Disusun Oleh :
5. M. Rayendra (3113030133)
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT karena atas kelimpahan
berkah dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah II (IUT) dengan baik dan tepat waktu. Setelah
melakukan praktek lapangan yang terletak di Kampus Diploma Teknik Sipil ITS
Manyar penulis diharapkan menulis laporan tentang “ Pengukuran Theodolit dan
Tachyemtri ”. Dengan membuat laporan ini diharapkan penulis dan pembaca mampu
untuk lebih mengerti, mengetahui dan mamahami tentang “Pengukuran Theodolit dan
Tachyemtri ”. Adapun kesulitan, tantangan dan hambatan dalam mengerjakan laporan
ini, tetapi dengan dukungan dari berbagai pihak semua tetap berjalan dengan baik. Hal
ini tidak lepas dari peranan Bapak Choirul Anwar dan Ibu Yuyun Tajunnisa selaku
Dosen Pembimbing kami, dan juga bapak M. Singgih selaku asisten dosen
pembimbing yang telah mengkoreksi dan memberikan masukan kepada pekerjaan
kami, serta bantuan teman-teman kami yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak - pihak yang terkait dalam membantu menyelesaikan laporan ini sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum bisa dikatakan baik dan
masih banyak kekurangan - kekurangan yang mendasar. Maka dari itu penulis
mengharapkan pembaca untuk memberikan saran dan kritik terhadap laporan ini.
Apabila ada kesalahan dalam isi laporan ini penulis mohon maaf. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat, menambah wawasan atau pengetahuan bagi penulis dan
pembaca. Terima kasih.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................................................
1.3 Manfaat Praktikum.......................................................................................................
1.4 Lokasi Pengukuran.......................................................................................................
BAB II METODE PELAKSANAAN.........................................................................................7
2.1 Poligon.........................................................................................................................
2.1.1 Lokasi...................................................................................................................7
2.1.2 Alat-Alat...............................................................................................................7
2.2 Tachimetri..................................................................................................................11
2.2.1 Lokasi.................................................................................................................11
2.2.2 Alat-Alat.............................................................................................................11
BAB II PENUTUP.....................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
5.2 Saran.............................................................................................................................16
LAMPIRAN...............................................................................................................................17
Alat-alat:.............................................................................................................................17
Pengukuran.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................20
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
a. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengertian dari
Polygon dan Tachymetri.
b. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan dan menganalisis cara kerja dari
pengukuran Polygon dan Tachymetri.
c. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan dan menganalisis cara menghitung
hasil pengukuran Polygon dan Tachymetri.
d. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan dan menganalisis hasil data dari
pengukuran Polygon dan Tachymetri.
2
Gambar 1 Kampus Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Poligon
2.1.1 Lokasi
Kampus Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Jl. Menur No.127 Surabaya.
2.1.2 Alat-Alat
Pada pengukuran poligon peralatan yang diperlukan adalah:
1. Alat Ukur Sudut Theodolite dan Statif
2. Target Bidikan (Yalon)
3. Unting-unting
4. Alat Ukur Jarak (Pita Ukur)
5. Alat Tulis + Buku Ukur
6. Payung
7. Patok/ Pilar
8. Kompas
a. Langkah Kerja:
1. Lakukan pematokan pada titik-titik yang memungkinkan untuk dilakukan
pengukuran dengan baik (lokasi bebas, antar patok terlihat, cukup cahaya dan
lain-lain). Dalam pematokan cari juga informasi tentang patok yang
berhubungan dengan patok kelompok lain.
2. Pasang alat, ukur secara manual (dengan pita ukur) jarak antar patok pada
poligon tersebut.
3. Mulailah lakukan pembidikan, letakkan theodolith di Patok dan setting-lah alat
ukur theodholit tersebut. Apabila kondisi topografi relatif datar usahakan
setting sudut vertikal adalah 900 dan kuncilah. Tujuan pen-setting-an sudut
vertikal 900 adalah untuk memudahkan pengukuran, pencatatan dan analisis
data.
4. Tentukanlah arah azimuth, berdasarkan arah utara kompas. Pada azimuth ini
setting posisi sudut horisontal di 00’ 0’’ pada arah utara.
3
5. Pasang yalon pada patok. Arahkan theodolith ke poligon pada patok depan
setelah itu arahkan pada patok belakang.
6. Settinglah, kemudian baca sudut horisontal tepat pada bidikan kemudian kunci
dan catatlah.
7. Setelah itu bidik ke titik selanjutnya dan catatlah hasil pengamatan tersebut.
Dalam satu patok kita mendapatkan 2 bidikan.
8. Kemudian, pindahlah alat ke patok selanjutnya dan kembali lakukan langkah
yang sama dengan sebelumnya, hanya saja tidak perlu mencari arah utara atau
men-setting sudut horisontal pada 000’ 0’’.
9. Lakukan langkah kerja yang sama hingga semua patok yang ada telah diukur.
Keterangan :
fß = koreksi sudut dalam
α = azimuth
Σß = jumlah sudut dalam
n = banyak pengukuran sudut
2. Perhitungan sudut dalam terkoreksi
ßi = ß + 1 . fß
n
ßi+1 = ßi+1 + 1. fß
n
4
Dalam perhitungan azimuth tiap titik sebaiknya selalu memperhatikan
sketsa dari poligon tersebut , untuk mempermudah penentuan apakah
formula tersebut diatas menggunakan tanda + (ditambah) atau –
(dikurangi).
4. Perhitungan koreksi koordinat X dan Y
fx = (Xakhir-Xawal)-Σ(di.sin αi)
fy = (Yakhir-Yawal)-Σ(di.cos αi)
Δ Xi= [ di
Σd ]
. fx +di sin αi
Δ Yi= [ di
Σd ]
. fy +di .cos αi
Xi+1 = Xi+∆Xi
Yi+1 = Yi+∆Yi
Contoh Perhitungan:
Sudut yang dibaca :
βi = nᵒ + 'n/60 + "n/3600
Contoh : Patok 1
βi = nᵒ + 'n/60 + "n/3600
= 97 + 48/60 + 40/3600
= 97.811
Koreksi Sudut :
5
= {[( 7- 2 ) * 180] - 900.661} / 7
= -0.094
Sudut Terkoreksi :
βiᵒ= βi +( 1/n * fβ )
= 97.811 + (-0.094)
= 97.717
Azhimut (α) :
= 78.186
Jarak ( D ):
D SIN α ( ΔX ) :
= 34.478
D SIN α Terkoreksi ( ΔX ) :
= 34.489
D COS α ( ΔY ) :
= 1.941
D COS α Terkoreksi ( ΔY ) :
6
= (34.533 )/(170.584*(-0.003)) + 1.941
= 1.942
= 1055.8 + 34.489
= 1090.289
= 1039.31 + 1.942
= 1041.252
2.2 Tachimetri
Gambar 2 Polygon Hasil perngukuran dan perhitungan
2.2.1 Lokasi
Kampus Teknik Sipil Cimanggis Jakarta.
2.2.2 Alat-Alat
Pada pengukuran Tachimetri peralatan yang diperlukan adalah:
7
1. Alat Ukur Sudut Theodolite dan Statif
2. Target Bidikan (BAK Ukur)
3. Unting-unting
4. Alat Ukur Jarak (Pita Ukur)
5. Alat Tulis + Buku Ukur
6. Payung
7. Patok/ Pilar
8. Kompas
b. Langkah Kerja:
1. Lakukan pematokan pada titik-titik yang memungkinkan untuk dilakukan
pengukuran dengan baik (lokasi bebas, antar patok terlihat, cukup cahaya dan
lain-lain). Dalam pematokan cari juga informasi tentang letak BM di sekitar
lokasi pengukuran, patok salah satu titik poligon di lokasi yang dapat terlihat
oleh titik BM tersebut.
2. Setelah dilakukan pematokan, ukur secara manual (dengan pita ukur) jarak
antar patok pada poligon tersebut.
3. Mulailah lakukan pembidikan, letakkan theodolith (misal: patok 1) dan
setting-lah alat ukur theodholit tersebut. Apabila kondisi topografi relatif
datar usahakan setting sudut vertikal adalah 900 dan kuncilah. Tujuan pen-
setting-an sudut vertikal 900 adalah untuk memudahkan pengukuran,
pencatatan dan analisis data.
4. Lakukan bidikan ke patok 2, baca sudut horisontal dan vertikal, BA, BT, BB,
ukur jarak dengan menggunakan pita ukur.
5. Tentukan min 5 titik sekitar patok 1 yang akan di bidik dengan perbedaan
elevasi.
6. Setiap titik yang di bidik, baca sudut horisontal, sudut vertikal, BA, BT, BB
dan jarak menggunakan pita ukur, serta beri keterangan titik tersebut berada.
7. Setelah semua titik telah di bidik, maka bidik patok 7, baca sudut horisontal,
sudut vertikal, BA, BT, BB dan jarak menggunakan pita ukur.
8. Catatlah semua hasil pengamatan tersebut. Dalam satu patok kita
mendapatkan 2 bidikan. Dan titik sebagai detal situasi.
9. Kemudian, pindahlah alat ke patok selanjutnya dan kembali lakukan langkah
yang sama dengan sebelumnya.
8
10. Lakukan langkah kerja yang sama hingga semua patok yang ada telah diukur.
BA’
BA
BT
do BB’
BB
V
h dm
TA TPB
ΔHAB
TPA
do = 100 (BA – BB) , rumus jarak optis bila garis bidik tegak
coscos
lurus pada rambu ukur (waterpass)
Karena tidak tegak lurus,maka yang digunakan adalah garis BA,BB
Sehingga didapat hubungan sebagai berikut:
BA’BB’ = BA BB Cos h
JADI do = 100 (BA – BB) Cos h
dm = do Cos h
JADI, dm = 100 (BA – BB) Cos h . Cos h
Dimana
dm = Jarak mendatar antara titik A dan B
do = Jarak optis antara titik A dan B
= JARAK MIRING
9
BA= bacaan benang atas
Dimana :
TAA = Tinggi Alat
TPA = Tinggi Patok A
TPB = Tinggi Patok B
V = Vertikal (dm tg )
BT = Bacaan Benang Tengah
Untuk Tinggi Detail (Elevasi)
HB = HA + HAB
Dimana :
HB = Elevasi di Patok B
HA = Elevasi di Patok A (Elevasi Awal)
HAB = Beda Tinggi Patok A dengan Patok B
Azimut
Azimut = Azimut Awal + Sudut Horisontal
Koordinat X
Koordinat Y
10
P1d= 283+(4/60)+(0/3600) = 283,067
P1e= 283+(37/60)+(10/3600) = 283, 169
P7= 184+(35/60)+(20/3600) = 184, 589
Sudut Zenit
P2= 89+(58/60)+(40/3600) = 89,98
Beda Tinggi
HAB = TAA + TPA + V – BT – TPB
P1= 1,11+0+(3,99*TAN(RADIANS(90-89,98)))-1,02- 1,542 = -1,43881
Elevasi
HB = HA + HAB
Azimut
Azimut = Azimut Awal + Sudut Horisontal
Koordinat X
Koordinat X = Koordinat X Patok +dm*SIN(Sudut Azimut)
Koordinat Y
Koordinat Y = Koordinat Y Patok +dm*COS(Sudut Azimut)
11
P2= 1039,31+ 33,99999*COS(174,2176) = 1034,539
BAB II
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Poligon
Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini yaitu pengukuran dengan
metode poligon sangat penting bagi kepentingan umum, terutama bagi dunia
sipil. Dengan poligon kita bisa menggambar bentuk muka bumi atau keadaan
yang ada di sekitar kita selain itu kita juga akan mendapatkan koordinat yang
pasti untuk batas-batas wilayah yang telah kita ukur.
Praktikum poligon ini adalah suatu metode yang memudahkan kita dalam
membuat peta atau yang disebut pemetaan.
Tachimetri
Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini yaitu pengukuran dengan
tachimetri penting bagi kepentingan umum, terutama bagi dunia sipil. Dengan
tachimetri kita bisa mendapatkan kerangka dasar yang akan digunakan untuk
menentukan letak bangunan yang akan dibangun. Selain letak bangunan,kita
juga dapat mengetahui letak detail-detail dari bangunan tersebut, garis kontur
dan tinggi atas tanah dari suatu detail yang ada. Praktikum tachimetri ini
adalah suatu metode yang memudahkan kita dalam membuat peta atau yang
disebut pemetaan.
5.2 Saran
1. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan
pemegangan bak ukur yang tidak boleh miring
2. Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
3. Pemilihan lokasi patok dengan tanah yang mendukung.
12
LAMPIRAN
Alat-alat:
13
Gambar 9 Payung
Gambar 10 Yalon
Pengukuran
Gambar 12 Pembidikan
Gambar 13 Penentuan Patok
14
Gambar 14 Penyentringan Alat Theodolite Gambar 15 Pemasangan Alat
15
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ir. Choirul. ---. Modul Ajar Ilmu Ukur Tanah II (Poligon dan
Tachimetri). ---. Surabaya.
Tatas, dan Yuyun Tajunnisa. ---. Pemetaan 1 (Praktek Poligon dan Tachimetri).
---. Surabaya.
Modul ajar IUT - 2. (n.d.).
http://lisabowo73.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-ilmu-ukur-
tanah-i.html
http://engineersblogs.blogspot.com/2008/07/kerangka-dasar-
pemetaan.html
http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/09/garis-kontur-sifat-dan-
interpolasinya.html
http://elibrary.smkn1kediri.sch.id/2012/kelas-xii-teknik-survei-dan-
pemetaan-jilid-3/
16