Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ALAT- ALAT PEMETAAN

MURNIATI
09320200143
C5

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Alat Alat Pemetaan. Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Ir. Firdaus,
S.T., M.T. selaku dosen pengampuh pada Mata Kuliah Perpetaan yang telah
membantu, baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung, sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa makalah Alat-Alat Pemetaan yang saya buat ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 20 September 2021

Murniati
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................

1.3 Tujuan Makalah..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pemetaan............... .............................................................

2.2 Spesifikasi Alat Pemetaan .........................................................................

2.2.1 Kompas ........................................................................................................

2.2.2 Pita Ukur/Meteran .......................................................................................

2.2.3 Waterpass ....................................................................................................

2.2.4 Klinometer .................................................................................................

2.2.5 GPS..........................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemetaan geologi (geological mapping) pada dasarnya adalah menggambarkan


data pada peta dasar topografi yang menghasilkan cerminan kondisi geologi pada
skala yang diinginkan. Kondisi geologi yang dijumpai di lapangan berupa
penyebaran batuan, struktur geologi, dan kenampakan morfologi bentang alam.
Pengamatan kondisi geologi dilapangan harus dilakukan dengan baik dan benar
supaya kita mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di tempat itu pada beberapa
juta tahun yang lalu sehingga kita dapat merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi
di masa lalu sesuai dengan semboyan “the present is they key to the past” (Hutton,
1726 - 1797).
Ilmu geologi mulai berkembang pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun
sebelum Masehi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran dan pernyataan–
pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu
berkembang menjadi ilmu pengetahuan tentang bumi dan telah dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan seperti pada bidang pertambangan (geologi pertambangan),
perminyakan (geologi minyak), teknik sipil (geologi teknik), lingkungan (geologi
lingkungan) dan sebagainya. Perkembangan ilmu ini mendorong para ahli geologi
melakukan penelitian geologi berskalakan regional, akan tetapi masih diperlukan
penelitian yang lebih detail untuk melengkapi data geologi yang mencakup kondisi
geomorfologi, struktur geologi, stratigrafi, dan aspek geologi lainnya (Balfas, 2015).
Industri pertambangan merupakan industri yang padat modal, oleh sebab itu
segala bentuk kegiatan di dalamnya harus dipersiapkan dengan cermat dan seksama
dalam setiap tahapan baik eksplorasi (pencarian), ekploitasi (penambangan), maupun
pengolahan. Dalam hal ini, kegiatan survei dan pemetaan merupakan hal penting
yang akan selalu dipakai dalam industri pertambangan. Sebagai mahasiswa teknik
pertambangan yang masih duduk di bangku kuliah, sangat penting untuk mengetahui
spesifikasi dari alat-alat pemetaan, cara penggunaan, maupun kelebihan serta
kekurangannya. Oleh sebab itu, mahasiswa sebaiknya sudah memahami diluar kepala
bagaimana bentuk alat-alat pemetaan ini sendiri, agar saat turun lapangan tidak
kebingungan lagi dalam memakai alat-alat pemetaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Spesifikasi dari alat-alat Pemetaan?


2. Bagaimana Penggunaan alat-alat Pemetaan?
3. Apa kelebihan serta kekurangan alat-alat Pemetaan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui serta mendeskripsikan alat-alat Pemetaan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui serta menerapkan cara penggunaan alat-alat
Pemetaan.
3. Mahasiswa dapat menejelaskan kelebihan serta kekurangan alat-alat
Pemetaan itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dasar

Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu


besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standar (SI atau SNI). Alat
pembandingnya disebut sebagai alat ukur.Kegiatan pengukuran banyak sekali
dilakukan dalam bidang pertanahan (agraria), teknik sipil atau industri.Alat ukurnya
pun banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang
diukur serta hasil yang di inginkan. Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi
yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah
untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah
yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat
diabaikan (Basuki, 2012).
Menurut Wongsotjitro (1980), arti melakukan pengukuran tanah adalah
menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam
jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak
antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah pengukuran
secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah selesai
pengukuran.Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur, bak ukur, yalon dan abney
level. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran
dilapangan yang dikenal dengan tacheometer.
Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan
optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai
contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit. Penggunaan dan perlakuan
seorang surveyor terhadap alat merupakan hal yang penting dan harus
diperhatikan.Penggunaan alat yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil
pengukuran yang salah.Cara perawatannya pun harus diperhatikan agar alat ukur
tanah tidak rusak.Alat ukur tanah merupakan alat-alat yang harganya cukup mahal.
2.2 Sfesifikasi Alat

2.2.1 Kompas

Kompas adalah alat yang mendasar untuk bertahan hidup di alam liar. Bersama
dengan peta topografis yang berkualitas bagus dari wilayah yang sedang di jelajahi,
mengetahui cara menggunakan kompas akan memastikan kita tidak akan pernah
tersesat. Secara umum pengertian kompas adalah alat untuk menunjukkan arah mata
angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Kita dapat belajar untuk mengidentifikasi
komponen dasar kompas, membaca dengan akurat arah kita, dan mulai
mengembangkan keterampilan navigasi yang diperlukan dengan beberapa langkah
sederhana. Dalam pemetaan partisipatif, kompas digunakan untuk mengukur azimuth
atau besar sudut berdasarkan perhitungan arah magnetis utara bumi. Fungsi dan
manfaat utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin, terutama arah
utara dan selatan yang menjadi tempat medan magnetis bumi. Selain itu, kompas
juga berguna untuk mengukur besar sudut kompas, mengukur besar sudut peta
menentukan letak orientasi, dan mempermudah perhitungan dan pembacaan peta.
Dalam bidang maritim, kompas memberikan manfaat dalam menentukan arah untuk
menempuh perjalanan jauh secara aman dan efisien dibanding berpegangan terhadap
posisi bintang.

Gambar 2.1 Kompas


A. Penggunaan Alat
Prinsip kerja kompas adalah adanya gaya tarik menarik antara magnet
pada jarum kompas dengan kutub magnet bumi. Jarum kompas yang terbuat
dari magnet memiliki kutub utara dan selatan dan akan selalu menunjuk arah
utara dan selatan.

Gambar 2.2 Arah Mata Angin

No. Simbol Keterangan Derajat

1 U Utara 0 / 360

2 UTL Utara Timur Laut 22.5

3 TL Timur Laut 45

4 TTL Timur Timur Laut 67.5

5 T Tenggara 90

6 TM Timur Menenggara 112.5

7 TG Tenggara 135

8 SM Selatan Menenggara 157.5


9 S Selatan 180

10 SBD Selatan Barat Daya 202.5

11 BD Barat Daya 225

12 BBD Barat Barat Daya 247.5

13 B Barat 270

14 BBL Barat Barat Laut 292.5

15 BL Barat Laut 315

16 UBL Utara Barat Laut 337.5

B. Bagian – bagian kompas Bidik

Gambar 2.3
Dial : Bagian permukaan Bagian-Bagian
yang Kompas
tertera angka atau huruf seperti jam
Visir : Pembidik Sasaran
Kaca Pembesar: Untuk melihat sasaran dan angka pada Dial agar lebih jelas
Jam Penunjuk : Menunjukkan lokasi magnet bumi
Tutup Dial : Mempunyai 2 garis bersudut 45 0 dan dapat diputar
Alat penggantung: Tempat mengaitkan tali dan dapat juga untuk menyangkut
ibu jari ketika melakukan pembidikan.
C. Cara Menggunakan Kompas dalam Pemetaan
Berikut ini adalah panduan menggunakan kompas agar mendapat arah
yang akurat, yaitu:
1. Pegang kompas di atas telapak tangan dengan posisi datar dan sejajar
dengan mata.
2. Posisi cermin agak dimiringkan ke dalam, sehingga dapat memudahkan
melihat angka dan jarum penunjuk arah yang terdapat dalam piringan
kompas.
3. Arahkan kompas pada objek yang diinginkan ~ untuk ketepatan,
gunakan garis bidik. 3. 4
4. Setelah sejajar, turunkan kompas untuk melihat angka derajat dari arah
yang ditunjukkan tersebut.
5. Angka derajat sesuai arah kompas disebut azimuth, sedangkan titik
balik dari angka arah bidik kompas disebut back azimuth.
6. Sambil membidik, perlahan~lahan putarlah piringan kompas untuk
menempatkan tanda utara (N) sejajar dengan jarum penunjuk kompas.
4. N N Back Azimuth 5

D. Jenis-jenis kompas dalam Pemetaan.


Perkembangan teknologi dan kebutuhan menuntuk produsen kompas
menghadirkan produk yang sesuai dengan keinginan dan daya beli pasar.
Meskipun pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, kompas dapat dibeli
mulai dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Tentu harga yang relatif
lebih mahal menjadikan kompas mempunyai kualitas yang lebih baik, seperti
daya tahan atau keawetan, tingkat presisi yang lebih akurat dan sebagainya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis kompas yang dapat digunakan dalam
pemetaan:
1. Kompas Analog/Biasa
Kompas ini adalah jenis yang paling umum digunakan karena
harganya relatif murah. Kompas analog atau biasa ini berisi jarum
magnet yang direndam dalam suatu cairan. Namun, penggunaan
kompas ini harus benar-benar dalam keadaan tenag dan pada posisi
datar, mengingat harganya yang murah tentu tingakat akurasinya tidak
terlalu baik.

Gambar 2.4 Kompas Biasa/Analog

2. Kompas Bidik/ Kompas Prisma


Tipe kompas bidik biasanya digunakan oleh TNI, Tim SAR,
Navigator dan pendaki gunung. Kompas ini mempunyai garis lembut
dengan poros vertikal yang berfungsi untuk membidik sasaran dan
menentukan derajat posisi sasaran. Kompas prima atau bidik memiliki
harga yang bervariasi di pasaran, mulai dari puluhan ribu hingga
ratusan ribu rupiah. Kompas bidik yang memiliki kualitas baik
umumnya dilengkapi dengan fosfor untuk membantu penglihatan pada
malam hari. Cara pemakaiannya dengan membidikkan kompas ke
sasaran secara langsung sekaligus membaca sudut sasaran pada skala
kompas. Besar sudut yang dibuat oleh arah bidikan dan arah jarum
(utara) itulah sudut sasarannya (bearing).
Gambar 2.5 Kompas Bidik

E. Kelebihan dan Kekurangan Kompas


1. Kelebihan Kompas
 Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain
harganya yang cukup murah.
 Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.
 Memiliki cermin untuk memudahkan pembacaan dan pembidikian.
 Dilengkapi dengan penggaris (mm dan inchi).
 Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk
peta berskala 1: 25.000 dan 1:50.000.
 Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.
 Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur
derajat).
 Besar sudut bisa langsung dibaca oleh prisma.
 Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuth-nya.
 Mudah digunakan dan mudah didatarkan.
2. Kekurangan Kompas
 Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit
pengguna dalam penghitungan besar sudut kompas.
 Skala pada kompas tiap dua strip/garis mewakili dua skala, validitas
pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk
pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukuran
berdasarkan perkiraannya saja.
 Untuk membuat kompas tersebut datar pemakainya harus
menggunakan alat bantu yang datar.
 Apabila membidik besar sudut kompas tidak dapat langsung
diketahui.
 Terbuat dari logam berat.

