(Joko Suwandi)
Joko Suwandi
Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura Sukoharjo, 57102
Telp 0271-717417 pesawat 235
ABSTRAK
T
ujuan penelitian adalah untuk; (1) meningkatkan pemahaman tentang analisis pendapatan
nasional dengan menerapkan Teori Atribusi Weiner, (2) sejauh mana peningkatan hasil
belajar mahasiswa dari penerapan Teori Atribusi Weiner, dan (3) bagaimana tanggapan
mahasiswa terhadap penerapan Teori Atribusi Weiner.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model alir dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian Mahasiswa semester IIa tahun ajaran 2006-
2007 penempuh mata kuliah Ekonomi Makro. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket, tes dan
wawancara, sedangkan analisis data menggunakan analisis interaktif dari Milles & Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan Teori Atribusi Weiner yang disisipkan dalam
pembelajaran langsung dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang analisis pendapatan
nasional; (2) penerapan Teori Atribusi Weiner meningkatkan hasil belajar mahasiswa sebesar 58
poin, yaitu dari rata-rata 35,43 menjadi 93,43; (3) tanggapan mahasiswa terhadap penerapan Teori
Atribusi Weiner sangat positif. Penerapan Teori Atribusi Weiner yang disisipkan dalam pembelajaran
langsung dilakukan dengan prosedur; (1) lakukan penilaian atas hasil kerja mahasiswa secara langsung
dan beri komentar dan penguatan verbal dan non-verbal untuk memberikan persepsi keberhasilan
dan kegagalan. Bangga apabila hasil pekerjaannya benar dan akan malu apabila pekerjaannya tidak
benar; dan (2) tumbuhkan ego-involvement di kelas dengan menyadarkan bahwa tugas yang
dibebankan menjadi pertaruhan harga diri. Upaya yang dilakukan dengan menunjukkan secara terbuka
atas hasil pekerjaan mahasiswa di depan kelas.
Kata kunci: Atribusi Weiner, Motivasi, dan Pemahaman analisis Pendapatan Nasional
.
163
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
Flexibility, dan ketiga adalah analisis yang mencapai KKM tersebut. Kondisi ini sa-
perekonomian terbuka (ada tambahan sektor ngat tidak mendukung program pembelajaran
luar negeri). yang harus memampukan mahasiswa untuk
Karena Teori Ekonomi Makro berorientasi menguasai kompetensi penuh. Untuk itu
pada pembahasan tentang sekitar pendapatan permasalahan ini mendesak untuk segera
nasional dan berbagai kebijakannya maka diatasi dengan melakukan inovasi pem-
sering juga disebut Teori Pendapatan Nasional belajaran, utamanya mencari metode yang
(Dornbusch, 1991:7). Selain itu Teori Eko- lebih efektif untuk meningkatkan kompetensi
nomi Makro sering juga disebut dengan ana- mahasiswa.
lisis ekonomi agregatif atau aggregate economic Dari hasil kajian teori dari beberapa
analysis, karena mengkhususkan mempelajari model-model pembelajaran dan kajian hasil
mekanisme beerjanya perekonomian sebagai penelitian terdahulu yang relevan, peneliti
suatu keseluruhan. menemukan strategi pembelajaran yang
Tujuan mempelajari Teori Ekonomi Makro diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar
adalah untuk memperoleh pengetahuan dan ujung-ujungnya akan meningkatkan
mengenai hokum-hukum ekonomi (kseim- pemahaman mahasiswa dalam mempelajari
pulan-kesimpulan umum teoritik) yang di- materi kuliah. Strategi tersebut bersumber dari
perlukan untuk memecahkan masalah- hasil pemikiran Bernard Weiner yang terkenal
masalah ekonomi makro. Kebijakan dalam dengan sebutan Teori Atribusi Weiner.
upaya mempengaruhi besaran-besaran atau Penerapan Teori Atribusi Weiner dalam
variabel agregatif untuk mencapai tujuan- pembelajaran ini dipandang paling realistis
tujuan yang telah ditetapkan sebelum-nya. untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
Diakui bahwa metode pembelajaran yang ekonomi makro di Jurusan Pendidikan
digunakan dosen pengampu mata kuliah Akuntansi FKIP-UMS, karena dapat memberi
ekonomi makro di Jurusan Pendidikan penguatan (reinforcement) dan motivasi
Akuntansi FKIP-UMS selama ini belum dapat belajar.
