KONDISI TANAH
Kemiringan Keterangan
<9% <5 o Ditanam dengan jarak standar,
Tidak perlu teras
15 – 21% 9 o– 12 o
Lebar teras 4 – 4,5m
Outlet Drain Parit yang mengumpulkan air dari main drain dan
mengalirkannya ke sungai
Field Drain Parit yang mengalirkan air dari dalam blok ke collection
drain
DRAINASE
Ukuran parit
Note :
Lebar outlet drain sesuai kebutuhan
Perawatan Parit
Parit kaki
bukit
Areal
Berbukit
Rendahan
Field drain
50-80 cm
AREAL GAMBUT
Klasifikasi Gambut berdasarkan kedalamannya
Klasifikasi
Kedalaman
Gambut
Dangkal ≤ 1m
Sedang >1 m dan < 3 m, sesuai PC RSPO
Dalam ≥3m
AREAL GAMBUT
Piezometer adalah salah satu alat ukur tinggi rendahnya air dari
permukaan tanah.
Langkah-langkah pembuatan piezometer sebagai berikut :
a. Piezometer dibuat dari pipa paralon diameter 3” dengan panjang 180 cm
b. Salah satu ujung paralon disumbat dengan material yang permeable
(mudah ditembus air) berada di bagian bawah
c. Dinding pipa sepanjang ± 100 cm dibuat lubang-lubang kecil dengan
diameter 5 mm
d. Pipa ditanam dengan kedalaman 150 cm dan sisa 30 cm berada di atas
permukaan tanah
e. Mistar (dari kayu ringan/bambu) berukuran 200 cm dengan dasar kayu
diberi gabus (agar bisa mengapung). Mistar tersebut dibuat skala yang
dimulai dari perbatasan ujung pipa yang tidak tertanam (angka nol)
f. Mistar dimasukkan dalam pipa paralon dan ditutup dengan penutup yang
mempunyai lubang ditengahnya sehingga mistar bisa bergerak naik turun
PIEZOMETER
30 cm
Diameter lubang 5 mm
150 cm
Mistar Ukur
Gambar : Piezometer
PIEZOMETER
PEMBUATAN BENDUNGAN
a. Bendungan dibuat pada parit utama (main drain) dan parit sekunder
(collection drain)
b. Bendungan terbuat dari balok broti sebagai cerucuk yang kemudian
ditimbun dengan karung yang telah diisi tanah merah dan disusun
rapi
c. Tinggi bendungan dibuat sama dengan permukaan blok dan diberi
pintu air (tinggi 60 cm dan lebar 50 cm dari permukaan tanah blok).
Jumlah bendungan bergantung pada ketinggian air dalam parit.
d. Membuka pintu bendungan atau menurunkan ketinggian karung
bendungan pada musim hujan untuk mengeluarkan kemasaman
(flushing) pada tanah gambut
e. Menutup pintu bendungan atau mengembalikan ketinggian karung
bendungan sebelum akhir musim hujan untuk mengatur ketinggian
air di parit-parit 60 cm dari permukaan tanah. Kelebihan air akan
overflow di atas pintu bendungan
WATER GATE
WATER GATE
WATER GATE
•.
Benteng laut
Sawit
Galian Parit
Tanah
10 m timbunan
Uk. 3 x 2.5 x 3 m
MD Main Drain T
CD Collection Drain
MR Main Road
CR CR CR
CR Collection Road
MD Outletdrain
0000 000000
00000000000
Weir 00000000000
00000000000
Pokok 00000000000
8 baris
sawit 00000000000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
00000000000
00000000000
Posisi Kerapatan
Jenis alat Vegetasi Topografi Rumpukan Kayu
Sistem Kimiawi
• Eridikasi dilakukan secara
kimia yaitu menggunakan
glifosat / sulfosat dengan
dosis anjuran antara 6-10
ltr/ha blanket tergantung
kondisi lalang dan kualitas
air.
Tabel : Kegiatan Pembasmian lalang
Follow-up 0,05 l/ha/rotasi Dilanjutkan 2 rotasi lagi dengan jarak 4 mgg per
wiping rotasi
Sistem Chipping
1. Sebelum chipping lakukan peracunan pada pokok
tersebut dengan paraquat 2 x 100 cc di kiri dan
kanan batang.
2. Lakukan chiping setelah mahkota layu dan kering
(± 2 bln)
3. Chiping menggunakan excavator yang dilengkapi
dengan chipping bucket untuk mencacah batang
menjadi bagian kecil sehingga cepat kering dan
lapuk
3.5.1. AREAL NON GANODERMA
a. Pancang teras pertama dimulai dari pancang base line pada kemiringan 9o
(derajat)
b. Pembuatan pancang teras menggunakan “Egrang” yang dilengkapi dengan
waterpass, dimana tiap 3 kali Egrang (± 9m) diberi pancang
c. Warna pancang teras sesuai dengan warna pancang base line, misalnya
pada base line berwarna merah, maka untuk teras tersebut adalah
pancangnya berwarna merah, dan seterusnya.
d. Warna pancang teras dibedakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
perpotongan antara teras oleh alat berat pada saat bekerja
e. Team egrang terdiri dari 3 orang yaitu 2 orang memegang egrang dan 1
orang membawa pancang dan sekaligus membaca waterpass, memastikan
posisi Egrang sudah benar-benar datar
f. Bila jarak pancang antar teras <7 m, maka pemancangan dihentikan dan
diberi tanda “cross”(X)
g. Sebaliknya jika jarak pancang antar teras >12 m, maka dibuat pancang
anak teras dengan warna pancang yang berbeda
h. Pancang akan menjadi “as” teras pada saat “bulldozer” bekerja.
3.6.2.3. Cara kerja alat berat
Gambar. Egrang
.
PANCANG 8,2 M
ORANG 3
8,2 M
ORANG 1
8,2 M
ORANG 2
TERAS 1
TERAS 2
10.000 m2
1 ha = 136 pohon = 73,52 m2
73,52 m2
Maka jarak tanam dalam teras = 9m = 8,2 m
3.6.3. Penanaman pada Teras dan Tapak Kuda
Berfungsi untuk :
a. Membantu pertumbuhan , pemeliharaan, dan panen
yang efektif
b. Meminimalkan erosi dan aliran permukaan
c. Meningkatkan infiltrasi air
d. Menjaga atau mempertahankan kelembaban tanah
e. Mengupayakan agar tanamn memperoleh cahaya
yang cukup
Gambar. Teras Kontur
Tanah timbunan
SERAI
Gambar. Penanaman Mb pada rumpukan 1 : 2
1,5 m
1m
JalurPanen
Tumpukanchipping Tumpukanchippi
Calopogonium mucunoides
Centrosema pubescens
Mucuna bracteata
Calopogonium cereleum
Peuraria javanica
50 cm
Note :
1. Oil palm
2. Mucuna bracteata (Mb)
Gambar. Penanaman kacangan pada area datar
U
x x x x x
3,4 m
30 cm 3 jalur tanam
30 cm Mucuna bracteata
3,4 m
x x x x
1 jalur kacangan Mucuna
50 cm
±4 m ±3 m
Rumpukan kayu
x x x x x
Gambar. Penanaman kacangan pada areal teras kontur
Larikan pertama
Larikan kedua
50 cm dari pinggir lubang
1 jalur ,Mucuna bracteata