Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

A. Panen dan pasca panen


Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang
meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan
pelepah,pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap sesuatu komoditi hasil pertanian
segera setelah komoditi tersebut dipanen.

B. CIRI DAN UMUR PANEN KELAPA SAWIT


 Ciri kelapa sawit yang siap dipanen adalah sebagai berikut:
1.Terdapat 5-10 brondolan di piringan. Perhatikan piringannya dengan seksama. Jika sudah terdapat
brondolan yang seperti disebutkan itu maka kemungkinan besar sudah siap diambil. Jika jumlahnya
kurang dari standar yang sudah ada, maka kemungkinan besar brondolan tersebut belum siap diambil.
2.Buah-buah berubah warna dari berwarna kuning menjadi oranye. Seperti diketahui buah mengalami
perubahan warna sesuai dengan tingkat kematangannya. Nah, di sini Anda harus benar-benar
memerhatikan warna yang ada di permukaannya. Jangan memetik yang warnanya belum gelap atau
masih muda. Jika anda memetik sebelum waktunya, maka tidak akan menghasilkan kualitas produk
yang baik di kedepannya.

3.Sebanyak 25-75% buah luar membrondol. Ciri pada poin ketiga ini sangat penting diperhatikan. Jika
belum terjadi pembrondolan dalam persenan yang telah disebutkan, berarti buah yang anda panen
belum tentu siap untuk petik.

4.Panen yang baik dalam satu (1) afdeling adalah sebanyak 15% brondol dari berat tandan, buah-buah
tingkat fraksi 1 sebanyak 20% dari jumlah tandan, buah tingkat fraksi 2 dan 3 sebanyak 65 dari jumlah
tandan, serta buah tingkat fraksi 4 dan 5 sebanyak 15% dari jumlah tandan. Perhatikan persenan yang
disebutkan ini. Nominal ini harus benar-benar diikuti karena jika tidak maka Anda tidak akan
mendapatkan hasil terbaik.

 Panen Buah Sawit

Tahap terakhir dari budidaya kelapa sawit yaitu pemanenan kelapa sawit. Pada umumnya kelapa
sawit mulai berbuah setelah umur 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Buah sawit
dapat dipanen ketika berumur 31 bulan. Namun tidak semua buah kelapa sawit bisa dipanen secara
bersamaan.

C. Teknik pemanenan kelapa sawit


Pemanenan dilakukan pada jam 6 pagi dan teknik ataupun cara pemanenan kelapa sawit sebagai
berikut:
 Memerhatikan piringan apakah terdapat brondolan yang jatuh. Kalau ada yang jatuh, pelepah
harus dipotong dengan mempertahankan songgo dua. Jadi jangan sampai songgo ini jatuh
karena akan merusak pohon kelapa sawit.
 Melakukan pemotongan buah dengan standardisasi yang tepat. Tidak seperti menebang pohon
lainnya, ada standardisasi yang harus diikuti pada saat melakukan proses pemotongan buah-
buah yang akan diolah ini. Jika anda belum paham sebaiknya berikan tugas ini kepada yang
ahli.
 Setelah buah terpotong jatuh di piringan, tangkai buah sawit dipotong sampai kandas. Semua
sisinya harus dipotong sampai sehabis-habisnya. Jangan sampai ada buah yang tersisa.
 Pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS) di piringan. Nah di sinilah TBS di kumpulkan.
Dikumpulkan semuanya sebelum selanjutnya memasuki proses lain dan dibawa ke tempat
penampungan sebelum dijadikan minyak mentah yang berfungsi menjadi banyak bahan baku
masyarakat dunia.
 Pemotongan buah ke pohon selanjutnya. Setelah pohon yang satu selesai dipotong buahnya,
maka anda bisa melanjutkan panen ke pohon selanjutnya tentunya dengan metode dan langkah
yang sama seperti disebutkan sebelum ini. Dan terus lanjutkan seperti itu hingga semua pohon
selesai diambil buahnya. Lakukan secara teratur dan jangan sampai meninggalkan satu
pohonpun.
 Pelangsiran seluruh buah yang ada di piringan ke tempat penampungan hasil (TPH) agar buah
dapat langsung diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) agar pengolahan di PKS tidak berhenti
dan tidak mengalami kerugian. Sesegera mungkin hasil panen kelapa sawit harus di pindahkan
ke tempat penampungan. Jangan dibiarkan berlama-lama di tempat terbuka atau di sekitar area
perkebunan.

PERALATAN PANEN

 Egrek
 Dodos dgn lebar 10-12,5cm
 Karung goni untuk tmpt brondolan
 Kapak kecil/parang untuk memotong tangkai buah
 Kereta dorong/keranjang pikul untuk ngelansir buah

D. Pasca panen
 Penanganan pasca panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun
Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan Proses pemasakan buah
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulitnya. Buah akan berubah menjadi merah
jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah
maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya.
Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol
Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan
hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara
panen , alat panen, rotasi dan sistem panen serta mutu panen
 Kriteria matang Panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar
memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan
minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA)
minimal. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakaiadalah berdasarkan jumlah
brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kurang lebih
10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir.
Namun, secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar
(TBS) terdapat dua brondolan.
 Cara panen
Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang umum dilakukan oleh
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara
panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen
dengan cara berdiri dan menggunakan alat kampak siam. Cara egrek digunakan untuk
tanaman yang tingginya lebih dari 10 m dengan menggunakan alat arit bergagang panjang.
Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong
terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan.
 Persiapan Panen
Untuk menghadapi masa panen dan agar proses dapat berjalan dengan lancar, tempat
pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan jalan untuk pengangkutan hasil harus
diperbaiki Para pemanen harus disiapkan peralatan yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai