Anda di halaman 1dari 15

CARA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT YANG BAIK DAN BENAR

Kelapa sawit adalah tanaman yang setiap tahap pengolahannya harus dilakukan dengan baik dan
benar. Tak hanya tentang pemilihan bibit unggul sebagai tahap awal mengelola perkebunan ini, tapi
cara panen yang baik dan benar ternyata juga ada langkah-langkahnya. Tidak sembarangan
mengambil tandan dan buah yang ada di pohon, tak juga semudah melihat fisik buah yang sudah
oranye kemerahan. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebenar-benarnya jika telah
sampai pada proses panen.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah pada saat akan memanen, maka petanih sudah harus
sampai di lapangan pada pukul 6 pagi. Jangan sampai lewat dari jam yang telah ditentukan. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
o
Memerhatikan piringan apakah terdapat brondolan yang jatuh. Kalau ada yang jatuh, pelepah
harus dipotong dengan mempertahankan songgo dua. Jadi jangan sampai songgo ini jatuh karena
akan merusak pohon kelapa sawit.
o
Melakukan pemotongan buah dengan standardisasi yang tepat. Tidak seperti menebang
pohon lainnya, ada standardisasi yang harus diikuti pada saat melakukan proses pemotongan
buah-buah yang akan diolah ini. Jika anda belum paham sebaiknya berikan tugas ini kepada yang
ahli.
o
Setelah buah terpotong jatuh di piringan, tangkai buah sawit dipotong sampai kandas. Semua
sisinya harus dipotong sampai sehabis-habisnya. Jangan sampai ada buah yang tersisa.
o
Pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS) di piringan. Nah di sinilah TBS di kumpulkan.
Dikumpulkan semuanya sebelum selanjutnya memasuki proses lain dan dibawa ke tempat
penampungan sebelum dijadikan minyak mentah yang berfungsi menjadi banyak bahan baku
masyarakat dunia.
o
Pemotongan buah ke pohon selanjutnya. Setelah pohon yang satu selesai dipotong buahnya,
maka anda bisa melanjutkan panen ke pohon selanjutnya tentunya dengan metode dan langkah
yang sama seperti disebutkan sebelum ini. Dan terus lanjutkan seperti itu hingga semua pohon
selesai diambil buahnya. Lakukan secara teratur dan jangan sampai meninggalkan satu
pohonpun.
o
Pelangsiran seluruh buah yang ada di piringan ke tempat penampungan hasil (TPH) agar
buah dapat langsung diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) agar pengolahan di PKS tidak
berhenti dan tidak mengalami kerugian. Sesegera mungkin hasil panen kelapa sawit harus di
pindahkan ke tempat penampungan. Jangan dibiarkan berlama-lama di tempat terbuka atau di
sekitar area perkebunan.
Bagaimana cara panen TBS yang benar?
Panen adalah proses akhir yang dinantikan oleh petani hampir di setiap perkebunan, tak terkecuali
perkebunan sawit. Setelah mengalami proses yang panjang mulai dari pembibitan, pemupukan
hingga bisa tumbuh menjadi tanaman palma yang memiliki nilai yang tinggi, tibalah memasuki proses
panen. Proses pengambilan buah harus dilakukan dengan hati-hati. Hal ini dilakukan agar si Elaeis
guineensis ini tidak mengalami kerusakan yang dapat berakibat pada proses produksi berikutnya.
Perlu diingat bahwa tanaman yang bisa dipanen adalah tanaman yang berusia 30 bulan dan
setidaknya 60% dari pohon sudah menghasilkan buah yang siap dipanen. Kemudian, berat buah ratarata menyentuh angka 3 kg. Tidak lupa kita juga harus membuat jalan pikul gunanya untuk
menyiapkan jalan bagi TBS yang telah diambil dari pohon ke tempat pengumpulan hasil. Tidak lupa
harus menyiapkan peralatan seperti dodos, egrek, bamboo atau pipa, kampang, keranjang, serta
karung goni.
Kematangan buah perlu diperhatikan jika menginginkan kualitas minyak sawit yang baik. Jika
pengambilan buah dilakukan belum tepat waktu, maka kualitas minyak yang dihasilkan kurang baik.

