Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOGEOGRAFI

PERTANIAN DAN TANAMAN BUDIDAYA

Disusun Oleh :
Maria Olivia Ero Blikon

(12308144013)

PROGRAM

STUDI BIOLOGI

SWADANA
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang
lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan
adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering
(khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).
Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan
efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan
mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha
pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan
pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini
dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan
pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke
cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu
menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali disamakan .Sisi yang berseberangan
dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik
atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan
dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya,
pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian
industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari
kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula
bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem
dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis
dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan
barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri
khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa
tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses
produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah
dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertanian
1. Pengertian Pertanian Dalam Arti Luas (Agriculture)
Pertanian dalam arti luas (Agriculture), dari sudut pandang bahasa (etimologi) terdiri
atas dua kata, yaitu agri atau ager yang berarti tanah dan culture atau colere yang berarti

pengelolaan. Jadi pertanian dalam arti luas (Agriculture) diartikan sebagai kegiatan
pengelolaan tanah. Pengelolaan ini dimaksudkan untuk kepentingan kehidupan tanaman
dan hewan, sedangkan tanah digunakan sebagai wadah atau tempat kegiatan pengelolaan
tersebut, yang kesemuanya itu untuk kelangsungan hidup manusia.
Adapun batasan atau definisi agriculture menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
Menurut Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah
diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut.
Dari batasan tersebut jelas bahwa untuk dapat disebut sebagai pertanian perlu dipenuhi
beberapa persyaratan:
a. adanya alam beserta isinya antara lain tanah sebagai tempat kegiatan, dan tumbuhan
serta hewan sebagai obyek kegiatan.
b. adanya kegiatan manusia dalam menyempurnakan segala sesuatu yang telah diberikan
oleh alam dan atau Yang Maha Kuasa untuk kepentingan/ kelangsungan hidup manusia
melalui dua golongan yaitu tumbuhan/tanaman dan hewan/ternak serta ikan.
c. ada usaha manusia untuk mendapatkan produk/hasil ekonomis yang lebih besar

daripada sebelum adanya kegiatan manusia.


Menurut Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, yang
didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan
merangsang pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan
produksi merupakan bisnis, sehinggga pengeluaran dan pendapatan sangat penting

artinya.
Menurut Spedding (1979), pertanian dalam pandangan modern merupakan kegiatan
manusia untuk manusia dan dilaksanakan guna memperoleh hasil yang menguntungkan
sehingga hams pula meliputi kegiatan ekonomi dan pengelolaan di samping biologi.

Gambar 1. Diagram kegiatan pertanian


Dari diagram gambar 1 dapat diketahui bahwa agriculture meliputi kegiatan yang
menyangkut pengelolaan tumbuhan/tanaman dan hewan sehingga termasuk di dalamnya
adalah Biologi, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan, Teknologi Pertanian, Kehutanan
dan Pertanian dalam arti sempit atau Agronomi. Semua bidang ilmu ini sering disebut
dengan Ago Kompleks.

2. Pengertian Pertanian Dalam Arti Sempit (Agronomy)


Pengertian/batasan Agronomy menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Kipps (1970), Agronomy adalah: the study of applied of the science of soil
management and of the production of crops (studi tentang aplikasi ilmu pengelolaan
tanah dan produksi tanaman).
Dari batasan di atas jelas bahwa agronomy adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengelolaan tanah untuk kehidupan tanaman sehingga tidak termasuk kehidupan hewan.
Oleh karena itu agronomy cakupannya lebih sempit apabila dibandingkan dengan

agriculture.
Menurut Samsu'ud Sadjad (1977), agronomy atau agronomi dari bahasa berasal
dari kata agros

yang

berarti lapang,

dan nomos yang berarti pengelolaan,

sehingga agronomi berarti pengelolaan lapang produksi dengan sasaran produksi fisik

yang maksimum.
Menurut Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik
yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh

produksi fisik yang maksimum.


Menurut Sri Setyati Harjadi (1986), agronomi adalah ilmu yang mempelajari cara
pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh produksi yang
maksimum.
Dari beberapa batasan di atas jelas bahwa sasaran yang ingin dicapai dalam

pengelolaan tanaman dan lingkungannya adalah produksi fisik yang maksimum, bukan
produksi fisik yang optimum atau yang paling menguntungkan. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam pengelolaan suatu tanaman diperlukan adanya sarana produksi dan biaya
tenaga kerja yang setiap saat selalu berubah. Apabila sasaran pengelolaan tanaman adalah
hasil yang menguntungkan maka ilmu untuk mendapatkan hasil fisik, akan selalu berubahubah dalam kurun waktu yang sangat pendek atau setiap musim tanam akan selalu berubah.
Keadaan ini akan sangat menyulitkan dalam pemberian inovasi bar' atau rekomendasi
kepada petani dalam pelaksanaan teknik budidaya tanaman.
Dalam mata kuliah Dasar-dasar Agronomi hanya akan dibahas hal-hal yang
bersangkutan dengan pengelolaan tumbuhan (tanaman) terutama tanaman pangan dan
lingkungannya dalam rangka untuk mendapatkan hasil fisik yang maksimum.
Tanaman pangan baik pangan pokok maupun pangan tambahan dalam pengelolaan/
pembudidayaannya ada yang dilaksanakan di lahan tegalan/ sawah/ ladang (field) seperti
tanaman biji-bijian sehingga disebut field crops dan dilaksanakan di kebun (hortus/ garden)
sehingga disebut horticulture crops atau tanaman hortikultura. Tanaman yang termasuk
dalam kelompok hortikultura adalah: tanaman buah, sayur, dan tanaman hias.
Suatu tanaman apakah masuk kelompok field crops atau horticulture crops tidak ada
aturan yang tegas karena tergantung pada:
- tujuan pembudidayaan/penanaman
- tipe pengelolaan/pengusahaan
- kebiasaan
Tanaman yang termasuk dalam hortikultura umumnya dibudidayakan Iebih intensif
dibanding field crops dan pada umumnya hasil tanaman bersifat:
- dikonsumsi dalam bentuk segar dengan kandungan air 50-95 %.
- mudah rusak sehingga tidak tahan disimpan lama
- periode pemanfaatan pendek

