Anda di halaman 1dari 10

PERANAN DEWAN PENGUPAHAN TERHADAP

PENETAPAN UPAH MINIMUM


Thamrin S
Fakultas Hukum Universitas Islam Riau
E-mail : thamrins@law.uir.ac.id

ABSTRACT
Abstrak
In human life always trying to meet all their needs, both their own
Dalam kehidupan manusia selalu berusaha needs and the needs of his family. Every Man has a somewhat
untuk memenuhi segala kebutuhannya, different needs from one another. It depends on the ability or the
baik kebutuhan sendiri maupun kebutuhan purchasing power of each individual. Purchasing power depends also
keluarganya. Setiap menusia memiliki on earnings (wages) were obtained within a certain time after work.
kebutuhan yang bebeda satu dengan yang To provide protection workers / laborers to wages, the government
lainnya. Hal tersebut tergantung pada established the Wage Council (National, Provincial and District /
kemampuan atau daya beli masing-masing Municipal) which is a non-structural institution is tripartite. With the
individu. Daya beli tergantung pula pada establishment of the Minimum Wages Council Wage, expected wages
penghasilan (upah) yang diperolehnya dalam received by workers / laborers, as a source of income to meet the
waktu tertentu setelah ia bekerja. Untuk needs of workers / laborers and their families, and can be reached
memberikan perlindungan Pekerja/buruh fulfillment kabutuhan Life (KHL) workers / laborers. Psychologically
terhadap pengupahan, maka pemerintah wages can create satisfaction for workers / laborers.
membentuk Dewan Pengupahan (Tingkat
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota) Keywords: Wage Council, decent subsistence.
yang merupakan lembaga non struktural
yang bersifat tripartit. Dengan penetapan
Upah Minimum oleh Dewan Pengupahan,
A. PENDAHULUAN
diharapkan upah yang diterima oleh
pekerja/buruh, sebagai sumber penghasilan
dapat memenuhi kebutuhan hidup pekerja/
buruh dan keluarganya, serta dapat tercapai
S ituasi dan kondisi ketenagakerjaan baik sifat maupun
dinamikanya semakin. kompleks. Sehingga upah
masih tetap menjadi persoalan utama di berbagai negara
pemenuhan Kabutuhan Hidup Layak (KHL) berkembang termasuk Indonesia. Keadaan pasar kerja yang
pekerja/buruh. Secara psikologis upah yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja, serta tidak
diterima dapat menciptakan kepuasan bagi seimbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan peluang
pekerja/buruh. kerja yang tersedia. Di sisi lain, dengan mutu angkatan kerja
Keywords: Dewan Pengupahan, Pemenuhan
yang rendah menyebabkan upah menjadi issu yang tidak
kehidupan hidup layak. terselesaikan, dan selalu menjadi pembicaraan utama dalam
bidang ketenagakerjaan.
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatupekerjaan
atau jasa yang telah atau akan dikerjakan, upah berfungsi sebagai
jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan
dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan
UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017 39
Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian Karena upah merupakan hak normative pekerja/
kerja antara pemberi dan penerima kerja. Jadi, buruh, maka peraturan perundang-undangan yang
Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima mengatur masalah pengupahan memuat pula sanksi
dan dinyatakan sebagai imbalan dari pengusaha pidana bagi pengusaha yang mengabaikan peraturan
atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang perundangan terkait dengan masalah pengupahan
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian dan perlindungan upah. Bila hal tersebut terjadi
kerja, kesepakatan, atau peraturan. maka tindakan pengusaha tersebut termasuk tindak
pidana kejahatan. Pasal 185 ayat (1) UU No. 13 tahun
Upah merupakan salah satu aspek yang paling
2003 menjelaskan bahwa“Barangsiapa melanggar
sensitive di dalam hubungan kerja. Berbagai pihak
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal…..,
yang terkait melihat upah dari sisi masing-masing
Pasal 90 ayat (1) dikenakan sanksi pidana penjara
yang berbeda. Pekerja/buruh melihat upah sebagai
paling singkat 1 tahun dan paling lama 4 tahun dan/
sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup
atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000. (seratus
pekerja/buruh dan keluarganya. Secara psikologis
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000.
upah juga dapat menciptakan kepuasan bagi pekerja/
(empat ratus juta rupiah), ayat (2) Tindak pidana
buruh. Di lain pihak, pengusaha melihat upah sebagai
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
salah satu biaya produksi. Pemerintah melihat upah, di
tindak pidana kejahatan.
satu pihak untuk tetap dapat menjamin terpenuhinya
keburtuhan yang layak bagi pekerja/buruh dan Tujuan pemerintah mengatur upah dan
keluarganya, meningkatkan produktivitas pekerja/ pengupahan pekerja/buruh adalah untuk melindungi
buruh, dan meningkatkan daya beli masyarakat. pekerja dari kesewenang-wenangan pengusaha/
majikan dalam pemberian upah. setiap pekerja/buruh
Kebijakan pemerintah tentang pengupahan
berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
saat ini masih bertumpu pada upah minimum (UM)
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerja
berlandaskan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
menerima upah dari pemberi kerja dan dilindungi
pekerja lajang dengan masa kerja kurang dari satu
undang-undang. Peran pemerintah dalam hal ini
tahun. Belum mencakup mereka yang sudah bekerja di
adalah adalah menetapkan kebijakan pengupahan
atas satu tahun dan keluarganya. Kelemahan tentang
yang melindungi pekerja/buruh agar dapat memenuhi
penerapan sturktur skala upah masih sangat minim
kebutuhan hidup pekerja maupun keluarganya.
dan belum bersifat wajib, karena tidak ada sanksi
formal bagi yang belum menerapkannya. Sehingga
praktisnya upah minimum menjadi upah efektif yang B. REGULASI PENGUPAHAN
berlaku pada pasar kerja, terutama pada industri Secara hirarki Peraturan Perundang-Undangan
padat karya. tentang pengupahan antara lain:
Upah adalah salah satu hak normatif pekerja/ 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun
buruh. Upah yang diterima oleh pekerja/buruh 2003 Tahun 2003, Tewntang Ketenagakerjaan.
merupakan bentuk “prestasi” dari pengusaha 
Pasal 89 UU No. 13 tahun 2003, ayat (1) Upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 88 ayat (3) huruf a dapat
ketika pekerja/buruh itu sendiri telah memberikan
terdiri atas: a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau
“prestasi” pula kepada majikan/pengusaha, yakni kabupaten/kota. B. Upah minimum berdasarkan sektor pada
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan wilayah provinsi atau kabupaten/kota, atay (2) Uapah minimum
sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan kepada pencapaian
dilakukan. kebutuhan hidup layak, ayat (3) Upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan
: http://maulanaihsan49.blogspot.co.id/, diakses Tanggal 9

memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi
Agustus 2016. dan/atau Bupati/Walikota, ayat (4) Komponen dan pelaksanaan

Penjelasan Peraturan Pemerintah RI No. 78 Tahun 2015, tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana
tentang pengupahan. dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

40 UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 107 14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tahun 2004, Tentang Dewan Pengupahan. Republik Indonesia No.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 78 13 Tahun 2012, tentang Komponen dan Pelaksanaan
tahun 2015, Tentang Pengupahan. Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak,
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Serta Pedoman Survei dan Pengolahan Data
No. 7 tahun 2013, Tentang Upah Minimum. Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Republik Indonesia No. Kep-231/Men/2003, transmigrasi Republik Indonesia No. Kep-51/
Tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan M-IND/PER/10/2013, Tentang Upah Kerja yang
Upah Minimum. dirumahkan bukan ke Arah Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK).
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. Kep-234/Men/2003, 16. Keputusan Ketua Dewan Pengupahan Nasional
Tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Nomor 01/Depenas/XII/2006, Tentang Tata Kerja
Usaha dan Sumber Daya Mineral pada daerah Dewan Pengupahan Nasional.
Tertentu. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
Republik Indonesia No. Kep-49/Men/2004, dari pemberi kerja/pengusaha kepada pekerja/buruh
Tentang Struktur Skala upah. yang ditetapkan dan dibayarkan sesuai dengan
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi perjanjian kerja yang disepakati oleh kedua belah
Republik Indonesia No. Kep-51/Men/IV/2004, pihak. Sebagaimana dituangkan dalam Undang-
Tentang Istirahat Panjang Pada Perusahaan Undang Nomor 13 tahun 2003, yang menjelaskan
Tertentu. “upah adalah hak pekerja/ buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/
Republik Indonesia No. 6 Tahun 2016, Tentang
buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
Buruh di Perusahaan.
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
Republik Indonesia No. 7 Tahun 2016, Tentang
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan” (Pasal
Uang Servis Pada Usaha Hotel dan Usaha Restoran
1 angka 30).
Di Hotel.
Regulasi pengupahan pada dasarnya terdiri dari
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dua bagian besar, yaitu:
Republik Indonesia No. Kep-102/Men/VI/2004,
Tentang Kerjas Lembur dan Upah Kerja Lembur. 1. Regulasi terkait mekanisme penetapan upah.
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2. Regulasi terkait perlindungan upah.
Republik Indonesia No. Kep-03/Men/I/2005,
Regulasi terkait dengan mekanisme penetapan
Tentang Tata Cara Pengusulan Keanggotaan
upah dalam UU No. 13 Tahun 2003, tentang
Dewan Pengupahan Nasional.
Ketenagakerjaan, secara sistimatikanya sebagai
13. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi berikut:
Republik Indonesia No. Kep-15/Men/VII/2005,
Tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada sektor 
Markus Sidauruk, Kebijakan pengupahan di Indonesia,
Usaha Pertambangan Umum Pada daerah operasi Tinjauan Kritis dan Panduan Menuju Upah Layak, Bumi Intitama
tertentu. Sejahtera, Jakarta, 2013, Hlm. 9.

UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017 41


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

a. Pendapatan upah minimum di tingkat propinsi ke Barat, dimana dalam studi kasusnya upah kepada
dan Kabupaten /kota (Pasal 88 UU No. 13 Tahun pekerja tidak tetap, atau tenaga buruh seperti upah
2003, tentang Ketenagakerjaan). buruh lepas di areal perkebunan, dan upah pekerja
