Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang
terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut
meliputi dermaga dimana kapal bertambat untuk bongkar muat barang
laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapai rnembongkar
muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan selama
menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Pelabuhan merupakan
salah satu prasarana angkutan laut yang bertujuan untuk memperpendek jarak
dalam mengangkut produksi dan melancarkan hubungan dua atau lebih lokasi
Selain itu, pelabuhan memiliki arti lain yaitu prasarana transportasi berupa simpul
penghubung antara jaringan di darat dengan jaringan laut yang memillki banyak
fungsi terutama dari segi perekonomian. Pelabuhan memiliki peranan penting
dalam sistem pelayanan transportasi, sebagai tempat pemberhentian (terminal)
kapal setelah melakukan pelayaran untuk bisa melaksanan berbagai kegiatan,
pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas, seperti pemecah gelombang, dermaga,
bongkar muat barang, gudang-gudang, halaman untuk menimbun barang,
perkantoran, baik untuk mengelola pelabuhan maupun maskapai pelayaran, ruang
tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyediaan air
bersih. dan lain sebagainya. Pelabuhan untuk Ikan dengan berbagai jenis dimensi
kapal. Secara umum, fasilitas yang digunakan untuk menangani muatan di
pelabuhan diantaranya fasilitas perkantoran, BBM, air tawar, Tempat Pemasaran
Ikan (TPI), perbaikan kapal dan penteriksaan barong, Telapi meskipun luasnya
harus rnemenuhi banyaknya muatan yang harus ditangani juga harus disesuaikan
dengan luas lahan yang tersedia.
1.2 Tujuan
Tujuan pembangunan peiabuhan ikan pada salah satu pantai di Provinsi
Jawa Timur yaitu untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi darat dan
laut agar nelayan atau masyarakat sekitar dapat menjalankan kegiatan sosial dan
ekonomi yang aman dan nyaman khususnya di daerah Provinsi Jawa Timur

1.3 Ruang Lingkup


Dalam laporan ini, perancanaan pelabuhan dibatasi oleh ruang lingkup
sebagai benkut:
1. Lokasi perencanaan Pelabuhan Ikan di Cilacap;
2. Data pasang surut selama 15 x 24 jam dari stasiun Cilacap 16-30 Juni
2008;
3. Data arah dan kecepatan angin dan stasiun Cilacap;
4. Jenis pelabuhan adalah pelabuhan ikan;
5. Total angkulan keluar ruasuk pelabuhan ikan adalah 1.925.000
ton/tahun.

1.4 Penulisan Sistematika


Penulisnn terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan , ruang lingkup, dan
sistematika penulisan.

BAB II Analisa Pasang Surut


Bab ini berisi tentang analisis data pasang surut serta perhitungan pasang
surut.

BAB III Analisis Data Angin


Bab ini berisi tentang analisis dan perhitungan data angin berapa
windrose dan Fetch.
BAB IV Analisis Gelombang
Bab ini berisi tentang analisis dan perhitungan data gelombang yaitu
peramalan gelombang, transformasi gelombang, dan angkutan sedimen.

BAB V Desain Struktur Pelabuhan


Bab ini berisi tentang analisis dan perhitungan desain struktur pelabuhan.

BAB VI Desain Fasilitas Pelabuhan


Bab ini berisi tentang analisis dan perhitungan desain struktur fasilitas-
fasilitas pelabuhan.

BAB VII Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil kajian analisis
yang disusun selama pembuatan laporan.
BAB II

ANALISIS PASANG SURUT

2.1 Pengertian
Pasang surut adalah perubahan taraf rnuka air yang berlangsung secara
periodik/harmonik akibat pcngaruh daya tarik benda-benda angkasa dan yang
terutama adalah bulan dan matahari. Pasang surut juga biasa dikenal sebagai
gelombang panjang dengan periode 12 jam atau 24 jam.

2.2 Jenis Dan Variasi Pasang Surut


Dalam hal ini pasang surut dibedakan dalam dua jenis pasang surut
yaitu :

1. Periode 12 jam yang dikenal dengan jenis pasang surut Semi Diurnal.
Dalam satu hari satu malam (24 jam) terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut.

2. Periode 24 jam yang dikenal dengan jenis pasang surut Diurnal.


Dalam satu hari satu malam (24 jam) terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut. Jenis pasang surut juga dapat ditentukan dengan menghitung nilai
bilangan Forhmsal, yaitu dengan perbandingan antara jumlah amplitudo
komponen Ki dan O1 denganjumlah amplitude komponen M2. dan S2.
Dimana perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus di
bawah ini:
K1+O1
F=
M2+S2

Untuk jenis pasang surut dengan menggunakan Perhitungan bilangan


Forhmsal ini dapat dibedakan dalam :

F<1 : Semi diurnal


1<F<1.5 : Campur, dominan semi urnal
1.5<F<3 : Campur, dominan diurnal
F>3 : Diurnal

2.3 Data Pasang Surut dan Komponen Pasang Surut


Komponen pasang surut terdiri atas data pasang surut yang diperoleh dari
stasiun pengamatan pasang surut terdekat dengan lokasi pelabuhan yang akan
dibangun. Untuk pengerjaan tugas ini, data pasang surut yang digunakan adalah
data dalam hitungan 24 jam selama 15 hari dari tanggal 16 Juli - 30 Juli. Semakin
banyak data pasang surut yang digunakan, maka perhitungan akan semakin akurat.
Adapun penjelasan mengenai komponen pasang surut adalah sebagai benkut:
 Ma yaltu komponen semi diurnal yang dlsebabkan oleh gaya tarik
bulan,
 S2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik
matahari,
 N2 yailu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gerakan bulan
yang berbentuk elips,
 K2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik
bulan dan matahari,
 Kl yartu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan
matahari,
 O1 yaitu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik bulan,
 PI yaitu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari,
 M4 yaitu komponen pasut perairan dangkal yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan,
 MS4 yaitu komponen pasut perairan dangkal yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari.

Anda mungkin juga menyukai