Disusun Oleh :
Maria Olivia Ero Blikon
(12308144013)
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
SWADANA
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang
lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan
adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering
(khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).
Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan
efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan
mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha
pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan
pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini
dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan
pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke
cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu
menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali disamakan .Sisi yang berseberangan
dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik
atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan
dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya,
pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian
industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari
kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula
bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem
dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis
dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan
barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri
khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa
tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses
produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah
dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertanian
1. Pengertian Pertanian Dalam Arti Luas (Agriculture)
Pertanian dalam arti luas (Agriculture), dari sudut pandang bahasa (etimologi) terdiri
atas dua kata, yaitu agri atau ager yang berarti tanah dan culture atau colere yang berarti
pengelolaan. Jadi pertanian dalam arti luas (Agriculture) diartikan sebagai kegiatan
pengelolaan tanah. Pengelolaan ini dimaksudkan untuk kepentingan kehidupan tanaman
dan hewan, sedangkan tanah digunakan sebagai wadah atau tempat kegiatan pengelolaan
tersebut, yang kesemuanya itu untuk kelangsungan hidup manusia.
Adapun batasan atau definisi agriculture menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
Menurut Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah
diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut.
Dari batasan tersebut jelas bahwa untuk dapat disebut sebagai pertanian perlu dipenuhi
beberapa persyaratan:
a. adanya alam beserta isinya antara lain tanah sebagai tempat kegiatan, dan tumbuhan
serta hewan sebagai obyek kegiatan.
b. adanya kegiatan manusia dalam menyempurnakan segala sesuatu yang telah diberikan
oleh alam dan atau Yang Maha Kuasa untuk kepentingan/ kelangsungan hidup manusia
melalui dua golongan yaitu tumbuhan/tanaman dan hewan/ternak serta ikan.
c. ada usaha manusia untuk mendapatkan produk/hasil ekonomis yang lebih besar
artinya.
Menurut Spedding (1979), pertanian dalam pandangan modern merupakan kegiatan
manusia untuk manusia dan dilaksanakan guna memperoleh hasil yang menguntungkan
sehingga hams pula meliputi kegiatan ekonomi dan pengelolaan di samping biologi.
agriculture.
Menurut Samsu'ud Sadjad (1977), agronomy atau agronomi dari bahasa berasal
dari kata agros
yang
berarti lapang,
sehingga agronomi berarti pengelolaan lapang produksi dengan sasaran produksi fisik
yang maksimum.
Menurut Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik
yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh
pengelolaan tanaman dan lingkungannya adalah produksi fisik yang maksimum, bukan
produksi fisik yang optimum atau yang paling menguntungkan. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam pengelolaan suatu tanaman diperlukan adanya sarana produksi dan biaya
tenaga kerja yang setiap saat selalu berubah. Apabila sasaran pengelolaan tanaman adalah
hasil yang menguntungkan maka ilmu untuk mendapatkan hasil fisik, akan selalu berubahubah dalam kurun waktu yang sangat pendek atau setiap musim tanam akan selalu berubah.
Keadaan ini akan sangat menyulitkan dalam pemberian inovasi bar' atau rekomendasi
kepada petani dalam pelaksanaan teknik budidaya tanaman.
Dalam mata kuliah Dasar-dasar Agronomi hanya akan dibahas hal-hal yang
bersangkutan dengan pengelolaan tumbuhan (tanaman) terutama tanaman pangan dan
lingkungannya dalam rangka untuk mendapatkan hasil fisik yang maksimum.
Tanaman pangan baik pangan pokok maupun pangan tambahan dalam pengelolaan/
pembudidayaannya ada yang dilaksanakan di lahan tegalan/ sawah/ ladang (field) seperti
tanaman biji-bijian sehingga disebut field crops dan dilaksanakan di kebun (hortus/ garden)
sehingga disebut horticulture crops atau tanaman hortikultura. Tanaman yang termasuk
dalam kelompok hortikultura adalah: tanaman buah, sayur, dan tanaman hias.
Suatu tanaman apakah masuk kelompok field crops atau horticulture crops tidak ada
aturan yang tegas karena tergantung pada:
- tujuan pembudidayaan/penanaman
- tipe pengelolaan/pengusahaan
- kebiasaan
Tanaman yang termasuk dalam hortikultura umumnya dibudidayakan Iebih intensif
dibanding field crops dan pada umumnya hasil tanaman bersifat:
- dikonsumsi dalam bentuk segar dengan kandungan air 50-95 %.
- mudah rusak sehingga tidak tahan disimpan lama
- periode pemanfaatan pendek
3.
4.
C. Sejarah Pertanian
Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan
ikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan menjadi 4
golongan yaitu :
Pemburu dan pengumpul
Pertanian primitif
Pertanian tradisional
Pertanian progresif (moderrn)
Pemburu dan pengumpul
Manusia pertama hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu
bangsa Alitik (prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan
berburu serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan
sakad di semenanjung malaya, sukum andaman dan aeta di filiphina, suku toala di sulawesi,
suku punan di kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan.
Manusia pengumpul dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi
tidaklah mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah
tertentu antara 20-25 km2. Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing batu. Mereka
juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya serta keguanaannya.
Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan dan cara mengawetkannya
juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air
kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibenamkan ke dlaam tanah selama sebulan
lebih.
Pertanian primitif
Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan
maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan
pertanian primitif.
Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon
durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian.
Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka
ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian
primitif.
Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang
kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita
adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai
pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau
pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja
pria.
Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai
penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian
primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi
dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah
atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani.
Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih
maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindahpindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka
mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut
huma atau ladang berpindah.
Pertanian tradisional
Pada pertanian tradisional orang menerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas
tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap
pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan,
penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang
diturunkan oleh nenek moyangnya.
Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan liar untuk digunakan tenaga dan
hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan pemeliharaan secara
sederhana serta tergantung pada kondisi alam.
Pertanian progresif (modern)
Manusia menggunakan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha
yang efisien, masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitianpenelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan
varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap
serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat.
Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode
berbagai macam input dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk
mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk
(lumbung) diolah untukmendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil
pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang
tinggi.
D. Budidaya Tanaman
Budidaya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau
mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Usaha budidaya
tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk
membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini
dapat berupa biji, buah, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai
ekonomi. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula
sebagai bercocok tanam.
budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada
daerah tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di
dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian.
Budidaya tanaman telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu
muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa
perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan
pangan. Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat
itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia
Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan
padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada
saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu,
masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal
sama sekali berbeda. Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah
lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah
mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Teknik budidaya tanaman pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik
budidaya, karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya
masih mengumpulkan dan mencari bahan pangan.
Usaha budidaya tanaman diselenggarakan untuk:
Menyediakan kebutuhan bahan baku industri
Meningkatkan pemberdayaan, pendapatan, dan kesejahteraan petani
Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
Meningkatkan perlindungan budidaya tanaman secara konsisten dan konsekuen
dengan memperhatikan aspek pelestarian sumber daya alam dan/ atau fungsi
lingkungan hidup
Memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha budidaya tanaman
Ciri
Tanaman Liar
Tanaman Budidaya
Daya kompetisi
tinggi
rendah
Tekanan mekanisme
rendah
tinggi
rendah
tinggi
Morfologi tanaman
rendah
tinggi
Adaptasi fisiologis
tinggi
rendah
Ukuran Poliploid
rendah
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Bonus Trubus. 1998. Teknik Budidaya Tanaman. Yogyakarta : Kanisius