Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PANEN

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari


kegiatan budi daya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Proses pemanenan pada tanaman
kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut
brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarangan.
Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa
sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan
kualitas minyak yang baik. (Yan Fauzi, dkk., 2002).

Dalam pemanenan kelapa sawit harus memenuhi kriteria matang panen


untuk menghasilkan minyak dengan rendemen tinggi dan kualitas minyak
yang baik. Maka masalah yang dihadapi adalah pada fraksi berapa kelapa
sawit tersebut memiliki kandungan minyak yang maksimal dan kandungan
ALB yang minimal sehingga layak untuk dipanen.

1.2 PRUNING

Pruning merupakan kegiatan adalah memelihara pelepah produktif


dengan cara mengurangi jumlah pelepah pada batas tertentu yang tidak
menyebabkan terganggunya kemampuan daun melakukan fotosintesis secara
optimal untuk pertumbuhan pegetatif dan generatif. Pelepah daun kelapa sawit
merupakan pabrik minyak dimana daun tempat proses fotosistesis yang hasil
akhirnya pembentukan buah baik dari kuantitas maupun kualitas buah yang
akan di panen.
1.3 KASTRASI

Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga


jantan, betina dan buah (baik kondisi segar maupun kering) pada tanaman
belum menghasilkan sampai dengan umur 24 bulan setelah tanam di lapangan.

Kastrasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman kelapa sawit


beralih dari TBM ke TM. Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga
setelah berumur 18 bulan 20, 22, 24, bulan. Pada saat tersebut, bunga yang di
hasilkan masih belum membentuk buah sempurna sampai tanaman berumur
sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh sebab itu, semua
bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 26 bulan perlu di buang,
biasannya dilakukan pada umur 18 bulan sejak tanam di lapangan sampai
dengan bulan yang ke bulan 26 stop kastrasi.

1.4 TUJUAN

a. Dengan melakukan kegiatan kastrasi dan pruning dapat Mengalihkan


nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetative.
b. Pokok sawit yang telah di kastrasi dan pruning cenderung lebih kuat dan
seragam dalam pertumbuhannya.
c. Untuk mengetahui fraksi buah (kematangan panen) kelapa sawit.
d. Untuk menentukan metode pemanenan yang benar.

1.5 MANFAAT

a. Menciptakan keadaan tanaman yang lebih bersih sehingga mengurangi


resiko gangguan hama dan penyakit.
b. Mempermudah proses penyerbukan bunga, pasalnya bagian mahkota
bunga lebih bersih.
c. Dapat menentukan kematangan yang siap di panen pada TM.
d. Memperoleh kualitas panen sesuai target.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KLASIFIKASI TANAMAN KELAPA SAWIT:

1. Kingdom : Plantae

2. Sub Kingdom : Viridiplantae

3. Divisi : Embryophyta

4 . Kela : Angiospermae

5. Ordo : Monocotyledonae

6. Famili : Arecaceae

7. Sufamilli : Cocoidae

8. Genus : Elaeis

9. Species : Elaeis guineensis jacq.

2.2 PROSES PANEN KELAPA SAWIT

Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan


pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah
matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke
TPH, dan pengangkutan hasil ke (PKS). Panen merupakan salah satu kegiatan
penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan
tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor
penting dalam pencapain produktivitas.
Berdasarkan tinggi tanaman ada 2 cara panen yg umum di lakukan oleh
perkebunan kelapa sawit, untuk tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara
panen menggunakan alat dodos yg lebar 10-72,5 cm dengan gagang pipa
besi/tongkat kayu. untuk tanaman yg berumur 7 thn/ lbh pemanenen
menggunakan egrek yg disambung dengan pipa almunium/batang bambu.

2.3 KERITERIA MATANG PANEN

Kriteria panen berdasarkan jumlah berondol adalah bsebagai berikut:

Tanaman dewasa di atas umur 6 tahun: 2 berondol untuk 1kg TBS.

Tanaman muda umur 3-5 tahun: adalah 1 berondolan untuk 1 kg TBS.

