Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ...

(Joko Suwandi)

PENERAPAN TEORI ATRIBUSI WEINER


UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL

Joko Suwandi
Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura Sukoharjo, 57102
Telp 0271-717417 pesawat 235

ABSTRAK

T
ujuan penelitian adalah untuk; (1) meningkatkan pemahaman tentang analisis pendapatan
nasional dengan menerapkan Teori Atribusi Weiner, (2) sejauh mana peningkatan hasil
belajar mahasiswa dari penerapan Teori Atribusi Weiner, dan (3) bagaimana tanggapan
mahasiswa terhadap penerapan Teori Atribusi Weiner.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model alir dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian Mahasiswa semester IIa tahun ajaran 2006-
2007 penempuh mata kuliah Ekonomi Makro. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket, tes dan
wawancara, sedangkan analisis data menggunakan analisis interaktif dari Milles & Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan Teori Atribusi Weiner yang disisipkan dalam
pembelajaran langsung dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang analisis pendapatan
nasional; (2) penerapan Teori Atribusi Weiner meningkatkan hasil belajar mahasiswa sebesar 58
poin, yaitu dari rata-rata 35,43 menjadi 93,43; (3) tanggapan mahasiswa terhadap penerapan Teori
Atribusi Weiner sangat positif. Penerapan Teori Atribusi Weiner yang disisipkan dalam pembelajaran
langsung dilakukan dengan prosedur; (1) lakukan penilaian atas hasil kerja mahasiswa secara langsung
dan beri komentar dan penguatan verbal dan non-verbal untuk memberikan persepsi keberhasilan
dan kegagalan. Bangga apabila hasil pekerjaannya benar dan akan malu apabila pekerjaannya tidak
benar; dan (2) tumbuhkan ego-involvement di kelas dengan menyadarkan bahwa tugas yang
dibebankan menjadi pertaruhan harga diri. Upaya yang dilakukan dengan menunjukkan secara terbuka
atas hasil pekerjaan mahasiswa di depan kelas.

Kata kunci: Atribusi Weiner, Motivasi, dan Pemahaman analisis Pendapatan Nasional
.

PENDAHULUAN dua sektor atau perekonomian tertutup sangat


sederhana (sektor rumah tangga dan sektor
Analisis Pendapatan Nasional merupakan perusahaan). Kedua, analisis perekonomian
salah satu pokok bahasan di dalam mata tiga sektor atau perekonomian tertutup
kuliah Ekonomi Makro. Analisis Pendapatan dengan kebijakan fiskal/budget (sektor rumah
Nasional dikelompokkan pada tiga model tangga, perusahaan dan pemerintah) dengan
perekonomian. Pertama, model perekonomian sistem perpajakan Lump-sum Tax dan Bulit in

163
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

Flexibility, dan ketiga adalah analisis yang mencapai KKM tersebut. Kondisi ini sa-
perekonomian terbuka (ada tambahan sektor ngat tidak mendukung program pembelajaran
luar negeri). yang harus memampukan mahasiswa untuk
Karena Teori Ekonomi Makro berorientasi menguasai kompetensi penuh. Untuk itu
pada pembahasan tentang sekitar pendapatan permasalahan ini mendesak untuk segera
nasional dan berbagai kebijakannya maka diatasi dengan melakukan inovasi pem-
sering juga disebut Teori Pendapatan Nasional belajaran, utamanya mencari metode yang
(Dornbusch, 1991:7). Selain itu Teori Eko- lebih efektif untuk meningkatkan kompetensi
nomi Makro sering juga disebut dengan ana- mahasiswa.
lisis ekonomi agregatif atau aggregate economic Dari hasil kajian teori dari beberapa
analysis, karena mengkhususkan mempelajari model-model pembelajaran dan kajian hasil
mekanisme beerjanya perekonomian sebagai penelitian terdahulu yang relevan, peneliti
suatu keseluruhan. menemukan strategi pembelajaran yang
Tujuan mempelajari Teori Ekonomi Makro diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar
adalah untuk memperoleh pengetahuan dan ujung-ujungnya akan meningkatkan
mengenai hokum-hukum ekonomi (kseim- pemahaman mahasiswa dalam mempelajari
pulan-kesimpulan umum teoritik) yang di- materi kuliah. Strategi tersebut bersumber dari
perlukan untuk memecahkan masalah- hasil pemikiran Bernard Weiner yang terkenal
masalah ekonomi makro. Kebijakan dalam dengan sebutan Teori Atribusi Weiner.
upaya mempengaruhi besaran-besaran atau Penerapan Teori Atribusi Weiner dalam
variabel agregatif untuk mencapai tujuan- pembelajaran ini dipandang paling realistis
tujuan yang telah ditetapkan sebelum-nya. untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
Diakui bahwa metode pembelajaran yang ekonomi makro di Jurusan Pendidikan
digunakan dosen pengampu mata kuliah Akuntansi FKIP-UMS, karena dapat memberi
ekonomi makro di Jurusan Pendidikan penguatan (reinforcement) dan motivasi
Akuntansi FKIP-UMS selama ini belum dapat belajar.
mencapai ketuntasan belajar, baik ketuntasan Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan
kelas maupun individu. Dari hasil penelitian rencana tindakan untuk mengatasinya, maka
tidak terstruktur oleh peneliti, kurang lebih masalah dalam penelitian tindakan kelas,
85% penempuh mata kuliah ekonomi makro khususnya untuk peningkatan kualitas
tidak memiliki motivasi belajar yang cukup. pembelajaran ini dirumuskan ; (1) apakah
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya angka penerapan Teori Atribusi Weiner dapat
partisipasi mereka dalam menyelesaikan soal meningkatkan pemahaman mahasiswa
yang dengan dipandu dosen. Kelompok tidak tentang analisis pendapatan nasional ? (2)
aktif ini lebih banyak hanya mendengar dan sejauh mana peningkatan hasil belajar
mencatat. Selanjutnya pada saat ujian akhir mahasiswa dari penerapan Teori Atribusi
banyak yang tidak lulus. Weiner ? (3) bagaimana tanggapan mahasiswa
Berdasarkan data yang dimiliki peneliti, terhadap penerapan Teori Atribusi Weiner ?
dari seluruh peserta kuliah mata kuliah Tujuan penelitian adalah untuk; (1)
ekonomi makro, rata-rata hanya 20% yang meningkatkan pemahaman tentang analisis
lulus dengan nilai A (nilai 80-100), 25% pendapatan nasional dengan menerapkan
mendapat nilai B (70-79), sebanyak 40% men- Teori Atribusi Weiner, (2) sejauh mana
dapat nilai C (60-69), dan sisanya mendapat peningkatan hasil belajar mahasiswa dari
nilai D (<60). Apabila KKM (Kriteria penerapan Teori Atribusi Weiner, dan (3)
Ketuntasan Minimal) adalah 70 maka hanya tanggapan mahasiswa terhadap penerapan
45% penempuh mata kuliah ekonomi makro Teori Atribusi Weiner.

