Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBUATAN SUMUR BOR

I. GAMBARAN KEGIATAN
1. Umum
Kontraktor harus melakukan pekerjaan konstruksi sumur Uji dan harus melakukan
pengumpulan sumur yang meliputi mengabilan contoh cacahan batuan (cutting),
deskripsi litologi, penampangan geofisik (geophysical logging), uji pemompaan,
pembersihan sumur (well development), pengambilan contoh air dan Analisa kimia
lengkap contoh air dari sumur tersebut. Pekerjaan logging dan pemompaan uji harus
dilaksanakan dengan supervisi langsung dari Direksi Pekerjaan.

2. Lokasi Pekerjaan
Jumlah sumur yang akan dikerjakan adalah sebanyak 1 (satu) buah sumur. Dengan
kedalaman 100 m, yang berlokasi di PT. Alam Wisata Boga, Jl. Nakula Kecamatan
Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali

3. Peralatan Pengeboran
 Peralatan Utama
Peralatan utama untuk pekerjaan pengeboran terdiri dari mesin bor (drilling ring),
pompa Lumpur (mud pump), dan kompresor (air compressor).

(i) Mesin bor


Mesin bor yang digunakan dalam pekerjaan pengeboran adalah sesuai dengan yang
disebutkan di bawah ini:
a. Drilling ring tipe skip mounted, truck mounted, atau tractor mounted :
dirancang khusus untuk pengeboran dengan menggunakan sistem hydraulic dan
atau mekanikal dan yang mempunyai kemampuan pull down (angkat dan tekan)
minimal 5 (lima) ton dan yang dapat melakukan/melaksanakan pemboran
disegala macam formasi lapisan dengan diameter 15 inchi (secara langsung
ataupun bertahap) sampai macam dengan kedalaman minimal diameter 150
meter.

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 1


b. Metode pengeboran dengan cara memutar, baik dengan cara rotary head, atau
rotary table, atau rotary with spindle torque, dengan kemampuan dapat
memutar stang bor (drilling rod), minimal diameter 2-7/8 inchi.
c. Metode sirkulasi pengeboran adalan direct circulation (sirkulasi langsung).
d. Pompa Lumpur
Pompa untuk sirkulasi lumpur pengeboran berupa tpe double actioan plunger
pump dengan kemampuan debit 730 liter/menit dengan tekanan kerja (working
preassure) 34 kg/cm2 .
e. Kompresor (air compressor)
Kompresor yang digunakan memiliki kemampuan minimal CFM dengan
tekanan kerja 150 Psi.
f. Electric Logging
Peralatan untuk penampungan geofisika adalah alat yang menghasilkan nilai
atau kurva SP log. Reistivity log, dan gamma Ray log. Alat tersebut harus dapat
digunakan minimal sampai dengan kedalaman 150 meter.
Kemampuan seluruh peralatan tersebut di atas harus dapat dibuktikan dengan
brosur asli pabrik pembuat.

 Peralatan lainnya
Peralatan-peralatan pendukung lainnya yang harus tersedia antara lain:
(i) Stang Bor (drill rod)
Panjang minimal stang bor per batang adalah 3 meter dengan minimum
diameter 2-7/8 inchi. Stang bor harus dalam kondisi baik dan lurus.
(ii) Mata Bor (drilling bit)
Jenis dan jumlah mata bor harus disediakan sesuai dengan informasi batuan
yang akan dibor serta diameter pengeboran.
(iii) Mesin Las (electric welder)
Mesin las yang digunakan memiliki kemampuan 200 ampere.
(iv) Generator set, sebagai sumber tenaga untuk penggerak motor pompa pada saat
uji pemompaan berlangsung dengan daya keluaran minimal 30 KVA.
(v) Peralatan uji pempmpaan (pumping test quipment)
- Pompa selam (submersible) memiliki kemapuan debit maksimum 20
liter/detik dengan total dynamic head minimum 50 m. Pengukur muka air
(electric water level sounding)

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 2


- Alat pengukur debit (discharge neasuring device) berupa orifice weir atau
V-notch bersudut 90o lengkap dengan boks penenang arus dari plat baja
dengan dimensi minimum 1,5 x 1 x 1 m. Thermometer, pH meter, EC
meter.

 Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Kontraktor adalah jenis sumur uji dengan
kedalaman rata-rata 150 m, dengan menggunakan pipa galvanis diameter 10” dan
diameter 6” lurus beserta saringan baja karbon rendah (screen low carbon steel)
diameter 10”. Total kedalaman konstruksi sumur adala 150 atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan atau menurut arahan direksi. Bagian bawah konstruksi pipa
disambungkan dengan cone bottom plug yaitu suatu pipa berbentuk kerucut dimana
ujung kerucut tidak tertutup.
Pipa saringan akan dipasang pada lapisan yang diperkiraan sebagai akuifer dan pipa
naik berupa pipa buta dipasang pada lapisan yang diperkirakan bukan akuifer. Untuk
mempertahankan posisi rangkaian konstruksi berada tepat di tengah diameter sumur
makan untuk setiap jarak 12 m rangkaian pipa dipasang suatu rangkaian pemusat.
Pada ruang antara dinding sumur dan rangkaian pipa (annulus) dilakukan pengisian
kerikil pembalut mulai dari dasar lubang bor hingga pada kedalaman yang
ditentukan oleh Direksi. Sisa kedalaaman yang tidak diisi kerikil, dilakukan
sementasi (montar grounting) pelaksanaan konstruksi sumur dilakukan dilakukan
setelah kontraktor memperoleh gambar konstruksi dari direksi yang didesain
berdasarkan data-data yang diperoleh selama pengeboran dan hasil pelaksanaan
penampangan geofisika. Gambar konstruksi sumur berisikan diameter, panjang dan
posisi pipa jambang, pipa naik, maupun pipa saringan.

4. Prosedur Pekerjaan Pengeboran dan Konstruksi Sumur


Untuk memulai pekerjaan pengeboran di lokasi, Kontraktor harus memberitahuan
kepada Direksi paling lambat 24 jam sebelumnya. Kalau tidak ditentukan lain oleh
direksi, maka pengeboran dilakukan dengan metode direct circulation mud flush.
Secara umum urutan pekerjaan pengeboran dan konstruksi sumur adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan pendahuluan termasuk persiapan lokasi;
b. Mobilisasi rig, peralatan, dan personel lokasi pengeboran;

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 3


c. Pemasangan ring fdan peralatan lain di lokasi pengeboran;
d. Pengeboran lubang dia 17 inchi dari permukaan tanah sampai kedalaman 6 m;
e. Pemasangan pipa konduktor (temporary casing) dia 16 inchi sampai kedalaman
6 m;
f. Pengeboran pilot hole dia. 8,3/4 inchi mulai dari kedalaman 6 m (di bawah pipa
konduktor) dan pengambilan contoh cacahan batuan dari setiap meter
kedalaman;
g. Pelaksanaan penampangan geofisik;
h. Air-left test;
i. Pengeboran pembesaran lubang (reaming) Ø 12, ¾ inchi sampai pada
kedalaman yang ditentukan;
j. Uji ketegaklurunsan (verticality test);
k. Pengisian kerikil pembalut pada bagian anmulus dari dasar sumur sampai batas
yang ditentukan;
l. Well development dengan metode water jetting dan air jetting;
m. Sementasi pada bagian anmulus mulai dari bagian atas kerikil pembalut sampai
ke permukaan tanah;
n. Pencabutan pipa konduktor;
o. Pembongkaran ring;
p. Pembuatan beton lantai sumur (concrete slab) ukuran 1,0 x 1,0 x 0,30 m,
pemasangan tutup sumur (well cap), dan patok sumur.
q. Uji pemompaan termasuk EC (electrical conductivity) dan pengambilan contoh
air untuk analisa kimia lengkap di laboratorium.

5. Pengeboran Segaa Formasi Ø 17”


Pengeboran yang dimaskud disini adalah untuk tempat pemasangan pipa konduktor
dengan kedalaman 6 meter ditentukan antara lain oleh direksi dan atau pengawas
lapangan. Mata bor yang dipakai harus disesuaikan dengan formasi batuan di 6 m
pertana kedalaman pengeboran.

6. Pemasangan dan Pembongkaran Pipa Konduktor Diameter 16”


Pipa konduktor dipasang di lokasi sumur untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah
atas selama pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor ditentukan oleh
Direksi berdasarkan lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konsuktor ditentukan

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 4


berdasarkaan keadaan lapangan di lokasi dan harus dengan persetujuan Direksi.
Seterlah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai maka kontraktor harus
mencabut pipa tersebut. Bahan kontraktor adalah pipa baja atau pipa PVC dengan
diameter 16 inchi dan panjang 6 m.

7. Pengeboran pada Segala Formasi Ø 10” dengan menggunakan Bentonit


Apabila tidak ditentukan lain maka pengeboran harus dilaksanakan sesuai dengan
desain yaitu dengan diameter 8¾”. Sesuai dengan sifat formasi jan jenis peralatan
yang dipakai, maka berdasarkan kondisi dan situasi yang dihadapi di lapangan,
diameter pengeboran dapat berubah atas instuksi Direksi, demi tujuan untuk
kelancaran pekerjaan pengeboran, pemasangan pipa, kerikil pembalut, dan lain-lain.
Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukup atau disebabkan kualitas air yang
tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pengeboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan dan instruksi Direksi.
Jenis mata bor yang dipakai harus sesuai dengan kekerasan formasi batuan yang
dibor. Apabila terjadi pergantian formasi batuan dan dinilai mata bor yang dipakai
sudah tidak sesuai lagi, maka mata bor harus diganti dengan jenis yang sesuai
dengan formasi batuan. Mata Bor tipe there conebit harus dari bahan sekurang-
kurangnya wi-dia (wie diamond).
Bentonite harus digunakan sebagai pengental lumpur sirkulasi agar berat jenisnya
naik,sehingga selama proses pengeboran, lumpur dapat mengangkat batuan yang
tembus oleh mata bor dari dalam lubang bor. Bentonite yang dipakai harus tipe
baroite sesuai dengan standar ANSI/NSI 60, atau API DM-A3 atau standar lain yang
diakui.
Alat Marsh funnel dan mud balance disediakan di lokasi pengeboran agar selalu
dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat. Selama operasi pengeboran
kekentalan dan densitas Lumpur harus diukur setaip jam dengan alat tersebut.
Kekentalan Lumpur pengeboran harus dipertahankan antara 55 sampai 70 detik.
Densitas Lumpur harus diperhatikan kira-kira 1,07. Kandungan pasir dan Lumpur
pengeboran tidak lebih dari 5%. Apabila sirkulasi Lumpur berhenti pada waktu
pekerjaan pengeboran maka rangkaian mata bor dan pipa bor harus segera diangkat
dari lubang sumur.
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan yang bak maka kontraktor harus
melaksanakan pencucian lubang bor dengan Lumpur pengeboran atau sirkulasi

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 5


lumpur tanpa penetrasi yang dilakukan pada akhir setiap meter kemajuan
pengeboran.
Apabila lubang bor terlah mencapai kedalamam yang ditentukan atau seperti yang
disnstruksikan oleh Direksi, maka pengeboran akan dihentikan atan ijin Direksi.
Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan melakukan
sirkulasi terus-menerus selama lebih kurang 4 (empat) jam. Setelah lubang sumur
bersih dari endapan maka untuk keperluan logging, selama sirkulasi berangsung
dilakukan pengurangan kekentalan lumpur pengeboran sampai dengan 33 detik
Marsh Funnel.

8. Pengambilan Contoh dan Deskripsi Lothologi Batuan


Kontraktor harus melakukan pengambilan contoh batuan setiap meter pengeboran
dari permukaan tahan sampai kedalam yang ditentukan. Contoh batuan minimum
berat 0,5 kg harus dicuci dan dikeringkan dan dimasukan ke dalam kantong plastic
transparan (tembus pandang). Setiap kantong ditandai nomor, kedalaman sampel,
dan tanggal pengambilan, kemudian ditaruh ke dalam kotak kayu yang dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan pemeriksanaan oleh Direksi di lokasi.

9. Penampang Geofisik
Penampang geofisik dilaksanakan segera setelah lubang penuntun (pilot hole).
Dicuci dengan sirculation lumpur, dan telah dilakukan pengurang kekentalan
lumpur sampai 33 detik Marsh Funnel agar probe dari electric logger dapat
mencapai dasar lubang bor dengan bebas. Kontraktor harus menyediakan peralatan
logger dan kelengkapannya serta menyediakan transpotasi untuk peralatan maupun
operator logger.
Peralatan loger harus mempunyai kemampuan penampang resisvity, SP, dan
gamma ray, hingga kedalaman minimum 150 m, keluaran berupa grafik dari
resisvity log, SP log dan gamma ray. Log harus dalam bentuk digital dan harus
dapat dicetak seketika di lapangan, saat penampang selesai. Pengukuran akan
diperhitungkan menurut jumlah lokasi (lok) sumur dalam yang terlah dikerjakan
penampangan geofisika dan dianggap sah bila disaksiksan Bersama dengan
pengawas dan Direksi.

10. Pembesaran Lubang Bor Ø 10” menjadi Ø 14”

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 6


Kontraktor harus melaksanakan pelebaran lubang bor 10” hingga kedalama yang
telah ditentukan oleh Direksi. Jenis dan diameter mata bor yang dipakai dalam
pelebaran lubang bor harus sesuai dengan formasi batuan yang ditebus dan diameter
lubang yang diisyaratkan.
Pengukuran/pebanyaran diperhitungkan dari kedalaman diameter lubang yang
dilebarkan dalam satuan meter (m) dan dinyarakan sah bia dilakukan pengukuran
Bersama dengan pengawas dan direksi berdasarkan lebar/gambar yang telah
disetujui.

11. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Ø 10” (Casing) berikut centralizer
Sesudah kedalaman selesai dilaksanakan, kontraktor melakukan pemasangan pipa
selubung/buta (casing) dan saringan ke dalam lubang bor. Posisi rangkaian pipa
masing-masing berjarak 12 m.
Walaupun sistem sambungan pipa dan screen menggunakan las yang relative kuat,
kontraktor berkewajiban memperkuat dengan plat besi yang di las yang dilas pada
setiap sambingan sedangkan untuk screen casing pengamanannya sesuai dengan
pentunjuk Direksi.
Pemasangan wajib melakukan pengadaan material pipa selubung dan saringan
untuk sumur sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh Enggineer
(1) Pipa selubung/buta
Pipa buta dia. 10” memiliki standar sebagai berikut:
- Pipa dia 10” memiliki diameter dalam (inside diameter) 10 inchi dan tebal 7,00
mm kualitas baja menurut standar ASTM 53, atau BS 879, atau API 5L atau
standar national/international lain yang diakui.
(2) Perangkat pemusat dibuat dari bahan plat baja, dibentuk sedemikian rupa
hingga memungkinkan bebas mengembang sesuai dengan diameter lubang bor.

12. Pengadaan dan pemasangan Saringan Diameter 10”


Penyambungan pipa selubung dengan saringan dan penyambungan antar saringan
harus dilakukan dengan pemakaian sistem sambungan las. Pengadaan dan
pemasangan saringan dilakukan oleh kontraktor, sementara posisi saringan
ditentukan oleh engineer.
Saringan berupa saringan buatan pabrik (fabricated) baja low carbon, dengan
bukaan celah (slot opening) no. 40 atau 1 mm seperti dalam gambar. Diameter 10”

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 7


sesuai dengan diameter dalam pipa buta 10”
Pengukuran volume diperhitungkan menurut jumlah saringan yang terpasang dalam
satuan meter (m) dan dinyatakan sah bila dilakukan pengukuran Bersama pengawas
dan direksi berdasarkan lembar/gamabr kerja yang disetujui.

13. Uji Ketegak Lurusan


Lubang pengeboran harus tegal dan lurus sehingga memudahkan untuk instalasi
pipa selubung dan saringan, dan memudahkan pengisian kerikil pembalut annulus.
Pipa selubung dan saringan harus tegal dan lurus untuk memudahkan pemasangan
dan pengoperasiannya pompa selam. Pengujian ketegak lurusan sumur dilakukan
dengan menurunkan peralatan pengujian yang telah disetujui oleh dieksi Teknis ke
dalam sumur.
Pengujian ketegak lurusan sumur dilakukan dengan menggunakan sistem pemberat
(bob) dan kabel baja (string) yang dimasukan pada pipa jambang pompa (pump
chamber) dan diturunkan sepanjang pipa jambang tersebut.
Pengujian dilakukan dua kali yaitu pada waktu menurunkan dan menaikan bob.
Pada saat pengujian naik, saat string telah berada pada posisi yang benar (pusat),
kerikil pembalut dapat dimasukan higga kedalaman tersebut (dimana bob berada).
Peralatan dan bahan:
a. Bor diameter 10” (disesuaikan dengan diameter pipa konstruksi sumur/pipa
jambang)
b. Kabel (string) baja diameter 1/8” (3 mm) dengan panjang yang sesuai dengan
panjang pipa jambang
c. Winch yang mempunyai kemampuan yang cukup untuk digunakan menaikan
atau menurunkan bob
d. Sheave yang telah dipersiapkan dan dipasang pada jarak 3 meter dari puncak
casing digantug pada tripod yang sesuai
e. Beri tanda puncak casing (utara, selatan, barat, dan timur)
f. Ratakan plat bob (bagian atas) dengan puncak casing
g. Bob turunkan ke dalam pipa jambang dan diukur letak/pergeseran posisi string
terhadap pusat
h. Mengukur deviasi dalam mm terhadap empat arah (yang diberikan tanda tersebut)
i. Proses pengukuran string terhadap pusat tersebut dilakukan pada setiap jarak 3
meter penurunan dan penaikan

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 8


j. Pengukuran dilaksanakan sepanjang pipa jambang atau sesuai permintaan pihak
pertama (Direksi).
k. Jika pengukuran string tidak berada pada pusat, pipa jambang harus didorong
searah penyimpangan hingga string mencapai titik pusat atau sampai pada posisi
yang dapat ditoleransi dan kerikil dapat dimasukan hingga kedalaman tersebut.

14. Pengadaan dan Penyetoran Krikil Pembalut


Sesudah pekerjaan pemasangan casing dan saringan selesai dilaksanakan, dan uji
ketegakan lurusan dilaksanakan, pengisian kerikil pembalut dapat dilakukan sesuai
dengan instruksi dan metode yang disetujui oleh Enginer. Pengisian dilakukan mulai
dari dasar sumur hingga kedalaman yang ditentukan oleh engineer. Kontraktor
mencatat secara tepat volume kerikil pada setiap sumur. Pengisian dilakukan dengan
hati-hati dengan bantuan pipa treme atau cara lain, sehingga kerikil menempati
seluruhan sisi saringan terbungkus kerikil dengan baik.
Kerikil pembalut harus merupakan material butiran yang membundar (rounded),
terpilah seragam (uniformly graded), dengan diameter antara 8 mm – 10 mm,
dengan kekerasan tidak kurang dari 7 skala Moss. Pengukuran volume pekerjaan
diperhitungkan menurut volume dalam meter kubik (m3) dari gravel pack yang telah
terpasang di dalam sumur dan dinyatakan sah bila dilakukan perhitungan bersama
dengan pengawas dan direksi berdasarkan lembar/gambar kerja yang telah disetujui.

15. Pembersih Sumur dengan Semburan Air dan Bahan Pembersih


Kontraktor wajib melaksanakan kegiatan pembersihan sumur (well development)
dengan metode-metode yang efektif untuk membersihkan formasi lapisan air dari
pasir, lumpur pengbiran, mud cake, dan material-material halus lainnya dan keluar
melalui saringan dan sumur sehingga pada saat dilakukan pemompaan, air yang
keluar benar-benar bersih dari kandungan pasir.
Metode yang digunakan adalah metode high velocity jetting dengan udara (air
jetting). Pembersihan sumur harus terus berlanjut sampai air yang dipompa dari
sumur pada uji debit maksimum adalah jernih dan bebas dari pasir.
Selama kegiatan pembersihan, Kontraktor harus selalu mengukur posisi kedalaman
kerikil dalam lubang annulus. Apabila terjadi penurunan maka Kontraktor harus
segera menambah kerikil sampai pada kedalaman semula.

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 9


Bahan pembersih yang diperoleh dalam pelaksanaan Development adalah Foam,
Calgon atau detergen sedangkan bahan lainnya tidak dibenarkan kecuali telah
mendapat ijin tertulis dari Pihak Pertama.
Tujuan daripada Develoment/ Well Development adalah :
 Membersihkan sumur agar air yang keluar pada saat pemompaan bebas dari
kotoran pembiran/ Cutting dana tau pasir halus serta tidak lagi mengandung
unsur Bentonite (drilling Fluid).
 Membebaskan slotted screen dari sumbatan pasir dan atau mud cake yang
menghalangi masuknya air tanah kedalam sumur.
Karena itu Pihak Kedua tidak dapat menolak, Jika diminta oleh Pihak
Pertama/direksi Pekerjaan untuk melakukan Development dengan menggunakan
system Air Lift Jetting atau dengan kombinasi keduanya atau memperpanjang waktu
pelaksanaan Development.

