PAPER
Oleh:
CPO atau Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit yang dihasilkan
dari daging buah sawit. Proses dalam mengolah bahan baku hingga menghasilkan
CPO dilakukan di pabrik kelapa sawit. Industri kelapa sawit diketahui berperan
penting dalam menghasilkan devisa dan lapangan kerja di Indonesia, dengan
catatan dari Gapki (gabungan pengusahan kelapa sawit) pada tahun 2020 tercatat
produksi CPO dari bulan januari sampai april mencapai 15,03 juta ton. Tujuan
dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses
pengolahan CPO di pabrik kelapa sawit. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah membaca jurnal, paper, atau artikel tentang pengolahan
minyak kelapa sawit sebagai sumber referensi dan video pengolahan CPO di
pabrik kelapa sawit melalui youtube sebagai sumber pembelajaran. Hasil yang
diperoleh adalah Proses pengolahan CPO di pabrik kelapa sawit (PKS) dibagi
menjadi beberapa stasiun pengolahan yaitu loading ramp, sterilizer, threshing,
pressing, klarifikasi, dan penyimpanan. Proses awal yang dilakukan adalah
dengan mengolah tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku dari
CPO. Pertama TBS ditimbang dan di grading, kemudian direbus di stasiun
sterilisasi, dipisahkan buah dari tandan yang direbus, lalu dilakukan pengempaan,
dan terakhir dilakukan pemurnian minyak di stasiun klarifikasi hingga didapatkan
hasil CPO yang murni sesuai dengan standar SNI-01-2901-2006.
Kata Kunci : Crude Palm Oil (CPO), Kelapa sawit, Minyak sawit, Pabrik kelapa
sawit, Tandan buah segar.
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit menghasilkan tandan buah sawit yang kemudian
diolah menjadi dua produk utama yaitu CPO atau Crude Palm Oil yang diekstrak
dari daging buah atau mesocarp dan PKO atau Palm Kernel Oil yang berasal dari
inti buah kelapa sawit [2]. CPO adalah minyak nabati edible yang memiliki kadar
sterol relatif rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. CPO
mengandung kadar sterol sebesar 360-620 ppm dan kadar kolesterol sebesar
0,001% atau sekitar 10 ppm [3]. Selain itu minyak kelapa sawit tersusun oleh
komponen yaitu trigliserida 95,62%, asam lemak bebas 4,00%, air 0,20%,
phosphatida 0,07%, karoten 0,03% dan aldehid 0,07% [5]. Minyak sawit mentah
secara alami berawarna merah, hal ini dikarenakan minyak sawit memiliki
kandungan ß karoten yang tinggi,berbeda dengan minyak inti kelapa sawit yang
berwarna lebih terang, dikarenakan didalamnya tidak mengandung beta karoten,
dan umumnya minyak sawit diolah menjadi bahan baku industri pangan
sedangkan minyak inti sawit diolah menjadi bahan baku industri kosmetika[2].
Tandan buah segar (TBS) sangat mudah mengalami penurunan mutu, oleh sebab
itu perlu perlakuan pengolahan yang dilakukan dengan segera, tujuan dari pabrik
kelapa sawit adalah untuk memaksimalkan dalam pengutipan minyak, menekan
kehilangan minyak, serta menekan terjadinya kenaikan asam lemak bebas (ALB),
tingkat terjadinya kehilangan minyak selama proses pengolahan minyak sawit
dapat terjadi di setiap proses di pabrik, sehingga untuk menguranginya, proses
pengolahan harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
mengontrol tiap tahap selama proses berlangsung [1]. CPO yang dihasilkan juga
harus sesuai standar mutu yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Indonesia
yang dimuat didalam SNI-01-2901-2006, yang sudah ditetapkan kadar ALB, air,
serta kadar kotoran maksimum yang terkandung didalam CPO yaitu 0,5%. Oleh
karena itu pengolahan CPO harus dilakukan dengan baik dan benar untuk
menghasilkan mutu CPO yang berkualitas tinggi [2].
Tujuan dari penulisan paper ini ada untuk mempelajari, mengetahui, dan
memahami bagaimana proses pengolahan minyak sawit atau CPO di dalam pabrik
kelapa sawit, melalui metode pembelajaran menggunakan sumber referensi dari
artikel, jurnal, paper, dan video youtube yang membahas tentang pengolahan CPO
di pabrik kelapa sawit.
METODE
Metode yang digunakan didalam penulisan paper ini adalah membaca
sumber-sumber referensi dari artikel, jurnal, dan paper, serta menonton video
youtube yang membahas mengenai proses dalam pengolahan CPO di pabrik
kelapa sawit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Proses pengolahan minyak sawit atau crude palm oil dapat dilihat pada
diagram alir berikut.
Loading ramp
Sterilizer
Thresser
Digester
Screw press
klarifikasi
Pembahasan
Tandan buah segar sebelum memasuki loading ramp terlebih dahulu
ditimbang yang dilakukan di jebatan timbang. Setelah ditimbang kemudian
dilakukan sortasi atau pemilihan buah yang bertujuan untuk mengetahui mutu
buah yang diterima oleh pabrik dan memberikan penilaian mutu hasil panen.
Tandan buah segar yang bermutu baik adalah bersih, tidak mengandung sampah
pasir dan tanah. Cara mencapai hal tersebut dengan melakukan pengambilan
sampel secara acak sebanyak 5% sampai 10% dari total kendaraan yang
mengangkut buah sawit ke pabrik [1]. Tandan kosong, buah busuk, buah mentah
akan dikembalikan dan tidak diproses lebih lanjut, oleh sebab itu proses grading
buah sangat penting karena berpengaruh dengan mutu dari minyak yang
dihasilkan dan rendemen yang diperoleh.
Loading Ramp
Loading ramp merupakan proses yang dilakukan setelah penyortiran buah.
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penimbunan TBS sementara agar
memudahkan pencurahan TBS kedalam lori. Terdapat kisi-kisi yang berfungsi
untuk memisahkan kotoran yang terikut atau menempel di TBS. TBS yang
dieterima oleh pabrik maksimum 24 jam setelah dipanen dan paling lama diterima
di loading ramp pada pukul 12.00 keesokan harinya. Loading ramp memiliki pintu
dengan jumlah 12 pintu yang membuka dan menutup dengan bantuan pompa
hidrolik bertekanan tinggi. Pompa hidrolik akan memudahkan proses pengisian
kedalam lori. Lori adalah sebuah mangkok besar yang fungsinya untuk menjadi
wadah TBS saat akan direbus di sterilizer, dengan kapasitas sebesar 2,5 ton [1].
Gambar 2. Lori
Lori yang sudah diisi akan ditransfer menuju tempat perbeusan menggunakan
transfer carriage yang berbentuk rel dan digerakkan menggunakan pompa
hidrolik. Kapasitas muat transfer carriage adalah 3 lori.
Sterilizer
Tahap ini merupakan proses perebusan yang bertujuan untuk mematikan
enzim, memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, mengurangin kadar air
dalam buah, melunakkan mesocarp sehingga memudahkan saat proses pelumatan
dan pengepressan, memudahkan pelepasan kernel dari cangkangnya,
menghentikan perkembangan ALB, meminimalkan biji pecah, dan
menyempurnakan proses pengolahan sawit. Kondisi yang lembab dengan suhu
yang tinggi saat proses perebusan akan menonaktifkan enzim lipase dan
lipoksidase, sehingga proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak bebas dan
proses oksidasi dapat berhenti [4]. Media pemanas yang digunakan adalah steam
dari BVP atau black pressure veseel dengan tekananan 2,8-3 bar. Proses lama
waktu perebusan tergantung kondisi buah yaitu sekitar 75 menit- 95menit.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak yaitu 3 puncak tekanan. Puncak
pertama tekanan sampai 1,5
Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan puncak ketiga tekanan
sampai 2,8 –3,0 Kg/cm2. Tahap – tahap perebusannya adalah sebagai berikut :
1. Steam dimasukkan kedalam tekanan 1,5 kg/cm2, kemudian steam
dibuang habis sampai mencapai tekanan 0.
2. Steam dimasukkan kedalam tekanan 2,0 kg/cm2, kemudian steam
dibuang habis melalui pipa kondesat sampai mencapai tekanan 0.
3. Steam dimasukkan kedalam tekanan 2,8-3,0 kg/cm2, kemudian ditahan
selama kurang lebih 40-50 menit, dan kemudian air dibuang melalui
pipa kondesat.
Gambar 3. Sterilizer
Tekanan serta waktu selama perebusan sangat menetukan kualitas dan rendemen
minyak yang nanti dihasilkan. Apabila tekanan terlalu tinggi dan waktu perebusan
terlalu lama maka dapat membuat minyak terlalu tua dan losses perebusan
meningkat. Namun apabila tekananan saat perebusan kurang dapat membuat buah
kurang masak, pelumatan tidak sepmurna, dan fiber yang menjadi lebih besar
sehingga membuat proses pembakaran diboiller menjadi tidak efektif.
Thresser
Setelah TBS masak saat perebusan, kemudian TBS diangkut ke dalam
thresser atau sasiun bantingan. Lori diangkat menggunakan hoisting crane yang
memiliki daya angkat 5 ton menuju thresser, kemudian lori dibalikkan diatas
hopper thresser, lalu buah sawit digeser menuju kedalam thresser dengan
menggunakan alat auto feeder sebagai proses perontokan atau dipisahkan antara
berondolan dengan tandannya. TBS dibanting menggunakan putaran sehingga
brondolan lepas dari tandannya dan jatuh menuju conveyor dan elevator
(didistribusikan ke digister), sedangkan tandan kosong akan keluar melewati pintu
thresser menuju empty bunch. TBS hasil perebusan terpisah menjadi 2 bagian
yaitu MPD atau material passing to digister dan tandan kosong, MPD akan
dibawa menuju stasiun pengempaan yang terdiri dari daging buah 50%-62%, biji
26%, partenocarp abnormal maksimal 5%, partenocarp normal maksimal 7,5%,
dan kelopak buah maksimal 6%.
Hoisting crane
Thresser
Gambar 4. Thresser
Digister
Screw press
1. Andria. Proses pengolahan kelapa sawit di PTP Nusantara VII (persero) unit
usaha rejosari kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan. [skripsi].
Lampung: Universitas Bengkulu; 2013.
6. Tahapan dan proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak (CPO)/ PPKS.
2019, https://youtu.be/TUb4gYPIyAQ ( diakses tanggal 13 desember 2020).