Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PRELIMINARY DESAIN ................................................................................................................... 1
1.1 Spesifikasi dan Konfigurasi Struktur Gedung......................................................................... 1
1.2 Peraturan-Peraturan yang Digunakan ..................................................................................... 2
1.3 Menentukan Dimensi Elemen Struktur ................................................................................... 2
1.3.1 Dimensi Balok Utama ..................................................................................................... 2
1.3.2 Dimensi Kolom ............................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 9
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN .................................................................... 9
2.1 Pembebanan ............................................................................................................................ 9
2.2 Kombinasi Pembebanan........................................................................................................ 15
BAB III................................................................................................................................................. 18
PEMODELAN STRUKTUR DAN PENGECEKAN PERILAKU STRUKTUR ......................... 18
BAB IV ................................................................................................................................................. 29
DESAIN SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM........................................................................... 29
4.1 Sambungan Kolom - Balok ................................................................................................... 29
4.1.1 Jumlah Baut yang dibutuhkan ....................................................................................... 30
4.1.2 Penentuan jarak ujung dan spasi ................................................................................... 30
4.1.3 Pengecekan kekuatan sambungan ................................................................................. 30
BAB V .................................................................................................................................................. 35
GAYA DALAM STRUKTUR ........................................................................................................... 35

i
BAB I
PRELIMINARY DESAIN

Preliminary design adalah perkiraan desain awal, jenis material, mutu material, serta
dimensi material yang akan digunakan untuk membentuk struktur. Penentuan jenis, mutu,
dan dimensi material ini mengacu pada peraturan yang tercantum pada SNI 1729-2015
tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.

1.1 Spesifikasi dan Konfigurasi Struktur Gedung


a. Fungsi Bangunan : Mall
b. Jumlah lantai : 5 lantai
c. Tinggi lantai :4m
d. Panjang bangunan : 42,8 m
e. Lebar bangunan : 41,5 m
f. Tinggi bangunan : 20,7 m
g. Mutu Beton ( f’c) : 32 Mpa
h. Mutu Tulangan (Fy) : 420 Mpa
i. Lokasi Bangunan : Bandung
i. Jenis Tanah : Tanah Sedang (Site class D)
j. Jenis Struktur : Rangka Baja Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
8,7 m
8,7 m
8,7 m
8,7 m
6,7 m

6,7 m 8,7 m 12 m 8,7 m 6,7 m

Gambar 1.1 Denah Rencana Bagunan (Lantai 1-3)

1
1.2 Peraturan-Peraturan yang Digunakan
a. SNI 03-1727-2013 : Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung, Pedoman Perencanaan
b. SNI 03-1726-2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung
c. SNI 1729-2015 : Tata Cara Perhitungan untuk Bangunan Baja Struktural

1.3 Menentukan Dimensi Elemen Struktur


1.3.1 Dimensi Balok Utama
Balok dirancang untuk membentuk sistim rangka struktur bersama kolom. Balok-
balok diletakkan untuk memikul pelat dan dinding. Balok tambahan diperlukan untuk
memikul dinding dan tangga. Dimensi balok ditentukan dengan menggunakan rumus
empirik sesuai SNI 1729-2015.
Perhitungan dimensi balok untuk struktur gedung yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
Nilai beban mati dan beban hidup yang digunakan dalam mendesain dimensi balok menurut
PPURG 1987.
Beban Mati
 Beban Plafon = 11 kg/𝑚2
 Beban Penggantung langit – langit = 7 kg/𝑚2
 Beban Penutup Lantai (Keramik) = 24 kg/𝑚2
 Beban Istalasi Listrik + Plumbing = 20 kg/𝑚2
Beban Hidup
 Beban hidup tiap lantai = 250 kg/𝑚2 (Sekolah)
Perhitungan Pembebanan:

a) Beban mati
 Lantai = 8,7 x 0,14 x 2400 = 2923,2
 Keramik = 0,02 x 24 = 0,48
 Dinding = 4 x 250 = 1000
 Berat Struktur Baja = 151
= 4074,68 kg/m
b) Beban hidup
0,14 x 479 = 67,06 kg/m

2
Kombinasi beban.
qu = 1,2 × Beban Mati Total Struktur (DL) + 1,6 × Beban Hidup Total Struktur (LL)
= (1,2 × 4074,68) + (1,6 × 67,06)
= 4996,912 kg/m

Balok yang dipakai untuk perhitungan adalah balok yang menerima beban total
terbesar yaitu balok dengan daerah tributary terluas, tetapi tidak selalu begitu. Alasan
memilih bentang terpanjang agar perhitungan lebih konservatif, seperti pada Gambar 1.2.

8,7 m
12 m

Gambar 1.2 Pelat Lantai yang ditinjau


1
𝑀𝑢 = 𝑥 qu x 𝐿2
12
1
= 𝑥 4996,912 x 122
12
= 59962,944 kg/m
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =

59962,944
=
0,9
= 66625,493 kgm

Balok dirancang untuk mampu memikul beban dengan persyaratan :


1. Lentur
𝑀𝑛 = 𝑓 𝑦 𝑥 𝑍𝑥
𝑀𝑛
𝑍𝑥 =
𝑓𝑦
66625,493 𝑥 104
= 420

= 1586321,27 𝑚𝑚3 = 1586,321 𝑐𝑚3

3
Kesimpulan :
Maka dicari 𝑍𝑥 profil > 𝑍𝑥 rencana pada profil baja PT. Gunung Garuda
Sehingga di dapatkan 4020 𝑐𝑚3 > 1586,321 𝑐𝑚3 dengan profil WF dan ukuran
baja 600 mm x 300 mm.

2. Tekuk
𝑟𝑦 = 68,5 mm
𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 √
𝑓𝑦

200000
= 1,76 𝑥 68,5 𝑥√
420

= 2630,835 𝑚𝑚 = 2,631 m
Kesimpulan :
𝐿𝑏1 = 6,7 𝑚 > Lp maka mengalami tertekuk sehingga membutuhkan balok
anak dengan jumlah balok anak adalah 3 buah
𝐿𝑏2 = 8,7 𝑚 > Lp maka mengalami tertekuk sehingga membutuhkan balok
anak dengan jumlah balok anak adalah 3 buah
𝐿𝑏3 = 12 𝑚 > Lp maka mengalami tertekuk sehingga membutuhkan balok
anak dengan jumlah balok anak adalah 5 buah

3. Geser
1
𝑉𝑢 = 𝑥 qu x L
12
1
= 𝑥 4996,912x 12
12
= 4996,912 kg
𝑉𝑢
𝑉𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 = ∅

4996,912
=
0,75
= 6662,549 𝑘𝑔 = 66625,493 N
Mencari koefisien geser badan (𝐶𝑣 )

ℎ 𝐾𝑣 𝑥 𝐸
≤ 1,1 𝑥 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦

500 5 𝑥 200000
≤ 1,1 𝑥√
10 420
50 𝑚𝑚 ≤ 53,675 𝑚𝑚

4
⸫ Maka 𝐶𝑣 = 1
𝑉𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣
= 0,6 420 . 5000 . 1
= 1260000 N
Kesimpulan :
𝑉𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 < 𝑉𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , maka dengan profil baja 600 x 300 mm dapat
menahan beban geser.

1.3.2 Dimensi Kolom


Berdasarkan SNI 1729-2015, perhitungan dimensi penampang kolom berdasarkan
ketentuan berikut.
𝑃𝑐𝑟 𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 = 𝑓𝑐𝑟 𝑥 𝐴𝑔
Dimana:
𝑃𝑐𝑟 𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 = kekuatan tekan tekuk torsi (N)
𝐴𝑔 = luas penampangn grass profil baja untuk kolom (N)
𝑓𝑐𝑟 = tegangan kritis tekuk (MPa)

Kolom yang dipakai untuk perhitungan adalah kolom yang menerima beban total
terbesar, kebetulan pada kasus struktur ini kolom yang menerima beban terbesar adalah
kolom dengan pelat dan daerah tributary terluas, tetapi tidak selalu begitu. Alasan memilih
kolom dengan bagian terbesar adalah agar perhitungan lebih konservatif, seperti pada
Gambar 1.3. Dimensi kolom tersebut akan mewakili dimensi kolom lainnya (kolom dibuat
tipikal untuk menyederhanakan analisi).
8,7 m

10,35 m

Gambar 1.3 Kolom Lantai yang ditinjau

5
Perhitungan dimensi kolom untuk struktur gedung yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
Nilai beban mati dan beban hidup yang digunakan dalam mendesain dimensi balok menurut
PPURG 1987.
Beban Mati
 Beban Plafon = 11 kg/𝑚2
 Beban Penggantung langit – langit = 7 kg/𝑚2
 Beban Penutup Lantai (Keramik) = 24 kg/𝑚2
 Beban Istalasi Listrik + Plumbing = 20 kg/𝑚2
Beban Hidup
 Beban hidup tiap lantai = 479 kg/𝑚2 (mall)
 Tebal pelat lantai = 14 cm
 Tinggi tiap tingkat =4m

Perhitungan Pembebanan:
c) Beban mati
Berat Sendiri Pelat = 0,14 x 2400 x 10,35 x 8,7 x 5 = 151275,6 kg
Penutup Plafon + langit-langit = (11 + 7) x 10,35 x 8,7 x 5 = 8104,05 kg
Keramik = 10,35 x 8,7 x 24 × 5 = 10805,4 kg
Dinding = (10,35 + 8,7) × 4 × 250 × 5 = 95250 kg
Berat sendiri balok = (8,7 + 10,35) × 151 × 5 = 14382,75 kg
Berat sendiri balok anak = (10,35 + 10,35) × 49,9 × 5 = 5164,65 kg
Berat sendiri kolom = 151 × 4 × 5 = 3020 kg
Total (DL) = 288002,45 kg
d) Beban hidup
Beban hidup lantai 1-4 = (10,35 × 8,7) × 479 × 4 = 172526,22 kg
Beban hidup lantai atap = (10,35 × 8,7) × 100 = 9004,5 kg
Total (LL) = 181530,72kg

Kombinasi beban.

6
Pu = 1,2 × Beban Mati Total Struktur (DL) + 1,6 × Beban Hidup Total Struktur (LL)
= (1,2 × 288002,45) + (1,6 × 181530,72)
= 636052,092 kg
Pu
𝑃𝑛 =

636052,092
=
0,9
= 706724,547N
 Coba profil IWF 600 × 300, dimana
Ag = 19250 mm2
ry = 68,5 mm
 K diambil 0,5 (jepit sempurna)
K.l 0,5 × 4700
= = 34,307
𝑟 68,5

E 200000
4,71 × √fy = 4,71 × √ = 102,78
420

K.l E
Maka, < 4,71 × √fy
𝑟

 Fcr = 0,658fy/fe × fy
𝜋2 ×E 𝜋2 ×200000
 Fe = 𝐾.𝑙 2
= = 1677,121 Mpa
34,307 2
( )
𝑟

 Fcr = 0,658420/1677,121 × 420


= 378,205 Mpa
Pn 698926,747
 Ag perlu = = = 1848,01 mm2
fcr 378,205

 Ag (profil WF 600 × 300) > Ag perlu

Kesimpulan :

Maka profil baja 600 x 300 mm yang terpilih karena memasuki syarat Ag. Tetapi
tidak memenuhi Tmax sehingga diganti menjadi 700 x 300

7
Dimensi elemen-elemen struktur yang digunakan untuk perencanaan disajikan pada
Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Resume Dimensi Elemen Struktur

Elemen struktur Dimensi (mm)


BI (Balok Induk) 600 x 300
BA (Balok Anak) 200 x 200
S (Pelat) 140 (tebal)
K (Kolom) 700 x 300

8
BAB II
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN

2.1 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan pada perencanaan gedung ini, yaitu:

a. Beban Mati (Dead Load/DL)


Beban mati yang bekerja pada struktur ini berupa berat sendiri pelat, berat sendiri
balok, dan berat sendiri kolom dengan berat jenis beton yang digunakan adalah
2400 kg/m3.

b. Beban Mati Tambahan (Superimposed Dead Load/SDL)


Berdasarkan Peraturan Pembebanan Untuk Gedung (PPURG) 1987, beban mati
tambahan yang bekerja pada struktur bangunan ini berupa berat plafond, berat
penggantung langit-langit, berat spesi, berat instalasi listrik dan plumbing, berat
penutup lantai, dan berat dinding.
 Pada Lantai 1-4
Beban Plafon = 11 kg/𝑚2
Beban Penggantung langit – langit = 7 kg/𝑚2
Beban Penutup Lantai (Keramik) = 24 kg/𝑚2
Beban Spesi (1,5 cm) = 31,5 kg/𝑚2
Beban Istalasi Listrik + Plumbing = 20 kg/𝑚2
Beban Mati (SDL) = 93,5 kg/𝒎𝟐
 Pada Lantai Atap
Beban Plafon = 11 kg/𝑚2
Beban Penggantung langit – langit = 7 kg/𝑚2
Beban Spesi (1,5 cm) = 31,5 kg/𝑚2
Beban Istalasi Listrik + Plumbing = 20 kg/𝑚2
Beban Water Proofing = 5 kg/𝑚2
Beban Mati (SDL) = 74,5 kg/𝒎𝟐

9
c. Beban Hidup (Live Load/LL)
Berdasarkan PPURG 1987 tentang beban minimum untuk perencanaan gedung
dan struktur lain, beban hidup yang bekerja pada struktur sekolah adalah
Pada Lantai 1 – 4
Beban Hidup (LL) = 250 kg/𝒎𝟐
Pada Lantai Atap
Beban Hidup (LL) = 100 kg/𝒎𝟐

d. Beban Gempa (Earthquake/E)


Beban gempa adalah beban yang disebabkan oleh bergeraknya tanah akibat proses
alami. Beban gempa rencana yang digunakan adalah respon spektra untuk wilayah
tempat gedung perhotelan ini berada. Respon spektra yang diambil adalah respon
gempa Bandung yang sesuai dengan SNI 1726-2012 tentang Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur bangunan Gedung.