Sebaliknya jika pemanenan dilakukan setelah buah kelewat matang maka ini juga akan meningkatkan
kadar asam lemak bebas, di mana hal ini merugikan produksi minyak sawit karena kandungan ALB
yang tinggi di dalam buah.
Proses panen bisa dilakukan dengan cara manual yang menggunakan tenaga pemanen. Pada
beberapa perusahaan besar, pemanenan dilakukan dengan cara menggunakan alat-alat canggih
yang dapat mempercepat proses pengambilan buah dengan biaya sedikit serta tingkat produksi yang
tinggi. Perlu diperhatikan bahwa sebelum melakukan pemanenan, ada baiknya tenaga pemanen
dibekali dengan pengetahuan akan fungsi dari setiap bagian sawit khususnya pelepah tanaman.
Pelepah memiliki fungsi utama dalam menyanggah buah. Istilah di dalam kebun ialah menjaga
songgo. Pada proses panen manual, penting untuk menyampaikan kepada pemanen untuk menjaga
songgo. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pemanen untuk menjaga songgo ini adalah
jumlah pelepah yang harus dipertahankan, yakni 56-64 pelepah. Istilah panen ini disebut dengan curi
buah. Curi buah maksudnya, mengambil buah tanpa perlu memotong pelepahnya.
Setelah buah diturunkan dari pohon, maka selanjutnya buah akan dibawa ke tempat pengumpulan
hasil (TPH). Pada tahap ini biasanya buah diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan di TPH dan di
lapangan. Pemeriksaan lapangan meliputi buah yang matang tidak dipanen, brondol yang jatuh
disekitar pohon, sampai ke buah yang masih tertinggal di pohon. Nah, kalau pemeriksaan di TPH
biasanya mencakup kebersihan buah, tanda afkir, dan tingkat kematangan buah.
Buah sawit yang sudah dipanen harus segera dibawa ke pabrik untuk menjalani proses pengolahan.
Mengapa? Karena setelah panen, jika tidak segera diolah, maka kualitas buah akan menurun. Hal ini
menyebabkan kualitas minyak pun ikut menurun mengingat proses pematangan terus berlangsung
ketika buah sudah diturunkan dari pohon.
Dengan mengikuti sejumlah proses dengan benar, diharapkan pengolahan di pabrik dapat dilakukan
dengan maksimal. Dengan memperhitungkan waktu yang maksimal, hasil yang didapat pun juga pasti
akan maksimal pula.

Proses Pengolahan Sawit menjadi CPO


Bisnis dan investasi pada bidang Kelapa Sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan biofuel telah
mendorong peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari CPO (Crude Palm Oil) yang
berasal dari Kelapa Sawit. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan
minyak sekitar 7 ton/hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton/hektar.
Kelapa sawit dan CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Dengan usahausaha yang dilakukan baik pemerintah maupun perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi
dan pengembangan pertanian serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembibitan dan pengolahan
sawit, saat ini Indonesia menjadi negara penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia.
Berikut ini kami uraikan secara singkat beberapa tahapan dalam Proses Pengolahan dari Kelapa
Sawit sampai menjadi CPO(Crude Palm Oil).
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisis buah (TBS) yang
diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi
meminimalkan kehilangan (loses) dalam proses pengolahannya.

Tandan Buah Segar Sawit


Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut ke lokasi Pabrik pengolahan Minyak
Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar
tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigde) untuk
mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh Pabrik.
Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang menggunakan sel-sel beban,
dimana tekanan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit
sekarang ini pada umum nya sudah menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung dengan
sistem komputer.

Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian
dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali
ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk dilakukan penyortiran. Hal
ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang layak diolah atau tidak.
Penyortiran
Kualitas buah / TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangan nya. Jenis buah yang masuk
ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS (Loading Ramp / penampungan TBS).
Kematangan TBS mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas / FFA = Free
Fatty Acid) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah, Rendamen minyak (%), Kadar ALB (%)

TBS Mentah, Rendemen berkisar antara 11% 14%, Kadar ALB = 1,3% 2,0%

TBS Setengah matang / Mengkal, Rendemen 14% 18%. ALB = 1,7% 2,4%

TBS Matang, Rendemen 18% 23%. ALB = 2,2% 3%

TBS lewat matang 23% 26%. ALB = 3,0% 3,6%


Catatan : Kadar Rendemen yang diperoleh dan besaran persentase ALB tergantung pada jenis TBS
yang diolah dan juga bergantung pada berapa lama TBS masuk ke tahap pengolahan sejak dipanen
dari kebun. Setelah TBS di panen, semakin lama waktu jeda untuk diolah, semakin tinggi kadar ALB
yang akan dihasilkan.
Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat besi /
baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang
menggunakan
uap
air
yang
bertekanan
antara
2.6
sampai
3.0
Kg/cm2.
Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas
minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit mudah lepas dari tandannya (berondolan)
dan
memudahkan
pemisahan
daging
buah
sawit
dari
cangkang
dan
inti.
Tujuan perebusan :

a) Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.


b) Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
c) Menurunkan kadar air.
d) Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal ini tergantung dari design yang
dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan
uap / steam yang berasal dari Boiler. Dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan
air
condesat
agar
pemanasan
didalam
sterilizer
tetap
seimbang.
Proses perebusan ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang
berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Proses ini dapat menghasilkan condensat (cairan) yang
mengandung sekitar 0.5% minyak. Condensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit, nanti nya dapat
digunakan dalam membantu proses Pressan daging sawit.

Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang berfungsi untuk memisahkan
antara berondolan sawit dengan janjangan / tandan nya, dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit
Elevator (hal ini tergantung pada design yang digunakan oleh Pabrik).
Perontokan Buah dari Tandan / Threser
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan
menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut terlepas (kemudian ditampung dan dibawa
oleh Fruit Conveyor ke Digester).

Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan. Alat yang digunakan pada
mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher). Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%,
artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped
Bunch).
Untuk
mengatasi
hal
ini,
maka
dipakai
sistem Double
Threshing.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang
keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua, supaya sisa
berondolan
yang
masih
tertinggal
dari
proses
thresing
pertama
dapat
terambil.
Selanjutnya Empty Fruit Bunch dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dapat dimanfaatkan
sebagai produk sampingan, sebagai pupuk misal nya.

Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Digester
Buah yang sudah terlepas (berondolan) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam Digester

atau peralatan pengaduk. Tujuan dari penggunaan Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit
terlepas dari biji (nut) nya. Dalam proses pengadukan Digester ini digunakan uap air yang temperaturnya
selalu dijaga agar stabil antara 80 90C.
Fungsi Digester :
1. Melumatkan daging buah.
2. Memisahkan daging buah dengan biji.
3. Mempersiapkan Feeding Press.
4. Mempermudah proses di Press.
5. Membantu menaikkan Temperatur pada Screw Press.

Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan
menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros, sedangkan pisau bagian dasar sebagai
pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.

Daging buah dari Digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin
screw press) kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan minyak
keluar dari biji dan Serat (fibre).

Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester
untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut
diperas sehingga melalui lubang lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya
minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.
Untuk memudahkan proses pengepresan ini perlu tambahan air panas (+ air Condensat dari hasil
perebusan) sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan
diperoleh minyak kasar dan ampas / serat fiber serta biji.

Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan pemisahan kandungan pasirnya
pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan
ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji
(Depericarper).

Dalam proses penyaringan minyak kasar perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan
minyak. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam mesin Decanter guna
memisahkan Solid (kotoran padat) dan Effluent (kotoran cair).

Pada Effluent masih terkandung unsur minyak, air dan masa jenis ringan lain nya, kemudian ditampung
pada Continious Settling Tank. Minyak dialirkan ke Oil Tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari
air dan padatan yang terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge
Separator untuk memisahkan (mengutip) minyak yang masih terkandung didalam nya.

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan kotoran / solid yang
mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas
standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).

Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit


Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang
terdiri
dari
fiber.
Kemudian
Crude
Oil
masuk
ke
stasiun Clarifikasi.
Proses pengolahan nya adalah sebagai berikut :

Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)


Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi
dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 derajat
Celcius.
Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut dan atau kotoran lain nya yang
dapat mengganggu proses pemisahan / pemurnian minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri
dengan sistem getaran getaran berkelanjutan pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantalan yang
di ikat pada elektromotor. Getaran yang kurang stabil dapat mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
Vertical Clarifier Tank
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana
minyak dengan berat jenis yang lebih ringan dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat
jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan
berada pada lapisan bawah.

Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara
mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak dengan Sludge. Temperatur yang
cukup (sekitar 90 - 95 derajat Celcius) akan memudahkan proses pemisahan ini. Prinsip kerja didalam
VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana
berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
Oil Tank

Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat penampungan sementara Crude Oil sebelum diolah oleh Purifier.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan
yakni 95 derajat Celcius. Kapasitas yang dapat diolah Oil Tank sekitar 10 Ton / Jam.
Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada
saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur suhu 95 derajat Celcius.
Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya
sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan
suatu pengapung didalam bejana. Vacuum dryer lalu melakukan proses sedemikian rupa sehinggan kadar
air yang masih terkandung didalam minyak dapat diserap dan dibuang melalui pipa pembuangan.
Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang terdiri dari
kotoran padatan dan zat cair yang masih mengandung minyak) sebelum diolah oleh sludge seperator.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang
diinginkan yaitu 90 - 95 derajat Celcius.
Sand Cyclone / Pre- cleaner
Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk
memudahkan proses selanjutnya.
Brush Strainer ( Saringan Berputar )
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak
mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
Sludge Seperator
Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge
dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak
menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut sudut ruang tangki pisah.
Storage Tank
Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum
dikirim atau dijual. Didalam Storage tank terdapat pipa-pipa yang dialiri oleh uap steam, untuk menjaga
supaya suhu minyak CPO dalam tanki penyimpanan tetap terjaga stabil antara 45-50 derajat Celcius.
Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi pipa Steam harus dilakukan
secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa uap Steam dapat mengakibatkan naiknya kadar
air pada CPO.

Proses Pengolahan Biji Sawit dan Fiber


Telah dijelaskan sebelum nya bahwa setelah proses pengepresan akan menghasilkan Crude Oil, biji
sawit / nut dan Fiber. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat proses pengolahan biji sawit dan fiber /
Serabut sawit.
Cake Breaker Conveyor (CBC)
Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan membantu memisahkan gumpalan yang
terdiri dari biji sawit / nut dan Fiber (serabut) yang berasal dari stasiun Press ke depericarper.
Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi
bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan
(fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing Drum.
Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :
1. Membersihkan biji dari serabut serabut yang masih melekat.
2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport.
3. Memisahkan nut dari sampah.
4. Memisahkan gradasi nut.
Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya.
Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan
sistem pemanasan (Heater).
Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar
pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling
berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.
Claybath
Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya
hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium Carbonat. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan
kepada perbedaan berat jenis.
Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis
cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung
diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari
pada
larutan
calcium
carbonat
sedangkan
cangkang
berar
jenisnya
lebih
besar.
Hydro Cyclone

Fungsi dari Hydro Cyclone adalah :


1. Mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke cangkang.
2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
Kernel Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Jika
kandungan air tinggi pada inti akan menyebabkan tumbuh / muncul nya jamur pada inti dan juga dapat
mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3
tingkatan yaitu : Atas 70 derajat celcius, Tengah 60 derajat, Bawah 50 derajat celcius.
Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat, dan
bawah 70 derajat celcius.
Kernel Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual.
Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang
masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang
pada akhirnya menimbulkan jamur.

