MUH.FADHIL ADRIAN
D111 20 1087
GOWA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat dan rahmatnya penulis
bisa menyelesaikan tugas Laporan Mineralogi. Shalawat serta salam tidak lupa selalu
haturkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
Laporan Mineralogi ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu pembuatan selama proses
penulisan Laporan Mineralogi ini hingga Laporan Mineralogi . Penulis juga berharap
semoga Laporan Mineralogi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Tak
lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan Laporan ini, karena pada dasarnya penulisan adalah
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL LAPORAN
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
2.1 Mineral.......................................................................................................3
4.2 Pembahasan.............................................................................................19
iii
BAB V PENUTUP........................................................................................25
5.1 Kesimpulan...............................................................................................25
5.2 Saran.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Sistem kristal mineral…….…………………………………………………………….…….5
…..13
14
deskripsi…………………………………………………………………………...17
Kuarsa………………………………………………………………………………….19
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
0
BAB I
PENDAHULUAN
Mineral di bumi ini ada yang tersusun dari satu macam mineral dan ada yang
tersusun oleh beberapa macam mineral. Mineral yang menyusun mineral ini ada yang
masih alami seperti waktu terbentuk, tetapi ada juga yang sudah mengalami
metamorfisme atau perubahan menjadi mineral lain. Perubahan mineral ini biasanya
dikarenakan adanya pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga mineral
dasar akan berubah menjadi mineral lain yang lebih stabil (Sapiie dkk, 2006).
memiliki kilap logam , dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik. Dengan pengetahuan tentang mineral non-logam saya dapat mengetahui
dan mempelajari contoh mineral non-logam yang biasa kita jumpai dalam sehari-hari
kita juga dapat mengetahui bentuk fisik dan kimiawi dari mineral non-logam terdapat
ciri ciri fisik yang kita dapata analisis yaitu: pecahan, belahan, kilap, cerat,dan tenacity
(Haidar, 2014).
dengan volume yang dimiliki oleh mineral tersebut. Massa jenis suatu mineral
pertambangan, hal ini dikarenakan dengan mengetahui massa jenis suatu mineral,
maka kita juga dapat mengetahui jenis mineral tersebut. Selain itu, dengan
mengetahui massa jenis suatu mineral kita dapat mengetahui letakmineral tersebut di
1
dalam bumi, karena semakin dalam letak suatu mineral dalam perut bumi, maka massa
Praktikum kali ini mengenai massa jenis mineral, dimana diberikan beberapa
mineral kemudian mendeskripsikannya berdasarkan sifat fisik dari mineral itu dan juga
lebih fokus pada massa jenis mineralnya tempat dilakukannya praktikum ini berada di
2
BAB II
2.1 Mineral
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. The
tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam
keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang telah diketahui. Senyawa
didefinisikan sebagai suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki struktur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern
klasifikasi.
Mineral bersifat alami terdiri dari zat anorganik dan tersusun dari dan
tersusun dari atom-atom, baik satu unsur kimia atau beberapa unsur yang berbeda.
Ada lebih dari 4.000 mineral yang berbeda, dan masing-masing dibedakan dengan
3
Identifikasi mineral dan penamaan suatu mineral kuncinya terletak dalam deskripsi
sifat sifat mineral, identifikasi sifat mineral dapat dilakukan baik secara megaskopis
memberikan definisi sebagai berikut: "mineral adalah elemen atau senyawa kimia
yang biasanya berbentuk kristal dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi"
(Price, 2005).
Beberapa mineral , ada yang mempunyai sifat sangat khas artinya tidak
semua mineral memiliki sifat ini, sifat demikian disebut sebagai sifat diagnostik,
sangat berguna dalam mengidentifikasi mineral yang tidak dikenal. Mineral halit,
misalnya, memiliki rasa asin, karena sangat sedikit mineral yang mempunyai sifat
asin ini, sehingga rasa asin dianggap sebagai sifat atau properti diagnostik dari
Halit. Sifat atau properti lain dari mineral tertentu dapat bervariasi di antara sample
tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
kristalnya juga akan terganggu. Secara umum bentuk kristal dibagi menjadi 2, yaitu
kristal isometrik dan non isometrik. Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal
Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau
keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur
4
Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom yang
5
susunan kristalnya. Berat jenis (BJ atau G) atau densitas (density) mineral terutama
ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya. Berat jenis (G) dapat
berubah jika suhu dan tekanan berubah, karena kedua faktor itu menyebabkan
mineral memuai, atau mengerut. Oleh karena itu, mineral yang berkomposisi kimia
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh warna
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral
(scratching). Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga
yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Mohs.
6
Sebagai perbandingan dari skala maka diberikan kekerasan dari alat penguji
Paku 5,5
Kikir Baja 6,5 – 7
Tabel 2.2.1Alat penguji kekerasan
7
2.2.5 Kilap (luster)
suatu mineral. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap
sutera, kelap resin, dan kilap tanah. Hal ini akan tergantung pada kualitas fisik
permukaan (kehalusan dan trasparansi). Kilap logam, kilap ini memberikan kesan
seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral
yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti Emas, Galena, Pirit, Kalkopirit.
Warna mineral dalam bentuk bubuk disebut goresan atau cerat, sering
berbagai sampel, tetapi ceratnya biasanya berwarna konsisten. Tidak semua mineral
menghasilkan cerat ketika digosokkan pada pelat goresan. Streak atau cerat juga
dapat membantu membedakan antara mineral dengan kilap logam dan mineral
dengan kilap non-logam. Mineral logam umumnya memiliki cerat gelap, sedangkan
8
mineral dengan kilau non-logam biasanya memiliki cerat berwarna terang (Noor,
b. Mudah ditempa, dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis, seperti pada
c. Dapat diiris, dapat diris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh mineral
Gipsum.
patah dan sesudah bengkok kembali lagi seperti semula, contoh mineral
Talk, Selenit.
9
e. Elastis, berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
mineral Muskovit.
2.2.8 Kemagnetan
feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik,
yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Apakah mineral mempunyai sifat magnetik
atau tidak kita gantungkan pada seutas tali atau benang sebuah magnet, dengan
sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat
dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical
(Wilson, 2010).
Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu sifat fisika dari suatu benda yang
pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaski massa
dengan medan gravitasi. Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat
di bumi dapat mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini
dapat diterima untuk benda-benda yang berada di bulan, mak berat benda tersebut
akan lebih kecl dan lebih mudah diiangkat namun massanya tetaplah sama.
seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa
berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang
10
beraturan misalnya kubus, silinder, balok, limas, kerucut, dan bola. Benda yang
tidak beraturan misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk
Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi
oleh tempeteratur. Semakin tinggi temperatur, maka kerapatan suatu zat semakin
volume suatu zat memiliki hubungan yang berbanding terbalk (Tipler, 1996) :
m
ρ=
v
Keterangan :
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa
maupun volume zat, tetapi bergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu zat yang
sejenis selalu mempunyai massa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m 3
atau gr/cm3, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa asama yang memiliki massa jenis lebih
11
Satuan massa adalah kg atau gram dan satuan volume m 3 atau cm3
sehingga satua massa jenis adalah kg/m 3 atau g/cm3. Massa jenis merupakan ciri
khas benda. Setiap benda yang sejenis memiliki massa jenis yang sama dan setiap
benda yang berlainan jenis memiliki massa jenis yang berbeda. Beberapa mineral
yang sama dapat memiliki massa jenis yang berbeda. Fenomena ini bisa terjadi
karena adanya pengotor yang ikut terikat dalam mineral tersebut. Pada dasarnya
massa jenis juga dapat digunakan sebagai ukuran dalam mendekripsi sebuah
mineral. Massa jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui massa dan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terlepas dari benda. Misalnya,
air untuk mandi dan minum, udara untuk bernapas, dan pakaian untuk menutup
badan. Benda-benda itu merupakan zat, yaitu sesuatu yang memiliki massa dan
sebagai zat maka sesuatu itu bukan zat. Misalnya, nyala api, cahaya, dan panas. Zat
dapat berwujud padat, cair, atau gas. Tiap zat mempunyai sifat berbeda. Zat yang
jenisnya sama akan mempunyai sifat yang sama. Misalnya, massa 5 Liter air murni
di suatu tempat sama dengan massa 5 Liter air. murni di tempat lain emas murni
500 gram di suatu tempat volumenya sama dengan volume 500 gram emas murni
di tempat lain. Sebaliknya, massa 1 Liter air murni tidak sama dengan massa 1 Liter
minyak tanah sebab kedua zat itu berbeda jenisnya. Dua besaran, yaitu massa dan
volume dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan karakteristik suatu benda.
Jika kedua besaran itu saling dibandingkan maka akan diperoleh sebuah nilai yang
merupakan ciri khas dari benda tersebut. Angka ini akan berbeda untuk tiap jenis
benda.
12
Para ahli geologi memanfaatkan sifat benda terapung, melayang dan
teggelam di dalam zat cair. Benda yang terapung berarti massa jenisnya lebih kecil
daripada massa jenis zat cair. Benda melayang berarti massa jenisnya sama dengan
massa jenis zat cair. Sedangkan benda yang tenggelam berarti massa jenisnya lebih
massa jenis batuan. Makin ke dasar bumi, maka massa jenis batuan-batuan bumi
memiliki massa jenis 2.700 kg/m3. Batuan dari vulkanik lebih besar lagi karena
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
3.1.1 Alat
1. Bukul Literatur
14
Gambar 3.1.2 Gelas Ukur piala 1000 ml
4. Pipet Tetes
Pipet tetes digunakan memindahkan air dalam parameter yang lebih teliti.
5. Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat semua hasil yang didapatkan dari
praktikum.
15
Gambar 3.1.5 Alat Tulis
6. Handphone
3.1.2 Bahan
1. Sampel Batuan
16
Gambar 3.2.2 Gelas piala berisi aquades
3. Lembar Deskripsi
Percobaan kali ini kami melakukan pengamatan langsung pada mineral yang
17
3. Menuang aquades ke dalam gelas piala dengan volume tertentu kemudian
catat volumenya.
pertambahan volumenya.
5. Jika volume kurang jelas, maka pindahkan aquades ke gelas ukur hingga
volume pada gelas piala sama sebelum sampel dimasukkan. Catat volume
gelas ukur.
18
BAB IV
Berikut adalah tabel perbandingan nilai massa jenis mineral yang didapat melalui
4.2 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini kita membahas tentang penentuan massa jenis dari suatu
mineral. Setiap mineral memiliki massa jenis yang berbeda-beda dengan jenis
mineral. Berikut adalah penjelasan tentang deskripsi dan massa jenis mineral yang
19
4.2.1 Sampel 01
Sampel 01 adalah Mineral kuarsa memiliki sifat fisik mineral yang dapat
dilihat dari warna segarnya berwarna putih dan warna lapuknya berwarna coklat,
memiliki kilap kaca (vitreous luster), tidak memiliki belahan dan pecahan konkoidal,
memiliki cerat dengan warna putih, memiliki kekerasan tujuh. Mineral ini disebut
dengan Quartz dengan komposisi mineral SiO 2. Mineral ini terbentuk pada semua
suhu permukaan mineral. Kegunaan mineral ini dipakai dalam produk elektronik,
gr/cm3,sedangkan massa jenis yang aslinya yaitu 2,424 gr/cm3. Hasil yang
didapatkan sama dengan massa jenis aslinya ini, sehingga dapat dikatakan dalam
percobaan kami hasil persentase kesalahannya adalah nol atau dapat dikatakan
4.2.2 Sampel 02
Sampel 02 adalah Mineral Kalsit dengan komposisi mineral CaCO3. Mineral ini
dapat dibuktikan dengan sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna segar berwarna
putih dan warna lapuknya berwarna coklat, termasuk kilap kaca (vitreous luster),
20
memiliki belahan satu arah dan sempurna (perfect) dan pecahan yang konkoidal,
memiliki cerat berwarna putih dengan kekerasan lebih dari tiga (>3). Mineral ini
terbentuk ketika batu kapur dikenai panas dan tekanan. Kegunaan mineral ini
sebagai bahan konstruksi seperti lantai atau ubin, pagar, semen, dan beton. Mineral
Percobaan dalam praktikum ini, didapatkan massa jenis yaitu 2,85 gr/cm3,
sedangkan massa jenis yang aslinya yaitu 2,7 gr/cm3. Hasil yang didapatkan
berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan karena adanya tidak akurat
4.2.3 Sampel 03
Sampel 03 ini, terdapat sebuah mineral yang memiliki warna segar yaitu
abu-abu kekuningan serta warna lapuknya yaitu hitam kecoklatan. Mineral ini
mempunyai kilap yaitu kilap logam seperti mineral logam lainnya, mempunyai
pecahan uneven dan belahan sempurna 3 arah. Mineral ini memiliki warna cerat
21
hitam kehijauan. Tingkat kekerasannya yaitu 5,5-6 dalam skala mohs. Tenacity dari
mineral ini yaitu rapuh. Kaolin dengan komposisi kimia FeS 2. Golongan mineral ini
yaitu Sulfida. Mineral ini bernama Pirit. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik,
sehingga tidak dapat ditarik oleh suatu medan magnet bila magnet tersebut
ditempelkan pada mineral Pirit. Mineral ini terbentuk pada suhu tinggi dan
keterdapatannya bisa dalam batuan beku, metamorf, dan sedimen walaupun dalam
jumlah yang sedikit. Digunakan untuk produksi sulfur dioksida, industri kertas,
sebagai cermin, sebagai batu hias, dan sebagai perhiasan seperti cincin, kalung dan
gelang.
Praktikum kali ini, didapatkan massa jenis yaitu 4,515 gr/cm3, sedangkan
massa jenis yang aslinya yaitu 5,02 gr/cm3. Hasil yang didapatkan berbeda dengan
massa jenis aslinya ini disebabkan karena adanya tidak akurat dalam melakukan
4.2.4 Sampel 04
22
Sampel 04 adalah Mineral Magnetit memiliki warna segar hitam dan warna
lapuk cokelat. Mineral Magnetit merupakan kilap damar dan memiliki belahan tiga
arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih dengan jenis pecahan adalah konkoidal.
Kekerasan pada mineral ini berkisar antara 6,5-7 dengan sifat kemagnetan adalah
dan terbentuk pada suhu sekitar 800 – 900 oC.Magnetit terdapat pada formasi besi
lapisan sedimen dan biasa pula terdapat pada batuan beku dan metamorf. Magnetit
digunakan untuk petunjuk sejarah magnet bumi pada beberapa jenis batuan
sejarah perubahan medan magnet bumi hanya dari orientasi mineral ini dan juga
Praktikum kali ini, didapatkan massa jenis yaitu 4,86 gr/cm3, sedangkan
massa jenis yang aslinya yaitu 7,2 gr/cm3. Hasil yang didapatkan berbeda dengan
massa jenis aslinya ini disebabkan karena adanya tidak akurat dalam melakukan
23
pengukuran sehingga terjadinya kesalahan dalam praktikum yang menyebabkan
4.2.5 Sampel 05
(Si2O5). Mineral ini dapat dibuktikan dengan sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna
segar berwarna hijau dan warna lapuknya berwarna coklat, termasuk kilap non
logam. Mineral ini memiliki belahan satu arah dan pecahan yang konkoidal, memiliki
cerat berwarna putih dengan kekerasan lebih dari enam (>6). Mineral dalam
kelompok ini dibentuk oleh supentinasi dan transformasi, ditemukan pada batuan
beku tapi sering pada mineral. Kegunaan mineral ini sebagai batu hias. Percobaan
dalam praktikum ini, didapatkan massa jenis yaitu 2,738 gr/cm3, sedangkan massa
24
BAB V
PENUTUP
.1 Kesimpulan
berapa massa dan volume mineral tersebut. Massa mineral dapat diukur
Selisih antara volume awal dengan akhir akuades merupakan volume mineral
2. Massa jenis yang didapat pada setiap stasiun untuk setiap mineral bervariasi
.2 Saran
untuk dideskripsikan dan waktu yang diberikan untuk mendeskripsikan mineral lebih
25
26