mencapai ketuntasan belajar, baik ketuntasan Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan
kelas maupun individu. Dari hasil penelitian rencana tindakan untuk mengatasinya, maka
tidak terstruktur oleh peneliti, kurang lebih masalah dalam penelitian tindakan kelas,
85% penempuh mata kuliah ekonomi makro khususnya untuk peningkatan kualitas
tidak memiliki motivasi belajar yang cukup. pembelajaran ini dirumuskan ; (1) apakah
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya angka penerapan Teori Atribusi Weiner dapat
partisipasi mereka dalam menyelesaikan soal meningkatkan pemahaman mahasiswa
yang dengan dipandu dosen. Kelompok tidak tentang analisis pendapatan nasional ? (2)
aktif ini lebih banyak hanya mendengar dan sejauh mana peningkatan hasil belajar
mencatat. Selanjutnya pada saat ujian akhir mahasiswa dari penerapan Teori Atribusi
banyak yang tidak lulus. Weiner ? (3) bagaimana tanggapan mahasiswa
Berdasarkan data yang dimiliki peneliti, terhadap penerapan Teori Atribusi Weiner ?
dari seluruh peserta kuliah mata kuliah Tujuan penelitian adalah untuk; (1)
ekonomi makro, rata-rata hanya 20% yang meningkatkan pemahaman tentang analisis
lulus dengan nilai A (nilai 80-100), 25% pendapatan nasional dengan menerapkan
mendapat nilai B (70-79), sebanyak 40% men- Teori Atribusi Weiner, (2) sejauh mana
dapat nilai C (60-69), dan sisanya mendapat peningkatan hasil belajar mahasiswa dari
nilai D (<60). Apabila KKM (Kriteria penerapan Teori Atribusi Weiner, dan (3)
Ketuntasan Minimal) adalah 70 maka hanya tanggapan mahasiswa terhadap penerapan
45% penempuh mata kuliah ekonomi makro Teori Atribusi Weiner.
164
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
Apa yang dimaksud dengan atribusi ? kebutuhan dan keinginan, baik dengan tugas
Atribusi menurut Kelly (dalam Bell-Gredler terstruktur maupun tugas mandiri.
& Margaret.1996) diartikan sebagai ‘mengacu Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
ke penyebab sesuatu kejadian atau hasil dikatakan sebagai keseluruhan daya
menurut persepsi individu’. Penerapan teori penggerak di dalam diri mahasiswa yang
atribusi lebih menekankan pada bagaimana menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
mahasiswa dapat memberikan alasan jawaban kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
dan implikasi jawaban tersebut. Dengan memberikan arah pada kegiatan belajar
demikian fokusnya adalah menjawab sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
pertanyaan ‘Mengapa ?’. Mahasiswa dipaksa mahasiswa dapat tercapai (Sardiman, A.M.,
harus melakukan proses berpikir memahami 2007:75).
konsep pendapatan nasional secara lengkap Motivasi dapat dirangsang dari luar
agar dapat menjawab pertanyaan mengapa dengan memberikan stimulus yang tepat
tersebut. dengan menggerakan agar mahasiswa menjaga
Penerapan Teori Atribusi Weiner menurut harga diri atau ego. Banyak cara yang
Bell-Gredler & Margaret (1996:102) memiliki dilakukan untuk menumbuhkan motivasi
tiga tahapan aksi, yaitu 1) menyusun kembali belajar, yaitu dengan self inforcement
tujuan pembelajaran dalam pengertian strategi (penguatan) verbal dan non-verbal. Bentuk-
belajar, 2) mengenali kegiatan kelas yang bentuknya meliputi; memberi angka, hadiah,
meniadakan persaingan pribadi dan kompetensi, ego involvement, memberi
membantu pengembangan strategi belajar, dan ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman,
3) menyusun pernyataan balikan verbal hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui
dengan pesan atribusi yang tepat. (Sardiman, 2007:92-95). Penguatan inilah
Dalam pembelajaran ada hal yang penting yang dapat diberikan dalam bentuk atribusi.
dan perlu dilakukan seorang dosen, yaitu Oleh Weiner atribusi meliputi dimensi lokus
menciptakan kondisi atau suatu proses sebab memberi kesan afeksi perasaan bangga
mengarahkan mahasiswa untuk melakukan dan malu dalam atribusi sedangkan dimensi
aktivitas belajar dengan penuh semangat. sebab menentukan tingkat mana mahasiswa
Usaha-usaha menumbuhkan dan memberikan merasa bertanggung jawab atas sebab
motivasi ini perlu diberikan agar mahasiswa keberhasilan dan kegagalannya.
melakukan aktivitas belajar secara mandiri Konsep penerapan atribusi Weiner banyak
dengan baik dan terarah. mengikutsertakan mahasiswa dalam proses
Memberikan motivasi kepada mahasiswa pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
berarti menggerakkan untuk melakukan pendekatan ketrampilan proses sebagai bentuk
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu dengan pendekatan Cara Belajar Mahasiswa Aktif
dorongan dari dalam diri (inner state). Peranan (CBMA). Mahasiswa dipandang memiliki
yang khas dari motivasi dapat disebutkan potensi untuk berpikir sendiri, dan potensi
sebagai penumbuh gairah, merasa senang dan tersebut hanya dapat diwujudkan apabila
semangat untuk belajar. Pada tahap awal mereka diberi kesempatan untuk berpikir
ditumbuhkan rasa akan adanya kebutuhan sendiri.
dan keinginan melakukan sesuatu kegiatan Pada kasus pembelajaran andragogi pada
belajar, yaitu memperoleh kompetensi yang mahasiswa, khususnya penempuh mata kuliah
sesuai kebutuhan. Biasanya diimplikasikan ekonomi makro telah memiliki kestabilan locus
dalam bentuk hasil belajar. Selanjutnya dosen of control atau permanen yang tidak dapat
mendorong mahasiswa untuk memenuhi diubah, seperti Nasib, ketidaksengajaan,
165
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
Keputusan Atribusi
dosen dosen
‘benar/salah’
Reaksi dosen
166
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
167
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
3. Aspek perilaku dosen yang dinilai ’cukup’ menunjukkan hal jelek dari hasil kerja mereka.
(nilai antara 56 – 65) meliputi; a) dosen Mahasiswa berharap dosen tidak menjatuh-
dalam menjelaskan metode dan strategi kan mental mereka did epan kelas. Hal ini
pembelajaran yang digunakan, b) berbeda dengan harapan metode ini, maha-
kepekaan dosen terhadap tanda-tanda siswa agar memiliki rasa malu bila gagal,
mahasiswa yang mengalami salah sehingga timbul niat untuk tidak mengulangi
pengertian dan c) pengarahan sederhana lagi. Selain itu akan merasa bangga apabila
dan pancingan agar mahasiswa memberi berhasil dan berherap akan terus memper-
jawaban yang benar. tahankan.
4. Aspek perilaku dosen yang dinilai ’kurang Selain itu ada beberapa hal yang dapat
(nilai 40 – 55) meliputi ; a) perintah dosen dijadikan catatan bagi dosen untuk memper-
jelas dan mudah diterima, dan b) pen- baiki perilaku pembelajarannya guna men-
carian sumber kesulitan dan mengatasi- dukung efektivitas metode pembelajaran
nya. tindakan ini, yaitu dosen harus lebih mema-
hami psikologi mahasiswa dalam tindakan
Dari hasil wawancara untuk klarifikasi atribusinya, agar tidak malah menurunkan
diperoleh informasi bahwa perilaku dosen motivasi belajar mahasiswa. Untuk itu perlu
dalam pembelajaran yang dinilai belum memilih cara-cara reinforcement yang tepat
maksimal oleh mahasiswa, pada dasarnya dalam memberi penguatan verbal, yaitu
disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi mengejek tetapi tidak menimbulkan kesan
terhadap tuntutan metode pembelajaran, menjatuhkan secara mental (dengan
dimana dosen dianggap hanya suka ’guyonan’).
168
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
b. Hasil observasi suasana kelas dampak tahuan awal sebelum pembelajaran tindakan
proses pembelajaran dilaksanakan, sedangkan postes untuk meng-
Hasil observasi aktivitas kelas menunjuk- ukur tingkat penguasaan kompetensi maha-
kan 40% mahasiswa dinilai mulai meningkat siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran
motivasi belajarnya. Mereka tidak lagi pasif dan tindakan. Hasil nilai pretes dan postes akan
telah berusaha bertanya atau berdiskusi dengan diperbandingkan untuk mengetahui seberapa
teman untuk menyele-saikan soal. Sedangkan besar dampak pembelajaran tindakan dalam
60% masih pasif, tidak berusaha walaupun meningkatkan penguasaan kompetensi.
sebenarnya pekerjaannya kurang benar. Nilai rata-rata pretes dan postes pem-
belajaran tindakan pada siklus I untuk pokok
c. Hasil Pretes dan Postes bahasan ‘perekonomian dua sektor’ tersaji
Pretes dalam penelitian ini digunakan pada tabel 2.
