MENGHASILKAN
&
TANAMAN MENGHASILKAN
Buku 6
Aplikasi Tanaman Penutup Tanah (LCP) Pada
Perkebunan Kelapa Sawit
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus
ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi
dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Penanaman tanaman penutup tanah (kacangan) sangat penting di
perkebunan kelapa sawit. Untuk memperoleh manfaat yang maksimal,
penanaman kacangan harus dapat seluruhnya menutup permukaan
tanah atau 100% LCP.
Seperti yang sudah Jejak Planter singgung pada perawatan TBM bahwa
kami lebih menyukai menyebut LCC (Legium Cover Crop) dengan LCP
(Legium Cover Plant). Tanaman penutup tanah (kacangan) merupakan
tanaman yang di budidayakan, tanaman penutup tanah yang sering di
gunakan untuk menutup tanah pada tanaman perkebunan,terutama
tanaman kelapa sawit.
Tanaman penutup tanah sangat bermanfaat bagi tanaman
perkebunan,sehingga sangat di butuhkan untuk tanaman perkebunan.
Tanaman penutup tanah berperan:
Kacangan CM berasal dari Amerika Selatan, daun agak kecil dan tidak
berbulu.
Tumbuhnya menjalar tetapi dapat juga tegak, batang agak kecil dan
lemah, polongan biji berbulu tebal
Kelebihan dari MC adalah :
Adalah satu jenis kacangan yang konon berasal dari India. Kacangan ini
dianggap memiliki kelebihan
1. Komposisi Kacangan CC PJ CP PP CM
1 Kg CC + 3 Kg PJ
3 Kg PJ + 8 Kg CP
12 Kg CP + 8 Kg PP
1 Kg CC + 8 Kg CP
CM : CP : CP = 2 : 1 : 2
CM : CP : CP = 2 : 3 : 2
Campuran PJ, CM dan CP sebaiknya ditanam pada tanah rata dan tidak
ditempat yang selalu tergenang. Sedangkan PP baik ditanam pada
daerah rendahan dan lembab. Komposisi campuran juga ditentukan
oleh sifat tanah. Pada tanah liat berat dimana perkembangan akar
lebih lambat, campuran lebih baik disesuaikan dengan memperbanyak
PJ atau CP dan penanamannya lebih rapat.
2. Perlakuan terhadap Biji CC PJ CP PP CM
Calopogonium sp : 8 menit
Centrosema sp : 8 menit
Pueraria sp : 15 menit
Flemingia sp : 10 menit
3. Cara Penanaman CC PJ CP PP CM
Lukai kulit benih dengan pemotong kuku pada bagian testa agar
cotyledon kelihatan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah absorbsi
air dan juga mempercepat perkecambahan
Isi polibag dengan media tanam yang terdiri dari campuran 2 bagian
tanah dan 1 bagian pasir. Ukuran polibag yang digunakan 14 x 21
cm atau baby polibag.
Tanam 1 benih per polibag dengan hilum pada bagian bawah
dengan kedalaman +/- 0,5 cm. Benih yang ditanam adalah benih
yang bagus dan sedang.
3. Pemupukan Benih
6. Pemupukan di lapangan
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari (bila tidak turun
hujan)
1. Pemupukan
2. Penyiangan
LUBANG TANAM
PERSIAPAN BIBIT
Bibit yang baik dan normal (sesuai standart) diangkut dengan truk. 1
truck ± 100 bbt/HK.
Tanaman yang mati, rusak berat, sakit dan abnormal perlu disisipi
dengan segera. Penyisipan adalah mengganti tanaman yang tidak
normal dalam perkembangannya dengan tanaman yang baru. Makin
cepat disisipi makin baik agar pertumbuhannya tidak ketinggalan dan
sebaiknya digunakan bibit yang telah khusus disiapkan untuk sisipan.
Makin lama dilakukan penyisipan maka biaya investasi akan meningkat
karena pemeliharaan akan lebih lama. Penyisipan hanya dilakukan
pada TBM 1 dan awal mula pada TBM 2 dan tidak dianjurkan untuk
TBM 3. Bibit abnormal akan baru terlihat setelah 6 – 12 bulan ditanam
dan harus diganti demikian pula dengan tanaman yang terserang
landak, babi dan gajah.
Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1-12 bulan
dengan perbandingan 1:8, dan waktu tanaman berumur lebih dari
12 bulan. Jalan rintis dibuat dengan perbandingan 1:2 dengan lebar
1,2 m
Wiping.
Weeding.
Sedangkan pada TBM II dan TBM III rotasi wiping 12 kali dalam
setahun.
Penyiangan kimia dapat dilakukan pada TBM III dengan rotasi 6 kali
setahun dengan jenis herbisida sesuai dengan tumbuhan yang akan
diberantas.
Titi panen dapat dibuat dari kayu atau beton. Penggantian titi panen
berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah dimulai pada TBM 3
dan telah selesai pada awal TM. Jumlah titi panen tergantung dari
jumlah parit dan saluran air.
7. Pemupukan
Kastrasi/ Ablasi
Tujuan penunasan :
b. Pruning Pertama
5 - 7 tahun 48 - 64 pelepah
8 - 14 tahun 40 - 48 pelepah
15 tahun ke atas 32 pelepah
Keterangan Umum
1. Tunas Pasir
Syarat :
Tunas pasir hanya dikerjakan 1 kali saja selama hidupnya kelapa sawit,
yaitu bila tanaman sudah berumur 2.5 tahun sejak ditanam
dilapangan, maka apabila cukup berkembang untuk produksi buah
atau TBS.