16. Pembersih Sumur dengan Semburan Udara (Air Jetting)


Menggunakan pipa tiup 1 ¼ inchi yang dilengkapi dengan jetting tool derdiameter 3
inchi jetting tool dengan 12 lubang/ nozzle berdiameter 6 mm sangat cocok untuk
compressor yang bertekanan minimal 150 PSI. Development dengan metode Air
Jetting dilakukan mulai dari screen yang paling atas dan berakhir pada dasar sumur
(botton). Selama Development berlangsung pipa tiup harus selalu digerakan (turun
dan naik dan diputar kekanan dan kekiri) agar semua permukaan screen terkena
semprotan udara dengan demikian akan membebaskan slotted screen dari pasir halus
atau mud cake yang menempel yang menghalangi jalan masuknya air kedalam
sumur.
17. Pembersih Sumur dengan Air Lift
a. Methode Air Lift
Yang dimaksud adalah yang menggunakan pipa tiup 1 ¼ inchi dan pipa naik
berdiameter 4 inchi. Pipa tiup dipasang lebih pendek 3 meter dari pipa naik
sehingga ketika Development berlangsung akan terjadi gaya isap yang besar, hal
ini dimaksudkan untuk mengeluarkan kotoran (mud cake atau pasir halus) yang
berada dalam sumur.
Development dengan method Air Lift dilakukan dari kedalaman screen yang
pertama sampai pada dasar sumur (well botton)
b. Peralatan dan Bahan

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 10


Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari compressor dengan
kapasitas 100-150 psi, pipa educator, dan pipa airline.
Pengukuran volume pekerjaan diperhitungkan menurut jam kerja (jam)
dinyatakan sah bila dihitung bersama dengan pengawas dan direksi berdasarkan
lembar kerja yang telah disetujui.

18. Pengadaan dan Pemasangan Tutup Sumur


Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Kontraktor harus memasang
tutup sumur untuk mencegah material-material asing yang masuk ke dalam sumur.
Tutup sumur jenis well flence yang dilas pada ujung pipa dari well head, pengelasan
harus kuat dan rapi.
Bentuk dari tutup sumur yaitu bundar dengan bahan baja, yang dilubangi di bagian
tepinya untuk tempat masuknya mur dan baut tutup sumur tersebut. Pengukuran
volume pekerjaan diperhitungkan menurut jumlah tutup sumurnya telah terpasang.

19. Pengadaan dan Pemasangan Tutup Dasar Sumur


Penutup dasar sumur ( bottom plug) dipasang pada bagian ujung pipa berfungsi
sebagai pengendap material/ partikel (pipa sedimentasi). Bahan penutup dasar sumur
terbuat dari pipa baja hitam diameter 6 inchi dengan panjang 30 cm, yang berbentuk
kerucut di bagian ujungnya.

20. Pengadaan dan Pemasangan Patok Nomor Sumur


Setelah sumur tertutup, Kontraktor harus memasang patok tanda pengenal sumur.
Pada patok tersebut tercantum nomor sumur, tahun pembuatan dan nama pemilik
proyek.
Patok dicat dengan warna biru tua sedangkan warna tulisan adalah putih. Patok
ditanam sedalam 0,5 m dan kemudian tanah dari galian tersebut dipadatkan sehingga
patok berdiri dengan kokoh. Pembuatan patok dan tempat pemasangan harus sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Adapun Spesifikasi untuk bentuk dan ukuran patok adalah sebagai berikut :
1. Ukuran dimensi 0,15 x 0,15 m dengan tinggi 1.00 m
2. Dengan struktur besi tulangan dan cor beton.

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 11


3. Campuran beton adalah 1 Pc : 2 Psr : 3 Kri.

21. Sementasi dan Pengecoran Lantai Sumur


Setelah pembersihan sumur selesai dan pipa konduktor dicabut maka ruang annulus
yang berada di atas kerikil pembalut harus diisi dengan mortal, yakni mulai dari
bagian atas kerikil pembalut sampai dengan permukaan tanah.
Pengisian mortal juga dilakukan pada suatu zona kedalaman tertentu sesuai dengan
gambar atau sesuai dengan petunjuk dari direksi. Setelah pengisian semen mortal
sampai kepermukaan tanah selanjutnya dibuatkan beton lantai sumur.
Sementasi menggunakan bahan semen 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr lantai dasar sumur dengan
(1x1x0,30) m. Pengukuran volume pekerjaan dilakukan dengan satuan meter kubik
(m3) dinyatakan sah bila dilakukan pengukuran bersama dengan pengawas direksi.

II. PEKERJAAN UJI PEMOMPAAN


1. Umum
Setelah kegiatan pembersihan sumur selesai, Kontraktor mempersiapkan untuk
kegiatan pemompaan uji. Pengujian yang akan dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
a. Uji pemompaan bertahap (step drawdomn test)
b. Uji pemompaan dengan debit tetap (constant rate test)
c. Uji Kambuh (recovery test)

2. Pemasangan dan Pembongkaran Peralatan Uji Pemompaan.


Sebelum uji pemompaan dimulai, mesin pompa harus dipasang dengan hati-hati
ditengah lubang pipa jambang agar dapat memberikan hasil yang baik dan mencegah
kerusakan/ kemacetan mesin pompa itu sendiri serta menghindari kemungkinan
terjadinya mesin mendadak mati sehingga uji komponen harus diulangi.
Kontraktor harus membuat lubang pembuangan untuk membuang air tanah yang
keluar selama pemompaan berlangsung, sehingga tidak memungkinkan air tersebut
mempengaruhi hasil uji pemompaan.
Pembongkaran Peralatan uji pemompaan hanya dapat dilakukan atas ijin direksi.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan uji pemompaan adalah sebagai berikut :
a) Alat pemompaan

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 12


Pemompaan uji dilakukan dengan jenis pompa selama dengan debit maksimum
20 l/dtk dengan total head 60 m atau akan ditentukan lain sesuai kapasitas dan
produktifitas dari sumur atas pertimbangan dari direksi teknis. Semua jenis
pompa harus dilengkapi dengan tenaga penggeraknya (generator set/ electrical
power)
b) Alat pengukur debit
Pengukuran debit pemompaan dapat dilakukan dengan metode V-Noth lengkap
dengan bak penampung aliran atau dengan menggunakan metode arifice wear.
c) Alat pengukur muka air
Pengukuran muka air di dalam sumur dilakukan dengan alat pengukur muka air
(water level sounding) yang memiliki ketelitian paling tidak 1 (satu) cm, dengan
system penunjuk (indicator) lampu dan/ atau bunyi (beep)
d) Alat pengukur EC (Daya Hantar Listrik- DHL)
EC meter diperlukan untuk mengukur dan memonitor perubahan nilai DHL air
tanah setiap periode waktu tertentu selama uji pemompaan berlangsung.
e) Alat pelengkap lain
Perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk pemompaan uji antara lain alat
pengukur waktu (jam), jerigen untuk sampel air, lampu penerangan dan lain-
lain.

3. Uji Surutan Bertahap


Setelah pencucian sumur selesai maka Kontraktor selanjutnya melakukan uji surutan
bertahap. Bila tidak ditentukan lain maka uji bertahap dilakukan dengan 4 (empat)
tahapan. Setiap tahapan berlangsung selama 1 (satu) jam. Penentuan debit untuk
setiap tahap dilakukan oleh direksi. Debit pemompaan untuk setiap tahap harus
dipertahankan tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan efektif.
Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatatan debit dan muka air pemompaan
dari DHL untuk selang waktu yang telah ditentukan. Pengukuran muka air kambuh
juga harus dilakukan oleh kontraktor pada saat pompa dimatikan (step keempat
berakhir) dengan selang waktu yang telah ditentukan. Format data pemompaan
ditentukan oleh direksi.

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 13


4. Uji Debit Konstan
Setelah muka air kembali seperti semula selesai dilakukan uji surutan bertahap,
maka Kontraktor selanjutnya melakukan uji pemompaan debit konstan secara
menerus selama 72 (tujuh puluh dua) jam. Debit pemompaan pada uji debit tetap
ditentukan oleh direksi berdasarkan hasil uji susutan bertahap.
Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatataan terhadap debit dan muka air
pemompaan dan DHL untuk selang wajtu yang telah ditentukan tetap stabil selama
periode pengujian. Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
debit dan muka air pemompaan untuk setiap interval waktu yang telah ditentukan.
Bila dalam radius 400 m terdapat sumur lain sumur gali atau sumur bor disekitar
sesuai sumur yang diuji maka Kontraktor harus melakukan pengukuran penurunan
muka air pada sumur-sumur tersebut.
Pengukuran muka air sumur yang dipompa dan sumur-sumur pengamat dilakukan
sesuai dengan yang ditentukan direksi. Format data pemompaan ditentukan oleh
direksi.
Selama pemompaan uji debit tetap, kontraktor juga harus melakukan pengukuran
PH, temperature, dan DHL dari air yang dipompa dengan interval waktu tiap 6
(enam) jam.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan
mesin atau kehabisan bahan bakar atau sebab lain maka kontraktor harus
mengulangi pemompaan uji mulai dari awal dan biaya yang diakibatkan menjadi
tanggungan kontraktor.
Cara pengukuran volume pekerjaan diperhitungkan menurut jumlah jam uji
pemompaan termasuk pencatatan data pemompaan dan dinyatakan sah bila
dilakukan perhitungan bersama dengan pengawas dan direksi.

5. Uji Kambuh
Segera setelah pompa dimatikan pada uji debit tetap, maka kontraktor melakukan
pengukuran muka air kambuh dengan interval waktu yang telah ditentukan sampai
muka air kembali keadaan semula. Format data uji kambuh ditentukan oleh Direksi.

III. ANALISA
1. Umum

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 14


Analisa contoh air diperlukan untuk mengetahui komposisi air tanah dengan
pengunaannya bagi keperluan pertanian maupun air minum. Contoh air yang
diambil dan dianalisa komposisi fisik dan kimianya di laboratorium yang
terakreditasi

2. Analisa Kualitas Air


Pada saat dilakukan pemompaan uji di tiap sumur, Kontraktor melakukan
pengambilan contoh air sumur untuk dianalisa, Pengukuran suhu, DHL, dan PH
harus dilakukan dilapangan.
Pengambilan contoh air dilakukan menjelang berakhirnya uji debit tetap sebanyak 1
(satu) contoh dengan volume sekurang-kurangnya 2 (dua) liter. Contoh air tersebut
disimpan dalam botol polyethylene yang sebelum dipakai terlebih dahulu dicuci dan
dibilas dengan air sumur tersebut. Botol tersebut diisi penuh dan ditutup dengan
rapat serta dicantumkan keterangan dan tanggal pengambilan contoh air tersebut.
Contoh air tersebut kemudian harus dikirim kemudian diterima di laboratorium yang
telah disetujui oleh Direksi, dalam waktu kurang dari 24 jam saat contoh air tersebut
diambil.

Parameter yang dianalisa dilaboratorium adalah :


I FISIKA
1 Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
2 Suhu

II KIMIA
a. Kimia Organik
1 Air Raksa (Hg)
2 Arsen (As)
3 Besi (Fe)
4 Fuorida (F)
5 Candium (Cd)
6 Tembaga (Cu)
7 Khlorida (Cl)
8 Kromium Valensi 6 (Cr 6)
9 Mangan (Mn)

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 15


10 Nitrat (NO3-N)
11 Nitrit (NO2-N)
12 PH
13 Selenium (Se)
14 Seng (Zn)
15 Sianida (CN)
16 Sulfat (SO4)
17 Timbal (Pb)
18 DO (Oksigen Terlarut)
19 Amoniak (NH3)
20 Sulfida (S)
21 Barium (Ba)
b. Kimia Anorganik
1 Detergen
2 Minyak dan lemak
3 Phonol
c. Mikrobiologi
1 E Coli
2 Colirorms

IV. PERSONIL
Kandungan – kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan ppm
serta diberikan rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut dipakai
sebagai air minum maupun air irigasi.
Dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan kontraktor harus dapat menyediakan tenaga
kerja yang professional dan berpengalaman sebagai berikut :
a. Bor Master/ Kepala Pelaksanaan Koordinator (full timer)
Adalah seorang yang bertugas sebagai coordinator dan penanggungjawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan serta memahami permasalahan dan
berpengalaman bidang pemboran, development dan pumping test dan mempunyai
pendidikan formal minimal SMA.

b. Geohydrologist

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 16


Adalah seorang petugas yang berpengalaman dibidang geologi/ Geohydrologi dan
pemboran yang merupakan tenaga part timer dengan latar belakang pendidikan
minimal Sarjana Muda Geologi.
c. Regu Kerja (Driller, Operator dan Mekanik)
Setiap unit mempunyai regu kerja yang terdiri dari Driller, Ass Driller, Operator dan
mekanik yang mempunyai pengalaman dibidang pemboran, peralatan pemboran,
development dan pumping test.
d. Petugas lapangan/ helper
Beberapa tenaga lapangan yang mampu dan berpengalaman dibidang pekerjaan
pemboran, dezeloment dan pumping test, diutamakan tenaga local.

Spesifikasi Teknis – Pembuatan Sumur Bor 17

Anda mungkin juga menyukai