Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH GEOMETRI DAN PENGKURAN SD

“PENGUKURAN LUAS”

Kelompok 2:

Alya Nazwa Minisa (22129107)

Sukma Kurnia Syukra (22129231)

Warisa Hadi Amelsi (22129378)

Wulan RahmaDania (22129383)

Yaumi Aulia Fadira (22129238)

Dosen Pengampu :

Masniladevi,S.Pd,M.Pd

Sahrun Nisa, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi robbil alamin, terima kasih terhadap Allah SWT sebab telah
melimpahkan kepada kita nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menulis pembuatan tugas ini dengan judul “Pengukuran Luas” tepat pada waktu yang
diinginkan.

Tujuan kami untuk membuat makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
Geometrid an pengukran sd. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih terhadap
dosen pengampu mata kuliah Ibu Masniladevi,S.Pd, M.Pd. yang telah mempercayakan
tugas ini untuk kami. Dan dapat menambah wawasan dan ilmu kami sebagai pembaca
nantinya.

Dalam dalam penyusunannya ini kami sangat menyadari banyak sekali kekurangan
ataupun kekeliruan dari materi ini maupun baik dari penggunaan Bahasa, bahan materi
dan hal lain sebagainya. Oleh karena itu kami sebagai penyusun mengharapkan
komentar dari semuanya agar pembuatan makalah kami untuk kedepannya lebih baik.
sekian yang bisa kami sampaikan mudahan makalah ini berguna untuk seluruh pembaca
terutama untuk kita semua, sekian terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Padang, 8 April 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.2 LatarBelakang ............................................................................................................... 4
1.2 RumusanMasalah .......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pengukuran Luas........................................................................................ 6
2.2 Pengukuran Luas Pada Bangun Datar ....................................................................... 10
2.3 Penerapan Pengukuran Luas dalam Pembelajaran SD ............................................. 32
BAB III .................................................................................................................................. 34
PENUTUP .............................................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 34
3.2 Saran ...................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 35

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 LatarBelakang
Pengukuran luas bangun datar merupakan salah satu topik yang sangat
penting dalam matematika dan ilmu teknik. Luas adalah salah satu sifat penting dari
bangun datar dan menjadi dasar dalam menghitung berbagai hal, seperti biaya
material, kebutuhan cat, dan lahan yang dibutuhkan untuk suatu proyek.

Pengukuran luas bangun datar telah dipelajari sejak zaman kuno oleh banyak
peradaban, termasuk peradaban Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Peradaban Mesir
Kuno, misalnya, mempelajari cara mengukur luas lahan pertanian mereka dengan
menggunakan metode triangulasi. Mereka juga membangun piramida dan kuil
dengan tingkat akurasi pengukuran yang sangat tinggi

Pada abad pertengahan, pengukuran luas bangun datar menjadi sangat


penting dalam arsitektur dan konstruksi bangunan, termasuk gereja, istana, dan
kastil. Para arsitek pada masa itu menggunakan pengukuran luas bangun datar
dalam merancang dan membangun struktur yang rumit.

Pada abad ke-18 dan ke-19, pengukuran luas bangun datar berkembang
dengan pesat sebagai akibat dari revolusi industri. Teknologi baru, seperti mesin
pengukur dan perangkat matematika, memungkinkan pengukuran yang lebih akurat
dan efisien. Pengukuran luas bangun datar juga semakin penting dalam bidang
perindustrian, seperti dalam pembuatan mesin dan kendaraan, di mana luas
permukaan sangat penting dalam menghitung biaya material dan tenaga kerja.

Dalam era modern, pengukuran luas bangun datar tetap menjadi topik yang
sangat penting dalam matematika dan ilmu teknik. Pengukuran ini digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk konstruksi bangunan, rekayasa sipil, dan ilmu komputer.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami prinsip-prinsip dasar
pengukuran luas bangun datar dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

4
1.2 RumusanMasalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran luas?


2. Bagaimana pengukuran luas pada bangun datar segiempat, segitiga dan lingkaran?
3. Apa rumus pengukuran luas padan bangun datar?
4. Seperti apa contoh soal pengukuran luas pada bangun datar itu?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca bisa mengetahui apa tiu pengukuran luas pada bangun datar.
2. Supaya bisa menambah wawasan tentang rumus untuk mencari pengukuran luas pada
bangun datar.
3. Agar dapat memahami dan menyelesaikan contoh soal mengenai pengukuran luas
pada bangun datar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Luas


Pengukuran luas adalah proses mengukur besarnya bidang datar dengan satuan
luas yang biasanya dinyatakan dalam satuan meter persegi (m²). Berikut adalah
beberapa pengertian pengukuran luas menurut para ahli:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengukuran luas adalah pengukuran
besarnya suatu bidang datar dengan satuan luas yang biasanya dinyatakan dalam
meter persegi.
2. Menurut Suharsimi Arikunto, pengukuran luas adalah pengukuran untuk
mengetahui besar bidang datar, baik segitiga, persegi, lingkaran, atau lainnya.
3. Menurut Mulyadi, pengukuran luas adalah pengukuran untuk mengetahui
besarnya bidang datar, dengan rumus luas yang berbeda-beda tergantung bentuk
bidang datar tersebut.
4. Menurut Slameto, pengukuran luas adalah menghitung banyaknya satuan luas
yang terdapat pada bidang datar tersebut dengan menggunakan rumus-rumus
yang sesuai dengan bentuk bidang datar tersebut.

Dalam kesimpulannya, pengukuran luas adalah suatu proses untuk mengukur


besarnya bidang datar dengan menggunakan rumus-rumus tertentu yang sesuai dengan
bentuk bidang datar tersebut

6
Pengukuran luas adalah proses mengukur besarnya bidang datar dengan
satuan luas yang biasanya dinyatakan dalam satuan meter persegi (m²). Berikut
adalah beberapa pengertian pengukuran luas menurut para ahli:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengukuran luas adalah pengukuran


besarnya suatu bidang datar dengan satuan luas yang biasanya dinyatakan dalam
meter persegi.
2. Menurut Suharsimi Arikunto, pengukuran luas adalah pengukuran untuk
mengetahui besar bidang datar, baik segitiga, persegi, lingkaran, atau lainnya.
3. Menurut Mulyadi, pengukuran luas adalah pengukuran untuk mengetahui
besarnya bidang datar, dengan rumus luas yang berbeda-beda tergantung bentuk
bidang datar tersebut.
4. Menurut Slameto, pengukuran luas adalah menghitung banyaknya satuan luas
yang terdapat pada bidang datar tersebut dengan menggunakan rumus-rumus
yang sesuai dengan bentuk bidang datar tersebut.
Dalam kesimpulannya, pengukuran luas adalah suatu proses untuk mengukur besarnya
bidang datar dengan menggunakan rumus-rumus tertentu yang sesuai dengan bentuk bidang
datar tersebut

Pengukuran luas adalah salah satu konsep matematika yang sangat penting
dan digunakan dalam berbagai bidang, seperti arsitektur, konstruksi, ilmu tanah,
banjir, dan sebagainya. Konsep ini berkaitan dengan pemilihan ukuran bidang atau
area dari sebuah objek, seperti bidang datar atau permukaan.

Pengukuran luas telah digunakan sejak zaman kuno, ketika orang-orang


menggunakan benda-benda sederhana seperti batu atau tongkat untuk mengukur
bidang tanah atau lahan. Pada zaman Romawi kuno, mereka menggunakan alat ukur
yang disebut groma, yang terdiri dari empat tongkat dan dua tali untuk mengukur
bidang-bidang yang lebih kompleks.

Seiring dengan perkembangan teknologi, alat pengukuran yang lebih


canggih mulai digunakan, seperti penggaris, jangka sorong, mikrometer, dan
perangkat lunak pengukuran. Saat ini, teknologi pelacakan digital dan satelit citra
telah memungkinkan pengukuran luas yang lebih akurat dan efisien.

Pengukuran luas juga terkait erat dengan konsep matematika lainnya, seperti
perhitungan volume, trigonometri, dan integral. Oleh karena itu, pengukuran luas
juga menjadi dasar bagi banyak bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
matematika, fisika, dan rekayasa.

7
Pengukuran luas pada bangun datar adalah suatu metode untuk menghitung
besarnya bidang datar atau permukaan suatu objek dengan satuan luas. Luas adalah
suatu besaran geometri yang menunjukkan seberapa banyak ruang atau area yang
dapat diisi oleh suatu objek pada bidang datar. Luas biasanya diukur dalam satuan
meter persegi (m²), sentimeter persegi (cm²), atau foot persegi (ft²), tergantung pada
sistem satuan yang digunakan.

Pengukuran luas pada bangun datar dapat dilakukan pada berbagai jenis
bangun datar, seperti persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, trapesium, dan
lain-lain. Setiap jenis bangun datar memiliki rumus tersendiri untuk menghitung
luasnya, yang didasarkan pada ukuran sisi dan sudut bangun tersebut.

Pengukuran luas pada bangun datar sangat penting dalam berbagai bidang,
seperti konstruksi bangunan, rekayasa sipil, ilmu komputer, dan lain-lain. Luas yang
dihitung dengan akurat dapat membantu menghitung biaya material, kebutuhan cat,
dan lahan yang dibutuhkan untuk suatu proyek. Oleh karena itu, pemahaman tentang
pengukuran luas pada bangun datar sangatlah penting bagi siapa saja yang ingin
memahami prinsip-prinsip matematika dan ilmu teknik.

