Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan laporan berjudul "Pengukuran
Kerangka Dasar Horizontal Gedung FPIPS UPI". Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Survei dan Pemetaan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V PENGOLAHAN DATA ............................................................................................ 25
5.1 Data dari Lapangan ....................................................................................................... 25
5.2 Perhitungan Data ........................................................................................................... 28
5.2.1 Pengolahan Metode Polygon Dengan Metode Bowdith ........................................ 28
5.2.2 Pengolahan Metode Polygon Dengan Metode Transit........................................... 40
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................ 56
6.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 56
6.2 Saran ............................................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan
ujung lain tanpa ikatan ............................................................................................ 10
Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain
tanpa ikatan.............................................................................................................. 11
Gambar 6. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung
lagi tanpa ikatan ....................................................................................................... 11
Gambar 10. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung
yang lain terikat azimut saja .................................................................................... 13
Gambar 11. Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat,
ujung yang lain terikat koordinat............................................................................. 14
iv
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel
Tabel 1. Pengolahan data lapangan ..................................................................................... 26
v
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan
informasi bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia
pada bidang yang dianggap datar.Ilmu ukur tanah sering disebut plan surveying.
Ilmu ukur tanah bagian dari geodesi (geodetic surveying).
Definisi sederhana dari ukur tanah adalah menentukan posisi atau letak
titik di atas atau pada permukaan bumi. Definisi yang lebih berkembang adalah
pekerjaan untuk menggambarkan keadaan fisik sebagian permukaan bumi
menyerupai keadaan sebenarnya dilapangan. Produk yang sesuai dengan definisi
terakhir adalah peta topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana
antara lain mengukur jarak antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-
sisi sebidang lahan, mengukur lereng dan penggambaran bentuk sebidang lahan.
Ilmu geodesi mempunyai dua maksud:
1. Maksud ilmiah yaitu yang mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.
2. Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajari penggambaran permukaan bumi
yang dinamakan peta (gambar).
Batasan datar ilmu ukur tanah cakupan wilayahnya yang relatif sempit
yaitu berkisar antara 0,5 derajat x 0,5 derajat atau 55 km x 55 km. Yang
membedakan ilmu ukur dengan geodesi yaitu kalau ilmu ukur tanah tidak
memperhatikan kelengkungan bumi sedangkan geodesi sebaliknya.
1
2
BAB I Pendahuluan
BAB VI Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
LANDASAN TEORI
4
5
Syarat geometric:
akhir awal n 2180
cd ab k (n 2).180 0
Rumus n – 2 didapat dari:
Gambar 1. Perhitungan α
awal = akhir
Syarat absis :
k
X akhir X awal d sin
n
X C X A d cos
X C X A d cos kx
Syarat ordinat :
Yakhir Yawal d cos
YC YA d cos ky
f
k n = jumlah sudut
n
- Bila salah satu sisi polygon itu diketahui misalnya 12 maka azimuth sisi-
sisi yang lain dapat dihitung sebagai berikut :
23 = 12 + 2 + V2 - 1800
34 = 23 + 3 + V3 - 1800
45 = 34 + 4 + V4 - 1800
56 = 45 + 5 + V5 - 1800
67 = 56 + 6 + V6 - 1800
78 = 67 + 7 + V7 - 1800
81 = 78 + 8 + V8 - 1800
2 4
5 Q
3
S1
S2 2 4 S6
1 S3 S4 S5
3 5
Gambar 3. Poligon terbuka tanpa ikatan
I = sudut yang diukur
Si = sisi yang diukur
Kesimpulan dari polygon macam ini :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat
- Orientasi lokal
- Koordinat lokal
b. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut saja dan ujung lain tanpa
ikatan
Gambar 4. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan
ujung lain tanpa ikatan
11
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
Kesimpulan pada polygon tipe ini ialah :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat
- Orientasi : benar (bukan lokal)
- Koordinat : lokal
c. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain
tanpa ikatan
Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa
ikatan
I = sudut-sudut yang diukur
Si = jarak-jarak yang diukur
P = titik yang diketahui koordinatnya
Kesimpulan mengenai polygon ini ialah :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat,
- Orientasi : local,
- Koordinat : lokal (kecuali P)
d. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung
lagi tanpa ikatan
Gambar 6. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan
12
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
1
3 5
1 2 6
4
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
Gambar 8. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang
satu lagi terikat orientasi
13
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
1 7
3 5
1 2 6
4 6
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
Gambar 10. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja
14
I = sudut ukuran
Si = sisi-sisi ukuran
aw = azimut yang diketahui
Gambar 11. Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat, ujung
yang lain terikat koordinat
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
Gambar 12. Polygon terbuka, kedua ujungnya terikat azimuth maupun koordinat
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui
Polygon bercabang mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, akan tetapi tentu
saja cabang itu dapat saja menutup kepaca cabang yang lain. Kalau hal ini terjadi
maka polygon itu sebetulnya adalah kombinasi antara polygon terbuka, tertutup
dan bercabang.