164
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

Apa yang dimaksud dengan atribusi ? kebutuhan dan keinginan, baik dengan tugas
Atribusi menurut Kelly (dalam Bell-Gredler terstruktur maupun tugas mandiri.
& Margaret.1996) diartikan sebagai ‘mengacu Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
ke penyebab sesuatu kejadian atau hasil dikatakan sebagai keseluruhan daya
menurut persepsi individu’. Penerapan teori penggerak di dalam diri mahasiswa yang
atribusi lebih menekankan pada bagaimana menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
mahasiswa dapat memberikan alasan jawaban kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
dan implikasi jawaban tersebut. Dengan memberikan arah pada kegiatan belajar
demikian fokusnya adalah menjawab sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
pertanyaan ‘Mengapa ?’. Mahasiswa dipaksa mahasiswa dapat tercapai (Sardiman, A.M.,
harus melakukan proses berpikir memahami 2007:75).
konsep pendapatan nasional secara lengkap Motivasi dapat dirangsang dari luar
agar dapat menjawab pertanyaan mengapa dengan memberikan stimulus yang tepat
tersebut. dengan menggerakan agar mahasiswa menjaga
Penerapan Teori Atribusi Weiner menurut harga diri atau ego. Banyak cara yang
Bell-Gredler & Margaret (1996:102) memiliki dilakukan untuk menumbuhkan motivasi
tiga tahapan aksi, yaitu 1) menyusun kembali belajar, yaitu dengan self inforcement
tujuan pembelajaran dalam pengertian strategi (penguatan) verbal dan non-verbal. Bentuk-
belajar, 2) mengenali kegiatan kelas yang bentuknya meliputi; memberi angka, hadiah,
meniadakan persaingan pribadi dan kompetensi, ego involvement, memberi
membantu pengembangan strategi belajar, dan ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman,
3) menyusun pernyataan balikan verbal hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui
dengan pesan atribusi yang tepat. (Sardiman, 2007:92-95). Penguatan inilah
Dalam pembelajaran ada hal yang penting yang dapat diberikan dalam bentuk atribusi.
dan perlu dilakukan seorang dosen, yaitu Oleh Weiner atribusi meliputi dimensi lokus
menciptakan kondisi atau suatu proses sebab memberi kesan afeksi perasaan bangga
mengarahkan mahasiswa untuk melakukan dan malu dalam atribusi sedangkan dimensi
aktivitas belajar dengan penuh semangat. sebab menentukan tingkat mana mahasiswa
Usaha-usaha menumbuhkan dan memberikan merasa bertanggung jawab atas sebab
motivasi ini perlu diberikan agar mahasiswa keberhasilan dan kegagalannya.
melakukan aktivitas belajar secara mandiri Konsep penerapan atribusi Weiner banyak
dengan baik dan terarah. mengikutsertakan mahasiswa dalam proses
Memberikan motivasi kepada mahasiswa pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
berarti menggerakkan untuk melakukan pendekatan ketrampilan proses sebagai bentuk
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu dengan pendekatan Cara Belajar Mahasiswa Aktif
dorongan dari dalam diri (inner state). Peranan (CBMA). Mahasiswa dipandang memiliki
yang khas dari motivasi dapat disebutkan potensi untuk berpikir sendiri, dan potensi
sebagai penumbuh gairah, merasa senang dan tersebut hanya dapat diwujudkan apabila
semangat untuk belajar. Pada tahap awal mereka diberi kesempatan untuk berpikir
ditumbuhkan rasa akan adanya kebutuhan sendiri.
dan keinginan melakukan sesuatu kegiatan Pada kasus pembelajaran andragogi pada
belajar, yaitu memperoleh kompetensi yang mahasiswa, khususnya penempuh mata kuliah
sesuai kebutuhan. Biasanya diimplikasikan ekonomi makro telah memiliki kestabilan locus
dalam bentuk hasil belajar. Selanjutnya dosen of control atau permanen yang tidak dapat
mendorong mahasiswa untuk memenuhi diubah, seperti Nasib, ketidaksengajaan,

