Anda di halaman 1dari 80

UNIVERSITAS RIAU

LOGO

PRAKTEK AGB-3
PEMBIBITAN
OLEH:
MUHAMMAD SYAHRUL HIDAYAT

NIM. 1506120916

PEMBIMBING:

Nama Penulis
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
II. PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

1. Varietas dan sumber bibit


.
atau
potensi genetik
2. Peroses pembibitan (Kultur
teknis)
3. Seleksi Bibit

4. Umur bibit pada waktu


ditanam di lapangan

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


A. Menghitung Kebutuhan Kecambah
Kebutuhan kecambah
per Ha Kebutuhan kecambah
a. Kebutuhan bibit siap menyesuaikan dengan
salur = 132 St./Ha Kebutuhan kecambah pola tanam yang
b. Kebutuhan bibit untuk luasan areal dilaksanakan.
untuk sisipan = 5 % Kebutuhan kecambah tanam = Luas areal
c. Seleksi bibit di Main per Ha areal tanam = tanam (Ha) x 175 butir
Nursery = 15 % 132 x 132,5/100 = kecambah.
d. Seleksi bibit di Pre 175 butir kecambah
Tentukan luas rencana Nursery = 10 %
areal yang akan e. Seleksi Kecambah =
ditanami. 2,5 %
. 5
4
3
2
1
Jarak Tanam Kerapatan Tanam Jumlah Kecambah Jumlah Kecambah
(Meter) (Pokok/ Hektar) (32,5 %) (25%)
9,09 x 7,69 143 189 179
9,09 x 8,33 132 175 165
10,00 x 8,33 120 159 150
B. Administrasi dan Pemesanan Kecambah

Step Step Step Step


Tentukan kebutuhan Mengajukan surat Setelah mendapat Menyusun jadwal
jumlah kecambah, pemesanan konfirmasi (step 2) pengambilan
luas, dan lokasi kecambah sesuai selanjutnya kecambah kepada
rencana areal yang jumlah yang mengajukan Surat produsen
akan ditanami. diperlukan kepada Persetujuan kecambah.
produsen Penyaluran Benih
kecambah, Kelapa Sawit
prosedur (SP2B-KS) yang
pembelian dan diterbitkan oleh
harga.. Dinas Perkebunan
Provinsi Riau..
C. Tahapan Pembibitan

Pre Nursery Main Nursery Umur siap tanam


Selama 3 bulan pertama dengan Bibit dipindahkan ke polybag  Paling muda: 8 bulan
polybag kecil besar, dipelihara selama 9-12  Ideal : 12 bulan
bulan sampai siap untuk dapat  Paling tua : 24 bulan,
ditanam untuk daerah yang rawan hama (gajah,
babi, beruang, tikus, dan landak)

Place Your Picture


Here
D. Pemilihan Lokasi

Areal
. rata, ditepi jalan dan Dekat dari kantor/ Lokasi harus Areal pembibitan telah
terhindar dari kemungkinan emplasmen untuk terbuka dan dipersiapkan ± 15 bulan
genangan/banjir serta dekat memudahkan terhindar dari sebelum penanaman di
dengan sumber air. pengawasan dan gangguan. lapangan untuk
dekat ke lokasi mempersiapkan bedengan,
penanaman naungan, pagar pembbitan ,
sistem penyiraman dan lain
E. Instalasi Penyiraman
1. Secara Manual.

Air dihisap dari sungai dengan


menggunakan pompa air dan dialirkan ke
pembibitan dengan menggunakan pipa dan
selang.
⮚ Pipa primer 6 inch ditempatkan di tengah-
tengah lapangan
⮚ Cabang I (pertama) dengan pipa 2 inch
⮚ Cabang II (kedua) dengan pipa 1 inch
yang di sambungdengan selang pelastik
25 m yang ujung nya diberi gembor
⮚ Penyiraman dilakukan dengan tenaga
manusia
2. Sprinkler
⮚Penggunaan Pipa:
▪ Pipa induk 6 inch dari rumah pompa
▪ Pipa utama 4 inch dilengkapi dengan kran ke pipa
distribusi 2 inch.

Tiap sambungan dilengkapi stand pipes 0,75 inch, yang


dipasang berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle
yang dapat memancarkan air dan berputar karena aliran
air

▪ Pada tiap pipa distribusi terdapat 8-10


sprinkler yang berjarak 9-18 m
▪ Untuk 8 ha pembibitan diperlukan 30
sprinkler, 2 line pipa distribusi
⮚ Kebutuhan air ± 75 m³/hari, efisiensi 30-40%
⮚ Pompa berdaya pancar 45 psi (3,6 kg/cm²)
⮚ Kekuatan pompa 18-20 HP untuk 8 ha
pembibitan
F. Pembibitan Awal (PN)
1. Persiapan Areal

 Persiapan areal secara


khusus pada pertemuan
ke 3
 Areal yang sudah
dibuka (land clearing)
dibersihkan dari
tunggul, kayu-kayuan,
dan diratakan. Luas
lokasi pembibitan PN
adalah 1 Ha untuk
600.000 butir
kecambah.
2. Membuat Bedengan

Bedengan dibuat untuk Dinding bedengan dibuat Antara bedengan satu


menyusun/meletakkan baby menggunakan papan kayu dengan yang lain diberi
polybag dengan ukuran yang bertujuan agar bibit jarak 0,75 meter yang
panjang 10 meter, lebar 1,2 tidak bergeser/rebah. berfungsi sebagai akses
meter, tinggi 0,25 meter. jalan bagi pekerja.

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Membuat Naungan PN:
a. Naungan dibuat dengan tinggi 1,5-2 meter
dari permukaan tanah menggunakan kayu
sebagai rangkanya dan daun kelapa
sawit/lalang/plastik net sebagai atapnya.
b. Naungan dibuat menghadap kearah
Timur. Sebelah Timur tinggi 2 meter dan
sebelah Barat tinggi 1,5 meter.
c. Sekitar 10 minggu setelah tanam (dua
daun) naungan berangsur- angsur
dikurangi sehingga dalam waktu 2
minggu kemudian naungan 100%
dihilangkan
d. Jangan memakai naungan yang terlalu
gelap
e. Baby polybag yang telah berisi tanah
disusun di dalam bedengan.
Mengumpulkan Tanah

Mengumpulkan top soil yang bebas penyakit


dari luar areal bibitan dan selanjutnya
mengangkutnya ke areal bibitan.

Tanah top soil + solid selanjutnya


digemburkan dan diayak menggunakan
ukuran lubang ayakan 0,5 x 0,5 cm.
Komposisi media tanam yakni ¼ bagian
solid, ¾ tanah dan pupuk rp sebanyak 375 g
dalam 100 kg tanah.

Tanah yang sudah lolos ayakan Top soil + rp + solid dimasukkan kedalam
dimasukkan kedalam kotak dengan ukuran polybag. Untuk pembibitan Pre Nursery
(PN) menggunakan baby polybag berukuran
1,5 m x 1,5 m dengan tnggi 0,6 m.. Dimana 22 cm x 14 cm x 0,1 mm.
campuran tanah dengan solid pada kotak
yang terisi penuh memiliki bobot 1,35 ton
dan rp yg digunakan 5 kg
Contoh kasus
Dik : Benih = 10.000 kecambah
 Volume babybag = 1000 gram
 Perbandingan tanah : solid (3:1)
 1,2 ton media tanam berisi 4,5 kg pupuk rockphosphat
Dit : Jumlah tanah, solid dan pupuk rockphosphat yang digunakan untuk 10.000
kecambah.
Jawab : Media tanah yang dibutuhkan = Jumlah benih x Volume babybag
= 10.000 x 1 kg
= 10 ton
Komposisi tanah = ¾ x 10 ton = 7,5 ton
Solid = ¼ x 10 ton = 2,5 ton
Pupuk rp = 1,35 ton/10 ton x 5 kg = 67,5 kg
Menyusun di Bedengan
Polibag disusun secara tegak dan
rapat di bedengan. Tiap 1 m² dapat
memuat 70 polibag atau 840
polibag/bedengan
Pengangkutan Kecambah

Pengangkutan kecambah dari sumber pemasok kecambah ke


01 pekanbaru dilaksanakan dengan kargo udara, baik komersil
atau melalui pihak ketiga
.