Pengolahan buah Kelapa Sawit di awali dengan proses pemanenan Buah Kelapa Sawit. Untuk memperoleh Hasil
produksi (CPO) dengan kualitas yang baik serta dengan Rendemen minyak yang tinggi, Pemanenan dilakukan
berdasarkan Kriteria Panen (tandan matang panen ) yaitu dapat dilihat dari jumlah berondolan yang telah jatuh
ditanah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan. Cara Pemanenan Kelapa Sawit harus dilakukan dengan baik sesuai
dengan standar yang telah ditentukan hal ini bertujuan agar pohon yang telah dipanen tidak terganggu produktifitasnya
atau bahkan lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah
daun yang menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan buah. Selanjutnya pelepah
tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan dipotong menjadi dua bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur
hara yang dibutuhkan Tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.

Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan pemotongan tandan buah dekat pangkal, hal ini dilakukan untuk
mengurangi beban timbangan Kelapa Sawit. Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan tandan buah
segaar (TBS) selanjutnya di angkut menuju tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan
diangkut menuju pabrik pengolahan Kelapa Sawit.

No Fase buah Fraksi buah Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat kematangan 1 Mentah 00 Tidak ada tandan buah
yang berwarna hijau atau hitam Sangat mentah 0 1 %-12,5 % buah luar atau 0-1 berondolan/kg tandan membrondol
Mentah 2 Matang 1 12,5-25% buah luar atau 2 berondolan/kg tandan 25 % dari buah luar membrondol Kurang
matang 2 25-50 % buah luar membrondol Matang 3 50-75 % buah luar membrondol Matang 3 Lewat 4 75-100% buah

Analisa

Parameter
Warna

luar

Tingkat
Kmatangan

Jenis
Buah

Kandungan

% ALB

Minyak

Fraksi 00

Hitam
kemerahan

Mentah

Dura

13 %

0%

Fraksi 12

Kuning

Kurang
matang

Tenera

23,4 %

1,87 %

Fraksi 34

Oranye

Matang

Tenera

25,2 %

2,71 %

Fraksi 5Jingga
Matang
Dura
23 %
4,41 %
6
kemerahan
membrondol Lewat matang (ranum) 5 100 % buah luar membrondol dan sebagian berbau busuk Lewat matang
(busuk) (Pahala,S,2011).

Ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu
panen, termasuk kualitas minyak yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS tersebut,
derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, 2, dan 3

STANDARD KEMATANGAN BUAH SAWIT


Buah sawit yang telah dipanen oleh pihak Estate dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan
menggunakan truk. Buah sawit yang sampai di PKS akan disortasi dengan kriteria kematangan buah.
Adapun contoh kriteria kematangan yaitu:
1.
Buah immature :
Buah immature digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan keras. Buah immature ditandai
dengan tidak adanya berondolan yang lepas dan mengandung sangat sedikit minyak.
2.
Buah mentah (unripe bunch) :
Buah mentah adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas. {Tergantung peraturan dari pihak PKS,
pabrik biasa nya yang menentukan kriteria buah yang masak, ada yang mengatakan, 10 biji
berondolan yang telah terlepas (terjatuh dari TBS) itu bisa dikatakan buah siap panen/buah masak}
3.
Buah mengkal (underripe bunch) :
Buah mengkal dengan kurang dari 25 berondolan yang lepas. {tergantung peraturan dari pihak PKS}
4.
Buah masak (normal ripe) :
Buah masak dengan lebih dari 25 berondolan yang lepas dari janjangan. {tergantung peraturan dari
pihak PKS}
5.
Buah lewat masak (over ripe) :
Buah yang lewat masak dengan berondolan lepas lebih dari 50% tetapi masih tertinggal 10%. {hampir
seperti janjang kosong yang masih ada buah sawit nya, namun hanya sedikit, tidak seperti TBS yang
baru di panen}.
6.
Buah busuk (rotten bunch) :
Buah busuk dengan sebagian janjangan atau seluruhnya telah lembek/ menghitam warnanya, busuk
dan atau berjamur. Buah lewat masak dan buah busuk (termasuk juga berondolan) mempengaruhi
kualitas minyak, juga berakibat kehilangan minyak dalam pemrosesan TBS/buah sawit tadi. Kadar
ALB minyak akan naik dan nilai Bleachability minyak akan turun karena buah lewat masak dan
buah busuk berisi berondolan memar dan teroksidasi.
7.
Janjangan kosong (empty bunch) :
Janjangan kosong dengan lebih dari 90% berondolan yang lepas.
8.
Tangkai janjangan (long stalk) :
Tangkai janjangan yang panjangnya lebih dari 2.5 cm adalah Janjangan Panjang {tergantung
peraturan dari pihak PKS}. Tangkai janjangan tidak mengandung minyak. Tangkai ini hanya
menambah berat pada waktu penimbangan buah sawit tetapi menyerap minyak pada saat
proses sterilisasi dan threshing. Tangkai ini sangat tidak diharapkan dan panjang dari tangkai
harus sependek mungkin. Suatu praktek yang baik adalah dengan memotong tangkai dan
membuat bentuk V pada ujung bawah tangkai.
Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal
panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan
pengangkutan buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah
mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh
faktor ini. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (FFA) minyak
sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka
minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas dalam prosentase tinggi (lebih dari 5%).
Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar asam lemak

