Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

PETA KONTUR
(AREA KAMPUS UIB)

KELOMPOK 1

DANIEL ARNOLDI GULTOM (2111004)


JENNY (2111021)
DARIUS ANGTONY (2111027)
YEHEZKIEL IMMANUEL (2111031)
RIZQI VALIANT (2111036)

PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ilmu ukur
tanah peta kontur dengan baik dan tepat waktu. Dalam laporan ini terdapat
penjelasan mengenai ilmu ukur tanah, serta hasil praktikum laboratorium.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk. Jody Martin Ginting, S.T, M.T, selaku dosen mata kuliah ilmu ukur
tanah yang telah memberikan pembelajaran dan pemahaman dalam menulis
laporan praktikum ini.
2. Sdr. Wishly Wijaya, selaku asisten dosen ilmu ukur tanah yang telah
membantu dan membimbing kami dalam membantu kami sehingga laporan
praktikum ini terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan laporan praktikum ini. Harapan kami,
laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

BAB 1 DASAR TEORI...........................................................................................1

1.1 PENGERTIAN ILMU UKUR TANAH...................................................1

1.2 JARAK DAN SUDUT..............................................................................3

1.3 SATUAN UKURAN.................................................................................8

1.4 PERALATAN DALAM PENELITIAN.................................................10

1.5 SKALA....................................................................................................11

BAB 2 PENGUKURAN DENGAN WATERPASS.............................................16

2.1 Landasan Teori.............................................................................................16

2.2 Uraian Pelaksanaan......................................................................................18

2.3 Tujuan Pelaksanaan......................................................................................18

2.4 Alat dan Bahan.............................................................................................18

2.5 Prosedur Pelaksanaan...................................................................................18

2.6 Hasil Pengamatan.........................................................................................22

BAB 3 PENGUKURAN DENGAN THEODOLITE............................................23

3.1 Landasan Teori.............................................................................................23

3.2 Uraian Pelaksanaan......................................................................................25

3.3 Tujuan Pelaksanaan......................................................................................25

3.4 Alat dan Bahan.............................................................................................25

3.5 Prosedur Pelaksanaan...................................................................................26

ii
3.6 Hasil Pengamatan.........................................................................................28

BAB 4 PENGUKURAN PETA KONTUR...........................................................29

4.1 Landasan Teori.............................................................................................29

4.2 Uraian Pelaksanaan......................................................................................30

4.3 Tujuan Pelaksanaan......................................................................................30

4.4 Alat dan Bahan.............................................................................................30

4.5 Prosedur Pelaksanaan...................................................................................31

4.6 Hasil Pengamatan.........................................................................................33

4.7 Peta Kontur..................................................................................................33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36

LAMPIRAN...........................................................................................................37

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.6.1 Pengukuran Theodolite..................................................................33


Tabel 4.6.2 Pengukuran Waterpass..................................................................33

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sketsa Ilustrasi Jarak............................................................................5

Gambar 1.2 Sketsa Ilustrasi Sudut...........................................................................7

Gambar 2.1 Bagian alat Waterpass........................................................................17

Gambar 2.2 Briefing..............................................................................................19

Gambar 2.3 Alat – alat praktikum dengan Waterpass...........................................19

Gambar 2.4 Melakukan centering pada Waterpass................................................20

Gambar 2.5 Pengukuran jarak antar titik...............................................................20

Gambar 2.6 Melakukan pengukuran......................................................................21

Gambar 2.7 Melakukan penulisan data pengukuran..............................................21

v
BAB 1
DASAR TEORI

1.1 PENGERTIAN ILMU UKUR TANAH


Pesatnya Perkembangan teknologi dimasa saat ini sangat dampak pada
pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana di seluruh dunia. Dalam
pembangunan sebuah struktur bangunan, baik itu bangunan umum untuk
digunakan sebagai akses publik maupun pribadi struktur tanah juga harus di
perhatikan. Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran
suatu permukaan bumi dalam cakupan kecil yang pengukuran nya harus dilakukan
secara langsung (surveying) agar mendapatkan hasil yang sangat nyata yag tujuan
nya hasil tersebut dapat di konversikan kedalam sebuah Peta. Dalam pengukuran
ini yang perlu diperhatikan adalah pengukuran terfokus pada posisi garis vertikal
dan garis horizontal.
Penggunaan kata ukur tanah atau pengukuran tanah ini merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu surveying. Secara konvensional, pengertian
dasar dari pengukuran tanah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan letak
atau posisi relatif dari titik ataupun obyek di permukaan bumi.Sesuai dengan
perkembangannya, pengertian secara umum tentang pengukuran tanah, yaitu
merupakan suatu ilmu yang mempelajari metoda pengumpulan data dan
pemrosesan data pengukuran tentang obyek yang ada di permukaan bumi dan
sekitarnya, sehingga jelas letaknya/posisinya.
Pengukuran untuk menentukan koordinat atau posisi horisontal titik di
lapangan dinamakan pengukuran horisontal, sedangkan pengukuran untuk
menentukan ketinggian atau posisi vertikal titik di lapangan dinamakan
pengukuran tinggi
Berdasarkan pengertian dan definisi tersebut, maksud dari pengukuran tanah
atau surveying yaitu untuk menentukan posisi titik-titik maupun obyek di
permukaan bumi atau di dekat/di sekitar permukaan bumi.

6
Unsur utama yang berkaitan dengan aktifitas pengukuran tanah yaitu meliputi
pengukuran jarak dan pengukuran sudut. Adapun aktifitas tersebut antara lain
bertujuan untuk menentukan:
a. Posisi horisontal titik tetap maupun obyek di permukaan bumi.
b. Posisi vertikal (elevasi) titik tetap maupun obyek di permukaan bumi,
baik di atas maupun di bawah bidang referensi/datum ketinggian.
c. Arah dari suatu garis atau jalur.
d. Panjang garis.
e. Posisi garis batas.
f. Luas wilayah yang telah dibatasi garis tertentu.
g. Pembuatan peta rupa bumi suatu wilayah.

Selain itu, aktifitas pengukuran jarak dan sudut juga diperlukan untuk
berbagai keperluan proyek konstruksi, seperti halnya:
1. Konstuksi bangunan gedung, perumahan ataupun perkantoran.
2. Konstruksi jalan raya dan jembatan
3. Konstruksi bendungan, dam serta jaringan irigasi.
4. Pembuatan terowongan.
5. Pembuatan sistem jaringan air bersih, jalur pipa, dan saluran
pembuangan air.
6. Pembangunan pelabuhan, dermaga atau lapangan terbang (bandara).
7. Pengkavlingan tanah dan perhitungan volume galian dan timbunan.
8. Pengontrol pada saat pelaksanaan konstruksi.
9. Memonitor kemungkinan adanya deformasi/pergeseran letak bangunan
besar.
Sesuai dengan ruang lingkupnya, surveying diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
katagori, yaitu Pengukuran Tanah Datar (Plane Surveying) atau Ukur Tanah dan
Pengukuran Geodesi Tinggi (Geodetic Surveying). Batasan kelas Ukur Tanah,
pada prinsipnya bahwa segala macam data ukuran dalam prosesnya tidak
memperhitungkan adanya faktor kelengkungan bumi, karena ruang lingkup hanya
dalam batasan luas maksimal 55 km2.Batasan kelas Pengukuran Geodesi, pada

7
prinsipnya bahwa segala macam data ukuran di lapangan dalam prosesnya harus
memperhitungkan adanya faktor kelengkungan bumi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Ukur Tanah merupakan


bagian atau cabang dari Ilmu Geodesi. Beberapa literatur menuliskan peranan
Ilmu Geodesi yang mempunyai tujuan ilmiah dan tujuan praktis. Tujuan ilmiah
yaitu menentukan bentuk dan ukuran bumi atau dimensi matematis bumi, yang
nantinya digunakan untuk pekerjaan praktis Geodesi. Tujuan praktis yaitu antara
lain untuk pembuatan peta/pemetaan permukaan bumi, pemasangan
tanda/patok/batas di lapangan, pengukuran untuk pekerjaan konstruksi ataupun
rekayasa ketekniksipilan.

1.2 JARAK DAN SUDUT


JARAK
Pada ukur tanah jarak yang dimaksud adalah jarak horizontal atau jarak
mendatar. Contohnya, di dunia pertanian luas lahan yang ditentukan oleh jarak
ini ada kaitan dengan luasan lahan yang dapat ditanami dan produksi yang
akan diperoleh, maka jarak sesuai dengan kondisi lahan itulah yang paling
cocok, atau dengan kata lain bila lahannya miring jarak miringlah yang
sebaiknya diukur. Selain dikenal dengan jarak miring serta jarak mendatar,
dikenal pula istilah jarak lurus dan jarak sesuai dengan jalur yang ditempuh.

SATUAN UKURAN JARAK


Terdapat 2 sistem satuan yang sering kita lihat pada alat ukur, yaitu :
1. Sistem Metrik (mm, cm, dm, m sampai km)
2. Sistem Inggris (feet, yard, mile. 1 inch = 2,54 cm, 1 feet = 0,305 m, 1
yard = 0,914 m dan 1 mile = 1,609 km = 5280 feet)

Pada umumnya menggunakan sistem Metrik, tapi pita ukur terutama pita
ukur yang panjang, kedua sistem ini dicantumkan secara bersebelahan. Sistem
Inggris yang juga biasa digunakan adalah satuan yard pada ukuran bahan kain
dan satuan mile pada speedometer kendaraan tertentu. Untuk metode
pengukuran jarak, terdaapat beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :

8
1. Metode Kira – Kira
2. Metode Langkah (Pacing)
3. Metode Skala Peta
4. Pengukuran Jarak dengan Odometer
5. Pengukuran Jarak dengan Meteran, pada metode ini terdapat 3 cara, yaitu :
 Metode Koreksi
 Metode Taping Bertingkat
 Breaking Taping
6. Pengukuran dengan Stadia
7. Pengukur Jarak Elektronik (EDM).

Ada beberapa istilah pengertian jarak dalam ilmu ukur tanah, yaitu :
1. Jarak Miring (Slope Distance) yaitu jarak yang di ukur sepanjang garis
penghubung lurus antara 2 titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance) yaitu jarak terukur sebagai penghubung
terpendek antara 2 titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang
datar.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance) yaitu Jarak terpendek anatar 2 bidang
datar (bidang nivo) yang melalui kedua titik tersebut.
Ketiga jarak tersebut dapat di ilustrasikan dengan gambar sket sebagai berikut :

Gambar 1.1 Sketsa Ilustrasi Jarak


A’ B’ = Jarak Mendatar
AB = Jarak Miring
B’-B = Jarak Vertikal

9
3. SUDUT
Sudut dapat dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu :
1. Sudut Horizontal, sudut yang dibentuk oleh dua daris pada bidang
hozirontal. Dalam ukur tanah seringkali sudut horizontal ini dikaitkan
dengan arah, seperti :
a. Sudut azimut, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
magnit bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
b. Sudut jurusan, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
bumi bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
c. Sudut bearing, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
bergerak searah atau kebalikan jarum jam sampai di arah yang
dimaksud maksimal di arah Timur atau Barat.
d. Sudut kiri sudut kanan adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang
dimaksud dengan perpanjangan garis sebelumnya ke arah kiri atau
kanan.
2. Sudut vertikal Sudut vertikal adalah sudut yang dibentuk oleh dua daris
pada bidang vertikal, dan umumnya didasarkan pada arah tertentu, seperti :
1. Sudut zenith, yaitu sudut vertikal yang dimulai dari arah atas bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang bersangkutan/dimaksud.
2. Sudut nadir, yaitu sudut yang dimulai dari arah bawah bergerak
kebalikan arah jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
3. Sudut miring/kemiringan lereng adalah sudut yang dimulai dari arah
mendatar bergerak searah atau kebalikan arah jarum jam sampai di
arah yang dimaksud.
4. SATUAN UKURAN SUDUT
Dikenal ada 3 sistem satuan ukuran sudut, yaitu :
1. Sistem Seksagesimal, Pada sistem ini lingkaran dibagi kedalam 360
bagian, 1 bagian dinyatakan 1 derajat (1°), 1 derajat dibagi kedalam 60
bagian, 1 bagian dinyatakan 1 menit (1’) dan 1 menit dibagi kedalam 60
bagian, 1 bagian dinayatan 1 detik (1”)

10
2. Sistem Sentisimal, Pada sistem ini lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, 1
bagian dinyatakan 1 grid (1g), 1 derajat dibagi kedalam 100 bagian, 1
bagian dinyatakan 1centigrid (1 cg) dan 1grid dibagi kedalam 100 bagian,
1 bagian dinayatan 1 centi-centigrid (1 ccg)
3. Sitem Radial, Pada sistem ini besaran sudut lingkaran dinyatakan sama
dengan 2P radial Dari ke tiga sistem ini dapat dilakukan konversi dengan
hubungan sebagai berikut : 360 derajat (360°) = 400 grid (400g ) = 2P
radial.