b. Penetapan upah melalui kesepakatan/ buruh bangunan misalnya. Mereka biasanya dibayar
perundingan kolektif (Pasal 91 UU No. 13 Tahun mingguan atau bahkan harian. Itu untuk buruh,
2003, tentang Ketenagakerjaan). sedangkan gaji menurut pengertian keilmuan Barat
terkait dengan imbalan uang yang diterima oleh setiap
c. Penetapan struktur dan Skala Upah (Pasal
karyawan atau pekerja tetap yang dibayarkan sebulan
92 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003, tentang
sekali. Sehingga dalam pandangan dan pengertian
Ketenagakerjaan).
Barat, Perbedaan gaji dan upah itu hanya terletak
d. Peninjauan upah secara berkala (Pasal 92 ayat 2 UU
pada jenis karyawannya yang berkategori karyawan
No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan).
tetap atau tidak tetap dengan sistem pembayarannya
Sedangkan regulasi terkait perlindungan upah secara bulanan, harian atau per periode tertentu.
diatur dalam Pasal 88 Ayat (2) UU No. 13 Tahun Dari berbagai kepentingan yang berbeda tentang
2003, tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi pengupahan, maka diperlukan pemahaman, sistem
“Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi serta pengaturan yang tegas, untuk memperoleh
penghidupan yang layak bagi bagi kemanusiaan, kesatuan pengertian dan penafasiran yang sama
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang terutama bagi pekerja/buruh dan pengusaha.
melindungi pekerja /buruh.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
Di samping regulasi pengupahan yang diatur 1945, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dalam bentuk undang-undang, maka pemerintah juga dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal
membuat aturan pelaksanaannya, baik dalam bentuk 27 Ayat (2). Untuk itu upah yang dibayarkan kepada
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, maupun pekerja/buruh, harus dapat terpenuhinya kehidupan
dalam bentuk Peraturan Menteri terkait. yang layak. Sehingga penghasilan pekerja/buruh
Pengupahan atau pemberian upah adalah salah dapat terpenuhi kebutuhan fisik, non fisik dan sosial,
satu masalah yang tidak pernah selesai diperdebatkan, meliputi makanan, minuman, sandang, perumahan,
baik oleh pekerja/buruh dan majikan/pengusaha, pendidikan, kesehatan, jaminan hari tua, dana
maupun oleh pemerintah. Begitu juga oleh banyak reakreasi. Di samping itu tujuan kebijakan pengupahan
organisasi manapun, apapun bentuk organisasinya diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
baik itu swasta maupun pemerintah. Seolah-olah ekonomi dan perluasan kesempatan kerja, serta dapat
pengupahan merupakan pekerjaan yang tidak pernah mengingkatkan kesejahteraan pekerja/buruh beserta
habis-habisnya bagi setiap stakeholder, karena masing- keluarganya.
masing memiliki kepentingan sesuai dengan posisinya
masing-masing. Rendahnya upah atau besarnya upah, C. DEWAN PENGUPAHAN
juga selalu memicu konflik antara pihak manajemen Dewan pengupahan adalah suatu lembaga non
dengan pihak orang yang dipekerjakan. Hal ini terbukti structural yang bersifat triparti, yang keanggotaannya
dengan banyaknya unjuk rasa/demontrasi di berbagai terdiri dari unsure pemerintah, organisasi pengusaha,
daerah di Indonesia. Kelayakan upah yang tidak sesuai dan serkatpekerja/buruh dan pakar (akademisi)
dengan harapan, tidak seimbang dengan apa yang 
http://geordy-resistencia-anz.blogspot.com/2012/02/
mereka kerjakan. konsep-upah-dalam-kacamata-islam.html, diakses tanggal 12
Agustus 2016.
Paradigma pemberian upah di Indonesia 
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan
disadari atau tidak, lebih condong untuk berkiblat Bidang Hubungan Kerja, Pt RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013,
Hlm. 37.

