Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATAKULIAH M PRODUKSI

NAMA : KRISMANTORO
NIM : 2065190008
MAHASISWA MM UPI YAI

Merancang proses produksi dari proses produk yang paling Anda ketahui

Dari kebun ke pabrik dalam 24 jam

Di Sinar Mas Agribusiness and Food, semua tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen
dari kebun langsung dikirimkan ke pabrik kelapa sawit (PKS) dalam waktu 24 jam. Dengan
demikian, minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang dihasilkan dari PKS Perusahaan miliki.
Apa sebenarnya yang terjadi dalam proses ini? Kami menguraikannya berikut ini untuk
Anda.

TBS mencapai kematangan optimal pada saat berondolan mulai lepas dari janjang yang telah
terbentuk sempurna pada kelapa sawit. Di titik ini, asam lemak bebas (FFA) juga mulai
terbentuk seiring memar pada tandan yang terjadi selama proses pemanenan dan
pengangkutan. FFA ini menurunkan produktivitas dan kualitas akhir CPO yang dihasilkan di
pabrik. Itulah alasan utama mengapa TBS yang telah dipanen harus segera dikirim ke pabrik
kelapa sawit (PKS) untuk diolah lebih lanjut dalam waktu 24 jam. Semakin cepat buah
dihancurkan dalam proses pengolahan, semakin sedikit FFA yang terbentuk dan sebagai
hasilnya semakin baik pula tingkat produktivitas dan mutu CPO.

Pemanen di perkebunan kelapa sawit biasanya mulai bekerja pada pukul 6:30 pagi dan
mengakhiri pekerjaan mereka sekitar pukul 13.30. Setiap pemanen harus memanen areal
seluas setidaknya empat hektar per hari kerja. Sebagai gambaran, mereka bekerja di area
yang memiliki sekitar 16 baris yang per barisnya terdiri dari kurang lebih 33 pohon kelapa
sawit. Untuk setiap dua baris, ada tempat pengumpulan hasil (TPH) buah yang telah
disiapkan. Pemanen akan menggunakan gerobak sorong untuk membawa hasil TBS yang
telah dikutip ke TPH.

Pemberondol di kebun kelapa sawit,


mengambil buah jatuh dan memanen
TBS dari pohon.

Pemanen mengangkut TBS ke TPH menggunakan


gerobak sorong.

Di tempat pengumpulan, TBS dan berondolan kemudian dimuat baik secara langsung ke atas
truk maupun ke dalam bak penampung yang kemudian ditarik oleh traktor prime mover.
Begitu berat muatan TBS yang dibawa kendaraan pengangkut sudah mencapai bobot angkut
optimal yaitu 6-7 ton, truk pun siap untuk mulai menuju PKS. Kendaraan pertama biasanya
siap berangkat sekitar pukul 09.00 pagi.

TBS sedang diangkut ke bak penampung


yang ditarik oleh traktor atau mobil langsir.
TBS dimuat ke atas truk.

Meskipun di sepanjang perjalanan terdapat jalan beraspal, terkadang supir truk harus
menempuh medan berbatu dan jalan yang belum beraspal untuk mencapai tujuannya. Kendati
waktu sangat penting, keselamatan merupakan hal yang paling penting. Jika cuacanya buruk,
ketinggian beban muatan diturunkan agar kendaraan lebih stabil karena jalan dapat menjadi
licin. Pengangkutan TBS terus dilakukan sampai semua janjang yang dipanen hari itu
diangkut dari TPH, yang biasanya memerlukan waktu sampai sekitar pukul 19:00.

Pengangkutan TBS bisa memakan waktu dari 30 menit hingga lebih dari tiga jam, tergantung
jarak suatu kebun dengan PKS dan kondisi cuaca.

Truk harus melewati berbagai jenis medan sebelum tiba di PKS.


Truk sampai di pabrik dan menurunkan muatan TBS yang kemudian diproses dengan
berbagai langkah hingga menghasilkan CPO. PKS mengolah TBS setelah kiriman TBS
diterima, dan kiriman terakhir TBS biasanya diterima sekitar pukul 20.00. Mereka
menyisihkan kiriman terakhir TBS tersebut untuk diolah pada keesokan harinya.

TBS pada saat tiba di PKS.

Produksi dari produk-produk kelapa sawit yang berkualitas dimulai dari pohon kelapa sawit
dan terus berlanjut hingga proses produksi. Semakin pendek antara kegiatan pemanenan dan
pemrosesannya di pabrik, semakin sedikit kandungan asam lemak bebas yang terbentuk,
sehingga produktivitas panen dan mutu CPO yang lebih baik.

Tahap Pembuatan Minyak Goreng Kelapa Sawit

Bahan yang dipakai dalam pembuatan minyak goreng kelapa sawit adalah buah kelapa sawit.
Buah kelapa sawit mengandung minyak, sehingga harus diperas untuk mengahasilkan
minyak utuh yang jernih. Proses pembuatan minyak kelapa sawit membutuhkan mesin pres
yang kuat serta air panas. Selain itu, dalam proses pembuatan minyak kelapa sawit,
membutuhkan pemilihan buah kelapa sawit yang baik dan matang. Minyak goreng yang
dihasilkan oleh kelapa sawit adalah jenis minyak goreng nabati, yang dianggap memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Sehingga kebun kelama sawit dianggap membawa keuntungan yang
tinggi. Dalam proses pembuatan minyak goreng kelapa sawit, membutuhkan 5 langkah.
Mulai dari tahap pengambilan buah hingga penyimpanan minyak murni yang telah di saring.
Langkah tersebt antara lain:
1. Pengumpulan Buah Kelapa Sawit

Pada tahap ini, kelapa sawit yang telah matang, di ambil. Proses pengambilan ini di sebut
pengumpulan tandan buah segar atau TBS. Pemilihan buah sangat di perlukan untuk
menciptakan minyak goreng dengan kualitas yang baik. Pengangkutan buah ini memakai
truk, dan segera di bawa k pabrik. Pengolahan kelapa sawit sebaiknya di pabrik dengan
memakai mesin yang memiliki kekuatan pres yang baik. Hal ini agar minyak yang di hasilkan
juga berkualitas baik. Saat TBS telah masuk ke dalam pabrik, TBS kemudian di timbang
untuk dapat dilihat kapasitas minyak yang akan di hasilkan.