Cara :
2. Tunas Selektif
1. Suatu blok atau golongan tanaman dapat mulai ditunas selektif jika
sekurang-kurangnya 40% telah mempunyai tandan buah yang
hampir masak pada tinggi 90 cm (3 kaki) dari tanah diukur dari
permukaan tanah kepangkal tandan.
Cara.
Alat
Pusingan tunas perdana bagi sisa pokok yang 60% lagi dilaksanakan
4 bulan sekali, hingga semua pokok akhirnya akan tertunas.
Alat untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos yang dipakai
juga untuk potong buah pada tanaman produktif muda, lebar mata
tajam 14 cm.
Alat yang sama masih terus dipakai untuk tunas biasa hingga pokok
mencapai ketinggian kurang lebih 2,5 meter.
Alat ini diberi gagang kayu laut atau domuli sepanjang 1,5-2 meter,
cabang dipotong rapat kepangkal dari arah samping untuk
menghindari alat melukai pokok.
Rotasi.
Tunas selektif berlaku untuk tanaman umur 3-4 tahun, dengan tenaga :
50 pokok/HK.atau (6 HK /HA/ tahun).
a. Pusingan.
b. Cara.
Caranya
(Ton/ffb/ha/tahun)
3–4 7 56 1.0
5–8 6 48 – 52 1.0
9 – 12 5 40 – 44 1.3
> 12 4 32 - 36 1.3
c. Alat.
Hingga tinggi pokok 2,50 meter tetap memakai ”pisau dodos besar”
( lihat tunas selektif )
Bagi pokok yang tingginya diatas 2,50 meter (mulai umur 8 tahun
keatas) seluruh pekerjaan tunas tanpa kecuali harus dilaksanakan
dengan pisau egrek biasa (pisau Malaya) yang diikatkan pada ujung
galah (gagang dari bambu). Panjang gagang diatur menurut tinggi
pokok, bila perlu 2 galah disambung untuk pokok-pokok yang sangat
tinggi.
Pokok sakit atau kuning karena dificiency harus ditunas lebih hati-hati,
cukup membuang daun yang karing saja.
Untuk areal berbukit yang arah rintisnya memanjang dari puncak bukit
ke kaki bukit, susunan cabang harus searah (artinya pucuk bertindih
dengan pucuk, pangkal dengan pangkal), dimana pangkal pucuk harus
berada dibagian lereng yang tertinggi.
Pruning Sanitasi
Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak
terlepas dari adanya pemeliharaan tanaman yang baik dan benar pada
tanaman sudah menghasilkan (TSM) maupun tanaman sebelum
menghasilkan (TBM). Tanaman belum menghasilkjan adalah tanaman
yang dipelihara sejak bulan pertama penanaman sampai dipanen pada
umur 30 - 36 bulan. Pemeliharaan masa tanaman belum menghasilkan
merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari pekerjaan pembukaan
lahan dan persiapan untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas
prima
Penunasan merupakan kegiatan pembuangan daun – daun tua yang
tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Penunasan biasa juga
disebut dengan pemangkasan. Pemangkasan bertujuan untuk
memperbaiki udara di sekitar tanaman, mengurangi penghalangan
pembesaran buah dan kehilangan brondolan,dan memudahkan pada
saat kegiatan pemanenan dilakukan. Suyatno (1994) menyatakan
bahwa tanaman kelapa sawit yang berumur 3 – 8 tahun memiliki
jumlah pelepah optimal sekitar 48 – 56 pelepah, sedangkan yang
berumur lebihdari 8 tahun jumlah pelepah optimalnya sekitar 40 – 48
pelepah. Tanaman belum menghasilkan juga dilakukan kegiatan
penunasan (pruning). Kegiatan penunasan pada TBM disebut juga
dengan penunasan pasir, yaitu memotong pelepah-pelepah kosong
pada tanaman kelapa sawit. Sanitasi ini bertujuan untuk
mempermudah pemeliharaan dan mengefektifkan pemanfaatan unsur
hara.
Kastrasi sebaiknya dilakukan jika lebih dari 50% pohon kelapa sawit
telah mengeluarkan bunga jantan dan bunga betina. Yakni ketika
tanaman kelapa sawit mulai memasuki usia antara 14 hingga 20 bulan
sejak mulai di tanam.
Kastrasi dilaksanakan setiap 2 (dua) bulan sekali hingga tanaman sawit
mencapai umur 23 bulan, sebab jika terlambat maka ada bunga betina
yang akan menjadi buah sehingga pupuk yang diberikan akan
digunakan oleh tanaman pada buah, padahal buah yang dihasilkan
masih belum produktif dan belum layak untuk dijual.
Alat yang digunakan untuk proses kastrasi adalah chisel atau Irhotools,
yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait
kecil. Bunga yang sudah dipotong dengan dodos ini kemudian ditarik
dengan kait kecilnya. Pemakaian tenaga kerja selama proses kastrasi
ini adalah 7 HK/ha. Setiap bulan seorang pekerja mampu
menyelesaikan 50 ha. Dalam melakukan kastrasi harus dijaga agar
pelepah daun jangan sampai terluka atau terpotong. Tandan bunga
yang dipotong kemudian dikumpulkan ke dalam goni, kemudian
dipendam dalam tanah.
Pelaksanaannya
Tunas Pasir