Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL – 1
URUTAN-URUTAN PELAKSANAAN PENGEBORAN

1.1. UMUM
a. Laporan kepada pengawas lapangan apabila ada kendala yang ditemui di lapangan.
b. Pertimbangan kelanjutan pekerjaan apakah sumur langsung direming, pindah lokasi
atau berhenti.

1.2. KEMIRINGAN
Radial deviasi dari pusat lubang bor secara teoritis dan vertikal tidak lebih dari 0,5%
selaras dengan kedalaman.

1.3. PERALATAN DAN MATERIAL


1.3.1. Drilling Rings/ Alat Bor
Peralatan yang dipakai harus mampu mencapai kedalaman 250 meter dan masih
layak dipergunakan.
1.3.2. Pompa Lumpur
Sebagai penunjang utama drilling ring, harus disediakan pompa lumpur untuk
pompa sirkulasi. Didalam prepasi pompa lumpur di lapangan harus diperhitungkan
panjang sirkulasi dari lubang bor ke bak lumpur, sehingga dipertimbangkan bahwa
sampel cutting yang diperoleh cukup bisa mewakili penetrasi kedalamannya dan
juga efek perembesannya ke dalam lubang bor.
Demi kelancaran pekerjaan penyedia jasa diwajibkan membuat pengumpul lumpur
cadangan yang diperhitungkan sesuai kebutuhan dan waktu gantinya.
Bila pemboran dengan air flus, maka disediakan compressor dengan capasitas 600
cfm pada 12 bar.
1.3.3. Stang Bor/ Drill Rod, Pemberat/ Collar dan Stabizator
Minimum dari diameter stang bor/ drill rod adalah 89 mm/ 3,5 inch. Dalam
pelaksanaannya harus digunakan drill collars dan stabillizators untuk mencegah
kemungkinan tidak lurusnya lubang bor, sehingga akan merugikan pihak penyedia
jasa.

1.4. PIPA KONDUKTOR/ SURFACE CASSING/ PIPA PELINDUNG


Untuk semua sistem bor putar pipa konduktor untuk mencegah rubuhnya lubang bor
adalah sangat penting. Pipa konduktor ini harus dipasang dalam keadaan yang normal
minimum 10 m, sebagai pengaman pada kondisi-kondisinya khusus mungkin perlu lebih
dalam lagi. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya keruntuhan ke dalam lubang
bor.

1.5. LUMPUR PEMBORAN


Cara sirkulasi lumpur atau udara mungkin akan dipakai tergantung pada pertimbangan
teknis dan kondisi geologi daerahnya. Rekanan akan memilih macam atau jenis dari
lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi daerahnya/ formasi geologi struktur
tanahnya. Rekanan harus selalu memonitor densitas dan viskositas dari lumpur pemboran
tersebut. Disarankan harus menggunakan bentonite.
Syarat untuk larutan pemboran adalah harus mempunyai kualitas yang baik dan dapat
dihilangkan fungsinya dalam selang waktu tertentu/ hancur sendiri dengan viskositas
kurang lebih 15 centi poise (40 second). Penggunaan bahan kimia tambahan seperti mika
atau toxic tidak diizinkan karena sumur ini nantinya untuk kebutuhan Air Bersih yang
akan dikonsumsi masyarakat. Bila terjadi Water Losses agar segera dicatat dan diukur.
Untuk itu
rekanan harus benar-benar mempelajari kondisi geologi tanah permukaan secara teliti
untuk mencegah kemungkinan salah perhitungan.

Spesifikasi Teknis Sumur Bor Page 1


1.6. ALAT PANCING
Harus disediakan 1 set komplit alat pemancing termasuk Hydraulic Jack yang disesuaikan
untuk dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan, sehingga tidak banyak waktu terbuang
untuk menunggu, apabila suatu waktu diperlukan. Ketidaksediaannya penambahan
peralatan ini dilapangan menjadi resiko rekanan/ penyedia.

1.7. PENYEMENAN (CEMENTING)


Pada kondisi tertentu mungkin penyemenan, misalnya untuk keperluan penanggulangan
runtuhan/ caving dan lain-lain. Pembungkus semen dibuat dengan campuran 1 zak semen
+
25 liter air, pada keadaan tertentu diperlukan penambahan cemen add. Pekerjaan ini
termasuk dalam pekerjaan pembuatan lubang bor.

