PETA KONTUR
(AREA KAMPUS UIB)
KELOMPOK 1
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ilmu ukur
tanah peta kontur dengan baik dan tepat waktu. Dalam laporan ini terdapat
penjelasan mengenai ilmu ukur tanah, serta hasil praktikum laboratorium.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk. Jody Martin Ginting, S.T, M.T, selaku dosen mata kuliah ilmu ukur
tanah yang telah memberikan pembelajaran dan pemahaman dalam menulis
laporan praktikum ini.
2. Sdr. Wishly Wijaya, selaku asisten dosen ilmu ukur tanah yang telah
membantu dan membimbing kami dalam membantu kami sehingga laporan
praktikum ini terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan laporan praktikum ini. Harapan kami,
laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
1.5 SKALA....................................................................................................11
ii
3.6 Hasil Pengamatan.........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................37
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
DASAR TEORI
6
Unsur utama yang berkaitan dengan aktifitas pengukuran tanah yaitu meliputi
pengukuran jarak dan pengukuran sudut. Adapun aktifitas tersebut antara lain
bertujuan untuk menentukan:
a. Posisi horisontal titik tetap maupun obyek di permukaan bumi.
b. Posisi vertikal (elevasi) titik tetap maupun obyek di permukaan bumi,
baik di atas maupun di bawah bidang referensi/datum ketinggian.
c. Arah dari suatu garis atau jalur.
d. Panjang garis.
e. Posisi garis batas.
f. Luas wilayah yang telah dibatasi garis tertentu.
g. Pembuatan peta rupa bumi suatu wilayah.
Selain itu, aktifitas pengukuran jarak dan sudut juga diperlukan untuk
berbagai keperluan proyek konstruksi, seperti halnya:
1. Konstuksi bangunan gedung, perumahan ataupun perkantoran.
2. Konstruksi jalan raya dan jembatan
3. Konstruksi bendungan, dam serta jaringan irigasi.
4. Pembuatan terowongan.
5. Pembuatan sistem jaringan air bersih, jalur pipa, dan saluran
pembuangan air.
6. Pembangunan pelabuhan, dermaga atau lapangan terbang (bandara).
7. Pengkavlingan tanah dan perhitungan volume galian dan timbunan.
8. Pengontrol pada saat pelaksanaan konstruksi.
9. Memonitor kemungkinan adanya deformasi/pergeseran letak bangunan
besar.
Sesuai dengan ruang lingkupnya, surveying diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
katagori, yaitu Pengukuran Tanah Datar (Plane Surveying) atau Ukur Tanah dan
Pengukuran Geodesi Tinggi (Geodetic Surveying). Batasan kelas Ukur Tanah,
pada prinsipnya bahwa segala macam data ukuran dalam prosesnya tidak
memperhitungkan adanya faktor kelengkungan bumi, karena ruang lingkup hanya
dalam batasan luas maksimal 55 km2.Batasan kelas Pengukuran Geodesi, pada
7
prinsipnya bahwa segala macam data ukuran di lapangan dalam prosesnya harus
memperhitungkan adanya faktor kelengkungan bumi.
Pada umumnya menggunakan sistem Metrik, tapi pita ukur terutama pita
ukur yang panjang, kedua sistem ini dicantumkan secara bersebelahan. Sistem
Inggris yang juga biasa digunakan adalah satuan yard pada ukuran bahan kain
dan satuan mile pada speedometer kendaraan tertentu. Untuk metode
pengukuran jarak, terdaapat beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :
8
1. Metode Kira – Kira
2. Metode Langkah (Pacing)
3. Metode Skala Peta
4. Pengukuran Jarak dengan Odometer
5. Pengukuran Jarak dengan Meteran, pada metode ini terdapat 3 cara, yaitu :
Metode Koreksi
Metode Taping Bertingkat
Breaking Taping
6. Pengukuran dengan Stadia
7. Pengukur Jarak Elektronik (EDM).
Ada beberapa istilah pengertian jarak dalam ilmu ukur tanah, yaitu :
1. Jarak Miring (Slope Distance) yaitu jarak yang di ukur sepanjang garis
penghubung lurus antara 2 titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance) yaitu jarak terukur sebagai penghubung
terpendek antara 2 titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang
datar.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance) yaitu Jarak terpendek anatar 2 bidang
datar (bidang nivo) yang melalui kedua titik tersebut.