Ketentuan umum berdasarkan SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan


Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung meliputi Gempa rencana, faktor
keutamaan, dan kategori risiko struktur bangunan.
 Gempa Rencana
Tata cara ini menentukan pengaruh Gempa rencana yang harus ditinjau dalam
perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung serta
berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa rencana ditetapkan
sebagai Gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur
struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 1 persen.
 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung
sesuai Tabel 2.2 pengaruh Gempa rencana terhadapnya harus dikalikan
dengan suatu faktor keutamaan gempa menurut Tabel 2.1 Khusus untuk
struktur bangunan dengan kategori risiko IV.

10
Tabel 2.1 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa

Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa

Gambar 2.1 S1, Gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER)

11
Gambar 2.3 CRI Koefisien risiko terpetakan, perioda respons spectral 1 detik

Gambar 2.4 Nilai Spektral Percepatan Di Permukaan Dari Gempa Risk-Targeted


Maximum Consider Earthquake Dengan Probabilitas Keruntuhan Bangunan 1%
dalam 50 Tahun
Lokasi: Bandung (Lat: -6.9174639 , Long: 107.61912280000001)

12
Tabel 2.3 Parameter Gempa di Bandung

Perhitungan beban gempa statik ekivalen:


a. Perhitungan parameter gempa
Rumus-rumus untuk parameter gempa terdapat pada SNI 1726-2012 pasal 6.1.

Tabel 2.4 Tabel Fa dan Fv

13
Tabel 2.5 Koefisien Modifikasi Respon

b. Taksiran waktu getar alami (T) secara empiris


 Pendekatan untuk periode fundamental
Rumusnya terdapat di SNI 1726-2012 pasal 7.8
Ta = Ct × hnx , dimana hn adalah tinggi struktur.
 Periode getaran struktur maksimum
Tmax = Ta × Cu
Nilai Cu didapat dari tabel koefisien untuk batas atas pada periode yang
dihitung (SD1).
Tabel 2.6 Koefisien untuk Parameter Periode

14
Tabel 2.7 Penentuan Koefisien dan Faktor

Rangka Beton Bertulang


Memikul Momen
Menengah
a 1
Cu 1,4
x 0,8

Ct 0,0724a
0,0466
R 8
Ie 1
hn 20,7

Tabel 2.8 Perhitungan Periode Struktur

Penentuan Periode
Struktur
Ct × hn x
Ta (s)
0,5262
Cu × Ta
Tmax (s)
0,7367

2.2 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a. 1,4 DL
b. 1,2 DL + 1,6 LL
c. 1,2 DL + 1 LL ± 0,3(𝜌QEX + 0,2SDS DL) ± 1(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
d. 1,2 DL + 1 LL ± 1(𝜌QEX + 0,2SDS DL) ± 0,3(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
e. 0,9 DL ± 0,3(𝜌QEX - 0,2SDS DL) ± 1(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
f. 0,9 DL ± 1(𝜌QEX - 0,2SDS DL) ± 0,3(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
Dari kombinasi butir c sampai butir f yang merupakan 4 kombinasi sederhana akan
diuraikan sebagai berikut:

 1,2 DL + 1 LL + 0,3(𝜌QEX + 0,2SDS DL) + 1(𝜌QEY + 0,2SDS DL)


 1,2 DL + 1 LL + 0,3(𝜌QEX + 0,2SDS DL) − 1(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 1,2 DL + 1 LL − 0,3(𝜌QEX + 0,2SDS DL) + 1(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 1,2 DL + 1 LL − 0,3(𝜌QEX + 0,2SDS DL) − 1(𝜌QEY + 0,2SDS DL)

15
 1,2 DL + 1 LL + 1(𝜌QEX + 0,2SDS DL) + 0,3(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 1,2 DL + 1 LL + 1(𝜌QEX + 0,2SDS DL) − 0,3(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 1,2 DL + 1 LL − 1(𝜌QEX + 0,2SDS DL)+ 0,3(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 1,2 DL + 1 LL − 1(𝜌QEX + 0,2SDS DL)− 0,3(𝜌QEY + 0,2SDS DL)
 0,9 DL + 0,3(𝜌QEX - 0,2SDS DL) + 1(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL + 0,3(𝜌QEX - 0,2SDS DL) − 1(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL − 0,3(𝜌QEX - 0,2SDS DL) + 1(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL − 0,3(𝜌QEX - 0,2SDS DL) − 1(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL + 1(𝜌QEX - 0,2SDS DL) + 0,3(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL + 1(𝜌QEX - 0,2SDS DL) − 0,3(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL − 1(𝜌QEX - 0,2SDS DL) + 0,3(𝜌QEY - 0,2SDS DL)
 0,9 DL − 1(𝜌QEX - 0,2SDS DL) − 0,3(𝜌QEY - 0,2SDS DL)

Tabel 2.9 Perhitungan Beban Kombinasi

Kombinasi DL SDL LL EX EY
1 1,4 1,4
2 1,2 1,2 1,6
3 1,45142 1,45142 1 0,39 1,3
4 1,06462 1,06462 1 0,39 -1,3
5 1,33538 1,33538 1 -0,39 1,3
6 0,94858 0,94858 1 -0,39 -1,3
7 1,45142 1,45142 1 1,3 0,39
8 1,33538 1,33538 1 1,3 -0,39
9 1,06462 1,06462 1 -1,3 0,39
10 0,94858 0,94858 1 -1,3 -0,39
11 0,64858 0,64858 0,39 1,3
12 1,03538 1,03538 0,39 -1,3
13 0,76462 0,76462 -0,39 1,3
14 1,15142 1,15142 -0,39 -1,3
15 0,64858 0,64858 1,3 0,39
16 0,76462 0,76462 1,3 -0,39
17 1,03538 1,03538 -1,3 0,39
18 1,15142 1,15142 -1,3 -0,39

16
Tabel 2.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon
Percepatan pada Periode Pendek

Tabel 2.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon


Percepatan pada Periode 1 Detik

Gambar 2.8 Faktor Redundansi untuk Kategori Desain Seismik A

17
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR DAN PENGECEKAN PERILAKU
STRUKTUR
Metode Aplikasi Beban Gempa Statik Ekivalen dan Dinamik

Statik ekivalen adalah beban gempa diaplikasikan dengan gaya geser statik pada tiap
lantai (dari distribusi vertikal base shear) sehingga dapat diperoleh respon struktur (statik).

Data-data yang diketahui:


a. F’c = 32 Mpa
b. Fy = 420 Mpa
c. Fungsi bangunan sekolah dan jenis struktur SRPMK
d. Lokasi Kota Bandung, jenis tanah sedang
e. Dimensi kolom IWF = 700 mm × 300 mm
f. Dimensi balok induk IWF = 600 mm × 300 mm
g. Dimensi balok anak IWF = 200 mm × 200 mm
h. Tebal pelat beton (lantai) = 140 mm

Gambar 3.1 Tampak Atas Lantai 1-3 Bangunan

18
Gambar 3.2 Tampak Atas Lantai 4-5 Bangunan

Tabel 3.1 Data Dimensi Lift

19
Gambar 3.3 Tampak Arah Melintang Bangunan

Gambar 3.4 Displacement Akibat Load

20
Gambar 3.5 Periode Struktur

Tabel 3.2 Variabel dan Nilai Rangka beton bertulang yang digunakan
Rangka Beton Bertulang
Memikul Momen
Menengah
a 1
Cu 1,4
x 0,8
0,0724a
Ct
0,0466
R 8
Ie 1
hn 20,7

Tabel 3.3 Perhitungan Taksiran Waktu Getar


Penentuan Periode
Struktur
Ct × hn x
Ta (s)
0,5262
Cu × Ta
Tmax (s)
0,7367

21
Dimana:
T = Perioda getar struktur maksimum
Cu = Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
Ct = Koefisien nilai parameter pendekatan
x = Koefisien nilai parameter pendekatan
Hn = Tinggi total bangunan gedung

Kesimpulan :
Nilai Taksiran waktu yang di dapatkan pada software Etabs memenuhi syarat T < 𝑇𝑚𝑎𝑥

22
Data-data yang didapat setelah mendesain menggunakan software ETABS:

a. Modal participating mass ratios

Dengan data ini dapat diketahui periodnya yaitu 1,127 detik, sedangkan period tidak boleh melebihi dari period maksimum
(Tmax = 1,1446).
Case Mode Period UX UY UZ Sum UX Sum UY Sum UZ RX RY RZ Sum RX Sum RY Sum RZ
sec
Modal 1 1,127 0 0,9259 0 0 0,9259 0 0,0058 0 0 0,0058 0 0
Modal 2 0,79 0,4255 0 0 0,4255 0,9259 0 0 0,0815 0,4304 0,0058 0,0815 0,4304
Modal 3 0,64 0,4185 0 0 0,844 0,9259 0 0 0,0768 0,4395 0,0058 0,1584 0,87
Modal 4 0,564 0 0,0003 0 0,844 0,9262 0 0,8846 0 0 0,8904 0,1584 0,87
Modal 5 0,376 0 0,0418 0 0,844 0,9679 0 0,0043 0 0 0,8946 0,1584 0,87
Modal 6 0,3 0,0079 0 0 0,8518 0,9679 0 0 0,0028 0,0419 0,8946 0,1612 0,9118
Modal 7 0,285 0 0,0001 0 0,8518 0,968 0 0,0423 0 0 0,9369 0,1612 0,9118
Modal 8 0,263 0,0637 0 0 0,9155 0,968 0 0 0,6243 0,0018 0,9369 0,7855 0,9136
Modal 9 0,242 0 0,0019 0 0,9155 0,9699 0 0,001 0 0 0,938 0,7855 0,9136
Modal 10 0,17 0,0002 0 0 0,9157 0,9699 0 0 0,0002 0,0448 0,938 0,7857 0,9585
Modal 11 0,142 0,0425 0 0 0,9582 0,9699 0 0 0,0933 0,00003589 0,938 0,8791 0,9585
Modal 12 0,116 0,0001 0 0 0,9583 0,9699 0 0 0,0001 0,0073 0,938 0,8791 0,9658
Tabel 3.4 Modal Participating Mass Ratios

Kesimpulan :
Didapat total UX dan UY yaitu 95,83 % dan 96,99 %, yang artinya jika total > 90% maka bangunan tersebut beraturan.

23
b. Mass Summary by Story

Dengan data ini didapat beban untuk tiap lantai

Tabel 3.5 Mass Summary by Story

Lantai Wix (kg) Wiy (kg)


story 5 655711,91 655711,91
story 4 690141,93 690141,93
story 3 724042,75 724042,75
story 2 724783,48 724042,75
story 1 732334,93 732334,93
TOTAL 3527015 3526274,27

1. Perhitungan gaya geser dasar gempa (Base Shear)


a. Perhitungan koefisien respon gempa (CS)
Rumus koefisien respon gempa terdapat di SNI 1726-2012 pasal 7.8.

Gambar 3.6 Rumus Koefisien Respon Seismik

24
Tabel 3.6 Perhitungan Koefisien Respon Gempa

Dimana:
Cs = Koefisien respon gempa
SDS = Parameter percepatan respon spektrum design pada periode pendek, Tabel 2.3
R = Faktor modifikasi respon, Tabel 2.3
Ie = Faktor kekuatan gempa, Tabel 2.2
Kesimpulan :

Didapatkan hasil Cs min < Cs < ≠ Cs max. Maka diambil Cs = 0,00338

b. Perhitungan beban struktur total


Beban struktur total didapat setelah mendesain menggunakan ETABS.

Tabel 3.7 Perhitungan Beban Struktur Total

Story UX UY UZ
kg kg kg
Story5 655711,91 655711,91 0
Story4 690141,93 690141,93 0
Story3 724042,75 724042,75 0
Story2 724783,48 724783,48 0
Story1 732334,93 732334,93 0
Base 47113,72 47113,72 0

25
c. Perhitungan base shear
Rumus Base shear terdapat di SNI 1726-2012 pasal 7.8.

Gambar 3.7 Rumus Geser Dasar Seismik

Tabel 3.8 Perhitungan Beban Struktur Total

Base Shear
Cs × W total
V
426327,9381

Dimana:
V = Gaya geser dasar gempa
W = Berat total struktur dapat dilihat pada Tabel 3.7
Cs = Koefisien respon gempa, Tabel 3.6

Gambar 3.8 Rumus Distribusi Vertikal Gaya Gempa

Karena periodenya 1,127 maka nilai k dicari dengan cara interpolasi,

26
1,127 −0,5 x−1
=
2,5−0,5 2−1

Didapat nilai k = 1,3135

27
2. Perhitungan distribusi vertikal gaya gempa
Rumus distribusi vertikal gaya gempa (F) terdapat di SNI 1726-2012 pasal 7.8.

Tabel 3.9 Perhitungan Distribusi Vertikal Gaya Gempa


k
Lantai Wix (kg) Wiy (kg) zi (m) Wi × zi (kgm) Wx × hi (kgm) CVX Fx Fy Fx (kN) Fy(kN)
story 5 655711,91 655711,91 20,7 13573236,54 35094585,78 0,3462 147597,7315 147597,7315 1475,977 1475,977
story 4 690141,93 690141,93 16,7 11525370,23 27859704,06 0,2748 117169,9004 117169,9004 1171,699 1171,699
story 3 724042,75 724042,75 12,7 9195342,925 20399071,34 0,2012 85792,6255 85792,6255 857,9263 857,9263
story 2 724783,48 724042,75 8,7 6305616,276 12424153,95 0,1226 52252,41726 52252,41726 522,5242 522,5242
story 1 732334,93 732334,93 4,7 3441974,171 5591267,693 0,0552 23515,263 23515,26339 235,1526 235,1526
TOTAL 3527015 3526274,27 44041540,14 101368782,8

W i × zi = 655711,91 × 20,7 FX = CVX × V


= 13573236,54 kgm = 0,3462× 426327,9381
Wx × hik = 655711,91 × 20,7 1,3135
= 147597,73 kg
= 35094585,78 kgm = 1475,977 kN
Fy = FX
Total = 101368782,8 kgm = 1475,977 kN
Wx × ℎ𝑖𝑘
CVX =
Total
35094585,78
=
101368782,8

= 0,3462

28
3. Perhitungan Simpangan dengan Metode Statik Ekivalen
Tabel 3.10 Perhitungan Simpangan
Simpangan Izin Simpangan Simpangan
(mm) Arah X (mm) CEK Arah Y (mm) CEK
∆4 80 2,514 13,827 OKE 13,375 73,5625 OKE
∆3 80 5,433 29,8815 OKE 1,479 8,1345 OKE
∆2 80 8,488 46,684 OKE 12,607 69,3385 OKE
∆1 94 9,563 52,5965 OKE 9,769 53,7295 OKE

Contoh perhitungan:
Cd × δx 5,5 ×2,514
Simpangan yang terjadi ( 𝛿 x) = =
Ie 1

= 13,827 m
Simpangan izin = 0,02 × h = 0,02 × 4000
= 80 mm
Jika dibandingkan, maka simpangan yang terjadi < simpangan izin artinya
bangunan tersebut aman.

BAB IV
DESAIN SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM

4.1 Sambungan Kolom - Balok


IWF 700 x 300 x 13 x 24 mm

IWF 600 x 300 x 12 x 20 mm

Gambar 4.1 Potongan Balok Kolom


Diketahui data:
Fnv = 372 Mpa Slip tidak diizinkan
db = 24 mm Baut tipe A 325
BJ 41 : Fu = 410 Mpa Ulir tidak dikecualikan dari bidang

29
Fy = 250 MPa
IWF 600 x 300 mm = Ag =19250 mm2

Gambar 4.2 Gaya tekan dalam sambungan kolom – balok


Pu = Ru = 286,164 KN (didapatkan dari ETABS)
o Geser
𝜙𝑅𝑛 = 𝜙. 𝐹𝑛𝑣 . 𝐴𝑏
1
= 0,75 . 372 . . 𝜋 . 202
4
= 87650,435 N = 87,650 KN

4.1.1 Jumlah Baut yang dibutuhkan


𝑅𝑢 286,164
𝑅𝑛
= 87,650
= 3,265 buah ≈ 4 buah

4.1.2 Penentuan jarak ujung dan spasi


1. Jarak ujung minimum = 1 inch = 25,44 mm
Maka yang digunakan adalah 60 mm
2
2. Spasi minimum = 2 𝑥 3
𝑥 𝑑𝑏
2
=2𝑥 3
𝑥 20 = 26,667 mm ≈ 70 mm

4.1.3 Pengecekan kekuatan sambungan


a. Kuat leleh
𝜙𝑅𝑛 = 𝜙 𝑓𝑦 . 𝐴𝑔
= 0,9 𝑥 250 . 19250
= 4331250 𝑁 = 4331,250 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

30
b. Kuat Fraktur
db = 20 mm Lc = 30 mm ≈ 60 mm
8 8
dh = 22 mm Smin = 3 𝑥 𝑑𝑏 = 3
𝑥 20 = 53,33 mm ≈ 70 mm

d = 24 mm

An = Ag – n. d . tw
= 19250 – 2 . 24 . 12
= 18674 mm2
𝑈 = 0,6 (single)
Rn = Fu . Ae
= 410 . 18674
= 7656340 N = 7656,340 KN
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

c. BSTM

Agv = 170 x 12 x 2 = 4080 mm2


Anv = 4080 – 1,5 x 24 x 12 x 2 = 3216 mm2
Agt = 280 x 12 = 3360 mm2
Ant = 3360 – 1 x 24 x 12 = 3312 mm2

