Anda di halaman 1dari 36

PANEN DAN PASCA PANEN

BY : ELIS KARTIKA
A. Pendahuluan
 Panen merupakan kegiatan akhir dari usaha agronomi di lapangan
 Panen pada tanaman kelapa sawit adalah kegiatan mulai dari
memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen,
mengumpulkan dan mengutif brondolan serta menyusun tandan di
tempat pengumpul hasil
 Atau panen : pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke
pabrik
A. Pendahuluan
- Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum
yaitu pada saat TBS mengandung minyak dan kernel tertinggi
- Memanen hanya buah yang matang dan mengutif brondolan
- Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak
bebas di dalam minyak sawit mentah
- Menjaga rotasi panen secara optimum
A. Pendahuluan
Urutan kegiatan panen

Pemotongan tandan buah matang


panen

Pengutifan brondolan

Pemotongan pelepah

Pengangkutan hasil ke TPH

Pengangkutan hasil ke pabrik


B. Persiapan Panen
 Meliputi : kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan,
dan pengetahuan panen serta sarana panen
 Persiapan tenaga : jumlah TK dan
pengetahuan/keterampilannya
 Kebutuhan TK tgt pada keadaan topografi, kerapatan panen,
dan umur tanaman
 Kebutuhan alat pengangkutan : disesuaikan dengan produksi
dan jarak ke pabrik
 Peralatan yang digunakan : dodos, kampak, egrek, dan galah
 Sarana panen : jalan panen, tangga panen, titi panen, dan TPH
C. Kriteria Matang Panen
Syarat suatu areal dapat
dipanen

- Tanaman sudah berumur 30 bulan di lapangan


- 60% pohon telah mempunyai buah yang siap panen
- Berat TBS ≥ 3 kg
- Penyebaran panen minimal 1 : 5
C. Kriteria Matang Panen

Ciri tandan matang di


lapangan

- Warna buah oranye kemerahan


- Sudah ada buah yang memberondol 1
atau 2 brondolan/kg berat tandan
dan/atau sedikitnya 1 brondolan di
piringan
Buah normal
Buah abnormal
C. Kriteria Matang Panen
Kriteria fraksi matang panen

Fraksi % jumlah brondolan Derajat kematangan

00 Tidak ada, buah masih hitam Sangat mentah


0 Memberondol 1 – 12.5 % Mentah
1 Memberondol 12.5 – 25 % Kurang matang
2 Memberondol 25 – 50 % Matang I
3 Memberondol 50 – 75 % Matang II
4 Memberondol 75 – 100 % Lewat matang I
5 Buah dalam ikut memberondol Lewat matang II
6 Semua buah memberondol Tandan kosong
C. Kriteria Matang Panen
Kriteria fraksi matang panen

 Tingkat kematangan yang baik adalah pada fraksi 2 dan 3


(berondolan 1 dan 2 per kg berat tandan.

 Komposisi yang dikategorikan baik :


- Jumlah brondolan di pabrik ada sebanyak 15% dari tandan
yang dipanen
- Fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan
- Fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan
- Fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan
C. Kriteria Matang Panen
Hubungan rendemen dan kadar asam lemak
bebas tandan kelapa sawit

Fraksi Rendemen minyak (%) Kadar ALB (%)

0 16.0 1.6
1 21.4 1.7
2 22.1 1.8
3 22.2 2.1
4 22.2 2.6
5 21.9 3.8
C. Kriteria Matang Panen
- Fraksi 0 : akan mengurangi rendemen minyak
- Fraksi 4 dan 5 : ALB tinggi
- Rendemen minyak 50 – 60 % terhadap daging
buah atau 41 – 42 % terhadap buah

 Mutu buah : ditentukan oleh fraksi matang


panen (lihat tabel di atas)

 Fraksi panen berpengaruh terhadap rendemen


minyak dan kadar asam lemak bebas (ALB)
D. Rotasi Panen
 Rotasi panen : selang waktu antara panen yang satu dengan
panen berikutnya pada satu ancak panen
 Rotasi panen tergantung pada kerapatan panen (produksi),
kapasitas pemanen dan keadaan pabrik
 Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan
dengan hari kerja pabrik yaitu :
- 6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin –
sabtu)
- 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin –
jumat)
D. Rotasi Panen
Kapveld :
 Adalah luas areal panen harian
 Disesuaikan dengan tenaga panen, efisiensi pengangkutan dan kapasitas
olah pabrik
 Contoh :
 Luas afdeling A = 800 ha (50 blok @ 16 ha) seluruhnya TM
 Hari kerja panen :
- senin – kamis @ 7 jam = 28 jam
- Jumat = 5 jam
- Jumlah = 33 jam/minggu
 Pembagian kapvled I – IV = 7/33 x 50 blok atau 11 blok (untuk senin –
kamis @ 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari Jumat panen
hari pendek hanya 6 blok
E. Sistem Ancak Panen
 Ancak panen : luasan yang menjadi tanggung jawab
pemanen
 Sistem acak panen bergantung pada keadaan topografi
 Sistem ancak panen dibagi 2 :
a. Ancak tetap
b. Ancak giring
E. Sistem Ancak Panen
a. Ancak tetap

- pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap.


- Setiap pemanen diberikan ancak panen yang sama dengan
luasan tertentu dan harus selesai pada hari tertentu
- Areal panen biasanya berbukit sampai berlereng curam atau
letaknya terpencil.
- Contoh : blok A = 16 ha, ada 50 baris dipanen oleh 5 orang.
Orang ke -1 memanen baris 1 – 10, orang ke-2 baris 11 – 20,
dst.
E. Sistem Ancak Panen
b. Ancak giring

- Setiap pemanen diberikan ancak per baris tanaman


dan digiring bersama-sama
- pada sistem ini pemanen secara bersama-sama
memanen di satu blok, setelah selesai pindah ke blok
lain.
- Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawang)
kemudian berpindah ke barisan yang belum dipanen,
dst sampai selesai satu blok dan pindah ke blok lain
E. Sistem Ancak Panen
b. Ancak giring

- Cara berpindahnya :

 Ancak giring orang tetap : pemanen pertama


mengambil gawang pertama pada perpidahan
berikutnya

 Ancak giring orang tidak tetap : gawangan pertama


pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh siapa
saja atau memanen yang terlebih dahulu selesai
E. Sistem Ancak Panen
 Kelebihan sistem ancak tetap : setiap pemanen
bertanggung jawab terhadap ancak panen dan mudah
dikontrol kualitasnya

 Kelemahan sistem ancak tetap : buah terlambat sampai di


TPH

 Kelebihan sistem ancak giring : pelaksanaan panen lebih


cepat dan buah cepat sampai di TPH

 Kelemahan sistem ancak giring : setiap pemanen selalu


mencari buah yang mudah dipanen dan pengontrolan
kualitasnya lebih sulit
F. Kerapatan Panen
 Adalah jumlah pohon yang dapat dipanen (jumlah
tandan matang panen) dari suatu luasan tertentu

 Angka kerapatan panen (AKP) dipakai untuk


meramalkan produksi, kebutuhan pemanen, kebutuhan
truk, pengolahan TBS pada esok harinya.

 Kegunaan penghitungan kerapatan panen : untuk


meramalkan produksi tanaman, menetapkan AKP dan
jumlah pemanen
F. Kerapatan Panen

 Perhitungan ramalan produksi (P) :

P = AKP x RBT x JP

- AKP = jumlah tandan


- RBT = rerata berat tandan
- JP = jumlah pohon
F. Kerapatan Panen

Sistem perhitungan kerapatan panen


terdiri dari 2 yaitu

a. Sistem terpusat : pohon contoh ditetapkan pada 2 baris


tanaman di tengah blok, barisan tanaman di pinggir jalan
atau batas blok tidak ikut

b. Sistem menyebar : pohon contoh ditetapkan secara


sistematis dengan selang baris dan pohon contoh
tergantung jumlah pohon yang akan diamati
G. Cara Panen
 Sebelum pemotongan tandan, pemanen terlebih dahulu
mengamati buah matang panen di pohon pada
ancaknya masing-masing

 Tandan buah dipotong tandas dengan menggunakan


dodos (umur 3 – 5 tahun) atau egrek (umur > 6
tahun)

 Tangkai bekas pemotongan berbentuk V, sehingga


tidak ada tangkai tandan terbawa ke pabrik
G. Cara Panen

 Jika jumlah pelepah kurang dari standar pelepah


tidak perlu dipotong cukup tandan (panen rogoh)

 Jika pelepah lebih dari standar, pelepah yang


menyangga buah tersebut dapat dipotong

 Pelepah yang ditunas agar dipotong menjadi 2 – 3


bagian dan disusun di gawangan mati
G. Cara Panen
 Buah diangkut ke TPH dan kemudian disusun rapi

 Tandan disusun menurut baris yakni 5 – 10 tandan per


baris, dengan tangkai menghadap ke atas arah jalan dan
tangkai tandan dipotong berbentuk huruf V

 Secara umum persentase ALB setelah dipotong adalah 0.2 –


0.7 % dan setelah jatuh ke tanah dapat meningkat menjadi
0.9 – 1.0 % setiap 24 jam

 Brondolan yang ada di piringan pohon dan ketiak pelepah


dikutip dan diangkut ke TPH dengan menggunakan karung
bekas pupuk
G. Cara Panen
 Brondolan ditumpuk di sebelah tumpukan tandan dan diberi
alas
 Tandan dan brondolan harus bebas dari pasir, sampah,
tangkai tandan dan kotoran lainnya
 Tandan kosong agar ditinggalkan di lapangan (gawangan
mati), jangan terangkut ke pabrik
 Buah segera diangkut paling lambat 12 jam dari saat panen
G. Cara Panen

1. Proses pe-
manenan
secara
jongkok
2. Proses pe-
manenan
secara egrek
3. Mengangkut
TBS ke
penampung-
an sementa-
ra di kebun
H. Pasca Panen

4. Mengangkat TBS ke pabrik


5. Penampungan TBS di pabrik sebelum diproses
lebih lanjut
Loding ram TPH

Truk inter culer Loding ram pabrik


H. Pasca Panen
Transportasi dan Kehilangan selama Transportasi

 Pengangkutan TBS bertujuan mengirimkan TBS dan brondolan


ke pabrik dalam keadaan baik melalui penanganan secara hati-
hati dan menjaga jadwal pengiriman TBS secara tepat, sehingga
minyak yang dihasilkan berkualitas baik dan pabrik kelapa sawit
bekerja secara optimal.
 Kegiatan transpor buah merupakan mata rantai dari tiga faktor
yaitu panen, pengangkutan dan pengolahan.
 Ketiga faktor tersebut merupakan faktor terpenting dan saling
mempengaruhi.
 Efisiensi pengangkutan TBS akan tercapai apabila unit angkutan
memuat TBS secara maksimal dengan waktu seefisien mungkin.
H. Pasca Panen
Kondisi TBS selama di Loading Ramp

 Pada stasiun penerimaan buah, TBS yang berasal dari


kebun pertama kali diterima dan ditimbang di jembatan
timbang.
 Setelah itu, buah dibawa ke tempat penampungan buah
(loading ramp).
 Saat buah akan dituangkan (didump), dilakukan
penyortiran buah.
 Sortasi buah yang dilakukan adalah sortasi untuk
mengamati mutu buah yang diterima di PKS dan
dilaksanakan di pelataran buah.
H. Pasca Panen
Kondisi TBS selama di Loading Ramp

 Penyortiran tersebut bertujuan untuk memilih buah (TBS)


yang layak/baik diolah di pabrik, sehingga dapat
menghasilkan produk yang memenuhi standar produksi dari
segi kualitas, kuantitas, dan kelangsungan alat produksi.
 TBS yang telah sampai di loading ramp sebaiknya segera
diolah. Lama penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari dua
hari.
 Penyimpanan yang lebih lama dapat menyebabkan
kerusakan minyak. Tandan yang pertama disimpan harus
pertama yang diolah (first in, first out).

Anda mungkin juga menyukai