42 UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat 3. Memiliki pengalaman atau pengetahuan bidang


Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, pengupahan dan pengembangan Sumber Daya
sedangkan keanggotaan Dewan pengupahan tingkat Manusia (SDM).
Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.
Masa jabtan Dewan Pengupahan Nasional selama
Sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat
3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh
masa jabatan berikutnya.
Bupati/Wlikota. (Pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tugas dewan Pengupahan Nasional untuk
Nomor 7 Tahun 2013, tentang Upah Minimum, antara
memberikan saran dan pertimbangan kepada
lain menetapkan:
pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan
pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan 1. Gubernur dalam menetapkan Upah Mnimum
nasional. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Provinsi (UMP) memperhatikan rekomendasi
Pengupahan Nasional bekerja sama dengan instansi Dewan Pengupahan Provinsi.
pemerintah maupun swasta dan pihak-pihak lain yang 2. Gubernur dalam menetapkan Upah Minimum
terkait. Kabupaten/Kota (UMK) memperhatikan reko-
mendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan
Susunan keanggotaan Dewan Pengupahan
rekomendasi Bupati/Walikota.
Nasional terdiri dari:
3. Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat
1. Ketua, merangkap sebagai anggota dari unsure
(1) dan ayat (2) disampaikan kepada Gubernur
Pemerintah.
oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau
2. Wakil Ketua, sebanyak 2 (dua) orang, merangkap Bupati/Walikota, melalui Satuan Kerja Perangkat
sebagai anggota, masing-masing dari unsure Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di
serikat Pekerja/Buruh dan organisasi Pengusaha. bidang ketenagakerjaan.
3. Sekretaris, merangkap sebagai anggota dari
Rekomendasi Bupati/Walikota sebagaimana
unsure pemerintah yang mewakili instansi yang
dimaksud pada ayat (2) berdasarkan saran dan
bertanggung jawab di bidang kewtenagakerjaan.
pertimbangan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota
4. Anggota. apabila terbentuk.(lihatPasal 12)
Untuk kelancaran tugas Dewan Pengupahan Untuk menetapkan Upah Minimum Sektoral
Nasional dibantu oleh sekretariat yang dilaksanakan Provinsi (UMSP) dan/atau Upah Minimu Sektoral
oleh salah satu unit kerja yang dibentuk dan berada Kabupaten/Kota, Dewan Pengupahan Provinsi atau
di lingkungan instansi Pemerintah yang bertanggung Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota melakukan
jawab di bidang ketenagakerjaan (Pasal 7 dan 8). penelitian serta menghimpun data dan informasi
Untuk pengangkatan dan pemberhentian Anggota mengenai:
Dewan Pengupahan Nasional dilakukan oleh Presiden a. Homogenitas perusahaan
atas usul Menteri Ketenagakerjaan. Pengangkatan
b. Jumlah perusahaan
Dewan pengupahan Nasional harus memenuhi
persyaratan: c. Jumlah tenaga kerja
1. Warga Negara Indonesia d. Devisa yang dihasilkan
2. Berpendidikan paling rendah lulusan strata 1 (S e. Nilai tambah yang dihasilkan
– 1)
f. Kemampuan perusahaan
g. Asosiasi perusahaan

UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017 43


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

h. Serikat pekerja/serikat buruh terkait. (2) wajib membayar upah lembur Pasal 85 Ayat
(3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
Dewan Pengupahan melakukan penelitian untuk
Ketenagakerjaan).
menentukan sektor unggulan yang selanjutnya
disampaikan kepada asosiasi perusahaan dan serikat e. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
pekerja/serikat buruh sektor yang bersangkutan untuk melakukan pekerjaan pada hari libur resmi
dirundingkan (lihat Pasal 13). sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) wajib
membayar upah kerja lembur (Pasal 85 Ayat (3)
Untuk menetapkan upah minimum Sektor
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai berikut: (lihat
Ketenagakerjaan).
Pasal 14)
f. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
1. Besaran Upah Minimum Sektor Provinsi (UMSP)
dari ketentuan upah minimum (Pasal 90 Ayat (1)
dan/atau Upah Minimum Sektor Kabupaten/Kota
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
(UMSK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Ketenagakerjaan).
11 ayat (3) disepakati oleh asosiasi perusahaan
dan serikat pekerja/serikat buruh di sektor yang g. Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh
bersangkutan. tidak melakukan pekerjaan (Pasal 93 Ayat (1)
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
2. Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada
Ketenagakerjaan).
ayat (1) disampaikan kepada gubernur melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang h. Komponen upah terdiri dari upah pokok dan
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan tunjangan tetap, besarnya upah pokok Sedikit-
sebagai dasar penetapan Upah Minimum Sektor dikitnya 75 % dari jumlah upah pokok dan
Provinsi (UMSP) dan Upah Minimum Sektor tunjangan tetap (Pasal 94 Undang-Undang No.
Kabupaten/Kota (UMSK) (lihat Pasal 14). 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan).
i. Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/
buruh karena kesengajaan atau kelalainnya
D. SISTEM PENGUPAHAN
dapat dikenakan denda (Pasal 95 Ayat (1)
1. Asas pengupahan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
a. Hak menerima upah timbul pada saat adanya Ketenagakerjaan).
hubungan kerja dan berakhir pada saat hubungan j. Pengusaha yang karena kesengajaannya atau
kerja putus (Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 8 kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
Tahun 1981, tentang Perlindungan Upah). pembayaran upah, dikenakan denda sesuai
b. Pengusaha tidak boleh mengadakan diskriminasi dengan prosentase tertentu dari upah pekerja/
upah bagi pekerja/buruh laki-laki dan wanita buruh (Pasal 95 Ayat (2) Undang-Undang No. 13
untuk pekerjaan yang sama (Pasal 3 Peraturan Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan).
Pemerintah No. 8 Tahun 1981, tentang k. Dalam hal pengusaha dinyatakan pailit atau
Perlindungan Upah). dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-
c. Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak
waktu kerja (Pasal 77 Ayat (1) Undang-Undang lainnya dari pekerja/buruh merupakan hutang
No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan). yang didahulukan pembayarannya (Pasal 95 Ayat
(4) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
d. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
Ketenagakerjaan).
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud Ayat

