Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

MENJADI CPO (CRUDE PALM OIL)

OLEH :
MAGFIRAHWATI 09120200140 B1
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
PENDAHULUAN

Elaeis (dari bahasa Yunani, artinya "minyak") adalah genus


dari Arecaceae yang memiliki dua spesies, yang disebut sebagai kelapa sawit.
Tumbuhan ini digunakan untuk usaha pertanian komersial dalam produksi minyak
sawit. Kelapa sawit Afrika Elaeis guineensis (nama spesies guineensis mengacu
pada negara asalnya) adalah sumber utama minyak kelapa sawit. Kelapa sawit
Amerika, Elaeis oleifera (dari bahasa Latin oleifer, artinya "penghasil minyak")
adalah tanaman asli Amerika Selatan dan Tengah tropis, dan digunakan secara
lokal untuk produksi minyak.

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil


minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki
peranan yang penting dalam industri minyak yaitu dapat menggantikan kelapa
sebagai sumber bahan bakunya. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa,


Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit yaitu E.
guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa sawit
digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna
buah. Berdsarkn ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga
varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya,
kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan
Albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar,
batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang dilolah menjadi
minyak adalah buah.

Industri kelapa sawit memperkerjakan kurang lebih 2,8 juta orang on farm
(langsung), 1,6 juta di antaranya adalah petani pekebun kecil, artinya, paling tidak
ada 4,8 juta orang yang menjadikan kenun kelapa sawit sebagai tempat
melangsungkan hidup. Sementara, 1,2 juta KK atau 3,6 juta orang adalah keluarga
karyawan yang bekerja di perusahaan perkebunan, baikswasta maupun BUMN
yang tentunya menikmati penghidupan yang layak akibat benefit dan fasilitas
yang di berikan perusahaan tempat mereka bekerja. Pengembangan atau ekspansi
kebun kelapa sawit baru secara berkesinambungan akan mampu menyerap tenaga
kerja secara sinambung pula.

Industri kelapa sawit terbukti kebal krisis. Dalam kondisi keuangan global
mengalami krisis dan banyak industri mengalami kebangkrutan, sektor kelapa
sawit tetap tegar. Industri yang menghasilkan komoditas untuk bahan makanan
pokok manusia, dan belakanagan juga sebagai bahan baku energy nabati yang
juga kebutuhan dasar manusia, tidak akan pernah terpengaruhi krisis. Satu-
satunya kondisis yang di khawatirkan adalah jika terjadi penurunan harga
komoditas, dan bagi perusahaan ini adalah masalah margin yang berkurang.
TAHAPAN PROSES

1. Grading atau sortasi


Proses grading adalah proses pemilihan buah dari petani atau buah
inti di mana proses ini akan dipilah dan di pilih sehingga tercapai buah
yang layak/standar untuk olah , dan tidak layak untuk di olah seperti buah
mentah, tanda kosong, busuk, dsb, akan di kembalikan.
Proses grading buah sanagt penting karena sangat berpengaruh
dengan namanya mutu/kualitas dan oir/remendemen dalam proses hasil
minyak yang di dapat dalam proses pengolahan.
2. Loading ramp
Setelah melalui tahap sortasi buah dimasukkan kedalam peron
dengan menggunakan loader, untuk proses pengisian ke lori. Di station
pengisian loading ramp buah sawit yang di dalam peron akan diisi ke
dalam lori dan selain lori ada juga alat pendukung proses pengisian.
Seperti pompa hidrolic bertekanan tinggi yang berfungsi untuk membuka
dan menutup pintu peron selama prses pengisian. Setelah terisi, lori ditarik
dengan capstand ke transfer carriage. Transfer carriage di gerakkan dengan
pompa hidrolic bertekanan tinggi yang berfungsi untuk memutar roda
kapasitas muat transfer carriage tiga lori. Lori yang berada di transfer
carriage di tarik dengan bollard, lori tersebut di rangkai menjadi 9 lori dan
siap untuk di rebus.
3. Rebusan /Stelirilizer

Sterilisasi merupakan proses perebusan, station perebusan berfungsi


untuk mengurangi kadar air dalam buah dan kotoran yang menempel di
buah sawit. Proses perebusan menggunakan uap atau nama laen steam
yang di hasilkan dari station boiler/ketel uap. Lama proses perebusan
bervariasi ada yang 75, 80, 85 menit tergantung dengan kondisi buah.

Pembuangan tekanan uap/steam yang ada di dalam rebusan. Proses


pembuangan uap dilakukan apabila buah yang berada di dalam rebusan
sudah benar-benar masak sesuai waktu yang telah di tentukan .
pembuangan uap/steam melalui pipa condensate yang terhubung dari
rebusan menuju ke cerobong asap.