02 Setap pengirman kecambah dari sumber pemasok kecambah


sampai ke kebun dikawal oleh seorang Asisten Urusan

Pengurusan administrasi dari tempat pengambilan kecambah


03 sampai tiba di Pekanbaru menjadi tanggung jawab pelaksana
pengangkutan

Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang


04 teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya
dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
Seleksi Kecambah

Seleksi kecambah dilakukan sejak dibuka dari kemasan


hingga akan di tanam

Kecambah normal radicula dan plumula terlihat jelas,


panjangnya 5/3 cm. Radicula berujung tumpul seperti
bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya
tajam seperti tombak

Kecambah yang tidak normal disingkirkan/ tidak


ditanam, dengan kriteria sbb:

Radicula/Plumula (patah, tidak tumbuh, membengkok,


tumbuh satu arah, busuk akibat cendawan, layu karena
terlalu kering.

Kecambah afkir dikumpulkan menjadi satu dan dibuat


berita acara afkir oleh Asisten Afdeling dan disetujui
oleh Manajer Kebun.
Kecambah normal doubletone tripletone

kecambah busuk akibat


quadratone kegiatan seleksi
cendawan
Brown germ Broken Chill Damage

Rotting Overgrown
Penanaman PN

1. 3. 5.
Sebelum ditanam Penanaman dilakukan Setelah ditanam
kecambah dengan cara membuat ditutup kembali
didesinfeksi dengan lobang sedalam 2-2,5 menggunakan tanag
larutan Dithane M cm menggunakan jari ± 1 cm
45 konsentrasi 0,1- atau kayu
0,2%

Contents Contents Contents

Contents Contents Contents

2. 4. 6.
Kecambah Posisi penanaman Setiap persilangan
kemudian ditanam nya radicula ditanam dalam satu
ke dalam beby menghadap ke kelompok dan
polybag pada hari bawah antara persilangan
itu juga dibuat label
Penyiraman

Penyiraman bibit dilakukan setiap hari

01 pada waktu pagi dan sore.

:
Dilakukan dengan menggunakan selang
yang di bagian ujungnya diberi kepala
gembor/springkle/kiriko. 02
Penyiraman pertama dilakukan setelah

03 kecambah ditanam sekaligus untuk


memeriksa jika terdapat penanaman yang
kurang dalam atau sempurna.
Jika terjadi genangan air dalam kantong
plastik, air dibuang dengan cara membuat
lobang dengan kayu berukuran 0,5 cm dan
perlu dijaga agar sewaktu menusukkan kayu
04
tidak mengenai kecambah.

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Lanjutan..
Penyiraman selanjutnya dilakukan dua

05 kali sehari pada pagi dan sore kecuali


terjadi hujan lebih dari 8 mm pada siang
hari atau malamnya.
Jika penyiraman dilakukan dengan gembor,
lobang gembor harus diusahakan sehalus
mungkin dan penyiraman dilakukan
sedekat mungkin dengan permukaan tanah
06
agar struktur tanah tidak rusak.

Kebutuhan air adalah 0,2-0,3 liter per


07 babybag per hari

Penyiraman adalah salah satu perlakuan


pemeliharaan yang terpenting dan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
terutama dalam fase PN:
08
COMPUTER REPAIR & SUPPORT
Pemupukan PN

01 02 03 04

Minggu genap Larutkan pupuk Pemupukan Jangan memberikan


(minggu ke dalam gembor: 10 g dilakukan pagi hari pupuk dalam bentuk
4,6,8,10,12) dengan urea atau 10 g setelah selesai granular pada
pupuk majemuk (exp pupuk majemuk penyiraman. babybag
Rustika 15,15,6,4). dalam 5 liter air
Konsentrasi 0,2% (2 untuk 500 bibit.
gr/l air). Minggu
ganjil (minggu ke
5,7,9,11) dengan urea
0,2%
Contoh Kasus
Dik :
 Dosis pupuk/babybag = 0,1 gram,
 Jumlah babybag = 10.000,
 Kebutuhan pupuk per satu babybag = 50 cc,
 konsentrasi yang digunakan = 0,2%
Dit : Berapa volume akhir dan berapa banyak pupuk yang
digunakan ?
Jwb :
Banyak pupuk = Dosis per babybag x Jumlah babybag
= 0,1 gram x 10.000
= 1000 gram
= 1 kg
Volume akhir = keperluan/babybag x jumlah babybag
= 50 cc x 10.000 kecambah
= 500.000 cc
= 500 Liter
Volume untuk melarutkan = Konsentrasi pupuk x Jumlah pupuk
= 20/100 x 1000 gram
= 200 Liter
Jadi, 100 gram pupuk dilarutkan menggunakan 200 liter air lalu dicukupkan volumenya
menjadi 500 liter dengan cara menambahkan 300 liter air kembali.
Penyiangan di PN

Gulma yang tumbuh di


dalam babybag maupun
diantara babybag dicabut
secara manual setiap 2
minggu sekali (W0).

Pengendalian gulma di
pembibitan awal harus
secara manual (tidak
dibenarkan dilaksanakan
secara kimia).
Konsolidasi
Bibit PN
Konsolidsi dilakukan 1
kali/minggu meliputi:
 Menambah tanah yang
kurang
 Menegakkan babybag
yang miring
 Menukar bibit yang
mati dengan bibit pada
bedengan terakhir yang
biasanya tidak penuh.
Pengendalian Hama
dan Penyakit di PN
 Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan tiap hari. Diusahakan
pengendalian dengan cara manual.
Apabila gangguan hama dan penyakit
sudah pada tingkat yang lebih berat maka
dapat dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida, fungisida
dengan rotasi 1 kali/minggu.
 Stok insektisida dan fungisida yang
jenisnya sesuai dengan rekomendasi
harus tersedia di gudang kebun.
 Pemberantasan hama dan penyakit di pre
nursery tidak dibenarkan memakai
pestisida yang mempunyai ikatan unsur
tembaga, air raksa atau timah exp
dipterak, bidrin, dll
Kumbang Malam
(Apogonia sp dan
Adoretus sp)
Kumbang malam aktif dan mencari
makan pada malam hari. Pada waktu siang,
kumbang ini beristirahat di dalam lapisan
tanah sedalam sekitar 2 cm bersembunyi di
antara gulma yang ada disekitar pembibitan.
akibat serangan kumbang malam, daun
menjadi berlubang-lubang karena lapisan
epidermis anak daun terkikis atau dimakan
seluruhnya
Kutu Daun
(aphid, mealy bug, dan tungau)
Aphid berwarna hijau kemerah-merahan dan
tungki di sekitar badannya berwarna putih berlilin.
Umumnya aphid djumpai pada helaian daun atau
pucuk yang belum terbuka.
Badan mealy bug ditutupi oleh lapisan lilin
putih. Jenis kutu ini terdapat pada helaian daun dan
pucuk. Selain itu mealy bug juga terdapat di leher
akar di dalam tanah, biasanya di ujung akar yang
masih muda yang berbatasan dengan dinding
babybag. Kedua jenis kutu ini bersimbiosis dengan
semut.
Tungau atau red spider mite biasanya berada
di bawah permukaan anak daun yang sudah tua.
Kutu ini berkembang bik dengan cepat terutama
pada musim kemarau. Tungau menghisap cairan
pada bagian tanaman yg masih muda. Dan
menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi lemah
dan kerdil sehingga rentan terhadap infeksi
patogen, seperti curvularia dll. Biasanya bibit akan
mati
Ulat api (Setora nitens

Ulat api memakan helaian anak


daun sehingga daun menjadi
berlubang atau habis sama sekali
(tinggal tulang daun).
Ulat kantong (Metisa
plana)
Memakan lapisan epidermis
anak daun sehngga daun menjadi
kering kemudian berlubang
Place Your Picture Here

Belalang (Valanga
nigricornis)
Belalang memakan bagian tepi
daun dan dapat mematahkan bibit.
Serangan belalang sering dijumpai
tapi sangat berbahaya bila muncul
dalam gerombolan besar (epidemi)
Jangkrik (Gryllus sp.)

Jangkrik dapat
mematikan bibit karena
memakan pangkal daun,
pucuk, dasar titik tumbuhnya
Siput

