Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “geo” yang artinya bumi
dan “logos” yang artinya adalah alasan. Dengan kata lain, geologi adalah ilmu yang
mempelajari terbentuknya bumi. Istilah geologi dipergunakan pertama kali oleh
Ricardhde Bury pada tahun 1473. Ricardh menggunakan kata geologi ini untuk ilmu
kebumian. Meskipun begitu, bapak geologi modern yang terkenal hingga sekarang
adalah James Hutton. Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang memang
dikhususkan untuk mempelajari planet bumi, terutama bahan penyusunnya, proses
terjadi dan terbentuknya, hasil daripada proses tersebut, sejarah planet beserta
dengan kehidupan yang ada di atas bumi semenjak planet ini terbentuk.
Ilmu geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti
atom, sampai benda yang ukurannya besar seperti samudra, benua, pulau,
pegunungan dan lain-lain. Orang yang ahli di bidang geologi disebut dengan
geologist, dia bertugas untuk melakukan penelitian untuk mengungkap misteri-
misteri yang masih belum terpecahkan yang menyelimuti proses-proses yang
berkaitan dengan material-material yang membentuk planet bumi ini, gerakan-
gerakan maupun perubahan yang terjadi misalnya seperti gempa bumi, meletusnya
gunung berapi, serta mencari dan menemukan bahan tambang yang bisa diambil di
dalam perut bumi seperti minyak bumi, gas, dan bahan tambang lainnya.
Dapat di simpulkan bahwa geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian
yang mempelajari semua tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu ilmu yang
mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya,
maupun proses yang sedang berjalan dan diatas permukaan planet bumi. Proses
pembentukan endapan mineral ada dua yaitu proses internal atau endogen dan proses
eksternal atau eksogen. Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau
dipengaruhi oleh faktor endogen disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan
endapan endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen seperti proses
weathering, inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut dengan
endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene (Zikri, 2018).

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan Definisi Mineral;
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
3. Praktikan dapat mendeskripsikan sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis;
2. Mistar min.30 cm;
3. Alat penguji kekerasan;
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja, paku baj);
4. Porselen;
5. Loop(60×);
6. Magnet;
7. HCL 0,1 M;
8. Lap kasar dan lap halus;
9. Skala bar;
10. Pensil warna.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku Penuntun Geologi Dasar;
4. Buku referensi;
5. Problem set (10).

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pengertian Geologi

Kata geologi berasal dari kata latin,  geo  berarti bumi, dan logos  berarti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pemahaman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai obyek utama, dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil; tidak
hanya sebagai obyek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari
kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses  pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta  sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain: 
1. Petrologi dalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya, terdapatnya,
serta  penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan berhubungan
dengan studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk kristal dari
mineral (kristalografi).
2. Stratigrafi dalah studi tentang urutan perlapisan pada batuan, membahas
tentang hubungannya dan proses yang terjadi di sedimentasinya
(sedimentologi) serta sejarah perkembangan yang terjadi di cekungan
sedimentasinya. 
3. Petrologi adalah studi tentang fosil dan aspek kehidupan purba yang terekam
di dalam batuan. Studi ini akan membahas tentang lingkungan pembentukan
batuan, umur relatif, serta menjelaskan keadan dan proses yang terjadi pada
masa lalu (paleogeografi).
4. Geologi Struktur adalah studi tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

hasil dari proses perubahan (deformasi) akibat tektoknik, yaitu proses gerak
yang terjadi dalam bumi. 
Didalam perkembangannya, geologi sebagai dasar dari ilmu kebumian,
sangat berhubungan dengan ilmu dasar yang lain yaitu ilmu-ilmu fisika dan kimia.
Geofisika  adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat fisika dari bumi,
mempelajari parameter fisika, menerapkan hukum dan teori fisika untuk
menjelaskan tentang proses yang terjadi di bumi. Demikian pula Geomekanika,
beberapa sifat kimia dan batuan dan kerak bumi dipelajari lebih lanjut dengan
prinsip dan teori kimia untuk dapat menjelaskan proses kejadiannya.
Selain itu geologi berhubungan dengan ilmu sebagai dasar ilmu terapan,
misalnya dibidang pertambangan (Geologi pertambangan),  perminyakan (Geologi
Minyak),  teknik sipil (Geologi Teknik), hidrologi (Hidrogeologi), lingkungan.
(Geologi Lingkungan) dan sebagainya. 

2.2 Pengenalan Mineral

Mineral adalah bahan anorganik, yang terbentuk secara alamiah,


seragam dengan  komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan
mempunyai struktur   kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan
sifat fisiknya.
Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan
mineral-mineral utama yang dikelompokkan sebagai  Mineral Pembentuk
Batuan.  Mineral- mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang
menempati bagian terbesar di bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon
(Si), Aluminium (AL), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium (K)
dan Magnesium (Mg).
Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang
dimilikinya. Sebagai contoh, garam dapur halite  (NaCl) dapat dengan mudah
dirasakan. Komposisi kimia seringkali tidak cukup untuk menentukan jenis
mineral, misalnya mineral grafit (graphite) dan intan (diamond) mempunyai
satu komposisi yang sama yaitu karbon (C).  Mineral-mineral yang lain
dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahan atau
warn, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau.
Mineral dapat dipelajari dengan seksama dengan memerikan dari

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

bentuk potongan (hand specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia
terdapat, dengan menggunakan lensa pembesar (hand lens/loupe), dan
mengujinya dengan alat lain, seperti pisau, kawat baja, potongan gelas atau
porselen dan cairan asam (misalnya HCL). Mineral juga dipelajari lebih
lanjut sifat fisik dan sifat optiknya dalam bentuk preparat sayatan tipis (thin
section) dengan ketebalan 0,03 mm, dibawah mikroskop polarisasi.

2.3 Sifat-sifat Mineral

1. Bentuk Kristal dan Perawakan (Crystal Habit)


Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan
struktur dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari
sisi-sisi yang membentuk permukaan luar kristal. Sifat  simetri kristal 
adalah hubungan geometri antara sisi- sisinya, yang merupakan
karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama selalu menunjukkan
hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai sudut antar sisi
(constancy  of interfacial angles), yang merupakan dasar dari sifat simetri.
Bentuk kristal ditentukan  berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang
simetri  dan  sumbu simetri.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat
dalam tubuh manusia. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat di
perlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin,
juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berdasarkan susunan kimia dan
struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di alam dapat
diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu : elemen native, sulfida, oksida dan
hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki
derivatnya, susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga
menjadikannya berbeda serta memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara
mineral yang satu dengan yang lainnya.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Dikenal tujuh bentuk kristal (Gambar 2.1) yaitu; Kubus (Cubic),


Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic), Triklin
(Triclinic), Hexagonal dan Trigonal.

Gambar 2. 1 Karakteristik dari bentuk kristal (Penuntun Praktikum geologi


dasar, 2018).

Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu


mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100
mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-
masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi,
natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar peredaran darah. Mineral merupakan bagian  dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Tubuh
mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Beberapa mineral umumnya berupa bentuk kristal (Gambar 2.2 dan


Gambar 2.3) yang terdiri dari kristal tunggal atau rangkaian kristal, yang
dikenal istilahnya sebagai perawakan (crystal habit).

Gambar 2.2 Beberapa contoh perawakan Kristal (Penuntun Praktikum


geologi dasar, 2018).

Gambar diatas merupakan perawakan dari beberapa contoh-contoh tentang


perawakan dari Kristal yang diamana setiap contooh memiliki perawakan yang
berbeda-beda di setiap jenis dan kelompoknya.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.3 Beberapa contoh Perawakan Kristal (Penuntun praktikum


geologi dasar, 2018).

