Anda di halaman 1dari 20

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DI TOKO ROSE BREAD


(Tugas Responsi Teknologi Informasi dan Multimedia )

Oleh :
Kelompok 3

Brigitta Marcellina 1514131182


Bela Risma Aulia . 1514131178
Cindy Hosiani 1514131169
Ferentia Aurora 1514131165
Utri Sukmawati 1514131168

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan masyarakat desa masih terdapat permasalahan yang


sangat relevan untuk dibahas. Alasannya yaitu Pertama,dalam dua dasawarsa
terakhir, perkembangan pembangunan hanya berkecimpung di daerah
perkotaan sementara secara umum Negara kita Indonesia masih didominasi
oleh pedesaan. Kedua, kendati pada masa pemerintahan Orde Baru telah
mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan program pembangunan
pedesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat bahwa kondisi social ekonomi
masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan
(memprihatinkan).

Pembangunan pedesaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional


pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
bukan saja untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan
datang sepanjang masa. Pembangunan masyarakat yang berwawasan
lingkungan atau sustainable development timbul karena kebutuhannya
dirasakan oleh masyarakat.Motivasinya begitu kuat sebagai suatu konsep
pembangunan masyarakat yang ingin diterapkan dalam suatu konteks
pembangunan pedesaan. Menyadari sepenuhnya bahwa pembangunan
pedesaan merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah menjadikan pedesaan sebagai
sasaran utama pembangunan nasional, baik melalui pembangunan pertanian,
pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang lainnya yang menyangkut
manusia dan lingkungannya.
Berbicara mengenai pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan
sebagai upaya peran serta masyarakat dalam membangun sistem sosial
ekonomi mempunyai posisi yang strategis dan mendasar dalam upayan
tercapainya suatu masyarakat semakin maju dan mandiri tanpa mengorbankan
pada kemampuan kebutuhan generasi yang akan datang. Tentunya
keterlibatan yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat lokal dalam
pertimbangan menjaga keseimbangan lingkungan.Dari perkembangannya,
cukup beragam strategi-strategi yang dilakukan oleh Negara-negara
berkembang (termasuk Indonesia) dalam upaya pembangunan pedesaan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :


a. Mengetahui strategi dan pendekatan yang digunakan dalam pembangunan
desa.
b. Mengetahui analisis dari artikel pembangunan desa yang dikaitkan dengan
teori.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembangunan Desa

Pembangunan desa adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan


berkelanjutan untuk mencapai desa yang di cita-citakan guna mencapai
masyarakat sejahtera (perubahan pola hidup dan pola tingkah laku dari
berfikir tradisonal menjadi masyarakat yang modern).
Berikut adalah pengertian pembangunan desa menurut para ahli :
1. Pembangunan pedesaan adalah suatu proses dimana anggota-anggota
masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan
keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama
untuk memenuhi keinginan mereka (T.R. Batten).
2. Pembangunan pedesaan adalah suatu proses yang membawa peningkatan
kemampuan penduduk pedesaan menguasai lingkungan sosial yang
disertai meningkatnya taraf hidup mereka sebagai akibat dari penguasaan
tersebut (Inayatullah).
3. Pembangunan masyarakat desa merupakan suatu bentuk tindakan
kolektif suatu masyarakat desa yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat tersebut, dalam arti material dan spiritual (Moeljarto
Tjokrowinoto).
Pembangunan masyarakat desa merupakan pengkhususan dari pengertian
community development yang berarti pembangunan masyarakat sebagai
keseluruhan, dengan tujuan untuk menaikkan penghasilan serta taraf hidup
warga masyarakat yang bersangkutan (Putri, 2012).

Pembangunan desa diselenggarakan karena desa merupakan ujung tombak


pemerintahan, garda terdepan dari pembangunan. Orang desa juga
menginginkan pembangunan, orang desa juga patut merasakan pembangunan,
Beberapa upaya pemerintah untuk membangun desa diantara dengan IDT dan
dirjen PMDPembangunan memfokuskan kepada desa.Pembanguna desa
dilaksanakan di berbagai sector. Salah satunya adalah mewujudkan pertanian
yang modern Presepsi mengenai pembangunan masyarakat desa
(Ariefman,2013).

Pembangunan desa memiliki tujuan dan sasaran, diantaranya :


1. Tujuan Pembangunan Desa

Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah terciptanya kawasan


pedesaan yang mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan
bersinergi dengan kawasan-kawasan lain melalui pembangunan holistik
dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.

Tujuan Pembangunan desa dibagi menjadi dua tujuan, yaitu :


a. Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui
peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan
berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina
manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar
yang kokoh bagi pembangunan nasional.
b. Tujuan pembanguan pedesaan jangka pendek adalah untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam
(Anonim,2009).

2. Sasaran Pembangunan Desa

Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:


a. Peningkatan produksi dan produktivitas
b. Percepatan pertumbuhan desa
c. Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan
lapangan kerja dan lapangan usaha produktif.
d. Peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat.
e. Perkuatan kelembagaan.
f. Pembangunan pedesaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, serta aspirasi dan
prioritas masyarakat pedesaan (Anonim,2009).

2.2 Strategi Pembangunan Desa

Konsep pembangunan pedesaan menjadi pusat perhatian negara-negara


berkembang sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setiap negara menerapkan
strategi pembangunannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
terutama menyangkut pertumbuhan penduduk, kemiskinan, urbanisasi, dan
pengangguran masyarakatnya. Program dan kegiatan pembangunan pedesaan
secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan,
jesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan
lainnya(Anonim,2009).

Seperti dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, maka dalam


mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan, terdapat paling sedikit empat
jenis strategi, yaitu (1) Strategi pertumbuhan, (2) Strategi kesejahteraan, (3)
Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, (4) Strategi terpadu
atau strategi yang menyeluruh.

1. Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan umumnya dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan secara cepat dalam nilai ekonomis melalui -peningkatan
pendapatan perkapita, produksi dan produktivitas sektor pertanian,
permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan partisipasi
masyarakat pedesaan.

2. Strategi Kesejahteraan
Strategi kesejahteraan pada dasarya dimaksudkan untuk memperbaiki
tanaf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan dan
peningkatan program-program pembangunan sosial yang berskala besar
atau nasional, seperti peningkatan pendidikan, perbaikan kesehatan dan
gizi, penanggulangan urbanisasi, perbaikan permukiman penduduk,
pembangunan fasilitas transportasi, penyediaan prasarana dan sarana
sosial lainnya.

3. Strategi Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat


Strategi mi merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang
dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan
pembangunan yang dirumuskan oleh masyarakat sendini mungkin saja
dengan bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar
usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan tersedianya sumber-
sumber daya yang sesuai kebutuhan di pedesaan.

Ketiga strategi pertumbuhan di atas memiliki kelemahannya masing-


masing.Strategi pertumbuhan mempunyai kelemahan yaitu semakin
lebamya ketimpangan anggota masyarakat yang kaya dan yang
miskin.Kelemahan strategi kesejahteraan yaitu menciptakan
ketergantungan masyarakat yang sangat kuat kepada pemerintah.Strategi
yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sangat sulit untuk
direalisasikan, diadaptasikan dan ditransformasikan secara luas karena
terlalu idealis, sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.

4. Strategi Terpadu dan Menyeluruh


Strategi terpadu dan menyeluruh ini ingin mencapai tujuan-tujuan yang
menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan
partisipasi aktif masyarakat secara simultan dalam proses pembangunan
pedesaan. Secara konsepsional terdapat tiga prinsip yang
membedakannya dengan strategi lain, yaitu:
a. Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi
masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dan strategi terpadu ini.
Oleh karena itu pemerintahan desa yang berwenang harus: (a)
memahami dinamika sosial masyarakat setempat, (b) memecahkan
masalah yang dihadapinya, dan (c) memperkuat kemampuan
aparatur pemerintahan desa dalam melakukan intervensi sosial.
b. Kedua, Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar, baik dalam
kesepakatan maupun dalam gaya dan cara kerja, karena itu
pemerintahan desa harus memiliki komitmen yang kuat untuk: (a)
menentukan arah, strategi, dan proses menuju terwujudnya tujuan
dan sasaran pembangunan, (b) memelihara integritas masyarakat
pedesaan yang didukung oleh local leadership (kepemimpinan
lokal).

c. Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintahan desa dan organisasi


sosial secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara
organisasi formal dan organisasi informal.
Strategi terpadu dan menyeluruh pembangunan masyarakat desa
menggunakan pendekatan, yakni:
1. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan
dan partisipasi aktif masyarakat desa.
2. Sasarannya adalah membangun dan memperkuat kemampuan
untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
3. Lingkupnya adalah masyarakat yang beraneka ragam dan
kompleks.
4. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik
permanen maupun adhoc di semua tingkatan, fungsi, kebutuhan
dan mekanismenya.
5. Arus komunikasinya dua arah yang dilakukan secara formal,
informal, vertikal, horisontal, diagonal dan berkesiniambungan
melalui berbagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang
persuasif dan edukatif.
6. Tempat prakarsa adalah kelompok-kelompok masyarakat
pemerintah lokal dan desa melalui pengumpulan informasi,
penentuan dan pengambilan keputusan, implementasi kebijakan
dan monitoring kegiatan secara terpadu, saling terkait dan terus
menerus.
7. Indikator prestasi yang dicapai mendasarkan pada pemecahan
masalah pedesaan yang strategis (yaitu aspek kependudukan dar
berbagai kegiatan yang dilakukan) yang diarahkan kepada
perbaikan persamaan, pemerataan, keadilan, kesejahteraan dan
partisipasi masyarakat yang dihubungkan dengan
tujuannya(Anonim,2012).

2.3 Pendekatan Pembangunan Desa

1. Pendekatan Komprehensif
Pendekatan ini lebih menekankan pada keikutsertaan masyarakat secara
keseluruhan sebagai unsur partisipan dalam pembangunan.Dengan
anggapan bahwa pembangunan yang dilaksanakan dipedesaan adalah
untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat.

2. Pendekatan Integraf
Adalah pendekatan yang memandang suatu aspek kehidupan yang
mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dari aspek kehidupan lain.
Pembangunan yang dilakukan berusaha memajukan dan mengembangkan
seluruh lapangan kehidupan.

3. Pendekatan Organis
Pendekatan ini lebih menekankan pada pengembangan sumber-sumber
yang potensial yang terdapat di desa yang bersangkutan, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan pokok masyarakat.

4. Pendekatan Selektif
Pendekatan ini kebalikan dari pendekatan integral, karena pendekatan ini
hanya mengutamakan salah satu atau beberapa bidang yang dianggap
dapat menunjang program pokok pembangunan.Pemdekatan ini harus
benar-benar direncanakan secara seksama untuk menghindari terjadinya
ketimpangan-ketimpangan akibat lebih menekankan pada salah satu
bidang pokok pembangunan saja.
5. Pendekatan Pertumbuhan
Pendekatan ini didasarkan pada pola kemungkinan pertumbuhan atau
perkembangan daerah dan pola pertumbuhan tiap tahap yang telah
ditentukan.Dalam pendekatan pembangunan semacam ini, setiap desa
diberi kategori sesuai dengan tingkat perkembangan dan prasarana yang
dimiliki oleh desa tersebut.Prasarana ini menjadi standar penilaian untuk
memberikan kategori tertentu bagi setiap desa. Kategori tersebut terdiri
atas:
a. Desa swadaya (skor 7-11),
b. Desa swakarya (skor 12-16), dan
c. Desa swasembada (skor 17-21).

Ukuran yang digunakan untuk menentukan kategori desa tersebut adalah:


a. Mata pencaharian,
b. Produksi desa,
c. Adat,
d. Kelembagaan,
e. Pendidikan,
f. Swadaya gotong royong, dan
g. Prasarana.
Masing-masing unsur di atas akan diskor yang jumlahnya berkisar antara
7-21.

6. Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif adalah pendekatan yang didasarkan atas asumsi
bahwa penduduk pedesaan adaalah subjek pembangunan, sumber daya
manusia yang potensial. Oleh karena itu, pendekatan ini lebih menekankan
pada pembentukan motivasi dalam diri masyarakat setempat, serta
perubahan sikap mental masyarakatnya dalam mewujudkan terciptanya
partisipasi aktif dan langsung kelihatan aslinya, karena keberhasilan yang
diraih bukanlah dalam bentuk pembangunan fisik dan prasarana, tetapi
dalam bentuk sikap mental dan tumbuhnya motivasi yang kuat dalam diri
masyarakat itu sendiri. Pembangunan fisik dan prasarana secara tidak
langsung dapat merupakan hasil dari pendekatan partisipatif
ini(Anonim,2012).
III. PEMBAHASAN

3.1 Analisis Artikel

Pada artikel pembangunan berperan penting pada tingkat kesejahteraan


masyarakat.Pembangunan yang dilakukan lebih kepada pembangunan desa
yang bertujuan dalam meningkatkan kesejahteraan.Dalam arikel tersebut,
pembangunan desa tidak hanya berdampak pada desa itu saja, tetapi juga
dalam lingkup perkotaan. Dengan dana desa yang sebesar 1-1,5 milyar per
tahun dan sudah merupakan komitmen pemerintahan Jokowi-JK, maka
pembangunan desa seharusnya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan
terus menerus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Titik permasalahannya terletak pada bagaimana pembangunan tersebut tidak


mempengaruhi kebudayaan asli dalam lingkup perdesaan.Namun yang
menjadi kenyataan adalah bahwa pembangunan desa yang sudah berjalan
sekitar 5 tahun terakhir lebih bernuansakan pada pembangunan fisik
saja.Sebenarnya pembangunan yang lebih tepat adalah dengan meninjau SDA
yang ada didesa tersebut.Karena sebagian besar masyarakat desa adalah di
sektor pertanian, pembangunan pertanian, perikanan, perkebunan, dan saluran
irigasi adalah mutlak diperhatikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani.

Si penulis menitik beratkan artikel pada sistem pembangunan di sektor


pertanian, akan tetapi pembangunan fisik sebenarnya perlu dilakukan, tetapi
tidak melampaui nilai-nilai adat dan kontaminasi kebudayaan yang dapat
mempengaruhi kebudayaan asli di desa tersebut.
3.2 Strategi dan Pendekatan Pembangunan Desa Pada Artikel

Jika dikaitkan dengan teori, sepertinya pendekatan pembangunan


mendominasi di dalam artikel tersebut.Meskipun demikian pendekatan
komprehensif sepertinya harus dipertimbangkan, karena dalam artikel
tersebut melibatkan tentang unsur-unsur kebudayaan yang menjadi jati diri
dan ciri khas masyarakat desa.Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan,
karena masyarakatlah yang harus menilai baik buruknya dampak
pembangunan yang dilakukan.

Jika pembanguan tidak ingin melibatkan kontaminasi terhadap kebudayaan,


kami merasa strategi yang harus diterapkan adalah strategi
kesejahteraan.Dengan hanya meninjau kesejahteraan masyarakat desa, maka
unsur-unsur luar dapat ditepis. Selain itu pembangunan yang bersifat
seperlunya saja asalkan dapat menjamin kesejahteraan masyarakat desa, dapat
lebih menghemat dana yang mencapai 1-1,5 milyar pertahun. Banyaknya
penyalah gunaan dana sebagian besar dikarenakan ketidakpuasan pembangun
sarana yang terlalu berlebihan, contohnya pembangunan resort ataupun
penginapan yang tentu saja dapat mengundang budaya asing masuk dengan
mudahnya dan mengkontaminasi budaya asli di daerah tersebut.
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari penulisan makalah diatas adalah :


1. Mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan, terdapat paling sedikit empat
jenis strategi, yaitu strategi pertumbuhan, strategi kesejahteraan, strategi yang
responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dan strategi terpadu dan
menyeluruh. pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan komprehensif,
pendekatan integraf, pendekatan organis, pendekatan selektif, pendekatan
pertumbuhan, dan pendekatan partisipatif.

2. Jika dikaitkan dengan teori, sepertinya pendekatan pembangunan


mendominasi di dalam artikel tersebut. Meskipun demikian pendekatan
komprehensif sepertinya harus dipertimbangkan, karena dalam artikel tersebut
melibatkan tentang unsur-unsur kebudayaan yang menjadi jati diri dan ciri
khas masyarakat desa. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, karena
masyarakatlah yang harus menilai baik buruknya dampak pembangunan yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Materi Kuliah Pembangunan


Desa.http://warnet69.blogspot.co.id/2009/05/materi-kuliah-pembangunan-
pedesaan.html. Diakses Pada 15 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB.
Anonim. 2012. Pendekatan dan Strategi Pembangunan Masyarakat di
Indonesia. https://www.scribd.com/doc/2012/04/PENDEKATAN-DAN-
STRATEGI-PEMBANGUNAN-MASYARAKAT-DI-INDONESIA.
Diakses Pada 15 Oktober 2016 Pukul 19:05 WIB.
Ariefman. 2013. Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa.
http://arepril.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-pembangunan-
masyarakat-desa.html. Diakses Pada 15 Oktober 2016 Pukul 19:15 WIB.
Nugroho, Anton Budhi. 2016. Artikel Pembangunan Desa Berbasis Budaya.
https://publikasiartikel.wordpress.com/tag/pembangunan-desa-berbasis-
budaya/. Diakses Pada 15 Oktober 2016 Pukul 19:20 WIB.
Putri, Siti Ativa. 2012. Pembangunan Pedesaan.
http://sitiativaputri.blogspot.co.id/2012/11/pembangunan-pedesaan.html.
Diakses Pada 15 Oktober 2016 Pukul 19:10 WIB.
LAMPIRAN
ARTIKEL
DESA YANG BERBUDAYA PERLU DIPERTAHANKAN

Diposkan oleh:Anton Budhi Nugroho


Pada : 12 April 2016

Konsep pembangunan yang telah berjalan selama ini tentunya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ini bisa dalam berbagai bentuk seperti pembangunan
sarana prasarana transportasi, pembangunan pemukiman, pembangunan sektor
keuangan, pembangunan fasilitas telekomunikasi dan kesehatan, pembangunan
pelabuhan dan stasiun, pembangunan pertokoan, pembangunan penginapan dan
perhotelan serta apartemen, dan khususnya pembangunan pedesaan.
Pembangunan pedesaan saat ini sudah ditunjang oleh dana desa yang sebesar 1-
1,5 milyar per tahun dan sudah merupakan komitmen pemerintahan Jokowi-JK
saat ini. Rasanya pembangunan desa memang mutlak untuk dilakukan agar tidak
terjadi migrasi besar-besaran warga masyarakat desa ke perkotaan yang tentunya
akan meningkatan hiruk pikuk masyarakat kota, meningkatkan permasalahan kota
seperti daerah kumuh-kriminalitas-pengemis-anak jalanan-menumpuknya sampah
sampah dan permasalahan lainnya seperti peningkatan jumlah masyarakat miskin
perkotaan dan juga pengangguran. Sekali lagi pembangunan desa adalah mutlak
untuk dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Namun demikian hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa pembangunan
di pedesaan jangan sampai menggerus nilai-nilai budaya dan tradisi yang sudah
ada.Ini yang mutlak diperhatikan oleh pemerintahan desa manapun dan diberbagai
wilayah desa apapun di Indonesia. Desa sangat kaya akan tradisi, budaya, dan adat
istiadat yang merupakan ciri khas utama dari Negara Indonesia seperti budaya
gotong royong, budaya bercocok tanam yang masih sangat alami, budaya
bersholawat untuk daerah tertentu, budaya tahlilan, budaya ziarah kubur dan
berdoa di kuburan untuk orang yang sudah meninggal, budaya alat-alat musik
kesenian daerah, budaya tari-menari yang sangat beragam antar daerah, budaya
berbahasa daerah yang mumpuni, budaya tata krama yang etis dan tepa seliro, dan
budaya kesederhanaan yang menunjukan bahwa masyarakat desa tersebut masih
asri dan belum terkontaminasi oleh media dan pesatnya pembangunan perkotaan
baik yang bertujuan untuk menggerus nilai-nilai budaya maupun yang bertujuan
untuk menggerus lahan-lahan pertanian demi kepentingan kapitalis pemodal-
pemodal kelas kakap yang tentunya dibekingi oleh kepentingan asing. Ini
masalahnya.

