Anda di halaman 1dari 6

PEMBANGUNAN SUMUR BOR AIR TANAH DALAM

1. Penyusunan Dokumen Lingkungan


Untuk kelayakan lingkungan maka dilakukan kajian lingkungan hidup
yang diwujudkan dalam Dokumen UKL-UPL yang di dalamnya sudah
termuat tentang rencana pengeboran air tanah

2. Perencanaan Pembangunan Sumur


Lokasi sumur : Hotel ........................................
Alamat .....................................
Koordinat titik sumur bor 1 : ..................................................
Koordinat titik sumur bor 2 : ..................................................
Kedalaman Sumur : 140 Meter
Lahan yang dibutuhkan : 100 M2
saat pelaksanaan
Lahan setelah sumur jadi : 1 M2
Jangka waktu pelaksanaan : 45 Hari
Rencana Konstruksi Sumur
Pipa jambang : PVC diamater 6” 44 meter
Pipa Buta : PVC diamater 4” 72 meter
Pipa Saringan : PVC diamater 6” 24 meter dengan letak
kealaman lebih dari 70 meter sesuai
hasil eksplorasi bor/logging.
Pipa hisap : PVC diamater 2” 36 meter
Pipa Piezometer : PVC diamater 1,5” 44 meter
Pompa yang akan : Submersible SP8A-7 Kapasitas 2,22
digunakan lt/det.

3. Perizinan
Pengurusan perijinan kepada Dinas Terkait Daerah Istimewa Yogyakarta
yang meliputi Surat Izin Pengeboran Air Tanah dan Surat Ijin Pemakaian
Air Tanah
4. Konstruksi Sumur Bor Air Tanah Dalam
Tahap konstruksi pengeboran air tanah dalam meliputi beberapa
tahapan, yaitu :
1) Rekruitmen tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam pengerjaan pengeboran air tanah
dalam sejumlah 5-6 orang.
Untuk melakukan pekerjaan pengeboran diperlukan ketrampilan dan
persyaratan khusus dan semua tenaga kerja diikutkan dalam
program BPJS
Selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi tenaga kerja diwajibkan
memakai APD antara lain : helm, sarung tangan, sepatu boot,
kacamata dan penutup telinga pada saat diperlukan.
2) Pengeboran
Kegiatan pengeboran adalah pembuatan lubang sumur secara vertikal
mulai dari permukaan tanah sampai lapisan akuifer yang diharapkan
sedalam 140 meter dengan menggunakan peralatan mesin bor tanah
(drilling machine).
Pada tahap pengeboran ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :
a) Perataan permukaan tanah pada lokasi sumur bor
b) Pembuatan bak/kolam penampung lumpur bor sementara yang
kedap air. Sisa lumpur bor (bentonit) dan cutting hasil
pengeboran setelah pekerjaan pengeboran selesai akan
dibersihkan dengan mengurug kembali dalam kolam lumpur dan
sebagian sisa dengan volume ± 2 m 3 dibuang ke tempat lain yang
aman.
c) Pembuatan pondasi untuk dudukan mesin bor
d) Penataan/setting alat mesin bor dan bahan-bahan yang terdiri
dari :
- Drilling rig, stang bor, mata bor, mesin pompa lumpur bor dan
generator
- Bahan bakar minyak jenis solar dalam drum
- Bentonit
- Air dalam drum/bak
- Instalasi air dan penerangan
e) Pengeboran lubang awal (pilot hole) diameter 6” dengan sistem
Direct Cirulation with Mud Flush, yakni pengeboran dengan
menggunakan sirkulasi lumpur bor bentonit.
f) Pendugaan geolistrik lubang bor (electrical logging): resistivity dan
spontaneous potensial untuk mengetahui karakteristik lapisan
batuan.
g) Pengeboran pembesaran lubang sumur (reaming hole) diameter
12” dengan sistem Direct Cirulation with Mud Flush, yakni
pengeboran dengan menggunakan sirkulasi lumpur bor bentonit.

Kegiatan pengeboran air tanah diperkirakan menimbulkan


dampak berupa :
- Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dari
operasional genset
- Timbulnya pencemaran air tanah berupa kontaminasi lumpur
bor