TABEL 1. Kriteria matang panen yang umum di gunakan

Fraksi Jumlah Brondol Lepas Drajat Kematangan

oo Tidak ada, buah warna hitam Sangat mentah

o 1 brondol sampai 12,5% dari buah Mentah


luar

1 12,5-25% buah luar membrondol Kurang matang

2 25-50% buah luar membrondol Matang I

3 50-75% buah luar membrondol Matang II

4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang I

5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang II


Banyak buah yang lepas (membrondol) dipedomani sebagai suatu
kriteria buah masak, dimana secara umum dipakai 3 buah telah jatuh
dipiringan pokok untuk setiap kg berat tandan. Disamping itu dapat juga
dipakai sebagai pedoman dari segi warna buah, dimana kadang-kadang
berondolan tidak ada dipiringan tetapi buah tekah cukup masak namun untuk
ini perlu pengalaman warna merah yang bagaimana dapat dikategorikan buah
tersebut masak.

2.4 PERSIAPAN PANEN

Untuk menghadapi masa panen, segala sesuatunya disiapkan dengan


baik. Agar pemanena berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus
disiapkan dan jalan pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk
memudahkan pengankutan hasil panen dari kebun ke pabrik. Pada areal
kebun yang topografinya miring dibuatkan tangga guna memudahkan
pengangkutan. Selain itu, para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan seperti dodos atau egrek dan peralatan lain yang diperlukan
(Pardamean, 2011) .

2.5 TAKSASI PRODUKSI

Kegiatan taksasi produksi bertujuan meramalkan jumlah tandan buah


segar kelapa sawit yang akan diproleh dimasa yang akan datang berdasarkan
jumlah buah atau tandan bunga betina serta dapat merencanakan kebutuhan
tenaga kerja untuk pemanen selanjutnya. Untuk mendapatkan taksiran hasil
tandan buah segar yang lebih benar maka dilakukan perhitungan tandan buah
sebanyak satu kali dalam dua bulan. Untuk menentukan taksasi produksi
dengan system perhitungan tandan buah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Perkiraan tandan buah, menentukan sampel dalam satu field (5%) dengan
cara setiap 20 baris tanaman diambil 1 baris tanaman sebagai sempelnya.

Pengambilan contoh tandan, pengambilan contoh tandan ini dikerjakan


dengan prestasi kerja 0,01 HK/Ha (Yasin, 2002).

2.6 ROTASI DAN SYSTEM PANEN

Rotasi panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen


yang satu dengan panen berikutnya pada ancak panen yang sama, rotasi
panen yang sesuai dengan perkembangan buah adalah 7 hari, secara umum
panen dilakukan 5 hari seminggu (senin s/d jumat) disebut 5/7. Apabila
produksi tinggi hari panen ditambah misalnya 6 hari seminggu (rotasi6/7),
rotasi panen tergantung kerapatan buah dan kapasitas panen, rotasi panen
perlu dilakukan secara tepat dan disiplin, sebab rotasi panen yang terlambat
dapat menyebabkan tanaman terserang Marasmius sp.

Berdasarkan peraturan jam kerja maka jumlah jam kerja panen adalah:

Senin sampai Jum’at (4 x 7 jam) + (1 x5 jam) = 33 jam

Per sentase areal panen adalah:

 Senin sampai kamis : 7/33 x 100%=21 %


 Jum’at : 5/33 x 100%= 16%

Jadi luas areal panen pada hari jum’at harus lebih sedikit yaitu 16/21 kali luas
areal panen Senin – Jum’at.

Jika pada suatu afdeling terdapat 600 ha tanaman menghasilkan dimana


digunakan system 5/7 maka setiap Jum’at luas areal panen adalah (6/21x600) :
(5x 1ha) = 92 ha, sedangkan pada hari Senin – Kamis adalah 127 ha setiap
hari.
Kondisi ini tidak selalu demikian. Panen kelapa sawit juga dipengaruhi
oleh iklim sehingga dikenal panen puncak dan panen kecil. Rotasi panen di
kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni 6/7 :6 hari
memanen dengan rotasi 7 hari (Senin-Sabtu), biasanya hanya dilakukan pada
waktu musim panen puncak. Kemudian 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7
hari (Senin-Jumat).

2.7 ANCAK PANEN

Ancak panen adalah areal dengan luas tertentu yang harus selesai dipanen
pada hari itu. Luas ancak panen disesuaikan dengan jam kerja, Senin s/d
Kamis = 21% Jumat =16% per hari.

Dua sistem ancak panen yang umumnya diterapkan di perkebunan adalah :

a. Ancak panen : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. Areal
panen biasanya berbukti sampai berlereng curam atau letaknya terpencil.
Sebagai contoh blok A 16ha : ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke 1
memanen baris 1- 10, orang ke II memanen baris 11-20 dan saterusnya.

b. Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di


1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen
setiap 2 baris (1 gawangan). Kemudian berpindah ke baris yang belum
dipanen, seterusnya sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.
Keuntungan sistem ancak giring adalah buah dapat segera diangkat ke pabrik
dan kontrol oleh mandor lebih mudah.

2.8 KERAPATAN PANEN

Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang dapat dipanen (jumlah tandan
matang panen) dari suatu luasan tertentu. Angka kerapatan panen (AKP)
dipakai untuk meramalkan produksi, kebutuhan pemanen, kebutuhan truk,
pengolahan tandan buah segar (TBS) esok harinya.
2.9 TENAGA PANEN

Penyediaan tenaga panen perlu diperhitungkan dengan baik karena


penambahan dan pengurangan tenaga akan langsung mempengaruhi biaya.
Penyediaan tenaga yang berlebihan dengan potensi produksi yang rendah
akan mengakibatkan terjadinya pemborosan tenaga kerja. Sebaliknya jika
tenaga panen kurang maka rotasi panen menjadi tidak teratur dan hal ini
mempengaruhi rendemen minyak dan ALB.

Tenaga panen disediakan berdasarkan panen puncak yang telah tersedia


pada awal tahun yang dihitung dengan rumus :
Kebutuhan tenaga panen harian = A x B x C x D x E
Keteranagan :

A = luas ancak panen

B = kerapatan panen

C = rata-rata berat (kg)

D = populasi tanaman

E = kapasitas panen/ HK

2.1.0 PREMI PANEN

Premi panen adalah memberikan penghargaan berupa uang atas


kelebihan prestasi kerjanya, dalam bentuk TBS per kg dari TBS kelebihan BB
(Basis Borong) Pemberian sangsi bagi prestasi yang tidak memenuhu standar.
Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi pemanen untuk meningkatkan
kapasitas dan kualitas panen. Besarnya pemberian premi panen tergantung
pada kriteria kelas panen, dimana semakin besar nilai kelas panen, maka
premi panen yang diperoleh akan semakin besar (PPKS, 2006).

Premi panen dihitung dengan cara sebagai berikut :

Premi Pemanen = (Total Tandan – Basic Tandan) x Tarif per Tandan


(Sesuai Areal dan Total Tandan)

Sistem premi cukup beragam, tergantung pada lokasi dan keadaan


tanaman. Namun, dalam keadaan tertentu, dapat diberikan penalti
(pengurangan/ pemotongan) penerimaan, terutama yang terkait dengan
kualitas panen dan kualitas bekas panen, misalnya sebagai berikut.

 Ditemukan tandan fraksi mentah.


 Ditemukan tandan mentah yang di cincang atau disembunyikan.
 Tandan matangtidak di panen.
 Tandan matang tertinggal di piringan pohon.
 Brondolan tertinggal di piring atau tercecer
 Gagang tandan panjang, tidak di potong
 Pelepah daun tidak dipotong dan tidak diletakkan di gawangan.
 Tandan dan brondolan bersampah.