PASAL – 2
PENYEDIAAN DAN INSTALASI PIPA-PIPA SERTA PIPA
SARINGAN UNTUK KONSTRUKSI SUMUR BOR

2.1. KONSTRUKSI SUMUR


Untuk penyempurnaannya konstruksi sumur bor harus terdiri dari bahan-bahan:
• Pipa jambang/ pump house casing, disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan/ RAB.
• Pipa buta/ blank pipa casing dengan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan.
• Pipa Rajangan GIP Ø 4” (sesuai RAB) yang ditempatkan dilapisan akuifer
yang akan ditetapkan berdasarkan hasil pemboran.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada kelurusan sumur, maka setiap 30 m
harus dipasang centralizer. Sebelum instalasi pipa-pipa saringan, maka lubang harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran hasil pemboran, tanpa merusak kestabilan
dari lubang bor tersebut. Kelurusan dari pipa jambang ini harus benar-benar lurus karena
akan bertindak sebagai rumah pompa.

2.2. BAHAN-BAHAN DAN MATERIAL


2.2.1. Diameter
Diameter dari pipa-pipa saringan yang akan dikonstruksi adalah sebagai berikut:
• Pipa Jambang (Pump House Casing) minimum Ø 2” (sesuai RAB).
• Pipa Buta (Blank Pipe) minimum Ø 2” (sesuai RAB).
• Pipa Saringan (Screen) minimum Ø 4” (sesuai RAB)
2.2.2. Pipa-Pipa Jambang dan Pipa Buta/ Pipa Naik
Bahan dari pipa jambang atau pipa buta/ pipa naik adalah pipa galvanis atau PVC
(sesuai RAB) setara dengan yang umumdipakai untuk konstruksi sumur bor.
Penggunaan material lain sebagai alternatif dapat dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi lapangan pada saat pengeboran.
2.2.3. Pipa Saringan (Screen)
Tipe dari pipa saringan (screen) adalah wire wound continius slot on rod base
dengan syarat teknis sebagai berikut:
• Open slot 25 mm atau 30% open area
• Tebal kawat 2,2 mm medium class widge wire
• Jumlah rod base 2 buah kawat penyangga
Sewaktu pemasangan screen harus disaksikan oleh pengawas lapangan yang telah
dihunjuk.
2.2.4. Batu Kerikil (Gravel Filter Packing)
Batu kerikil harus dari bahan yang mempunyai kuat tekan yang baik minimum 200
kg/cm² serta mempunyai kebundaran yang seragam. Persentase bahan yang dipipih,
gamping atau lainnya tidak lebih dari 5%. Diameter kerikil yang digunakan adalah
5-7 mm atau tergantung dari lubang bukaan saringan yang dipakai. Kerikil ini
harus dicuci bersih dari lumpur dan kotoran organik lainnya sebelum dimasukan ke
dalam sumur.
2.2.5. Penyemenan Pipa-Pipa dan Pengamanan Sumur
Spesifikasi Teknis Sumur Bor Page 2
Rongga antara pipa jambang dengan lubang bor harus ditutup dengan stam beton
mulai dari akhir pengisian kerikil sampai bagian atas sumur tentang kedalaman
pengisian stam beton ini harus ditentukan kemudian sesuai dengan kondisi
lapangan. Pipa jambang harus berada di atas permukaan tanah lubang sumur
setinggi 50 cm guna mengantisipasi pengrusakan yang mungkin terjadi kemudian
dicat dengan cat minyak dan ditutup dengan baik.

PASAL – 3
PEMBERSIHAN DAN PENGURASAN SUMUR

Pembersihan lubang sumur yang telah dilaksanakan merupakan hal terpenting dalam pekerjaan
sumur bor, hal ini dimaksudkan untuk pembersihan lubang bor dari sisa kotoran dan lumpur
yang tertinggal di dalam lubang bor dan menghindari penumpatan lapisan akuifer akibat dari
lumpur pemboran tadi.