2.2.2 Pita Ukur/Meteran

Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti pita yang memiliki panjang
tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan rol meter, karena saat disimpan atau
dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan digulung atau dirol. Terdapat 3 jenis
meteran:
 Meteran yang berasal dari kain (metalic cloth): terbuat dari kain linen dan

anyaman kawat halus yang berasal dari tembaga atau kuningan.


 Meteran yang terbuat dari baja

 Meteran yang terbuat dari baja aloy (steel alloy): campuran baja dan nikel.

Gambar 2.6 Pita Ukur/Meteran


Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak. Biasanya satuan
yang digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm, m) dan
satuan inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat diujung
meteran adapula yang dinyatakan pada jarak tertentu di ujung meteran.
Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan meteran dari suatu
titik ke titik lainnya pada suatu objek bidang yang akan diukur. Untuk mendapatkan
hasil yang valid, ada baiknya dilakukan oleh dua orang dimana salah satu berada
pada titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju titik akhir perhitungan
sekaligus membaca angka pada meteran pada titik tersebut.

2.2.3 Waterpass

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan
untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut
ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke
rambu-rambu ukur yang vertical. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini
disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka
penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu
system referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acaun yang digunakan
adalah tinggi muka air air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau system
referensi lain yang dipilih.Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting,
terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi, dan sebagainya.
Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan
system referinsi. Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak
selalu tidak selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun
dapat dilakukan dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran.
Titik-titik tersebut umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya
(X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang
jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau
patok beton sehingga terlindung dari faktor-faktor pengrusakan. Manfaat penting
lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk kepentingan proyek-proyek yang
berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk menghitung
volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar profil
memanjang (Long section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat
ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada
setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan
tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkkan. Untuk itu
perlu diantisipasi kesalahan agar hasil pengukuran memenuhi batasan toleransi.

Gambar 2.7 Waterpass


Bagian Utama dari Pesawat Penyipat Datar yaitu:

Gambar 2.8 Bagian- Bagian Waterpass


a. TELESKOP
Instrumen leveling teleskop digunakan untuk menentukan garis
pandang dan memperbesar pandangan lurus terhadap referensi, sehingga
memungkinkan mendapatkan pembacaan yang akurat. Komponen teleskop
dipasang di silinder tabung. Empat komponen utama adalah lensa objektif,
lensa negatif, reticle, dan lensa mata. Dua bagian ini, lensa objektif dan
okuler, bersifat eksternal untuk instrumen, dan hanya terdapat pada
automatic level
b. Lensa obyektif .
Lensa obyektif ini terpasang di bagian depan badan dari pesawat
sipat datar, memiliki sumbu optik cukup konsentris dengan sumbu tabung .
Fungsi utamanya untuk mengumpulkan sinar cahaya yang masuk dan
mengarahkan mereka fokus kearah lensa negatif.
c. Lensa negatif .
Lensa negatif terletak antara lensa obyektif dan reticle, dipasang
dibagian tersebut sehingga sumbu optik berhimpit dengan lensa objektif.
Fungsinya adalah untuk memfokuskan sinar cahaya yang melewati lensa
objektif ke bidang reticle. Selama fokus, slide lensa negatif bolak-balik
sepanjang sumbu tabung .
d. Reticle
Reticle ini terdiri dari sepasang garis acuan tegak lurus (biasanya
disebut garis bidik) dipasang pada arah fokus utama sistem optik. Titik
potong garis bidik, bersama-sama dengan pusat optik dari sistem obyektif,
membentuk apa yang disebut garis bidik, juga kadang-kadang disebut garis
collimation. Garis bidik adalah garis-garis halus terukir di kaca bundar
tipis. Pelat kaca di tempatkan dalam tabung silinder utama dengan dua
pasang sekrup yang berlawanan, yang terletak di sudut kanan satu sama
lain untuk memfasilitasi pengaturan garis bidik. Dua baris tambahan
sejajar dan berjarak sama dari garis utama biasanya ditambahkan ke reticle
untuk keperluan khusus seperti untuk tiga –kawat. Reticle dipasang dalam
tabung teleskop utama dengan garis ditempatkan dalam orientasi
horizontal-vertikal.
e. Lensa mata
Lensa mata adalah mikroskop (biasanya dengan perbesaran dari
sekitar 25 sampai 45 tenaga) untuk melihat gambar. Fokus adalah fungsi
penting yang akan dilakukan dalam menggunakan teleskop di mana adalah
jarak dari lensa untuk gambar pada pesawat reticle, jarak dari lensa ke
objek, dan f lensa panjang fokus. Panjang fokus lensa apapun adalah
fungsi dari jari-jari dari permukaan tanah bola lensa, dan dari indeks bias
dari kaca yang dibuat. Ini adalah konstan untuk setiap tertentu tunggal atau
majemuk lensa. Untuk fokus untuk setiap jarak yang berbeda-beda, harus
diubah untuk mempertahankan persamaan Persamaan.
Fokus teleskop tingkat adalah proses dua tahap. Pertama lensa mata
lensa harus fokus. Karena posisi reticle pada sisa-sisa tabung teleskop
tetap, jarak antara itu dan lensa okuler harus disesuaikan agar sesuai
dengan mata pengamat individu. Hal ini dilakukan dengan membawa bidik
ke jelas fokus, yaitu, membuat mereka muncul sebagai hitam mungkin saat
penampakan di langit atau jauh, benda berwarna terang. Setelah ini telah
dicapai, pengaturan tidak perlu diubah untuk pengamat yang sama,
terlepas dari panjang terlihat, kecuali seragam mata.
Tahap kedua berfokus terjadi setelah lensa mata telah disesuaikan.
Objek pada jarak yang bervariasi dari teleskop dibawa ke fokus yang tajam
pada bidang garis bidik dengan memutar kenop fokus. Ini bergerak negatif
fokus lensa untuk mengubah dan menciptakan kesetaraan dalam
Persamaan untuk berbagai jarak. Setelah fokus, jika garis silang
ditampilkan untuk perjalanan di atas objek terlihat ketika mata digeser
sedikit ke arah manapun, paralaks exists. The lensa obyektif, lensa mata,
atau keduanya harus memfokuskan kembali untuk menghilangkan efek ini
jika pekerjaan yang akurat adalah harus dilakukan.
f. Nivo
Pada waktu melakukan pengukuran dengan alat-alat ilmu ukur tanah, baik
pengukuran mendatar maupun pengukuran tegak, haruslah sumbu kesatu
tegak lurus dan sumbu kedua tegak lurus pada sumbu ke satu. Untuk
mencapai keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu alat yang dinamakan
Nivo. Menurt bentuknya Nivo dibagi dalam dua macam ;
1. Nivo Kotak
Yaitu terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan dalam montur
dari logam sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup. Kotak dari
gelas itu diisi dengan eter atau alcohol dan diatas di bagian dalam tutup
kotak diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan dengan jari-jari yang
besar. Bagian kecil kotak itu berisi zat cair, sehingga bagian dari atas
kelihatan gelembung. Nivo kotak berbentuk bulat bagian dalam
permukaan bola diproduksi untuk radius tertentu. Seperti versi tabung,
kecuali untuk gelembung udara, nivo bulat dipenuhi dengan cairan.
Nivo ini tepat dengan lingkaran konsentris yang memiliki jarak 2-
mm. Poros sebenarnya pesawat bersinggungan dengan titik radius
lingkaran konsentris. Ketika gelembung tersebut berpusat di lingkaran
terkecil, sumbu harus horisontal. Selain penggunaannya untuk perataan
pada tiliting level dan tingkat otomatis, nivo bulat juga digunakan pada
instrumen total station, tribrachs, jalon, rambu prisma, dan banyak
instrumen survei lainnya. Sensitivitas mereka jauh lebih rendah
dibandingkan dengan nivo tabung umumnya di kisaran dari 2‟ sampai
2‟‟ untuk per bagian 2 - mm .
2. Nivo Tabung
Yakni terdiri atas tabung dari gelas yang berbentuk silinder, dengan
bidang dalamnya yang diatas digosok, hingga mempunyai bentuk
bidang bulatan dengan jari-jari yang besar. Di bagian atas luar tabung
diperlengkapi dengan garis-garis yang berjarak 2 mm (garis-garis
paris). Tanda bahwa garis arah nivo mendatar adalah bila kedua ujung
gelembung letak di sebelah kiri dan di sebelah kanan titik nivo T
dengan jarak yang sama. Apabila gelembung dalam keadaan lain, maka
garis arah nivo tidak mendatar.
Nivo tabung mempunyai beberapa bentuk konstruksi yaitu, Nivo
tabung dengan ruang pengatur di salah satu ujungnya. Ruang pengatur
ini ditutup dari ruang nivo dengan pelat dari gelas yang berlubang.
Fungsi ruang pengatur ini ialah untuk dapat mengatur panjang
gelembung. Bila gelembung terlalu panjang, sehingga salah satu ujung
tidak dapat ditentukan tempatnya pada skala, maka gelembung harus
diperkecil dengan menungkan zat cair dari ruang pengatur ke ruang
nivo dengan perantaraan lubang pelat gelas yang letak antara ruang nivo
dan ruang pengatur.
Nivo reversi. Pada nivo reverse tidak hanya bidang dalam yang atas
tetapi pula bidang dalam yang bawah digosok sebagai bidang bulatan
dengan jari-jari yang besar. Demikian pula ada dua skala, di atas dan di
bawah, sehingga nivo ini dapat di gunakan dala dua keadaan
(bolakbalik). Pada nivo reverse didapat dua garis arah nivo yang harus
saling sejajar.
Nivo tabung berkaki. Supaya nivo tabung dapat ditempatkan di atas
suatu sumbu (garis) yang hanya keliatan kedu ujungnya, seperti pada
sumbu kedua alat theodolit, karna di tengah sumbu itu ditempatkan
teropong, maka nivo tabung pada kedua ujungnya di beri kaki dengan
kaki mana nivo dapat ditempatkan di atas sumbu kedua itu.
Nivo tabung koinsidensi. Pada ala-alat ukur tanah modern digunakan
nivo koinsidensi, pada nivo mana penentuan dari pada keadaan di
tengah-tengah gelembung dilakukan dengan mengimpitkan kedua ujung
dengan perantaraan suatu sistem prisma. Bila kedua ujung idak
berimpit, maka gelembung nivo tidak letak di tengah-tengah.
Gelembung nivo baru tepat di tengah-tengah, apabila kedua ujung
gelembung dalam keadaan berimpit.
Nivo digunakan untuk mengarahkan berbagai instrumen survei yang
berbeda sehubungan dengan arah gravitasi. Nivo tabung yang digunakan
pada tilting level (dan juga pada dumpy level) untuk secara tepat
mengorientasikan garis pandang horisontal sebelum membuat pembacaan
jalon atau rambu. Nivo kotak juga digunakan pada tilting level, dan
otomatis level untuk perataan cepat dan kasar dan selanjutnya diakhiri
dengan tepat Prinsip-prinsip kedua jenis nivo sangat identik. Nivo tabung
adalah tabung gelas yang diproduksi sehingga bagian dalam permukaan
atasnya tepat dengan busur radius tertentu. Tabung ini disegel di kedua
ujungnya, dan kecuali untuk gelembung udara kecil, itu diisi dengan cairan
yang sensitif. Alat waterpass dapat digunakan untuk mengetahui jarak,
sudut horizontal dan beda tinggi. Alat ini kurang cocok untuk pengukuran
daerah terjal. Halitu dikarenakan waterpass tidak dapat mengukur sudut
vertikal.
Adapun untuk penggunaan Waterpass sendiri yaitu:
1. Pastikan garis mendatar diafragma pada waterpass tersebut berada dalam
posisi tegak lurus terhadap sumbu I. Kebanyakan bagian yang juga disebut
benang silang mendatar ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh
produsennya agar tegak lurus dengan sumbu I.
2. Atur posisi garis arah nivo supaya tegak lurus terhadap sumbu I. Jika
sumbu I telah diposisikan vertikal, maka gelembung nivo akan tetap
seimbang walau teropong diputar-putar. Artinya tingkat kerataan garis
bidik pun sudah dipastikan selalu datar.
3. Buat garis bidik berada dalam posisi yang sejajar dengan garis arah nivo.
Tujuannya agar kita bisa memastikan garis arah benar-benar mendatar.
Perlu diketahui, yang digunakan untuk mengukur ketinggian titik-titik
nantinya hanyalah garis bidik mendatar.
4. Garis vertikal merupakan garis yang mengarah ke bumi dan nilainya sama
dengan garis menurun.
5. Bidang horisontal yaitu bidang yang posisinya selalu tegak lurus terhadap
garis vertikal. Bentuk bidang horisontal ini agak melengkung mengikuti
bentuk permukaan air laut.
6. Bidang datum ialah bidang yang berperan sebagai referensi untuk
menentukan ketinggian. Sebagai contoh, misalnya yakni permukaan air
laut rata-rata atau Mean Sea Level (MSL).
7. Elevasi adalah jarak vertikal yang diukur terhadap bidang datum.
8. Banch mark merupakan titik yang sudah diketahui elevasinya. Banch mark
seringkali dipakai sebagai pedoman untuk mengukur elevasi lingkungan di
sekitarnya.
9. Mulailah menggunakan waterpass dengan membuat garis sumbu
horisontal. Perhatikan kedudukan tingkat mendatasnya melalui tabung
nivo.
10. Di skala utama, ketahui besar derajat dan menit dengan memperhatikan
jarum yang mengimpit pada skala. Ingat, setiap titik pada skala utama
memiliki nilai sebesar 10′.
11. Sementara di skala nonius, ketahui besar derajat jarum yang berhimpitan
dengan skala. Ingat, besar setiap sudut pada skala nonius adalah 20″.
12. Cara membaca hasil pengukuran ketinggian titik-titik menggunakan
waterpass yaitu dengan menjumlahkan hasil bacaan skala utama ditambah
dengan skala nonius.
Adapun untuk kekurangan alat pemetan Waterpass sendiri yaitu Waterpass
merupakan alat survey yang lebih simpel dibandingkan dengan theodolite. Selain
instrument ini lebih kecil dan ringan. Bagian-bagian di dalamnya pun lebih sedikit
sehingga fungsi dan kegunaan di lapangan juga terbatas. Fungsi waterpass di
lapangan di antaranya digunakan untuk mengukur elevasi atau ketinggian tanah.
Biasa digunakan pada proyek perataan tanah, pembuatan lapangan bola, cross dan
long section pada jalan atau sungai, untuk marking elevasi pada bowplank atau
patok, penentuan elevasi bantu pada kolom bangunan dan sebagainya. Kekurangan
dari waterpass ini tidak bisa untuk mengukur dengan sudut horizontal maupun
vertikal. Sehingga alat ini tidak bisa digunakan untuk menentukan koordinat suatu
titik. hanya elevasi yang mampu dibaca. Sedangkan kelebihan alat ini lebih simpel,
kecil, ringan, dan cepat untuk setting alatnya karena pada instrument ini tidak
terdapat nivo tabung yang ada hanya ada nivo kotak saja. Adapun untuk kelebihan
dari Waterpass sendiri yaitu,
1. Memiliki ketelitian yang cukup tinggi
2. Mampu melakukan pengukuran beda tinggi secara lebih cepat
3. Centering lebih cepat karena hanya centering untuk nivo kotak

