DOSEN PEMBIMBING
M. Ridwan ST, MT
DISUSUN OLEH
1. Kamiludin Bias (1914221028)
2. Fristian Fajar Ramadhan (1914221030)
3. Avan Fitrah Herian (1914221031)
4. Moch. Rizky Eka Pradana (1914221032)
5. Hafid Asari (1914221034)
6. Moch. Mirza Kurniawan (1914221035)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknik Sipil “ILMU
UKUR TANAH”
Dalam penyusunan laporan praktikum ini kami menyadari masih banyak kekurangan
baik pada teknis disaat praktek lapangan maupun materi. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan akan kemampuan dan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
laporan ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum “ILMU UKUR TANAH” ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan
dorongan, motivasi, dan semangat, khususnya kepada:
1. Ir. Tri Wardoyo, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas
Bhayangkara Surabaya.
2. Anik Budiatist., MT selaku Ketua Tim Pelaksana Praktikum Ilmu Ukur Tanah yang
membimbing dan memberikan tutorial penggunaan alat “Waterpass” dan
“Theodolith” kepada kami.
3. M. Ridwan SST, MT Selaku Dosen Asistensi dan pembimbing kelompok kami.
4. Serta senior-senior yang memberikan ilmunya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya saya berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB V PENUTUP
Pada ilmu ikur tanah, sudut dan jarak menjadi unsur terpenting. Oleh karena itu
pengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi difokuskan pada pengukuran keduanya.
Dalam hal ini alat yang digunakan yaitu Theodolith dan Waterpass dengan merk Sokkia
buatan Jepang. Hasil pengukuran dengan menggunakan kedua alat tersebut akan
mendapatkan data-data yang akan dipakai untuk menggambarkan situasi dan kondisi suatu
lokasi pengukuran, seperti gedung, tanaman, saluran air, dan jalan.
Tujuan:
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami dasar-dasar Ilmu Ukur Tanah.
2. Dapat menginformasikan cara mengoperasikan Theodolit dan Waterpass.
3. Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit dan waterpass.
4. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.
5. Lebih pandai dalam menghindari kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
1. Pengukuran Mendatar
Pengukuran untuk mendapatkan hubungan horizontal antara titik-titik
yang diukur diatas permukaan bumi, yaitu untuk menentukan jarak titik satu
dengan titik lainnya.
2. Pengukuran Tegak
Pengukuran untuk mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang
diukur diatas permukaan bumi, yaitu menentukan beda tinggi.
A. Theodolith
Theodolith adalah salah satu alat ukut tanah yang digunakan untuk
mengukur jarak dan sudut, baik sudut vertikal maupun horizontal. Yang dimaksud
dengan sudut vertikal adalah sudut yang diukur pada skala tegak lurus. Sedangkan
sudut horizontal adalah sudut yang diukur pada skala mendatar yang dibentuk
oleh dua titik polygon. Di dalam theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai
pada satuan sekon (detik). sudut yang terbaca merupakan nilai dimana Theodolith
itu ditempatkan.
Penentuan luas lokasi dilakukan dengan mengadakan pengukuran. Pada dasarnya, untuk
skala pengukuran pada wilayah yang tidak luas, pengukuran bisa dilakukan hanya
bermodalkan patok dan meteran. Namun, jika pengukuran yang hendak dilakukan mencapai
jarak tersebut dan biasanya alat tersebut
sudah termasuk canggih. Contohnya
Theodolit.
1. Bagian dasar
a. Plat Datar
Fungsi: Sebagai landasan instrumen yang sifatnya selalu
mendatar
2. Bagian Tengah
a. Klem Sumbu I
Fungsi: Untuk mengunci sumbu I bila sudah mendapatkan
bidikan secara horizontal.
b. Penggerak Halus Sumbu I (Mendatar)
Fungsi: Menyetel sasaran bidikan secara sempurna dengan
membantu menempatkan sasaran secara perlahan-lahan dalam
gerakan horizontal.
c. Teropong Sentring
Fungsi: Untuk mengamati apakah Theodolith sudah tepat
berada pada titik patok.
d. Nivo Tabung
Fungsi: Untuk mengamati apakah Theodolith sumbu I sudah
tegak lurus sumbu II.
e. Alhidale
Fungsi: Untuk mengunci sumbu I ke segala arah dalam
membidik sasaran.
f. Mikrometer
3. Bagian Atas
a. Teropong
Fungsi: Untuk melihat objek yang jauh dengan jelas.
b. Lensa Objektif
Fungsi: Untuk membuat bayangan sejati, diperkecil dan
terbalik.
c. Lensa Pembalik
Fungsi: Untuk membalik bayangan sejati yang dibentuk oleh
lensa objektif.
d. Lensa Okuler
Fungsi: Untuk mendapatkan bayangan semu, diperbesar, dan
terbalik.
e. Pembidik Kasar
Fungsi: Untuk mendapatkan bidik secara kasar.
f. Pengatur Fokus
Fungsi: Untuk membuat bayangan agar jauh pada diafragma
sehingga object yang dibidik terlihat kasar.
g. Pengatur Lensa Okuler
Fungsi: Untuk memperjelas benang diafragma didalam
teropong pada pembacaan bak ukur.
h. Teropong Sudut
Fungsi: Untuk membaca sudut vertical dan horizontal.
h
A
t
HP
P1 d
Keterangan:
θ = Jarak Kemiringan
h = Jarak Vertikal
∆t = Beda Tinggi
c. Kegunaan Alat
Sesuai kontruksi alat yang dipersiapkan dengan prinsip penyipat
datar, maka alat ini dapat digunakan untuk:
Kedua hal diatas adalah kehunaan utama dari alat ukur waterpass
sesuai dengan fungsinya sebagai sifat ukur datar dan minimal bagian-bagian
alat yang semestinya ada, yaitu sumbu satu, teropong dengan garis bidiknya
dan nivo. Alat ini dapat ditambah fungsi atau kegunaannya dengan
menambah bagian alat lainnya.
1. Benang Stadia, yaitu dua buah benang yang berada diatas dan dibawah
serta sejajar dan dengan jarak yang sama dari benang diafragma
mendatar. Dengan adanya benang stadia ini dan bantuan kelengkapan alat
ukur waterpas berupa rambu ukur atau bak ukur, alat ini dapat digunakan
atau difungsikan sebagai alat ukur jarak horizontal atau jarak mendata.
Pengukuran jarak seperti ini dikenal dengan jarak optik.
2. Lingkaran Berskala, yaitu lingkaran di badan alat yang dilengkapi dengan
skala ukuran sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang
dinyatakan dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh
benang diafragma tegak dapat ditentukan atau diketahui, sehingga bila
dibidikkan ke dua buah titik sudut antara kedua titik tersebut dengan alat
dapat ditentukan atau dengan kata lain alat ukur waterpass ini dapat pula
difungsikan sebagai alat pengukur sudut horizontal.
Blk muka
HA
HB
H HB = HB – HA
HB
Apabila selisih tinggi (ΔH) telah diketahui, maka suatu titik dapat
dicari, bila tinggi titik lainnya diketahui.
BT
Tp TA
t . g . v = Tp + TA
Dimana:
Tp = Tinggi Pesawat
TA = Tinggi titik A
TB = t . g . v – BT
t.g.v = BT + TA
BT dimana, tgv = tinggi garis
vizir BT = benang tengah
TA = tinggi titik A
c. Waterpass Memanjang
Waterpass memanjang / berantai dimaksud untuk memperoleh
suatu rangkaian / jaring-jaring.
b3 m3 b4 m4 b5 m5
b1 m1 b2 m2
5
4
3
A 1 2
Δh1 = b1 – m1
Δh2 = b2 – m2
Δh3 = b3 – m3
1n h = (b + b + …+ b) – (m + m + …+ m)
n1 h = n1 b - n1 m
Dimana:
h = Jumlah beda tinggi
b = Jumlah pembacaan benang tengah belakang
m = Jumlah pembacaan benang tengah muka
E=ks
Dimana:
E = Nilai konstanta
K = Konstanta
S = Jarak
d. Waterpass Lapangan
Yang dimaksud dengan waterpass lapangan adalah untuk
menentukan ketinggian dari titik-titik di lapangan sehingga mendapatkan
gambaran lengkap tentang kedudukan tinggi dari lapangan tersebut.
Metode ini disebut metode koordinat kutub.
Titik di lapangan diukur sudut horizontal dan vertikalnya serta
jarak optisnya dengan menggunakan theodolit. Dengan cara ini semua
titik-titik dilapangan dapat ditentukan letak situasi maupun tingginya.
349.51
9
Syarat kedua dan ketiga dipenuhi dengan menguji alat theodolit secara:
Pada theodolit terdapat 2(dua) nivo yang harus diatur, yaitu piringan
bawah dan nivo piringan atas.
CP 2
CP 3
CP 1
U
CP 4
BM
D DsinY DcosY
1 1 1
Kesalahan yaitu:
BAB IV
LAPORAN PENGUKURAN
4.1 Denah Pratikum Waterpass & Theodolit
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
1. Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif
atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, diatasnya atau dibawahnya, dalam
memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
2. Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua titik atau
lebih.
3. Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon tertutup, dimana titik awal
dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.
4. Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan
azimut dari suatu daerah.
5. Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik – titik polygon yang
akan diplotkan ke kertas gambar.
6. Kesalahan perhitungan dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor manusia, faktor
alat dan faktor alam.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum, harap pelajari dan pahami terlebih dahulu materi-
materi yang akan diterapkan dalam praktikum tersebut.
2. Perhatikan dengan benar penjelasan/pengarahan yang disampaikan oleh
Pembimbing atau Mentor agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum.
3. Agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan, atau bacaan pada bak ukur, mohon
alat-alat yang digunakan untuk praktikum lebih diperhatikan, terutama theodolit
yang harus dicek dan dikalibrasi agar tidak terjadi kesalahan.
BAB VI
https://www.kucari.com/cara-menggunakan-theodolite/
http://azmichober.blogspot.com/2014/02/alat-ukur-tanah-theodolit.html
share.its.ac.id/mod/resource/view.php?id=6712
http://fungsialat.blogspot.com/2016/06/fungsi-alat-ukur-waterpass.html
http://putrakfc.blogspot.com/2015/02/waterpass-fungsi-dari-bagian-bagian.html
LAMPIRAN