3.1. PROSEDUR PEMBERSIHAN


Cara yang dipakai untuk pembersihan dan pengurasan sumur harus sesuai dengan metoda
pemboran yang dilaksanakan termasuk harus dipertimbangkan macam lumpur pemboran,
sifat karakteristik lapisan akuifer dan sebagainya.
Untuk pemboran dengan metoda rotary maka pembersihan dilakukan dengan cara berikut:
• Sirkulasi lumpur dengan air bersih untuk dibersihkan pecahan-pecahan bartuan hasil
pemboran
• Baling untuk mengambil kotoran di dasar sumur
• High Velocity Jetting dari dasar sumur
• Berulang-ulang dilakukan metoda High Velocity Jetting pada tiap pipa saringan
hingga bersih dari kandungan pasir halus
• Laksanakan Air Lift System pada tiap pipa saringan dan dari dasar sumur sampai
kualitas air dari dalam sumur menjadi jernih
• Ulangi pekerjaan ini sampai kandungan pasir < 0,1 ml/ltr air

PASAL – 4
PEMOMPAAN UJI

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik geohidrolik, perhitungan
pemompaan sumur secara aman ekonomis dan kualitas air.

4.1. CARA PELAKSANAAN


Setelah dilakukan pembersihan lubang sumur dengan sistem kompresor dilanjutkan
dengan uji pemompaan selama lebih dari 2 jam sampai permukaan air benar-benar tidak
mengalami penurunan (muka air tanah konstan). Apabila debit yang keluar dari akuifer <
debit air yang dipompa (tekor) maka pihak rekanan mencari posisi pompa yang ideal,
namun jika upaya tersebut tidak mendapatkan hasil maka dilakukan pengurangan daya
pompa untuk mendapatkan hasil debit akuifer ≥ debit pompa dengan debit pompa yang
masih dapat ditolerir (tidak terlalu kecil/ dengan persetujuan Pejabat terkait). Dan jika
upaya tersebut tidak membuahkan hasil maka dilakukan pengeboran ulang dengan
menambah jumlah saringan serta penambahan kedalaman jika diperlukan.

4.2. PEMBUANGAN AIR


Selama pengetesan sumur, rekanan/ penyedia harus membuang air ke saluran
pembuangan. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk mencegah air buangan ini agar
tidak merusak jalan atau kembali ke dalam sumur dan menggenangi bangunan lainnya
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Spesifikasi Teknis Sumur Bor Page 3


4.3. ANALISA KUALITAS AIR
Pada waktu pemompaan uji berlangsung, contoh air sumur harus diambil untuk dianalisa.
Pengambilan contoh air ini dilakukan menjelang berakhirnya pemompaan uji tetap
sebanyak
2 (dua) botol sample dengan volume tidak kurang dari 1 liter. Contoh air tersebut disimpan
dalam botol polyethylene atau botol plastik yang telah dicuci dan dibilas dengan air bersih,
kemudian diisi penuh sehingga tidak ada udara yang tertinggal di dalam botol sampel
tersebut ditutup rapat dan diberi label tanggal pengambilan contoh. Analisa kimia air
minimal yang harus dilakukan terhadap parameter sesuai dengan kebutuhan air
dimasyarakat.

Untuk menjamin sampel air representative sampai ke laboratorium, sampel air diambil dan
diantar oleh Petugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) yang telah ditunjuk.

PASAL – 5
SPESIFIKASI PERALATAN PENGEBORAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran penyedia jasa konstruksi harus memiliki persyaratan
minimal peralatan pemboran sebagai berikut:

5.1. MESIN BOR


o Kemampuan pengeboran : minimal 200 m
o Diameter mata bor : minimal 50 s/d 200 mm
o Torsi spindle : minimal 400 kg/m
o Thrust/ balance : minimal 8 Ton
o Daya angkat kabel sling : minimal 8 Ton
o Spindle speed : 20 s/d 100 rpm
o Tenaga penggerak : minimal 10 – 20 HP
5.2. POMPA LUMPUR
o Volume : minimal 500 liter/menit
o Tekanan : minimal 20 kg/cm2
o Tenaga penggerak : minimal 60 HP
o Type cylinder : piston 2 atau 3
o Diameter cylinder : minimal 5 inch
5.3. STANG BOR
o Diameter : minimal 38 – 84 mm
o Jumlah : minimal 250 m

5.4. MATA BOR


o Diameter : minimal 2 s/d 10 inch
o Jumlah : minimal 3

PASAL – 6
DOKUMENTASI, LAPORAN

6.1. DOKUMENTASI, LAPORAN DAN CATATAN


Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua
pekerjaan yang dilaksanakan sumur tersebut harus disimpan dan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh Pejabat terkait maka rekanan/ penyedia harus menyampaikannya.
Kontraktor harus membuat laporan mingguan mengenai penggunaan material, alat dan
peralatan, pekerjaan yang akan dan telah dilaksanakan termasuk kedalaman pemboran
termasuk data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh Pejabat terkait.