bebas rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Berdasarkan hal tersebut di atas, ada
beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat
mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi
TBS.
Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang
dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3.
Fra
ksi
00
0
1
2
3
4
5

Jumlah Brondongan
Tidak ada, buah berwarna hitam
1 - 12,5% buah luar membrondol
12,5 - 25% buah luar membrondol
25 - 50% buah luar membrondol
50 - 75% buah luar membrondol
75 - 100% buah luar membrondol
Buah dalam juga membrondol, ada buah
yang busuk

Tingkat
Kematangan
Sangat mentah
Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang ll
Lewat matang I
Lewat matang ll

Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan terkumpulnya brondolan,
serta pengangkutan yang lancal maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi
tandan sebagai berikut.
Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat tandan seluruhnya.
Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan.
Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan.
Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan.
Semenjak terjadinya penyerbukan buah kelapa sawit mengalami sampai akhirnya masak panen.
Berikut beberapa tahapan perkembangan buah kelapa sawit

A N T H E S I S Anthesis berumur 10 hari setelah seludang (pembungkus brondolan) terbuka,


daging buah belum ada,cangkang belum ada, inti belum ada, embrio belum terbentuk.

P U T I K Putik berumur 1 bulan setelah seludang terbuka , keadaan tandan ada Buah kecil
terbentuk pada tandan, daging buah Putik Kehijauan lunak dan berair; cangkang putih dan lembut; inti
berupa cairan; Embrio belum terlihat.

C E N G K I R Cengkir berumur 2 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan muda;


daging buah putih kehijauan; cangkang putih agak keras; inti seperti agaragar; embrio belum terlihat

D E G A N Degan berumur 3 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan sebagai


tandan muda; daging buah kuning kehijauan; cangkang coklat muda keras; inti mulai mengeras;
embrio berupa titik putih
Proses Pengolahan Minyak Inti Sawit
Mesin inti sawit adalah sebuah mesin pabrik kelapa sawit yang digunakan untuk melakukan
pemrosesan minyak inti sawit. Inti minyak sawit adalah sebuah minyak nabati yang diambil dari inti
atau biji dari buah kelapa sawit. Inti minyak kelapa sawit ini sering kali juga Palm Kernel Oil. Minyak
ini hanya bisa dibuat pada pabrik inti sawit (kernel crushing plant). Anda bisa mendaptkan harga jual
kernel sawit di petani kelapa sawit untuk diolah pada pabrik minyak sawit anda. Selain mendapatkan
produk PKO atau Palm Kernel Oil anda juga bisa mendapatkan produk lainnya sebagai produk
sampingan seperti produk makanan ternak.

