikel-
partikel yang tidak larut dan lolos dari vibrating screen.
■ Continous Settling Tank (CST)
Continous Setling Tank (CST) adalah alat berbentuk vertikal silinder yang digunakan untuk
proses pemisahan antara minyak dengan sludge menggunakan sistem pengendapan dan suhu di
CST harus dijaga berkisar 90-95 º C agar pemisahan minyak dan sludge lebih cepat.
Pengolahan Sludge
■ Sludge Tank (Tangki Lumpur)
Sebuah alat yang berbentuk silnder untuk menampung sludge yang dialirkan dari under flow CST
yang sebelumnya melewati vibrating screen single deck yang masih memiliki kandungan minyak
■ Sand Cyclone
Sand Cyclone adalah alat yang dipakai untuk mereduksi atau mengurangi kandungan pasir dalam
sludge yang berasal dari sludge tank dipompakan ke sand cyclone.
■ Buffer Tank
Buffer Tank adalah tangki berkapasitas 5 m3 yang bertujuan untuk menampung sludge dari sand
cyclone.
■ Sludge Centrifuge/Sludge Separator
Sebuah alat yang dipergunakan untuk memisahkan minyak dan sludge yang tidak terpisahkan
berasal dari clarifier tank/CST. Prinsip kerja mesin ini menggunakan gaya centrifugal dengan
putaran yang sangat tinggi akan cepat terpisah.
■ Decanter
Decanter adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan serat - serat halus dan non oil solid
(lumpur) yang terkandung dalam minyak dan dapat digunakan untuk mengutip kadar minyak yang
masih terikut dalam sludge. Keluaran/outlet dari decanter terdiri dari 3 phase, yaitu: ligth phase,
heapy phase, dan solid.
Decanter

Decanter merupakan mesin industri pada unit pengolahan minyak yang berfungsi untuk
memisahkan sludge dari crude oil tank menjadi light phase, heavy phase dan solid dalam crude
oil sehingga proses pemisahan selanjutnya di dalam clarier settling tank akan lebih sempurna
Alat Decanter yang digunakan ada dua jenis yaitu berdasarkan keluaran yaitu :
a. Two-Phase Decanter
Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi padat
dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri. Pemisahan fraksi padat dengan fraksi cair. Cairan
minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam Decanter dipisahkan menjadi dua fraksi
yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat diangkut dengan
bak trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam Settling Tank untuk diolah
lebih lanjut.
b. Three-Phase Decanter
Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase Decanter, hanya terdapat perbedaan
dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan 3 fraksi yaitu fraksi minyak, fraksi air (cair) dan fraksi
padat. Alat ini dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier dan akan menghasilkan
fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak
dilanjutkan pengolahannya pada Sludge Separator, dan Sludge dan minyak akan terpisah.
Proses pemisahan minyak dari sludge pada decanter ini terjadi dengan prinsip gaya sentrifugal
dimana padatan (solid) yang memiliki berat jenis yang lebih besar akan bergerak ke dinding
dan didorong ulir ke bawah pangkal dan keluar melalui bushing. Kemudian minyak dan air
yang memiliki berat jenis lebih kecil dari solid akan bergerak berlawanan arah, dimana minyak
yang berat jenisnya lebih kecil dari air akan bergerak menuju poros dan keluar melalui wear
plate light phase.
Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat
pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan.Berikut ini
beberapa hal yang menjadi faktor terbesar dalam mempengaruhi kinerja seorang
karyawan.
a. Faktor Personal/Individual
b. Gaya Kepemimpinan
c. Lingkungan Kerja
d. Sistem Perusahaan
e. Faktor Kontekstual/Situasional
Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan adalah biaya rutin yang dikeluarkan oleh perusahaan yang juga masuk ke
dalam biaya operasional. Yang termasuk biaya pemeliharaan yaitu biaya perawatan mesin-mesin
pabrik, biaya perawatan alat-alat berat, biaya perawatan kendaraan logistik, biaya pemeliharaan
gedung asrama/ mess karyawan, dan lainnya, maintenance expense gedung atau pabrik dan
lainnya.