1.3 SATUAN UKURAN


Berikut ini akan diberikan penjelasan mengenai konsep dasar dimensi topografi
dan pengukuran topografi dalam pekerjaan perencanaan jalan. Serta Konsep
utama pengukuran topografi teristris meliputi:
 Pengukuran sudut
 Pengukuran jarak
 Pengukuran beda tinggi
 Menggunakan satuan Milimeter / Meter
 Pemeriksaan level dan kontur tanah eksisting
Setelah memastikan bahwa batas lahan sudah sesuai, segera mengukur tingkat
dan kontur tanah eksisting untuk mendapatkan data acuan tingkat bangunan dan
infrastruktur yang hendak dilaksanakan . Data dari pemeriksaan ini juga dapat
digunakan untuk menghitung operasi cut and fill serta penggalian/penimbunan
yang diperlukan.
Marka ketinggian atau marka lokasi untuk acuan ketinggian semua bangunan
yang akan dikerjakan dapat berupa segitiga terbalik berwarna merah dan angka
acuan ketinggian yang dapat dipasang pada BM utama atau infrastruktur eksisting
yang dipastikan tidak akan berubah dalam jangka waktu yang cukup lama.
setidaknya selama proyek berlangsung. lakukan Ukur kontur tanah eksisting,
termasuk elevasi jalan raya, kanal, pejalan kaki, dll, termasuk kondisi eksisting di
sekitar lokasi proyek jika memungkinkan (kurang lebih 10m di luar batas tanah).
Pastikan data terlindungi dengan baik, dan jika ada tanda yang dibuat di
lapangan yang terhapus atau rusak, segera perbaiki atau buat tanda yang baru.

11
Pengukuran kerangka kontrol horizontal diikatkan pada titik referensi horizontal
eksisting yang ada. Informasi tentang posisi/lokasi titik ikat ini dapat diperoleh
dari instansi terkait, BPN, BAKOSURTANAL atau hasil pengukuran proyek
sebelumnya. pengukuran penampang memanjang jalan, pengukuran penampang
melintang sungai dan pengukuran situasi, pengukuran melintang jalan. Persiapan
dan survey pendahuluan sama seperti pada pekerjaan

PENGUKURAN JALAN
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station
(ETS) atau alat ukur theodolite dengan ketelitian ≤ 20”. Data terukur terdiri dari
obyek bentukan alam dan buatan manusia di seluruh rencana jembatan. Dalam
mengukur keadaan tersebut, pengambilan titik ukur harus tepat/rapat. Hal ini
karena area di sekitar rencana jembatan akan diperlebar. Selain itu, desain yang
bersifat khusus biasanya akan dilakukan di lokasi tersebut.
Pengukuran pelaksanaan jalan bertujuan untuk menerapkan gambar rencana
(design drawing) di lapangan. Sesuai dengan tujuannya, pelaksanaan ini dapat
digunakan untuk menentukan center line, rencana pembebasan lahan, monitoring
pelaksanakan pekerjaan, dan pembuatan shop drawing. Pengukuran untuk
pelaksanaan dilakukan dengan cara stake out,
Yaitu meletakkan posisi detail dari gambar rencana kedalam posisi sebenarnya di
lapangan dengan dibantu oleh koordinat-koordinat yang ada di lapangan.
Pengukuran Stake Out untuk penentuan center line adalah stake out bersifat
garis, baik berupa garis lengkung dan juga garis lurus. Stake out bersifat garis
lurus dilakukan terhadap center line dalam jalan yg lurus. Stake out dilakukan
setiap interval 10 m. Üntuk stake out yg bersifat lengkung dilakukan setiap
tikungan jalan. Dimana posisi yg akan pada stake out antara lain: PI (point
intersection), TC (sasaran circle) CT (circle tangent), buat tikungan bentuk full
circle: TS (tangent spiral), SC (spiral circle), CS (circle spiral), ST (spiral tangent)
buat tikungan bentuk spiral – circle – spiral. Jarak menurut titik diatas telah masih
ada pada rencana (design drawing). Alat ukur yg dipakai merupakan teodolit/
EDM/ ETS.

12
1.4 PERALATAN DALAM PENELITIAN
Beberapa peralatan yang biasanya akan digunakan pada penelitian dilapangan
seperti :

1. MESIN PENGUKURAN
 Total Station
merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut
vertikal) secara otomatis yang dilengkapi chip memori, sehingga data
pengukuran sudut serta jarak dapat disimpan untuk kemudian di unduh
serta diolah secara computerize. Gabungan kemampuan antara theodolit
elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data
elektronik serta dapat membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertical
bersama-sama dengan jarak miringnya. Contoh jenis Total Station adalah
Total Station TOPCON GM-55
 Theodolit
Theodolite adalah alat optik yang dapat mengukur sudut di antara faktor-
faktor yang telah ditentukan sebelumnya di sepanjang bidang horizontal dan
vertikal. secara historis digunakan untuk survei tanah, tetapi juga telah
digunakan untuk pembangunan rumah dan infrastruktur serta untuk aplikasi
khusus lainnya yang lebih besar (termasuk meteorologi dan peluncuran roket).
Theodolite tradisional terdiri dari instrumen penampakan yang dapat diputar
secara horizontal dan vertical. Contoh jenis Theodolite adalah Digital
Theodolite Ruide Disteo 23 Laser
 Waterpass
Waterpass adalah alat ukur yang berguna untuk menentukan apakah
sebuah benda atau garis sudah berada dalam posisi yang rata, baik secara
vertikal maupun horizontal. Alat ini berbentuk seperti teropong terdiri dari
Nivo dan sumbu mekanis gerak yang dapat berputar ke arah horizontal Contoh
jenisnya adalah Topcon Atb4

13
2. SURVEY TOOL
 Meteran
Meteran digunakan sebagai alat bantu mengukur objek yang besar dalam
pertukangan serta sebagai alat ukur tanah, bangunan dan lebar jalan. Meteran
yang digunakan dalam pertukangan dikenal dengan nama roll meter yang
terbuat dari bahan plat besi tipis yang umumnya memiliki panjang 3 – 10
meter. Ada juga meteran gulung yang berfungsi untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku, serta membuat lingkaran
 Kompas
Kompas adalah sejenis perangkat navigasi yang memanfaatkan magnet
bumi dalam menentukan rute. Sebelum ditemukan nya kompas dalam
menentukan rute, manusia menggunakan lokasi benda langit sebagai patokan,
termasuk matahari dan bintang. Kompas adalah alat untuk menandakan rute
angin. Perangkat ini memanfaatkan magnet bumi untuk menentukan rute
utara, selatan, timur dan barat. Contoh jenis Kompas adalah Clipper L B NH
 Klinometer
klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi garis
mendatar dan garis yang menghubungkan suatu titik pada garis mendatar
dengan bagian atas (ujung) suatu benda. Penerapannya adalah mengukur
tinggi (panjang) suatu benda dengan menggunakan sudut elevasi serta
mengukur ketinggian benda secara tidak langsung Contoh jenis klinometer
adalah Suunto Clinometer PM-5/360

1.5 SKALA
Untuk menghitung jarak nyata antar lokasi dalam menggambar peta,
diperlukan Skala. Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya dari suatu tempat yang digambarkan pada peta. Skala sangat berguna
untuk menghitung jarak antar tempat di peta, memungkinkan kita untuk mengukur

14
jarak dengan segera hanya dengan mencari di peta tanpa harus langsung menuju
ke area tersebut dan mengukurnya.

1. MACAM-MACAM JENIS SKALA

 Berdasarkan ukuran skala. Dibagi menjadi 5 bagian yaitu :


1. Peta skala kadaster atau peta teknik
Peta ini dengan skala 1 : 100 sampai 1 : 5000. biasanya digunakan
untuk pengukuran tanah.
2. Peta berskala besar
yaitu peta berskala 1 : 5000 sampai 1 : 250.000. Umumnya
digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya desa atau kecamatan.
3. Peta berskala sedang
yaitu peta berskala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.Digunakan
untuk menggambarkan wilayah yang agak luas seperti pemetaan
kabupaten atau kota.
4. Peta berskala kecil
yaitu peta berskala 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang luas seperti
provinsi.
5. Peta geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000
Biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah negara,
regional, benua, atau dunia.
 Berdasarkan Bentuk Skala, dibagi sebagai berikut :
1. Skala Verbal, adalah skala yang diucapkan dalam sebuah kalimat atau
secara lisan. Skala ini sering ditentukan pada peta yang tidak
menggunakan perangkat pengukuran matriks, termasuk peta di Inggris.
Contoh skala verbal adalah 1 inci hingga satu mil, yang berarti bahwa
1 inci di peta mewakili jarak satu mil dilapangan
2. Skala Angka, adalah skala yang memudahkan pembaca peta
menghitung dan memperkirakan perbesaran dalam situasi sebenarnya.
Dengan demikian, pembaca peta, baik peta tertulis maupun
konvensional maupun digital, dapat menentukan jarak yang ditempuh
di lokasi sebenarnya dan memperhitungkan waktu tempuh serta
kecepatan yang diinginkan pembaca peta. semakin besar skala yang

15
dibuat maka semakin kecil pula kenampakan suatu area atau lokasi
yang digambarkan. Dan begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh,
berikut ini dapat ditunjukkan: Skala 1:50.000 akan lebih besar dari
skala 1:100.000, dan skala 1:250.000 akan lebih kecil dari skala
1:50.000.
3. Skala Batang (skala garis/grafis), Skala ini dapat menentukan jarak
sebenarnya di lapangan skala batang menunjukkan jarak antar kota
atau wilayah di suatu peta, Skala batang atau lebih dikenal dengan
skala garis merupakan skala yang dinyatakan dalam bentuk garis lurus
yang terbagi ke dalam beberapa bagian yang sama panjangnya. Pada
skala ini harus dicantumkan jarak yang sesungguhnya di lapangan atau
lokasi sebenarnya dengan menggunakan satuan ukur meter, kilometer,
feet atau mil
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Tentu
saja, pengelolaan data penelitian harus sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah yang
digunakan saat ini. Seorang peneliti dapat mengkategorikan jenis data yang
dikumpulkan dalam suatu skala sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi
jenis statistik yang digunakan dalam pengelolaan data. Dalam proses kuantifikasi,
data dan variabel dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis skala, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala ini merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Data
ditetapkan atas dasar proses penggolongan, data bersifat membedakan
Angka-angka yang digunakan ini hanyalah sebagai kategori dan tidak
memiliki arti apa pun serta tidak dapat digunakan untuk perhitungan
matematis. Misalnya jenis kelamin laki-laki dan perempuan, agama, dll.
2. Skala Ordinal
Data disusun berdasarkan tingkatan atribut tertentu. Skala ini didasarkan
pada peringkat. Skala ordinal ini digunakan untuk menentukan peringkat
kelompok tertentu. Dalam klasifikasi ini, hanya urutan objek yang
dianggap dari terbesar ke terkecil atau tertinggi ke terendah. Misalnya
tentang tingkat pengetahuan nasabah tentang Covid-19 (1 = kurang, 2 =
cukup, 3 = baik). Untuk kemudahan klasifikasi peringkat dalam penelitian,
sering ditulis dalam bentuk presentasi.
3. Skala Interval

16
Skala ini menunjukkan jarak antara satu data dengan setiap data lainnya
dan memiliki bobot yang sama. Dalam interval, hubungan antar urutan dan
jarak antar bilangan memiliki arti. interval sudah memiliki nilai intrinsik,
sudah memiliki jarak, namun jarak itu bukan kelipatan (skala interval
sekarang tidak lagi memiliki nilai 0 absolut). Sebagai contoh, pengukuran
suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah objek A, B,
dan C berturut-turut memberikan suhu pada skala interval, Skala interval
ini benar-benar numerik dan dapat mengikuti semua operasi matematika
dan alat statistik.
4. Skala Rasio
Hampir sama dengan skala interval yang membedakannya adalah skala
pengukuran rasio memiliki nilai nol mutlak dan jarak yang sama
sedangkan interval tidak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar
yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain.
Pengukuran dari skala rasio misalnya tinggi dan berat badan. Misalnya
berat benda A adalah 60 kg, sedangkan benda B adalah 90 kg, maka dapat
dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
Contoh lainnya adalah umur, adar glukosa darah puasa, kadar oksigen, dan
sebagainya.
Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di
peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Semua peta pada dasarnya
merupakan hasil pengecilan dari wilayah permukaan bumi yang dilukiskan dalam
bidang datar. Dengan kata lain, tidak pernah ada peta yang merupakan hasil
pembesaran bentuk muka Bumi yang sebenarnya.
Rumus Skala Peta :
- Jarak sebenarnya = Jarak peta : Skala
- Skala = Jarak peta : Jarak sebenarnya
- Jarak peta = Jarak Sebenarnya x Skala
Dengan menghitung skala, gambaran daerah yang terdapat pada peta dapat
diperkecil dengan menggunakan perhitungan skala. Area yang diperkecil berubah
menjadi ilustrasi yang terkandung dalam bidang datar, yang membutuhkan

17
penjelasan tentang adanya hubungan matematis di antara ukuran geometris.
Terutama jarak di lantai bumi yang bisa di peta.
Skala peta dapat diartikan sebagai evaluasi atau rasio, seperti ruang antara dua
faktor pada peta. Serta jarak sebenarnya di 2 titik, masing-masing di permukaan
bumi dan di lapangan dan di dalam unit yang sama. Skala peta merupakan
informasi mutlak yang harus dicantumkan agar seseorang dapat mengukur jarak
sebenarnya yang terdapat pada peta.