Ketiga jarak tersebut dapat di ilustrasikan dengan gambar sket sebagai berikut :
9
3. SUDUT
Sudut dapat dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu :
1. Sudut Horizontal, sudut yang dibentuk oleh dua daris pada bidang
hozirontal. Dalam ukur tanah seringkali sudut horizontal ini dikaitkan
dengan arah, seperti :
a. Sudut azimut, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
magnit bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
b. Sudut jurusan, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
bumi bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
c. Sudut bearing, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
bergerak searah atau kebalikan jarum jam sampai di arah yang
dimaksud maksimal di arah Timur atau Barat.
d. Sudut kiri sudut kanan adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang
dimaksud dengan perpanjangan garis sebelumnya ke arah kiri atau
kanan.
2. Sudut vertikal Sudut vertikal adalah sudut yang dibentuk oleh dua daris
pada bidang vertikal, dan umumnya didasarkan pada arah tertentu, seperti :
1. Sudut zenith, yaitu sudut vertikal yang dimulai dari arah atas bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang bersangkutan/dimaksud.
2. Sudut nadir, yaitu sudut yang dimulai dari arah bawah bergerak
kebalikan arah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
3. Sudut miring/kemiringan lereng adalah sudut yang dimulai dari arah
mendatar bergerak searah atau kebalikan arah jarum jam sampai di
arah yang dimaksud.
4. SATUAN UKURAN SUDUT
Dikenal ada 3 sistem satuan ukuran sudut, yaitu :
1. Sistem Seksagesimal, Pada sistem ini lingkaran dibagi kedalam 360
bagian, 1 bagian dinyatakan 1 derajat (1°), 1 derajat dibagi kedalam 60
bagian, 1 bagian dinyatakan 1 menit (1’) dan 1 menit dibagi kedalam 60
bagian, 1 bagian dinayatan 1 detik (1”)
10
2. Sistem Sentisimal, Pada sistem ini lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, 1
bagian dinyatakan 1 grid (1g), 1 derajat dibagi kedalam 100 bagian, 1
bagian dinyatakan 1centigrid (1 cg) dan 1grid dibagi kedalam 100 bagian,
1 bagian dinayatan 1 centi-centigrid (1 ccg)
3. Sitem Radial, Pada sistem ini besaran sudut lingkaran dinyatakan sama
dengan 2P radial Dari ke tiga sistem ini dapat dilakukan konversi dengan
hubungan sebagai berikut : 360 derajat (360°) = 400 grid (400g ) = 2P
radial.
11
Pengukuran kerangka kontrol horizontal diikatkan pada titik referensi horizontal
eksisting yang ada. Informasi tentang posisi/lokasi titik ikat ini dapat diperoleh
dari instansi terkait, BPN, BAKOSURTANAL atau hasil pengukuran proyek
sebelumnya. pengukuran penampang memanjang jalan, pengukuran penampang
melintang sungai dan pengukuran situasi, pengukuran melintang jalan. Persiapan
dan survey pendahuluan sama seperti pada pekerjaan
PENGUKURAN JALAN
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station
(ETS) atau alat ukur theodolite dengan ketelitian ≤ 20”. Data terukur terdiri dari
obyek bentukan alam dan buatan manusia di seluruh rencana jembatan. Dalam
mengukur keadaan tersebut, pengambilan titik ukur harus tepat/rapat. Hal ini
karena area di sekitar rencana jembatan akan diperlebar. Selain itu, desain yang
bersifat khusus biasanya akan dilakukan di lokasi tersebut.
Pengukuran pelaksanaan jalan bertujuan untuk menerapkan gambar rencana
(design drawing) di lapangan. Sesuai dengan tujuannya, pelaksanaan ini dapat
digunakan untuk menentukan center line, rencana pembebasan lahan, monitoring
pelaksanakan pekerjaan, dan pembuatan shop drawing. Pengukuran untuk
pelaksanaan dilakukan dengan cara stake out,
Yaitu meletakkan posisi detail dari gambar rencana kedalam posisi sebenarnya di
lapangan dengan dibantu oleh koordinat-koordinat yang ada di lapangan.
Pengukuran Stake Out untuk penentuan center line adalah stake out bersifat
garis, baik berupa garis lengkung dan juga garis lurus. Stake out bersifat garis
lurus dilakukan terhadap center line dalam jalan yg lurus. Stake out dilakukan
setiap interval 10 m. Üntuk stake out yg bersifat lengkung dilakukan setiap
tikungan jalan. Dimana posisi yg akan pada stake out antara lain: PI (point
intersection), TC (sasaran circle) CT (circle tangent), buat tikungan bentuk full
circle: TS (tangent spiral), SC (spiral circle), CS (circle spiral), ST (spiral tangent)
buat tikungan bentuk spiral – circle – spiral. Jarak menurut titik diatas telah masih
ada pada rencana (design drawing). Alat ukur yg dipakai merupakan teodolit/
EDM/ ETS.
