ACARA 1
PENGUJIAN SIFAT FISIK
Disusun Oleh :
Fikhy Riandy
712218296
Pelaksanaan Praktikum :
Hari / Tanggal : Rabu & Kamis / 13 - 14 Mei 2020
Sesi / Jam : 1 / 08:00 - 11:00 WIB
Asisten : Bayu Aji Prabowo
ACARA 1
PENGUJIAN SIFAT FISIK
Disususn Oleh :
Fikhy Riandy
712218296
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Mekanika Batuan
beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. R. Andy Erwin Wijaya, M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mekanika Batuan TA. 2019/2020, dan selaku dosen matakuliah
Mekanika Batuan, Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Bayu Aji Prabowo selaku Asisten Laboratorium Mekanika Batuan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan
ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Mei 2020
Penyusun
Fikhy Riandy
iii
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR ISI
iv
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Neraca Ohaus ……………………...…………...…………………... 9
3.2 Desikator ……………………………………..…………………….. 9
3.3 Wadah ……………………………………………………..……….. 9
3.4 Oven ………………………………………………………………... 10
3.5 Pompa Vacum ……………………………………………………… 10
v
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Data Perhitungan …….……………………………………………... 9
4.2 Hasil Perhitungan ………………………………………………….. 9
vi
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A …….……………………………………………................................ 20
vii
Fikhy Riandy / 712218296
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri atas
mineralmineral tertentu yang tersusun membentuk kulit bumi. Batuan mempunyai
sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kepentingan rekayasa batuan, sifat-
sifat tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Sifat fisik batuan yaitu sifat yang berasal dari batuan itu sendiri dari material
batuan itu sendiri.
2. Sefat mekanika batuan yaitu sifat batuan ketika dikenakan gaya baik secara
alami maupun buatan.
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di
lapangan (insitu). Penentuan sifat fisik dan mekanika batuan di laboratorium pada
umumnya dilakukan terhadap percontoh (sampel) yang diambil di lapangan. Satu
percontoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan tersebut.
Pertamatama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tak
merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat
mekanika batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive test) sehingga
contoh batu hancur.
1
Fikhy Riandy / 712218296
3. Mengetahui dan melakukan prosedur praktikum pengujian sifat fisik
4. Dapat mempraktekkan teori uji sifat fisik batuan
5. Dapat menghitung dan menganalisa sifat fisik batuan yang terdiri dari :
a. Bobot isi asli ( γnat )
b. Bobot isi kering ( γdry )
c. Bobot isi jenuh ( γsat )
d. Berat jenis nyata ( ρtr )
e. Berat jenis semu ( ρapp )
f. Kadar air asli ( Wnat )
g. Kadar air jenuh ( Wsat )
h. Derajat kejenuhan (S)
i. Porositas (n)
j. Angka pori (e)
2
Fikhy Riandy / 712218296
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Fikhy Riandy / 712218296
a. Bobot Isi Asli (γn)
Merupakan perbandingan antara berat batuan asli dengan volume total batuan.
b. Bobot Isi Kering ( γo)
Merupakan perbandingan antara berat batuan kering dengan volume total
batuan.
c. Bobot Isi Jenuh (γw)
Merupakan perbandingan antara berat batuan jenuh dengan volume total
batuan.
d. Apparent Specific Gravity (GSA)
Merupakan perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan bobot isi air.
e. True Specific Gravity (GST)
Merupakan perbandingan antara bobot isi jenuh batuan dengan bobot isi air.
f. Kadar Air Asli (ωn)
Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan asli dengan berat
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
g. Kadar Air Jenuh (ωsat)
Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan jenuh dengan berat
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
h. Derajat kejenuhan (S)
Merupakan perbandingan antara kadar air asli dengan kadar air jenuh dan
dinyatakan dalam %.
