Pada saat batuan disayat mencapai ketipisan 0,03 mm maka mineral-mineral yang
tampak pada mikroskop polarisasi posisi sejajar nikol, akan relatif sesuai warna yang
sebenarnya. Sebagai contoh apabila batuan disayat dengan ketebalan lebih dari 0,03 mm,
pada mikroskop polarisasi posisi sejajar nikol maka mineral plagioklas akan tampak
berwarna warni sehingga akan menyebabkan kesalahan dalam menentukan nama mineral
tersebut, sedangkan apabila disayat 0,03 mm akan tampak berwarna putih sesuai warna
aslinya yang telah ditentukan oleh para ahli mineral.
3. Pelicinan salah satu permukaan sampel pada gerinda mesin dan hand gerinda,
penggosokan salah satu permukaan slide glass. Setelah itu ditipiskan dengan batu asah
sampai ketebalannya 0,5 cm.
4. Keping batuan ditempel pada slide glass. Sampel digerinda sampai pada ketebalan
mendekati 0,03 mm dengan mesin gerinda.
6. Pemasangan cover glass. Setelah mencapai ketipisan 0,03 mm, lalu di atas sayatan
tersebut kita Canada balsam lalu kita tutup dengan kaca penutup.
8. Pemberian kode & no. sample pemula untuk penulisan kode sayatan (misal LP1,
bagian tengah)
Pembuatan sayatan tipis dari sampel batuan kami dilakukan oleh orang yang sudah
ahli dalam membuat sayatan tipis batuan. Dari sampel sampel yang kami dapatkan, dibuatkan
5 sayatan tipis dari stasiun yang berbeda beda untuk selanjutnya dilakukan pengamatan lebih
detail di bawah mikroskop.
Pengamatan Mikroskop
Pengamatan mikroskop pada sayatan tipis batuan berdasarkan pada jenis batuan
tersebut dimana masing – masing batuan sesuai dengan klasifikasi batuan itu sendiri.
1. Kenampakan mikroskopis
a. Warna (ppl)
b. Granularitas : afantik, porfiritik dan faneritik
c. Kristalisasi : holokristalin, hipokristalin dan holohylin
d. Keseragaman butir : equigranular dan inequigranular
e. Bentuk mineral : panidiomorf, hipidiomorf dan alotriomorf
2. Deskripsi mineral dan massa dasar
a. Deskripsi mineral : warna, pleikroisme, indeks bias, relief, bentuk, belahan,
tekstur, zoning dan warna interferensi.
b. Deskripsi massa dasar : warna, bentuk, warna interferensi, tentukan jenis
massa dasar seperti mikroklit plagioklas, gelas dan mineral lain.
3. Menetukan jenis dan nama batuan dengan klasifikasi Streckeisen (1978)
c. Jenis semen
1) Lempung (isotrop)
2) Oksidasi besi (reddish)
3) Karbonat (warna interferensi)
4) Silika (colourles)
d. Grain morphology
1) Roundness : well roundness – very angular
2) Spericity : low, medium, dan high
e. Sorting & kemas
1) Well sorted atau poorly sorted
2) Grain supported atau matrix supported
2. Deskripsi fragmen dan matriks
a. Mineral : warna dan warna interferensi
b. Grain : warna dan bentuk
c. Matriks : warna dan warna interferensi
3. Menentukan jenis dan nama batuan menggunakan klasifikasi Pettijohn (1975)
Petrografi batugamping
http://repositori.kemdikbud.go.id/8914/1/BATUAN-X-2.pdf
https://www.academia.edu/8988260/SAYATAN_TIPIS_Thin_Section_