Anda di halaman 1dari 12

4.4.

Metode Pelaksanaan Struktur Bawah Jembatan Utama


Pelaksanaan pekerjaan struktur bawah pada proyek terdiri dari 5 bagian, yaitu
pekerjaan pondasi (bore pile dan tiang pancang), pekerjaan abutment, pekerjaan footing,
pekerjaan pilar, pekerjaan pier head. Kelima pekerjaan ini berfungsi sebagai penerima
beban dari struktur atas dan penyalur beban menuju ke bawah (tanah).

4.4.1. Metode Kerja Bored Pile


Pondasi bored pile digunakan untuk menjaga kestabilan lereng dinding
penahan tanah termasuk pada pondasi bangunan ringan yang dibangun di atas tanah
lunak serta struktur yang membutuhkan gaya lateral yang cukup besar. Pondasi
bored pile digunakan apabila tanah dasar yang kokoh yang mempunyai daya
dukung besar terletak sangat dalam, yaitu kurang lebih 15 m. Pondasi tiang suatu
konstruksi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara
menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat dengan satu kesatuan yang monolot
dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah konstruksi, dengan
tumpuan pondasi (Nakazawa. K, 1983).
Mulai
Pengukuran/ penentuan titik as pondasiSesuai Gambar Kerja
Pabrikasi TulanganSesuai Gambar
Pengeboran
Pemasangan Casing
Pemasukan Tulangan
Penyambungan Tulangan
Pemasangan Tremi
Pemesanan Ready Mix
Pengujian Slump
Slump 18±2 ?
Persetujuan Pengawas
Pengecoran
Selesai
Gambar 1 Flowchart pekerjaan bored pile
Langkah-langkah pengerjaan bore pile :

1. Penentuan Titik As Pondasi

Sebelum pekerjaan pengeboran pondasi tiang bor dimulai, lokasi pengeboran pondasi tiang
ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari titik-titik pengeboran pondasi
dilakukan dengan menggunakan theodolit dan waterpass dengan mengacu pada gambar
kerja. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah theodolit bermerk Sokkia tipe
SET350x. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak
lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat. Setelah pengukuran dengan alat theodolit
selesai, maka proses penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang berbeda,
sehingga didapat titik As untuk pengeboran pondasi. Setelah titik-titik pengeboran pondasi
didapat dan diberi tanda dengan patok warna merah.

Gambar 2 Pekerjaan Pengukuran

2. Pekerjaan Penulangan dan Beton Decking


 Penulangan
Pekerjaan penulangan dilakukan di site project dirakit sesuai dengan shop drawing.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan ini dilakukan di tempat yang masih terjangkau
oleh alat-alat berat. Penulangan dilakukan dengan panjang bervariasi tergantuang
kedalaman lubang bored pile, karena baja tulangan yang tersedia di pasaran hanya
berukuran 12 m maka dilakukan penyambungan tulangan.
 Pembuatan beton decking
Beton decking ini berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
diinginkan. Dalam pembuatannya, beton diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang
nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan. Beton decking dibuat dengan beton mutu
K-250 dengan tebal sebesar 50 mm dan diameter 100 mm. Beton decking ini dipasang
pada bagian sisi tulangan bored pile sebanyak 4 buah.

Gambar 3 Perakitan sengkang pada tulangan pokok


Gambar 4 Pengelasan Terhadap Tulangan Utama dan Spiral

Gambar 5 Beton Decking


3. Pekerjaan Pengeboran
Tanah hasil pengeboran diletakkan sekitar 45° di samping alat berat untuk kemudian
dibersihkan oleh excavator. Langkah-langkah pekerjaan pengeboran adalah sebagai
berikut:
 Mandor mengarahkan untuk mengebor di titik yang sudah ditentukan
 Alat berat dengan mata bor auger mulai beraksi merusak tanah yang ada di bawahnya.
Tanah dibor berulang-ulang dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter.
Kedalaman lubang bor sendiri dapat diketahui melalui monitor yang ada di dalam alat
berat. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman mencapai muka air tanah.
 Pada saat kedalaman mencapai muka air tanah, auger diangkat untuk kemudian diganti
dengan bucket. Kemudian pengeboran dapat dilanjutkan kembali hingga mencapai
kedalaman yang dikehendaki. Perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman
lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual dengan pita ukur.
 Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk menghindari tanah di tepi
lubang longsor maka perlu di pasang casing. Pemasangan casing dengan panjang 7,5
m ini diangkat menggunakan crane. Setelah casing terpasang, selanjutnya lubang bor
dibersihkan dari endapan lumpur yang terdapat di dasar lubang.

Catatan:
 Ketika pada saat pengeboran ternyata material dibawahnya pasir harus
dimasukkan tanah merah terlebih dahulu untuk mencegah longsor pada lubang
ketika sedang pengeboran.
 Untuk penggunaan mata bor bisa langsung menggunakan bucket jika tanahnya
lunak. Penggunaan bor tergantung jenis tanahnya, ketika tanahnya ternyata keras
harus pakai bor auger terlebih dahulu.

Gambar 6 Pengeboran Dengan Bucket


Gambar 7 Pengeboran Dengan Auger

4. Pekerjaan Pemasangan Cassing dan Pemasukan Tulangan


Setelah lubang bersih dari lumpur maka kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat
dengan bantuan crane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan dengan
panjang 12 m yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan
melintang lubang bor. Karena kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter maka dilakukan
penyambungan. Tulangan yang terpasang di lubang bor kemudian disambung tulangan baru
dengan panjang overlap 40D baru yang sudah diikatkan beton decking. Penyambungan
tulangan dilakukan dengan menggunakan sambungan las.
Catatan: Baja tulangan tersebut dirakit sesuai gambar rencana oleh para tenaga pembesian
dengan panjang sambungan 40D.
Gambar 8 Pemasangan Cassing

Gambar 9 Proses Pemasukan Tulangan


Gambar 10 Proses Pengelasan Tulangan

5. Pemasangan Pipa Tremi


Setelah lubang bersih dari lumpur dan casing sudah terpasang selanjutnya memasukan pipa
tremi dengan menggunakan crane. Pipa tremi ditahan dengan baja penahan (guide)
kemudian disambung dan dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman
lubang kemudian disambung dengan corong cor. Pipa tremi ini digunakan untuk
memasukan beton ke dalam lubang bor agar beton tidak rusak akibat bercampur dengan
cairan pengisi lubang. Pipa tremi yang digunakan adalah diameter 25 cm serta diameter
corong cor 100 cm dengan panjang disesuaaikan kedalaman lubang bor.
Gambar 11 Proses Pemasukan Pipa Tremi

6. Pekerjaan Pengecoran
Tahap keempat pada pekerjaan primary pile adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam
lubang bor. Beton yang dituangkan harus memiliki nilai slump 12 ±2 cm. Langkah-langkah
pengecoran adalah sebagai berikut:

 Setelah sebelumnya disetujui oleh konsultan pengawas beton kemudian mulai


dituangkan di dalam corong cor hingga penuh. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa
tremi tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, dilakukan hentakan
hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam adukan beton dan
pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.

 Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk


mendorong air/ lumpur dari bawah keluar lubang. Pengecoran dilakukan secara
kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit. Kedalaman beton juga perlu dicek
dengan pita ukur.

 Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih
dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena
perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter
di atas level rencana bagian atas bored pile. Kemudian pipa tremi diangkat dari
lubang bor. Setelah pipa tremi diangkat dari lubang bor. Casing lalu dicabut
perlahan-lahan secara tegak lurus.

 Kemudian tahap terakhir lubang bored pile ditutup dengan tanah untuk menunggu
betonnya kering.

Catatan :
 Adanya pipa tremie tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar
lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur.
Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin
kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu
takut dengan air atau lumpur sehingga harus dewatering.

 Proses pengecoran bore pile ini memerlukan supply beton yang continuous,
bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi
setting maka pipa tremienya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa diangkat.
Sedangkan apabila terburu-buru di cabut maka tiang beton bisa tidak continue.
Sehingga perlu ada koordinasi dengan bagian logistik / pengadaan beton
sehingga memperhatikan hal ini.
 Jika pengerjaan pengecoran bore pile dapat berlangsung dengan baik, maka
pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan
tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran bore pile dan penarikan maka
pipa tremie tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi
tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi
atau kecampuran dengan lumpur.

Gambar 12 Proses Pengecoran Bored Pile

Anda mungkin juga menyukai