Siput menghisap jaringan-


jaringan lunak dari daun dan
meninggalkan bekas berupa serat-
serat.
Tikus

Tikus yng berada di semak


belukar di sekeliling pembibitan
dapat menyerang titik tumbuh
sehngga bibit menjadi kerdil dan
mati
Penyakit Bercak Daun
Disebabkan oleh jamur-jamur patogenik dari
genra Culvularia, Cochiobolus, drechslera,
dan Pestalotiopsis. Jamur-jamur tersebut
menyebar dengan spora melalui hembusan
angin atau percikan air yang mengenai
bercak..
1. Gejala awal
 Tampak berupa bintik kening pada daun
tombak atau yang telah membuka,
 Bercak membesar dan menjadi agak
lonjong dengan panjang 7-8 mm
berwarna coklat terang dengan tepi
kuning atau tidak,
 Bagian tengah bercak kadang kala
tampak berminyak.
 Pada gejala lanjut bercak menjadi
nekrosis, beberapa bercak menyatu
membentuk bercak besar tak beraturan,
 Pada beberapa kasus bagian tengah
bercak mengering, rapuh, berwarna
kelabu atau coklat muda.
2. Faktor pendorong
Populasi bibit per satuan luas terlalu
tinggi atau terlalu rapat (< 90 cm), atau
keadaan pembibitan yang terlalu lembab.
Kelebihan air siraman dan cara penyiraman
yang tidak tepat. Kebersihan areal
pembibitan yang kurang terpelihara. Bayak
gulma yang merupakan inang alternatif bagi
patogen, terutapa dari keluarga Gramineae di
dalam atau di sekitar areal pembibitan.
Aktivits pekerja di pembibitan.
3. Pengendalian
 Menjarangkan letak bibit menjadi 90 cm
x 90 cm x 90 cm
 Mengurangi volume air siraman
sementara waktu.
 Penyiraman secara manual menggunakan
gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya
diarahkan ke permukaan tanah dalam
polibag, bukan ke dun,
 Mengisolasi dan memangkas daun-daun
sakit dari bibit yang bergejala ringan-
sedang , daun pangkasan harus dibakar.
 Selanjutnya disemprot dengan fungisida
exp dithane M-45 dengn konsentrasi 0,2-
0,25% rotasi 1 x/minggu
 Musnanahkan bibit yang terserang berat
Penyakit Busuk Daun
(Antraknosa)
Penyakit antraknosa merupakan sekumpulan
nama infeksi pada daun bibit-bibt muda,
yang disebabkan oleh 3 genera jamur
patogenik, yaitu Botryodiplodia sp,
Melanconium elaeidis atau aservuli,
menyebar dengan bantuan angin atau
percikan air siraman atau hujan
1. Gejala Awal

Terutama menyerang bibit pada umur 2


bulan. Kadang-kadang dijumpai bersamaan
dengan gejala transplanting shock (cekaman
pindah tanam). Gejala biasanya dijumpai
pada bagian tengah atau ujung daun, berupa
bintik terang yang selanjutnya melebar dan
menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan
selanjutnya nekrosis, bercak meluas dengan
batas antara bercak dengan jaringan sehat
berwarna kuning. Bercak kadangkala
memanjang sejajar tulang daun.
2. Faktor pendorong

Jarak antara bibit yang terlalu rapat (< 90


cm). Keadaan pembibitan yang terlalu
lembab. Kelebihan air siraman, dan naungan
di pembibitan awal. Pemindahan bibit dari
pembibitan awal ke pembibitan utama, dan
penggemburan tanah yang kurang hati-hati.
3. Pengendalian
 Mengurangi penyiraman dan naungan di
pembibitan awal, sehingga mengurangi
kelembaban,
 Pemindahan bibit dan penggemburan
tanah harus dilakukan dengan hati-hati,
 Menjarangkan letak bibit menjadi 90 cm
x 90 cm x 90 cm.
 Mengisolasi dan memangkas daun-daun
sakit dengan gejala ringan-sedang, daun
pangkasan harus dibakar,
 Selanjutnya disemprot dengan fungisida
exp Mancozeb dengan thibenzol dengan
konsentrasi 0,2-0,25% dengan rotasi
1x/minggu,
 Memusnahkan bibit yang terserang berat
Place Your Picture Here

