TINJAUAN PUSTAKA
3.Sebanyak 25-75% buah luar membrondol. Ciri pada poin ketiga ini sangat penting diperhatikan. Jika
belum terjadi pembrondolan dalam persenan yang telah disebutkan, berarti buah yang anda panen
belum tentu siap untuk petik.
4.Panen yang baik dalam satu (1) afdeling adalah sebanyak 15% brondol dari berat tandan, buah-buah
tingkat fraksi 1 sebanyak 20% dari jumlah tandan, buah tingkat fraksi 2 dan 3 sebanyak 65 dari jumlah
tandan, serta buah tingkat fraksi 4 dan 5 sebanyak 15% dari jumlah tandan. Perhatikan persenan yang
disebutkan ini. Nominal ini harus benar-benar diikuti karena jika tidak maka Anda tidak akan
mendapatkan hasil terbaik.
Tahap terakhir dari budidaya kelapa sawit yaitu pemanenan kelapa sawit. Pada umumnya kelapa
sawit mulai berbuah setelah umur 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Buah sawit
dapat dipanen ketika berumur 31 bulan. Namun tidak semua buah kelapa sawit bisa dipanen secara
bersamaan.
PERALATAN PANEN
Egrek
Dodos dgn lebar 10-12,5cm
Karung goni untuk tmpt brondolan
Kapak kecil/parang untuk memotong tangkai buah
Kereta dorong/keranjang pikul untuk ngelansir buah
D. Pasca panen
Penanganan pasca panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun
Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan Proses pemasakan buah
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulitnya. Buah akan berubah menjadi merah
jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah
maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya.
Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol
Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan
hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara
panen , alat panen, rotasi dan sistem panen serta mutu panen
Kriteria matang Panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar
memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan
minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA)
minimal. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakaiadalah berdasarkan jumlah
brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kurang lebih
10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir.
Namun, secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar
(TBS) terdapat dua brondolan.
Cara panen
Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang umum dilakukan oleh
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara
panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen
dengan cara berdiri dan menggunakan alat kampak siam. Cara egrek digunakan untuk
tanaman yang tingginya lebih dari 10 m dengan menggunakan alat arit bergagang panjang.
Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong
terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan.
Persiapan Panen
Untuk menghadapi masa panen dan agar proses dapat berjalan dengan lancar, tempat
pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan jalan untuk pengangkutan hasil harus
diperbaiki Para pemanen harus disiapkan peralatan yang akan digunakan.