Pada umumnya sistem premi panen dapat dilaksanakan oleh semua


perkebunan kelapa sawit. Namun, karena kondisi lapangan dan aspek sosial
ekonomi yang berbeda antar kebun maka standar premi juga harus di
sesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Perbedaan tersebut tercakup
dalam jumlah borong janjang (TBS) tarif siap borong, tarif lebih borong, dan
tarif sangsi atau denda. Adapun ketentuan umum dari borong janjang (TBS),
tarif lebih borong, dan tarif sanksi/denda, antara lain :

2.1.1 TARIF SANKSI/DENDA

Tindakan- tindakan yang tidak memenuhi peraturan atau melanggar salah


satu peraturan panen buah harus didenda dan mengurangi premi yang sudah
diproleh pemanen, kerani buah, mandor panen dan mandor 1. Katentuan-
ketentuan tarif sanksi biasanya ditetapkan menurut situasi dan kebijakan
kebun. Adapun tujuan dari penetapan premi panen adalah :
 Premi panen diberikan untuk lebih menggairahkan pemanen sehingga
pemanen terangsang untuk dapat diproduksi lebih tinggi, baik kualitatif
maupun kuantitatif dan diberikan tidak statis
 Meningkatkan pendapatan karyawan dan saling menguntungkan kepada
kedua belah pihak (karyawan dan perusahaan).
 Premi dapat ditinjau kembali sejalan dengan perkembangan upah
karyawan harian tetap, perkembangan harga CPO/inti, ekonomi dan
kondisi harga prusahaan.

2.1.2 KINERJA KARYAWAN

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang


terdapat dalam suatu organisasi, meliputi semua orang yang melakukan
aktivitas, apabila seorang karyawan diberikan tambahan pendapatan
ataupun hal-hal yang bertujuan untuk memotivasi karyawan akan merasa
puas dan meningkatkan kinerjanya. Motivasi kerja akan menghasilkan
kinerja yang positif terhadap karyawan, kinerja adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh karyawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan hasil dari kegiatan yang harus ataupun tidak harus dilakukan
karyawan yang berupa kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan
tanggung jawabnya dan moral-moral yang berlaku pada perusahaan dalam
jangka waktu tertentu (Mathis dan Jackson 2000).

2.1.3 PRUNING

Pruning merupakan salah satu pekerjaan kultur teknis yang


diperlukan dalam upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit. Pekerjaan
ini mengandung 2 aspek yang saling bertolak belakang, yakni
mengusahakan pelepaah yang masih produktif tetap dipertahankan, tetapi
dilain pihak kadang kala harus di potong untuk mempermudah pekerjaan
panen dan memperkecil losses (berondolan tersangkut dipelepah).
Kelapa sawit menghasilkan 18-30 pelepah setiap tahunnya.
Produktivitas yang tinggi akan tercapai jika penunasan dilakukan dengan
cara yang benar, tetapi jika dilakukaan tidak benar maka akan menurunkan
produksi. Jumlah pelepah optimum untuk menjaga keseimbangan kedua
aspek di atas adalah 48-56 pelepah untuk tanaman muda dan 40-48
pelepah untuk tanaman tua. Dengan demikin pemakaian kapak untuk
tanamaan muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos.

Akan tetapi jika pada tanaman tua yang umurnya diatas 8 tahun,
tidak dapat dihindarkan menggunakan egrek untuk panen sehingga
terpaksa dilakukan pemotongan pelepah-pelepah produktif.

2.1.4 Kastrasi

Katrasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman beralih dari


TBM ke TM. Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif
yaitu bunga jantan, betina dan buah (baik kondisi segar maupun kering).
Tujuan kastrasi yaitu mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak
ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, serta mempermudah proses panen
dan mendapatkan kondisi tanaman atau buah yang sehat. Kastrasi
dilakukan pada umur 16 bulan sejak tanam dilapangan sampai dengan
bulan yang kebulan 22 stop kastrasi.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktek kerja lapangan dilaksanakan di Stiper Edu Agro Tourism


(SEAT) Ungaran, Kabupaten .selama lima hari dimulai dari tanggal 25 Maret
sampai dengan 30 Maret 2019, dengan metodologi satu hari pertama sebagai
supervisor (mandor) dan empat hari selanjutnya sebagai worker (pekerja).

