PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Dasar filosofis
kemakmuran rakyat”.
Dari rumusan pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945 tersebut secara
“Bumi”, dalam hal ini lahan untuk permukaan bumi, termasuk juga
badan bumi; b) “air”, dalam hal ini air dipermukaan dan air bawah
hal ini adalah bahan galian tambang; kesemuanya ini “dikuasai” oleh
“Kuasa Pertambangan”.1
1 Sumber : Tim Kompilasi Bidang Hukum Kontrak Karya, BPHN - Departemen Kehakiman dan HAM RI, Tahun 2002.
1
2. Dasar Sosiologis
2 Sumber : Agenda 21 Sektoral, Agenda Pertambangan untuk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan.
2
1. Keterlibatan lembaga masyarakat seperti pemuka masyarakat,
pengalaman.
3. Dasar Yuridis
a. Pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945 : “Bumi dan air dan kekayaan
Pertambangan.
3
d. Kewajiban reklamasi pada hakikatnya adalah kewajiban pelestarian
e. Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 18 ayat (1) Undang Undang Nomor 23
4
c. RPP ini nantinya dapat membuktikan bahwa sebenarnya apa-apa
5
pengusahaan pertambangan sebelum mulai aktifitasnya terlebih
6
2. Dengan Naskah Akademik ini bertujuan untuk :
D. Metode Pendekatan
7
E. Organisasi
4. Ainur Rasyid, SH
5. Jevelina Punuh, SH
6. Artiningsih, SH
7. Melok Karyandani, SH
2. Wiwin Mardiani, SE
Pengetik : 1. Wagino
2. Syahriah
8
BAB II
1. Istilah
dalam tanah.
2. Kegiatan Pertambangan
9
Izin Peninjauan (SKIP), Surat Izin Peninjauan Pendahuluan (SIPP),
modal, tenaga ahli, deposit yang tersedia, kadar yang diperoleh, harga
jualnya, pemasarannya.
akan terjadi.
10
Kegiatan Tidak Langsung (penunjang): seperti perumahan, pelabuhan,
Oleh karena itu perlu diatur atau dilegalkan secara hukum agar pelaku
Beracun (B3). Disamping itu, bila perlu diatur kewajiban pelaku usaha
3. Penutupan Tambang
yang mengambil bahan galian dari dalam bumi seperti bijih, logam,
11
sebagian disebabkan karena wilayah penambangan sudah selesai
area) dan apabila hanya sebagian wilayah yang masih aktif perlu
12
Disamping hal tersebut di atas, dalam penutupan tambang ini, yang
penambangan.
4. Reklamasi
Pertambangan ini dapat kita bedakan menjadi dua yaitu ; Lahan yang
13
digunakan secara langsung untuk kegiatan pertambangan dan Lahan
14
Perlu adanya koordinasi dengan Departemen Kehutanan mengenai
tersendiri.
direboisasi.
Melalui usaha, dalam hal ini dibebankan biaya yang sangat besar, hal
5. Pasca pertambangan
15
pengertiannya sangat sempit, pengertian semacam ini hampir sama
bebas dari penguasaan dari pemberi izin jadi sudah tidak ada
hubungan hukum lagi dengan pelaku usaha karena itu untuk keperluan
usaha.
menyelesaikannya.
16
B. Inventarisasi dan Analisis terhadap Peraturan Perundang-undangan
yang terkait dengan Penutupan dan reklamasi tambang serta pasca
pertambangan
kekeluargaan”.
kemakmuran rakyat”.
Dapat terbaca, bahwa Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 mengatur tentang
produksi yang penting bagi negara atau yang menguasai hajat hidup
17
orang banyak (Pasal 33 ayat (2) UUD 1945), maupun atas
berikut :
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh
banyak, boleh ada dalam tangan orang perorangan ", "Bumi, air dan
18
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat" (Berita Negara
Mengingat angka (1) dan Penjelasan Pokok Pikiran huruf (B.1) hanya
atas Ayat (3) Pasal 33 atau harus atas seluruh Pasal 33 UUD 1945.
kekayaan alam, atau atas sumber daya alam lain selain tanah, masih
yang terkandung di dalam bumi dan air oleh Negara, boleh juga berarti
19
diakui", akan tetapi UNDANG UNDANG KEHUTANAN telah
lanjut.
4 Lihat Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
20
apabila barang tambang, termasuk minyak dan gas bumi, atau
energi gas alam, maka begitu sudah tergali dan telah menjelma
dari hukum adat (vide pasal 3 UU No. 5 Tahun 1960 ) masih dapat
diakui.
lapangan.
21
berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh
Pasal 4
ayat (1) : Atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang
Ayat (2) : Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1)
dalam hal pemegang hak atas tanah (hak milik, hak guna
22
pemegang izin pertambangan/kuasa pertambangan mengalami
pertambangan.
23
wewenang yang bersumber dari padanya tidaklah mengenai
Kesimpulan
33 UUD 1945.
24
oleh Peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
sebagai berikut :
kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka marga satwa), kecuali
25
pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lain yang menunjang budi
daya.5
(taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam) dengan
kawasan.6
5 Lihat Pasal 17 ayat (1) dan (2) dan Pasal 19 ayat (1), UU No. 5 Tahun 1960.
6 Lihat pasal 31 ayat 1 dan 2 dan pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 UU No. 5 tahun 1960
26
4. Undang-undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Jo.
Undang-undang 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
meliputi:7
b. pertahanan;
c. keamanan;
d. yustisi;
f. agama.
27
dengan “kriteria eksternalitas” dalam ketentuan ini adalah
diperoleh”.
untuk Daerah”.
28
tahapan usaha pertambangan, sepanjang memenuhi kriteria
29
Bahkan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1976 menegaskan bahwa :
a. Bila terjadi penggunaan tanah yang tidak dapat dicegah maka hak
meliputi suaka alam dan hutan wisata (taman wisata dan taman
baru).
ayat (1) :
pada ayat (1) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta
DPR”.
30
Dengan demikian berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan
31
merupakan dorongan untuk menemukan pola pertambangan yang
d. Pasal 50 ayat (3) huruf (g) tentang larangan bagi setiap orang untuk
Pasal 50 ayat (3) huruf (g) dengan pidana penjara paling lama 10
milyar rupiah).
32
pemanfaatan hasil hutan. Oleh sebab itu, pengaturannya diatur tersendiri
pertambangan.
33
BAB III
A. UMUM
Asas adalah sesuatu yang mengawali atau yang menjadi permulaan dari
asas itu adalah dasar suatu kaidah yang akan dibentuk. Asas-asas ini
yang ketat dengan persaingan usaha, terutama di era globalisasi saat ini.
9 Sekretariat Pengembangan Kebijakan Nasional, BAPPENAS, ”Penerapan Tata Kepemerintahan yang Baik”,
Desember 2005, hal.2.
34
pertambangan, yang akan diatur dalam bentuk kebijakan “Peraturan
Pemerintah”.
dikaji secara mendalam asas-asas hukum apa yang secara tepat dapat
landasan, asas hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya
10 Theodore M Bendit, Law as Rule and Principle, Problems of Legal Philosphy, Standford University Press, Stanford,
California, 1978, hal 74.
11 Lihat Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya Bhakti, Bandung, Cetakan V, Tahun 2000, hal.45.
12 Lihat GW Paton, Textbook of Jurisprudence, Oxford University Press, London, 1964, hal.204.
35
sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang karena
hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-asas hukum yang ada
13 GW Paton, ibid.
14 Lihat Satjipto Rahardjo, op.cit, hal.47.
36
1. Asas Pengayoman
2. Asas Kemanusiaan
3. Asas Kebangsaan
4. Asas Kekeluargaan
5. Asas Kenusantaraan
7. Asas Keadilan
37
pertambangan, maka perlu digali asas-asas hukum apa yang secara
adalah :
1. Asas Keadilan
dalam bentuk :
38
a. Keadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada tiap-
tiap orang jatah atau hak menurut jasa yang mereka perbuat. Jadi
bagi setiap orang haruslah sama, begitu juga perlakuan untuk kasus
tidak pandang bulu dalam menghadapi siapa saja atau kasus apa saja,
15 Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2001, hal.53.
39
yang dalam hal ini dalam pembuatan kebijakan haruslah tersermin
Dalam hal ini harus selalu dilakukan penilaian tingkat efisiensi dan
40
pemborosan dana).16Atau dapat dikemukakan disini bahwa asas
Peraturan Perundang
4. Asas Akuntabilitas
16 Tri Hayati, Modul Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Jakarta : 2006, hal.. 60.
17 Ibid, hal. 62.
41
publik akan memiliki dampak yang menguntungkan atau merugikan,
5. Asas Profesionalitas
42
Tanpa diterapkannya asas profesionalitas, maka akan menyebabkan
dan materi muatan yang akan diatur, sehingga materi muatan yang
akan diatur menjadi tepat dengan jenis peraturan yang akan dibuat.
18 Ibid., Hal.64
43
tambang serta pasca pertambangan, haruslah dapat memberikan
pertambangan;
Pemerintah.19
19 Ibid, hal 54
44
Dengan perkataan lain, asas kepastian hukum menghendaki
dasar sistem hukum yang berlaku. Asas kepastian hukum ini tidak
45
7. Asas Keadilan Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan
yang diperbuatnya.20
20 Safri Nugraha, et.all, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2005, hal.47.
46
sementara dari sisi masuyarakat tidak menuntut hak secara
47
perumusan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dibidang
a. Respect and care for the community life : yaitu sebagai suatu
maupun yang akan ada dan tidak dianggap sebagai komunitas lain,
bangsa Indonesia;
segala aspek.
berkelanjutan;
21 Bambang Prabowo Soedarso, “Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam RUU Minerba”, Seminar RUU Minerba,
Jakarta : April 2006, ha.11-12.
48
dapat diperbaharui sulit penggunaannya secara berkelanjutan.
dukung bumi;
berkelanjutan dan oleh karena itu informasi tentang hal ini akan
49
dan berkelanjutan dengan dibarengi usaha untuk mengembangkan
pelestarian lingkungan.
50
pengusaha tambang serta masyarakat untuk merencanakan dan
51
mengambil kebijakan hendaknya berpijak pada asas ini. Adapun yang
52
10. Asas Perlindungan Lingkungan
kelestarian.
berukuran sangat besar dan tidak dapat direklamasi pada masa akhir
53
timbul sikap yang lebih positif dan mendalam pihak-pihak yang
lingkungan.
hak atas sumber daya alamnya. Tidak jarang juga terjadi pelanggaran
maka hak-hak adat yang notabene adalah bagian dari hukum adat
23 Sumber : Agenda Pertambangan untuk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan, Agenda 21 Sektoral,
hal.94.
54
pertambangan hak-hak adat ini perlu diakomodasikan secara
memadai.
harus terbuka sehingga dapat diakses oleh publik. Dalam hal ini
24 Ibid., hal.65.
55
terakomodir di dalamnya. Prinisip keterbukaan ini juga dianut di dalam
Salah satu asas hukum yang penting dalam perumusan aturan RPP
daerah).
56
BAB IV
1. Penutupan tambang
11/1967):
penutupan tambang.
57
Penutupan tambang mencakup tahapan kegiatan sebagai berikut:
pengembalian lahan.
tetap.
2. Reklamasi tambang
58
aktivitas pertambangan. Kegiatan reklamasi tambang meliputi hal-hal
3. Pasca pertambangan
sosial-budaya.
59
4. Pengembangan Masyarakat (community development)
60
Kegiatan penutupan tambang, reklamasi dan pasca pertambangan
- penonaktifan tambang
- sosialisasi
- pemantauan lingkungan
- audit lingkungan
- pasca pertambangan
61
b. Jaminan penutupan tambang, reklamasi dan pasca pertambangan.
c. Jadwal pelaksanaan.
daya setempat.
62
penyuluhan dan sebagainya (Indonesia Center for Sustainable
Development, 2004).
63
d. Transformasi tenaga kerja, meliputi tenaga kerja tetap dan tenaga
(sustainable development).
27 Lihat Pasal 1 angka 3, 7, 12, 14, 16, 17, 18, 20, 21 dan 23, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan Hidup.
64
kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia
peruntukannya.
65
dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
kegiatan.
66
6. Reklamasi dan jaminan reklamasi
berikut:
reklamasi.
67
a. Pengembalian wilayah Kuasa Pertambangan kepada negara.28
28 Lihat Pasal 12, 24 ayat 1 butir b, Undang-Undang nomor 11 tahun 1967; Pasal 43 nomor 32 tahun 1969; Peraturan
Pemerintah nomor 75 tahun 2001.
29 Lihat Pasal 24 ayat 3, Undang-Undang nomor 11 tahun 1967.
30 Lihat Pasal 46 ayat 4 dan 5; Peraturan Pemerintah nomor 75 tahun 2001.
31 Lihat Pasal 26 ayat 1 Keputusan Mentamben nomor 1211.K/008/M.PE/1995.
32 Lihat Pasal 29 ayat 1, 2 dan 3 Keputusan Mentamben nomor 1211.K/008/M.PE/1995.
33 Lihat Pasal 28 Undang-Undang nomor 23 tahun 1997.
34 Lihat Pasal 29 ayat 1, 2 dan 3 Surat Keputusan Mentamben nomor 1211.K./008/M.PE/1995
68
tersebut dalam rekening perusahaan yang bersangkutan di suatu
reklamasi.
- penataan lahan
- penanaman (revegetasi)
- pemeliharaan tanaman
- kualitas air
69
- kualitas tanah
- kualitas udara
berikut:
70
c. Dana jaminan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) tidak
reklamasi.
a. Fisik
- penataan lahan
- penanaman (revegetasi)
- pemeliharaan tanaman
- kualitas air
- kualitas tanah
71
- kualitas udara
b. Nonfisik
pertambangan)
72
- pemantauan lingkungan : 5 (lima) tahun.
pertambangan.
73
ini, dapat berupa pelanggaran syarat administratif sampai dengan
ketentuan tersendiri.36
C. Ketentuan penutup
tambang, baik kondisi fisik mau pun nonfisik, ikhtisar seluruh hasil
74
kegiatan penutupan tambang dan pemenuhan standar minimum
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebelumnya.
2. Materi pokok yang akan diatur dalam RPP tentang Reklamasi dan
76
Jaminan Pasca Pertambangan, Pengawasan, Pemantauan,
Hutan Lindung.
a. Hak adat adalah bagian dari hukum adat yang harus dilindungi
77
c. Hutan Lindung, yang pada pengaturannya apabila menjadi lokasi
Pertambangan.
Sebagai itikad baik dari kedua belah pihak, antara pemerintah selaku
78
aturan yang disepakati bersama (subsequente) atau berdasarkan
usaha dan stake holder harus memiliki rasa tanggung jawab untuk
Hubungan Masyarakat.
79
kemandiriannya. Misalnya pengembangan swadaya masyarakat,
sebagainya.
tersebut bukan hanya tanggung jawab pelaku usaha saja akan tetapi
80
7. Bahwa hak-hak yang dialihkan oleh perusahaan pertambangan
rumah sakit, jalan, jembatan timbang, sarana oleh raga, dsb) tidak
B. REKOMENDASI
81
3. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap pelaku
sektoral.
82
NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG
PENUTUPAN DAN REKLAMASI TAMBANG SERTA PASCA PERTAMBANGAN
DIBAWAH PIMPINAN :
DR.IBR.SUPANCANA, SH.MH.
83
84