Spesifikasi Teknis Sumur Bor Page 4


Laporan tersebut dibuat dalam formulir yang dapat memberikan informasi tersebut secara
jelas dan informative. Disamping data tersebut di atas secara lengkap data yang harus
tercantum dalam laporan tersebut antara lain keterangan mengenai jalannya operasi
pemboran, instalasi sumur, development dan material yang digunakan, pengukuran pipa,
kedalaman sumur dan data lainnya yang dibutuhkan oleh Pejabat terkait.

Untuk dokumentasi pekerjaan rekanan/ penyedia harus mengambil foto dokumentasi untuk
setiap pekerjaan yang akan menginformasikan pekerjaan secara jelas sebagai bukti dari
pelaksanaan pekerjaan secara jelas dan informatif. Pengambilan dokumen tersebut dengan
foto minimal diambil pada kondisi sebagai berikut:
1. Kondisi Pekerjaan 0%
2. Kondisi Pekerjaan 50%
3. Kondisi Pekerjaan 100%
4. Dan bila diperlukan pada kondisi pekerjaan-pekerjaan tertentu.

PASAL – 7
PENUTUP

8.1. Rekanan/ penyedia harus melaksanakan seluruh pekerjaan yang terdapat dalam daftar of
quantity dan spesifikasi yang ada di dalam bill of quantity adalah meningkat.
8.2. Rekanan/ penyedia wajib mengadakan tenaga kerja dan segala peralatan kerja yang siap
pakai sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikontrakkan.
8.3. Rekanan/ penyedia harus melaksanakan seluruh pekerjaan berdasarkan gambar kerja dan
petunjuk serta pengarahan Pejabat terkait. Dan rekanan harus menguasai dan mengerti
pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan.
8.4. Dalam pelaksanaan, baik sebelum maupun saat pelaksanaan konstruksi, rekanan wajib
melaksanakan diskusi teknis dengan Pejabat terkait agar pelaksanaan dapat terlaksanakan
tepat waktu dan sesuai dengan rencana serta sesuai dengan spesifikasi.
8.5. Rekanan/ penyedia wajib membuat Buku Harian, Laporan Harian, Mingguan dan
Bulanan dimana format Laporan dapat diajukan kepada Pejabat terkait untuk disetujui
atau sesuai dengan petunjuk Pejabat terkait.
8.6. Rekanan/ penyedia wajib melaksanakan test uji bahan pelaksanaan (quality control)
apabila diminta oleh Pejabat terkait.
8.7. Rekanan/ penyedia wajib membuat surat pengajuan (dalam kop surat) untuk:
- Permohonan rapat teknis apabila dibutuhkan
- Permohonan pemeriksaan lapangan
- Permohonan pemeriksaan akhir pelaksanaan pekerjaan
- Permohonan penerbitan berita acara
- Dan lain-lain untuk membuat administrasi proyek yang terarah dan tertib
8.8. Rekanan/ penyedia bertanggungjawab penuh atas pekerjaan dan resiko pekerjaan, serta
wajib menjaga keamanan pekerjaan dan kenyamanan lingkungan.
8.9. Kontraktor wajib melaporkan tenaga kerja dan peralatan kerja kepada kepala dusun/
kepala desa/ lurah setempat.

Demikian spesifikasi ini diperbuat untuk dipedomani atau sebagai petunjuk teknis dan
administrasi teknis pelaksanaan pekerjaan/ acuan kerja untuk pelaksanaan seluruh
pekerjaan yang dikontrakkan sesuai dengan penawaran dan pekerjaan dalam daftar
kuantiti (bill of quantity) terlampir.

Spesifikasi Teknis Sumur Bor Page 5

Anda mungkin juga menyukai