Berikut daftar kegiatan pada saat melakukan praktik panen :

NO. TANGGAL PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

1 29 Maret 2019 Panen

a. Manajemen tajuk

b. Pruning

c. Kastrasi

d. Taksasi

e. Organisasi panen

f. Pelaksanaan panen

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang kami gunakan selama praktik kerja lapangan yaitu :

a. Gancu

b. Ember

c. Dodos
d. Eggrek

e. Kampak

f. Angkong

g. Pena dan Buku Tulis

3.3 Prosedure Kerja

a. Panen

Panen kelapa sawit dilakukan oleh tenaga kerja pemanen dan


pembrondol, dimana seorang pembrondol ini selalu mengikuti seorang
pemanen secara tetap. Pemanen bertugas memotong TBS dari pohon dan
mengumpulkannya ke TPH sekaligus menyusun pelepah pada gawangan
mati. Sedangkan, pembrondol bertugas mengutip semua brondolan dari dalam
blok dan mengumpulkannya di TPH. Kedua tugas ini dilaksanakan setelah
pemanen menyelesaikan ancaknya per blok pada hari yang sama. Ketika
melaksanakan tugasnya kedua pekerja ini diawasi oleh mandor panen.

Langkah kerja:

 Semua tandan matang harus dipanen dan tidak ada yang tertinggal,
Tandan dipotong dengan menggunakan dodos atau egrek.

 Buah matahari yang tersisa di pokok harus dipotong dan Tangkai


tandan yang panjang dipotong dengan menggunakan kapak.

 Pelepah yang dipotong harus mepet dengan batang kelapa sawit


dan disusun pada gawangan mati. Pemotongan harus mengikuti
prinsip songgo 2 dan tidak boleh over pruning.
b. Pruning

Pruning atau penunasan pokok dilakukan yakni untuk menjaga


produksi maksimum dimana diperlukan pelepah produktif sebnayak -
banyaknya, tetapi disisi lain demi mempemudah pekerjaan potong
buah dan memperkecil losses produksi, maka beberapa pelepah harus
dipotong. Pruning dilakukan pada masa perawatan TM. Alat yang
digunakan yaitu dodos untuk sawit umur 4 – 8 tahun dan umur 9 - >
tahun menggunakan enggrek.

c. Sensus Produksi

Sensus produksi adalah perhitungan buah (TBS) untuk


mendapatkan estimasi produksi dalam 1 hari, 1 bulan, 3 bulan dan 6
bulan kedepan. Dilakukan tiap semester, bulan Juni dan Desember.
Dalam 1 blok (30 Ha) diambil pohon contoh 10 % dari luas Blok.
Buah yang dihitung adalah buah yang sudah menampakkan bakal
Buah. Tujuan sensus produksi adalah untuk mengetahui besarnya
produksi tbs yang akan dihasilkan masing-masing blok dan tanaman
di dalam periode 1 smester. Alat yang digunakan pada saat sensus
buah adalah pena dan buku, untuk mencatat hasil dari sensus buah.
d. Kastrasi
Kastrasi mulai dilakukan saat tanaman berumur 16 bulan sampai
dengan 22 bulan, dengan rotasi 2 (dua) bulan sekali dengan
menggunakan alat dodos dan gancu. Dengan tujuan kastrasi yaitu
mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke
pertumbuhan vegetatif, serta mempermudah proses panen dan
mendapatkan kondisi tanaman atau buah yang sehat.
BAB IV