Seleksi di PN
a. Norma jumlah bibit yang diseleksi selama di PN sebesar
7,5% dan realisasi tergantung dengan kondisi bibit.
b. Bibit hasil seleksi yang tidak normal dimusnahkan dan
dibuat berita acara pemusnahan bibit yang ditandatangani
oleh asisten pembibitan, askep, dan manajer serta
diketahui oleh bagian tanaman.
c. Bibit yang tidak normal adalah:
 Bibit dengan akar melingkar akibat penanaman kecambah
terbalik.
 Daun menggulung atau yang kelihatan seperti jarum.
 Daun sangat sempit yang kelihatan seperti rumput
 Daun keriting atau kelihatan mengerut akibat helaian daun
gagal mengembang.
 Bibit yang kurus, mengecil, dan menguning.
 Diserang hama dan penyakit dan tidak mungkin lagi untuk
tumbuh dengan baik.
d. Persyaratan bibit yang dapat dipindah dari PN ke MN
adalah:
 Bibit telah berumur 3 bulan (3-4 daun)
 Bibit bertitik tumbuh kembar yang telah dipisahkan 2
minggu sebelum pemindahan ke MN
 Bibit normal (sudah di seleksi)
Grass
Bibit grass yaitu bibit yang
mempunyai daun yang sempit dari pangkal
sampai ujung, tegak seperti daun rumput.
Hal ini disebabkan oleh faktor genetik.
Chimera
Bibit chimera yaitu bibit yang daunnya
sebagian atau semuanya bewarna kunng
seperti tanpa klorofil. Bisa berupa strip
kecil atau menyerupai pita.
Disebabkan oleh faktor genetik karena
tidak adanya klorofil pada jaringan daun.
Role leaf
Bibit rolled leaf yaitu bibit dengan
daun menggulung dengan poros
memanjang secara vertical, bentuk seperti
paku. Umumnya disebabkan faktor genetik,
tetapi dapat juga disebabkan oleh keringan
dan serangan serangga penghisap daun.
Crinkle leaf
Bibit crinkle leaf yaitu bibit yang
mempunyai daun sebagian atau seluruhnya
mengkerut. Pada gejala ringan umumnya
bibit akan membentuk daun baru yang
normal.
Faktor penyebabnya adalah genetk dan
dapat juga kekurangan boron
Collante
Bibit collante yaitu bibit yang daunnya
menyempit di bagian tengah saja, atau
bahkan tidak terbuka
Faktor penyebabnya yaitu shock bibit
(kekeringan), serangan serangga, bahan
kimia atau kekurangan boron
Twisted shoot
Bibit twisted shoot yaitu bibit dengan
pertumbuhan daun seperti terpelintir dan
batang yang melengkung diatas permukaan
tanah sebagai akibat kesalahan sewaktu
menanam kecambah (plumula ke bawah
dan radicula ke atas). Sering terjadi pada
kecambah yang punya 2-3 embryo.
Leaf spot
Bibit terkena penyakit leafspot
adalah bibit yang terserang jamur,
ditandai dengan adanya bintik
merah pada daun. Fator ini
disebabkan oleh kultur teknis yang
tidak tepat
Normal dan kerdil
Bibit kerdil adalah bibit yang
pertumbuhan terhambat, sehingga ukuranya
lebih kecil dari bibit normal. Selain faktor
genetik dapat juga diakibatkan kesalahan
kultur teknis, seperti penggunaan tanah
yang tidak memenuhi syarat, aplikasi
herbisida yang salah dan kekurangan
nurtisi.
Pembibitan Awal (MN)
1. Persiapan Areal

Bila penyiraman dengan


sprinkler dibuat dulu
gambar/desain penempatan
pipa-pipanya. 04 05 Bila diperlukan buat pagar
keliling 150 m dengan kawat.
Jarak antara tiang 3 m, tinggi
Ukuran parit dasar 30 cm, lebar 1,5 m.
atas 70 cm, dalam 40 cm 03

02 Areal yang telah dibuka dibersihkan,


Dibuat parit drainase mengikuti pipa pada areal yang tidak rata, diratakan
secara manual atau mekanis.
sekunder dari jaringan pipa penyiraman. 01 Penggunaan areal 1 ha untuk 14.000
bibit
www.free-powerpoint-templates-design.com
Memancang di MN
Your Picture Here

Your Picture Here

a. Pemancangan dilaksanakan
menggunakan kawat yang telah
diberi simpul/tanda titik pancang. Your Picture Here

b. Umur bibit :
 8-10 bulan jarak pancang 70 x 70 x Your Picture Here
70 cm (23.000 bibit/ha)
 ≥ 10 bulan jarak pancang 90 x 90 x
90 cm (14.000 bibit/ha)
 Arah barisan Utara-Selaan
 Antara plot dibuat batas dengan
lebar 1,20 m
.
Mengumpulkan Tanah

Mengumpulkan top soil Tanah top soil Sampah dan batuan yang
(tanah warna coklat selanjutnya digemburkan tidak lolos dari pengayakan
kehitaman) dari luar dan diayak dibuang sehingga tidak
bercampur dengan tanah
areal bibitan dan menggunakan ukuran top soil.
selanjutnya lubang ayakan 1 cm x 1
mengangkutnya ke areal cm.
bibitan.

