Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DASAR PEMBANGUNAN

MASYARAKAT DESA DAN STRATEGI


PEMBANGUNAN PEDESAAN
(TINJAUAN RINGKAS)
Tinggalkan Balasan

KONSEP DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DAN STRATEGI


PEMBANGUNAN PEDESAAN (TINJAUAN RINGKAS)

OLEH: ANTON BUDHI NUGROHO, SE, MM, MES, CSA, CEA, CCAE, CEMB
(0822 849 42665)
Pin BBm: 54AD4157 & 7E78B6D5

Definisi Desa dan Perangkat Desa


Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa, disebutkan bahwa desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Egon E. Bergel
(1995) desa adalah setiap pemukiman para petani. Ciri utama yang terlekat pada desa adalah fungsinya
sebagai tempat tinggal dari suatu kelompok masyarakat yang relatif kecil. Dengan kata lain, suatu desa
ditandai oleh keterikatan warganya terhadap suatu wilayah tertentu (dalam Raharjo, 2004).
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah
kabupaten atau kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan
kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah
desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan. Beberapa kewenangan desa adalah sebagai berikut:
1) menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa, 2)
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan
pelayanan masyarakat, 3) menyelenggarakan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten atau kota, 4) menyelenggarakan urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan
kepada desa. Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang
meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pentingnya Pembangunan Masyarakat Desa


Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan kenegaraan. Negara (dalam hal ini
pemerintah) memiliki kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya, dan salah satunya adalah melalui
pembangunan. Pembangunan secara teoritis tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga
harus dilakukan di pedesaan. Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan urbanisasi besar-besaran ke perkotaan yang dapat
menimbulkan permasalahan kompleks di perkotaan. Sedikitnya ada dua alasan mengapa masalah
pembangunan masyarakat desa masih relevan dibahas (Usman, 2004), yaitu pertama, kendati dalam dua
dasawarsa terakhir perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum wilayah negara kita masih
didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan masih akan berlangsung relatif lama. Benar bahwa
di beberapa daerah ciri pedesaan itu susut perlahan bersamaan dengan proses industrialisasi dan
urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti hilang sama sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan
bertahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota.
Kedua, kendati sejak awal tahun 1970-an pemerintah orde baru telah mencanangkan berbagai macam
kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai dengan inovasi teknologi modern,
secara umum kondisi sosial ekonomi desa masih memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru
telah sukses mengantarkan Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor wahid di dunia menjadi
negara berswasembada beras, dan konflik-konflik sosial yang berakar dari kompetisi memenuhi the basic
needs di pedesaan kini hampir tidak lagi terdengar, sehingga seperti dinyatakan sejumlah pakar strategi
pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah menapak pada jalan yang benar. Namun demikian,
persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih menjadi pemicu berbagai konflik politik atau gerakan-
gerakan politik yang berkepanjangan. Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif
pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas.
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan
menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan dalam perkembangannya tidak
semata-mata terbatas pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya
mencakup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk
mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu, pembangunan desa adalah sebuah upaya dengan spectrum
kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga segenap anggota masyarakat
dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat
hidup sengsara. Karena itu ruang lingkup pembangunan pedesaan sebenarnya sangat luas, implikasi sosial
dan politiknya pun juga tidak sederhana.

Strategi Pembangunan Pedesaan


Usman (2004), menyatakan ada 4 strategi pembangunan yang dapat dilaksanakan di pedesaan, yaitu
pembangunan pertanian, industrialisasi pedesaan, pembangunan masyarakat desa terpadu melalui
pemberdayaan, dan strategi pusat pertumbuhan. Kesemua strategi pembangunan ini tidak dapat
dilaksanakan secara parsial, melainkan sebuah strategi menyeluruh yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dalam rangka mencapai kemajuan di wilayah pedesaan. Semakin maju wilayah pedesaan maka akan
mengurangi ketimpangan antara kota dan desa. Hal ini juga hanya akan dapat tercapai apabila para
pengambil keputusan di pedesaan baik kepala desa, lurah, dan camat mampu memahami makna
pembangunan pedesaan dan mampu menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat desa serta jajaran
pemerintahan di atasnya. Dengan kata lain, pembangunan pedesaan harus melibatkan berbagai pihak agar
tercapai pembangunan yang maksimal.
Pembangunan pertanian di seleruh wilayah pedesaan di Indonesia sangat penting dari keseluruhan
pembangunan nasional. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pembangunan pertanian adalah
sebagai berikut : 1) potensi sumber dayanya yang besar dan beragam, 2) pangsa terhadap pendapatan
nasional maupun pendapatan bagi masyarakat desa besar, 3) besarnya penduduk yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini, khususnya penduduk desa, 4) peranannya yang besar dalam menyediakan
pangan bagi masyarakat nasional, khususnya bagi masyarakat desa sekitar, 5) dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan. Semakin maju dan pesat pembangunan pertanian di pedesaan maka
ketergantungan bahan pangan dari luar negeri dapat dihilangkan. Masyarakat desa yang mampu
meningkatkan produktivitas pertaniannya sudah tentu akan mempunyai peningkatan pendapatan, sebab
hasil pertanian dapat dijual ke berbagai daerah (Hanani dkk, 2003). Dengan demikian kesejahteraan
masyarakat desa akan meningkat.
Pembangunan masyarakat desa melalui pemberdayaan juga tidak kalah pentingnya dengan pembangunan
pertanian. Makna pembangunan masyarakat desa melalui pemberdayaan adalah bagaimana membangun
kelembagaan sosial ekonomi yang mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat
lapangan kerja dan pendapatan yang layak, martabat dan eksistensi pribadi, kebebasan menyampaikan
pendapat, berkelompok dan berorganisasi, dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat empat strategi yang diperlukan dalam
pemberdayaan masyarakat, 1) membangun kelembagaan sosial masyarakat yang dapat memfasilitasi
masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pemerintah dan dari
masyarakat sendiri untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan sosial, martabat dan
keberadaan serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan, 2)
mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan usaha
ekonomi secara kompetitif dan menguntungkan yang dapat memberikan lapangan kerja dan pendapatan
yang layak, 3) Meningkatkan upaya perlindungan/pemihakan bagi masyarakat dengan menciptakan iklim
ekonomi yang pro rakyat, pengembangan sektor ekonomi riil, dan memberikan jaminan sosial kepada
masyarakat yang memerlukan, 4) menciptakan iklim politik yang dapat membuka kesempatan yang luas
kepada masyarakat dalam melakukan interaksi dengan organisasi politik, penyaluran aspirasi dan
pendapat dan berorganisasi secara bertanggung jawab (Hanani dkk, 2003).
Industrialisasi pedesaan. Tujuan utama program industrialisasi pedesaan adalah mengembangkan industri
kecil dan kerajinan. Industrialisasi pedesaan merupakan alternatif yang sangat strategis bagi upaya
menjawab persoalan semakin menyempitnya rata-rata pemilikan dan penguasaan lahan di pedesaan serta
keterbatasan elastisitas tenaga kerja (Usman, 2004).
Strategi pusat pertumbuhan. Strategi ini adalah sebuah cara alternatif yang diharapkan dapat memecahkan
masalah ketimpangan antara kota dan desa. Cara yang ditempuh adalah membangun atau
mengembangkan sebuah pasar di dekat desa. Pasar ini difungsikan sebagai pusat pertumbuhan hasil
produksi desa, sekaligus sebagai pusat informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehendak
konsumen dan kemampuan produsen. Pusat pertumbuhan seperti ini perlu diupayakan agar secara sosial
tetap dekat dengan desa, tetapi secara ekonomi mempunyai fungsi dan sifat seperti kota. Dengan
demikian, pusat pertumbuhan ini di samping secara langsung dapat menjawab berbagai persoalan
pemasaran atau distribusi hasil produksi pertanian, juga dapat dikelola sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan masyarakat desa (Usman, 2004).

REFERENSI:
Hanani, Nuhfil, Jabal Tarik Ibraim dan Mangku Purnomo, 2003, Strategi Pembangunan Pertanian,
Lappera Pustaka Utama: Bantul.
Peraturan Pemerintah Nomer 57 Tahun 2005 Tentang Desa
Rahardjo, 2004, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Usman, Sunyoto, 2004, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai