Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN

PEMBANGUNAN SUMUR DALAM


KELURAHAN GAGA

DINAS PERUMAHAN PERMUKIMAN DAN


PERTANAHAN
TAHUN 2023

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


PEMBANGUNAN SUMUR DALAM KELURAHAN GAGA

I. UMUM

A. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa berkewajiban melaksanakan pekerjaan konstruksi sumur bor,
melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi: pengambilan
contoh/sample, deskripsi contoh/sample, loging geofisik, uji pemompaan,
pengambilan contoh/sample air dan pemeriksaan kualitas air dari sumur tersebut.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan Penyedia Jasa termasuk memfasilitasi atau
mencakup penyediaan personil, peralatan, bahan-bahan, transportasi, bahan bakar,
pelumas serta semua perlengkapan lain yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi
dan pengujian sumur.
Semua peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan yang disediakan oleh
Penyedia Jasa, sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus diperiksa, diinventarisasi
dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Jumlah sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah sebanyak 1
(satu) unit sumur yang lokasinya seperti ditunjukkan pada peta denah lokasi Gambar
1.

B. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan konstruksi sumur bor yang akan dilaksanakan adalah di
Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Lokasi
sumur ditunjukkan pada peta denah lokasi, koordinat lokasi seluruh sumur adalah -
6.23947, 106.72137 akan ditunjukan pada peta denah lokasi pada Gambar 1. Titik
lokasi akurat di lapangan akan ditentukan oleh Pelaksana Teknis, apabila telah siap
dimulainya operasi pemboran.

C. Persiapan Lokasi Pemboran Gambar 1. Peta Lokasi


Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengajukan usulan kepada PPK mengenani
daftar peralatan, daftar perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur, serta
ilustrasi layout (tampilan) penempatan perlengkapan dan peralatan pada site.
Setelah usulan tersebut disetujui oleh PPK, maka pekerjaan persiapan lokasi
dapat dimulai. Apabila diperlukan dan diminta oleh PPK, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan site pemboran, mengkondisikan jalan masuk dan site, agar terhindar
dari genangan air terutama pada musim hujan dan mencegah ambles ketika dibebani
perangkat pemboran. Apabila pada lokasi pemboran tersebut terdapat tanaman atau
bangunan, maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan dengan berkoordinasi bersama-
sama PPK.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, atau mencegah
masuknya orang yang tidak berkepentingan, maka tiap area pemboran dengan radius
±15m dari titik pemboran harus dilengkapi HSE sign yang mencakup kewajiban dan
larangan yang harus dipatuhi di area pemboran, dan dilengkapi pagar atau tanda batas
larangan masuk yang dilengkapi dengan tulisan peringatan “Dilarang masuk selain
petugas pemboran” atau sesuai dengan yang diinstruksikan PPK.

D. Penyediaan Air
Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan air yang dapat diambil dari sungai atau
sumber air lainya, baik secara langsung, dengan membuat saluran, atau dalam tandon
berupa drum maupun tangki di lokasi pemboran. Mutu dan jumlah air yang
disediakan harus sesuai dengan kebutuhan. Jumlah air yang tersedia ditempat.
Minimal sebanyak volume rencana sumur ditambah volume bak tandon,
saluran, bak pengendap serta kemungkinan susutnya. Perlu dipastikan tandon harus
selalu terisi air penuh selama pemboran berlangsung sampai pekerjaan pemboran dan
instalasi casing dan screen selesai.

E. Pengamanan Lokasi
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, bahan pemboran
termasuk pipa-pipa dan semua perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran.
Penyedia Jasa juga berkewajiban menjaga semua bangunan, saluran, pipa
saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitar lokasi pemboran supaya tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung.
Apabila seluruh pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus mengembalikan kondisi
lokasi, dengan melakukan reklamasi lahan area pemboran sehingga mendekati
keadaan semula. PPK akan memeriksa pengembalian site ini setelah pekerjaan
pemboran dinyatakan selesai.
II. PEMBORAN

A. Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah tipe Lonjor Tunggal (Single
String) dengan menggunakan bahan konstruksi pipa PVC berstandart SNI diameter
6" sepanjang minimal 30 meter sebagai pipa jambang pompa (pump casing), dan
selebihnya berdiameter 3” sampai 5" sebagai casing dan screen bagian bawah, jika
casing dan screen disusun secara kombinasi dengan diameter yang berbeda, maka
harus digunakan reduser sebagai sambungan.

Gambar 2. Reducer

Pipa saringan untuk penyadapan air tanah menggunakan pipa PVC berstandart
SNI dengan lubang saringan/cela/slot.

B. Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur


Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada PPK paling kurang
24 jam sebelum memulai pekerjaan pemboran. Pemboran akan dilakukan dengan
metoda Direct Circulatian Mud Flush.
Secara umum urutan pekerjaan pemboran dan kontruksi sumur adalah sebagai
berikut:

• Persiapan jalan masuk menuju site.


• Persiapan site, persiapan bahan dan persiapan pekerjaan.
• Pemasangan menara bor, mesin bor, pompa lumpur dan alat bantu.
• Pemboran lubang untuk pipa konduktor sementara (temporary casing) diameter
12” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 10m atau seperti yang
ditentukan oleh PPK.
• Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 10”.
• Pemboran lubang berdiameter 8 ¾” sampai akhir (sesuai dengan debit yang
dipersyaratkan dalam kontrak dan harus habis satuan batuan lapisan aquifer yang
dibuktikan dari cutting atau hasil loging).
• Pengambilan cutting dilakukan pada tiap meter kedalaman dari awal sampai
akhir pemboran.
• Logging Point Resistivity (PR) dan logging Self Potential (SP) untuk
menentukan kedudukan dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer) dan
merencana susunan konstruksi.
• Membuat gambar lapangan dan melaksanakan rencana susunan konstruksi
sumur yang terdiri dari susunan casing, screen, gravel pack, bail plug/sumbat
bawah, centralizer, dan komponen sumur, berdasarkan log pemboran deskripsi
sample dan geophysical logging /SP-PR logging .
• Pemasangan pipa produksi diameter 6”, 5”, 4”, 3” bail plug/sumbat bawah,
reducer.
• Pemasangan pipa jambang pompa diameter 6” sesuai dengan desain sumur.
• Penempatan gravel pack ke dalam rongga annulus di sekeliling pipa produksi.
• Pengukuran electric conductivity (EC) saat Development Sumur
untuk mengetahui kualitas air.
• Uji Pemompaan, Uji Pemulihan/recovery test, pengukuran muka air tanah, dan
pengukuran debit sumur.
• Pengambilan sample air untuk analisa kualitas air.
• Pencabutan Pipa Konduktor Sementara diameter 10".
• Pemasangan tutup sumur dan kunci.
• Pengisian semen kedalam rongga annulus di sekeliling Pipa jambang pompa.
• Pembongkaran mesin bor.
• Pengembalian kondisi lokasi (reklamasi) site/pembersihan site lokasi pemboran.

Jika dalam setiap langkah kegiatan di atas mengindikasikan adanya


kegagalan, maka Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada PPK, selanjutnya PPK
berkonsultasi dengan Tim Teknis lainnya.

C. Pemasangan Mesin Bor


Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-
hati di atas pondasi yang kuat, datar dan stang bor tegak lurus, agar dapat
memberikan hasil pemboran yang baik, dan mencegah kerusakan mesin bor itu
sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau
tenaga kerja pemboran serta diperoleh lubang bor yang tegak dan lurus.

D. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara


Pipa Konduktor Sementara dipasang di setiap lokasi rencana lubang sumur
untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah atas (soil) selama operasi
pemboran berlangsung. Kedalaman pemasangan pipa konduktor ditentukan
berdasarkan keadaan lapangan/soil di tiap lokasi dengan persetujuan PPK.
Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan,
maka Penyedia Jasa harus mencabut pipa tersebut, apabila tidak dapat dicabut dan
tetap tertinggal, maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa tanpa ada
penggantian biaya.

E. Diameter dan Kedalaman Pemboran


Diameter Instalasi ditentukan untuk pipa jambang pompa 6” pada bagian atas
lubang sumur dan diameter 5”, 4”, dan 3” pada bagian bawah lubang sumur.

Perubahan diameter dapat dilakukan atas persetujuan atau atas perintah PPK.
Perubahan tersebut didasarkan pada sifat formasi dan jenis peralatan yang dipakai.
F. Metoda Pemboran

Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Direct Circulation Mud
Flus. Sirkulasi pembilas harus menggunakan lumpur Bentonite (Ketersediaan
Bentonite diperoleh di tempat khusus dan jarang dijual secara umum)

G. Pengawasan Lumpur Pemboran


Selama pemboran berlangsung, apabila sirkulasi lumpur berhenti karena
sebab apapun, guna menghindari tertimbunnya mata bor dan stang bor (drill pipe)
dari runtuhan atau endapan lumpur dan lempung, maka mata bor dan stang bor
harus segera diangkat, atau digantung, setidaknya sepanjang 12 meter ke atas dari
kedalaman terakhir yang dicapai.

H. Sirkulasi Pembilasan Lubang Sumur


Untuk memperoleh lubang bor dan sample batuan (cutting) yang baik maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan sirkulasi pembilasan lubang bor dengan lumpur
pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi disetiap penyambungan stang bor.
Sirkulasi pembilasan dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur
tanpa menambah kedalaman lubang (menggantung mata bor) sampai lubang bor
bersih dari material material hancuran batuan (cutting).
Apabila terjadi mud looses atau hilangnya lumpur sirkulasi secara tiba-tiba,
maka segera diambil langkah-langkah pengamanan, diantaranya dengan segera
mengangkat mata bor, stang bor dan memberikan bahan additive yang sesuai dengan
kebutuhan.
Apabila terjadi gejala keluarnya gas/uap air panas, maka harus dilakukan
tindakan pengamanan dengan menambah bahan additive yang sesuai sehingga berat
jenis lumpur meningkat dan mampu memblokir gas.

I. Ketegak-lurusan Lubang Bor


Lubang bor harus dibuat benar-benar vertikal dan tegak lurus, hal tersebut
untuk menjamin kelancaran pemasangan pipa sumur. Apabila terdapat
penyimpangan lubang bor, sehingga menyebabkan kesulitan pemasangan pipa sumur
atau menyebabkan pipa sumur tidak dapat dipasang tegak lurus, maka Penyedia Jasa
(Pihak Kedua) harus melakukan koreksi atas biaya sendiri supaya lubang bor benar-
benar vertikal dan tegak lurus, bila perlu mengganti lubang bor baru.

Penyedia Jasa (Pihak Kedua) diwajibkan untuk melakukan checking terhadap


ketegak- lurusan lubang bor sekurangnya setiap hari, sebelum dan setelah
berhentinya operasi pemboran.

J. Berakhirnya Operasi Pemboran


Apabila pemboran lubang bor telah selesai, lubang bor harus dicuci sampai
bersih dari endapan atau cutting dengan melaksanakan sirkulasi pembilasan lumpur,
paling tidak selama 4 (empat) jam secara menerus, apabila dalam waktu tersebut
kondisi lumpur sirkulasi masih belum bersih, maka waktu sirkulasi pembilasan harus
ditambah sampai dicapai kondisi lumpur dalam lubang bor sudah bersih dari cutting.

Setelah lubang bor betul-betul bersih, maka kekentalan lumpur pemboran


dikurangi dengan cara ditambah air, selanjutnya Penyedia Jasa mempersiapkan
sumur untuk pelaksanaan logging.

K. Pembongkaran Mesin Bor


Setelah pekerjaan pemboran, Instalasi sumur dan pekerjaan lain yang
memerlukan mesin bor dinyatakan selesai, maka mesin bor beserta semua peralatan
dan material yang tidak akan dipakai lagi, harus dibongkar atau dipindahkan oleh
Penyedia Jasa.

L. Logging Geofisik
Logging geofisik yang harus dikerjakan Penyedia Jasa terdiri dari Point
Resistivity Log (PR-Log) dan Self Potential Log (SP-Log), harus dikerjakan
Penyedia Jasa pada tiap sumur dibawah pengawasan langsung PPK, dengan
pendampingan Fasilitator Teknik.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan Electric Loger termasuk
perlengkapannya, sehingga mendapatkan hasil rekaman (recording). Penyedia Jasa
harus menyerahkan hasil analisa interpretasi atas rekaman tersebut (hasil logging),
yang menjelaskan karakter hidrologi setiap perlapisan batuan yang ditemui serta
rencana konstruksi sumur.
Peralatan Electric Loger yang digunakan harus peralatan branded, self
recorder (merekam sendiri secara otomatis) dalam bentuk grafis, bukan numeris.
Grafik hasil rekaman (pada kertas rekaman loging) penyajian gambar garis PR-
Short normal, PR- Long normal (bila ada), SP, Gamma Ray (bila ada) dan grafis
lainya harus dicantumkan dengan warna yang berbeda. Pada kertas rekaman
logging juga harus dicatat nomor sumur, lokasi desa, kecamatan, kabupaten,
kordinat lintang dan bujur, tanggal logging, nama operator, skala simpangan grafis
atau satuan nilai pengukuran tiap petak. Setiap lembar ditandatangani operator dan
PPK.
Logging geofisik tiap sumur minimal dilakukan 3 (tiga) kali kedalaman
penuh, jika peralatanya memungkinkan masing-masing 2 (dua) turun, naik dan
turun, sehingga minimal diperoleh 3 (tiga) lembar rekaman, jika peralatanya
memungkinkan maka diperoleh 6 (enam) lembar rekaman.
Setiap lembar hasil rekaman grafis electric loging harus di foto, masing-
masing exposure (jepretan foto) hanya terdiri satu lembar grafis. Foto tersebut
harus dilaporkan dalam laporan.
Penyedia Jasa harus menyediakan tranportasi peralatan dan perlengkapan
termasuk sumber tenaga (batrei), maupun operator logger dari maupun ke lokasi.
Pekerjaan Logging harus dihentikan sementara pada saat terjadinya hujan
atau banyak terjadi petir, hal itu untuk menjaga ketepatan data yang bebas dari
gangguan elektris.

3. INSTALASI SUMUR

A. Material Instalasi Sumur

Material instalasi sumur yang akan dipasang untuk konstruksi sumur antara lain
dapat terdiri dari :

• Pipa PVC diameter 6", 5”, 4” dan 3” SNI.


• Pipa Saringan PVC – SNI diameter 5", 4” dan 3“.
• Reducer PVC untuk menyambung pipa/screen yang berbeda diameternya.
• Centralizer dengan diameter sesuai pipa/screen yang dipasang.
• Tutup atas dan kunci, tutup dasar sumur (top cap & bottom plug).
• Gravel pack 8 mm – 10 mm.
• Semen Grouting.
• Temporary casing.
• Bahan bahan penyambung, lem mur, dan baut.

Semua bahan tersebut disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dalam Daftar Item
Pekerjaan.

B. Pipa dan Saringan Sumur (Casing dan Screen Sumur)

Setelah Pemboran selesai, maka harus dilakukan sirkulasi lumpur paling


tidak selama 4 (empat) jam, atau lubang bor harus sangat bersih dari sisa contoh
batuan yang dicek dengan memeriksa lumpur bor yang sirkulasi. Penyedia Jasa
kemudian harus memasang pipa dan pipa saringan ke dalam lubang bor pada
posisi yang tepat, sesuai lapisan dan tebal aquifer.
Pipa dan pipa saringan harus disambung sesuai petunjuk teknis
penyambungan pipa, hingga cukup kuat, dan diperkuat dengan pasak baut,
panjang pasak baut tidak melebihi 2 kali ketebalan pipa (menembus dua dinding
pipa), tidak diperkenankan ada sisa panjang baut yang menonjol di dalam pipa
(sumur)
Pipa dan pipa saringan yang dipasang harus dijaga agar tepat berada di
tengah lubang bor dengan menggunakan centralizer (terbuat dari besi plat atau
bahan lainya) yang dipasang minimal setiap 4 meter.
Gambar 3. Centralizer
Penyedia Jasa harus mengukur dan mencatat dengan teliti panjang masing-
masing pipa dan pipa saringan maupun reduser sebelum diinstalasi (dipasang di
dalam sumur).
Penyedia Jasa harus mempunyai perhitungan/catatan, gambar/sketsa
tambah dan kurangnya panjang pipa setelah disambung dalam sumur, sehingga
diketahui panjang total pipa/screen sebelum instalasi dan panjang total
konstruksi sumur setelah instalasi. Pipa dengan sambungan socket biasanya akan
bertambah panjang, sedangkan pipa dengan sambungan sistem bell mouth (salah
satu pipa dimasukkan kedalam pipa berikutnya), panjang total setelah instalasi
akan kurang dari total panjang pipa sebelum dipasang
Kemudian setelah diinstalasi jumlah total pemasangan casing, screen dan
reducer tiap sumur juga harus diukur ulang, untuk menghitung dengan tepat
kedalaman setiap komponen sumur dengan ketelitian pengukuran 1 cm.
Untuk mencapai konstruksi sumur yang baik dan benar, instalasi pipa
sumur akan diijinkan untuk dilaksanakan setelah bahan gravel pack tersedia
dilokasi pekerjaan. gravel pack yang tersedia harus sudah dibersihkan dan
disaring sesuai ukuranya. Hal ini dilakukan agar setelah pemasangan pipa dapat
segera dilakukan pengisian gravel pack. Upaya ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya longsoran dinding lubang sumur yang dapat menutup saringan sumur.
Sebelum gravel pack tersedia di lokasi pekerjaan dilarang melaksanakan
konstruksi sumur.

C. Gravel pack

• Material Gravel pack


Penyedia Jasa harus menyediakan gravel pack. Gravel pack tersebut terdiri dari
batuan keras, tidak mengandung batu gamping atau batuan gampingan, tidak
mengandung batu apung, lempung dan batu lempung, lumpur dan batu lumpur,
tidak mengandung bahan-bahan organik, ranting kayu, rumput dan semacamnya,
bentuk butirnya membulat dan ukuran butirnya bergradasi.

• Pengisian Gravel pack


Setelah pemasangan pipa sumur selesai dan sesuai dengan yang direncanakan
maka gravel pack dengan ukuran yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam
rongga di luar pipa sumur di dalam lubang bor (ruang anulus).
Dalam proses pengisian gravel pack, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan,
kekentalan lumpur bor dikurangi. Pengisian gravel pack dilaksanakan hati-hati
dengan menggunakan wadah (ember kecil). Pipa konstruksi sumur harus
terbungkus rata dan padat oleh gravel pack mulai dari dasar lubang sumur
sampai pada kedalaman 10 m dari permukaan tanah asli.

Penyedia Jasa harus selalu membuat catatan dan perhitungan volume gravel
pack yang telah dimasukkan, tiap saat harus di check dengan mengukur posisi
kedalaman gravel pack dalam lubang anulus. Setelah pengisian gravel dinyatakan
cukup, maka penyempurnaan/development sumur dapat dimulai.

Pada kasus pemboran sumur yang menjumpai zona mud loose, pengisian gravel
pack dihentikan setidaknya 3 (tiga) meter (atau lebih, tergantung kondisi formasi
batuanya) dibawah zona mud loose, kemudian pada zona mud loose ditutup
semen, atau campuran semen dengan bentonite, atau ditutup dengan lempung
impermeable (kedap air), setebal sampai 3 meter diatas zona mud loose, baru
kemudian dilanjutkan pengisian gravel pack. Zona mud loose harus dipastikan
posisinya dengan berdasarkan data log pemboran (penetration log), lithologi log
atau deskripsi batuan dan logging geofisika (electric logging).

4. UJI PEMOMPAAN

Setelah konstruksi sumur selesai dan development selesai, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan Uji Pemompaan. Uji Pemompaan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

a. Uji Pemompaan Pendahuluan (preliminary pumping test).


b. Uji Pemompaan Penurunan Bertingkat (step drawdown test).
c. Uji Pemompaan Debit Tetap (constant rate test).
d. Uji Pemulihan (recovery test).

Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan, pekerja, bahan bakar dan
semua kebutuhan lain selama periode waktu Uji Pemompaan.
Dalam kegiatan Uji Pemompaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan site/lokasi
agar tidak terjadi gangguan dalam pengujian tersebut.
Penyedia Jasa harus mempersiapkan saluran untuk buangan, agar air hasil Uji
Pemompaan tidak kembali atau meresap ke dalam sumur. Penyedia Jasa juga harus
mengendalikan adanya alliran air dalam saluran umum, saluran buangan/limbah rumah
tangga, saluran irigasi atau aliran air lainya di sekitar lokasi/site agar tidak meresap ke
dalam sumur dan tidak mengganggu validitas data.
Apabila dalam proses Uji Pemompaan terjadi hujan yang cukup deras sehingga
mengganggu muka air tanah, maka Uji Pemompaan dianggap gagal karena data
menjadi tidak valid dan harus diulangi dari awal.

A. Peralatan Uji Pemompaan


Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan Uji Pemompaan adalah sebagai berikut :

1 Alat Pemompaan : Uji Pemompaan dilaksanakan dengan pompa


yang disediakan oleh Penyedia Jasa. Pompa
yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
khusus untuk pemomopaan uji dan bukan
pompa yang akan diadakan untuk operasional
atau dipasang permanen. Kapasitas pompa uji
tersebut tidak kurang dari 1,5L/dt lengkap
dengan mesin penggerak dan pengatur debit.

2 Alat Pengukur Debit : Debit pemompaan diukur dan diamati dengan


menggunakan kotak pengukur debit yang
dilengkapi dengan alat ukur tipe V-Notch, atau
menggunakan orifice atau menggunakan flow
meter.

Gambar 6. Orifice Weir


3 Alat Pengukur Muka Air : Permukaan air didalam sumur diukur dengan
indikator muka air (water level sounding) yang
berketelitian pengukuran paling tidak 1 (satu)
cm dan menggunakan tenaga listrik (battery).
Water level sounding harus menggunakan kabel
yang cukup lemas tetapi kuat menahan probe,
agar pengukuran akurat.

4 Alat Pengukur Kualitas Air : Penyedia Jasa, harus menyediakan alat ukur
kualitas air berupa pH meter, dapat model
digital atau kertas lakmus berskala warna, serta
TDS meter, dan EC meter, alat-alat ukur
tersebut dapat berupa pocket digital.

5 Alat Pelengkap Lainnya : Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat


dan sesuai dengan periode waktu yang
ditentukan maka dibutuhkan stop watch atau
jam, kamera dll.

B. Uji Pemompaan Pendahuluan

Penyedia Jasa harus melaksanakan Uji Pemompaan Pendahuluan setelah


sebelumnya dilakukan pemasangan mesin dan pompa untuk pengujian.
Pengujian dilaksanakkan dengan pemompaan sumur selama 2 (dua) jam
menggunakan debit maksimum kemampuan pompa.
Tujuan dari Uji Pemompaan Pendahuluan adalah untuk mengetahui hasil
development sumur. Uji Pemompaan Pendahuluan juga bertujuan memperoleh
gambaran umum hubungan debit pemompaan dengan penurunan muka air didalam
sumur akibat pemompaan (dynamic water level = DWL atau pumping water level =
PWL), sehingga dalam pelaksanaan Uji Pemompaan Bertingkat berikutnya dapat
menentukan debit tiap tingkat.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran debit, kedalaman muka air,
penurunan gravel pack (jika ada) dalam sumur, serta kandungan pasir, pH, TDS, dan
EC dari air yang dipompa.
Apabila hasil Uji Pemompaan Pendahuluan menunjukkan bahwa
development sumur belum sempurna, yang ditandai dengan masih adanya pasir yang
ikut terpompa, maka Uji Pemompaan dihentikan dan development sumur harus
diulangi oleh Penyedia Jasa.
Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi dan diperoleh
data, maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji berikutnya, yaitu Uji
Pemompaan Bertingkat (step pumping test), atau sering disebut Uji Pemompaan
Susut Bertahap (Step drawdown pumping test).

C. Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step Drawdown Pumping Test)

Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step Drawdown Pumping Test) sering juga
disebut Uji Pemompaan Bertingkat atau step test. Setelah selesai Uji Pemompaan
Pendahuluan, permukaan air (muka air tanah) dalam sumur harus ditunggu sampai
pulih kembali pada muka air awal saat sebelum Uji Pemompaan Pendahuluan (telah
kambuh/recovery). Jika sudah pulih kembali, maka dilanjutkan Uji Pemompaan
Susut Bertahap (step drawdown pumping test).
Penyedia Jasa harus melaksanakan Uji Pemompaan Susut Bertahap. Sumur
dipompa dengan debit minimal selama periode 120 menit, kemudian langsung
dilanjutkan dengan menaikkan debit yang lebih besar selama 120 menit, kemudian
debit dinaikkan lebih besar lagi, selanjutnya dilaksanakan berulang sampai beberapa
tingkat dalam periode yang tetap, misalnya 120 menit tiap tahap sampai debit
maksimum kapasitas pompa.
Pengujian harus dilaksanakan paling kurang 3 (tiga) tingkat. Debit untuk tiap
tingkat pengujian berdasarkan dari hasil Uji Pemompaan Pendahuluan.
Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan tetap
stabil setiap step dengan melaksanakan pengamatan debit secara teliti.
Pengamatan terhadap debit pemompaan dan penurunan muka air di dalam
sumur yang dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu.

D. Uji Debit Tetap (Constant Rate Test)

Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat,
maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit tetap yaitu dengan
melaksanakan pemompaan dengan debit yang tetap (konstan) selama 72 (tujuh
puluh dua) jam secara terus menerus.

Debit pemompaan ditentukan minimal sama dengan debit rencana


operasional pompa.
Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling tidak
sekali tiap jam dan dicatat dalam formulir (form pumping test) debit pemompaan
harus dipertahankan stabil.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan dan mencatat penurunan
muka air tanah pada sumur yang dipompa sesuai jadwal atau prosedur
pengamatan (tabel 1).
Selama uji debit tetap Penyedia Jasa harus melaksanakan pengukuran
terhadap pH, TDS, temperatur dan EC air yang dipompa, pengukuran dilaksanaan
selama pemompaan setiap 24 jam.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena
kerusakan mesin, hujan yang mengganggu muka air tanah atau kehabisan bahan
bakar atau oleh sebab- sebab lain, maka Penyedia Jasa harus mengulangi Uji
Pemompaan dari awal dengan menunggu recovery lebih dahulu dan biaya yang
dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Tabel 1 : Interval Waktu Pengukuran Dan Pencatatan Muka Air Tanah

Waktu Sejak Interval


Pemompaan Waktu
Dimulai
0 - 10 Pengukura
Setiap 1
1 - Menit
25 menit 3
nSetiap
0
2 - Menit
60 menit 5
Setiap
15 - 2Menit
Jam menit10
Setiap
2 - 3 Jam menit15
Setiap
3 - 6 Jam menit30
Setiap
6 - 24 menit
Setiap 1 Jam
2 - Jam
48 Setiap 2 Jam
. 4 - Jam
72 Setiap 3 Jam
8 Jam

E. Uji Pemulihan (Recovery Test)

Uji pemulihan dimulai seketika setelah Uji Pemompaan Debit Tetap berhenti
sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa.

Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air selama masa recovery
sampai muka air kembali pada kedudukan semula atau maksimum selama 24 jam.

F. Pengambilan Contoh Air dan Analisa Kualitas Air

Penyedia Jasa harus mengambil contoh air sumur untuk dianalisa.


Pengambilan contoh air dilaksanakan pada saat menjelang berakhirnya Uji
Pemompaan Debit Tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk tiap sumur, dengan volume
masing-masing tidak kurang dari 2 (dua) liter.
Contoh air disimpan atau ditempatkan dalam wadah yang aman dan tidak
terpapar matahari (biasanya menggunakan botol gelas berwarna coklat atau
polyethilene), sebelum dipakai botol harus dicuci, termasuk tutup botolnya dengan
menggunakan air sumur tersebut, kemudian diisi penuh, sehingga tidak ada udara di
dalam botol, lalu ditutup dengan rapat. Pada masing-masing botol dicantumkan
tulisan nomor sumur, lokasi dan tanggal pengambilan contoh.
Penyedia Jasa harus melakukan Uji Kualitas Air mengacu pada PERMENKES
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
4. PENGISIAN SEMEN (Grouting)

Setelah development sumur selesai, pipa konduktor sementara dicabut, ruang


anulus antara lubang bor dengan pipa jambang harus diisi semen, mulai kedalaman
10 m atau mulai permukaan gravel pack sampai ke permukaan tanah.

5. PEMASANGAN TUTUP

Apabila Uji Pemompaan telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus


memasang tutup sumur lengkap dengan kuncinya, untuk mencegah material-material
asing masuk ke dalam sumur atau pemaksaan membuka sumur secara tidak sah.

6. LAPORAN DAN CATATAN


Penyedia Jasa harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan kepada
Satlak, mengenai material yang digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan,
termasuk kedalaman pemboran, gambar konstruksi, development, Uji Pemompaan dan
data lain yang dibutuhkan PPK.
Setiap sumur selesai dibuat, Penyedia jassa wajib membuat gambar WELL
COMPOSITE LOG, sebagai gambar As Build Drawing yang harus diserahkan kepada
PPK.

Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, Penyedia Jasa harus membuat
laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada PPK. Bentuk laporan akan dibuat
mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang
diperoleh selama pembuatan sumur, dan ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan.
Laporan harus juga meliputi hal-hal tersebut dibawah ini :

1. Log pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi


pemboran, kemajuan penetrasi per meter, kendala dan hal hal khusus dalam
pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur, personil, peralatan
dan meterial yang dipakai, pengukuran pipa, kedalaman sumur, dan data lain
diantaranya nama atau lokasi sumur meliputi koordinat (dalam koordinat
geografi derajat, menit detik dan desimal detik) desa, kecamatan, kabupaten,
propinsi, sketsa denah lokasi dll yang diperlukan.

2. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan
sifat batuan, kedalamannya, nomor conto Cutting, Log Resistivity (PR-Log),
Log Self Potential (SP-Log), dan bila ada, Gamma Ray Log, dll.

3. Gambar rencana/desain lapangan mengenai rencana posisi pipa saringan


(desain sumur), dan gambar hasil pemasangannya (As build drawing) berupa
gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur yang terpasang,
termasuk catatan mengenai penyambungan pipa.
4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang
diisikan ke ruang anulus tiap sumur.

5. Catatan mengenai pengujian ketegak-lurusan sumur dan konstruksi sumur


(kalau instalasinya pompa turbin).

6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air


tanah, lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang
dipakai, jumlah personil dan jam kerja.
7. Catatan mengenai kegiatan Uji Pemompaan, dan semua data yang dikumpulkan
selama pengujian, termasuk catatan mengenai pH, temperatur, EC dan jumlah
kandungan pasir dari air yang dipompa.

Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto-


foto yang diambil untuk masing-masing sumur. Pengambilan foto tiap sumur harus
meliputi :

1 Saat sumur dalam kondisi 0 % .


2 Saat mata bor akan dioperasikan.
3 Saat pemboran mencapai 50 %
4 Saat pengambilan contoh cutting.
5 Saat stang bor masuk seluruh target kedalaman pemboran.
6 Saat conto cutting telah diperoleh seluruhnya.
7 Saat proses logging, rekaman hasil logging.
8 Saat persiapan pemasangan pipa, proses penyambungan.
9 Saat penyiapan, pencucian dan pengayakan gravel pack di lokasi
10 Saat pemasangan pipa/screen setiap sambungan.
11 Saat proses pengisian gravel pack.
12 Saat development.
13 Saat Uji Pemompaan Pendahuluan, step drawdown, constant test dan
recovery.
14 Saat pengambilan contoh air.
15 Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100%.
16 Saat pemulihan lokasi pekerjaan.

Foto harus dicetak rangkap 1 (satu) dan dibuat album yang dilengkapi dengan
penjelasan tiap lembar foto. Softcopy harus diserahkan pada PPK.

7. PENGADAAN-PENGADAAN LAIN

Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan dan peralatan
tambahan lainnya, maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan/dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan dan arahan dari PPK.
8. KUALIFIKASI PERUSAHAAN
a. Ijin Usaha masih berlaku serta memiliki NIB atau TDP

No PERIJINAN BIDANG SUB BIDANG


1 SIUJK Klasifikasi Jasa Pekerjaan Pengeboran Sumur Air
Pelaksanaan Spesialis Tanah Dalam SP008
2 SBU Klasifikasi Jasa Pekerjaan Pengeboran Sumur Air
Pelaksanaan Spesialis Tanah Dalam SP008

b. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir yaitu SPT 2021.


c. Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.
d. Tidak Masuk dalam Daftar Hitam
e. Pengalaman Perusahaan: Pernah mengerjakan kegiatan Pembuatan/Pengeboran
Sumur Air Tanah, minimal 1 (satu) kegiatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

9. PEMBIAYAAN
Sumber pendanaan pekerjaan ini adalah dari APBD Kota Tangerang Tahun 2023.

10. WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini sampai selesai diperkirakan selama 45 (empat
puluh lima) hari kalender.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG AIR MINUM DAN AIR LIMBAH
DINAS PERUMAHAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

RIZNUR MASRUN, ST, MT


NIP. 197509232002121007

Anda mungkin juga menyukai