untuk mengetahui kemampuan atau penge-
169
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
y
26 BarrohRizqoh 40 60 20 Naik
27 Dinda Oktavia Pangesti 50 70 20 Naik
28 Ifah Kirana Rusman 30 60 30 Naik
29 Septiana Wahyuning P 40 60 20 Naik
30 Sukron Habibi 40 50 10 Naik
31 Erfan Hari Kencana 30 40 10 Naik
32 Yulli Sukmawati 40 60 20 Naik
33 Ria Cahyaningrum 50 70 20 Naik
34 Tunjung Anggraini 40 70 30 Naik
35 Ahmad Yaenuri 30 50 20 Naik
Jumlah 1.260 2.060 800 -
Rata--rata 36,00 58,86 22,86 -
Dari data tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat penguasaan kompetensi penuh
nilai rata-rata kemampuan awal mahasiswa individu.
sebelum pembelajaran tindakan dilaksanakan
adalah 34,67 dengan nilai tertinggi 50 e. Sikap mahasiswa terhadap metode
terendah 20. Setelah pembelajaran tindakan pembelajaran
dilaksanakan nilai hasil belajar naik menjadi Setelah pembelajaran tindakan selesai
56,67, atau meningkat sebesar 22 poin dengan dilaksanakan mahasiswa diminta
nilai tertinggi 70 terendah 40. Berdasarkan tanggapannya. Adapun tanggapan mahasiswa
data ini dapat diterjemahkan bahwa secara keseluruhan yang dihimpun dari angket
pembelajaran tindakan pada siklus I dapat sikap adalah seperti pada tabel 3.
meningkatkan pemahaman sebanyak 22 poin. Dari data tabel 3 dapat mempertegas
Kenaikan sebesar itu apabila dinilai dari penyataan dan tanggapan mahasiswa diatas,
ukuran efektivitas termasuk kurang efektif, yaitu dijelaskan bahwa sikap mahasiswa
karena tidak menghasilkan nilai maksimal terhadap penggunaan metode pembelajaran
dalam ukuran menguasai kompetensi penuh. tindakan secara umum menilai positif.
Selain itu dampak proses dari pembelajaran Sebagian besar mahasiswa menilai metode
itu sendiri belum terlihat. pembelajaran tindakan ini dapat mening-
Sedangkan apabila hasil pembelajaran katkan kemauan untuk mengikuti pelajaran,
siklus I diukur dari tingkat penguasaan kom- menarik dan tidak membosankan, mem-
petensi penuh menunjukkan bahwa tingkat permudah mempelajari konsep dan teori-teori
penguasaan penuh kelas maupun individu makro, meningkatkan motivasi belajar,
belum tercapai. Nilai rata-rata hasil belajar membantu menyelesaikan soal, meningkatkan
kelas sebagai gambaran tingkat penguasaan penalaran, membantu untuk berpikir lebih
kompetensi klasikal hanya sebesar 58,86, kritis, meningkatkan keberanian berpendapat,
masih jauh dari nilai standar penguasaan dan mendorong pemanfaatan waktu belajar
kompetensi penuh klasikal yang besarnya lebih baik. Hanya 8,57% yang menilai bahwa
antara 80 s.d 100 (nilai A). Sedangkan data metode pembelajaran tindakan ini mem-
diatas juga menunjukkan tidak ada satupun bosankan dan tidak menarik, sedangkan
mahasiswa yang mendapat nilai 80 keatas, sebanyak 20,44% ragu-ragu bersikap.
berarti tidak ada satupun yang mencapai
170
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
f. Refleksi dan Evaluasi Hasil Penelitian produk tergolong kecil tetapi hal ini
pada Siklus I dinilai wajar, karena penggunaan
Refleksi implementasi pembelajaran metode baru memerlukan adaptasi
dengan atribusi Weiner pada siklus I akan beberapa waktu.
menjawab pertanyaan; apa yang berhasil, apa b) Dampak proses yang berhasil dicipta-
yang belum berhasil, mengapa, dan seterusnya kan dari penggunaan metode pem-
bagaimana ? belajaran tindakan walaupun masih
1. Apa yang berhasil ? jauh dari harapan, tetapi lebih baik
a) Implementasi pembelajaran tindakan dari dampak proses pembelajaran
pada siklus I berhasil meningkatkan sebelumnya adalah ;
dampak produk berupa penguasaan 1) Motivasi belajar mahasiswa sudah
kompetensi sebesar 22,86 poin. mulai meningkat dengan ditandai
Walaupun peningkatan dampak oleh meningkatnya usaha dalam
171
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
172
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
Data nilai rata-rata perilaku dosen dalam variabel konsumsi, tabungan, pajak, tranfer
pembelajaran tindakan pada siklus II payment dan angka pangganda mampu
meningkat menjadi 83,33 dan termasuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
kategori ’baik’. pula.
Hasil wawancara untuk klarifikasi
diperoleh informasi bahwa perilaku dosen b. Hasil observasi suasana kelas dampak
dalam pembelajaran dinilai sangat berbeda proses pembelajaran
dengan siklus I. Dosen mampu meningkatkan Hasil observasi aktivitas kelas menun-
motivasi belajar mahasiswa dengan meng- jukkan 80% mahasiswa dinilai sangat aktif.
gunakan gaya dan teknik penguatan, yaitu Saat menemui kesulitan dalam menyelesaikan
dengan menunjukkan nilai hasil belajar maka tugas, mahasiswa mulai berani berdiksusi dan
mahasiswa mempersepsi dosen telah berbuat adu argumen dengan teman-teman, serta
serius, serta dampak kepada mahasiswa dapat bertanya kepada dosen. 20% yang terlihat
menjadikan renungan dan sebagai umpan tidak aktif setelah ditanya 5 orang menyatakan
balik belajar. Walaupun dosen mengejek yang kalau sudah paham dan dua orang sedang
tidak berhasil menyelesaikan tugas dengan tidak enek badan.
benar, ternyata tidak membuat sakit hati
mahasiswa, sebab lontaran ejekan telah c. Hasil Pretes dan Postes
disadari mahasiswa sebagai motivator. Usaha Nilai rata-rata pretes dan postes
menyadarkan akan manfaat mengetahui dan pembelajaran tindakan pada siklus II untuk
memahami materi pembelajaran, yaitu pokok bahasan ‘perekonomian terbuka’ tersaji
perhitungan pendapatan nasional beserta pada tabel 5.
173
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
174
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
Dari data tabel 5 dapat dijelaskan bahwa jukkan adanya peningkatan motivasi yang
nilai rata-rata kemampuan awal mahasiswa cukup tinggi, dimana 80% mahasiswa aktif
sebelum pembelajaran tindakan siklus II dalam menyelesaikan tugas. Sikap yang lain
dilaksanakan adalah 35,43. Setelah pembe- adalah penerimaan atas inovasi metode
lajaran tindakan dilaksanakan nilai hasil pembelajaran yang mengarah kepada pembe-
belajar naik menjadi 93,43, atau meningkat lajaran aktif. Hanya 5,71% yang menyatakan
sebesar 58 poin. Artinya, atribusi dapat metode ini kurang menarik (lihat tabel 6).
meningkatkan pemahaman analisis Penda-
patan Nasional sebanyak 58 poin. Kenaikan d. Sikap mahasiswa terhadap metode
sebesar itu apabila dinilai dari ukuran pembelajaran
efektivitas termasuk efektif, karena 94,29% Tanggapan mahasiswa terhadap
telah mencapai kompetensi penuh. Sedang- penggunaan metode atribusi secara
kan dampak proses dari pembelajaran itu keseluruhan yang dihimpun dari angket sikap
sendiri, seperti perilaku mahasiswa menun- adalah seperti pada tabel 6.
175
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
176
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)
DAFTAR PUSTAKA
Arend, R. 1997. Classroom Instructional management. New York: The Mc. Graw-Hill Company.
Bell-Grredler, Margaret E. 1996. Learning and Instrucion Theory into Practice. New York:
Macmillan Publishing Company.
Depdiknas,2003:10. Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta:Dirjen Dikdasmen).
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Dornbusch, 1991. Macroeconomics. Kogakusha:Mc. Graw-Hill
Dryden, Gordon & Vos Jeannette.1999. The Learning Revolution: To Change the Way the World
Learns. The Learning Web, Selandia Baru. Dialihbahasakan dan diterbitkan oleh Mizan
dengan judul Revolusi cara Belajar. 2000).
Endang Sri Rahayu. 2004. Metode Penelitian (Khusus Tentang Penelitian Kajian Tindak/Action
Research). Jakarta: Lembaga Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta.
Gagne. & Briggs.1988:42. Principle of Instructional Design. New York: Holt, Rinerhart and
Winston, Inc.
Mufliha. 2007. Psikologi Sosial. http://anakkuantan.multiply.com/journal/item/8. diakses tanggl:
26 Mei 2008 jam 08.15.
Kemmis, S. & Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner (3rd ed). Victoria: Deakin
University Press.
Milles, M.B. & Huberman, A.M.1984. Qualitative Data Analysis. Beverley Hills: Sage Publisher.
Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdikbud, Dirjen Dikti.
177