Penulis bukannya anti pembangunan di pedesaan.Bagi penulis pembangunan


adalah mutlak dan harus dilaksanakan demi kesejahteraan masyarakat manapun
khususnya di pedesaan. Namun yang menjadi kenyataan adalah bahwa
pembangunan desa yang sudah berjalan sekitar 5 tahun terakhir lebih
bernuansakan pembangunan fisik saja seperti pembangunan pertokoan,
pembangunan rumah-rumah (perumahan), pembangunan resort atau hotel secara
besar-besaran di berbagai wilayah, pembangunan kos-kosan di pedesaan, dan
pembangunan apartemen atau hotel. Apabila pembangunan jenis ini yang berjalan
sudah barang tentu akan menggerus nilai-nilai budaya yang sudah berjalan selama
ini. Pemerintahan desa yaitu khususnya pihak kelurahan tentunya harus cerdas dan
paham akan kebutuhan masyarakat desanya dan tidak hanya menghabiskan dana
desa begitu saja dengan pembangunan yang bersifat kasat mata saja.
Pembangunan pertanian, perikanan, perkebunan, dan saluran irigasi adalah mutlak
diperhatikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.Petani-
petani pun harus diberikan kemudahan akses dalam memasarkan produk
pertaniannya ke berbagai wilayah dalam rangka meningkatkan pendapatannya.Ini
bagi penulis adalah penting sekali.Dengan petani yang sejahtera tentunya
keluarganya tidak perlu pindah ke perkotaan yang sudah jelas memiliki budaya
masyarakat heterogen, budaya materialistis, budaya gengsi, dan budaya bersaing
status dan kekayaan.
Budaya-budaya desa beserta nilai-nilai tradisi yang sudah berkembang sejak
puluhan hingga ratusan tahun yang lalu jangan sampai tergerus oleh jaman hanya
dalam menegakan pembangunan secara fisik saja.Budaya dan nilai-nilai tersebut
harus tetap dipertahankan, dan disinilah peran besar dari pemimpin desa dan
tokoh adat desa. Masyarakat desa juga jangan sampai silau mata melihat besarnya
uang 1-1,5 milyar tersebut. Uang tersebut harus digunakan secara efektif untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui program yang jelas,
terencana dan sistematis tanpa menggerus budaya dan nilai-nilai yang sudah
ada.Mengapa penulis mengatakan hal ini?? Di pedesaan bapak mertua penulis saja
sudah sangat terkontaminasi pergaulan anak-anak kota yang hanya ikut-ikutan
pada perkembangan dan budaya instan. Budaya desa pun sudah tergerus dan lebih
bernuansakan pergaulan yang sifatnya menjurus pada kebebasan seperti pacaran
bebas, geng-gengan, pelajar SMP dan SMA yang sudah urak-urakan, dan bahkan
pernah terjadi pembunuhan yang dikarenakan dendam kesumat antar geng yang
ada disekitar pedesaan tersebut. Dan jeleknya lagi adalah bahwa kejadian tersebut
terjadi di bulan ramadhan menjelang sahur.Bagi penulis ini adalah contoh bahwa
pedesaan jaman sekarang sudah terkontaminasi paham-paham perkotaan dan
media-media yang berusaha merusak tatanan nilai dan budaya yang ada didesa.

Lebih parahnya lagi adalah meskipun dana desa sudah digelontorkan pemerintah
sebesar 1-1,5 milyar pertahun, masyarakat desa tetap saja menjual tanah-tanahnya
kepada para pengembang atau developer untuk berubah fungsi menjadi
perumahan, kos-kosan dan apartemen tersebut. Sekali lagi ini adalah masalah
besar bagi penulis.Hal ini juga sudah menunjukan bahwa pola pikir orang desa
sendiri sudah bergeser ke arah kepemilikian uang semata.Padahal fungsi dan
kedudukan tanah di pedesaan adalah sangat penting untuk ketersediaan bahan
pangan dan khususnya untuk masyarakat perkotaan. Apabila orang desa sudah
tidak ada yang mau bercocok tanam lagi dan lebih memilih menjual tanahnya
maka apa jadinya ketersediaan pangan nasional?? Pantas saja pemerintah selalu
impor dan impor bahan pangan dan hewan ternak seperti sapi dari Australia.
Penulis cuma berharap agar pemerintah desa bisa memahami dan mengerti akan
hal ini dan tidak sembarangan dalam merumuskan pembangunan desa.
Bagi penulis, nilai-nilai, budaya dan tradisi desa yang sudah berlangsung puluhan
tahun dan ratusan tahun yang lalu harus tetap dilestarikan dan jangan sampai
tergerus oleh nilai-nilai budaya kota yang identik dengan kekacauan. Misalnya
pergaulan bebas, geng motor, perceraian, budaya instan, budaya korupsi, budaya
gengsi tinggi, budaya hedonis, budaya LGBT, budaya aborsi para pelajar dan
mahasiswa perkotaan, budaya berbelanja tanpa arah dan tujuan yang penting, dan
budaya instan lainnya.

Desa yang berbudaya dan memiliki nilai-nilai luhur dan memiliki filosofis serta
makna yang tinggi tetap harus diperhatikan dan jangan sampai tergerus (Nugroho,
2016).

Anda mungkin juga menyukai