Anda di halaman 1dari 5

Bore Pile Mini Crane

Dengan alat bored pile mesin ini, dapat dilakukan pengeboran dengan pilihan pondasi
berdiameter 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm hingga sebesar 80 cm. Metode bored pile
menggunakan sistem wet boring atau bor basah sehingga dibutuhkan air yang cukup untuk
mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Ketersediaan sumber air harus diperhatikan

jika menggunakan alat bor pile ini.

Bore Pile Gawangan

Pengertian Pondasi Bored Pile dan Jenisnya

Alat bor pile sebenarnya sistem kerjanya mirip dengan bor pile mini crane. Hanya
saja perbedaannya pada desain sasis dan tiang tempat gearbox-nya. Diperlukan

tambang pada bagian kanan dan kiri alat, yang harus dikaitkan ketempat lain yang
kokoh untuk menjaga keseimbangan alat selama pengeboran agar tidak melenceng.

LANGKAH KERJA BORE PILE :

1. Pekerjaan Persiapan :

 Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang akan di bor
 Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk
pengeboran dengan sistem wash boring).
 Pengadaan bak sirkulasi (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).
 Pengadaan material
 Perakitan baja tulangan.

2. Pengeboran :

 Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor
spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor
cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan
tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa
sentrifugal 3″. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
 Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung
terus sampaicutting atau serpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat
lubang bor.
 Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang
bor diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya.

3. Pemasangan kerangka Baja Tulangan dan Pipa Tremie.

 Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan bantuan diesel winch
dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak
terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.
 Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan
tulanganmelintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa
dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan panjang overlap 30 – 40 D
atau dengan cara las.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung dan dimasukkan
kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
 Apabila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi
keruntuhan didalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang
head kombinasidiameter 6″ ke diameter 2″. Dengan memompakan air kedalam stang bor
dan pipa tremi,maka runtuhan-runtuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan
dapat dibersihkankembali.
 Pada saat pembersihan dilakukan, pengadukan beton bisa mulai dilakukan.

4. Pekerjaan Pengecoran :

Setelah pembersihan lubang bagian akhir selesai, head kombinasi dibuka dan diganti
corongcor yang disambung dengan pipa tremi.

 Pengecoran awal :

Pengecoran adalah bagian akhir dari pekerjaan bored pile dimana langkah pengecoran
awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan ini.

Prosedur pengecoran yang biasa dilaksanakan pada pekerjaan bored pile adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal, digunakan kantong
plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton yang digantungdi bagian
dalam lubang tremi.

2. Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan ditahan oleh bola-
bola beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas sehingga
terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton
dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam
lubangtremi. Slump adukan beton untuk bored pile tidak boleh terlalu rendah (minimal 16
cm)sehingga mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.

3. Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10
menit.Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air
/lumpur dari bawah keluar lubang.

4. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya beton tidak
dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam
pipatremi, dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam
dalamadukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong
tidak kosong.

5. Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke permukaanlubang
lebih dari 2 meter.

6. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih
darilumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena perhitungan
adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas level rencana
bagian atas bored pile (sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).

7. Pembersihan dan pemasangan kembali.Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua


peralatan dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik
bor berikutnya.

Testing Material :

1. Semua material yang digunakan seperti : semen, air, aggregat kasar, agregat halus dan
besi beton dapat ditest di laboratorium untuk memeriksa kualitasnya.

2. Slump test : pengujian slump biasa dilakukan untuk mengetahui workability adukan
beton yang ada.

3. Pengujian kubus : test kubus dengan compressive strength test biasanya dilakukan
pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui mutu beton
yang dihasilkan.
Jenis-jenis Pengeboran :
• Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat
setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman
yang ditentukan.
• Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan
mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk
menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan
tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan
dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur
dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman sesuai
rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar
tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus
sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di
dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor.
Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

Sistem pembuatan Bored Pile ada dua macam :


1. Bored Pile kering : Pada Sistem bor kering ,cara mengerjakan nya
menggunakan mata bor biasa ( Spiral Plat) di putar dengan memasukan ke
dalam tanah dengan menggunakan alat Bore Crane, dengan menggunakan
mesin Diesel dan As mata di atur, di kendalikan, dan kaki Tripot sebagai
penyangga untuk menaikan serta menurunkan mata bor.
2. Bored Pile Basah : Pada Sistem Bor Basah, untuk sistem ini pengeboran
memerlukan Casing untuk menahan sisi lubang tanah dari kelongsoran,
memerlukan juga pompa air untuk sirkulasi dan airnya yang di pakai untuk
melakukan pengeboran harus cukup untuk mencapai kedalaman pengeboran
yang akan di kerjakakan.
Proses pengeboran lubang bore pile menggunakan mesin drilling rig atau juga bisa
menggunakan mesin jenis mini-crane. Mesin bor jenis drilling rig banyak digunakan untuk
pengeboran berdiameter besar dan atau lubang dalam. Jenis alat ini mampu
mengerjakan pengeboran sampai diameter 150 centimeter hingga kedalaman 50 meter.
Sedangkan alat jenis minicrane lebih sering digunakan untuk menjangakau lokasi yang
sulit dan medan yang sempit. Selain itu biaya mobilisasinya juga relatif murah.

Mengatasi Kendala Sistem Pondasi Bore Pile

Seperti sistem pondasi dalam lainnya, pondasi bore pile juga memiliki tantangan untuk
membuat lubang pengeboran. Mari kita mulai dengan menunjukkan bahwa metode
pengeboran akan sangat bergantung pada jenis tanah dan kandungan material didalamnya.
Oleh karena itu kita harus memiliki laporan investigasi tanah yang baik. Dimana laporan
kondisi tanah akan membantu kita menguraikan teknologi pengeboran yang akan kita
terapkan. Pengalaman kontraktor diperlukan untuk menentukan teknologi pengeboran yang
optimal dan meminimalkan gangguan pada lokasi di sekitarnya.

 Struktur Tanah Kohesi Rendah

Untuk tanah kohesi rendah seperti pasir, lumpur, lubang harus didukung dengan
menggunakan casing. Atau alternatif lain menggunakan penstabil lumpur seperti suspensi
bentonit. Larutan bentonit benar-benar diaduk sampai rata. Hal ini bertujuan agar dinding
lubang yang telah dibuat tidak mudah runtuh.

 Kondisi Permukaan Air Tanah

Apabila lubang telanh mencapai permuakaan air tanah, proses pengeboran akan terganggu
oleh air dari dalam tanah. Apabila kondisi tanah relatif stabil, maka perlu menggunakan mata
bor bucket. Atau sebagai metode altiernatif dapat diterapkan metode pengeboran wash
boring.

 Kondisi Tanah Pasir, Kerikil dan Berbatu

Untuk kondisi tanah seperti ini, akan bermasalah dalam pengambilan sampah hasil
pengeboran. Karena pasir, kerikil dan batuan tidak mudah diangkat dengan mata bor spriral
biasa. Untuk itu perlu digunakan bucket untuk mengangkatnya dan mata bor cross bit untuk
menghancurkannya secara bergantian.

Anda mungkin juga menyukai