165
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

kesempatan, bakat, kecerdasan, karakteristik membuat suasana belajar menyenangkan


fisik. Sehingga dalam pembelajaran ini yang dengan memberikan contoh-contoh yang
dimungkinkan dapat dilakukan atribusi adalah kontekstual, sedangkan kelelahan dapat diatasi
usaha, mood, kelelahan. dengan menyederhanakan konsep sehingga
Untuk meningkatkan usaha belajar, mudah dipahami dan tidak bertele-tele.
mahasiswa didorong untuk lebih giat dengan Interaksi dosen dengan mahasiswa dalam
memberikan tugas yang harus diselesaikan proses atribusi terlihat pada gambar dibawah
secara kelompok. Mood diciptakan dengan ini :

  Unjuk kerja Informasi


mahasiswa anteseden

Keputusan Atribusi
dosen dosen
‘benar/salah’

Reaksi dosen

Verbal : Non verbal : Tingkahlaku dosen :


Balikan kepada Pujian, celaan, simpati,
Ekspresi wajah
marah, bantuan, dan
mahasiswa tentang keraguan
sebagainya
benarnya unjuk kerja

Mahasiswa mengenal Mahasiswa menarik Atribusi mahasiswa


unjuk kerjanya berupa inferensi tentang apa
keberhasilan atau kepercayaan dosen
kegagalan
Informasi anteseden lainnya

Gambar Interaksi dosen-mahasiswa dalam perumusan Atribusi untuk keberhasilan


dan kegagalan (Sumber Bell-Gredler & Margaret.1996)

METODE PENELITIAN (Sanford,1970:4 dan Kemmis, 1993: 42), yaitu


merupakan sebuah inkuiri yang bersifat reflektif
Penelitian ini merupakan jenis penelitian mandiri yang dilakukan oleh partisipan dalam
tindakan kelas (classroom action research) yang situasi kependidikan dengan maksud untuk
berorientasi pada peningkatan kualitas pem- melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem,
belajaran (improvement instructional-oriented) cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

166
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

Prosedur penelitian menggunakan Metode Komponen-komponen dalam proses


Alur dari Kemmis dan Taggart (1988), yang refleksi adalah; Analisis Æ Pemaknaan Æ
pada intinya akan mengidentifikasi Penjelasan Æ Penyusunan kesimpulan Æ
perkembangan dan perubahan subyek setelah Identifikasi tindak lanjut.
subyek sampel diberikan perlakuan khusus Subyek penelitian mahasiswa progdi
atau dikondisi tertentu dalam kurun waktu Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS semester
tertentu dan berulang-ulang sampai program IIa tahun ajaran 2009/2010 penempuh mata
dinyatakan berhasil. Perlakuan-perlakuan kuliah ekonomi makro yang berjumlah 40.
tersebut setelah selesai diberikan, kemudian
diukur efeknya terhadap tujuan yang HASIL PENELITIAN
diinginkan dari penggunaan perlakuan
tersebut, yaitu tingkat pemahaman yang a. Hasil Observasi perilaku dosen dalam
diukur dari ketuntasan belajar. Metode Alur pembelajaran tindakan siklus I
memiliki ciri khas menggunakan model siklus. Observasi perilaku dosen dalam
Setiap siklus mencakup empat tahapan, yaitu pembelajaran dilakukan oleh mahasiswa
perencanaan, pelaksanaan tindakan, dengan format observasi terfokus dengan skor
observasi, dan refleksi. (nilai). Mahasiswa pada observasi ini menilai
Instrumen pengumpulan data menggu- perilaku dosen dalam pembelajaran dengan
nakan panduan observasi perilaku mahasiswa, cara memberi skor pada aspek yang dinilai.
perilaku dosen dan tingkat motivasi serta tes Hasil observasi mahasiswa terangkum dalam
siklus sebagai tes hasil belajar yang digunakan tabel 1.
untuk mengukur tingkat pemahaman tentang Data nilai rata-rata perilaku dosen dalam
analisis pendapatan nasional. pembelajaran tindakan pada tabel IV.5 yang
Analisis data menggunakan analisis inte- menunjukkan angka 63,33 menjelaskan
raktif (Milles & Huberman, 1994:142), yaitu bahwa perilaku dosen dalam pembelajaran
analisis data melalui empat komponen analisis, dinilai mahasiswa ’belum baik’ atau dalam
yaitu reduksi data, paparan data, penarikan kategori ’cukup’. Perincian penilaian masing-
kesimpulan dan verifikasi yang dilakukan masing aspek dapat dikemukakan sebagai
secara simultan. berikut :
Refleksi dilakukan dalam rangka untuk 1. Aspek perilaku yang dinilai ’amat baik’
mengulas kritis tentang perubahan yang oleh mahasiswa (mendapat nilai antara 80
terjadi pada suasana kelas, mahasiswa dan s.d 100) meliputi; a) kecocokan antara
dosen sendiri sebagai dampak pelaksanaan metode yang dipilih dengan tujuan
pembelajaran langsung dengan intervensi pembelajaran, dan b) kecocokan antara
Teori Atribusi Weiner. Pada kegiatan refleksi metode yang dipilih dengan materi kuliah
dikaji keberhasilan atau kegagalan dalam dan situasi kelas.
pencapaian tujuan sementara dan akan 2. Aspek perilaku dosen yang dinilai ’baik’
digunakan untuk menentukan tindak lanjut (antara 66 s.d 79) meliputi; a) cara
dalam rangka mencapai tujuan akhir pene- mengenalkan pokok bahasan dengan
litian. Atau dalam bahasa lain digunakan menghubungkan pengetahuan yang sudah
untuk menjawab pertanyaan mengapa, diketahui oleh mahasiswa (apersepsi), dan
bagaimana dan sejauh mana pembelajaran b) dorongan agar mahasiswa sadar dan
langsung dengan intervensi teori Atribusi menjadi tertarik pada materi perkuliahan
Weiner telah menghasilkan perubahan secara yang dibahas.
signifikan (Endang Sri Rahayu, 2004:54).