Add Text
Easy to change
colors, photos
and Text.
01 Mengisi Pilibag
 Tanah yang telah diayak dimasukkan kedalam
polybag. Untuk pembibitan Main-Nursery (MN)
menggunakan large polybag berukuran 55 cm x
40 cm x 0,1 mm.
 Tanah diisikan sampai setengah bagian,
dipadatkan, diisi lagi sampai 3-5 cm dibawah
permukaan polibag

02 Menyusun polybag
 Polybag yang telah berisi tanah diangkut dan
diletakkan serta disusun satu per satu, sehingga
berdiri tegak, lurus sesuai mata lima pada titk
pancang yang telah ditentukan.
 Seragamkan cara meletakkannya (exp: di selatan
pancang).
Menanam bibit PN
ke MN
1. Bibit dari PN yang telah diseleksi, diangkut dan diecer
secara hati-hati dan diletakkan di samping large polybag.
2. Satu hari sebelum pindah tanam, lakukan penyiraman
tanah dalam large polybag.
3. Buat lobang tempat penanaman menggunakan bor
berukuran baby polybag tepat di tengah large polybag.
4. Sisa tanah bekas lobang bor dikumpulkan di tempat yang
telah ditentukan.
5. Laksanakan pemindahan bibit PN dengan cara membuka
baby polybag. Baby polybag dibuka dengan cara
memotong secara vertikal, kemudian polybag dilepaskan.
6. Tanam bibit PN beserta tanahnya kedalam lobang tanam
di large polybag dengan kedalaman – 2 cm dari
permukaan tanah large polybag.
7. Setelah bibit dimasukkan kedalam lobang large polybag,
laksanakan pemadatan dengan tangan.
8. Kumpulkan baby polybag bekas, sehingga tidak
berserakan di areal bibitan.
9. Pengisian tanah yang kurang ke dalam large polybag,
maka lakukan penambahan tanah secukupnya.
.
Penyiraman
Beberapa upaya yang dapat dlakukan
Dilakukan dua kali sehari
untuk menghindari kerugian akibat
pad waktu pagi dan sore
penyiiraman yang kurang tepat :
hari, kecuali pada malam
harinya turun hujan besar
Bila air tergenang selama 1 jam
dari 8 mm.
setelah penyiraman, air dalam
Jika penyiraman menggunakan
polybag dikurangi dengan cara
selang perlu dijaga agar air tdak
mencucuk polybag dengan
langsung ke permukaan tanah.
kawat/kayu berdiameter 0,5 cm dan
Dan selang tidak merusak bibit
dijaga agar tidak melukai akar
Lama penyraman atau
volume air yang diberikan Melakukan penambahan tanah
agar disesuaikan dengan jika bonggol/leher batang telah
kebutuhan bibit muncul ke permukaan tanah

Kebutuhan air adalah: Menambah atau memberikan serasah


1-3 bl = 1,0 ltr (mulch) dari cangkang kelapa sawit agar
3-6 bl = 1,5 ltr sewaktu menyiram air tidak langsung
> 6 bl = 2 ltr merusak tanah
Penyiangan
Pengendalian gulma di dalam
polibag dilakukan secara manual,
sedangkan di luar polybag dapat
dilakukan secara manual atau
Contents chemist.

Pengendalian secara chemist Contents Contents


dilakukan dengan sangat berhati-
Pengendalian secara manual
hati. Jarak semprot diatur, agar
dilakukan dengan cara mencabut
bibit tidak terkontaminasi oleh
semua gulma dengan rotasi 2
bahan kimia. Dianjurkan sebelah
minggu sekali (wo)
atas nozzle dipasang alat penutup
rumput/gulma dikumpulkan di
yang dapat menjaga semburan
satu tempat di luar arel
semprot agar tidak mengenai bibit
pembibitan
Parit drainase
 Mengalirkan air yang tergenang
 Mendalamkan parit pada ukuran
Konsolidasi semula
3.
Dilakukan 1x/bulan, meliputi
 Menegakkan polibag yang
miring.
 Mengganti/membalut polibag 2. Mulsa
yang pecah
 Menambah tanah di polibag Pada daerah yang iklimnya terlalu
(hanya sampai umur 6 bulan) kering polibag diberi mulsa dari
jerami, lalang, atau cangkang sawit
1. sebanyak 0,5 kg/polibag
Pemupukan
Pengendalian Hama dan Penyakit