44 UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

l. Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah.
segala pembayaran yang timbul dari hubungan i. Struktur dan skala pengupahan yang
kerja menjadi kedaluwarsa setelah melampaui proporsional.
jangka waktu dua tahun sejak timbulnya hak
j. Upah untuk pembayaram pesangon.
(Pasal 96 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
tentang Ketenagakerjaan).
Dari amanat Undang-Undang Dasar 1945,
Upah memegang peranan yang penting dan
pada pasal 27 Ayat (2) “Tiap-tiap warga negara
merupakan ciri khas suatu hubungan disebut
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
hubungan kerja, bahkan dapat dikatakan upah
bagi kemanusiaan” dan Pasal 5 Ayat (2), maka
merupakan tujuan utama dari seseorang pekerja/
Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk
buruh melakukan pekerjaan pada orang tertentu atau
menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya”.
badan hukum lain. Karena itulah pemerintah turut
Atas pertimbangan dimaksud, maka pemerintah
serta dalam menangani masalah pengupahan melalui
wajib memberikan perlindungan terhadap tenaga
berbagai kebijakan dalam peraturan perundang-
kerja, terutama menjamin hak-hak dasar pekerja/
undangan.
buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta
Upah, adalah hak pekerja/buruh yang diterima perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ dan keluarganya dengan tetap memperhatikan
buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perkembangan kemajuan dunia usaha.
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
Untuk melaksanakan Pasal 97 Undang-Undang
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
No. 13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
“Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, dan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup layak, dan
Demikian pula pada Pasal 88 Ayat (1) menyebutkan
perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud
bahwa “setiap pekerja/buruh berhak memperoleh
dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003, seperti:
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. 1. Pasal 89
Untuk memenuhi maksud dan tujuan pemenuhan (1). Upah minimum sebagaimana dimaksud
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, maka dalam Pasal 88 Ayat (3), dapat terdiri atas :
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan a. Upah minimum berdasarkan wilayah
untuk melindungi pekerja/buruh, antara lain: provinsi atau Kabupaten/kota.
a. Upah minimum b. Upah minimum berdasarkan sector pada
b. Upah kerja lembur wilayah provinsi atau Kabupaten/ Kota.
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan. (2) Upah minimum sebagaimana dimaksud
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian
kegiatan lain di laur pekerjaannya. kebutuhan hidup layak (KHL).
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat (3) Upah minimum sebagai dimaksud dalam
akerjanya. ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan
f. Bentuk dan cara pembayaran upah. memperhatikan rekomendasi dari Dewan
Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/
g. Denda dan potongan upah.
Walikota.
Pasal 1 angka 30 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.


UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017 45


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan Ayat (4), Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat
pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL) (3) terdiri atas beberapa jenis kebutuhan hidup. Ayat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur (5) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dengan Keputusan Menteri. dan jenis kebutuhan hidup sebagaimana dimaksud
ayat (4) ditinjau dalam jangka 5 (lima) tahun. Ayat (6),
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Peninjauuan komponen dan jenis kebutuhan hidup
No. 78 Tahun 2015, tentang “Pengupahan”, maka
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang
Menteri dengan mempertimbangkan hasil kajian yang
perlindungan upah (Lembaran Negara Republik
dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional. Ayat
Indonesia Tahun 1981 Nomor 8, tambahan Lembaran
(7), Kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan
Negera Republik Indonesia Nomor 3190) dicabut dan
Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dinyatakan tidak berlaku.
menggunakan data dan informasi yang bersumber
Bentuk perlindungan upah pekerja/buruh adalah dari lembaga yang berwenang di bidang statistik. Ayat
“Upah Minimum” yang ditetapkan Pemerintah melalui (8) Hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan
Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015, tentang hidup sebagaimana dimaksud ayat (6) menjadi dasar
Pengupahan. perhitungan upah minimum selanjutnya dengasn
PP No. 78 tahun 2015 Pasal 41 Ayat (1), Gubernur memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
menetapakan Upah Minimum sebagai jaring ekonomi.
pengaman. Ayat (2) Upah minimum sebagaimana PP No. 78 tahun 2015 Pasal 44 Ayat (1) Penetapan
dimaksud pada Ayat (1) merupakan upah bulanan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terendah yang terdiri atas 43 Ayat (1) dihitung dengan menggunakan formula
a. Upah tanpa tujangan perhitungan upah minimum. Ayat (2) Formula
perhitungan upah minimum sebagaimana dimaksud
b. Upah pokok termasuk tunjangan tetap.
pada ayat (1) sebagai berikut:
PP No. 78 tahun 2015 Pasal 42 Ayat (1), Upah
minimum sebagai dimaksud dalam Pasal 41 Ayat UMn = UMt + {UMt x (Inflasi + % ^ PDB1)}
(1) hanya berlaku bagi pekerja/Buruh dengan
masa kerja kurang 1 (satu) tahun pada perusahaan Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
yang bersangkutan. Ayat (2) Upah bagi pekerja/ Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013, tentang Upah
buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih Minimum, mengatur:
dirundingkan secara bipartite antara pekerja/ 1. Penetapan upah minimum didasarkan pada
buruh dengan pengusaha di perusahaan yang Kebutuhan Hidupan layak (KHL) dengan
bersangkutan. memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
PP No. 78 tahun 2015 Pasal 43 Ayat (1) Penetapan ekonomi.
upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. Upah minimum sebagaimana dimaksud pada
41 dilakukan setiap tahun berdasarkan kebutuhan Ayat (1) diarahkan pada pencapaian Kebutuhan
hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan Hidupan Layak (KHL).
pertumbuhan ekonomi. Ayat (2) Kebutuhan hidup 3. Pencapaian Kebutuhan Hidupan Layak (KHL)
layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) merupakan
standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk perbandingan besarnya upah minimum terhadap
dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 (satu) nillai Kebutuhan Hidup Layak pada periode yang
bulan. Ayat (3), Kebutuhan hidup layak sebagaimana sama.
dimaksud pada ayat (2) terdiri dari beberpa komponen.

46 UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

4. Untuk pencapaian Kebutuhan Hidupan Layak 5. Kesehatan 5 komponen


(KHL), sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 6. Transportasi 1 komponen
Gubernur menetpakan tahapan pencapaian
7. Rekreasi dan Tabungan 2 komponen.
Kebutuhan Hidupan Layak (KHL) dalam bentuk
peta jalan pencapaian Kebutuhan Hidupan Layak Setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh
(KHL) bagi perusahaan industri padat karya penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
tertentu dan bagi perusahaan lainnya dengan bagi kemanusiaan”. Kebutuhan Hidup Layak yang
mempertimbangkan kondisi kemampuan dunia selanjutnya disingkat KHL adalah standar kebutuhan
usaha. seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup
layak secara fisik dalam 1 (satu) bulan (Pasal 1 angka
1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 21 Tahun
E. KEBUTUHAN HIDUP LAYAK 2016).
Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL), sebagai Penetapan upah minimum oleh Gubernur
dasar dalam penetapan upah minimum, Pasal 88 UU No. dilakukan setiap tahun berdasarkan Kebutuhan Hidup
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan layak dan dengan memperhatikan produktivitas
“Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh dan pertumbuhan ekonomi, dihitung dengan
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang menggunakan formula perhitungan upah minimum,
layak bagi kemanusiaan”. Dan “Untuk mewujudkan yaitu upah minimum tahun berjalan ditambah dengan
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak hasil perkalian antara upah minimum tahun berjalan
bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan dengan penjumlahan tingkat inflasi nasional tahun
pengupahan yang melindungi pekerja/buruh”. Untuk berjalan dan tingkat pertumbuhan Produk Domestic
memberikan perlindungan pengupahan pekerja/ Bruto (PDB) tahun berjalan (Pasal 2 Peraturan Menteri
buruh.MakaPemerintah menetapkan upah minimum Tenaga Kerja Nomor 21 Tahun 2016).
berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan
Pasal 5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
21 Tahun 2016, komponen dan jenis kebutuhan
ekonomi”.
hidup ditinjau dalam jangka 5 (lima) tahun, melalui 2
Ketentuan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), lebih (dua) tahapan, yaitu pengkajian dan penetapan hasil
lanjut diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup.
Transmigrasi (Kepmenakertrans) No. 17 tahun 2005,
Untuk memberikan saran, perlindungan,
dengan revisi Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan merumuskan kebijakan pengupahan yang
Transmigrasi (Kepmenakertrans) No. 13 tahun 2012,
akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk
tentang Komponen dan Pentahapan Pencapaian
mengembangkan system pengupahan nasional
Kebutuhan Hidup Layak.
dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi
Dalam Kepmenakertrans tersebut, mengatur danKabupaten/Kota. Dengan keanggotaan terdiri dari
tentang standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL), yang unsur Pemerintah, Organisasi pengusaha, sderikat
terdiri dari 7 kelompok dan 60 komponen kebutuhan, pekerja/.serikat buruh, Perguruan Tinggi, dan pakar.
sebagai berikut:
1. Makanan dan Mainumum 11 komponen F. PENUTUP
2. Sandang 13 komponen
Upah adalah salah satu masalah yang tidak pernah
3. Perumahan 26 komponen selesai diperdebatkan, baik oleh pekerja/buruh
4. Pendidikan 2 komponen dan majikan/pengusaha, maupun oleh pemerintah.
Seolah-olah pengupahan merupakan pekerjaan yang

UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017 47


Thamrin S . Peranan Dewan Pengupahan Terhadap Penetapan Upah Minimum

tidak pernah habis-habisnya bagi setiap stakeholder, Peraturan Perundang-Undangan


karena masing-masing memiliki kepentingan sesuai
Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
dengan posisinya masing-masing. Rendahnya upah
1945
atau besarnya upah, juga selalu memicu konflik antara
pihak manajemen dengan pihak pekerja/buruh. Undang Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun
2003, tentang Ketenagakerjaan.
Regulasi pengupahan pada dasarnya terdiri dari
dua bagian besar, yaitu regulasi terkait mekanisme Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 107
penetapan upah, dan regulasi terkait perlindungan tahun 2004, tentang Dewan Pengupahan.
upah. Untuk penetapan upah pemerintah membentuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78
Dewan Pengupahan, pada tingkat nasional, Provinsi Tahun 2015, Tentang Pengupahan.
dan Kabupaten/Kota, yang merupakan lembaga non
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
struktural yang bersifat tripartit.
Nomor 7 Tahun 2013, Tentang Upah Minimum.
Tugas Dewan Pengupahan Nasional untuk
Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi
memberikan saran, dan pertimbangan kepada
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012,
Pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan
Tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan
pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan
Pencapaian Kebutuhan Hidup layak serta
nasional. Dewan pengupahan Provinsi bertugas
pedoman Survei dan Pengolahan data dan
memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kebutuhan Hidup layak.
Gubernur dalam rangka penetapan Upah Minimum
Provinsi, menetapkan upah minimum kabupaten/
Kota, upah minimum sektoral, serta penetapan Internet
sistem pengupahan di tingkat Provinsi. Di samping itu
bertugas untuk merumuskan pengembangan sistem http://geordy-resistencia-anz.blogspot.
pengupahan nasional. Sedangkan Dewan Pengupahan com/2012/02/konsep-upah-dalam-kacamata-
Kabupaten/kota, bertugas untuk memberikan saran islam.html.
dan pertimbangan kepada Bupati/Walikota dalam http://maulanaihsan49.blogspot.co.id/,
rangka mengusulkan upah minimum Kabupaten?kota
dan/atau upah minimum sektoral Kabupaten/
Kota, dan penerapan sistem pengupahan di tingkat
Kabupaten/Kota, serta menyiapkan bahan perumusan
pengembangan sistem pengupahan nasional.

G. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Markus Sidauruk, Kebijakan pengupahan di Indonesia,
Tinjauan Kritis dan Panduan Menuju Upah
Layak, Bumi Intitama Sejahtera, Jakarta, 2013.
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan
Bidang Hubungan Kerja, Pt RajaGrafindo
Persada, Jakarta.

48 UIR Law Review Volume 01, Nomor 01, April 2017

Anda mungkin juga menyukai