2.2.4 Klinometer

Salah satu alat ukur sederhana ini digunakan untuk mengukur sudut elevasi
antara garis datar dengan garis yang menghubungkan sebuah titik yang terdapat di
garis datar dengan titik puncak sebuah objek. Secara keseluruhan klinometer untuk
mengukur ketinggian atau panjang sebuah objek dengan cara memanfaatkan sudut
elevasi. Fungsi klinometer adalah untuk menentukan besaran sudut elevasi saat
mengukur tinggi objek secara tidak langsung.
Cara penggunaan alat ini sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. Salah satu orang
memegang dan melakukan pengamatan atau membidik objek yang diukur.
Sedangkan yang lain membaca sudut dan mencatat hasil pengamatan.
Gambar 2.9 Klinometer

Kelebihan dari Klinometer ini sendiri yaitu, lebih mudah dalam pembelajaran
sudut elevasi dan deviasi menggunakan klinometer, terdapat kayu sebagai
penyangga, batu sebagai pemberat dan pipa sebagai teropong, tahan air, dan
harganya terjangkau / lebih murah. Sedangkan, kekurangan Klinometer ini sendiri
yaitu, penggunaan bisa dilakukan dengan 2 orang, jika sendiri akan sulit dilakukan,
kurang akurat, mudah terganggu jika terkena tiupan angin. Terdapat dua jenis
Klinometer yaitu , Klinometer yang berdiri sendiri dan tidak menjadi bagian dari alat
lain dan Klinometer yang merupakan bagian. Membuat Klinometer Sendiri.
Membuat sendiri alat klinometer. Bahan~bahan untuk membuat klinometer triplek,
busur derajat, tali. Cara Menggunakan Klinometer sendiri yaitu, pegang klinometer
yang salah satu ujungnya berdekatan langsung dengan mata, bidik objek yang kita
tuju, setelah objek terbidik dengan tepat, mintalah teman kita untuk mencatat sudut
kemiringan yang ditunjukkan oleh bandul penunjuk

2.2.5. Global Positioning System (GPS)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu,
secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak
orang secara simultan. Pada saat ini, system GPS sudah banyak digunakan orang di
seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak diaplikasikan terutama yang
terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.
Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS mempunyai
banyak kelebihan dan menawarkan lebih banyak keuntungan, baik dalam segi
operasionalisasinya maupun kualitas posisi yang diberikan. Sebelum hal tersebut
dijelaskan lebih lanjut, beberapa konsep dasar tentang posisi dan sistem koordinat
serta metode-metode dalam penentuan posisi akan dijelaskan terlebih dahulu secara
singkat.

Gambar 2.10 GPS

GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca. GPS dapat
digunakan baik pada siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca yang buruk
sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggunaan
GPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dari pelaksanaan aktivitas-
aktivitas yang terkait dengan penentuan posisi, yang pada akhirnya dapat diharapkan
akan dapat memperpendek waktu pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya
operasionalnya. SateIit-satelit GPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi,
yaitu sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi. dan jumlahnya relatif cukup
banyak, yaitu 24 satelit. Ini menyebabkan GPS dapat meliput wilayah yang cukup
luas.sehingga akan dapat digunakan oleh banyak orang pada saat yang sama, serta
pemakaiannya menjadi tidak bergantung pada batas-batas politik dan batas alam,
selama yang bersangkutan mempunyai alat penerima sinyal (receiver) GPS.
Dalam mengoperasikan GPS, dianjurkan untuk menggunakan baterai jenis
Alkaline. Hidupkan Receiver GPS dengan menekan tombol berwarna merah sampai
muncul logo Garmin 12XL. Tunggu sampai layar Receiver GPS memunculkan
sinyal satelit hingga bertuliskan angka 3D pada sisi pojok kiri atas dan nilai EPE
sekecil mungkin, di pojok kanan atas, jika bisa <10. Receiver Garmin 12XL siap
untuk digunakan. Global Positioning System (GPS)Men~set up Receiver GPS
Sebelum melakukan pengambilan data dalam pemetaan partisipatif, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan yaitu, Sistem Koordinat Sistem Satelit Sistem Unit Jam
yang akan digunakan : UTM atau Bujur Lintang. yang cocok untuk daerah Indonesia.
yang digunakan : meter, mil, kaki, dan sebagainya. : harus disesuaikan dengan
waktu, di mana Anda menggunakan GPS.
Men~set up Sistem Koordinat Cara men~set up Menjadi Koordinat UTM
Tentukan sistem koordinat apa yang akan digunakan dalam pemetaan Anda! UTM
saja! Hidupkan Receiver GPS dengan menekan tombol merah. Kemudian, tekan
tombol PAGE beberapa kali sampai muncul layar berjudul MAIN MENU. Turunkan
tombol KURSOR sehingga menunjuk pada SET UP MENU. MAIN MENU
WAYPOINT WAYPOINT NEAREST WPTS. Pilih NAVIGATION dengan
menggunakan kursor, lalu tekan ENTER. Kemudian di layar akan muncul NAV
SETUP. Pilih POSITION FRMT, lalu tekan ENTER, kemudian cari sistem
UTM menggunakan tombol KURSOR . Setelah menunjuk sistem UTM, kemudian
tekan lagi enter. Maka Receiver GPS telah menggunakan sistem koordinat UTM.
SETUP MENU SISTEM NAVIGATION ALARMS NAV SETUP POSITION
FRMT Hddd mm’ss.s” MAP DATUM NAV SETUP POSITION FRMT UTM/UPS
MAP DATUM
Sistem Satelit Sistem satelit dalam receiver GPS biasa disebut MAP
DATUM. Sistem satelit yang biasa digunakan di Indonesia ialah WGS 84. Untuk
mendapatkan MAP DATUM WGS 84, caranya tekan PAGE beberapa kali sampai
muncul layar berjudul MAIN MENU. Pilih SETUP MENU, tekan ENTER sampai
muncul layar berjudul SETUP MENU. Pilih NAVIGATION lalu tekan ENTER.
di layar akan muncul NAV SETUP. MAIN MENU WAYPOINT WAYPOINT
NEAREST WPTS SETUP MENU SISTEM NAVIGATION ALARMS NAV
SETUP POSITION FRMT UTM/UPS MAP DATUM 18
Pilih MAP DATUM lalu tekan ENTER. Cari WGS 84 dengan menekan
tombol besar ke atas atau bawah. Bila ketemu, tekan lagi ENTER. Receiver GPS
Kita telah menggunakan sistem WGS 84. Sistem Units Sistem units yang biasa
digunakan di Indonesia adalah metric. Untuk mendapatkan sistem metric, Tekan
PAGE beberapa kali sampai muncul layar berjudul MAIN MENU. NAV SETUP
POSITION FRMT UTM/UPS MAP DATUM NAV SETUP POSITION FRMT
UTM/UPS MAP DATUM MAIN MENU WAYPOINT WAYPOINT NEAREST
WPTS 19. Pilih SETUP MENU, tekan ENTER sampai muncul layar berjudul
SETUP MENU. Pilih NAVIGATION lalu tekan ENTER. Di layar akan muncul
NAV SETUP. Pilih UNITS, lalu tekan ENTER. Cari METRIC dengan menekan
tombol besar ke atas atau ke bawah. Bila ketemu, tekan ENTER. Receiver GPS kita,
telah menggunakan sistem metric. SETUP MENU SISTEM NAVIGATION
ALARMS NAV SETUP POSITION FRMT UTM/UPS MAP DATUM Ternyata
mudah
Men~set up Jam Jam yang ada di receiver GPS menunjukkan waktu GMT di
Inggris. Untuk mengubahnya sesuai waktu Indonesia, maka waktu GMT harus
ditambah. Caranya Tekan PAGE beberapa kali sampai muncul layar berjudul
MAIN MENU. Pilih SETUP MENU, tekan ENTER sampai muncul layar berjudul
SETUP MENU. Pilih SYSTEM lalu tekan ENTER. Di layar akan muncul
SYSTEM SETUP. MAIN MENU WAYPOINT WAYPOINT NEAREST WPTS
SETUP MENU SISTEM NAVIGATION ALARMS SYSTEM SETUP MODE :
NORMAL DATE 20 JULY 21. Pilih OFFSET, lalu tekan ENTER. Tambahkan
waktu yang dibutuhkan, lalu tekan ENTER. Aturlah jam pada Receiver GPS, hingga
menggunakan jam waktu Indonesia. Sebagai catatan Waktu Indonesia Bagian Barat
(WIB) berbeda 7 jam (-7) lebih cepat dari waktu GMT. Untuk WITA, 8 jam (- 8)
lebih cepat dan untuk WIT, 9 jam (-9) lebih cepat dari waktu GMT (London) 4.
SYSTEM SETUP MODE : NORMAL DATE 20 JULY 22
Mengambil Titik Koordinat Secara umum, langkah praktis menggunakan
GPS untuk kegiatan pengambilan koordinat suatu tempat dalam proses pemetaan
adalah 1. Hidupkan GPS dengan menekan tombol berwarna merah. Tunggu hingga
muncul angka 3D di pojok kiri atas dengan EPE (tingkat kesalahan rata-rata sekecil
mungkin, jika bisa lebih kecil dari 10) Kualitas sinyal Nilai kesahan EPE Kualitas
batere Jumlah satelit Satelit di atas Nomor satelit 23. Kemudian tekan tombol PAGE
dan tunggu hingga SPEED menunjukan angka 0,0. Supaya angkanya nol usahakan
GPS tidak bergerak-gerak Angka SPEED harus 0,0 4. Setelah SPEED menunjukan
angka 0,0. Kemudian tekan tombol MARK. Setelah itu kemudian gerakan kursor
(warna hitam) dengan menekan tombol panah Pindahkan kursor ke AVERAGE
sehingga warna hitamnya pindah dari SAVE 24. Kemudian tekan tombol ENTER
dan tunggu hingga angka pada FOM (EPE) diam atau stabil (tidak berubah-rubah)
beberapa saat, lalu tekan tombol ENTER
Perhatikan juga nomor WAYPOINT (angka patok) pada setiap pengambilan
titik koordinat Angka ini harus diam/tidak berubah-ubah lalu cata di buku lapangan
sebagai titik EPE Menunjukan nomor patok yang titik koordinatnya diambil
Meskipun secara otomatis data-data koordinat suatu tempat atau patok tercatat
dalam GPS, tetapi anda diharuskan untuk mencatat angka koordinat tersebut pada
tabel data yang telah dibuat sebelumnya. Ini penting untuk menjaga data dari
kerusakan teknis yang terjadi pada GPS anda. Catatlah semuanya, terutama angka
EPE yang tidak terekam dalam GPS dan tentunya juga catatan lokasi yang berada
disekitar titik/patok tersebut 25
Saat proses pengambilan titik di lapangan, tidak perlu menghidupkan dan
mematikan GPS berulang-ulang, cukup menghidupkan satu kali dan bisa digunakan
satu hari selama proses pemetaan. Untuk setiap pengambilan titik ulangi langkah 2
sampai 5 pada tiap-tiap pengambilan titik. Karena menggunakan sistem satelit, GPS
hanya bekerja dengan baik jika digunakan di tempat terbuka, sehingga sinyal dapat
diterima dengan baik. Hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan alat GPS saat
di lapangan adalah kanopi (tajuk pohon hutan), awan yang tebal, lembah, kabut dan
ruang tertutup. Jika terjadi kesalahan saat pengambilan titik pada suatu tempat, bisa
kita abaikan saja dan melakukan pengambilan ulang. Misalnya pada titik 008 terjadi
kesalahan tetapi terlanjur terekam dalam GPS, kita dapat memberi keterangan pada
tabel data (catatan lapangan) bahwa titik tersebut salah. Kemudian kita ambil
koordinat pada titik yang sama dengan nomor patok 009. Untuk melihat data
koordinat semua patok yang terekam dalam GPS, tekanlah tombol PAGE beberapa
kali hingga dilayar muncul MAIN MENU. Gerakan kursor ke WAYPOINT LIST
dengan tombol panah kemudian tekan ENTER. Setelah itu cari nomor waypoint
(patok) dengan tombol panah lalu tekan ENTER. Untuk kembali ke awal tekan
PAGE atau QUIT beberapa kali hingga muncul tampilan awal. Untuk menghapus
data dalam GPS, arahkan kursor pada DELETE WPTS kemudian tekan ENTER.
Pilih DELETE BY SYMBOL untuk menghapus satu persatu atau DELETE ALL
jika ingin menghapus semua data MAIN MENU WAYPOINT WAYPOINT
NEAREST WPTS 26.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam melakukan survey dan pemetaan banyak hal hal yang perlu diperhatikan
dengan teliti agar survey yang akan kita lakulan berjalan dengan baik dan
menghasilkan hasil sesuai yang di harapkan. Salah satu hal yang paling penting
adalah mempersiapkan alat-alat survey itu sendiri. Global Position System (GPS).
GPS dibutuhkan untuk mengetahui lokasi titik pengukuran acuan (BM). Dengan
diketahui lokasi absolut titik ikat pengukuran maka pengukuran lainnya akan mudah
untuk dihitung. Penggunaan GPS dala survey dapat digunakan tipe hand held, namun
pada kasus tertentu yang membutuhkan kedetilan rinci dibutuhkan GPS geodetik.
Salah satu contohnya adalah perencanaan pembuatan jalur pipa, pengukuran
topografi yang dilakukan harus skala detil sehingga membutuhkan GPS geodetik
karena selisih 1 cm saja akan berperngaruh terhadap tekana air dalam pipa yang akan
dibangun nantinya. Pita ukur. Nama lainnya adalah meteran, digunakan untuk
melakukan pengukuran tinggi alat ukur yang dipasang terhadap tanah. Tinggi ini
penting untuk mengetahui selilist tinggi alat yang ditembakkan.
Alat ukur topografi. Banyak jenis yang digunakan, antara lain waterpass,
theodolite, kompas survey, ataupun total station. Masing – masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Setiap jenis alat survey memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda pula. Metode yang digunakan juga berbeda – beda, sehingga bagi surveyor
yang melakukan pengukuran harus sudah paham di luar kepala mengenai
karakteristik alat survey beserta metodenya. Metode dalam melakukan pengukuran
pun bermacam – macam. Penentuan pemilihan metode juga perlu
mempertimbangkan kondisi wilayah yang dipetakan serta kedetilan informasi yang
ingin diperoleh. Untuk itu, sebagian besar orang memilih menggunakan jasa
survey untuk membantu dalam melakukan pemetaan dan perencanaan sebelum
pembangunan untuk meminimalkan resiko kesalahan dalam pengukuran dan
penggambaran topografi suatu tempat.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H.Z., 1995. Konsep Dasar Pemetaan. ITB., Bandung.


Iskandar, M.I., 2008, Teknik survei dan Pemetaan, 5. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan., Jakarta.
Hamzah, Y dan Hasmar, H., 2014. Buku Ajar Suvey dan Pemetaan. Deepublish.,
Makassar.
Hartanto, J.A dan Kustarto, D.W.H., 2012. Ilmu Ukur Tanah Metode dan Aplikasi.
Dioma., Malang.
Syaripuddin, A., 2001. Pengantar Survey dan Pengukuran. Pradnya Paramita.,
Jakarta.
Budhi, E., & Hutomo, S. 2017. Analisis ketelitian model terrain digital hasil
ekstraksi titik tanah lidar dengan metode densifikasi tin axelsson pada
tutupan kanopi hutan. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Alif, Fayakun.T. 2010. Airborne LIDAR Bathymetry. PDKK-BAKOSURTANAL,
Cibinong.

Anda mungkin juga menyukai