3) Pemasangan Konstruksi Sumur


Kegiatan pemasangan konstruksi sumur terdiri dari :
a) Pemasangan pipa jambang PVC Wavin type AW diamater 6”
panjang 44 meter, pipa buta/naik PVC Wavin type AW diamater 4”
panjang 72 meter, dan pipa saringan (screen) PVC Wavin type AW
diameter 4” perforated panjang 24 meter. Posisi pipa saringan
akan disesuaikan dengan hasil eksplorasi bor/electrical logging
dan zona pemanfatan air tanah dalam serta dibawah lapisan
akuifer yang diambil oleh masyarakat dan dibawah lapisan kedap
air (impermeable).
b) Pemasangan pipa pizometer berupa pipa PVC 1,5” panjang 44
meter dan dihubungkan dengan pipa jambang.
c) Penyetoran kerikil (gravel pack) dengan menggunakan kerikil
mulai dari kedalaman diatas pipa saringan teratas yang
ditentukan berdasarkan kondisi batuan/litologi sampai kedasar
sumur.
d) Pemasangan penyekat lempung untuk membuat bidang lapisan
kedap (impermeable) antara isian kerikil dan penyekat semen
dengan ketebalan 50 cm.
e) Pemasangan penyekat semen (grouting) menggunakan semen
portland dari permukaan lubang bor sampai batas gravel pack
dibawah lapisan kedap yang membatasi lapisan akuifer dangkal.

Kegiatan pemasangan konstruksi sumur diperkirakan


menimbulkan dampak berupa :
- Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dari
operasional genset

4) Pembersihan Sumur (Development)


Kegiatan pembersihan sumur yaitu mengeluarkan sisa-sisa lumpur
bor dan kotoran lain yang masih ada di dalam sumur, membersihkan
lubang-lubang (open area) pipa saringan (screen), menyempurnakan
posisi isian kerikil menggunakan mesin kompressor udara tekanan
tinggi (10-15 bar).

Pembersihan sumur dapat diperkirakan menimbulkan dampak


berupa :
- Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dari
operasional genset
- Genangan air limpasan

5) Uji Pemompaan
Kegiatan uji pemompaan dilakukan untuk menguji karakteristik
geohidrolik, dengan pemompaan sumur secara aman (safe yield) dan
nilai ekonomis sumur. Uji pemompaan dengan debit konstan (long
period test / continous discharge test) dalam waktu 6-12 jam atau
sampai kondisi muka air tanah dalam sumur stabil dengan
menggunakan pompa kapasitas 14 m3/jam atau lebih dan
Recovery test, yaitu penghitungan waktu yang diperlukan sampai
permukaan air kembali seperti pada saat sebelum uji pompa. Long
periode test dan recovery test dilakukan untuk analisis
perhitungan debit maksimum dan debit optimum sumur bor.
Sebelum dan setelah pelaksanaan long periode test dilakukan
pengukuran permukaan air pada sumur dangkal di sekitar lokasi
pengeboran, sehingga dapat diketahui apabila ada dampak
terhadap sumur dangkal sekitar lokasi. Pada saat pumping test
juga diambil contoh air untuk dianalisa kualitasnya di laboratorium
yang terakreditasi.

Uji pemompaan dapat diperkirakan menimbulkan dampak berupa:


- Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dari
operasional genset
- Genangan air limpasan

6) Pemasangan Pompa
Pompa air yang direncanakan untuk dipasang adalah jenis pompa
selam (submersible), type SP 8A-7, head 55 meter, power 2 KW, 3 x
230 Volt, 50 Hz) dengan kapasitas pompa 8 m 3/jam atau 2,22
liter/detik, atau sesuai dengan rekomendasi teknis dari instansi yang
berwenang. Adapun kelengkapan pemasangan pompa meliputi pipa
pengambilan/pipa risor diameter 2 inchi sedalam 36 meter dan pipa
out let diameter 1,5 /2 inchi yang dilengkapai dengan alat pengukur
jumlah air yang diambil (water meter) serta control panel pompa air.

5. Penggunaan Air Tanah


Kegiatan penggunaan air tanah dilakukan setelah selesai konstruksi fisik
pembuatan sumur bor dalam yang digunakan untuk pemenuhan
operasioanl Hotel dengan pemompaan air secara menerus maksimal
dilakukan selama8 (delapan) jam, dan setelah pompa diistirahatkan
selama kurang lebih 2-4 jam dapat dioperasionalkan kembali.
Untuk menghindari atau mengurangi dampak terhadap sumur-sumur
dalam lain yang terdekat, maka pengambilan air harus sesuai dengan
keampuan akuifer yang disadap berdasarkan perhitungan analisis uji
pemompaan dan rekomeneasi teknis yang disarankan.

6. Konservasi Air Tanah


Dalam operasional hotel untuk mencukupi kebutuhan air sebagian
menggunakan air tanah dari sumur bor. Sebagai upaya konservasi untuk
menjaga kelestarian dan cadangan air tanah, maka Hotel sebagai pelaku
pengambil dan pemanfaat air tanah akan berpartisipasi untuk ikut
mengupayakan menambah resapan air tanah dengan membuat sumur
resapan air hujan (SPAH) di lingkungan sekitar atau lokasi yang
ditentukan oleh pemerintah. Sesuai dengan ketentuan setiap
pengambilan air tanah sejumlah 15 m 3/hari diwajibkan membuat 1
buah SPAH dengan ukuran diameter 0,8 meter kedalaman 3 meter.

Anda mungkin juga menyukai