167
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

Tabel 1. Hasil observasi perilaku dosen dalam pembelajaran

No Aspek yang dinilai Nilai rata-rata


1 Dosen dalam menjelaskan metode dan strategi pembelajaran yang 60
digunakan
2 Cara mengenalkan pokok bahasan dengan menghubungkan 70
pengetahuan yang sudah diketahui oleh mahasiswa (apersepsi)
3 Perintah dosen jelas dan mudah diterima 50
4 Kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan 80
pembelajaran
5 Kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi kuliah dan 80
situasi kelas
6 Kepekaan dosen terhadap tanda-tanda mahasiswa yang 60
mengalami salah pengertian
7 Pencarian sumber kesulitan dan mengatasinya 40
8 Pengarahan sederhana dan pancingan agar mahasiswa memberi 60
jawaban yang benar
9 Dorongan agar mahasiswa sadar belajar dan tertarik pada materi 70
perkuliahan yang dibahas
Nilai rata-rata perilaku dosen 63,33

3. Aspek perilaku dosen yang dinilai ’cukup’ menunjukkan hal jelek dari hasil kerja mereka.
(nilai antara 56 – 65) meliputi; a) dosen Mahasiswa berharap dosen tidak menjatuh-
dalam menjelaskan metode dan strategi kan mental mereka did epan kelas. Hal ini
pembelajaran yang digunakan, b) berbeda dengan harapan metode ini, maha-
kepekaan dosen terhadap tanda-tanda siswa agar memiliki rasa malu bila gagal,
mahasiswa yang mengalami salah sehingga timbul niat untuk tidak mengulangi
pengertian dan c) pengarahan sederhana lagi. Selain itu akan merasa bangga apabila
dan pancingan agar mahasiswa memberi berhasil dan berherap akan terus memper-
jawaban yang benar. tahankan.
4. Aspek perilaku dosen yang dinilai ’kurang Selain itu ada beberapa hal yang dapat
(nilai 40 – 55) meliputi ; a) perintah dosen dijadikan catatan bagi dosen untuk memper-
jelas dan mudah diterima, dan b) pen- baiki perilaku pembelajarannya guna men-
carian sumber kesulitan dan mengatasi- dukung efektivitas metode pembelajaran
nya. tindakan ini, yaitu dosen harus lebih mema-
hami psikologi mahasiswa dalam tindakan
Dari hasil wawancara untuk klarifikasi atribusinya, agar tidak malah menurunkan
diperoleh informasi bahwa perilaku dosen motivasi belajar mahasiswa. Untuk itu perlu
dalam pembelajaran yang dinilai belum memilih cara-cara reinforcement yang tepat
maksimal oleh mahasiswa, pada dasarnya dalam memberi penguatan verbal, yaitu
disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi mengejek tetapi tidak menimbulkan kesan
terhadap tuntutan metode pembelajaran, menjatuhkan secara mental (dengan
dimana dosen dianggap hanya suka ’guyonan’).

168
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

b. Hasil observasi suasana kelas dampak tahuan awal sebelum pembelajaran tindakan
proses pembelajaran dilaksanakan, sedangkan postes untuk meng-
Hasil observasi aktivitas kelas menunjuk- ukur tingkat penguasaan kompetensi maha-
kan 40% mahasiswa dinilai mulai meningkat siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran
motivasi belajarnya. Mereka tidak lagi pasif dan tindakan. Hasil nilai pretes dan postes akan
telah berusaha bertanya atau berdiskusi dengan diperbandingkan untuk mengetahui seberapa
teman untuk menyele-saikan soal. Sedangkan besar dampak pembelajaran tindakan dalam
60% masih pasif, tidak berusaha walaupun meningkatkan penguasaan kompetensi.
sebenarnya pekerjaannya kurang benar. Nilai rata-rata pretes dan postes pem-
belajaran tindakan pada siklus I untuk pokok
c. Hasil Pretes dan Postes bahasan ‘perekonomian dua sektor’ tersaji
Pretes dalam penelitian ini digunakan pada tabel 2.
untuk mengetahui kemampuan atau penge-

Tabel 2. Hasil nilai rata-rata pretes dan postes siklus I

Rata-rata Nilai Rata-rata Status


No Nama Mahasiswa Selisih
Pretes Nilai Postes Perubahan
1 Febriana Astri Muryanti 40 70 30 Naik
2 Eni Wijayanti 20 40 20 Naik
3 Dewi Arum Widayati 40 70 30 Naik
4 Sholeh Hartoyo 30 60 30 Naik
5 Tri Mulyani 30 40 10 Naik
6 Supriyanto 50 70 20 Naik
7 Atik Yuni Patmawati 40 60 20 Naik
8 Linda Mareta Ningrum 40 50 10 Naik
9 Sri Wahyuni 40 70 30 Naik
10 Ani Nirwana 30 70 40 Naik
11 Yossy Firman Prabowo 20 40 20 Naik
12 Noermanita Ekasari 40 50 10 Naik
13 Bambang Mursitoaji 30 50 20 Naik
14 Wiwin 40 60 20 Naik
15 Riski Pratiwi 40 50 10 Naik
16 Aditya Budhi Prakoso 30 50 20 Naik
17 Ernawati 40 60 20 Naik
18 Fitri Wulandari 30 70 40 Naik
19 Arifin Hidayat 40 70 30 Naik
20 Atik Yuni Patmawati 40 70 30 Naik
21 Ikha Pudiyanti 30 60 30 Naik
22 Tri Muryani 20 60 40 Naik
23 Andriawan Subekti 30 50 20 Naik
24 Siti Marfuah 40 60 20 Naik
25 Lita Hidayah 40 70 30 Naik