2. Warna dan Gores


Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang
bersih dan sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan
(tidak berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah).
Warna sangat berariasi, umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau
pengotoran pada mineral. Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral.
Terlihat bila mineral digoreskan pada lempeng kasar porselen
meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam gores dapat
dipakai sebagai petunjuk.
3. Kilap
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan
transparansi). Kilap secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic
luster) dan kilap non-logam (Non Metallic luster). Kilap logam contoh:
Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite, Magnetite. Kilap non logam pada
umumnya terdapat pada bagian-bagian mineral-mineral yang mempunyai
warna muda (light coloured) dan dapat juga dapat meloloskan cahaya pada
bagian-bagian yang tipis dari mineral tersebut. Kilap non logam dapat
dibedakan menjadi 7 bagian.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Tabel 2.1 Kilap Non Logam


Kilap Keterangan
Intan Sangat cemerlang seperti pada intan permata.
Kaca Kilap seperti pada pecahan kaca.
Damar Kilap seperti damar, misalnya pada sphalerit.
Lemak Kilap seperti lemak, permukaan mineral seperti
berminyak, contoh nefelin.
Mutiara Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada
belahan.
Sutera Kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral
menyerat, contohnya asbes.
Tanah Disebut juga kilap buram (Dull), biasanya terlihat
pada mineral yang kompak

4. Belahan
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk
pecah melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah
belahan ini umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan
belahan diperikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa
bentuk belahan ditunjukkan pada Gambar 2.4. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur
mineral merupakan salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar
mineral di dalamnya, yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran
pencernaan, dan mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh.
Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau
mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut
sebagai rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya
saja pada mineral kwarsa yang membentuk lengkungan pada permukaan
yang berbentuk kosentris (conchoidal fracture).

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.4 Beberapa pemerian pada bidang belahan (Penuntun


Praktikum Geologi Dasar, 2018).

5. Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanannya suatu mineral terhadap suatu
kikisan yang terjadi fisik mineral tersebut. Kekerasan ini ditentukan dari
dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral
lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs  membuat skala kekerasan
relatif   dari mineral-mineral yang ada di sekitar belahan bumi ini, dari yang
paling lunak hingga yang paling keras.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Tabel 2.2 Skala Kekerasan Relatif Mineral (Skala Mohs, 1822)


KEKERASAN NAMA UNSUR / SENYAWA KIMIA
10 Diamond / Intan Karbon

9 Korundum Alumina

8 Topaz Alumina Silikat

7 Kuarsa Silica

6 Feldspar Alkali Silikat

5 Apatite Kalsium fosfat

4 Florit Kalsium Fluor

3 Kalsit Kalsium Karbonat


2 Gypsum Hidrat Kalsium Fosfat

1 Talk Hidrat Magnesium Silikat

Tabel 2.3 Skala Kekerasan Alat-alat penguji


Kekerasan Alat Penguji
2,5 Kuku Manusia
3 Kawat Tembaga
5,5-6 Pecahan kaca
5,5-6 Pisau Baja/ Paku Baja
6,6-7 Kikir Baja

6. Densitas (Specific Gravity)


Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila
kristal tersebut tidak terlalu kecil. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2) ;
W1 = berat butir mineral di udara;
W2 = berat butir mineral di dalam air.
Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti biasanya dengan
perkiraan; berat, sedang atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai
sebagai perbandingan misalnya :

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

a. Silikat, Karbonat, Sulfat, dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.

b. Bijih logam, termasuk Sulfida, dan Oksida berkisar antara 4,5 -


7,5.
c. Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk
logam berat.
7. Keliatan
Keliatan adalah adalah kemampuan atau daya tahan suatu mineral
terhadap pemukulan, pembengkokan dan lain sebagainya. Beberapa istilah
untuk memerikan sifat ini seperti pada berikut;
Tabel 2. 4 Istilah pemerian Keliatan mineral
Brittle (tegar) Mudah hancur/pecah
Elastic (Lentur) Dapat dibentuk, dapat kembali keposisi semula
Flexible (liat) Dapat dibentu, tidak kembali ke posisi semula
Malleable Dapat dibelah menjadi lembaran
Sectille Dapat dipotong dengan pisau
Ductille Dapat dibentuk menjadi tipis