4. Bantingan/thresser
Thresser merupaka proses penarikan lori dari dalam rebusan
dengan menggunakan capstand. Kapasitas tarik capstan kurang lebih 30
ton. Proses pengangkatan lori menuju ke hopper thresseer dengan
menggunakan hoisting crane. Buah sawit akan di geser masuk ke dalam
thresser dengan auto feeder untuk proses perontokan. Proses thresser
merupakan proses perontokan/pemisahan brondol dari tandan buah.
Brondol yang terpisah akan turun menuju conveyor di bawah thresser dan
tangkos/jangkosnya akan keluar lewat pintu thressernya.
5. Station press
Brondolan akan di kirim melalui conveyor menuju fruit elevator
mengirim brondolan menuju ke station press. Dari fruit elevator brondolan
di sambut conveyor distribusi kemudian di kirim ke arah tabung digester.
Tabung digester menjadi tempat penampungan brondolan , sebelum masuk
ke mesin press brondolan di aduk dengan semacam mata pisau yang
berada di dalam tabung digester sehingga menjadi semacam bubur, supaya
mempermudah proses pengepresan. Proses pengepresan di bantu dengan
alat untuk menekan hidrolic alat ini adalah power pack. Power pack adalah
pompa bertekanan tinggi yang berfungdi untuk menggerakkan hidrolic.
Hasil dari pengepresan terbagi menjadi dua yaitu pertama ampas
atau fibre dan nut yang keluar dari mesin press. Kemudian yang kedua
dan yang paling utama adalah minyak bercampur sludge(selat) yang keluar
dari dalam saringan yang berada di dalam mesin press.
Kemudian minyak dan sludge di tampung di tabung yang bernama
sand crab (perangkap pasir) berfungsi untuk menahan pasir agar tidak
lolos ke proses berikutnya. Prinsip kerjanya pasir akan turun karena massa
jenisnya lenih berat dan minyak akan naik ke permukaan menuju ke proses
selanjutnya
6. Vibrating
Vibrating berfungsi untuk memisahkan kotoran dari sludge (selat)
yang bercampur minyak, menuju ke bak reclaimet yang nantinya minyak
dan sludge akan di kirim dengan menggunakan pompa untuk di proses
pengutipan di station klarifikasi.
7. Pengutipan minyak
Sludge yang bercampur minyak akan di tampung di tangki
CST(Continuous Settling Tank ), di dalam CST ini ada alat yang bernama
agitator yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari sludge, sehingga
minyak akan naik ke permukaan untuk proses pengutipan minyak. Proses
pengutipan menggunakan alat yang bernama skimer, alat ini dapat di stel
naik turun sesuai dengan ketebalan minyak yang akan di kutip. Setelah
proses pengutipan sludge akan di kirim ke tangki ST ( sludge tank) untuk
proses olah sludge.
8. Olah sludge
Dari sludgle tank, sludge akan terlebih dahulu masuk ke brush stainer,
yang berfungsi untuk mengikat kotoran untuk proses olah sludge dengan
menggunakan seprator. Separator berfungsi untuk memisahkan minyak
yang masih menempel di dalam sludge , kemudian sludge yang sudah di
proses di separator akan di krim ke fatpit(penampungan) untuk dikirm
menjadi limbah.
9. Oil tank
Minyak hasil kutipan dari CST akan di tampung di oil tank untuk proses
pengiriman. Sebelum ke proses pengiriman minyak akan di tampung
terlebih dahulu di dalam vakum yang berfungsi untuk mengurangi kadar
air yang terkandung di dalam minyak.
10. Proses pemgiriman
Dari oil tank minyak CPO di kirim lewat pipa ke tangki. Dengan kapasitas
1 tangki kurang lebih 2000 ton. Inilah proses akhir pengolahan buah
kelapa sawit menjadi CPO.
KESIMPULAN

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di mulai dari tahap


sortir untuk menentukan buah kelapa sawit yang bermutu/berkualitas.
Kemudian kelapa sawit yang sudah di sortir akan di masukkan kedalam
lori untuk proses perebusan untuk mengurangi kadar air dan memisahkan
kotoran. Selanjutnya melewati tahap perontokan/thresser yaitu pemisahan
brondol dari tandan buah. Selanjutnya brondol akan dimasukkan ke tabung
digester diaduk dengan alat menyerupai mata pisau untuk kemudian
dihancurkan seperti bubur, agar memudahkan proses pengepresan.
Pengepresan akan di bantu oleh hidrolic. Hasil dari penyerapan ada dua
yaitu yang pertama ampas/fibre dan nut. Kedua yaitu minyak yang
bercampur dengan sludge yang akan keluar dari saringan. Kemudian di
tampung di sand crab yang berfungsi untuk menahan pasir agar tidak lolos
ke tahap berikiutnya. Di dalam proses pengutipan minyak sludge yang
bercampur minyak akan di tampung di CST alat yang berfungsi
memisahkan minyak dan sludge. Setelah minyak dan sludge berpisah,
minyak akan di tampung di dalam tabung vakum untuk mengurangi
kadarbair, dari oil tank minyak akan di kirim melalui pipa ke tangki.

Anda mungkin juga menyukai