Komponen
Biaya Pemeliharaan
Biaya Pemeliharaan

Seperti yang diketahui, adanya biaya tersebut tujuannya untuk meminimalisir risiko kerusakan
peralatan perusahaan. menurut Assauri (2004 : 98) adalah seperti biaya pengecekan, penyetelan,
service, biaya penyesuaian, hingga biaya perbaikan atau reparasi.
Jenis Pemeliharaan

Preventive Maintenance -> pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan tetap atau pemeliharaan
dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi.
Scheduled Maintenance -> pemeliharaan ini ditujukan untuk mencegah dan meminimalisir
terjadinya kerusakan. Adapun perawatannya akan dilakukan secara periodik.
Predictive Maintenance -> dimana pemeliharaan ini akan dilakukan didasarkan kondisi aset.
Emergency Maintenance -> jenis pemeliharan aset ini memerlukan penanggulangan yang sifatnya
darurat.
Breakdown Maintenance -> pemeliharaan ini bersifat perbaikan yang dilakukan karena aset
mengalami kegagalan.
Corrective Maintenance -> pemeliharaan ini dilakukan karena adanya hasil produk (barang
setengah jadi maupun barang jadi) yang tidak sesuai dengan rencana
BAB III METODE PENELITIAN
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di pabrik kelapa sawit PT GUNUNG SEJAHTERA DUA INDAH-
PT GUNUNG SEJAHTERA YOLI MAKMUR (GSDI-GSYM), Sungai Bengkuang, Kec.
Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74184. Waktu
penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022.

Sumber Data

Metode pengumpulan data menggunakan data sekunder dan primer. Data sekunder yaitu data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada yaitu data yang diambil langsung di
perusahaan, sedangkan data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti.
Metode Pengambilan Sampel

■ Pengambilan sampel dilakukan dalam 1 Bulan


■ Sampel light phase diambil dengan membuka kran aliran light phase dari decanter menuju ke
CST (Continuous Settling Tank)
■ Sampel solid phase diambil dengan menggunakan sekop besi di solid hopper dan dimasukkan
kedalam wadah plastik
■ Seluruh sampel kemudian dibawa ke laboratorium.

Prosedur Pengambilan Data

■ Mengamati dan mempelajari secara langsung proses pengolahan sludge di decanter yang ada
di PKS
■ Melakukan tinjauan langsung pada proses pemurnian minyak pada decanter di stasiun
klarifikasi
■ Melakukan pengambilan data pada alat decanter dengan mengamati secara langsung yang
terdapat dilapangan.
Metode Pengumpulan Data

■ Analisa Kadar Air pada Solid Phase

Keterangan :
W1 = Berat cawan kosong
W2 = Berat sampel solid phase sebelum dikeringkan
W3 = Berat sampel solid phase setelah dikeringkan
■ Analisa Kadar Minyak Pada Solid Phase

Keterangan :
W2 = Berat sampel solid phase sebelum dikeringkan
W4 = Berat labu kosong
W5 = Berat labu kosong dan minyak
■ Analisa Kadar Air Pada Light Phase

Keterangan :
W6 = Berat cawan kosong
W7 = Berat sampel solid phase sebelum dikeringkan
W8 = Berat sampel solid phase setelah dikeringkan
■ Analisa Kadar Padatan Pada Light Phase

Keterangan :
W9 = Berat kertas saring
W10 = Berat sampel light phase
W11 = Berat kertas saring dan sisa tak larut
■ Perhitungan Biaya Preventive Maintenance
Cm = Waktu untuk Perawatan x Jumlah Tenaga Kerja x Biaya Tenaga Kerja

■ Perhitungan Biaya Corrective Maintenance


Cr = (Biaya Tenaga Kerja saat Perbaikan x Waktu Perbaikan x Jumlah Tenaga Kerja) +
(Biaya Material)
Thank you!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai