A. PENDAHULUAN
1. POKOK BAHASAN:
a. Terminology lingkungan, sejarah kepedulian lingkungan,
kelembagaan, sampai ke filosofi lingkungan
b. AMDAL sebagai perangkat untuk merencana sampai dengan memonitor dan evaluasi
pembangunan yang berdampak sangat besar dari sudut pandang sustainable development.
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 Tentang : Jenis Rencana
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup)
c. UKL-UPL Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan (UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP)
d. Dampak teknis dari konstruksi bangunan sipil yang harus menjadi perhatian sejak awal mengingat
dampaknya dapat berakobat untuk pihak internal (bangunan itu sendiri) atau pihak eksternal yaitu
yang bukan dari bagian pembangunan itu sendiri.
4. KELEMBAGAAN INTERNASIONAL
a. Wakil Swedia pada 28 Mei 1968 menyarankan ke PBB agar ada konferensi internasional ttg
lingkungan hidup.
b. Dalam Strategy Pembangunan International bagi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke 2’ pada 1
Juni 1970 PBB menyerukan penanggulangan kemerosotan kualitas lingkungan.
c. STOCKHOLM (1972) Pada 5-16 Juni 1972 diadakan United Nation Confrerence on the Human
Environment di Stockholm diikuti 113 negara, dan tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai ‘Hari
Lingkungan Hidup Sedunia’.
d. WECD Pada Desember 1983 Sidang Umum PBB No. 38/161 dibentuk World Commission on
Environment and Development (WECD) dan Indonesia termasuk duduk dalam WECD yang
sekretariatnya di Geneve.
e. Rio (1992) Pada 3 -14 Juni 1992 Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro sbg
peringatan 20 thn Konferensi Stockholm 1972. Konferensinya disebut: United Nation
Conference on Environment and Development (UNCED) diikuti 177 kepala Negara dan wakil
pemerintah.
f. Rio+10 (2002)
g. Rio+20 (2012)
h. Konvensi Indonesia juga telah menandantangani, meratifikasi dan menyetujui berbagai perjanjian
lingkungan multilateral,
5. AGENDA 21 INDONESIA
6. PROTOKOL KYOTO
Ide dasar:
Negara-negara industri mengurangi minimal 5% atau seperti
keadaan 150 thn yg lalu dari tingkat emisi 1990 menjelang
2008-2012
Mengapa:
Pada 1850 ketika revolusi industri mulai konsentrasi gas rumah
kaca (grk) penting CO2 diatmosfer adlh 290 ppmv (part per
million by volume). Thn 2000 telah 350 ppmv dan 2100 akan jadi
580 ppmv dengan kenaikan temperature bumi 4,500 C, bila
konsumsi energi tetep spt sekarang,
7. KONSEP DAN HUKUM LINGKUNGAN
a. Konsep
1) Egoisme etis
Dalam egoisme etis yang dianggap relevan secara hakiki dalam
pertimbangan moral ialah dan hanyalah si pelaku moral (moral
agent).
2) Humanisme
Dalam humanisme, yang mempunyai wilayah moral patiency yang
lebih luas dari egoisme etis.
3) Vitalisme
Dalam vitalisme, lingkungan alam dalam hal ini makluk hidup
lainnya telah menjadi perhatian mengingat sesama makluk
mempunyai rasa yang sama dalam menikmati enak, sakit dll.
4) Altruisme planeter
Mengingat dari ketiga etika tersebut masih mungkin
ditingkatkan etika baru yang mana dalam paradigma ini bahwa
apa saja yang memiliki relevansi moral secara hakiki, tidak
hanya yang insani, hewani dan nabati tetapi juga pengada-pengada ragawi.
b. Hukum
Di Indonesia dengan Hukum Tata Lingkungan dengan asas,
yaitu principe of:
• legal security: kepastian hukum
• proportionality: keseimbangan
• equality: kesetaraan
• carefulness: kecermatan
• motivation: motivasi akan kepeutusan pangreh
• nonmisuse of competence: tak mencampur adukkan
wewenang
• fairplay: permainan layak
• reasonbleness: keadilan dan kewajaran
• meeting raised expectation: menanggapi harapan
yang ditimbulkan
• undoing the consequences of an annuled decession:
meniadakan akibat keputusan yang batal
• protecting the personal way of live: perlindungan
atas pandangan hidup
• wisdom or sapientia: kebijaksanaan
• public service: penyelenggaraan kepentingan umum
B. AMDAL
Dalam konsep Amdal akan selalu dibahas untuk ketiga hal masalah yaitu Geofisik-kimia, Biotis
dan Sosial ekonomi budaya serta kesehatan masyarakat.
1) Usaha-usaha yang diperkirakan berdampak penting
adalah:
• Pengubahan bentuk dan bentang alam
• Eksploitasi sda terbarui maupun tak terbarui
• Proses dan kegiatan yg merusak sda.
• Proses dan kegiatan yg berdampak sosial dan budaya.
• Proses dan kegiatan yg berdampak kawasan konservasi
sda dan atau cagar budaya.
• Introduksi jenis tumbuhan , jenis hewan dan jasad
renik.
• Pembuatan dan penggunaan bahan hayati maupun
nonhayati.
• Penerapan teknologi
• Kegiatan yg beresiko tinggi pd pertahanan negara.
2) Dampak penting ditentukan oleh:
• Jumlah manusia yang terkena dampak
• Luas wilayah penyebaran
• Lama dampak berlangsung
• Intensitas dampak
• Banyaknya komponen lingkungan terkena dampak
• Sifat kumulatif dampak
• Reversibelitas dampak (terpulihkan atau tidak)
3) Sifat kerusakan lingkungan (Emil Salim, 1993)
a. Perubahan lingkungan dimasa lampau berjalan lamban
sehingga kehidupan di bumi dapat menyesuaikan diri
dengan evolusi perubahan ini. Contoh: kenaikan suhu bumi akibat efek rumah kaca, banjir
akibat penggundulan hutan dll.
b. Kerusakan lingkungan bersifat global melewati batas negara.
Contoh: Pelumpuran sungai di India menyebabkan banjir di Bangladesh. Pencemaran di pantai
timur Sumatra atau di pantai barat Malaysia akan mencemari selat Malaka.
c. Kerusakan lingkungan saat ini menjangkau batas generasi hingga mencapai lintas generasi.
Contoh: penciutan sumbardaya hayati saat ini akan mengurangi kemungkinan digunakan oleh
generasi masa depan.
d. Kerusakan lingkungan saat ini bersifat irreversible/tak terpulihkan.
Contoh: Untuk yang tak terpulihkan semisal tambang mineral: emas, batubara, minyak dll.
Untuk yang Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 20 terpulihkan namun melampaui batas pemulihan adalah air, hutan dll.
e. Kerusakan lingkungan tidak hanya terbatas dalam bidang ekologi yang dapat ditangani secara
ilmiah semata namun merambah ke ranah sosekbudpol.
4) Sebab kerusakan lingkungan (Emil Salim, 1933)
1. Akibat pandangan ilmu ekonomi
➢ Dalam waktu pendek perkembangan ekonomi dianalisis akibatnya semua aspek jangka
pendek menjadi penting namun perubahan jangka panjang terdesak kebelakang.
Akibatnya inflasi tahunan memperoleh perhatian besar dan sebaliknya analisis
konjungtur jangka panjang terabaikan.
➢ Semua produksi plywood adalah hasil pengolahan hutan/kayu. Tanah, hutan dll
mempunyai dampak terhadap kehidupan manusia yaitu penyediaan sumber air dll.
Dengan diabaikannya tanah maupun hutan maka akan berakhir pula fungsi tanah maupun
hutan dan beraskibat terputusnya rantai sistem ekologi.
➢ Kegagalan mekanisme pasar untuk berfungsi secara utuh dalam kaitannya dengan
lingkungan.
➢ Ilmu ekonomi cenderung memperhatikan kepentingan individu dan mengabaikan
sumberdaya milik bersama (common resources)
➢ Ilmu ekonomi mengabaikan peranan komponen lingkungan dalam perhitungan Produk
Nasional Bruto (Gross National Product).