169
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177
y
26 BarrohRizqoh 40 60 20 Naik
27 Dinda Oktavia Pangesti 50 70 20 Naik
28 Ifah Kirana Rusman 30 60 30 Naik
29 Septiana Wahyuning P 40 60 20 Naik
30 Sukron Habibi 40 50 10 Naik
31 Erfan Hari Kencana 30 40 10 Naik
32 Yulli Sukmawati 40 60 20 Naik
33 Ria Cahyaningrum 50 70 20 Naik
34 Tunjung Anggraini 40 70 30 Naik
35 Ahmad Yaenuri 30 50 20 Naik
Jumlah 1.260 2.060 800 -
Rata--rata 36,00 58,86 22,86 -

Dari data tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat penguasaan kompetensi penuh
nilai rata-rata kemampuan awal mahasiswa individu.
sebelum pembelajaran tindakan dilaksanakan
adalah 34,67 dengan nilai tertinggi 50 e. Sikap mahasiswa terhadap metode
terendah 20. Setelah pembelajaran tindakan pembelajaran
dilaksanakan nilai hasil belajar naik menjadi Setelah pembelajaran tindakan selesai
56,67, atau meningkat sebesar 22 poin dengan dilaksanakan mahasiswa diminta
nilai tertinggi 70 terendah 40. Berdasarkan tanggapannya. Adapun tanggapan mahasiswa
data ini dapat diterjemahkan bahwa secara keseluruhan yang dihimpun dari angket
pembelajaran tindakan pada siklus I dapat sikap adalah seperti pada tabel 3.
meningkatkan pemahaman sebanyak 22 poin. Dari data tabel 3 dapat mempertegas
Kenaikan sebesar itu apabila dinilai dari penyataan dan tanggapan mahasiswa diatas,
ukuran efektivitas termasuk kurang efektif, yaitu dijelaskan bahwa sikap mahasiswa
karena tidak menghasilkan nilai maksimal terhadap penggunaan metode pembelajaran
dalam ukuran menguasai kompetensi penuh. tindakan secara umum menilai positif.
Selain itu dampak proses dari pembelajaran Sebagian besar mahasiswa menilai metode
itu sendiri belum terlihat. pembelajaran tindakan ini dapat mening-
Sedangkan apabila hasil pembelajaran katkan kemauan untuk mengikuti pelajaran,
siklus I diukur dari tingkat penguasaan kom- menarik dan tidak membosankan, mem-
petensi penuh menunjukkan bahwa tingkat permudah mempelajari konsep dan teori-teori
penguasaan penuh kelas maupun individu makro, meningkatkan motivasi belajar,
belum tercapai. Nilai rata-rata hasil belajar membantu menyelesaikan soal, meningkatkan
kelas sebagai gambaran tingkat penguasaan penalaran, membantu untuk berpikir lebih
kompetensi klasikal hanya sebesar 58,86, kritis, meningkatkan keberanian berpendapat,
masih jauh dari nilai standar penguasaan dan mendorong pemanfaatan waktu belajar
kompetensi penuh klasikal yang besarnya lebih baik. Hanya 8,57% yang menilai bahwa
antara 80 s.d 100 (nilai A). Sedangkan data metode pembelajaran tindakan ini mem-
diatas juga menunjukkan tidak ada satupun bosankan dan tidak menarik, sedangkan
mahasiswa yang mendapat nilai 80 keatas, sebanyak 20,44% ragu-ragu bersikap.
berarti tidak ada satupun yang mencapai

170
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

Tabel 3. Sikap mahasiswa terhadap penggunaan metode tindakan


Jawaban (%)
No Pernyataan
SS S RR TS STS
1 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 7 19 9 - -
atribusi Weiner membuat saya memiliki kemauan yang
tinggi untuk mengikuti pelajaran
2 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 7 24 2 2 -
atribusi Weiner sangat menarik dan tidak membosankan
3 Jika pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan 14 19 2 - -
teori atribusi Weiner maka prinsip, konsep dan proses
analisis pendapatan nasional lebih cepat dipahami
4 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 2 24 9 - -
atribusi Weiner dapat memotivasi saya untuk berprestasi
5 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 10 21 4 - -
atribusi Weiner dapat membantu saya menyelesaikan soal
6 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 12 19 4 - -
atribusi Weiner dapat meningkatkan penalaran saya
dalam mempelajari materi pelajaran
7 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 3 16 16 - -
atribusi Weiner dapat membantu saya berpikir lebih kritis
8 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 8 25 2 - -
atribusi Weiner membuat saya memiliki keberanian
untuk mengeluarkan pendapat
9 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori - 26 9 - -
atribusi Weiner membuat saya merasa lebih menghargai
dalam mengeluarkan pendapat
10 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 9 22 4 - -
atribusi Weiner dapat mendorong pemanfaatan waktu
belajar dengan baik

f. Refleksi dan Evaluasi Hasil Penelitian produk tergolong kecil tetapi hal ini
pada Siklus I dinilai wajar, karena penggunaan
Refleksi implementasi pembelajaran metode baru memerlukan adaptasi
dengan atribusi Weiner pada siklus I akan beberapa waktu.
menjawab pertanyaan; apa yang berhasil, apa b) Dampak proses yang berhasil dicipta-
yang belum berhasil, mengapa, dan seterusnya kan dari penggunaan metode pem-
bagaimana ? belajaran tindakan walaupun masih
1. Apa yang berhasil ? jauh dari harapan, tetapi lebih baik
a) Implementasi pembelajaran tindakan dari dampak proses pembelajaran
pada siklus I berhasil meningkatkan sebelumnya adalah ;
dampak produk berupa penguasaan 1) Motivasi belajar mahasiswa sudah
kompetensi sebesar 22,86 poin. mulai meningkat dengan ditandai
Walaupun peningkatan dampak oleh meningkatnya usaha dalam

171
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

usaha menyelesaikan tugas dengan mandiri di kelas belum terkondisi secara


baik. Walaupun masih relatif baik, karena tugas tidak kontekstual dan
sedikit, tetapi telah nampak adanya menantang; 2) penerimaan metode
dampak pembelajaran dengan pembelajaran belum sepenuhnya diterima;
atribusi dalam meningkatkan dan 3) dosen masih perlu mencari cara-
motivasi belajar mahasiswa; cara penguatan yang lebih tepat.
2) Sikap mahasiswa terhadap metode
pembelajaran tindakan ini awalnya 4. Selanjutnya bagaimana ?
tidak disukai, tetapi setelah Untuk mencapai dampak proses dan
diterapkan dengan seksama dan dampak produk yang lebih baik, maka
mahasiswa diberi pengertian perlu dilaksanakan pembelajaran tindakan
mereka mulai tertarik. siklus II. Pada pembelajaran tindakan
siklus II, perencanaan tindakan harus lebih
2. Apa yang belum berhasil ? disempurnakan dengan meningkatkan
a) Mengubah pembelajaran yang ber- terhadap sesuatu yang dinilai berhasil
pusat pada dosen menjadi pem- tetapi belum optimal pada siklus I dan
belajaran berpusat pada mahasiswa menambahkan beberapa aktivitas pelak-
masih memerlukan waktu dan usaha sanaan metode pembelajaran terhadap
yang lebih intensif. hal-hal yang dinilai belum berhasil dicapai.
b) Dampak produk berupa penguasaan Beberapa hal yang perlu ditingkatkan
kompetensi penuh, baik klasikal dan ditambahkan pada siklus II sebagai
maupun individu belum tercapai. Pada perbaikan dari tindakan pada siklus I
siklus I tidak ada satupun yang berhasil antara lain :
mencapai tingkat penguasaan kom- a) Menyusun tugas yang memungkinkan
petensi penuh individu, yaitu men- mahasiswa dapat belajar mandiri dan
dapat nilai A (80 s.d 100) dan rata- menimbulkan tantangan yang tinggi,
rata kelas (tingkat penguasaan yaitu dengan menyampaikan kasus
kompetensi penuh klasikal) belum kontekstual.
mencapai 80. b) Menyadarkan akan tuntutan metode
c) Peran dosen dalam pembelajaran atribusi yang berusaha mempersepsi
tindakan dinilai mahasiswa masih malu bila gagal dan bangga apabila
kurang, sehingga perlu banyak mencari berhasil.
variasi penguatan untuk memotivasi c) Meningkatkan peran dosen dalam
belajar mahasiswa. melakukan penguatan dengan
metode-metode yang tepat agar dapat
3. Mengapa hal itu terjadi ? meningkatkan motivasi velajar
Dari hasil refleksi dan analisis mahasiswa.
lapangan menunjukkan bahwa sumber
utama kurang berhasilnya pembelajaran b. Deskripsi Penelitian Siklus II
tindakan pada siklus I untuk mencapai a. Hasil Observasi perilaku dosen dalam
hasil yang diharapkan bukan sekedar pembelajaran tindakan siklus II
berbeda dengan dampak sebelumnya Hasil observasi perilaku dosen
adalah ; 1) suasana belajar aktif dan belajar menujukkan seperti pada tabel 4.

172
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

Tabel 4. Hasil observasi perilaku dosen dalam pembelajaran

No Aspek yang dinilai Nilai rata-rata


1 Dosen dalam menjelaskan metode dan strategi pembelajaran 80
yang digunakan
2 Cara mengenalkan pokok bahasan dengan menghubungkan 80
pengetahuan yang sudah diketahui oleh mahasiswa (apersepsi)
3 Perintah dosen jelas dan mudah diterima 70
4 Kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan 90
pembelajaran
5 Kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi kuliah 80
dan situasi kelas
6 Kepekaan dosen terhadap tanda-tanda mahasiswa yang 90
mengalami salah pengertian
7 Pencarian sumber kesulitan dan mengatasinya 80
8 Pengarahan sederhana dan pancingan agar mahasiswa 90
memberi jawaban yang benar
9 Dorongan agar mahasiswa sadar belajar dan tertarik pada 90
materi perkuliahan yang dibahas
Nilai rata-rata perilaku dosen 83,33

Data nilai rata-rata perilaku dosen dalam variabel konsumsi, tabungan, pajak, tranfer
pembelajaran tindakan pada siklus II payment dan angka pangganda mampu
meningkat menjadi 83,33 dan termasuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
kategori ’baik’. pula.
Hasil wawancara untuk klarifikasi
diperoleh informasi bahwa perilaku dosen b. Hasil observasi suasana kelas dampak
dalam pembelajaran dinilai sangat berbeda proses pembelajaran
dengan siklus I. Dosen mampu meningkatkan Hasil observasi aktivitas kelas menun-
motivasi belajar mahasiswa dengan meng- jukkan 80% mahasiswa dinilai sangat aktif.
gunakan gaya dan teknik penguatan, yaitu Saat menemui kesulitan dalam menyelesaikan
dengan menunjukkan nilai hasil belajar maka tugas, mahasiswa mulai berani berdiksusi dan
mahasiswa mempersepsi dosen telah berbuat adu argumen dengan teman-teman, serta
serius, serta dampak kepada mahasiswa dapat bertanya kepada dosen. 20% yang terlihat
menjadikan renungan dan sebagai umpan tidak aktif setelah ditanya 5 orang menyatakan
balik belajar. Walaupun dosen mengejek yang kalau sudah paham dan dua orang sedang
tidak berhasil menyelesaikan tugas dengan tidak enek badan.
benar, ternyata tidak membuat sakit hati
mahasiswa, sebab lontaran ejekan telah c. Hasil Pretes dan Postes
disadari mahasiswa sebagai motivator. Usaha Nilai rata-rata pretes dan postes
menyadarkan akan manfaat mengetahui dan pembelajaran tindakan pada siklus II untuk
memahami materi pembelajaran, yaitu pokok bahasan ‘perekonomian terbuka’ tersaji
perhitungan pendapatan nasional beserta pada tabel 5.

173
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

Tabel 5. Hasil nilai rata-rata pretes dan postes siklus I

Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai


No Nama Mahasiswa
Pretes Postes
1 Febriana Astri Muryanti 40 100
2 Eni Wijayanti 30 80
3 Dewi Arum Widayati 40 100
4 Sholeh Hartoyo 40 90
5 Tri Mulyani 20 70
6 Supriyanto 40 100
7 Atik Yuni Patmawati 40 100
8 Linda Mareta Ningrum 40 90
9 Sri Wahyuni 20 100
10 Ani Nirwana 40 100
11 Yossy Firman Prabowo 30 100
12 Noermanita Ekasari 30 100
13 Bambang Mursitoaji 50 100
14 Wiwin 40 100
15 Riski Pratiwi 40 90
16 Aditya Budhi Prakoso 40 80
17 Ernawati 30 100
18 Fitri Wulandari 20 100
19 Arifin Hidayat 40 100
20 Atik Yuni Patmawati 30 100
21 Ikha Pudiyanti 40 80
22 Tri Muryani 40 90
23 Andriawan Subekti 30 100
24 Siti Marfuah 40 100
25 Lita Hidayah 30 100
26 BarrohRizqoh 40 80
27 Dinda Oktavia Pangesti 40 100
28 Ifah Kirana Rusman 30 100
29 Septiana Wahyuning P 20 90
30 Sukron Habibi 30 80
31 Erfan Hari Kencana 40 70
32 Yulli Sukmawati 40 80
33 Ria Cahyaningrum 40 100
34 Tunjung Anggraini 50 100
35 Ahmad Yaenuri 30 100
Jumlah 1.240 3.270
Rata--rata 35,43 93,43

174
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

Dari data tabel 5 dapat dijelaskan bahwa jukkan adanya peningkatan motivasi yang
nilai rata-rata kemampuan awal mahasiswa cukup tinggi, dimana 80% mahasiswa aktif
sebelum pembelajaran tindakan siklus II dalam menyelesaikan tugas. Sikap yang lain
dilaksanakan adalah 35,43. Setelah pembe- adalah penerimaan atas inovasi metode
lajaran tindakan dilaksanakan nilai hasil pembelajaran yang mengarah kepada pembe-
belajar naik menjadi 93,43, atau meningkat lajaran aktif. Hanya 5,71% yang menyatakan
sebesar 58 poin. Artinya, atribusi dapat metode ini kurang menarik (lihat tabel 6).
meningkatkan pemahaman analisis Penda-
patan Nasional sebanyak 58 poin. Kenaikan d. Sikap mahasiswa terhadap metode
sebesar itu apabila dinilai dari ukuran pembelajaran
efektivitas termasuk efektif, karena 94,29% Tanggapan mahasiswa terhadap
telah mencapai kompetensi penuh. Sedang- penggunaan metode atribusi secara
kan dampak proses dari pembelajaran itu keseluruhan yang dihimpun dari angket sikap
sendiri, seperti perilaku mahasiswa menun- adalah seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Sikap mahasiswa terhadap penggunaan metode tindakan


Jawaban (%)
No Pernyataan
SS S RR TS STS
1 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 9 26 - - -
atribusi Weiner membuat saya memiliki kemauan yang
tinggi untuk mengikuti pelajaran
2 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 9 24 - 2 -
atribusi Weiner sangat menarik dan tidak membosankan
3 Jika pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan 16 19 - - -
teori atribusi Weiner maka prinsip, konsep dan proses
analisis pendapatan nasional mudah dipahami
4 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 6 29 - - -
atribusi Weiner dapat memotivasi saya untuk berprestasi
5 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 15 20 - - -
atribusi Weiner dapat membantu saya menyelesaikan soal
6 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 19 16 - - -
atribusi Weiner dapat meningkatkan penalaran saya
dalam mempelajari materi pelajaran
7 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 16 19 - - -
atribusi Weiner dapat membantu saya berpikir lebih kritis
8 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 10 25 - - -
atribusi Weiner membuat saya memiliki keberanian untuk
mengeluarkan pendapat
9 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 5 30 - - -
atribusi Weiner membuat saya merasa lebih menghargai
dalam mengeluarkan pendapat
10 Pembelajaran ekonomi makro dilaksanakan dengan teori 13 22 - - -
atribusi Weiner dapat mendorong pemanfaatan waktu
belajar dengan baik

175
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 2, Desember 2012: 163-177

Dari data tabel 6 dapat mempertegas KESIMPULAN


penyataan dan tanggapan mahasiswa diatas,
yaitu dijelaskan bahwa sikap mahasiswa Kesimpulan penelitian ini menunjukkan
terhadap penggunaan metode pembelajaran bahwa (1) penerapan Teori Atribusi Weiner
tindakan secara umum menilai sangat positif. dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
Hampir semua mahasiswa (94,29%) menilai tentang analisis pendapatan nasional; (2)
metode pembelajaran tindakan ini dapat penerapan Teori Atribusi Weiner meningkat-kan
meningkatkan kemauan untuk mengikuti hasil belajar mahasiswa sebesar 58 poin, yaitu
pelajaran, menarik dan tidak membosankan, dari rata-rata 35,43 menjadi 93,43; (3) tang-
mempermudah mempelajari konsep dan teori- gapan mahasiswa terhadap penerapan Teori
teori makro, meningkatkan motivasi belajar, Atribusi Weiner sangat positif, hampir semua
membantu menyelesaikan soal, meningkatkan mahasiswa (94,29%) menilai metode pembe-
penalaran, membantu untuk berpikir lebih lajaran tindakan ini meningkatkan kemauan
kritis, meningkatkan keberanian berpendapat, untuk mengikuti pelajaran, menarik dan tidak
dan mendorong pemanfaatan waktu belajar membosankan, mempermudah mempelajari
lebih baik. Hanya 5,71% yang menilai bahwa konsep dan teori-teori analisis pendapatan nasio-
metode pembelajaran tindakan ini nal (ekonomi makro), meningkatkan motivasi
membosankan dan tidak menarik. belajar, membantu menyelesaikan soal, mening-
katkan penalaran, membantu untuk berpikir
6. Refleksi dan Evaluasi Hasil Penelitian lebih kritis, meningkatkan keberanian berpen-
pada Siklus II dapat, dan mendorong pemanfaatan waktu
Hasil refleksi implementasi pembelajaran belajar lebih baik. Hanya 5,71% yang menilai
dengan atribusi Weiner pada siklus II bahwa metode pembelajaran tindakan ini
menunjukkan bahwa penggunaan teori membosankan dan tidak menarik.
Atribusi Weiner secara empirik dapat Peningkatan pemahaman analisis penda-
meningkatkan pemahaman analisis patan nasional di Progdi Pendidikan Akuntansi
Pendapatan Nasional, dimana 94,29% FKIP-UMS dilakukan dengan prosedur; (1)
mahasiswa mencapai nilai A (80 keatas). Lakukan penilaian atas hasil kerja mahasiswa
Atribusi terbukti dapat meningkatkan secara langsung dan beri komentar dan penguat-
motivasi belajar mahasiswa, sehingga suasana an verbal dan non-verbal untuk memberikan
belajar tidak lagi berpusat kepada dosen tetapi persepsi keberhasilan dan kegagalan. Bangga
telah berubah menjadi pembelajaran aktif apabila hasil pekerjaannya benar dan akan malu
yang berpusat kepada mahasiswa. apabila pekerjaannya tidak benar; dan (2) Tum-
Dari hasil refleksi dan evaluasi ini me- buhkan ego-involvement di kelas dengan
nunjukkan keberhasilan siklus II dalam menyadarkan bahwa tugas yang dibebankan
mencapai penguasaan penuh, dengan menjadi pertaruhan harga diri. Upaya yang
demikian tidak ada lagi siklus III. dilakukan dengan menunjukkan secara terbuka
atas hasil pekerjaan mahasiswa di depan kelas.

176
Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan ... (Joko Suwandi)

DAFTAR PUSTAKA

Arend, R. 1997. Classroom Instructional management. New York: The Mc. Graw-Hill Company.
Bell-Grredler, Margaret E. 1996. Learning and Instrucion Theory into Practice. New York:
Macmillan Publishing Company.
Depdiknas,2003:10. Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta:Dirjen Dikdasmen).
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Dornbusch, 1991. Macroeconomics. Kogakusha:Mc. Graw-Hill
Dryden, Gordon & Vos Jeannette.1999. The Learning Revolution: To Change the Way the World
Learns. The Learning Web, Selandia Baru. Dialihbahasakan dan diterbitkan oleh Mizan
dengan judul Revolusi cara Belajar. 2000).
Endang Sri Rahayu. 2004. Metode Penelitian (Khusus Tentang Penelitian Kajian Tindak/Action
Research). Jakarta: Lembaga Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta.
Gagne. & Briggs.1988:42. Principle of Instructional Design. New York: Holt, Rinerhart and
Winston, Inc.
Mufliha. 2007. Psikologi Sosial. http://anakkuantan.multiply.com/journal/item/8. diakses tanggl:
26 Mei 2008 jam 08.15.
Kemmis, S. & Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner (3rd ed). Victoria: Deakin
University Press.
Milles, M.B. & Huberman, A.M.1984. Qualitative Data Analysis. Beverley Hills: Sage Publisher.
Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdikbud, Dirjen Dikti.

177

Anda mungkin juga menyukai