01 02
Pengamatan dilakukan secara Bila dari hasil pengamatan
rutin 1 x / minggu untuk menunjukkan adanya
mengetahui ada tidaknya peningkatan gejala serangan
serangan hama/penyakit. maka dapat dikendalikan
Cara pengendaliaanya adalah: dengan penyemprotan
Serangan awal / ringan pestisida. Penyemprotan
dikendalikan secara manual. dilakukan setelak penyiraman
Hama dikutip / diambil pagi. Tambahkan bahan
kemudian dimusnahkan . perekat agar efektif.
3. Khususnya bibit yang terkena penyakit yang mudah menular harus dipisahkan dari bibit yang sehat
4. Gejala serangan hama/penyakit di pembibitan dan pengendaliannya.
gambar
Your Picture Here

Memutar Polibag
 ± 1 minggu sebelum
ditanam di lapangan bibit
perlu diputar untuk
memutuskan akar yang telah
masuk ke tanah.
 Menjelang persiapan tanam
bibit dikumpulkan rapat,
setiap kelompok terdiri dari
100-200 bibit.
Seleksi
 Jadwal : 1 x per 3 bulan pada umur bibit berumur 3,6,9, dan 12 bulan (saat akan ditanam di
lapangan)
 Pedoman seleksi berdasarkan ukuran pertumbuhan, dan kesehatannya.

Pelaksanaan Seleksi:
 Bibit sakit/tidak normal di beri tanda cat merah pada pangkal batangnya. Seleksi dilaksanakan
oleh pekerja dan dipimpin oleh mandor pembibitan. Hasil seleksi dilaporkan kepada asisten,
 Tindak lanjut : disingkirkan atau dimusnahkan
 Angka seleksi yng norml : 4 x seleksi = 15%
 Pedoman ukuran pertumbuhan bibit yang normal adalah :
Umur (bulan) Jumlah Daun Tinggi (cm) Diameter Batang (cm)
1 4,0 20 1,3
2 4,5 25 1,5
3 5,5 32 1,7
4 8,5 40 1,8
5 10,5 52 2,5
6 11,0 59 2,7
7 11,5 64 3,0
8 12,0 73 3,6
9 14,0 88 4,5
10 16,0 110 5,5
11 17,0 120 5,8
12 18,0 130 6,0
Pedoman seleksi kelainan fisik bibit :
1. Tumbuh terputar
2. Daun bergulung
3. Daun seperti lalang
4. Anak daun tidak membuka
5. Tumbuh memanjang
6. Permukaan tajuknya rata
7. Bibit kerdil
8. Anak daun kusut/keriting
9. Anak daun rapat dan pendek
10. Anak daun jarang-jarang
11. Penyakit tajuk
12. Collante
13. Sudut anak daun sangat tajam
14. Sudut antara pelepah dan sumbu tegak sangat tajam
15. Daun terkulai
Flat top
Bibit flat top adalah bibit yang
mempunyai pertumbuhan pelepah muda
yang lebih pendek, terlihat datar pada
permukaan tajuk. Hal ini dapat disebabkan
oleh faktor genetik atau defisiensi boron
juvenile
Bibit juvenile adalah bibit yang daun
tua tidak mengalami perkembangan atau
tidak keseluruhan membuka. penyebabnya
Erect
Bibit erect yaitu bibit yang mempunyai
pertubuhan tajuk yang sangat tegak dan
kaku, sudut pelepah dengan sumbu batang
sempit dan sering lebih tinggi dari bibit
sekitarnya. Pada umumnya menjadi
pokoksteril atau tidak berproduksi.
Penyebabnya faktor genetik
Short internode
a. Bibit short internode yaitu bibit dengan pelepah yang
mempunyai jarak antar anak daun sangat rapat.
Chimera
Bibit chimera yaitu bibit yang daunnya
sebagian atau semuanya bewarna kunng
seperti tanpa klorofil. Bisa berupa strip
kecil atau menyerupai pita.
Disebabkan oleh faktor genetik karena
tidak adanya klorofil pada jaringan daun.
Wide internode
a. Bibit wide internode yaitu pelepah bibit yang mempunyai
jarak antar anak daun yang lebar.
Bibit kerdil
a. Bibit kerdil adalah bibit yang mempunyai umur sama
tetapi pertumbuhan terhambat.
Culvularia
a. Bibit terserang bercak daun ditandai dengan daun bibit
terdapat bercak bewarna merah kekuningan.
Narrow pinnae
a. Bibit narrow pinnae yaitu bibit yang mempunyai anak
daun yang sempit seperti jarum.

Anda mungkin juga menyukai