16
XQO XQ1
Sudut jurusan Q1 Q0 dihitung dari tg Q1 Q0 =
YQO YQ1
XRO XR1
Sudut jurusan R1 R0 dihitung dari tg R1 R0 =
YRO YR1
Polygon- polygon I, II, dan III dihitung sudut jurusan sisi-sisinyadengan
menggunakan P1 P0, Q1 Q0 dan R1R0 masing-masing sebagai sudut
jurusan permulaan, dan sudut-sudut polygon yang diukur.
Masing-masing polygon tersebut berakhir pada sisi atau jurusan SH
Jadi 'SH = P1 P0 +[p] n1 x 1800
''SH = Q1 Q0 +[t] n2 x 1800
'''SH = R1 R0 +[u] n3 x 1800
bila 'SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon I
''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon II
'''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon III
[p] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon I
[t] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon II
[u] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon III
n1 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
n2 = jumlah sudut ukuran pada polygon II
n3 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
Bila berat (gewitch) masing-masing cabang polygon tersebut adalah a, b
dan c maka sudut jurusan dari S ke H adalah :
a ' SH b ' ' SH c ' ' ' SH
SH =
a b c
1 1
Untuk harga a, b dan c kita ambil masing-masing dan dimana n1 n2 dan n3
n1 n3
banyak titik-titik sudut pada masing-masing cabang polygon Setelah didapat SH
Dimana [S]I, [S)II,dan [S]III masing-masing adalah jumlah jarak sisi-sisi pada
cabang-cabang polygon I, II dan III. Setelah didapat koordinat titik S dengan cara
perhitungan diatas, kita menghitung koreksi-koreksi absis dan koreksi ordinat
pada masing-masing cabang polygon.
Bila titik simpul polygon cabang itu lebih dari data, maka hitungannya
harus dilakukan dengan cara perataan yang lain misalnya dengan method kudrat
terkecil atau dengan methoda.
Jenis Poligon Secara Geometri
A. Poligon Terikat Sempurna
Poligon terikat sempurna, yaitu poligon yang diketahui dua buah titik awal
pengukuran dan dua buah titik akhir pengukuran yang telah memiliki koordinat
dan sudut yang didapat dari hasil pengukuran sebelumnya.
18
21
22
Pada metode Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat diperoleh dari
perbandingan jarak resultante dengan total jarak pengukuran polygon,
sedangkan pada metode Transit bobot koreksi absis / ordinat diperoleh jarak
pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah absis / ordinat.
f. Pengukuran polygon kerangka dasar horizontal selesai.
Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran polygon dilapangan adalah
koordinat titik-titik yang di ukur sebagai titik-titik ikat untuk keperluan
penggambaran titik-titik detail dalam pemetaan.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
23
24
2. Hari : Minggu
Pertemuan ke : 2
Tanggal : 8 Maret 2018
Kegiatan : Pengukuran KDH
Waktu : 11.00 s.d selesai
Lokasi : Gedung FPIPS UPI
PENGOLAHAN DATA
25
26
α KIRI α KANAN β
C. Mencari α Koreksi
α1 = 352.949 = 352.949
α2 = 352.949-180.418+180 = 352.531
α3 = 352.532-179.907+180 = 352.624
α4 = 352.624-180.487+180 = 352.137
α5 = 352.137-177.475+180 = 354.663
α6 = 354.663-94.483+180 = 80.180
α7 = 80.180-180.197+180 = 79.983
α8 = 79.983-180.394+180 = 79.589
α9 = 79.589-88.061+180 = 171.528
(Syarat 2)
D. Mencari Σ∆x dan Σ∆y
∆x = d sin α
Σ∆x = 0.885
30
∆y = d cos α
Σ∆y = 0.264
31
1 29.5/473.3 = 0.0623
2 30/473.3 = 0.0634
3 30/473.3 = 0.0634
4 30/473.3 = 0.0634
5 13/473.3 = 0.0275
6 20/473.3 = 0.0423
7 29.5/473.3 = 0.0623
8 22.5/473.3 = 0.0475
9 17.3/473.3 = 0.0366
10 30/473.3 = 0.0634
11 30/473.3 = 0.0634
12 30/473.3 = 0.0634
13 27/473.3 = 0.0570
14 11/473.3 = 0.0232
15 12/473.3 = 0.0254
16 10/473.3 = 0.0211
17 30/473.3 = 0.0634
18 20/473.3 = 0.0423
19 21.5/473.3 = 0.0454
20 30/473.3 = 0.0634
Σbobot = 1
31
E. Mencari fx dan fy
Fx= - Σ∆x = -0.885
Fy= - Σ∆y = -0.264
Koreksi ∆y = bobot * fy
∆y = ∆y + koreksi ∆y
Σ = 146150450019327 m2
38
Σ = 146150450042795 m2
39
LUAS = ǀ(xn.yn+1)-(yn.xn+1)ǀ
2
= ǀ 146150450019327 – 146150450042795 ǀ
2
2
= 11733.969 m
40
L. Mencari α Koreksi
α1 = 352.946 = 352.946
α2 = 352.949-180.418+180 = 352.528
α3 = 352.532-179.907+180 = 352.622
α4 = 352.624-180.487+180 = 352.134
α5 = 352.137-177.475+180 = 354.660
α6 = 354.663-94.483+180 = 80.177
α7 = 80.180-180.197+180 = 79.980
α8 = 79.983-180.394+180 = 79.586
α9 = 79.589-88.061+180 = 171.525
(Syarat 2)
M. Mencari Σ∆x dan Σ∆y
∆x = d sin α
Σ ∆x = 0.885
43
∆y = d cos α
Σ ∆y = 0.264
44
∆x = |d sin α|
Σ |∆x| = 186.175
45
∆y = |d cos α|
Σ |∆y| = 347.363
46
N. Mencari Bobot
Mencari Bobot X
Σ = 1
47
Mencari Bobot Y
Σ = 1
O. Mencari Fx dan Fy
Koreksi ∆y
Σ = -0.264
50
Σ = 0.000
51
∆y = ∆y + koreksi ∆y
Σ = 0.000
52
Σ = 146150463140464 m2
55
6.2 Saran
Pastikan alat-alat seperti Theodolite, statif, pita ukur, dan peralatan lainnya
sudah diperiksa serta layak pakai untuk kelancaran pengukuran.
Lakukan tahapan-tahapan sesuai instruksi yang benar.
Lakukan pengukuran dengan teliti untuk menghindari kesalahan.
Jagalah peralatan agar tetap dalam kondisi baik.
Saling berkoordinasi antar anggota kelompok untuk saling bekerjasama
dalam pelaksanaan pengukuran.
56
DAFTAR PUSTAKA