HASIS DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
a. Panen

1 Hk 7 jam kerja

Basis 90 jjg

1 Hk Rp. 100.000,00

Premi dapat basis Rp. 20.000,00

premi lebih basis/jjg Rp. 500,00

AKP (1/4) 0,25

1ha 119 pkk

1 ha 476 tbs dipanen

target panen/ pemanen 4 ha

TBS dipanen 119 jjg

Hasil kegiatan

panen 1 tbs 240 dtk

Total waktu dibutuhkan 28560 dtk

Perhitungan upah

premi lebih basis tbs dipanen - basis


29 jjg Rp 14.500,00

premi lebih basis Rp 20.000,00

1 Hk Rp 100.000,00

Total Rp 134.500,00

b. Kastrasi

Kastrasi Norma pokok sampel/Ha bahan


Budget/Norma HK : 2 hk/ha 136 pkk 0 kg/pkk
1 HK 0,5 Ha 68 pk 0 kg/pkk

Hasik Praktek
Pekerja 2 orang
Waktu 163 detik 1 pkk 0 kg/pkk
volume kerja 20 Ha
konversi 7 jam kerja
1 HK mewakili 25200 detik
konversi ke 7 jam
kerja 1,136773728 Ha 154,601227 pkk 0 kg/pkk
Result 2,273547456 Ha
c. Pruning

maintence Pruning Norma pokok sampel/Ha


Budget/Norma HK : 4 hk/ha 136 pkk 0 kg/pkk
HK
1 : 0,25 Ha 34 pk 0 kg/pkk

Hasik Praktek
pekerja 2 orang
waktu 152 detik 1 pkk 0 kg/pkk
volume kerja 25 Ha
konversi 7 jam kerja
1 HK mewakili 25200 detik
konversi ke 7 jam
kerja 1,219040248 Ha 165,7894737 pkk 0 kg/pkk
Result 2,438080495 Ha

4.2 PEMBAHASAN
a. Mengapa kegiatan ini dilakukan ?
 Panen
Untuk mengambil semua TBS yang matang dari pohon kelapa sawit
dengan kematangan yang optimum untuk mendapatkan kualitas yang
baik.
 Kastrasi
Untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif
pada tanaman kelapa sawit
 Maintance Pruning
Untuk memudahkan pemanenan pada kelapa sawit
b. Penyimpangan Norma dan Prestasi karena apa ?

Tidak ada penyimpangan norma, dikarenakan pekerja sudah memahami


cara dalam melakukan kegiatan panen.
c. Kondisi yang dilakukan berbeda dengan teori,mengapa ?
Karena ketidaksesuaian lahan pada saat PKL
BAB V

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Dari praktek lapangan yang telah dikerjakan dapat disimpulkan bahwa:

a. Kriteria matang panen kelapa sawit berdasarkan jumlah atau fraksi


buah matang, tanaman dewasa di atas 6 tahun : 2 brondolan untuk 1
kilogram TBS, dan untuk tanaman muda umur 3-5 tahun: 1 brondolan
untuk 1 kilogram TBS. Cara panen untuk tanaman yang masih rendah
menggunakan alat dodos (masih sampai), sedangkan tanaman yang
sudah tinggi menggunakan egrek bertangkai panjang, Fraksi dan mutu
panen yang siap untuk dipanen adalah 2 dan3, yaitu TBS yang
membrondol 25-75% dari total buah di TBS.
b. Alat yang digunakan pada saat panen dan pruning yaitu dodos, egrek,
angkong, gancu, tojok dan goni. Areal panen seetiap divisi dibagi
menjadi 6 bagian ancak yang disesuaikan dengan konsep rotasi 6 hari
dalam 1 minggu (7hari). Penentuan luas ancak mempertimbangkan
kemampuan dan prestasi seorang pemanen per hari.
c. Perhitungan persentasi AKP dapat dilakukan dengan mengambil
sampel tanaman kelapa sawit sejumlah 10-15% dari area yang akan
dipanen keesokan harinya.
Kebutuhan tenaga kerja haruss mempertimbangkan luas areal dan hasil
sensus produkssi AKP agar pekerjaan panen dapat diselesaikan dengan
baik.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Sri Gunawan, Hartono. (2019).Manajemen panen dan pengangkutan.

Cetakan kedua. Institut pertanian stiper yogyakarta

Sri Gunawan, Hartono. (2019).pemeliharaan tanaman kelapa sawit.

Cetakan pertama. Institut pertanian stiper yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai