Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA 1
PENGUJIAN SIFAT FISIK

Disusun Oleh :
Fikhy Riandy
712218296

Pelaksanaan Praktikum :
Hari / Tanggal : Rabu & Kamis / 13 - 14 Mei 2020
Sesi / Jam : 1 / 08:00 - 11:00 WIB
Asisten : Bayu Aji Prabowo

LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA 1
PENGUJIAN SIFAT FISIK

Disususn Oleh :
Fikhy Riandy
712218296

Disetujui untuk Laboratorium Mekanika Batuan


Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta

Tanggal, Mei 2020


Asisten

Bayu Aji Prabowo


NIM 710015184
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Mekanika Batuan
beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. R. Andy Erwin Wijaya, M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mekanika Batuan TA. 2019/2020, dan selaku dosen matakuliah
Mekanika Batuan, Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Bayu Aji Prabowo selaku Asisten Laboratorium Mekanika Batuan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan
ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Mei 2020
Penyusun

Fikhy Riandy

iii
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ....................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar ............................................................................................. 3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi ....................................................................... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 7
3.1 Peralatan Dan Perlengkapan ....................................................................... 7
3.2 Prosedur Praktikum .................................................................................... 7
3.3 Gambar Peralatan ....................................................................................... 9
BAB IV HASIL PRAKTIKUM ........................................................................ 11
4.1 Tabulasi Data ........................................................................................... 11
4.2 Perhitungan .............................................................................................. 12
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 15
5.1 Analisa Data ............................................................................................. 15
5.2 Aplikasi .................................................................................................... 16
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 17
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17
6.2 Saran ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
LAMPIRAN ...................................................................................................... 19

iv
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Neraca Ohaus ……………………...…………...…………………... 9
3.2 Desikator ……………………………………..…………………….. 9
3.3 Wadah ……………………………………………………..……….. 9
3.4 Oven ………………………………………………………………... 10
3.5 Pompa Vacum ……………………………………………………… 10

v
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Data Perhitungan …….……………………………………………... 9
4.2 Hasil Perhitungan ………………………………………………….. 9

vi
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A …….……………………………………………................................ 20

vii
Fikhy Riandy / 712218296
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri atas
mineralmineral tertentu yang tersusun membentuk kulit bumi. Batuan mempunyai
sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kepentingan rekayasa batuan, sifat-
sifat tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Sifat fisik batuan yaitu sifat yang berasal dari batuan itu sendiri dari material
batuan itu sendiri.
2. Sefat mekanika batuan yaitu sifat batuan ketika dikenakan gaya baik secara
alami maupun buatan.
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di
lapangan (insitu). Penentuan sifat fisik dan mekanika batuan di laboratorium pada
umumnya dilakukan terhadap percontoh (sampel) yang diambil di lapangan. Satu
percontoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan tersebut.
Pertamatama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tak
merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat
mekanika batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive test) sehingga
contoh batu hancur.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Pengujian Sifaini adalah


1. Mengerti dan memahami konsep dasar sifat fisik batuan
2. Dapat mengamplikasikan teori tentang sifat fisik dari batuan

1
Fikhy Riandy / 712218296
3. Mengetahui dan melakukan prosedur praktikum pengujian sifat fisik
4. Dapat mempraktekkan teori uji sifat fisik batuan
5. Dapat menghitung dan menganalisa sifat fisik batuan yang terdiri dari :
a. Bobot isi asli ( γnat )
b. Bobot isi kering ( γdry )
c. Bobot isi jenuh ( γsat )
d. Berat jenis nyata ( ρtr )
e. Berat jenis semu ( ρapp )
f. Kadar air asli ( Wnat )
g. Kadar air jenuh ( Wsat )
h. Derajat kejenuhan (S)
i. Porositas (n)
j. Angka pori (e)

