Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineral merupakan suatu benda padat yang membentuk batuan – batuan
di permukaan bumi yang jumlahnya sangat banyak, secara umum mineral dibagi
menjadi beberapa golongan.
Dalam mempelajari mineral membutuhkan perhatian khusus maka dari itu
mineral memiliki cabang ilmu tersendiri, cabang ilmu yang membahas tentang
mineral secara detail mulai dari pembentukan sampai unsur – unsur yang
membentuk suatu mineral adalah mineralogi.
Proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat
terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan
mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses
alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.
Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak
terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk
setiap jenis pembentukan mineral.
Mineral mempunyai kaitan erat dengan ilmu pertambangan karna di dalam
ilmu pertambangan harus memiliki ke ahlian juga di dalam ilmu lain antara lain ilmu
kristalografi,mineralogi dan petrologi dengan mempelajari ilmu tersebut dapat
mengidentifikasi batuan dengan cara yang akurat. Mineral adalah salah satu
pembentuk dari bumi adalah mineral dan mineral tersusun atas batuan-batuan
yang di dalam pertambang bisa memanfaatkan nya sebagai bahan industri,bahan
bangunan, dan energi. Maka dari itu, mempelajari mineral sangat bermanfaat
karena mineral dalam kehidupan sehari- hari sangat bermanfaat untuk mengetahui
jenis mineral dan nama dari mineral yang berharga dan tidak berharga.
2

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Agar dapat ilmu dan pembelajaran secara lebih spesifik mengenai mineral
serta dapat mengaplikannya kelak dalam dunia pertambangan sendiri.
1.2.1 Tujuan
 Agar mengetahui tentang mineral .
 Agar mampu melakukan pendeskripsian mineral.
 Agar dapat mengetahui mineral sesuai keterbetukanya.
 Agar mengetahui perawakan mineral.
 Agar dapat mengetahui manfaat- manfaat mineral.
 Agar dapat mengetahui mineral logam dan non- logam.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Mineral


Mineral adalah suatu bahan padat yang bersifat anorganik yang terbentuk
secara alamiah di dalam maupun di luar bumi. Yang memiliki sifat kimiawi tertentu
dan fisik tertentu. Yang mengakibatkan atom-atom yang tersusun di dalam mineral
tersusun secara simetris yang mengakibatkan terjadinya suatu pola atau bangun
yang simetris.
Proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat
terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan
mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses
alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.
Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak
terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk
setiap jenis pembentukan mineral.

Sumber : April, Ditya, 2012


Foto 2.1
Mineral corondum

2.2 Keterbentukan Mineral


Mineral yang berada di dunia ini telah begitu banyak sehingga kita
terkadang bingung dengan dari mana asal pembentukan mineral-mineral tersebut.
Keterbentukan mineral di bagi menjadi :
 Magmatis adalah suatu proses pembentukan mineral yang dimana terbentuk
karena terjadinya pendinginan dari titik jenuh pada suatu larutan yang di lalui
oleh magma tersebut.
4

 Hidrotermal adalah suatu pembentukan mineral yang terbentuk akibat adanya


bantuan dari panas, karena proses hidrotermal ini sama seperti penguapan
yang di alami oleh garam
 Residual adalah suatu proses pembentukan mineral yang terbentuk akibat dari
adanya proses pelapukan yang terjadi pada batuan.
 Metesomatis adalah suatu proses pembentukan mineral yang terbentuk akibat
dari nya kontak dari batuan samping maka dari itu akan terjadi perubahan sifat
fisik dan kimia pada mineral yang di laluinya.
 Sedimentasi adalah suatu mineral yang terbentuk akibat proses sedimentasi
dari batuan sebelumnya.
 Oksidasi adalah suatu proses pembentukan mineral yang di sebabkan oleh
adanya pelapukan dari batuan yang sebelumnya tertransportasikan dan
kemudian bercamour dengan material yang di lewatinya.
 Metamorfisme adalah suatu proses pembentukan mineral yang dimana mineral
sudah terbentuk terlebih dahulu lalu mengalami ubahan.

2.3. Perawakan Kristal pada Mineral


Perawakan kristal pada mineral adalah suatu bentuk yang dimiliki oleh
mineral dan dari bentuk perawakan kristal ini dapat mengidentifikasi mineral
dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan jenis mineral yang kita
deskripsikan. Perawakan mineral di bagi menjadi beberapa bagian antara lain:
1. Elongated Habits dibagi menjadi :
 Meniang contoh Tourmaline
 Menyerat contoh Asbestos
 Menjarum contohnya Natrolite
 Merabut contohnya Cuprite
 Membintang contohnya pirofilit
 Membenang contohnya silver
 Mondok contohnya tubby
2. Flattened Habits dibagi menjadi
 Membilah contohnya kalaverit
 Memapan contohnya barite
 Membata contohnhya calcite
5

 Mendaun contohnya mika


 Memencar contohnya Aragonite
 Membulu contohnya mika
3. Rounded Habits di bagi menjadi :
 Mendada contohnya opal
 Membulat menjari cointohnya pyrolorhytite
 Mengginjal contohnya hematite
 Membulat contohnya gluconite
 Membutir contohnya olivine
 Memisolit contohnya pisolitic

2.4 Mineral Serie Bowen


Mineral serie bowen terbagi atas olivine, pyroxsyn, amphibhole, biotit,
orthoclass, muscovite, dan kwarsa untuk mineral dis-continuos, sedangkan untuk
mineral continuos terbagi atas anortit, bitaunit, labradorit, albit, oligoklas, andesine,
peridotite, dan gabro. Dibawah ini penjelasan tentang mineral tersebut:
1). Olivine adalah suatu mineral yang memiliki sifat kimiawi silika
feromagnesian yang terbentuk dari magmag yang memiliki suhu atau temperatur
yang sangat tinggi hingga terbentuk lah mineral olivine yang berwarna hitam tetapi
selain hitam juga memiliki warna yaitu warna hijau tua.

Sumber : Alex, Herdianto, 2014


Foto 2.2
Foto Olivine
2). Pyroxsen adalah mineral non silikat yang banyak terkandung dalam batuan
beku maupun metamorf. Sistem kristal dari mineral piroksen adalah Monoklin .
Mineral ini mempunyai rumus kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium,
natrium, besi+2, magnesium dan sedikit seng, mangan, dan litium. Sedangkan Y
adalah ion kromium, aluminium, besi+3, magnesium, mangan, skandium, titanium,
vanadium dan besi+2).
6

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.3
Mineral Pyroxsen
3). Amphibole adalah mineral yang perawakan mineralnya menyerupai jarum
yang bentuknya prismatik. Unsur kimia yang terkandung dalam mineral amphibole
ialah magnesium (mg), kalsium (Ca) dan Alumunium (Al), Silika (Si) dan Oksigen
(O). Mineral hornblende terlihat berwarna hitam hijau tua, biasanya mineral ini
banyak dijumpai di batuan beku maupun metamorf.

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.4
Mineral Pyroxsen
4). Biotite adalah suatu mineral yang memiliki sifat kimiawi silikat yang
memiliki warna gelap karena kaya akan besi di dalamnya.

Sumber : Alex, Herdianto, 2014


Foto 2.5
Foto Biotite
7

5). Muscovite adalah suatu mineral yang yang memiliki sifat kimiawi silika yang
memiliki warna terang dengan memiliki ciri khas nya yaitu memiliki kilap seperti
mutiara

Sumber : Alex ,Herdianto, 2014


Foto 2.6
Foto Muscovite
6). Orthoclass adalah suatu mineral yang memiliki sifat kimiawi feldpar dengan
memiliki banyak ion-ion di dalamnya yang menyusun struktur kristalnya. Dan
memiliki ion kalsium dan ion sodum di dalam mineral Orthoclas tersebut. Orthoclas
memiliki ciri-ciri warna yaitu warna kream terang samapi dengan merah jambu

Sumber : April, Ditya, 2012


Foto 2.7
Foto Orthoclase
7). Quarz adalah suatu mineral yang memiliki sifat kimiawi silika yang tersusun
atar suatu silikon dengan memiliki oksigen. Quarz tidak memiliki bidang belah.

Sumber : April, Ditya, 2012


Foto 2.8
Foto Quarz
8

8) Anortit adalah mineral yang mempunyai rumus kimia Caal2 Si2 O8 yang
mempuyai ciri sempurna dibagian dalam sehingga membentuk bidang prismatic.

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.9
Mineral Pyroxsen
9) Bytownite (Portugis Brasil) atau Bitaunite (Eropa Portugis) adalah mineral
yang tergolong dari kelompik feldspar, mempunyai unsur kalsium (Ca).
Bitaunite biasanya terjadi di intrusi gabro dan gesesa metamorf.

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.10
Mineral Pyroxsen
10). Mineral labradorite merupakan Mineral silika yang termasuk dalam
kelompok feldspar dan banyak ditemukan dalam batuan gabro dan norite.. ciri dari
mineral ini adalah warna hijau, biru dan abu sehingga banyak orang yang
menyebutnya mineral gemstone.

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.11
Mineral Pyroxsen
9

11). Mineral albite adalah mineral yang mempunyai kelompok feldspar. Warna
dari mineral ini ialah berwarna putih dan mempunyai kilap kaca maupun tanah
apabila mengalami pelapukan.. Mineral albite memiliki kekerasan 6 - 6,5 dengan
berat jenis mineral sekitar 2,61, sehingga mineral ini mempunyai belahan yg
sangat sempurna.

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.12
Mineral Pyroxsen
12). Mineral Oligoklas adalah mineral yang termasuk mineral feldspar dengan
kelas silikat. Mineral ini mempunyai warna coklat, hijau, abu- abu maupun putih..
Perawakan mineral ini berbentuk tabular dan memiliki sitem kristal triklin

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.13
Mineral Pyroxsen
13). Mineral andesin adalah mineral silikat yang tergolong dari feldspar. Mineral
ini mempunyai kilap kaca dan mempunyai warna putih. Perawakan mineral
andesine ini ialah blocky dengan sistem kristal triklin. Bentuk mineral ini prisma
sehingga mempunyai belahan yang sempurna. Rumus kimia dari mineral andesine
ini adalah . Na (70-50%) Ca (30-50%) (Al,Si) AlSi2O8 ..

Sumber: : Alex, Herdanto, 2014


Foto 2.14
Mineral Pyroxsen
10

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
 Pendeskripsian Mineral ( 5 Mineral )
 Resume pengaplikasian mineral dan mineralogi.
 Menghafal Berzellius beserta rumus kimia.

3.2 Pembahasan
1. Kode : LG / MN/ 01/ 2016
Warna : Brown
Kilap : Tanah
Kekeresan : < 2,5
Pecahan : Even
Belahan : Tidak Sempurna
Ketahanan : Britle
Gores : Brown
Kemagnetan : Tidak Ada
Transparansi : Opaque
Nama Mineral :-
Sketsa :

Gambar 3.1 Foto 3.1


Sketsa Mineral Foto Mineral

10
11

2. Kode : LG/ MN/ 49/ 2016


Warna : White
Kilap : Mutiara
Kekeresan : < 2,5
Pecahan : Even
Belahan : Tidak Sempurna
Ketahanan : Britle
Gores : Putih
Kemagnetan : Tidak Ada
Transparansi : Opaque
Nama Mineral :-
Sketsa :

Gambar 3.3 Foto 3.3


Sketsa Mineral Foto Mineral
12

3. Kode : LG/ MN/ 03/ 2016


Warna : White
Kilap : Non- Logam ( Kilap Kaca )
Kekeresan : 2,5- 5,5
Pecahan : Sub- Conchoidal
Belahan : Tidak Sempurna
Ketahanan : Britle
Gores : Putih
Kemagnetan : Tidak Ada
Transparansi : Transparan
Nama Mineral : Kalsit
Sketsa :

Gambar 3.3 Foto 3.3


Sketsa Mineral Foto Mineral
13

4. Kode : LG/ MN/ 04/ 2016


Warna : White
Kilap : Kaca
Kekeresan : 2,5- 5,5
Pecahan : Sub- Conchoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Britle
Gores : Putih
Kemagnetan : Tidak Ada
Transparansi : Opaque
Nama Mineral : Kalsit
Sketsa :

Gambar 3.3 Foto 3.3


Sketsa Mineral Foto Mineral
14

5. Kode : LG/ MN/ 05/ 2016


Warna : Papaya Whip
Kilap : Non- Logam (Kaca)
Kekeresan : 2,5- 5,5
Pecahan : Un- Even
Belahan : Tidak Sempurna
Ketahanan : Britle
Gores : Putih
Kemagnetan : Tidak Ada
Transparansi : Opaque
Nama Mineral : Mineral Dolomit
Sketsa :

Gambar 3.1 Foto 3.1


Sketsa Mineral Foto Mineral
15

BAB IV
ANALISA

Dalam melakukan pendesripsian dilakukan dengan cara melihat


parameter- parameter yang telah ada dan alat- alat yang disiapkan seperti lup,
senter, porselen maupun HCL
Warna dapat sangat membantu pengamatan di saat melakukan penelitian,
selain itu dari bentuk dan hasil pendeskripsian mineralpun dapat diketahui bagai
mana proses pembentukan yang telah di alami oleh mineral yang telah diamati,
karna mempelajari kristal dan mineral suatu mineral pasti memiliki sifat-sifat
tertentu yang menjadi ciri khas suatu mineral dan dapat menggunakan itu semua
dalam pendeskripsian.
Saat melakukan pendesripsian kekerasan, parameter pendeskripsian
dengan cara melihat skala mohs yang berskala 1 sampai 10. Mineral yang berada
dalam kekerasan yang di tengah- tengah antara 2,5 hingga 5,5, saat melakukan
pendeskripsian biasanya mineral tersebut menggores kuku dan ada juga mineral
tersebut tidak menggores kuku bila kekerasan dibawah atau kurang dari 2,5 dan
bisa juga karena faktor kekuatan setiap orang berbeda, akan tetapi agar
pendeskripsian kekerasan mineral lebih tepat,maka dari itu dibutuhkanlah kaca
agar saat melakukan pendeskripsian sebagai tolak ukur lebih dalam mengetahui
kekerasan pada mineral tersebut. Kekerasan di dalam pendeskripsian sangat
penting karena agar melakukan pendeskripsian selanjutnya tepat, agar diketahui
nama mineral tersebut.
Penamaan mineral perlu dilakukan secara teliti. Apabila dalam
pendeskripsian mineral ada yang salah, misalkan salah dalam menentukan kilap
baik logam atau pun non logam maka dalam menentukan nama dari mineral itu
juga akan kurang tepat. Maka dari itu dengan melihat parameter hasil deskripsi
seperti warna, kilap, kekerasan, pecahan, belahan, ketahanan, gores, kemagnetan
maupun transparansi untuk melihat ciri ataupun fisik dari mineral tersebut
dilakukakan dengan teliti dan benar. Penamaan mineral kalsit terkadang sama
dengan mineral dolomit jika di reaksikan dengan hcl sama- sama bereaksi, dan di
dalam parameter pendeskripsian tergolong sama, akan tetapi salah satu yang

15
16

menjadi pembeda dari mineral kalsit dan dolomit yaitu unsur kimia dari mineral
tersebut. Mineral kalsit mempunyai rumus kimia CaCO3 Sedangkan dolomit rumus
kimianya Ca(mg) CO3 yang menjadi pembeda dari dolomit terdapat unsur mg atau
magnesium, sedangkan kalsit tidak mengandung unsur mg, sehingga kalsit dan
dolomit berbeda,
Mineral dibagi menjadi 2, mineral logam dan non- logam, dalam
menentukan mineral logam dan non-logam dapat dilihat dengan melihat parameter
pendeskripsian mineral tsb. Biasanya dalam ketahanan meleable, daktil, dan
fleksible, diindikasikan mineral tersebut logam contohnya besi, timah, emas dan
perak, karena non-logam ketahananya britle maupun sektil, dapat menjadi bubuk
dan di iris tipis contoh mineral non-logam gypsum dan mika. Saat melakukan
pendeskripsian mineral non- logam, warna pada mineral itu tidak sama dengan
warna aslinya, contohnya gypsum mempunyai warna putih, tetapi saat
pendeskripsian mineral tersebut ada warna lain seperti coklat hitam dll, hal itu
terjadi karena mineral tersebut bergesekan atau tercampur dengan mineral lain
sehingga warna asli dari mineral tersebut tidak sama dengan warna aslinya.
Dalam suatu mineral juga terdapat belahan, belahan itu ada yang
sempurna dan tidak sempurna karena disebabkan oleh ikatan – ikatan atomnya
ada yang sempurna dan tidak sempurna sehingga bila suatu atom – atom yang
menyusun mineral saling mengikat maka belahan pada suatu mineral akan
sempurna dan sebaliknya pun begitu.
17

BAB V
KESIMPULAN

Mineral adalah suatu zat padat yang terbentuk secara alamiah, mineral
juga memiliki ciri – ciri yang khas karena mineral satu dengan yang lainnya tidak
mungkin sama. Mineral mempunyai keterbentukan yang berbeda- beda yang
terbagi atas kristalisasi magma, sublimasi, sedimentasi, konsentrasi mekanik dan
residual, metamorfisme, evaporasi, hydrothermal, oksidasi dan pengkayaan
supergen dan yang terakhir metasomatisme kontak.
Untuk menentukan nama mineral, dibutuhkan parameter pendeskripsian
yang tersusun atas kode, warna, kilap, kekerasan, pecahan, belahan, ketahanan,
gores, kemagnetan, transparansi, golongan, sistem kristal dan berat jenis dalam
mineral itu.
Mineral ialah penyusun batuan, manfaat dari mineral ialah sebagai bahan
industri sebagai perhiasan, bahan bangunan, pupuk pertanian, sebagai bumbu
penyedap rasa (NaCl) Halite atau garam dapur, dll.
Perawakan kristal pada mineral adalah perawakan kristal yang terdapat
pada mineral ini dapat mengidentifikasi mineral dengan tepat dan dapat digunakan
untuk menentukan jenis mineral yang kita deskripsikan
Mineral logam adalah mineral yang jka terbias oleh cahaya baik sinar
matahari dan sinar senter atau lampu, maka mineral tersebut akan terlihat kilapnya
seperti logam. Contoh dari mineral logam adalah pyrite, magnetite, dan grafit.
Sedangkan mineral non logam adalah mineral yang terkena oleh cahaya maka
akan terlihat kilap- kilap yang terlihat dari mineral non- logam, kilap non- logam
terbagi atas beberapa bagian, diantaranya kilap intan, kaca, sutra, damar, mutiara
dan kilap tanah.

17

Anda mungkin juga menyukai