Menurut Satuan Internasional (SI), standar untuk satuan luas adalah meter
persegi (m²). Satuan luas ini memiliki beberapa turunan satuan, diantaranya yaitu
sebagai berikut:

 km² = kilometer persegi


 hm² = hektometer persegi
 dam² = dekameter persegi
 m² = meter persegi
 dm² = desimeter persegi
 cm² = sentimeter persegi
 mm² = milimeter persegi

Sementara itu, untuk satuan luas yang sering digunakan dalam pengukuran
tanah adalah hektare (ha) dan are (a). Nilai satuan 1 hektar sama dengan 10.000 m².
Sedangkan 1 are sama dengan 100 m².

Konversi Satuan Luas

8
Untuk mengubah satuan luas ke satuan lainnya, kita dapat menggunakan
tangga konversi satuan luas. Cara menggunakan tangga konversi satuan luas yaitu
sebagai berikut:

 Jika turun satu tangga, maka kalikan dengan 100, jika turun
dua tangga maka dikalikan dengan 10000, dan seterusnya.
 Jika naik satu tangga, maka dibagi dengan 100, jika naik dua
tangga, maka dibagi dengan 10000, dan seterusnya.

Contoh Soal Konversi Luas


1. 1 km² = … hm²
Karena dari km² ke hm² turun satu tangga, maka dikalikan dengan 100.
Sehingga 1 km² = 1 x 100 = 100 hm².

2. 1 dm² = … m²
Karena dari dm² ke m² naik satu tangga, maka dibagi dengan 100.
Sehingga 1 dm² = 1 : 100 = 0,01 m²

9
2.2 Pengukuran Luas Pada Bangun Datar

1. Segiempat
Pengukuran luas pada bangun datar segiempat adalah proses menghitung luas
permukaan segiempat dengan rumus panjang dikali lebar. Jadi, rumus untuk
mengukur luas segiempat adalah:

Luas segiempat = panjang x lebar


Dalam pengukuran luas pada segiempat, perlu diingat bahwa panjang dan
lebar harus diukur dalam satuan yang sama, misalnya dalam sentimeter atau
meter. Selain itu, segiempat memiliki sisi yang sejajar dan berpasangan, sehingga
panjang dan lebar dapat diukur pada sisi yang berbeda-beda.

Pengukuran luas pada segiempat sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,


seperti dalam mengukur luas lahan, bangunan, atau ruangan. Dalam ilmu
matematika, pengukuran luas pada segiempat juga menjadi dasar dalam
pembelajaran geometri dan perhitungan integral.

Segiempat adalah bangun datar dua dimensi yang terdiri dari empat sisi dan
empat sudut. Keempat sisinya dapat memiliki ukuran yang berbeda-beda, namun
pada segiempat, dua sisi yang bersebrangan selalu sejajar dan sama panjang. Oleh
karena itu, segiempat juga disebut sebagai bangun datar empat persegi.

Segiempat memiliki beberapa jenis, seperti persegi, persegi panjang,


jajaran genjang, layang-layang, dan trapesium. Setiap jenis segiempat
memiliki sifat dan rumus yang berbeda untuk menghitung luasnya.

Untuk mengukur luas segiempat, langkah-langkah yang perlu diikuti


adalah sebagai berikut:

1. Tentukan jenis segiempat yang akan diukur luasnya.

2. Tentukan ukuran sisi, panjang, dan lebar yang diperlukan.

3. Gunakan rumus yang sesuai untuk menghitung luas segiempat.

10
4. Masukkan nilai yang diperlukan ke dalam rumus dan hitung hasilnya.

5. Jangan lupa untuk menyertakan satuan ukuran yang tepat, misalnya


cm² atau m².

1) Persegi
Persegi adalah salah satu jenis segiempat yang memiliki sisi-sisi
yang sama panjang dan keempat sudut yang sama besar (sudut siku-siku
atau 90 derajat). Setiap sisi persegi memiliki panjang yang sama, sehingga
rumus untuk menghitung luas dan keliling persegi sangatlah sederhana.
Rumus luas persegi adalah sisi x sisi atau s². Satuan untuk
mengukur luas persegi adalah satuan panjang kuadrat, seperti meter
persegi (m²), sentimeter persegi (cm²), atau inch persegi (in²).

Contoh Soal :

a. Hitung luas persegi jika diketahui Panjang sisinya 12 cm.


Penyelesaian :
Diketahui : s = 12 cm
Ditanya : L ?
Dijawab : L = s x s

L = 12 x 12
L = 144
Jadi, luas persegi adalah 144 cm²

11
b. Diketahui luas sebuah persegi 289 cm². Tentukan panjang sisi persegi
tersebut !

Jawab :
s = √L
s = √289
s = 17
Jadi, panjang sisi persegi tersebut adalah 17 cm

2) Persegi Panjang
Persegi panjang adalah salah satu jenis segiempat yang memiliki
dua pasang sisi yang masing-masing sejajar dan sama panjang. Dalam
persegi panjang, dua sudut di antara sisi yang sejajar adalah sudut siku-
siku atau 90 derajat. Sifat ini membedakan persegi panjang dengan
persegi yang memiliki empat sisi sama panjang dan keempat sudut yang
sama besar.
Persegi panjang memiliki dua ukuran panjang, yaitu panjang dan
lebar. Panjang persegi panjang adalah jarak antara dua sisi yang sejajar,
sedangkan lebar persegi panjang adalah jarak antara dua sisi yang tidak
sejajar.
Rumus untuk menghitung luas persegi panjang adalah :
Luas = panjang x lebar atau p x l.

12
Contoh Soal :

a. Luas persegi panjang 180 cm². Jika panjangnya 15 cm, maka lebarnya
adalah .... cm.

Jawab :
L=pxl
l=L:p
l = 180 : 15
l = 12
Jadi, lebar persegi panjang adalah 12 cm

b. Persegi panjang berukuran panjang 14 cm dan lebar 8 cm. Hitunglah luas


persegi panjang tersebut !
Jawab :
L=pxl
L = 14 x 8
L = 112
Jadi, luas persegi panjang tersebut adalah 112 cm²

c. Sebuah lahan pertanian berbentuk persegi panjang dengan panjang 25


meter dan lebar 12 meter. Namun, di tengah lahan terdapat sebuah kolam

13
berbentuk persegi panjang dengan panjang 6 meter dan lebar 8 meter.
Berapa luas lahan pertanian yang masih dapat digunakan untuk ditanami?

Jawab :

Luas lahan pertanian secara keseluruhan dapat dihitung dengan


menggunakan rumus luas persegi panjang:

Luas lahan pertanian = panjang x lebar = 25 x 12 = 300 meter persegi


Untuk mengetahui luas lahan pertanian yang masih dapat digunakan, kita
perlu mengurangi luas kolam dari luas lahan pertanian. Luas kolam juga
dapat dihitung dengan menggunakan rumus luas persegi panjang:

Luas kolam = panjang x lebar = 6 x 8 = 48 meter persegi


Maka,

Luas lahan pertanian yang masih dapat digunakan = Luas lahan pertanian-
Luas kolam
= 300 - 48
= 252 meter persegi

Jadi, luas lahan pertanian yang masih dapat digunakan untuk ditanami
adalah 252 meter persegi.

3) Jajar genjang
Jajar genjang adalah sebuah bentuk geometri dua dimensi
yang terdiri dari dua pasang sisi sejajar dan memiliki sudut-sudut
yang bersebrangan sama besar. Dalam jajar genjang, kedua pasang
sisi yang sejajar memiliki panjang yang sama, sedangkan kedua
pasang sisi yang lainnya memiliki panjang yang sama.

Untuk mencari luas bangun datar jajar genjang, digunakan


rumus sebagai berikut:

Luas = alas x tinggi atau L= a x t.

14
Luas = alas x tinggi atau L= a x t.

Contoh Soal :

a. Diketahui bangun datar jajar genjang memiliki luas 300 cm2 dan memiliki
alas 30 cm, lalu berapa tinggi dari bangun jajar genjang tersebut?
Penyelesaian ;

Diketahui: L = 300 cm2


a = 30 cm
Ditanya: t = ?
Jawab: L = a x t
300 cm2 = 30 cm x t

t = 300 cm2 / 30 cm

t = 10 cm

Jadi, dapat diketahui tinggi jajar genjang jika diketahui luas 300 cm2 dan
panjang alas 30 cm adalah 10 cm

b. Sebuah jajar genjang memiliki panjang alas 10 cm dan tinggi 6 cm. Di


dalam jajar genjang tersebut terdapat sebuah segitiga yang memiliki tinggi

15
4 cm dan alas 5 cm. Hitunglah luas daerah yang tidak ditutupi oleh
segitiga tersebut di dalam jajar genjang!

Jawaban:
Luas jajar genjang dapat dihitung dengan rumus: L = alas x tinggi
L = 10 cm x 6 cm
L = 60 cm²

Luas segitiga dapat dihitung dengan rumus: L = 1/2 x alas x tinggi


L = 1/2 x 5 cm x 4 cm
L = 10 cm²
Untuk menghitung luas daerah yang tidak ditutupi oleh segitiga tersebut,
kita perlu mencari luas bagian jajar genjang yang tertutupi oleh segitiga
tersebut. Kita dapat mencari luas segitiga dan menguranginya dari luas
jajar genjang:
L = Luas jajar genjang - Luas segitiga
L = 60 cm² - 10 cm²
L = 50 cm²
Jadi, luas daerah yang tidak ditutupi oleh segitiga tersebut di dalam jajar
genjang adalah 50 cm².

c. Diketahui alas dari jajar genjang 8 cm, dan tinggi jajar genjang 5 cm.
Hitunglah tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui: a = 8 cm t = 5 cm
Ditanya: Luas jajar genjang?
Jawaban: L = a x t
= 8 x 5 = 40 cm2

16
4) Belah ketupat
Belah ketupat adalah sebuah bangun datar dua dimensi yang
memiliki empat sisi yang sama panjang dan memiliki dua pasang diagonal
yang saling memotong dan membentuk sudut-sudut sama besar. Dalam
belah ketupat, setiap sudut memiliki ukuran 90 derajat.

Rumus luas belah ketupat adalah :


Luas = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2

Contoh Soal :

a. Suatu belah ketupat mempunyai luas 24 cm². Apabila diketahui salah satu
diagonalnya berukuran 4 cm, hitunglah panjang diagonal lainnya!

Penyelesaian :

Diketahui : L = 24cm²
misal salah satu diagonal: d1 (OD) = 4cm
Ditanya : d2 (OA) belah ketupat ABCD ?

17
Dijawab :
L = ½ x d1 x d2
d2 = 2 × L / d1
d2 = 2 × 24 cm² / 4 cm
d2 = 12 cm
Jadi, panjang diagonal belah ketupat ABCD lainnya adalah 12 cm.

b. Sebuah belah ketupat memiliki sisi 6 cm dan sudut yang dibentuk antara
dua diagonalnya adalah 60°. Hitunglah luas belah ketupat tersebut!
Jawaban:
kita dapat mengetahui bahwa panjang diagonal adalah sama dengan 6 cm.
rumus trigonometri:
sin(60°) = d/6
d = 6 x sin(60°)
d = 6 x 0.866
d = 5.196 cm

L = 1/2 x diagonal1 x diagonal2


L = 1/2 x 6 cm x 5.196 cm
L = 15.588 cm²
Jadi, luas belah ketupat tersebut adalah 15.588 cm².

c. Sebidang tanah berbentuk belah ketupat diketahui diagonal-


diagonalnya adalah 12 cm dan 10 cm. Tentukan luas tanah
tersebut.

Jawaban:

L = ½ x d1 x d2

L = ½ x 12 cm x 10 cm

18
L = ½ x 120 cm2

L = 60 cm2

Jadi, luas tanah tersebut adalah 60 cm.

5) Trapesium sama kaki


Trapesium sama kaki adalah sebuah bangun datar dua
dimensi yang memiliki empat sisi, di mana dua sisi yang
bersebrangan memiliki panjang yang sama (sejajar) dan dua sisi
lainnya memiliki panjang yang berbeda. Dua sisi yang sama panjang
tersebut disebut sebagai sisi sejajar atau sisi paralel, sedangkan dua
sisi yang panjangnya berbeda disebut sebagai sisi miring.

Diagonal trapesium sama kaki tidaklah sama panjang, namun


memiliki titik tengah yang sama. Trapesium sama kaki tidak
memiliki sudut-sudut yang sama besar, melainkan memiliki sepasang
sudut yang berdekatan yang sama besar, dan sepasang sudut yang
berdekatan yang sama besar juga.

Luas trapesium sama kaki dapat dihitung dengan rumus:

Luas = 1/2 x jumlah kedua sisi sejajar x tinggi.

Contoh Soal ;

19
Diketahui bangun trapesium sebagai berikut. Panjang sisi CB adalah
9 cm dan sisi AD adalah 4 cm. Sis AE adalah 12 cm. Berapakah luas
trapesium berikut?

Jawaban:
Luas trapesium = ½ × jumlah panjang sisi sejajar × tinggi
Luas trapesium = ½ x (CB + AD) x AE
Luas trapesium = ½ x (9 cm + 4 cm) x 12 cm
Luas trapesium = 78 cm²

6) Trapesium siku-siku
Trapesium siku-siku adalah sebuah bangun datar dua dimensi
yang memiliki empat sisi dan dua sudut yang membentuk sudut siku-
siku, yang berarti salah satu sudutnya adalah sudut 90 derajat. Sisi
yang membentuk sudut siku-siku disebut sisi siku-siku, sedangkan
dua sisi yang lainnya disebut sisi miring.

20
Luas = 1/2 x (jumlah kedua sisi sejajar) x tinggi
Contoh Soal :

1. Luas sebuah trapesium adalah 300 cm². Jika diketahui ukuran sisi
sejajarnya masing-masing 20 cm dan 40 cm, Tentukan tinggi
trapesium tersebut !
Jawab :

Penyelesaian :

Diketahui : L = 300cm2
sisi sejajar(a+b) = 20 cm dan 40 cm
Ditanya : tinggi trapesium siku-siku ABCD?

Dijawab :
L= ½ x (jumlah kedua sisi sejajar) x t
t = (2 x L) / (a + b)
t = (2 x 300) / (20 + 40)
t = 600 / 60
t = 10 cm
Jadi, tinggi trapesium ABCD tersebut adalah 10 cm.

21
2.

Pada gambar di atas, diketahui panjang sisi AB adalah 7 cm, panjang AD


adalah 4 cm, panjang CD adalah 4 cm, dan panjang BC adalah 5 cm.
Hitunglah luas bangun tersebut!
Jawab :
Luas= ½ x (jumlah sisi sejajar)x tinggi
Luas = ½ x (AB+DC) x AD
Luas= ½ x (7+4) x 4
Luas = ½ x 11 x 4
= 22 cm2
Jadi luas trapesium di atas adalah 22 cm2.

7) Layang-layang
Layang-layang adalah sebuah bangun datar dua dimensi yang
memiliki empat sisi yang sama panjang, tetapi tidak memiliki sudut yang
sama besar. Dua pasang sisi yang bersebrangan tidak sejajar, sedangkan
dua pasang sisi yang bersebrangan lainnya sejajar. Layang-layang
memiliki dua diagonal yang saling memotong pada titik tengah dan
membentuk sudut-sudut sama besar.

22
Luas layang-layang dapat dihitung dengan rumus:

Luas = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2

Contoh Soal :

1. Diketahui luas suatu layang-layang adalah 192 cm2. Jika diagonal d1 dan
d2 memiliki perbandingan d1 : d2 = 2 : 3, tentukan panjang diagonal d1
dan d2.

Penyelesaian:

Untuk mencari panjang diagonal d1 dan d2 bisa kita gunakan rumus luas
layang-layang yaitu:

L = ½ x d1 x d2

192 cm2 = ½ x d1 x d2

192 cm2 = ½ x d1 x d2

384 cm2 = d1 x d2

23
Masing-masing panjang d1 dan d2 dapat dicari dengan konsep
perbandingan dimana d1 : d2 = 2 : 3, maka dapat kita misalkan: d1 = 2x
dan d2 = 3x, dengan memasukan ke rumus luas sebelumnya sehingga di
dapat:

384 cm2 = d1 x d2

384 cm2 = 2x . 3x

384 cm2 = 6x2

X2 = 384 cm2/6

X2 = 64 cm2

x = √64 cm2

x = 8 cm

Dengan memasukan kepersamaan tadi maka panjang d1 dan d2 di dapat:

d1 = 2x = 2.8 cm = 16 cm

d2 = 3x = 3.8 cm = 24 cm

2. Berapakah luas bangun layang-layang tersebut?


Jawab:

Luas = ½ × diagonal 1 × diagonal 2


L = ½ × 12 × 13

24
L = ½ × 156
L = 78 cm²

2. Segitiga
Segitiga adalah sebuah bangun datar dua dimensi yang terdiri dari
tiga sisi dan tiga sudut. Setiap sudut dalam segitiga selalu memiliki ukuran
kurang dari 180 derajat. Jumlah total dari tiga sudut dalam segitiga selalu
sama dengan 180 derajat.

Segitiga memiliki beberapa jenis, tergantung pada panjang sisi-


sisinya dan ukuran sudut-sudutnya. Berikut adalah beberapa jenis segitiga
yang umum dikenal:

 Segitiga sama sisi: segitiga dengan ketiga sisi sama panjang dan ketiga
sudut sama besar, yaitu 60 derajat.
 Segitiga sama kaki: segitiga dengan dua sisi sama panjang dan dua sudut
yang berdekatan sama besar.
 Segitiga sama siku: segitiga dengan salah satu sudut yang besarnya 90
derajat.
 Segitiga lancip: segitiga dengan tiga sudut yang kurang dari 90 derajat.
 Segitiga tumpul: segitiga dengan satu sudut yang lebih besar dari 90
derajat.

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengukur luas segitiga:


1. Ukur panjang alas segitiga dengan penggaris atau meteran.

25
2. Ukur tinggi segitiga dengan penggaris atau meteran. Jarak ini harus
diukur tegak lurus dengan alas segitiga.
3. Masukkan nilai alas dan tinggi ke dalam rumus di atas.
4. Hitung hasilnya dengan kalkulator atau secara manual.

Rumus luas segitiga adalah:


Luas = 1/2 x alas x tinggi

Di mana alas adalah panjang salah satu sisi segitiga yang


dijadikan dasar dan tinggi adalah jarak titik puncak segitiga (sudut
lancip) ke sisi yang sejajar dengan alas. Rumus ini dapat digunakan
untuk menghitung luas segitiga apa pun, tidak peduli apapun bentuk
segitiga tersebut, baik itu segitiga sama sisi, sama kaki atau segitiga
lancip.

Contoh Soal :

a. Suatu tanah berbentuk segitiga diketahui memiliki luas sebesar 120 m2.
Sedangkan bagian alasnya memiliki ukuran sebesar 12 m. Berapa tinggi
dari tanah yang berbentuk segitiga tersebut?

Penyelesaian :
Diketahui : L = 120 m2
a = 12 m
Ditanya : tinggi ?

Jawab :

26
L =axtx½
120 = 12 x t x ½
120 = 6 x t
t = 20 m

b. Sebuah segitiga siku-siku memiliki panjang alas 15 cm dan memiliki


tinggi 20 cm. Cari dan hitunglah luas dari segitiga siku-siku tersebut.

Penyelesaian :
Diketahui : a = 15 cm, t = 20 cm
Ditanya : Luas segitiga?

Jawab :
L=½xaxt
= ½ x 15 x 20
= 150 cm2
Jadi, luas segitiga siku-siku tersebut adalah 150 cm2

c. Segitiga sama kaki dengan panjang sisi nya yang sama adalah 13 cm
dengan panjang alas segitiga 10 cm. Berapa luas segitiga sama kaki
tersebut?

Penyelesaian :
Diketahui : s = 13 cm, a = 10 cm
Ditanya : Luas segitiga?

Jawab :
Tinggi segitiga tidak diketahui, maka kita menggunakan rumus
pytagoras untuk mencari tinggi segitiga:

27
Karena tinggi segitiga telah diketahui, maka:
L=½xaxt
= ½ x 10 x 12
= 60 cm2
Jadi, luas segitiga sama kaki tersebut adalah 60 cm2

3. Lingkaran

Lingkaran adalah sebuah bentuk geometri dua dimensi yang terdiri


dari setiap titik yang berjarak sama jauh dari sebuah titik pusat. Jarak dari
titik pusat ke titik mana pun pada lingkaran disebut sebagai jari-jari.

Lingkaran memiliki beberapa elemen penting seperti jari-jari,


diameter, keliling, dan luas. Jari-jari lingkaran adalah jarak dari titik pusat
ke titik mana pun pada lingkaran. Diameter lingkaran adalah dua kali jari-
jari, yaitu jarak terpanjang yang dapat ditarik melintasi lingkaran. Simbol π
(pi) adalah konstanta matematika yang hampir sama dengan 3,14.

28
Untuk mengukur luas lingkaran, kita perlu memahami konsep dasar
lingkaran dan rumus yang terkait dengannya.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Jari-jari lingkaran (r) adalah jarak dari titik pusat lingkaran ke tepi
lingkaran.

2. Diameter lingkaran (d) adalah jarak melintang lingkaran melalui titik


pusat.

3. Keliling lingkaran (C) adalah panjang garis lengkung yang membentuk


lingkaran.

4. Luas lingkaran (A) adalah ukuran bidang yang dibatasi oleh garis
lengkung lingkaran.

Untuk mengukur luas lingkaran, langkah-langkah yang perlu diikuti adalah


sebagai berikut:

1. Tentukan jari-jari lingkaran (r).

2. Gunakan rumus A = π x r² untuk menghitung luas lingkaran.

3. Masukkan nilai jari-jari lingkaran ke dalam rumus dan hitung hasilnya.

4. Jangan lupa untuk menyertakan satuan ukuran yang tepat, misalnya cm²
atau m².

29
Luas lingkaran dapat dihitung dengan rumus

L = π x (jari-jari)² atau L= π × r²

Contoh soal :

a. Sebuah lingkaran ingin diketahui seberapa besar luas yang dimilikinya.


Kemudian, diketahui bahwa keliling lingkarannya adalah 88 cm. Jika
diketahui π = 22/7, Berapa luasnya?

Penyelesaian :
Diketahui : K = 88 cm
π = 22/7
Ditanya : L?

Jawab :

K=2xπxr
88= 2 x 22/7 x r
88= 44/7 x r

30
r = 88 x 7/44
r = 14 cm
Jadi,
L = π x r2
= 22/7 x 142
= 616 cm2

b. Sebuah roda berbentuk lingkaran memiliki diameter sepanjang 60 cm.


Hitunglah luas bagian lingkaran yang tidak tertutup oleh ban roda tersebut
jika lebar ban roda adalah 10 cm!
Jawaban:
Luas lingkaran = π x (diameter/2)^2
Luas lingkaran = π x (60/2)^2
Luas lingkaran = 3.14 x 30^2
Luas lingkaran = 2826 cm^2
Jarak lingkaran yang tertutup oleh ban roda = lebar ban roda = 10 cm
Jari-jari lingkaran = diameter/2 = 60/2 = 30 cm
Jarak melingkar = 2 x π x r x sudut/360
Sudut lingkaran yang tertutup oleh ban roda = 360° x (10/2π30) = 60°
Luas bagian lingkaran yang tidak tertutup oleh ban roda = 60/360 x π x
30^2 = 471 cm^2
Jadi, luas bagian lingkaran yang tidak tertutup oleh ban roda tersebut
adalah 471 cm^2.

c. Sebuah lingkaran memiliki jari-jari 7 cm. Tentukan luas lingkaran


tersebut!
Jawaban: r = 7 cm
Maka luas lingkaran adalah:
L=π×r×r
L = 22/7 × 7 × 7
L = 154 cm2

31
d. Sebuah roda berbentuk lingkaran memiliki jari-jari 14 cm, hitunglah luas
roda tersebut.
Diketahui: Jari-jari = 14 cm
Ditanyakan: luas roda berbentuk lingkaran?
Jawab :
Luas lingkaran = π × r × r
L = 22/7 x 14 x 14
L = 616 cm2

2.3 Penerapan Pengukuran Luas dalam Pembelajaran SD


Beberapa penerapan pengukuran luas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran SD:

1. Pengukuran luas permukaan meja atau papan tulis: Guru dapat menggunakan
pengukur atau pita pengukur untuk mengukur luas permukaan meja atau papan
tulis di kelas. Hal ini dapat membantu guru untuk menentukan ukuran dan jenis
kertas yang cocok untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Pengukuran luas lapangan atau taman: Siswa dapat mempelajari cara mengukur
luas lapangan atau taman di sekitar sekolah mereka. Mereka dapat
menggunakan pita pengukur dan rumus matematika yang sederhana untuk
menghitung luas tersebut. Selain itu, siswa juga dapat membuat sketsa atau peta
lapangan atau taman tersebut.

3. Pengukuran luas ruangan kelas: Siswa dapat mempelajari cara mengukur luas
ruangan kelas mereka menggunakan pengukur atau pita pengukur. Hal ini dapat
membantu siswa memahami konsep pengukuran luas dalam skala yang lebih
kecil.

32
4. Pengukuran luas permukaan buku: Siswa dapat mempelajari cara mengukur luas
permukaan buku yang mereka baca menggunakan pengukur atau pita pengukur.
Hal ini dapat membantu mereka memahami bagaimana pengukuran luas dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pengukuran luas gambar atau poster: Siswa dapat mempelajari cara mengukur
luas gambar atau poster yang mereka buat di kelas menggunakan pengukur atau
pita pengukur. Hal ini dapat membantu mereka memahami bagaimana
pengukuran luas dapat diterapkan dalam pembuatan karya seni atau desain
grafis.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengukuran luas bangun datar penting untuk memahami konsep


geometri dasar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa
bangun datar yang sering digunakan dalam pengukuran luas, seperti persegi,
persegi panjang, segitiga, lingkaran, trapesium, belah ketupat, dan layang-
layang. Rumus luas untuk masing-masing bangun datar berbeda dan harus
diketahui agar dapat menghitung luas dengan benar.

3.2 Saran

Kami penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada
kekurangan, namun kami berharap melalui adanya makalah ini bisa menambah
wawasan pembaca mengenai pengukuran luas pada bangun datar. Oleh karena
itu kami penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami definisi
pengukuran luas serta cara menyelesaikan contoh soalnya

34
DAFTAR PUSTAKA

Fardiana, R. (2017). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs. Yogyakarta: Diva Press.

Wirawan, B. (2018). Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Hayat, A. (2021). Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Nurjanah, S. (2017). Matematika SMP kelas VIII. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Suryadi, D. (2016). Matematika SMP/MTs kelas IX. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Aminah, N. (2017). Matematika kelas VIII. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Fitriyani, L. (2018). Matematika kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumaryono, S. (2016). Matematika SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

35

Anda mungkin juga menyukai