PENDAHULUAN
tingkat ketahanan tanaman dan nilai ekonomi yang tinggi. Di masa kejayaan
tempo dulu sekitar tahun 1928, Indonesia pernah menjadi negara eksportir gula
terbesar kedua setelah Kuba dengan produksi sebesar 3,1 juta ton pertahun dengan
industri makanan dan minuman. Menurut Maria (2009), Indonesia sebagai negara
Dijetbun (2012) mencatat produksi gula Indonesia tahun 2012 turun pada
angka 2,58 juta ton jika dibandingkan dengan target pemerintah yaitu 2,9 juta ton.
Melalui BPS tercatat bahwa tingkat konsumsi gula pasir di Jawa Tengah pada
tahun 2011 sebesar 359.997,9 ton jauh di atas produksi gula Jawa Tengah
(Dijetbun, 2012).
seluas 458 ribu hektar dibandingkan tahun 2010 yang seluas 448 ribu hektar
1
dengan kontribusi utama Jawa (59,23%) dan lampung (25,71%). Hal tersebut
dapat mengindikasikan lahan di Pulau Jawa sangat potensial untuk ditanami tebu
Produksi tebu di Jawa Tengah saat ini menduduki peringkat kedua setelah
Jawa Timur. Akan tetapi produksi tebu di Jateng memiliki angka pertumbuhan
tingkat ekstensifikasi tebu yang lebih baik. Perkembangan produksi tebu di Pulau
Tahun Pertumbuhan
Provinsi
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
Jawa Barat 111.781 88.560 110.543 81.923 82.338 0,51
Jawa Tengah 266.891 221.938 233.430 249.452 348.272 39,61
Jawa Timur 1.302.724 1.101.538 1.017.003 1.051.872 1.108.112 5,35
DI. Yogyakarta 15.648 17.538 17.327 16.573 18.902 14,05
Banten - - - - - -
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2012
tebu dan pabrik pengolahan tebu yang cukup terkenal yaitu Kalibagor. Namun
jauhnya persebaran lahan tebu dan alat transportasi yang sederhana pada saat itu
dan kerugian yang dialami, maka pada tahun 1995 pabrik gula Kalibagor ditutup
lahan tebu di Kabupaten Purbalingga kian tahun makin meningkat yakni dari 40
2
ha pada tahun 2003 menjadi 1.623 ha pada tahun 2012 (Dintanbunhut, 2013).
Tabel 1.2. Perkembangan Luas Areal (ha) dan Produksi Gula (ton) di
Karesidenan Banyumas Tahun 2007-2011
sebagai berikut.
Tahun
Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011
Rata-rata produksi per hektar (ton)
Cilacap - - - - -
Banyumas - 3,19 3,89 4,20 3,91
Purbalingga 4,73 6,83 6,64 4,56 3,27
Banjarnegara - - - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)
berkisar antara 80-100 ton dengan randemen antara 6-7 %, sehingga produktivitas
3
gula di Indonesia normalnya berada pada kisaran 4,8-7 ton per hektarnya. Dengan
tidak adanya data mengenai produksi tebu secara faktual, maka perlu dilakukan
dan lokasi yang berbeda-beda. Selain itu, tidak semua petani tebu tergabung
mencapai lebih dari 450 orang, dan belum termasuk petani tebu non-kelompok
tani.
Perhitungan Dintanbunhut mengenai luas lahan tebu tahun 2012 per kecamatan di
Tabel 1.4. Luas Areal Tebu per Kecamatan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2012
4
Kecamatan Pengadegan dan Kejobong merupakan kecamatan yang
lokasi berdirinya Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR). Kecamatan lain dengan
luasan lahan tebu sedang adalah kecamatan yang ditargetkan dinas untuk
tidak menjadi pilihan utama dinas karena kebanyakan dari kecamatan tersebut
tebu cukup menjanjikan. Kebutuhan gula Jateng belum terpenuhi dan harga lelang
tebu di tingkat pabrik terus meningkat. Namun dari sisi pengelolaan dirasa belum
optimal karena adanya petani yang sekedar coba-coba atau ikut-ikutan tanam tebu
karena alasan yang bermacam-macam baik dari segi teknis, finansial, maupun
terhitung dari lahan tebu yang terluas di Karesidenan Banyumas selama bertahun-
pemberian swadaya guna menggugah minat petani tebu untuk terus memperluas
5
1.2. Perumusan Masalah
Saat ini petani mulai melirik kembali untuk membudidayakan tebu dengan
oleh pemerintah dan harapan akan datangnya investor pembangunan pabrik gula
terhadap tanaman tebu, maka perlu diketahui faktor-faktor yang berkaitan dengan
produksi dan pendapatan petani tebu. Maka dari itu ada 3 (tiga) hal yang menjadi
Purbalingga?
Kabupaten Purbalingga?
6
1.3. Tujuan Penelitian
berikut:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi salah satu syarat guna memperoleh derajat Master
Gadjah Mada.
Kabupaten Purbalingga.
7
3. Bagi masyarakat