12
1.4 PERALATAN DALAM PENELITIAN
Beberapa peralatan yang biasanya akan digunakan pada penelitian dilapangan
seperti :
1. MESIN PENGUKURAN
Total Station
merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut
vertikal) secara otomatis yang dilengkapi chip memori, sehingga data
pengukuran sudut serta jarak dapat disimpan untuk kemudian di unduh
serta diolah secara computerize. Gabungan kemampuan antara theodolit
elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data
elektronik serta dapat membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertical
bersama-sama dengan jarak miringnya. Contoh jenis Total Station adalah
Total Station TOPCON GM-55
Theodolit
Theodolite adalah alat optik yang dapat mengukur sudut di antara faktor-
faktor yang telah ditentukan sebelumnya di sepanjang bidang horizontal dan
vertikal. secara historis digunakan untuk survei tanah, tetapi juga telah
digunakan untuk pembangunan rumah dan infrastruktur serta untuk aplikasi
khusus lainnya yang lebih besar (termasuk meteorologi dan peluncuran roket).
Theodolite tradisional terdiri dari instrumen penampakan yang dapat diputar
secara horizontal dan vertical. Contoh jenis Theodolite adalah Digital
Theodolite Ruide Disteo 23 Laser
Waterpass
Waterpass adalah alat ukur yang berguna untuk menentukan apakah
sebuah benda atau garis sudah berada dalam posisi yang rata, baik secara
vertikal maupun horizontal. Alat ini berbentuk seperti teropong terdiri dari
Nivo dan sumbu mekanis gerak yang dapat berputar ke arah horizontal Contoh
jenisnya adalah Topcon Atb4
13
2. SURVEY TOOL
Meteran
Meteran digunakan sebagai alat bantu mengukur objek yang besar dalam
pertukangan serta sebagai alat ukur tanah, bangunan dan lebar jalan. Meteran
yang digunakan dalam pertukangan dikenal dengan nama roll meter yang
terbuat dari bahan plat besi tipis yang umumnya memiliki panjang 3 – 10
meter. Ada juga meteran gulung yang berfungsi untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku, serta membuat lingkaran
Kompas
Kompas adalah sejenis perangkat navigasi yang memanfaatkan magnet
bumi dalam menentukan rute. Sebelum ditemukan nya kompas dalam
menentukan rute, manusia menggunakan lokasi benda langit sebagai patokan,
termasuk matahari dan bintang. Kompas adalah alat untuk menandakan rute
angin. Perangkat ini memanfaatkan magnet bumi untuk menentukan rute
utara, selatan, timur dan barat. Contoh jenis Kompas adalah Clipper L B NH
Klinometer
klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi garis
mendatar dan garis yang menghubungkan suatu titik pada garis mendatar
dengan bagian atas (ujung) suatu benda. Penerapannya adalah mengukur
tinggi (panjang) suatu benda dengan menggunakan sudut elevasi serta
mengukur ketinggian benda secara tidak langsung Contoh jenis klinometer
adalah Suunto Clinometer PM-5/360
1.5 SKALA
Untuk menghitung jarak nyata antar lokasi dalam menggambar peta,
diperlukan Skala. Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya dari suatu tempat yang digambarkan pada peta. Skala sangat berguna
untuk menghitung jarak antar tempat di peta, memungkinkan kita untuk mengukur
14
jarak dengan segera hanya dengan mencari di peta tanpa harus langsung menuju
ke area tersebut dan mengukurnya.
15
dibuat maka semakin kecil pula kenampakan suatu area atau lokasi
yang digambarkan. Dan begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh,
berikut ini dapat ditunjukkan: Skala 1:50.000 akan lebih besar dari
skala 1:100.000, dan skala 1:250.000 akan lebih kecil dari skala
1:50.000.
3. Skala Batang (skala garis/grafis), Skala ini dapat menentukan jarak
sebenarnya di lapangan skala batang menunjukkan jarak antar kota
atau wilayah di suatu peta, Skala batang atau lebih dikenal dengan
skala garis merupakan skala yang dinyatakan dalam bentuk garis lurus
yang terbagi ke dalam beberapa bagian yang sama panjangnya. Pada
skala ini harus dicantumkan jarak yang sesungguhnya di lapangan atau
lokasi sebenarnya dengan menggunakan satuan ukur meter, kilometer,
feet atau mil
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Tentu
saja, pengelolaan data penelitian harus sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah yang
digunakan saat ini. Seorang peneliti dapat mengkategorikan jenis data yang
dikumpulkan dalam suatu skala sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi
jenis statistik yang digunakan dalam pengelolaan data. Dalam proses kuantifikasi,
data dan variabel dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis skala, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala ini merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Data
ditetapkan atas dasar proses penggolongan, data bersifat membedakan
Angka-angka yang digunakan ini hanyalah sebagai kategori dan tidak
memiliki arti apa pun serta tidak dapat digunakan untuk perhitungan
matematis. Misalnya jenis kelamin laki-laki dan perempuan, agama, dll.
2. Skala Ordinal
Data disusun berdasarkan tingkatan atribut tertentu. Skala ini didasarkan
pada peringkat. Skala ordinal ini digunakan untuk menentukan peringkat
kelompok tertentu. Dalam klasifikasi ini, hanya urutan objek yang
dianggap dari terbesar ke terkecil atau tertinggi ke terendah. Misalnya
tentang tingkat pengetahuan nasabah tentang Covid-19 (1 = kurang, 2 =
cukup, 3 = baik). Untuk kemudahan klasifikasi peringkat dalam penelitian,
sering ditulis dalam bentuk presentasi.
3. Skala Interval
16
Skala ini menunjukkan jarak antara satu data dengan setiap data lainnya
dan memiliki bobot yang sama. Dalam interval, hubungan antar urutan dan
jarak antar bilangan memiliki arti. interval sudah memiliki nilai intrinsik,
sudah memiliki jarak, namun jarak itu bukan kelipatan (skala interval
sekarang tidak lagi memiliki nilai 0 absolut). Sebagai contoh, pengukuran
suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah objek A, B,
dan C berturut-turut memberikan suhu pada skala interval, Skala interval
ini benar-benar numerik dan dapat mengikuti semua operasi matematika
dan alat statistik.
4. Skala Rasio
Hampir sama dengan skala interval yang membedakannya adalah skala
pengukuran rasio memiliki nilai nol mutlak dan jarak yang sama
sedangkan interval tidak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar
yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain.
Pengukuran dari skala rasio misalnya tinggi dan berat badan. Misalnya
berat benda A adalah 60 kg, sedangkan benda B adalah 90 kg, maka dapat
dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
Contoh lainnya adalah umur, adar glukosa darah puasa, kadar oksigen, dan
sebagainya.
Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di
peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Semua peta pada dasarnya
merupakan hasil pengecilan dari wilayah permukaan bumi yang dilukiskan dalam
bidang datar. Dengan kata lain, tidak pernah ada peta yang merupakan hasil
pembesaran bentuk muka Bumi yang sebenarnya.
Rumus Skala Peta :
- Jarak sebenarnya = Jarak peta : Skala
- Skala = Jarak peta : Jarak sebenarnya
- Jarak peta = Jarak Sebenarnya x Skala
Dengan menghitung skala, gambaran daerah yang terdapat pada peta dapat
diperkecil dengan menggunakan perhitungan skala. Area yang diperkecil berubah
menjadi ilustrasi yang terkandung dalam bidang datar, yang membutuhkan
17
penjelasan tentang adanya hubungan matematis di antara ukuran geometris.
Terutama jarak di lantai bumi yang bisa di peta.
Skala peta dapat diartikan sebagai evaluasi atau rasio, seperti ruang antara dua
faktor pada peta. Serta jarak sebenarnya di 2 titik, masing-masing di permukaan
bumi dan di lapangan dan di dalam unit yang sama. Skala peta merupakan
informasi mutlak yang harus dicantumkan agar seseorang dapat mengukur jarak
sebenarnya yang terdapat pada peta.
18
BAB 2
PENGUKURAN DENGAN WATERPASS
19
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu 1.
2.1.1 Macam-macam Waterpass
1. Waterpass Manual (Gambar 1)
Jenis ini merupakan tipe manual dengan fitur gelembung pada bagian tengah
sebagai pedoman saat proses pengukuran sebuah benda berlangsung. Kalau
gelembung sudah menunjukkan level datar maka menunjukkan bahwa kedua
bidang yang diukur telah berada pada posisi yang sejajar.
2. Waterpass Digital (Gambar 2)
Dalam sistem kerjanya, tipe digital memanfaatkan laser untuk menentukan
kesejajaran dan ketepatan posisi sebuah benda atau objek.Pada beberapa merk
ternama, terdapat tiga mode ukur yaitu derajat, persentase, dan nada. Tipe digital
jenis ini memiliki fungsi serbaguna seperti menggantung gambar, memasang rak,
pemasangan lantai, memasang wallpaper, dan sebagainya.
3. Waterpass Auto-level (Gambar 3)
Penggunaan automatic level waterpass adalah untuk kalangan profesional
dengan kaki tiga atau tripod. Alat ukur menyipat datar ini memanfaatkan teropong
dengan dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat
berputar ke arah horizontal.
20
horisontal teropong
5. Sekrup leveling Me-level-kan(mendatarkan) alat
6. Plat dasar Landasan alat ke tripot
7. Rumah lensa depan Memfokuskan obyek bidikan
8. Mengetahui besar gerakan sudut
Skala gerakan sudut horizontal
horizontal
9. No seri alat Identifikasi alat
21
2. Statif Penegak waterpass
22
7. Table form Data pengukuran
23
3. Centering, mendirikan statif pada titik pengukuran. Fitur nivo harus berada
dalam bulatan yang menandakan statif telah seimbang.
24
6. Pencatatan hasil data yang telah diukur.
25
BAB III
PENGUKURAN DENGAN THEODOLITE
1. Landasan teori
Theodolit adalah alat penting yang digunakan dalam survei untuk
menentukan sudut horizontal dan vertikal. Bagi seorang surveyor, ini adalah
alat yang sangat membantu. Itu juga dapat digunakan untuk berbagai tugas
survei, termasuk meratakan dan secara tidak langsung memperluas jarak
pengukuran garis. Alat survei utama yang digunakan di sebagian besar proyek
rekayasa adalah teodlit. Teodolit elektronik dan pengukur jarak elektronik
digabungkan untuk membentuk stasiun yang lengkap. Dengan menyelaraskan
garis silang instrumen pada reflektor dan mengukur jarak vertikal, horizontal,
dan kemiringan secara bersamaan, kombinasi ini memungkinkan penentuan
koordinat reflektor. Mikroprosesor instrumen menangani pembacaan rekaman,
pembacaan, dan perhitungan yang diperlukan. Informasi tersebut dapat dengan
cepat diunggah ke komputer dan digunakan untuk membuat peta.
Theodolit adalah alat yang paling akurat untuk mengukur sudut horizontal
dan vertikal, dan mereka memiliki banyak kegunaan dalam survei, termasuk
meletakkan sudut horizontal, menemukan titik pada garis, memperluas garis
survei, menetapkan kemiringan, dan menggambar kurva. Teleskop panjang
yang digunakan pada teodolit awal tidak dapat dibalik dengan memutarnya
180 derajat pada bidang vertikal. Belakangan, diproduksi teodolit dengan
teleskop lebih pendek yang dapat dibalik dengan memutar teleskop dalam
sumbu horizontal.
Theodolit merupakan salah satu dari alat ukur tanah yang dapat digunakan
untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar maupun sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik).
Theodolite ditemukan oleh Jesse Ramsden pada tahun 1787 dan menjadi
awal perkembangan yang pesat dari ilmu ukur wilayah modern. Sebelumnya
26
sudah ada alat yang serupa dengan akurasi yang lebih lemah, yang
dikembangkan oleh Leonard Digges, Joshua Habermel, dan Jonathan Sisson
Theodolite buatan Ramsden digunakan oleh tim Great Trigonometric Survey
yang memetakan India hingga gunung Everest yang dimulai pada tahun 1801.
Pemetaan yang dilakukan tim ini memiliki banyak dampak secara ilmiah dan
ekonomi dan menjadi awal industrialisasi oleh pemerintahan kolonial Inggris
dengan pembangunan kanal, jalan, dan rel secara massa.
Jenis Jenis Theodolit:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit Sumbu Tunggal ) (Gambar 1)
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,
sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di
maksud adalah theodolite type DKM-2A (Kem) dan type TO (wild)
2. Theodolite Repitisi (Gambar 2)
Konsruksinya merupakan kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu lingkaran
mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya dari
konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0, dapat ditentukan
kearah bidikan atau target yang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke
dalam jenis ini adalah theodolit type TL 6-DE (Topcon), Th-SI (Zeiss), TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha )
3. Theodolite Modem (Gambar 3)
Theodolite seperti di zaman sekarang, dapat membaca dari kalangan
vetikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang
dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray
menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial
band.
27
(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3)
2. Uraian Pelaksanaan
Keterangan uraian Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada :
Hari dan tanggal :Minggu, 13 November 2022
Waktu pelaksanaan :08.00 - 16.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Kampus UIB
3. Tujuan Pelaksanaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini, berupa :
1. Mengetahui langsung gambar umum alat ukur Theodolit
2. Mempelajari cara penggunaan alat Theodolit dalam ilmu ukur tanah.
3. Mengetahui bagaimana mengukur perbedaan ketinggian antara dua titik
atau lebih dengan alat Theodolit.
4. Menghitung suatu ketinggian objek dalam jarak yang telah ditentukan.
5. Mempelajari pembuatan garis kontur dan propil pada pemetaan.
6. Mempelajari pengukuran sudut, baik sudut horisontal maupun sudut
vertikal.
7. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran X, Y dan Z pada titik-titik di
permukaan bumi dan sekaligus dapat memberikan hasil peta serta lay out
rencana dari peta yang dihasilkan tersebut untuk aplikasi teknik sipil.
28
4. Alat dan Bahan
No. Perlengkapan Fungsi Gambar
29
Penanda titik acuan
5. Balok kayu
pengukuran.
5. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan praktikum terdiri dari beberapa rangkaian berupa :
1. Temukan lokasi pengukuran dengan pandangan yang bagus.
2. Siapkan statif lalu atur ketingian yang sesuai agar berada pada tingkat
yang nyaman untuk digunakan. Tancapkan ujung statif yang runcing ke
tanah hingga kuat.
3. Pasangkan unting-unting diatas penggantung statif tepat diatas balok yang
disediakan
30
4. Keluarkan theodolite lalu bawa dengan hati-hati, lalu pasangkan theodolite
diatas statif. kunci agar theodolite dengan statif agar terkunci sempurna
5. Putar skrup penyeimbang nivo lalu pastikan gelembung nivo tepat berada
di tengah. satu berada di tengah nivo kotak lalu satunya tepat berada di
tengah nivo tabung
6. Koreksi pembacaan nivo dengan cara memutar sebanyak tiga sisi berbeda
dari theodolite, periksa ulang nivo pastikan gelembung nivo tepat berada
di tengah
7. Sebelum memulai pembacaan pastikan terlebih dahulu batas tengah atau
tinggi theodolite menggunakan rambu ukur
8. Satu orang akan bertugas memegang rambu sebagai tujuan pembaca.
Orang memegang rambu agar rambu tegak lurus
9. Lalu gunakan lensa kecil pada theodolite dan arahkan theodolite menuju
rambu
10. Pastikan theodolite lurus dengan rambu dengan memutar pemutar kasar
dan halus horizontal dan vertical pada theodolite sambil melihat pada lensa
okuler pembacaan
11. Lakukan pembacaan secara ulang ke seluruh titik benang atas, benang
tengah dan benang bawah sebelum melanjutkan ke pembacaan ke titik
berikutnya.
6. Hasil Pengamatan
Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum ini, dapat
disimpulkan hasil pengamatan berupa :
1. Kestabilan Theodolit sangat mempengaruhi hasil pengukuran.
2. Centering sangat di perhatikan dalam proses rangkaian pengukuran
Theodolit.
3. Kondisi alat ukur Theodolit sangat berpengaruh dalam proses pengukuran.
4. Dalam memproses data yang telah didapatkan dari hasil pengukuran,
ketelitian pembacaan menjadi faktor utama yang penting.
31
BAB 4
PENGUKURAN PETA KONTUR
4.1 Landasan Teori
Peta topografi adalah jenis peta dengan fungsi tertentu yang menunjukkan
keadaan bentuk, luas permukaan bumi, dan dimensinya, yang ditandai dengan
hadir dalam skala besar dan lebih detail. Dalam peta topografi digunakan garis
kontur, yaitu garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian sama. Garis ini adalah kombinasi berdasarkan dua segmen garis yang
bekerjasama tetapi tidak saling berpotongan.
Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang
ditarik ke skala. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur
lahan. Presentasi yang ideal dicapai ketika semua fitur area yang dipetakan dapat
disajikan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat dipahami, peta harus disajikan
dengan menggunakan tanda dan simbol konvensional. Simbol bangunan yang
didefinisikan pada peta skala 1:250.000 mencakup area seluas 500 meter persegi
di atas tanah, rambu jalan sesuai dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di atas tanah,
satu simbol rel kereta api sesuai dengan sekitar 1.000 rel kereta api. kaki di tanah.
Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan.
Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi
tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan
komunikasi. Peta ini juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan
tingkat tutupan vegetasi.
1. Judul Peta
Judul peta topografi menyatakan nama wilayah dari lokasi yang
digambarkannya. Judul ini terletak di bagian tengah atas lembaran peta.
2. Koordinat Peta
Koordinat peta topografi terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal
yang saling memotong untuk menunjukkan suatu titik lokasi pada peta.
32
3. Koordinat Geografis
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik
yang terdiri dari garis bujur barat (BB) dan bujur timur (BT) yang
posisinya tegak lurus terhadap garis khatulistiwa, serta garis lintang utara
(LU) dan lintang selatan (LS) yang posisinya sejajar dengan garis
khatulistiwa.
4. Koordinat Grid
Koordinat grid merupakan garis-garis yang menunjukkan kedudukan
suatu titik lokasi untuk dijadikan acuan dalam peta.
5. Nomor Peta
Nomor peta berfungsi untuk menjadi acuan ketika membutuhkan peta
lokasi lain yang berdekatan. Nomor yang ini biasanya terletak di bagian
kanan atas peta.
6. Skala Peta
Skala peta menunjukkan perbandingan antara ukuran yang tergambar
di peta dan ukuran sebenarnya. Skala peta terdiri dari skala numerik dan
skala grafik.
7. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan bahwa semakin baru peta
tersebut dibuat, maka akan semakin tinggi tingkat akurasinya.
8. Arah Peta
Biasanya, arah tulisan yang tertera dalam peta menunjukkan arah
utaranya.
9. Deklinasi
Deklinasi merupakan garis keterangan yang menunjukkan perbedaan
arah utara di peta dan juga utara magnetik. Biasanya deklinasi diperiksa 5
tahun sekali agar peta bisa tetap memberikan informasi yang akurat.
10. Garis Kontur
Garis kontur menunjukkan ketinggian permukaan tanah. Biasanya,
garis kontur dataran rendah akan mengelilingi garis kontur dataran yang
lebih tinggi.
33
4.2 Uraian Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Minggu, 13 November 2022
Waktu pelaksanaan : 08.00 – 16.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Kampus UIB
4.4 Peralatan
1. Roll meteran
2. Tripod (statif)
3. Waterpass
4. Theodolite
5. Bak ukur
6. Payung
7. Balok kayu
34
4.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Kelompok ini terdiri dari 5 orang.
35
3. Memiliki orang yang dapat menahan bak ukur.
36
5. Setiap anggota kelompok diwajibkan untuk mengetahui prosedur kerja dan
mengenal peralatan beserta cara kerjanya pada saat melakukan survey di
lapangan.
6. Memiliki orang yang dapat diandalkan untuk menulis laporan dari hasil yang
sudah didapatkan.
37
1605 2389 2243 2900 -51,1 90 8 36 90,14333 269,856667
1605 2638 2433 2237 40,1 90 7 2 90,11722 269,882778
1605 2768 2510 2249 51,9 90 7 58 90,13278 269,867222
1605 2860 2588 2297 56,3 90 8 29 90,14139 269,858611
αy ΔX ΔY Koordinat
Beda Z
Jarak . Cos
° Jarak . Sin α Tinggi X Y Z dipakai
α
1000 1000 100 100
0,82102735 -
-0,168888889 9,99999999 1000,821 1010 99,73453
4 0,26547 100
1,69118953 -
-0,189166667 20,6 1001,691 1020,6 99,52384
4 0,47616 100
-
-0,143333333 -4,19584623 -51,1 995,8042 948,9 99,41361
0,58639 99
3,29294867 -
-0,117222222 40,1 1003,293 1040,1 99,13303
6 0,86697 99
4,26170094 -
-0,132777778 51,9 1004,262 1051,9 99,04338
4 0,95662 99
4,62285403 -
-0,141388889 56,2999999 1004,623 1056,3 98,96029
6 1,03971 99
Menggunakan Waterpass
WATERPASS TITIK 15
TINGGI POINT
TITIK BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
100
15,1 147,5 1350 1330 1270 -0,091 8 99,909
15,2 147,5 1520 1421 1323 0,061 19,7 100,061
15,3 147,5 1523 1360 1224 0,238 29,9 100,238
15,4 147,5 1625 1122 1215 -0,478 41 99,522
15,5 147,5 1865 1600 1305 -0,309 56 99,691
15,6 148,4 2100 1909 1809 -0,097 29,1 99,903
15,7 148,4 2201 2006 1903 -0,1 29,8 99,9
15,8 148,4 2363 2106 1905 -0,094 45,8 99,906
15,9 148,4 2406 2200 1943 0,196 46,3 100,196
15,1 148,4 2303 2004 1703 -0,3 60 99,7
15,11 148,4 2604 2304 1909 2,304 69,5 102,304
WATERPASS TITIK 16
38
TINGGI POINT
BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
100
16,1 152,5 1793 1745 1693 -0,034 10 99,966
16,2 152,5 1873 1779 1678 -0,026 19,5 99,974
16,3 152,5 1953 1805 1655 -0,022 29,8 99,978
16,4 152,5 2010 1827 1631 -0,014 37,9 99,986
16,5 152,5 2096 1841 1600 -0,092 49,6 99,908
16,6 152,5 2219 1933 1634 -0,06 58,5 99,94
16,7 152,5 2330 1993 1645 0,133 68,5 100,133
16,8 152,5 2292 1860 1465 -0,392 82,7 99,608
16,9 152,5 2670 2252 1708 -0,039 96,2 99,961
16,1 152,5 2771 2291 1693 -0,064 107,8 99,936
16,11 152,5 2890 2355 1675 2,355 121,5 102,355
WATERPASS TITIK 17
TINGGI POINT
BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
100
17,1 155,5 1918 1876 1771 -0,109 14,7 99,891
17,2 155,5 2095 1985 1873 0 22,2 100
17,3 155,5 2101 1985 1767 0,436 33,4 100,436
17,4 153 1655 1549 1543 -0,107 11,2 99,893
17,5 153 1789 1656 1543 -0,107 24,6 99,893
17,6 153 1981 1763 1545 0,107 43,6 100,107
17,7 153,5 1761 1656 1650 -0,002 11,1 99,998
17,8 153,5 1788 1658 1548 0,001 24 100,001
17,9 153,5 1873 1657 1542 -0,002 33,1 99,998
17,1 153,5 1980 1659 1438 1,659 54,2 101,659
WATERPASS TITIK 18
TINGGI POINT
BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
100
18,1 151,5 1875 1770 1765 -0,105 11 99,895
18,2 151,5 1986 1875 1764 -0,002 22,2 99,998
18,3 151,5 2093 1877 1660 0,002 43,3 100,002
18,4 151,5 2097 1875 1651 0,327 44,6 100,327
18,5 150,5 1653 1548 1542 -0,108 11,1 99,892
18,6 150,5 1767 1656 1545 -0,107 22,2 99,893
39
18,7 150,5 1879 1763 1546 -0,002 33,3 99,998
18,8 150,5 1975 1765 1542 0,216 43,3 100,216
18,9 151,7 1654 1549 1543 -0,102 11,1 99,898
18,1 151,7 1762 1651 1540 1,651 22,2 101,651
40
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
41
SARAN
Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini, banyak sekali hal penting yang perlu
diperhatikan agar proses praktikum dapat berjalan dengan baik dan benar, seperti
sebagai berikut:
42
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2019). Bermain Theodholit pada Matakuliah Ilmu Ukur Tanah. Sains
Informasi Geografi UPI. http://saig.upi.edu/2019/04/07/bermain-theodholit-
pada-matakuliah-ilmu-ukur-tanah/
Alat Ukur Tanah: Macam-macam Alat Ukur Tanah dan Fungsinya. (n.d.).
https://www.kucari.com/alat-ukur-tanah
Jenis Skala : Pengertian Skala pada Peta dan Macamnya. (n.d.). Portal Media
Pengetahuan Online. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/jenis-
skala.html
Lokibaho. (2017). BAGIAN-BAGIAN WATERPASS / SIPAT DATAR. Blogger.
http://theophanyelizabeth.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-waterpass-
sipat-datar.html
Motosurv. (2016). Jarak dan Sudut. Blogger.
http://ilmusurveyorlumajang.blogspot.com/2016/02/jarak-dan-sudut.html
Nawawi, G. (2001). Mengukur Jarak Dan Sudut. Departemen Pendidikan
Nasional.
http://psbtik.smkn1cms.net/pertanian/agroindustri/agroindustri_non_pangan/
mengukur_jarak_dan_sudut.pdf
Nurwijayanti, A. (2014). Waterpass – Geodesi. Blogger.
https://amalianw.wordpress.com/2014/06/19/62/
Pengertian Skala : Rumus, Contoh Soal dan Jawaban Pembahasan. (n.d.).
Jagad.Id. https://jagad.id/pengertian-skala/
Skala (statistik). (2019). Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_(statistik)
Theodolit: Cara menggunakan theodolite untuk mengukur luas tanah. (n.d.).
Kucari. https://www.kucari.com/cara-menggunakan-theodolite
43
LAMPIRAN
44
45
46
47
48
49
50