18
BAB 2
PENGUKURAN DENGAN WATERPASS

2.1 Landasan Teori


Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau
beda tinggi antara dua tinggi. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya
untuk mendapatkan data sebagai keperluaan pemetaan, perencanaan ataupun
untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung
yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran – saluran yang sudah ada, dan lain – lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:
1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap
sama dengan garis unting – unting.
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertical pada setiap
titik. Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut rata – rata.
4. Elevasi adalah jarak (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
5. Banch mark (mk) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung yang berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu 1.

19
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu 1.
2.1.1 Macam-macam Waterpass
1. Waterpass Manual (Gambar 1)
Jenis ini merupakan tipe manual dengan fitur gelembung pada bagian tengah
sebagai pedoman saat proses pengukuran sebuah benda berlangsung. Kalau
gelembung sudah menunjukkan level datar maka menunjukkan bahwa kedua
bidang yang diukur telah berada pada posisi yang sejajar.
2. Waterpass Digital (Gambar 2)
Dalam sistem kerjanya, tipe digital memanfaatkan laser untuk menentukan
kesejajaran dan ketepatan posisi sebuah benda atau objek.Pada beberapa merk
ternama, terdapat tiga mode ukur yaitu derajat, persentase, dan nada. Tipe digital
jenis ini memiliki fungsi serbaguna seperti menggantung gambar, memasang rak,
pemasangan lantai, memasang wallpaper, dan sebagainya.
3. Waterpass Auto-level (Gambar 3)
Penggunaan automatic level waterpass adalah untuk kalangan profesional
dengan kaki tiga atau tripod. Alat ukur menyipat datar ini memanfaatkan teropong
dengan dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat
berputar ke arah horizontal.

(Gambar 2.1) (Gambar 2.2) (Gambar 2.3)


2.1.2 Bagian-bagian Waterpass beserta Fungsi
No. Perlengkapan Fungsi
1. Cermin nivo Memantulkan bayangan nivo.
2. Nivo Mengetahui kedataran alat
3. Lensa bidik Melihat bidikan
4. Sekrup penggerak horisontal Menggerakan secara halus arah bidikan

20
horisontal teropong
5. Sekrup leveling Me-level-kan(mendatarkan) alat
6. Plat dasar Landasan alat ke tripot
7. Rumah lensa depan Memfokuskan obyek bidikan
8. Mengetahui besar gerakan sudut
Skala gerakan sudut horizontal
horizontal
9. No seri alat Identifikasi alat

2.2 Uraian Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Minggu, 13 November 2022
Waktu pelaksanaan : 08.00 – 16.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Kampus UIB

2.3 Tujuan Pelaksanaan


Tujuan dalam praktikum ini adalah:
1. Menentukan tinggi pada setiap titik
2. Menentukan elevasi setiap titik pada titik yang telah ditentukan

2.4 Alat dan Bahan


No. Perlengkapan Fungsi Gambar

1. Waterpass Alat ukur

21
2. Statif Penegak waterpass

Pelindung waterpass dari


3. Payung
sinar matahari dan hujan.

Penanda titik acuan


4. Balok kayu
pengukuran.

Tali atau rol Memastikan jarak


5.
meter pengukuran

6. Rambu ukur Skala baca ukur

22
7. Table form Data pengukuran

2.5 Prosedur Pelaksanaan


Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan menggunakan waterpass
1. Briefing, untuk menjelaskan daerah yang akan ukur.

Gambar 2.4 Briefing


2. Persiapan, mempersiapkan semua alat dan perlengkapan untuk melakukan
survey.

Gambar 2.5 Persiapan alat pengukuran

23
3. Centering, mendirikan statif pada titik pengukuran. Fitur nivo harus berada
dalam bulatan yang menandakan statif telah seimbang.

Gambar 2.6 Pendirian Statif


4. Pengukuran jarak titik, penentukan titik ukur untuk mendirikan rambu ukur.

Gambar 2.7 Pengukuran Jarak Titik


5. Pengukuran menggunakan waterpass (menentukan benang atas, benang
tengah, dan benang bawah).

Gambar 2.8 Pengukuran Menggunakan Waterpass

24
6. Pencatatan hasil data yang telah diukur.

Gambar 2.9 Pencatatan Hasil Data


7. Lakukan pengukuran hingga titik terakhir.

2.6 Hasil Pengamatan


Alat digunakan untuk mengukur benang atas, benang tengah, serta dengan
benang bawah. Waterpass hanya dapat melakukan pengukuran sumbu horizontal.
Beberapa kelebihan penggunaan waterpass, yaitu:
1. Centering alat cepat.
2. Mampu melakukan pengukuran beda tinggi dengan cepat.
Kelemahan waterpass, yaitu
1. Gerakan teropong terbatas, jadi kurang mampu dalam membidik area curam.

25
BAB III
PENGUKURAN DENGAN THEODOLITE
1. Landasan teori
Theodolit adalah alat penting yang digunakan dalam survei untuk
menentukan sudut horizontal dan vertikal. Bagi seorang surveyor, ini adalah
alat yang sangat membantu. Itu juga dapat digunakan untuk berbagai tugas
survei, termasuk meratakan dan secara tidak langsung memperluas jarak
pengukuran garis. Alat survei utama yang digunakan di sebagian besar proyek
rekayasa adalah teodlit. Teodolit elektronik dan pengukur jarak elektronik
digabungkan untuk membentuk stasiun yang lengkap. Dengan menyelaraskan
garis silang instrumen pada reflektor dan mengukur jarak vertikal, horizontal,
dan kemiringan secara bersamaan, kombinasi ini memungkinkan penentuan
koordinat reflektor. Mikroprosesor instrumen menangani pembacaan rekaman,
pembacaan, dan perhitungan yang diperlukan. Informasi tersebut dapat dengan
cepat diunggah ke komputer dan digunakan untuk membuat peta.
Theodolit adalah alat yang paling akurat untuk mengukur sudut horizontal
dan vertikal, dan mereka memiliki banyak kegunaan dalam survei, termasuk
meletakkan sudut horizontal, menemukan titik pada garis, memperluas garis
survei, menetapkan kemiringan, dan menggambar kurva. Teleskop panjang
yang digunakan pada teodolit awal tidak dapat dibalik dengan memutarnya
180 derajat pada bidang vertikal. Belakangan, diproduksi teodolit dengan
teleskop lebih pendek yang dapat dibalik dengan memutar teleskop dalam
sumbu horizontal.
Theodolit merupakan salah satu dari alat ukur tanah yang dapat digunakan
untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar maupun sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik).
Theodolite ditemukan oleh Jesse Ramsden pada tahun 1787 dan menjadi
awal perkembangan yang pesat dari ilmu ukur wilayah modern. Sebelumnya

26
sudah ada alat yang serupa dengan akurasi yang lebih lemah, yang
dikembangkan oleh Leonard Digges, Joshua Habermel, dan Jonathan Sisson
Theodolite buatan Ramsden digunakan oleh tim Great Trigonometric Survey
yang memetakan India hingga gunung Everest yang dimulai pada tahun 1801.
Pemetaan yang dilakukan tim ini memiliki banyak dampak secara ilmiah dan
ekonomi dan menjadi awal industrialisasi oleh pemerintahan kolonial Inggris
dengan pembangunan kanal, jalan, dan rel secara massa.
Jenis Jenis Theodolit:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit Sumbu Tunggal ) (Gambar 1)
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,
sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di
maksud adalah theodolite type DKM-2A (Kem) dan type TO (wild)
2. Theodolite Repitisi (Gambar 2)
Konsruksinya merupakan kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu lingkaran
mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya dari
konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0, dapat ditentukan
kearah bidikan atau target yang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke
dalam jenis ini adalah theodolit type TL 6-DE (Topcon), Th-SI (Zeiss), TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha )
3. Theodolite Modem (Gambar 3)
Theodolite seperti di zaman sekarang, dapat membaca dari kalangan
vetikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang
dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray
menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial
band.

27
(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3)

2. Uraian Pelaksanaan
Keterangan uraian Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada :
Hari dan tanggal :Minggu, 13 November 2022
Waktu pelaksanaan :08.00 - 16.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Kampus UIB
3. Tujuan Pelaksanaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini, berupa :
1. Mengetahui langsung gambar umum alat ukur Theodolit
2. Mempelajari cara penggunaan alat Theodolit dalam ilmu ukur tanah.
3. Mengetahui bagaimana mengukur perbedaan ketinggian antara dua titik
atau lebih dengan alat Theodolit.
4. Menghitung suatu ketinggian objek dalam jarak yang telah ditentukan.
5. Mempelajari pembuatan garis kontur dan propil pada pemetaan.
6. Mempelajari pengukuran sudut, baik sudut horisontal maupun sudut
vertikal.
7. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran X, Y dan Z pada titik-titik di
permukaan bumi dan sekaligus dapat memberikan hasil peta serta lay out
rencana dari peta yang dihasilkan tersebut untuk aplikasi teknik sipil.

28
4. Alat dan Bahan
No. Perlengkapan Fungsi Gambar

1. Theodolit Alat ukur

2. Statif Penegak theodolit

3. Baterai Penyuplai daya theodolit

Pelindung theodolit dari sinar


4. Payung
matahari dan hujan.

29
Penanda titik acuan
5. Balok kayu
pengukuran.

6. Tali atau rol meter Memastikan jarak pengukuran

7. Rambu ukur Skala baca ukur

8. Table form Data pengukuran

5. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan praktikum terdiri dari beberapa rangkaian berupa :
1. Temukan lokasi pengukuran dengan pandangan yang bagus.
2. Siapkan statif lalu atur ketingian yang sesuai agar berada pada tingkat
yang nyaman untuk digunakan. Tancapkan ujung statif yang runcing ke
tanah hingga kuat.
3. Pasangkan unting-unting diatas penggantung statif tepat diatas balok yang
disediakan

30
4. Keluarkan theodolite lalu bawa dengan hati-hati, lalu pasangkan theodolite
diatas statif. kunci agar theodolite dengan statif agar terkunci sempurna
5. Putar skrup penyeimbang nivo lalu pastikan gelembung nivo tepat berada
di tengah. satu berada di tengah nivo kotak lalu satunya tepat berada di
tengah nivo tabung
6. Koreksi pembacaan nivo dengan cara memutar sebanyak tiga sisi berbeda
dari theodolite, periksa ulang nivo pastikan gelembung nivo tepat berada
di tengah
7. Sebelum memulai pembacaan pastikan terlebih dahulu batas tengah atau
tinggi theodolite menggunakan rambu ukur
8. Satu orang akan bertugas memegang rambu sebagai tujuan pembaca.
Orang memegang rambu agar rambu tegak lurus
9. Lalu gunakan lensa kecil pada theodolite dan arahkan theodolite menuju
rambu
10. Pastikan theodolite lurus dengan rambu dengan memutar pemutar kasar
dan halus horizontal dan vertical pada theodolite sambil melihat pada lensa
okuler pembacaan
11. Lakukan pembacaan secara ulang ke seluruh titik benang atas, benang
tengah dan benang bawah sebelum melanjutkan ke pembacaan ke titik
berikutnya.
6. Hasil Pengamatan
Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum ini, dapat
disimpulkan hasil pengamatan berupa :
1. Kestabilan Theodolit sangat mempengaruhi hasil pengukuran.
2. Centering sangat di perhatikan dalam proses rangkaian pengukuran
Theodolit.
3. Kondisi alat ukur Theodolit sangat berpengaruh dalam proses pengukuran.
4. Dalam memproses data yang telah didapatkan dari hasil pengukuran,
ketelitian pembacaan menjadi faktor utama yang penting.

31
BAB 4
PENGUKURAN PETA KONTUR
4.1 Landasan Teori
Peta topografi adalah jenis peta dengan fungsi tertentu yang menunjukkan
keadaan bentuk, luas permukaan bumi, dan dimensinya, yang ditandai dengan
hadir dalam skala besar dan lebih detail. Dalam peta topografi digunakan garis
kontur, yaitu garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian sama. Garis ini adalah kombinasi berdasarkan dua segmen garis yang
bekerjasama tetapi tidak saling berpotongan.
Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang
ditarik ke skala. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur
lahan. Presentasi yang ideal dicapai ketika semua fitur area yang dipetakan dapat
disajikan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat dipahami, peta harus disajikan
dengan menggunakan tanda dan simbol konvensional. Simbol bangunan yang
didefinisikan pada peta skala 1:250.000 mencakup area seluas 500 meter persegi
di atas tanah, rambu jalan sesuai dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di atas tanah,
satu simbol rel kereta api sesuai dengan sekitar 1.000 rel kereta api. kaki di tanah.
Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan.
Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi
tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan
komunikasi. Peta ini juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan
tingkat tutupan vegetasi.

Adapun, unsur-unsur daripada peta topografi ini, yaitu:

1. Judul Peta
Judul peta topografi menyatakan nama wilayah dari lokasi yang
digambarkannya. Judul ini terletak di bagian tengah atas lembaran peta.
2. Koordinat Peta
Koordinat peta topografi terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal
yang saling memotong untuk menunjukkan suatu titik lokasi pada peta.

32
3. Koordinat Geografis
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik
yang terdiri dari garis bujur barat (BB) dan  bujur timur (BT) yang
posisinya tegak lurus terhadap garis khatulistiwa, serta garis lintang utara
(LU) dan lintang selatan (LS) yang posisinya sejajar dengan garis
khatulistiwa.
4. Koordinat Grid
Koordinat grid merupakan garis-garis yang menunjukkan kedudukan
suatu titik lokasi untuk dijadikan acuan dalam peta.
5. Nomor Peta
Nomor peta berfungsi untuk menjadi acuan ketika membutuhkan peta
lokasi lain yang berdekatan. Nomor yang  ini biasanya terletak di bagian
kanan atas peta.
6. Skala Peta
Skala peta menunjukkan perbandingan antara ukuran yang tergambar
di peta dan ukuran sebenarnya. Skala peta terdiri dari skala numerik dan
skala grafik.
7. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan bahwa semakin baru peta
tersebut dibuat, maka akan semakin tinggi tingkat akurasinya.
8. Arah Peta
Biasanya, arah tulisan yang tertera dalam peta menunjukkan arah
utaranya.
9. Deklinasi
Deklinasi merupakan garis keterangan yang menunjukkan perbedaan
arah utara di peta dan juga utara magnetik. Biasanya deklinasi diperiksa 5
tahun sekali agar peta bisa tetap memberikan informasi yang akurat.
10. Garis Kontur
Garis kontur menunjukkan ketinggian permukaan tanah. Biasanya,
garis kontur dataran rendah akan mengelilingi garis kontur dataran yang
lebih tinggi.

33
4.2 Uraian Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Minggu, 13 November 2022
Waktu pelaksanaan : 08.00 – 16.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Kampus UIB

4.3 Tujuan Pelaksanaan


Tujuan daripada pengukuran ini adalah untuk mendapatkan informasi
mengenai keberadaan, lokasi, dan jarak, yaitu ketinggian tanah setiap titik yang
sudah ditentukan. Peta ini juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur,
dan tingkat tutupan vegetasi.

4.4 Peralatan

1. Roll meteran
2. Tripod (statif)
3. Waterpass
4. Theodolite
5. Bak ukur
6. Payung
7. Balok kayu

34
4.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Kelompok ini terdiri dari 5 orang.

2. Memiliki orang yang dapat menggunakan alat theodolite maupun waterpass.

35
3. Memiliki orang yang dapat menahan bak ukur.

4. Memiliki setidaknya dua orang untuk membantu dalam pengukuran roll


meteran agar tidak terjadi kesalahan ukur.

36
5. Setiap anggota kelompok diwajibkan untuk mengetahui prosedur kerja dan
mengenal peralatan beserta cara kerjanya pada saat melakukan survey di
lapangan.
6. Memiliki orang yang dapat diandalkan untuk menulis laporan dari hasil yang
sudah didapatkan.

4.6 Hasil Pelaksanaan


4.7 Peta Kontur

4.6 Hasil Pengamatan


Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran di lapangan, selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan perbedaan elevasi dari daerah yang
diukur. Perhitungan dilakukan berdasarkan data – data yang sudah diambil dari
lapangan. Berikut hasil perhitungan dari data pengukuran "
 Menggunakan Theodolite, dari titik 13.0 sampai titik 18.0
Bacaan Benang Jarak VA αx
Tinggi
Optis
Pesawat Ba Bt Bb ° ' " Desimal °
(m)
1605 1908 1860 1808 10 90 10 8 90,16889 269,831111
1605 2156 2059 1950 20,6 90 11 21 90,18917 269,810833

37
1605 2389 2243 2900 -51,1 90 8 36 90,14333 269,856667
1605 2638 2433 2237 40,1 90 7 2 90,11722 269,882778
1605 2768 2510 2249 51,9 90 7 58 90,13278 269,867222
1605 2860 2588 2297 56,3 90 8 29 90,14139 269,858611

αy ΔX ΔY Koordinat
Beda Z
Jarak . Cos
° Jarak . Sin α Tinggi X Y Z dipakai
α
1000 1000 100 100
0,82102735 -
-0,168888889 9,99999999 1000,821 1010 99,73453
4 0,26547 100
1,69118953 -
-0,189166667 20,6 1001,691 1020,6 99,52384
4 0,47616 100
-
-0,143333333 -4,19584623 -51,1 995,8042 948,9 99,41361
0,58639 99
3,29294867 -
-0,117222222 40,1 1003,293 1040,1 99,13303
6 0,86697 99
4,26170094 -
-0,132777778 51,9 1004,262 1051,9 99,04338
4 0,95662 99
4,62285403 -
-0,141388889 56,2999999 1004,623 1056,3 98,96029
6 1,03971 99

 Menggunakan Waterpass
WATERPASS TITIK 15
TINGGI POINT
TITIK BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
  100
15,1 147,5 1350 1330 1270 -0,091 8 99,909
15,2 147,5 1520 1421 1323 0,061 19,7 100,061
15,3 147,5 1523 1360 1224 0,238 29,9 100,238
15,4 147,5 1625 1122 1215 -0,478 41 99,522
15,5 147,5 1865 1600 1305 -0,309 56 99,691
15,6 148,4 2100 1909 1809 -0,097 29,1 99,903
15,7 148,4 2201 2006 1903 -0,1 29,8 99,9
15,8 148,4 2363 2106 1905 -0,094 45,8 99,906
15,9 148,4 2406 2200 1943 0,196 46,3 100,196
15,1 148,4 2303 2004 1703 -0,3 60 99,7
15,11 148,4 2604 2304 1909 2,304 69,5 102,304

WATERPASS TITIK 16

38
TINGGI POINT
  BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
  100
16,1 152,5 1793 1745 1693 -0,034 10 99,966
16,2 152,5 1873 1779 1678 -0,026 19,5 99,974
16,3 152,5 1953 1805 1655 -0,022 29,8 99,978
16,4 152,5 2010 1827 1631 -0,014 37,9 99,986
16,5 152,5 2096 1841 1600 -0,092 49,6 99,908
16,6 152,5 2219 1933 1634 -0,06 58,5 99,94
16,7 152,5 2330 1993 1645 0,133 68,5 100,133
16,8 152,5 2292 1860 1465 -0,392 82,7 99,608
16,9 152,5 2670 2252 1708 -0,039 96,2 99,961
16,1 152,5 2771 2291 1693 -0,064 107,8 99,936
16,11 152,5 2890 2355 1675 2,355 121,5 102,355

WATERPASS TITIK 17
TINGGI POINT
  BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
  100
17,1 155,5 1918 1876 1771 -0,109 14,7 99,891
17,2 155,5 2095 1985 1873 0 22,2 100
17,3 155,5 2101 1985 1767 0,436 33,4 100,436
17,4 153 1655 1549 1543 -0,107 11,2 99,893
17,5 153 1789 1656 1543 -0,107 24,6 99,893
17,6 153 1981 1763 1545 0,107 43,6 100,107
17,7 153,5 1761 1656 1650 -0,002 11,1 99,998
17,8 153,5 1788 1658 1548 0,001 24 100,001
17,9 153,5 1873 1657 1542 -0,002 33,1 99,998
17,1 153,5 1980 1659 1438 1,659 54,2 101,659

WATERPASS TITIK 18
TINGGI POINT
  BA BT BB Delta H Jarak
PESAWAT HIGH
  100
18,1 151,5 1875 1770 1765 -0,105 11 99,895
18,2 151,5 1986 1875 1764 -0,002 22,2 99,998
18,3 151,5 2093 1877 1660 0,002 43,3 100,002
18,4 151,5 2097 1875 1651 0,327 44,6 100,327
18,5 150,5 1653 1548 1542 -0,108 11,1 99,892
18,6 150,5 1767 1656 1545 -0,107 22,2 99,893

39
18,7 150,5 1879 1763 1546 -0,002 33,3 99,998
18,8 150,5 1975 1765 1542 0,216 43,3 100,216
18,9 151,7 1654 1549 1543 -0,102 11,1 99,898
18,1 151,7 1762 1651 1540 1,651 22,2 101,651

4.7 Peta Kontur

40
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah kelompok 3 yang berlokasi


di Kampus Universitas internasional batam, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengenal dan mengoperasikan alat-alat yang digunakan
dalam pembuatan peta topografi. Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini
menggunakan dua jenis alat ukur yaitu theodolite dan waterpass.
2. Hasil dari pengukuran sipat datar di Kampus H Universitas Gunadarma
tepatnya di sekitar Sport Center terbagi menjadi dua profil yaitu profil
memanjang dan profil melintang.
3. Pengukuran polygon terbagi menjadi dua yaitu pengukuran polygon
tertutup dan pengukuran polygon titik detail. Hasil dari pengukuran
polygon tersebut mempunyai persamaan yaitu untuk menentukan posisi
dari suatu titik.
4. Peta kontur dapat dibuat dengan melalui beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
 Menghitung dan mencari data-data yang diperlukan dalam pembuatan peta
kontur seperti jarak horizontal dan vertikal, beda tinggi, sudut dalam dan
azimuth.
 Membuat plotting kerangka dasar pada milimeter blok dengan
menggunakan sistem koordinat kartesius.
 Membuat plotting titik detail yang digambarkan dengan menggunakan
sistem koordinat kartesius.
 Menggambar kontur dengan menarik garis kontur yang didapat dari
besaran bilangan skala yang ditentukan dan menurut interval tertentu.

41
SARAN
Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini, banyak sekali hal penting yang perlu
diperhatikan agar proses praktikum dapat berjalan dengan baik dan benar, seperti
sebagai berikut:

1. Perhitungan dan pengukuran data diperlukan prinsip-prinsip pengukuran


untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Pengecekan sendiri hasil pengamatan dan pembacaan.
3. Mengunakan alat bantu, contoh: kompas, GPS.
4. Selalu menggambar langsung sketsa setelah mendapatkan dan mencatat
hasil ukuran.
5. Menggunakan alat-alat ukur seperti waterpass dan theodolite diperlukan
ketelitian dari segi perhitungan maupun kelengkapan alat-alat. Alat yang
digunakan dari awal sampai akhir harus lengkap, sehingga diperlukan rasa
tanggung jawab yang besar bagi mahasiswa yang menggunakan alat
praktikum.
6. Penggunaan waterpass dan theodolite harus selalu menggunakan payung
untuk melindungi alat agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena
sangat berpengaruh terhadap kinerja alat terlebih pada bagian nivo.
7. Saat pelaksanaan praktikum sangat dianjurkan untuk bertanya kepada
pembimbing praktikum jika menemukan kesulitan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan praktikum.
8. Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan pada keadaan cuaca yang
cerah.
9. Pemilihan lokasi bidik dengan keadaan tanah yang mendukung.
10. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan
kalibrasi.

42
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2019). Bermain Theodholit pada Matakuliah Ilmu Ukur Tanah. Sains
Informasi Geografi UPI. http://saig.upi.edu/2019/04/07/bermain-theodholit-
pada-matakuliah-ilmu-ukur-tanah/
Alat Ukur Tanah: Macam-macam Alat Ukur Tanah dan Fungsinya. (n.d.).
https://www.kucari.com/alat-ukur-tanah
Jenis Skala : Pengertian Skala pada Peta dan Macamnya. (n.d.). Portal Media
Pengetahuan Online. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/jenis-
skala.html
Lokibaho. (2017). BAGIAN-BAGIAN WATERPASS / SIPAT DATAR. Blogger.
http://theophanyelizabeth.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-waterpass-
sipat-datar.html
Motosurv. (2016). Jarak dan Sudut. Blogger.
http://ilmusurveyorlumajang.blogspot.com/2016/02/jarak-dan-sudut.html
Nawawi, G. (2001). Mengukur Jarak Dan Sudut. Departemen Pendidikan
Nasional.
http://psbtik.smkn1cms.net/pertanian/agroindustri/agroindustri_non_pangan/
mengukur_jarak_dan_sudut.pdf
Nurwijayanti, A. (2014). Waterpass – Geodesi. Blogger.
https://amalianw.wordpress.com/2014/06/19/62/
Pengertian Skala : Rumus, Contoh Soal dan Jawaban Pembahasan. (n.d.).
Jagad.Id. https://jagad.id/pengertian-skala/
Skala (statistik). (2019). Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_(statistik)
Theodolit: Cara menggunakan theodolite untuk mengukur luas tanah. (n.d.).
Kucari. https://www.kucari.com/cara-menggunakan-theodolite

43
LAMPIRAN

44
45
46
47
48
49
50

Anda mungkin juga menyukai