Persiapan pengolahan biji kelapa sawit


Biji kelapa sawit adalah sebuah biji yang diambil dari dalam buah sawit memiliki bagian seperti
cangkang seperti telur. Bagian dalam dari cangkang ini baru disebut dengan inti sawit. Proses minyak
sawit persiapan ini diperlukan untuk mengefisiensi ekstraksi minyak dari inti kelapa sawit. Proses
pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan inti kelapa sawit. Pembersihan ini dilakukan
untuk menghilangkan kemungkinan kontaminasi material lain seperti metal pada produk minyak.
Sebelum mengalami pengolahan, inti sawit kernel akan di proses terlebih dahulu dengan sebuah
proses. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air pada inti dari sawit. Bagi yang jual inti
sawit kebanyakan hanya menjual inti sawit saja karena banyak dicari oleh konsumen. Dengan adanya
proses pengurangan air pada inti sawit ini akan membuat biji sawit lebih mudah dipecah karena
adanya penyusutan isi dan tercipta celah antara inti sawit dan cangkang. Inti kelapa sawit yang
digunakan untuk membuat minyak inti kelapa sawit ini dipecahkan dengan menggunakan mesin
bernama ripple mill. Dengan menggunakan alat ini anda bisa mengambil inti kelapa sawit dengan
lebih sedikit kemungkinan intinya ikut pecah.
Setelah terjadi dilakukan pemisahan inti dengan cangkangnya maka akan dilakukan pengepresan
yang menghasilkan fibre dan juga biji kelapa sawit yang disebut dengan palm kernel cake. Setelah
dihasilkan produk yang disebut dengan cake ini, maka akan dilakukan persiapan pengolahan untuk
memisahkan biji kelapa sawit dengan fibernya. Pada masa pemecahan dan juga pemisahan ini sisa
produk dari biji kelapa sawit akan menghasilkan produk sampingan yang sering kali disebut
dengan Palm Kernel Expeller. Setelah dipisahkan, biji akan mengalami tahap ketiga yang digunakan
untuk fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan mengeringkan biji kembali di suhu 60 0 celsius
hingga 700 celsius.
Kernel-pressing
Proses kernel kelapa sawit selanjutnya adalah pemrosesan kernel-pressing. Proses ini dilakukan
dengan memasukkan hasil preprocessing dari biji kelapa sawit kedalam sebuah kandang atau barel
berbentuk silinder yang berlubang yang memiliki benang spiral yang terputus yang berputar. Silinder
yang digunakan memang tidak terlalu besar. Meski begitu produk biji kelapa sawit akan dipaksa untuk
melewatinya. Dengan begitu anda bisa mendapatkan Palm Kernel Oil. Sisa dari Palm Kernel Oil
production ini disebut dengan cake yang akan dibuang dari lubang anular. Pada proses ini, minyak
mungkin akan mengalami kerusakan karen suhu yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, untuk menjaga
minyak dari kerusakan dilakukan pendinginan dengan menggunakan air.
Pembersihan minyak
Pembersihan minyak kernel sawit ini akan menentukan kualitas dari PKO atau Palm Kernel Oil.
Selain untuk menjaga kualitas, selain dengan melakukan pembersihan, peningkatan kualitas juga
harus dilihat dari pemilihan biji sawit. Untuk mendapatkan kualitas biji sawit yang baik anda tentu
harus memperhatikan harga inti sawit. Semakin tinggi harga biji sawit pada saat tertentu akan
meningkatkan kualitas minyaknya. Harga inti sawit hari ini dengan harga sebelumnya memiliki nilai
yang berbeda. Seperti harga kernel sawit oil pada saat ini yaitu periode 8-14 Januari 2016 naik 58
rupiah dari Rp. 4.280,- menjadi Rp 4.338,- per kg. Untuk rata rata harga kernel sawit 2015 harganya
adalah Rp 4000-an per kg.
Peningkatan kualitas dari proses ini dilakukan dengan melakukan pemisahan debu halus dan juga
endapan dari minyak yang akan disimpan. Hasil dari klarifikasi ini dimasukkan kedalam sebuah
tempat lalu di pompa ke tempat lain untu mengalami proses selanjutnya yaitu proses pembersihan

kotoran lain yang lebih besar. Setelah itu minyak akan dipompa ke tempat lain untuk melakukan filter
yang lebih dalam lagi sebelum disimpan.
Mesin pengolahan PKO
Pengolahan minyak sawit secara modern dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
dengan pabrik kernel crushing plant atau KCP. Produk dari mesin press inti sawit ini adalah PKO atau
Palm Kernel Oil, Palm Kernel Meal atau PKM dan juga PKE atau Palm Kernel Expeller. Ada salah
satu jenis PKO machine dalam Palm Kernel Oil processing dapat berupa proses pemerasan,
menyaringan dan juga penyimpanan.

Produk hasil mesin pengolahan PKO


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa mesin PKO menghasilkan 3 produk yaitu PKO
(Palm Kernel Oil), PKM (Palm Kernel Meal) dan juga PKE (Palm Kernel Expeller). Berikut
penjelasannya.

PKO atau Palm Kernel Oil


Minyak biji kelapa adalah minyak yang dibuat dari inti buah kelapa sawit dengan menggunakan Palm
Kernel Oil extraction machine. Lalu bagaimana daging buahnya? Daging buahnya tentu bisa
dimanfaatkan untuk hal yang bermanfaat lainnya yaitu pembuatan crude palm kernel oil. Palm Kernel
Oil specification atau kandungan dari minyak PKO antara lain adalah asam lemak baik, bahan
menghalus dan pelembut. Iodin, pewarna alami. Peroksida, saponin, zat rasa dan warna lemak padat
dan juga kontamimasi lainnya. Mengenai produksi PKO dan efisiensinya ini bisa anda pelajari
dari Palm Kernel Oil extraction rate.

PKM atau bungkil inti sawit


Bungkil inti sawit disebut juga dengan Palm Kernel Meal. Bungkil inti sawit untuk pakan ternak ini
adalah sebuah hasil sampingan dari pengolahan PKO yang memiliki nutrisi yang tinggi. Karena
nutrisinya yang tinggi ini, PKM yang merupakan hasil sampingan dari pengolahan PKO ini
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Harga dari bungkil saat ini adalah Rp 880/kg yang turun dari
tanggal 1 yang masih 916 rupiah per kg.

PKE atau Palm Kernel Expeller


Selain menghasilkan PKM sebagai produk sampingan, Palm Kernel Oil expeller machine juga
menghasilkan PKE yang juga ccok digunakan untuk pakan ternak. Bagi anda Palm Kernel Expeller
buyers bisa membeli produk ini di Palm Kernel Expeller manufacturers atau perusahaan pengolahan
minyak sawit yang biasa menjual atau sell Palm Kernel Expeller.
Bagi anda yang ingin menggunakan PKE sebagai makanan ternak anda, anda bisa melihat
kandungan nutrisi dari PKE yang terangkum dalam Palm Kernel Expeller specification dibawah ini:

Protein sebanyak 18%

Moisture 10%

Minyak 9%

Silika 2.5%
Mengenai harga Palm Kernel Expeller, semuanya bermacam-macam. Tergantung dengan pejualnya
dan lokasi barang. Selain dari harganya, produsen dan kandungan dari PKE mungkin bermacammacam tergantung dengan kualitas biji dari kelapa sawit sebelum diproses. Palm Kernel Expeller
price ini memiliki harga 675 rupiah per kilogram.

Pengolahan Inti Sawit


Minyak inti sawit merupakan minyak nabati yang dapat dimakan berasal dari inti kelapa sawit Elaeis
guineensis, semi-padat pada suhu kamar, lebih jenuh daripada minyak kelapa sawit dan sebanding
dengan minyak kelapa. Seperti semua minyak sayur, minyak turunan kelapa sawit ini tidak
mengandung kolesterol.

Minyak inti sawit adalah bahan umum untuk memasak, didukung oleh biaya produksi yang rendah,
penggunaannya meningkat di industri makanan komersial di seluruh dunia karena stabilitas oksidatif
(saturasi) nya tinggi untuk menggoreng, dan rendahnya kolesterol dan asam trans-lemak, dipandang
baik untuk kesehatan jantung .
Setelah buah sawit diproses dan di ekstraksi minyaknya , maka inti sawit dan fibernya akan
dikeringkan dan dipisahkan. Lalu inti sawit akan di ekstraksi minyaknya , minyaknya tersebut adalah
minyak inti Sawit. Hasil produk sampingan dari minyak inti sawit tersebut akan dijual sebagai pakan
ternak.

Anda mungkin juga menyukai