2. Perebusan Buah Kelapa Sawit

Sesudah di timbang, lalu buah di rebus memakai uap air panas dengan tekanan 2,2 hingga 3
kg per cm. proses perebusan ini membutuhkan waktu selama 90 menit. Perebusan ini berguna
untuk membunuh enzim yang akan merusak hasil jadi dari minyak tersebut. Selain itu, untuk
memudahkan saat peremasan buah untuk di ambil minyaknya. Perebusan buah juga
memudahkan perontokan inti buah dari cangkangnya. Buah yang telah direbus akan
menghasilkan minyak dengan kadar 0,5 persen. Buah yang telah direbus, kemudian akan di
bawa ke tahap berikutnya.

3. Perontokan Buah

Buah kelapa sawit yang di bawa ke dalam pabrik masih tertancap pada tangkai. Oleh karena
itu, buah harus di rontokkan dari tangkainya terlebih dahulu. Buah telah di rebus, menjadi
lebih mudah untuk di rontokkan dari tangkainya. Cara merontokkan buah dari tangkainya
memakai metode bantingan. Setelah buah di rontokkan dari tangkainya, buah di masukkan ke
dalam mesin therser. Mesin ini berfungsi untuk memisahkan buah dari brondongnya. Proses
memakai mesih therser ini membutuhkan waktu dua kali pengolahan. Hal ini agar buah
benar- benar bersih drai tangkai dan brondongnya. Hasil dari pengolahan ini adalah daging
buah yang terkelupas dan dapat di peras pada tahap selanjutnya.

4. Pemerasan Daging Buah

Sebelum buah di peras, terlebih dahulu harus melepaskam biji buah dari daging buah. Hal ini
memakai tekanan uap bersuhu antara 80 hingga 90 derajat. Setelah buah telah terlepas dari
bijinya, maka buah dimasukkan ke dalam mesin pengompres. Pada tahap ini membutuhkan
tambahan panas sekitar 10 hingga 15 persen dari kapasitas mesin pengompres. Hasil akhir
dari pengomprean ini adalah minyak kasar yang masih bercampur dengan dagng buah atau
ampas buah.

5. Penyaringan Minyak Kasar

Minyak yang di hasilkan oleh mesih pengompres adalah minyak yang kasar. Oleh karena itu,
untuk menghasilkan minyak murni, minyak kasar ini harus di saring terlebih dahulu. Pada
proses ini, minyak kasar di masukkan kedalam crude oil tank. Di dalam wadah ini, terdapat
saringan pasir yang bertugas memisahkan ampas dan minyak. Ampas yang terkumpul pada
saringan akan diolah lagi, karena masih mengandung minyak pada pengolahan ini memakai
mesin depericarper. Pada proses ini, membutuhkan bantuan air panas untuk memudahkan
pengolahan ampas menjadi minyak. Pada proses ini, karena memakai bantuan air, maka hasil
yang keluar adalah air yang bercampur dengan minyak.
6. Pemisahan Minyak dengan Air

Pada proses ini, minyak yang telah tercampur dengan air haris dipisahkan. Proses pemisahan
ini harus urut dan sesuai dengan kadar minyak yang ada. Selain itu harus sesuai dengan fase-
fase minyak tersebut. Pada fase ringan, kandungannya adalah minyak, air, dan massa jenis
minyak di samping pada continuous setting tank. Lalu kandungan minyaknya akan di bawa
ke oil tank. Sedangkan fase berat berisi minyak, air, dan massa berat di samping pada sludge
tank lalu di bawa ke sludge separator untuk di pisah minyak dan airnya. Hasil akhir pada
kedua proses ini adalah minyak, yang kemudian akan di murnikan.

7. Pemurnian Minyak

Minyak yang telah terpisah dengan air tidak 100% benar- benar terpisah dengan air. Hal ini
membutuhkan proses pemurnian untuk benar- benar menghilangkan air di dalam minyak.
Untuk dapat memurnikan minyak, minyak di bawa ke dalam vacuum drier. Fungsi dari mesin
ini adalah untuk membuang air yang terkandung di dalam minyak hingga nilai minimal atau
di bawah ambang batas. Setelah melewati proses vacuum drier, minyak yang telah menjadi
minyak murni, di masukkan ke dalam oil storage tank untuk di bawa ke bagian pengemasan.

Proses penyulingan minyak kelapa sawit

Ada beberapa proses yang harus dilewati sebelum kita dapat mengkonsumsi minyak kelapa
sawit berwarna keemasan seperti yang kita lihat di toko dan pasar swalayan. Salah satu
proses yang harus dilalui adalah proses penyulingan. Di delapan kilang minyak milik Golden
Agri-Resources (GAR), beberapa proses dilakukan untuk memurnikan minyak kelapa sawit
mentah (crude palm oil / CPO) hingga akhirnya dapat didistribusikan kepada konsumen dan
industri. Mari kita pelajari bagaimana proses kerja penyulingan minyak kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai