Sebelum pekerjaan pengeboran pondasi tiang bor dimulai, lokasi pengeboran pondasi tiang
ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari titik-titik pengeboran pondasi
dilakukan dengan menggunakan theodolit dan waterpass dengan mengacu pada gambar
kerja. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah theodolit bermerk Sokkia tipe
SET350x. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak
lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat. Setelah pengukuran dengan alat theodolit
selesai, maka proses penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang berbeda,
sehingga didapat titik As untuk pengeboran pondasi. Setelah titik-titik pengeboran pondasi
didapat dan diberi tanda dengan patok warna merah.
Catatan:
Ketika pada saat pengeboran ternyata material dibawahnya pasir harus
dimasukkan tanah merah terlebih dahulu untuk mencegah longsor pada lubang
ketika sedang pengeboran.
Untuk penggunaan mata bor bisa langsung menggunakan bucket jika tanahnya
lunak. Penggunaan bor tergantung jenis tanahnya, ketika tanahnya ternyata keras
harus pakai bor auger terlebih dahulu.
6. Pekerjaan Pengecoran
Tahap keempat pada pekerjaan primary pile adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam
lubang bor. Beton yang dituangkan harus memiliki nilai slump 12 ±2 cm. Langkah-langkah
pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih
dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena
perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter
di atas level rencana bagian atas bored pile. Kemudian pipa tremi diangkat dari
lubang bor. Setelah pipa tremi diangkat dari lubang bor. Casing lalu dicabut
perlahan-lahan secara tegak lurus.
Kemudian tahap terakhir lubang bored pile ditutup dengan tanah untuk menunggu
betonnya kering.
Catatan :
Adanya pipa tremie tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar
lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur.
Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin
kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu
takut dengan air atau lumpur sehingga harus dewatering.
Proses pengecoran bore pile ini memerlukan supply beton yang continuous,
bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi
setting maka pipa tremienya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa diangkat.
Sedangkan apabila terburu-buru di cabut maka tiang beton bisa tidak continue.
Sehingga perlu ada koordinasi dengan bagian logistik / pengadaan beton
sehingga memperhatikan hal ini.
Jika pengerjaan pengecoran bore pile dapat berlangsung dengan baik, maka
pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan
tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran bore pile dan penarikan maka
pipa tremie tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi
tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi
atau kecampuran dengan lumpur.