i. Porositas (n)
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-
pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu besar
kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan
j. Void Ratio (e)
Porositas dibagi dengan 1 dikurang porositas
4
Fikhy Riandy / 712218296
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi
5
Fikhy Riandy / 712218296
B. Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas
Permeabilitas batuan reservoir dapat berkisar 0,1 sampai 1,000 md atau
lebih. Batuan reservoir yang memiliki permeabilitas1 md dianggap ketat, hal
ini dapat dijumpai pada batuan gamping. Faktior yang mempengaruhi
permeabilitas adalah:
1. Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih
dan seragam dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas
horizontal (kh) akan lebih besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv)
sedang - tinggi. Jika batuan yang disusun berbutir dominan kasar,
membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari kedua
dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secsara umum lebih rendah,
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir dan
bentuknya tidak teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini.
2. Sementasi : permeabilitas dan porositas bauan sedimen sangat dipengaruhi
sementasi dan keberadaan semen pada pori batuan.
3. Retakan dan pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan
permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan
shale, lime stone dan dolomite. Pada batuan karbonat, proses pelarut oleh
larutan asam yang berasal dari perokolasi air permukaan akan melalui pori
– pori primer batuan, bidang celah dan rekahan akan menambah
permeabilitas reservoir.
6
Fikhy Riandy / 712218296
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
7
Fikhy Riandy / 712218296
pengujian geoteknik diperlukan pemotongan, contoh batuan inti dipotong
dengan piringan intan ) dengan perbandingan panjang dan diameter
contoh batuan (L/D) antara 2 -2.5.
4. Selanjutnya permukaan contoh batuan inti dipastikan paralel dan
diratakan dan dihaluskan secara manual dengan hampelas dan secara
mekanikal dengan alatpolishing machine.
5. Pemeriksaan kerataan contoh batuan untuk sifat paralel dan kehalusan
permukaan dilakukan dengan alat control
6. Pengukuran panjang dan diameter dilakukan dengan alat ukur akurat
seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup. Selanjutnya luas kontak dan
volume contoh dihitung.
7. Setelah melakukan pembuatan sampel (Langkah 1-6) dilanjutkan dengan
pengujian sifat fisik batuan.
8. Timbang ke sampel untuk mendapatkan berat natural/asli = 𝜔𝑛
9. Masukan data penimbangan tadi ke dalam table hasil pengukuran
10. Sampel dipanaskan untuk mendapatkan berat kering = 𝜔𝑜
11. Sampel dimasukkan ke dalam air dan dibiarkan minimal selama 24 jam
dan timbang setelah diangkat dari air sehingga didapatkan berat jenuh =
𝜔𝑤
12. Sampel selanjutnya digantung di dalam air dengan menggunakan tali dan
timbang berapa beratnya. Sehingga di dapat berat percontoh tergantung di
dalam air = 𝜔𝑠
13. Setelah semua prosedur selesai. Selanjutnya mencari analisa data dari
hasil penimbangan tadi yakni 10 sifat fisik batuan
8
Fikhy Riandy / 712218296
3.1 Gambar Peralatan
Gambar 3.1
Neraca Ohaus
Gambar 3.2
Desikator
Gambar 3.3
Wadah
9
Fikhy Riandy / 712218296
Gambar 3.4
Oven
Gambar 3.5
Pompa Vacum
10
Fikhy Riandy / 712218296
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 4.1
Data Perhitungan
Berat
Berat natural Berat kering
Sampel tergantung Berat jenuh
(gram) (gram)
(gram) (gram)
A 455.1 255.3 525.9 435.1
B 505.3 275.5 555.1 475.7
C 555.9 265.7 535.7 455.9
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan
Berat jenis
Bobot isi Berat jenis
Bobot isi Bobot isi jenuh semu
asli (natural sejati (true
Sampel kering (dry (saturated (apparent
density) specific
density)(g/cm³) density)(g/cm³) specific
(g/cm³) gravity)
gravity)(g/cm³)
A 1.682 1.608 1.943 1.608 2.420
B 1.807 1.701 1.985 1.701 2.376
C 2.059 1.689 1.984 1.689 2.397
Angka
Kadar air asli Kadar Air
Derajat Porositas pori
(natural water Jenuh
kejenuhan n (void
content) (absorption)
ratio) e
4.597 20.869 22.026 33.555 0.505
6.222 16.691 37.280 28.398 0.397
21.935 17.504 125.313 29.556 0.420
11
Fikhy Riandy / 712218296
4.2 Perhitungan
Sampel A
𝑊𝑛 455.1
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9−255.3
= 1.682 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9 − 255.3
= 1.608 g/cm³
𝑊𝑤 525.9
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 525.9 − 255.3
= 1.943 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 525.9 − 255.3 /1
= 1.608 g/cm³
𝑊𝑜 435.1
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 435.1 − 255.3 /1
= 2.420
𝑊𝑛−𝑊𝑜 455.1 − 435.1
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 435.1
= 4.597 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 525.9 − 435.1
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 435.1
= 20.869 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 455.1 − 435.1
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
525.9 − 435.1
= 22.026 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 525.9 − 435.1
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 525.9 − 255.3
= 33.555 %
𝑛 33.555 %
Void ratio (e ) = 1−𝑛 = 1 −33.555 %
= 0.505
12
Fikhy Riandy / 712218296
Sampel B
𝑊𝑛 505.3
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1−275.5
= 1.807 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1 − 275.5
= 1.701 g/cm³
𝑊𝑤 555.1
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 555.1 − 275.5
= 1.985 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 555.1 − 275.5 /1
= 1.701 g/cm³
𝑊𝑜 475.7
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 475.7 − 275.5 /1
= 2.376
𝑊𝑛−𝑊𝑜 505.3 − 475.7
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 475.7
= 6.222 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 555.1 − 475.7
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 475.7
= 16.691 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 505.3 − 475.7
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
555.1 − 475.7
= 37.280 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 555.1 − 475.7
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 555.1 − 275.5
= 28.398 %
𝑛 28.398 %
Void ratio (e ) = 1−𝑛 = 1 −28.398 %
= 0.397
13
Fikhy Riandy / 712218296
Sampel C
𝑊𝑛 555.9
Bobot isi asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7−265.7
= 2.059 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Bobot isi kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7 − 265.7
= 1.689 g/cm³
𝑊𝑤 535.7
Bobot isi jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 = 535.7 − 265.7
= 1.984 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Berat jenis semu = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 535.7 − 265.7 /1
= 1.689 g/cm³
𝑊𝑜 455.9
Berat jenis sejati = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 /𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 = 455.9 − 265.7 /1
= 2.397
𝑊𝑛−𝑊𝑜 555.9 − 455.9
Kadar air asli = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 455.9
= 21.935 %
𝑊𝑤−𝑊𝑜 535.7 − 455.9
Kadar air jenuh = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑜 455.9
= 17.504 %
𝑊𝑛 −𝑊𝑜 555.9 − 455.9
Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤− 𝑊𝑜 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
535.7 − 455.9
= 125.313 %
𝑊𝑤 −𝑊𝑜 535.7 − 455.9
Porositas ( n ) = 𝑋 100 % = 𝑋 100 %
𝑊𝑤− 𝑊𝑠 535.7 − 265.7
= 29.556 %
𝑛 29.556 %
Void ratio ( e ) = 1−𝑛 = 1 −29.556 %
= 0.420
14
Fikhy Riandy / 712218296
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini hasil yang didapat berupa berat jenuh, natural, kering
dan tergantung. Berat jenuh adalah berat yang paling berat dibandingkan dengan
berat natural maupun berat kering karena didalam pori-pori sampel batuannya
benar-benar terisi air.
Pada saat proses pengeringan, oven harus dalam suhu keadaan 90oC, agar air
yang berada dalam pori-pori sampel batuan tersebut benar-benar teruapkan dalam
waktu 24 jam.
Pada kegiatan penimbangan berat tergantung dalam air gunanya untuk mengetahui
atau menentukan berat jenuh tergantung setelah direndam beberapa menit didalam
wadah / ember yang berisi air.
Dari hasil percobaan dan pehitungan dari pengujian uji sifat fisik batuan dari
sampel A,B, dan C didapat hasil yang berbeda. Pada sampel A, Natural density
1,682, Dry Density 1,608, Saturated Density 1,943, ASG 1,608, TSG 2,420, NWC
4,60%, Absorption 20,87%, Derajat Kejenuhan 22,02%, Porositas 33,55% dan Viod
Ratio 0,505.
Pada sampel B, Natural density 1,807, Dry Density 1,701, Saturated Density
1,985, ASG 1,701, TSG 2,376, NWC 6,22%, Absorption 16,70%, Derajat Kejenuhan
37,29%, Porositas 28,40% dan Viod Ratio 0,397.
Pada sampel C, Natural density 2,059, Dry Density 1,689, Saturated Density
1,984, ASG 1,689, TSG 2,397, NWC 21,93%, Absorption 17,50%, Derajat
Kejenuhan 125,31%, Porositas 29,56% dan Viod Ratio 0,420.
15
Fikhy Riandy / 712218296
5.2 Aplikasi
16
Fikhy Riandy / 712218296
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari
hasil kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan
padat anorganik yang terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu
dan sifak- sifat fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur. Factor yang
mempengaruhi yaitu besarnya porositas dan permeabilitas.
Dari Pengujian uji fisik batuan pada sampel A, B, dan C kadar air baik jenuh
dan asli serta pada kondisi kering memiliki nilai yang cukup sesuai. Namun, pada
sampel A dan B memiliki derajat kejenuhan yang cukup rendah , hal ini
menunjukkan bahwa batuan tersebut memiliki sifat yang tidak terlalu baik dalam
porositasnya(sifat menyarangkan airnya), hal tersebut terbukti dengan derajat
kejenuhan pada sampel A dan B di Kisaran 22-37%. Ini berarti batu tidak mampu
menampung banyak air dalam porinya, sebaliknya sampel C mampu dengan kisaran
125%.
Untuk Kadar air berpengaruh pada kegiatan pemboran , makin besar kadar air
makin mudah dilakukan pengeboran, dikarenakan jumlah material solid lebih
seidikit lebih mudah dihancurkan. Begitu begitu pula dengan pembuatan lereng
yang dapat roboh apabila porositasnya besar
6.2 Saran
17
Fikhy Riandy / 712218296
DAFTAR PUSTAKA
18
Fikhy Riandy / 712218296
LAMPIRAN
Dalam tanah yang kering mungkin hanya terdapat dua bagian saja, yaitu
butiran tanah dan pori-pori udara. Tanah dalam keadaan jenuh terdiri dari butiran
tanah dan air pori. Tanah dalam keadaan tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu
butiran padat, pori-pori udara, dan air pori.
Untuk mengukur atau mengetahui Bobot isi asli (natural density), Bobot isi
kering (dry density), Bobot isi jenuh (saturated density), Berat Jenis Semu
19
Fikhy Riandy / 712218296
(apparent spesific gravity), Berat Jenis Nyata (true spesific gravity), Porositas,
dan angka pori. Dimana faktor besarnya pori akan memberikan pengaruh
terhadap kejenuhan sample. Angka pori yang besar akan memberikan kadar air
yang tinggi sehingga berat jenuh sample akan lebih besar dan berat jenisakan
semakin kecil. Selain itu juga derajat kejenuhan akan semakin besar. Maka dari
itu dilakukan penimbangan berat tergantung dalam air suatu sampel.
3. Resume buku mekanika batuan oleh Made Astawa dkk halaman 68-70
20
Fikhy Riandy / 712218296
3.5.1. Penimbangan Herat Contoh
1. Berat contoh asli (natural): Wn.
21
Fikhy Riandy / 712218296