2.3 Klarifikasi Mineral

Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi


Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X
berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara
komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8
kelompok sebagai berikut:
a. Elemen native (Unsur Murni)
1. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Cooper (Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron
(Ni-Fe), Mercury (Hg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat
ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-
dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan
penghantar listrik yang baik. Pada umumnya sistem kristal adalah
isometrik.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini


adalah : Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan
penghantar listrik yang kurang baik.
3. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Sulfur (S),  dan  Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C).
Tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih
dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung
mempunyai nidang belahan kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat
berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombik, intan
sistem kristalnya isometrik, dan graphite sistem kristalnya adalah
hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi,
kisarannya sekitar 6.
b. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya
unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh
sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai
alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal.
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh :

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

a.    AX            = PbS (Galena)


b.   A2X           = Ag2S (Argentit)
c.    AX2           = FeS2 (Pirit)
d.   AX3              = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
e.    A3X2            = Cu5FeS4 (Bornit).
c. Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O 2-) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH-).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3)
dan kassiterit (SnO2).
Jenis X2O             = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX               = Zincite (ZnO)
Jenis XO2             = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3            = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4          = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)
2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida
(OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan
air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada
umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida
adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
d. Halida
Halida adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya
ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-
lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan
Batuan Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna
antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halida yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.
Golongan Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai
sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh
mineral-mineral golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6),
Atacamite [Cu2ClC(OH)5].
e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas karbonat
ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh
mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada
daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk
juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat,
mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-
anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite
(barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit
dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral
chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

g. Fosfat
Fosfat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Phospate(PO4)3-. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun
keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan
mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan
membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini :
berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan
kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti :
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O],
Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O. Contoh
mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite
[Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite
[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
h. Silikat
Silikat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari   Si – O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan
mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini
silikat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant
(jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai
Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon
berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1.   Nesosilicate
-Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
-Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine
[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
-Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

-Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :


Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3.  Cyclocilicate
-Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
-Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite
(BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl
(Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18],
Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite
[Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
4.  Inosilicate
-Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
-Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat
pada mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6),
Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].
-Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya
berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O
= 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)
(Mg,Fe) ]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite
[Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende
[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti Wollastonite
[CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite
[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
5.   Phylosilicate
-Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-
sama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan
disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan
perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.
-Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH,
seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite
[K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite
[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2], Lepidolite [K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2].

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

6.  Tectosilicate
-Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga
membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O =
1 : 2.
Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite
(SiO2), Kristobalite (SiO2)  mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral khas
lainnya seperti Feldspar group : Orthoclase (KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8),
Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8]

2.4 .Mineral Makro dan Mineral Mikro

Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk


cromium (Cr) dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira
6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian  dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya,
yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan
mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral
dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati (asam empedu) serta kulit (keringat).
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai
konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan
hewani. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial. Mineral yang
dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi
(>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam
jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element)
terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium,
klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,
selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,
vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam beberapa macam
reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F), bromium (Br),
sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan met boliknya adalah: emas (Au),
perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga.
Tabel 2. 5 Klarifikasi mineral berdasarkan jumlah diperlukan oleh tubuh
BERAT TUBUH JUMLAH DALAM
ELEMEN
(%) TUBUH
Elemen makro Kalsium (Ca) 1,5 – 2,2 1,02 kg
Fosfor (P) 0,8 – 1,2 0,68 kg
(> 0,005 % berat Kalium (K) 0,35 0,27 kg
tubuh) Belerang/Sulfur (S) 0,25 0,20 kg
Natrium (Na) 0,15
Klor (Cl) 0,15 0,14 kg
Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg
Elemen Mikro Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g
(< 0,005 % berat Seng (Zn) 0,002 1,9 g
tubuh) Selenium (Se) 0,0003 0,013 g
Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g
Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g
Iodium (I) 0,00004 0,015 g
Molibdenum (Mo) 0,0002
Kobalt (Co) 0,00003
Kromium (Cr) 0,00003
Silikon (Si)
Vanadium (Va) 0,00045
Nikel (Ni) 0,00023
Arsen (As)

2.5 Gambaran Mineral dan Warnanya

Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral secara fisik,
bersifat tidak tetap, karena dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat
lingkungan geologi dimana mineral dibentuk, dan kemungkinan pengotoran mineral
yang mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan geologi
tersebut. Sebagai contoh adalah mineral kuarsa, apatit dan fluorit. Mineral-mineral
tersebut pada dasarnya memiliki warna dasar putih. Namun, karena adanya
pengotoran pada saat kristalisasi maupun setelah kristalisasinya, oleh unsur yang
lain, maka warnanya bervariasi. Jenis unsur sebagai pengotor mineral, menentukan
warna barunya. Apatit dicirikan oleh tidak berwarna dan transparant. Ketika apatit

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

tersebut mengalami pengotoran oleh sulfur, maka warnanya menjadi kuning


transparat, sedangkan jika pengotornya Fe maka berwarna pink sampai kemerahan
transparant, dan jika terkotori oleh Cl menjadi berwarna kehijauan transparant.
Kuarsa juga tidak berwarna dan transparant.

Gambar 2. 5 Flourite : warna coklat (Mulyaningsih, 2018)

Gambar 2. 6 Monasit (Kuning) dan Zircon (tak berwarna) (Mulyaningsih, 2018).

Warna mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon


adalah mineral silikat dengan komposisi SiO2; merupakan salah satu anggota dari
kelompok kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

atas campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus.
Hal itu yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

Gambar 2. 7 Azurite (Biru) dan malachite warna (hijau) (Mulyaningsih, 2018).

Gambar 2.8 Kalsit warna putih transparan (Mulyaningsih, 2018).

Mineral-mineral hasil dari kristalisasi sistem pegmatik biasanya memiliki


warna yang tidak sama dengan warna dasarnya. Ortoklas pegmatik berwarna pink
tidak tembus cahaya, sedangkan ortoklas dari sistem magmatik berwarna putih
dengan kilap kaca tembus cahaya. Proses pegmatitisasi mineral adalah meleburnya

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

sebagaian mineral atau sebagian unsur dalam mineral karena adanya penambahan
suhu dan tekanan.

Gambar 2. 9 Pirit warna keemasan (Mulyaningsih, 2018).

Gambar 2. 10 Monasit warna orange (Mulyaningsih, 2018)

Mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon adalah


mineral silikat dengan komposisi SiO2; merupakan salah satu anggota dari kelompok
kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun atas
campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus. Hal itu
yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.6 Warna Cerat Mineral

Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contoh: grafit berwarna coklat tetapi
warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap. Namun, tidak sedikit pula mineral yang menunjukkan
warna perawakannya dan warna ceratnya sama. Sebagai contoh adalah monasit:
warna perawakan dan ceratnya merah-merah bata, hematit: warna perawakan dan
ceratnya merah bata - merah kehitaman, kuarsa (white smoke) warna perawakan dan
ceratnya adalah putih, dan lain-lain. Warna cerat adalah manifestasi dari perpaduan
unsur kation dan anion yang menyusun mineral. Sifat cerat ini diidentifikasi dengan
cara menggoreskan mineral di atas benda yang lebih keras; untuk mineral yang
memiliki kekerasan kurang dari 7 dapat digoreskan di atas permukaan kasar keramik;
sedangkan yang memiliki kekerasan lebih dari 7 dapat digoreskan di atas korundum.
Dalam penerapan lanjut, warna cerat digunakan untuk identifikasi mineral
pada kondisi lapuk dan identifikasi mineral pada pengamatan mikroskopis. Sebagai
contoh: kuarsa memiliki warna perawakan bermacam-macam, ada yang putih susu
(onyx), tak berwarna transparant, ungu (amethis), coklat (kalsedon), biru (blue
saphir), merah dan lain-lain; namun semua jenis kuarsa tersebut memiliki warna
cerat yang sama yaitu putih. Apa pun warna kuarsa tersebut, ketika diamati di bawah
mikroskop polarisasi memberikan kenampakan relief rendah, indeks bias 1 dan
transparant. Beberapa mineral di alam juga sering memiliki sifat fisik yang hampir
sama; hematit mirip dengan magnesit, urat kalsit mirip dengan urat kuarsa, fluorit
mirip dengan apatit, pirit mirip dengan kalkopirit, ortoklas mirip dengan plagioklas
dan lain-lain.
Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan
eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa
ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral, adalah prismatik, rhombis, piramidal,
trapezoid, dan kubik. Bentuk mineral adalah bentuk dasar dari susunan/bangun
mineral. Bentuk mineral dapat sama dengan bentuk kristal, jika pertumbuhannya
sempurna maka akan memiliki bentuk yang sama dengan bentuk kristalnya.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 11 Sulfur warna cerat putih (Mulyaningsih, 2018)

Gambar 2.12 Llimonit warna ceratnya orange (Mulyaningsih, 2018)

Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contoh: grafit berwarna coklat tetapi
warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap. Namun, tidak sedikit pula mineral yang menunjukkan
warna perawakannya dan warna ceratnya sama.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.13 Hematit warna ceranya merah bata (Mulyaningsih, 2018)

Gambar 2. 14 Magnesit warna ceratnya merah (Mulyaningsih, 2018)

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 15 Granit warna ceratnya hitam (Mulyaningsih, 2018)

Gambar 2.16 Galena warna ceratnya cokelat kekuningan (Mulyaningsih, 2018)

2.7 Bentuk Kristal dan Bentuk Mineral

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 17 Analsim (putih dodekahedron), aegirin (prismatik panjang) dan


natrolit (putih prismatik panjang) (Mulyaningsih, 2018).

Gambar 2.18 Sanidin warna cokelat keabu-abuan dengan bentuk kristal


tabular (Mulyaningsih, 2018).

Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan
eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa
ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1. Dull / tanah / serbuk; yaitu mineral yang berbentuk serbuk atau tanah lepas-
lepas, contoh adalah talk dan mineral lempung yang lain, seperti ilit, smektit,
montmorilonit dan lain-lain.
2. Kubik; yaitu bentuk kristal yang memiliki enam (6) sisi dengan luasan yang
sama, sumbu a sama dengan sumbu b sama dengan sumbu c; α=β=γ = 90o;
contoh mineralnya adalah pirit, galena, analsim dan halit (garam).
3. Prismatik; yaitu bentuk mineral seperti prisma a≠b≠c dan α=β=γ = 90o;
memiliki 4, 6 atau 8 sisi dengan luasan masing-masing sisi tidak sama, contoh
mineralnya adalah piroksen, plagioklas dan anorthoklas.
4. Tabular (berlembar); yaitu bentuk mineral yang tersusun oleh kristal-kristal
secara tabular seperti buku, a≠b≠c dan α=β=γ = 90o; contoh mineralnya
adalah sanidin, mikroklin, biotit, dan muskovit.
5. Menjarum; yaitu bentuk mineral yang bersusunan prismatik panjang
menyerupai jarum kompas atau jarum jam, a≠b≠c dan α=90o, β=120o, γ=60o,
contoh mineralnya adalah horenblenda.
6. Hexagonal; yaitu bentuk prisma segi enam dengan empat sumbu, yaitu
a=a’≠b≠c; α= α’= 60o, β=90o, γ=90o, contoh mineralnya adalah nefelin.
7. Dendritik; yaitu bentuk mineral yang menyerupai pohon bercabang-cabang.
Mineral yang pertumbuhannya dendritik umumnya dipengaruhi oleh sistem
air permukaan dan bawah permukaan. Contoh mineralnya adalah filamen
klorit (inklusi Cl) dalam kuarsa dan filamen jaspilit yang dibentuk oleh
inklusi Fe dalam Jasper.
8. Geode; yaitu bentuk mineral yang tersusun atas beberapa lapisan konsentris
yang berwarna-warni yang melingkupi mineral prismatik dan mineral
prismatik piramidal yang tersusun secara radial, berpusat pada bagian tengah
yang kosong, contoh mineralnya adalah amethis. Warna amethis dibentuk
oleh iradiasi unsur besi trivalen (Fe3+) pada jel silika dengan jari-jari ionik
yang besar. Beberapa geode amethis sering juga terisi oleh pertumbuhan
mineral kuarsa kaya Fe, membentuk perlapisan yang bentuknya konsentris
kuarsa bening dan juga berbentuk kalsedon yang berwarna warna merah agak
mirip ke kecoklatan.
9. Granular/ membutir / globular; yaitu mineral yang juga berbentuk sama persis
dengan globular seperti di mineral azurit juga malachit (Mulyaningsih, 2018).

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam
Percobaan Pengenalan Mineral, kemudian siapkan  sample  mineral yang
akan kita identifikasi, maksimal sebanyak 10  sample  mineral.
Sebelum kita mulai percobaan, kita dengarkan arahan dan penjelasan
dari asiten demi kelancaran praktikum. Setelah menyimak penjelasan dari
asisten, kita mulai untuk mengidentifikasi mineral yang telah disiapkan
sebelumnya. Jadi didalam modul sudah disediakan  problem set yang
akan di isi pada percobaan ini. Pertama adalah nomor peraga, untuk
menentukan nomor peraga pada mineral kita cukup mengurutkan mineral
tersebut lalu kita tulis menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada
data yang salah. Setelah itu kita lihat warna segar dan warna lapuk. Dalam
menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan seksama mineral
yang akan diidenifikasi, jika perlu kita gunakan alat bantu ( loop)
untuk memudahkan kita melihat warna apa yang paling mendasari atau
mendominasi dari mineral tersebut maka itulah warna segarnya. Untuk warna
lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel pada mineral selain warna
segar setelah kita simpan mineral tersebut dalam beberapa waktu.
Selanjutnya kita tentukan cerat dan kilap mineral. Untuk melihat
cerat mineral kita ambil porselen yang telah disiapkan kemudian
goreskan mineral ke porselen pada bagian yang kasar maka akan terlihat
goresan dari mineral. Dan untuk kilap mineral kita perhatikan dengan teliti,
apakah termasuk kilap logam atau kilap non-logam, tergantung apa yang
kita lihat. Belahan dan pecahan mineral, untuk belahan mineral kita lihat
apakah termasuk dalam belahan yang sempurna atau tidak sempurna. Untuk
pecahan mineral kita bayangkan apabila mineral tersebut dibelah maka
pecahannya seperti apa, apakah tergolong dalam pecahan even (halus),
uneven  (kasar), earthly, atau hackly. Sedangkan untuk mengukur kekerasan
mineral, kita goreskan kuku, kawat tembaga, pecahan kaca, paku baja, dan
kikir baja secara berurut. Kemudian Tenacity, dilihat apakah masuk kategori
brittle (tegar), elastic (lentur), flexible (liat), malleable, sectille, ductile.

PUTRA TAMA SUHARTO DZAKI ZARFAN YUGIS


09320180192 09320200150

Anda mungkin juga menyukai