TINJAUAN KHUSUS
Gambar 4.4 Pengeboran titik bore pile dengan mata bor auger.
Sumber: Dokumentasi Praktik Industri, 2019
Selama pengeboran berlangsung beberapa hal yang perlu diperiksa :
a. Cek posisi tengah tiang pada kedalaman 2-3 meter sebelum memasang
temporary casing.
b. Cek vertikalitas dari casing selama proses pemasangan dengan menggunakan 2
titik bantu saling tegak lurus yang dipasang sebelum pengeboran.
c. Surveyor akan memeriksa eksentrisitas dari tiang pada top casing, bila
eksentrisitas lebih besar dari 75 mm, maka pemasangan casing harus di ulang
kembali sampai posisi casing sesuai dengan spesifikasi.
d. Bila dimungkinkan pengecekan terhadap vertikaliti dari casing diperiksa saat
pengeboran telah melewati ujung casing, ini untuk memastikan bahwa COL
berada dalam batas toleransi.
e. Catat level dari top casing dan muka tanah. Pengukuran akan dilakukan dari
muka atas casing.
Pengeboran menggunakan Auger
Bila pada kedalaman 1-2 m titik tengah bore pile masih dalam batas
toleransi, maka pengeboran dilanjutkan dengan menggunakan auger untuk
selanjutnya dipasang casing sementara. Setelah casing terpasang, pengeboran
selanjutnya bila dimungkinkan tetap menggunakan auger sampai ditemukan
lapisan tanah yang lepas atau sampai di temukan muka air tanah.
Pengeboran dengan Bucket
a. Pada saat auger sudah tidak dapat digunakan untuk pengeboran, maka
pengeboran dilanjutkan dengan menggunakan bucket sampai kedalaman yang
ditentukan.
b. Selama proses pengeboran, sample tanah diambil pada lapisan tanah atau pada
setiap pergantian lapisan tanah atau pada setiap pergantian lapisan tanah yang
disimpan dalam kantong plastik dan diberi label data pengeboran.
c. Bila ditemukan kelongsoran, maka perlu ditambahkan air atau slurry kedalam
lubang bor untuk mencegah kelongsoran berlanjut.
d. Pengeboran akan diberhentikan pada kedalaman yang ditentukan atau
kedalaman yang disetujui oleh konsultan pengawas lapangan.
e. Laporan pengeboran akan dibuat oleh kontraktor dan diserahkan ke konsultan
pengawas lapangan beserta sampel tanah paling lambat satu hari kerja.
4. Reinforcement Steel Cage
Steel cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel Cage yang
sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor
sampai kedalaman desain toe level. Steel cage disambung dengan alat las.
Gambar 4.5 Penyambungan Steel Cage dengan cara di las.
Sumber: Dokumentasi Praktik Industri, 2019
5. Measuring Tape/Pengecekan Kedalaman Dasar Pengeboran
Pengkuruan kedalaman lubang bor dilakukan dengan menurunkan
measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Diujung measuring tape dipasang
plum dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai kedasar.
START
FINISH
Gambar 4.1 Bagan Alir Pekerjaan Tie Beam dan pile cap
Sumber : Perencaanaan berdasarkan proyek PT. Daya Adicipta Motora
1. Tahapan Pekerjaan Pile Cap
Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap di proyek gedung PT. Daya Adicipta
Motora, yaitu :
1. Setelah dilakukan proses pengeboran pondasi bore pile dan pekerjaan
penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap.
2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah
direncanakan.
3. Pada pile dilakukan pembobokan pada sebagian betonnya hingga tersisa
tulangan besinya yang kemudian dijadikan stek pondasi sebagai pengikat
dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
Pembobokan dilakukan manual oleh tenaga kerja
4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile.
Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban
sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama
saat pengecoran.
5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan
10 cm. Lantai kerja ini difungsikan untuk memfasilitasi pelaksanaakn
pekerjaan pile cap
6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan
utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan beton decking dan
pemasangan stek pile sesuai gambar kerja.
7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali
untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.
\
Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Pile Cap
Sumber : Dokumentasi Praktik Industri, 2019
a. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
b. Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di atas. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton sudah di dalamnya. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
c. Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
balok yang digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing. Untuk
mengunci balok tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat
sendiri atau membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat
ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok
sangat tergantung dari tinggi kolom. Apabila tinggi kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi rata. Namun jika tinggi
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah
jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
d. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk
mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring
ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support
dinilai sangat penting.
6. Pengecoran
Pengecoran kolom pada proyek pembangunan gedung PT. Daya Adicipta
Motora dilakukan secara ready mix. Kolom di lantai 1 di cor melalui lantai 2.
Pengecoran kolom dilakukan berbarengan dengan pengecoran plat lantai.
Adapun bahan pengecoran kolom sebagai berikut :
Beton ready mix sesuai mutu K-350
a. Oil form
b. Decking
c. Calbond (cairan perekat antara beton lama dengan baru disebut juga lem
beton)
d. Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang
menghambat proses penguapan air pada beton basah.
Tenaga kerja dalam pembuatan kolom yaitu :
a. Tukang cor terampil pengerti lingkup pekerjaan pengecoran
b. Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for construction
dengan baik.
Alat yang diperlukan pada pengecoran kolom gedung
a. Tower crane
b. Concrete bucket dan pipa tremie
c. Concrete mixer truck
d. Concrete vibrator
e. Theodolite
f. Alat las listrik
g. Alat bantu
h. Batching plant
i. Kerucut abrams
j. Alat cetak silinder benda uji beton
Metode kerja pengecoran kolom beton gedung bertingkat tinggi
a. Persiapkan shop drawing
b. Memasang sepatu kolom dari profil baja siku L.30.30.3 di las ke sengkang
kolom. Siku iniberfungsi sebagai marking dan untuk menjaga agar posisi
bekisting tetap siku.
c. Mengoles bekisting dengan oil form
d. Pemberian decking pada tulangan kolom dan cek tulangan sebelum ditutup
dengan bekisting.
e. Penempatan bekisting dengan diangkat menggunakan tower crane
f. Pemasangan push pull prop RSS1 (pengatur ketegakan bagian atas) dan
kickers brace AV1 (pengatur kelurusan bekisting dengan marking pada
bagian bawah) yang dibautkan pada wedge head piece dan base plate pada
masing-masing ujungnya dan dikuatkan.
g. Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan benang atau dengan
theodolite. Pemasangan unting-unting ini ditempatkan pada kedua sisi
bekisting.
h. Apabila posisi bekisting ternyata kurang vertikal maka push pull prop RSS1
dikencangkan atau dikendorkan dengan cara memutar sehingga diperoleh
posisi vertikal kolom yang benar.
i. Permukaan sambungan beton beton lama dengan beton baru sebelum di cor
diberi calbond.
j. Siapkan alat kerja dalam kondisi siap terpakai.
k. Siapkan alat distribusi pengangkutan material beton dengan menggunakan
concrete bucket yang diangkat menggunakan tower crane untuk pengecoran.
l. Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan tes slump dengan kerucut
abrams.
m. Beton ready mix didatangkan dari batching plant PT. Adhi Mix dengan
mutu yang telah disyaratkan.
n. Beton dituangkan ke dalam gerobak, kemudian dilakukan pengujian slump.
Nilai slump yang dipakai adalah 12 ± 2
o. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari
concrete mixer truck dituang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete
bucket tersebut diangkat dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran.
Pada saat pemindahan concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak tumpah.
p. Dilokasi pengecoran, tutup concrete bucket dibuka, dan beton dituang ke
dalam bekisting concrete bucket, kemudian concrete bucket tersebut
diangkat dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran. Pada saat
pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak tumpah.
q. Dilokasi pengecoran, tutup concrete bucket dibuka dan beton dituang ke
dalam bekisting melalui pipa tremie.
r. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah
ditentukan (≤ 1.50 m) usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan
permukaan beton lama. Hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar,
terlepas dari adukan beton.
s. Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap. Tahap pertama adalah
setinggi ± 1.5 m. Setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi
yang telah ditentukan.
t. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator pada saat proses
pemadatan. Concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung
dengan bekisting dan tulangan.
u. Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai kolom. Hal ini
dilakukan karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom per satu
lantai.
Standar hasil pekerjaan kolom
a. Menghasilkan produk beton kolom sesuai dengan rencana, mutu, dan bentuk
yang presisi, tidak bocor, tidak cembung, dan tidak cekung.
b. Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan
7. Pembongkaran Bekisting
Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap
mengeras. Berikut ini adalah metode kerja pembongkaran bekisting kolom :
a. Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 3 sampai dengan 4 hari.
Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton
menjadi sempurna (kurang dari setting time yang disyaratkan). Maka akan
terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time
yang disyaratkan. Agar beton dapat mengeras terlebih dahulu. Beton kolom
yang digunakan tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban
sendiri termasuk kecil). Maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat
dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai.
b. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengendorkan semua baut dan wing nut.
Kemudian melepas tie rod yang terdapat pada horizontal waller.
c. Kemudian mengendorkan dan melepas push pull pros RSS1 dan kicker
brace AV1 pada wedge head piece.
d. Langkah selanjutnya adalah melepaskan push pull prop RSS1 dan Kickers
brace AV1 pada wedge head piece.
e. Langkah selanjutnya adalah melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace
AV1 dari baseplate yang secara bersamaan begesting kolom akan lepas
dengan sendirinya dari permukaan beton.
f. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ke tempat
yang telah disediakan dengan bantuan alat tower crane. Untuk dilakukan
pembersihan dan pengolesan dengan oil form.