𝑅𝑛 = 0,6 . 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 + 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑡

= 0,6 . 410 . 3216 + 410 . 3312


= 2149056 𝑁
*Upper Limit

𝑅𝑛 = 0,6 . 𝐹𝑦 . 𝐴𝑔𝑣 + 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑡

= 0,6 . 250 . 4080 + 410 . 3312


= 1969920 𝑁
*digunakan Rn terendah
𝜙𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 1969920
= 1477440 𝑁 = 1477,44 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

31
d. BSGP

Agv = 170 x 24 x 2 = 8160 mm2


Anv = 8160 – 1,5 x 24 x 24 x 2 = 6432 mm2
Agt = 280 x 24 = 6720 mm2
Ant = 6720 – 1 x 24 x 24 = 6144 mm2

𝑅𝑛 = 0,6 . 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 + 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑡

= 0,6 . 410 .6432 + 410 . 6144


= 4101312 𝑁
*Upper Limit
𝑅𝑛 = 0,6 . 𝐹𝑦 . 𝐴𝑔𝑣 + 𝐹𝑢 . 𝐴𝑛𝑡

= 0,6 . 250 . 8160 + 410 . 6144


= 3743040 𝑁
*digunakan Rn terendah
𝜙𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 3743040
= 2807280 𝑁 = 2807,28 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

e. Bearing Tm (Baut Ujung)

𝑑ℎ
𝐿𝑐 = 𝐿𝑒 −
2
22
= 60 − 2
= 49 𝑚𝑚

𝑅𝑛 = 1,2 . 𝐿𝑐 . 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢
= 1,2 . 49 . 20 . 410
= 482160 𝑁
*Upper Limit

𝑅𝑛 = 1,2 . 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢
= 1,2 . 20 . 20 . 410
= 196800 𝑁
*Bearing Tm (baut lainnya)
Lc = s – dh
= 70 – 22 = 48 mm
𝑅𝑛 = 1,2 . 𝐿𝑐. 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢

32
= 1,2 . 48 . 20 . 410
= 472320 𝑁
𝑚𝑎𝑘𝑎:
𝜙𝑅𝑛 = 0,75 (4 𝑥 196800 )
= 590400 𝑁 = 590,4 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

f. Bearing Gp (Baut ujung)

𝑑ℎ
𝐿𝑐 = 𝐿𝑒 −
2
22
= 60 − 2
= 49 𝑚𝑚

𝑅𝑛 = 1,2 . 𝐿𝑐 . 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢
= 1,2 . 49 . 20 . 410
= 482160 𝑁
*Upper Limit
𝑅𝑛 = 1,2 . 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢
= 1,2 . 20 . 20 . 410
= 196800 𝑁
*Bearing Tm (baut lainnya)
Lc = s – dh
= 70 – 22 = 48 mm
𝑅𝑛 = 1,2 . 𝐿𝑐. 𝑡𝑝 . 𝐹𝑢
= 1,2 . 48 . 20 . 410
= 472320 𝑁
𝑚𝑎𝑘𝑎:
𝜙𝑅𝑛 = 0,75 (4 𝑥 196800)
= 590400 𝑁 = 590,4 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

33
g. Geser

Rn = 7656340 N

𝜙𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑅𝑛 𝑥 𝑛𝑏 𝑥 𝑛𝑠
= 0,75 𝑥 7656340 x 4 x 1
= 22969020 𝑁 = 22969,020 𝐾𝑁
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

h. Slip

𝑅𝑛 = 𝜇 . 𝐷𝑢 . ℎ𝑓 . 𝑇𝑏 . 𝑁𝑠

= 0,6 𝑥 1,13 𝑥 1 𝑥 142 𝑥 1


= 96,276 𝑁
Untuk 4 baut : 𝜙𝑅𝑛 = 1 𝑥 96,276 𝑥 4
= 385,104 KN
Kesimpulan :
𝜙𝑅𝑛 > 𝑅𝑢 = ok

34
BAB V
GAYA DALAM STRUKTUR

Gambar 5.1 Diagram Aksial

Gambar 5.2 Diagram Moment

35
Gambar 5.3 Diagram Geser

Gambar 5.4 Diagram Moment Pelat

36

Anda mungkin juga menyukai