2
Fikhy Riandy / 712218296
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika


batuandan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu sifat fisik dan sifat
mekanik. Paramater umum pada sifat fisik adalah bobot isi, berat jenis, porositas,
absorpsi, dan void ratio. Sedangkan untuk sifat mekanik standard dikenal sifat
mekanik statik dan sifat mekanik dinamik. Selain sifat mekanik standard dikenal
juga sifat mekanik dan cuttability yang diperoleh dari uji indeks. Parameter lainnya
yang sering digunakan untuk memperkirakan sifat abrasivitas ditentukan melalui
sifat kekerasan dan abrasivitas.
Semua sifat tersebut kecuali abrasivitas dapat ditentukan baik di laboratorium
maupun di lapangan (in-situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan
terhadap contoh yang diambil di lapangan. Satu contoh dapat digunakan untuk
menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan
yang merupakan uji tanpa merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan
dengan penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive
test) sehingga contoh batu hancur.
Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari
hasil kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan
padat anorganik yang terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu
dan sifak- sifat fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur.
Adapun yang termasuk kedalam sifat fisik batuan adalah sebagai berikut:

3
Fikhy Riandy / 712218296
a. Bobot Isi Asli (γn)
Merupakan perbandingan antara berat batuan asli dengan volume total batuan.
b. Bobot Isi Kering ( γo)
Merupakan perbandingan antara berat batuan kering dengan volume total
batuan.
c. Bobot Isi Jenuh (γw)
Merupakan perbandingan antara berat batuan jenuh dengan volume total
batuan.
d. Apparent Specific Gravity (GSA)
Merupakan perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan bobot isi air.
e. True Specific Gravity (GST)
Merupakan perbandingan antara bobot isi jenuh batuan dengan bobot isi air.
f. Kadar Air Asli (ωn)
Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan asli dengan berat
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
g. Kadar Air Jenuh (ωsat)
Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan jenuh dengan berat
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
h. Derajat kejenuhan (S)
Merupakan perbandingan antara kadar air asli dengan kadar air jenuh dan
dinyatakan dalam %.
i. Porositas (n)
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-
pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu besar
kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan
j. Void Ratio (e)
Porositas dibagi dengan 1 dikurang porositas

4
Fikhy Riandy / 712218296
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi

A. Faktor yang menentukan Besarnya Porositas


Pada resevoir minyak,porositas berkisar antara 5%-40% tetapi pada
umumnya 10%-20% .faktor yang menentukan besarnya porositas adalah:
1. Bentuk butir
Porositas akan berubah dengan semakin menyusutnya butiran
2. Keseragaman ukuran butir/sortasi
Batuan sedimen yang keseragamanya ukuran butiran yang baik akan
memiliki porositas dan permebilitasi yang baik dari pada batuan sortasi
yang buruk .
3. Peroses kompaksi selama dan setelah pengendapan
Proses kompaksi cendrung menutup rongga atau pori batuan dan memaksa
fluida batuan didalamnya keluar dari partikel mineral alas saling menutup
khususnya pada batuan sedimen berbutir halus.
4. Derajat sementasi dan kekorosityompakakan batuan
Baru pasir yang derajat semetasinya tinggi akan memiliki porositas yang
rendah,sedangkan untuk sedimen yang lunak dan tidak kompak memiliki
porositas yang tinggi.
5. Susunan pengepakan partikel
Degan bertambahnya tekanan over burden ,positas buruk,butiran pasir yang
menyusut menuju peningkatkan perubahan dari pengepakan yang ack
menjadi tertutup.
6. Rekaan dan growongan
Adanya retakan dan growongan pada batuan akan memperbesar
porositas.rekaan atau growongan akan menjadi faktor penting dalam
penentuan harga positas dan permeabilitas pada batu gamping.

5
Fikhy Riandy / 712218296
B. Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas
Permeabilitas batuan reservoir dapat berkisar 0,1 sampai 1,000 md atau
lebih. Batuan reservoir yang memiliki permeabilitas1 md dianggap ketat, hal
ini dapat dijumpai pada batuan gamping. Faktior yang mempengaruhi
permeabilitas adalah:
1. Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih
dan seragam dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas
horizontal (kh) akan lebih besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv)
sedang - tinggi. Jika batuan yang disusun berbutir dominan kasar,
membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari kedua
dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secsara umum lebih rendah,
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir dan
bentuknya tidak teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini.
2. Sementasi : permeabilitas dan porositas bauan sedimen sangat dipengaruhi
sementasi dan keberadaan semen pada pori batuan.
3. Retakan dan pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan
permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan
shale, lime stone dan dolomite. Pada batuan karbonat, proses pelarut oleh
larutan asam yang berasal dari perokolasi air permukaan akan melalui pori
– pori primer batuan, bidang celah dan rekahan akan menambah
permeabilitas reservoir.

6
Fikhy Riandy / 712218296
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Peralatan Dan Perlengkapan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum :


1. Desikator
2. Oven
3. Wadah
4. Pompa Vakum
5. Neraca Ohaus
Perlengkapan yang digunakan dalam praktikum :
1. Sampel Batuan
2. Air

3.2 Prosedur Praktikum

Prosedur yang dilakukan pada praktikum adalah:


1. Siapkan peralatan dan perlengkapan serta sampel batu yang akan di uji
untuk pembuatan sampel.
2. Selanjutnya biasanya adalah dengan melakukan pemotongan dengan alat
potong sehingga diperoleh geometri dan dimensi yang sesuai dengan
persyaratan pengujian. Sedangkan jika pengujian mensyaratkan contoh
batuan berbentuk silinder maka contoh batuan dari lapangan yang
berbentuk bongkah harus dilakukan preparasi dengan membor dengan alat
bor inti {coring) berdjameter mata bor inti BQ, NQ, HQ (35 - 75 mm)
3. Setelah contoh batuan inti diperoleh maka sesuai dengan persyaratan

7
Fikhy Riandy / 712218296
pengujian geoteknik diperlukan pemotongan, contoh batuan inti dipotong
dengan piringan intan ) dengan perbandingan panjang dan diameter
contoh batuan (L/D) antara 2 -2.5.
4. Selanjutnya permukaan contoh batuan inti dipastikan paralel dan
diratakan dan dihaluskan secara manual dengan hampelas dan secara
mekanikal dengan alatpolishing machine.
5. Pemeriksaan kerataan contoh batuan untuk sifat paralel dan kehalusan
permukaan dilakukan dengan alat control
6. Pengukuran panjang dan diameter dilakukan dengan alat ukur akurat
seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup. Selanjutnya luas kontak dan
volume contoh dihitung.
7. Setelah melakukan pembuatan sampel (Langkah 1-6) dilanjutkan dengan
pengujian sifat fisik batuan.
8. Timbang ke sampel untuk mendapatkan berat natural/asli = 𝜔𝑛
9. Masukan data penimbangan tadi ke dalam table hasil pengukuran
10. Sampel dipanaskan untuk mendapatkan berat kering = 𝜔𝑜
11. Sampel dimasukkan ke dalam air dan dibiarkan minimal selama 24 jam
dan timbang setelah diangkat dari air sehingga didapatkan berat jenuh =
𝜔𝑤
12. Sampel selanjutnya digantung di dalam air dengan menggunakan tali dan
timbang berapa beratnya. Sehingga di dapat berat percontoh tergantung di
dalam air = 𝜔𝑠
13. Setelah semua prosedur selesai. Selanjutnya mencari analisa data dari
hasil penimbangan tadi yakni 10 sifat fisik batuan

8
Fikhy Riandy / 712218296
3.1 Gambar Peralatan

Gambar 3.1
Neraca Ohaus

Gambar 3.2
Desikator

Gambar 3.3
Wadah

9
Fikhy Riandy / 712218296
Gambar 3.4
Oven

Gambar 3.5
Pompa Vacum

10
Fikhy Riandy / 712218296
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Tabulasi Data

Tabel 4.1
Data Perhitungan

Berat
Berat natural Berat kering
Sampel tergantung Berat jenuh
(gram) (gram)
(gram) (gram)
A 455.1 255.3 525.9 435.1
B 505.3 275.5 555.1 475.7
C 555.9 265.7 535.7 455.9

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan

Berat jenis
Bobot isi Berat jenis
Bobot isi Bobot isi jenuh semu
asli (natural sejati (true
Sampel kering (dry (saturated (apparent
density) specific
density)(g/cm³) density)(g/cm³) specific
(g/cm³) gravity)
gravity)(g/cm³)
A 1.682 1.608 1.943 1.608 2.420
B 1.807 1.701 1.985 1.701 2.376
C 2.059 1.689 1.984 1.689 2.397

Angka
Kadar air asli Kadar Air
Derajat Porositas pori
(natural water Jenuh
kejenuhan n (void
content) (absorption)
ratio) e
4.597 20.869 22.026 33.555 0.505
6.222 16.691 37.280 28.398 0.397
21.935 17.504 125.313 29.556 0.420

11
Fikhy Riandy / 712218296
4.2 Perhitungan

Sampel A
𝑊𝑛 455.1
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9−255.3

= 1.682 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9 − 255.3

= 1.608 g/cm³
𝑊𝑤 525.9
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9 − 255.3

= 1.943 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 525.9 − 255.3 /1

= 1.608 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 435.1 − 255.3 /1

= 2.420
𝑊𝑛−𝑊𝑜 455.1 − 435.1
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 435.1
= 4.597 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 525.9 − 435.1
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 435.1
= 20.869 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 455.1 − 435.1
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
525.9 − 435.1

= 22.026 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 525.9 − 435.1
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 525.9 − 255.3

= 33.555 %
𝑛 33.555 %
Void ratio (e ) = 1−𝑛 = 1 −33.555 %

= 0.505

12
Fikhy Riandy / 712218296
Sampel B
𝑊𝑛 505.3
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1−275.5

= 1.807 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1 − 275.5

= 1.701 g/cm³
𝑊𝑤 555.1
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1 − 275.5

= 1.985 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 555.1 − 275.5 /1

= 1.701 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 475.7 − 275.5 /1

= 2.376
𝑊𝑛−𝑊𝑜 505.3 − 475.7
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 475.7
= 6.222 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 555.1 − 475.7
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 475.7
= 16.691 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 505.3 − 475.7
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
555.1 − 475.7

= 37.280 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 555.1 − 475.7
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 555.1 − 275.5

= 28.398 %
𝑛 28.398 %
Void ratio (e ) = 1−𝑛 = 1 −28.398 %

= 0.397

13
Fikhy Riandy / 712218296
Sampel C
𝑊𝑛 555.9
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7−265.7

= 2.059 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7 − 265.7

= 1.689 g/cm³
𝑊𝑤 535.7
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7 − 265.7

= 1.984 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 535.7 − 265.7 /1

= 1.689 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 455.9 − 265.7 /1

= 2.397
𝑊𝑛−𝑊𝑜 555.9 − 455.9
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 455.9
= 21.935 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 535.7 − 455.9
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 455.9
= 17.504 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 555.9 − 455.9
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
535.7 − 455.9

= 125.313 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 535.7 − 455.9
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 535.7 − 265.7

= 29.556 %
𝑛 29.556 %
Void ratio ( e ) = 1−𝑛 = 1 −29.556 %

= 0.420

14
Fikhy Riandy / 712218296
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Data

Pada percobaan kali ini hasil yang didapat berupa berat jenuh, natural, kering
dan tergantung. Berat jenuh adalah berat yang paling berat dibandingkan dengan
berat natural maupun berat kering karena didalam pori-pori sampel batuannya
benar-benar terisi air.
Pada saat proses pengeringan, oven harus dalam suhu keadaan 90oC, agar air
yang berada dalam pori-pori sampel batuan tersebut benar-benar teruapkan dalam
waktu 24 jam.
Pada kegiatan penimbangan berat tergantung dalam air gunanya untuk mengetahui
atau menentukan berat jenuh tergantung setelah direndam beberapa menit didalam
wadah / ember yang berisi air.
Dari hasil percobaan dan pehitungan dari pengujian uji sifat fisik batuan dari
sampel A,B, dan C didapat hasil yang berbeda. Pada sampel A, Natural density
1,682, Dry Density 1,608, Saturated Density 1,943, ASG 1,608, TSG 2,420, NWC
4,60%, Absorption 20,87%, Derajat Kejenuhan 22,02%, Porositas 33,55% dan Viod
Ratio 0,505.
Pada sampel B, Natural density 1,807, Dry Density 1,701, Saturated Density
1,985, ASG 1,701, TSG 2,376, NWC 6,22%, Absorption 16,70%, Derajat Kejenuhan
37,29%, Porositas 28,40% dan Viod Ratio 0,397.
Pada sampel C, Natural density 2,059, Dry Density 1,689, Saturated Density
1,984, ASG 1,689, TSG 2,397, NWC 21,93%, Absorption 17,50%, Derajat
Kejenuhan 125,31%, Porositas 29,56% dan Viod Ratio 0,420.

15
Fikhy Riandy / 712218296
5.2 Aplikasi

Pengaplikasian dari uji sifat fisik yaitu:


1. Untuk Kestabilan Lereng
2. Analisis Penyanggaan
3. pembuatan lubang bor dll.

16
Fikhy Riandy / 712218296
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari
hasil kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan
padat anorganik yang terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu
dan sifak- sifat fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur. Factor yang
mempengaruhi yaitu besarnya porositas dan permeabilitas.
Dari Pengujian uji fisik batuan pada sampel A, B, dan C kadar air baik jenuh
dan asli serta pada kondisi kering memiliki nilai yang cukup sesuai. Namun, pada
sampel A dan B memiliki derajat kejenuhan yang cukup rendah , hal ini
menunjukkan bahwa batuan tersebut memiliki sifat yang tidak terlalu baik dalam
porositasnya(sifat menyarangkan airnya), hal tersebut terbukti dengan derajat
kejenuhan pada sampel A dan B di Kisaran 22-37%. Ini berarti batu tidak mampu
menampung banyak air dalam porinya, sebaliknya sampel C mampu dengan kisaran
125%.
Untuk Kadar air berpengaruh pada kegiatan pemboran , makin besar kadar air
makin mudah dilakukan pengeboran, dikarenakan jumlah material solid lebih
seidikit lebih mudah dihancurkan. Begitu begitu pula dengan pembuatan lereng
yang dapat roboh apabila porositasnya besar

6.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus dengan prosedur yang sama


sehingga tidak mempengaruhi hasil akhir perhitungan

17
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadaringga, Laporan Pratikum Mekanika Batuan “Uji Sifat Fisik Batuan”


Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, 2010
2. https://docplayer.info/48693546-Bab-i-pendahuluan-1-1-latar-belakang-1-2-
tujuan-praktikum.html
3. https://www.academia.edu/33574260/Praktikum_Fisika_Batuan_Tricahyo_Ag
ung_Budi_Harjo
4. http://abdulrohim-betawi.blogspot.com/2011/04/sifat-fisik-batuan.html
5. https://www.slideshare.net/GeologyrocknrollaLani/209192753-
sifatfisikdanmekanikbatuan
6. https://www.slideshare.net/winalda/sifat-batuan

18
Fikhy Riandy / 712218296
LAMPIRAN

1. Perbedaan uji sifat fisik dan uji mekanik

Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam


mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Sifat fisik batuan: bobot isi, “specific gravity”, Porositas, absorpsi, “void
ratio”
2. Sifat mekanik batuan: kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, "Poisson's
ratio”
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun
di lapangan (insitu).
Penentuan sifat fisik dan mekanik batuan di laborato-nun pada umumnya
dilakukan terhadap percontoh (sample) yang diambil di lapangan. Satu
percontoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan tersebut. Sifat
fisik batuan yang merupakan pengujian tak merusak (non destructive test),
kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanik batuan yang merupakan
pengujian merusak (destructive test) sehingga percontoh batu hancur.

2. Mengapa pada percobaan uji sifat fisik dilakukan penimbangan berat


tergantung dalam air suatu sampel? Jelaskan!

Dalam tanah yang kering mungkin hanya terdapat dua bagian saja, yaitu
butiran tanah dan pori-pori udara. Tanah dalam keadaan jenuh terdiri dari butiran
tanah dan air pori. Tanah dalam keadaan tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu
butiran padat, pori-pori udara, dan air pori.
Untuk mengukur atau mengetahui Bobot isi asli (natural density), Bobot isi
kering (dry density), Bobot isi jenuh (saturated density), Berat Jenis Semu

19
Fikhy Riandy / 712218296
(apparent spesific gravity), Berat Jenis Nyata (true spesific gravity), Porositas,
dan angka pori. Dimana faktor besarnya pori akan memberikan pengaruh
terhadap kejenuhan sample. Angka pori yang besar akan memberikan kadar air
yang tinggi sehingga berat jenuh sample akan lebih besar dan berat jenisakan
semakin kecil. Selain itu juga derajat kejenuhan akan semakin besar. Maka dari
itu dilakukan penimbangan berat tergantung dalam air suatu sampel.

3. Resume buku mekanika batuan oleh Made Astawa dkk halaman 68-70

SIFAT FISIK BATUAN UTUH


Sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan penelitian geoteknik
adalah bobot isi asli (natural density), bobot isi kering (dry density), bobot isi
jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent specific gravity),berat jenis
sejati (true specific gravity), kadar air asli (natural water content), kadar air jenuh
(absorption),derajat kejenuhan, porositas (n), dan “void ratio11 (e).

Penentuan sifat fisik batuan memerlukan peralatan sebagai berikut;


• Oven yang mampu mempertahankan temperatur pada 105°C untuk
selama 24 jam.
• Wadah contoh yang terbuat dari material tidak korosif dan mempunyai
tutup yang kedap udara.
• Desikator dengan ukuran secukupnya.
• Pompa vakum sehingga contoh batuan utuh dapat direndam air di dalam
wadah yang bisa diberikan tekanan vacum sebesar 800 Pa untuk
selama-lamanya satu jam.
• Wadah berukuran secukupnya untuk merendam contoh batuan utuh
yang dimasukkan kedalam wadah berongga dan dapat digantung bebas
sehingga berat contoh batuan utuhnya dapat ditimbang untuk
menentukan berat jenuh terendam air.
• Timbangan dengan ketepatan sebesar 0.001% dari berat contohnya.

20
Fikhy Riandy / 712218296
3.5.1. Penimbangan Herat Contoh
1. Berat contoh asli (natural): Wn.

2. Berat contoh kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam


dengan temperatur kurang lebih 90°C): W0.

3. Berat contoh jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam):


Ww.

4. Berat contoh jenuh tergantung didalam air: Ws.

5. Volume contoh tanpa pori-pori: W0 -Ws.

6. Volume contoh total: Ww-Ws.

3.5.2. Perhitungan Penentuan Sifat Fisik Batuan


1. Bobot isi asli (natural density) = Wn / Ww - Ws
2. Bobot isi kering (dry density) = Wo / Ww - Ws
3. Bobot isi jenuh (saturateddensity) = Ww / Ww - Ws
4. Berat jenis semu (apparent specific gravity) = (Wo / Ww – Ws) / Bobot
Isi Air
5. Berat jenis sejati (true specific gravity) = (Wo / Wo – Ws) / Bobot IsiAir
6. Kadar air asli (natural water content) = (Wn -Wo / Wo) x100%
7. Saturated water content (absorption) = (W -Wo / Wo) x100%
8. Derajat kejenuhan = (Wn – Wo / Ww -Wo) xl00%
9. Porositas, n = (Ww - Wo / Ww-Ws) x l00%
10. Void ratio, e = n / 1-n

21
Fikhy Riandy / 712218296

Anda mungkin juga menyukai