TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke pabrik pada umumnya jenis
Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS. Setelah
disortir TBS tersebut dimasukkan ketempat penimbunan sementara
(Loading Ramp) dan selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan
(Sterilizer).
110 menit
1. Pembuangan udara
Udara merupakan penghantar panas yang lambat dan berpengaruh
negatif terhadap proses perebusan. Udara yang terdapat dalam
rebusan akan menurunkan tekanan. Oleh sebab itu dilakukanlah
pembuangan udara sebelum perebusan dimulai atau yang dikenal
dengan istilah daerasi.
4. Pembuangan uap
Pembuangan uap dilakukan sesuai dengan sistem perebusan yang
dilakukan. Uap dibuang melalui cerobong atas yang pipanya
berukuran besar diameter 8 inchi. Umumnya ukuran pipa
pembuangan uap dapat terlaksana dengan cepat sehingga buah
lebih mudah lepas dari tangkainya.
2.2.3. Digester
Digester adalah bejana tegak yang mempunyai dinding rangkap, poros
pemutar yang dilengkapi dengan pisau–pisau pengaduk. Brondolan
yang telah rontok pada proses Thresher, selanjutnya dimasukkan ke
dalam alat pengaduk (Digester). Adapun beberapa Fungsi digester yaitu
:
Jika tidak terkutipnya crude oil dari digester yang seharusnya dialirkan
melalui strainer di crude oil pipe (drain pipe) ke oil gutter, maka akan
dapat menyebabkan tersumbatnya strainer (perfoared plate) dan efek
lain yang terjadi adalah tidak lumatnya pengadukan oleh digester akibat
dari crude oil tidak tersalurkan tersebut menjadi pelumas adukan. Selain
itu, pengontrolan feeding digster juga perlu diperhatikan karena akan
menyebabkan losses. Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa
faktor yakni :
a. Jika air delusi terlalu banyak maka kadar air dalam CPO akan tinggi.
b. Adapun beberapa pabrik yang memanfaatkan kembali air kondensate
sebagai air delusi kembali. Namun dapat berisiko tingginya kadar
kotoran pada CPO.
Hidraulic Cones
Presscake
Worm Screw
Gear
Gearbox Electromotor
V-Belt
Unit Spesifikasi
Merk ELEKTRIM
Type H3SH11
NO 457.520.006.01.005
Kapasitas 20 Ton
Tabel 2.2. Spesifikasi double Screw press
Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah konus yang digerakkan dengan
bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju mundur sesuai dengan
tekanan yang dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar. Minyak yang
dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating scren dan
kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih
lanjut,sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih mengandung
4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses
selanjutnya.Motor listrik memutar poros screw press yang direduksi
(dikurangkan) putarannya dari 1475 menjadi 12 rpm melalui speed
reduser. Kapasitas screw press yang direncanakan harus sesuaikan
dengan kapasitas olahan pabrik. Dalam menentukan kapasitas screw
press yang dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
1) Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press, masa awal buah
kelapa sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena
berlangsungnya proses penebahan pada mesin thresher. Massa sawit
yang berkurang yang dimaksud adalah berupa tandan kosong yang
dipindahkan dengan conveyor.
2) Untuk memperoleh hasil pressing yang baik yakni minyak sawit
keluar semua maka perlu diperhatikan bawah screw press harus
dalam keadaan selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk
memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan yang dilakukan
sebab jika banyak ruang kosong pada saat penekanan maka tidak
berlangsung maksimal (Anonim, 2008).
1) Start motor screw press dan cek beban, pastikan tidak ada getaran
ataupun bunyi yang tidak normal.
2) Memastikan output digester sudah terlumat dengan sempurna
3) Saat membuka pintu feeding press dari digester, dilakukan secara
perlahan dan bertahap sampaui batas normal.
4) Memperhatiakan control cone hydraulic hingga serabut yang
keluar dari screw press dalam keadaan kering.
5) Jika fibre yang keluar masih dalam keadaan basa, maka kembali
dibuka main hole screw press agar serabut diolah kembali ke
digester.
6) Cake yang keluar dari screw press harus diperhatikan secara
kontiniu, apakah banyak terdapat biji pecah atau tidak.
7) Air delusi yang berasal dari air kondensat ditambahkan ke talang
oil gutter agar minyak tidak terlalu kental saat di olah selanjutnya.
8) Selama proses berlangsung mengecek kebocoran atau hal-hal yang
tidak normal lainnya. Jika terjadi kerusakan atau kelainan, segara
hubungi pihak workshop.
9) Tetap jaga kebersihan mesin-mesin dan lingkungan sekitar kerja
(Anonim, 2008).
2.3 Pandangan Umum Tentang Kehilangan Produksi (Losses)