- sebagai pangan tambahan/pelengkap makanan pokok.


Dengan sifat-sifat hasil tanaman seperti di atas, maka dituntut adanya penanganan
yang khusus baik pada saat panen maupun penanganan pasca panennya.
Adapun bagian-bagian ilmu hortikultura adalah:
- Pomology
- Olericulture
- Ornamental Horticulture
B. Asal Mula Pertanian
Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun SM menjadikan bumi lebih hangat dan
mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi
perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan
biji atau umbinya dapat disimpan.
Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan
perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu
dilakukan setiap saat.
Berbagai teori dan hipotesis mengemuka mengenai bagaimana manusia berpindah
dari budaya berburu ke budaya bercocok tanam, diantaranya :
1.
Hipotesis Oasis dikemukakan oleh Raphael Pumphelly pada tahun 1908 dan
dipopulerkan oleh Vere Goldon Childe yang merangkum hipotesis tersebut ke
dalam buku Man Makes Himself. Hipotesis ini menyatakan bahwa ketika iklim
menjadi lebih kering, komunitas populasi manusia mengerucut ke oasis dan
sumber air lainnya bersama dengan hewan lain. Domestika hewan berlangsung
2.

bersamaan dengan penanaman benih tanaman.


Hipotesis Lereng Berbukit (Hilly Flanks) dikemukakan oleh Robert Braidwood
pada tahun 1948 yang memperkirakan bahwa pertanian dimulai di lereng berbukit
pegunungan Taurus dan Zagros, yang berkembang dari aktivitas pengumpulan

3.

biji-bijian di kawasan tersebut.


Hipotesis Perjamuan dikemukakan oleh Brian Hayden yang memperkirakan
bahwa pertanian digerakkan oleh keinginan untuk berkuasa dan dibutuhkan
sebuah perjamuan besar untuk menarik perhatian dan rasa hormat dari komunitas.

4.

Hal ini membutuhkan sejumlah besar makanan.


Teori Demografik diusulkan oleh Carl Sauer pada tahun 1952, yang
diadaptasikan oleh Lewis Binford dan Kent Flannery. Mereka menjelaskan bahwa
peningkatan populasi akan semakin mendekati kapasitas penyediaan oleh
lingkungan sehingga akan membutuhkan makanan lebih banyak dari yang bisa

dikumpulkan. Berbagai faktor sosial dan ekonomi juga mendorong keinginan


untuk mendapatkan makanan lebih banyak.

C. Sejarah Pertanian
Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan
ikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan menjadi 4
golongan yaitu :
Pemburu dan pengumpul
Pertanian primitif
Pertanian tradisional
Pertanian progresif (moderrn)
Pemburu dan pengumpul
Manusia pertama hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu
bangsa Alitik (prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan
berburu serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan
sakad di semenanjung malaya, sukum andaman dan aeta di filiphina, suku toala di sulawesi,
suku punan di kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan.
Manusia pengumpul dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi
tidaklah mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah
tertentu antara 20-25 km2. Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing batu. Mereka
juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya serta keguanaannya.
Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan dan cara mengawetkannya
juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air
kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibenamkan ke dlaam tanah selama sebulan
lebih.
Pertanian primitif

Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan
maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan
pertanian primitif.
Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon
durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian.
Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka
ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian
primitif.
Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang
kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita
adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai
pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau
pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja
pria.
Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai
penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian
primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi
dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah
atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani.
Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih
maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindahpindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka
mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut
huma atau ladang berpindah.
Pertanian tradisional
Pada pertanian tradisional orang menerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas
tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap
pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan,

penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang
diturunkan oleh nenek moyangnya.
Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan liar untuk digunakan tenaga dan
hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan pemeliharaan secara
sederhana serta tergantung pada kondisi alam.
Pertanian progresif (modern)
Manusia menggunakan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha
yang efisien, masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitianpenelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan
varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap
serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat.
Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode
berbagai macam input dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk
mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk
(lumbung) diolah untukmendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil
pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang
tinggi.

D. Budidaya Tanaman
Budidaya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau
mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Usaha budidaya
tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk
membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini
dapat berupa biji, buah, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai
ekonomi. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula
sebagai bercocok tanam.

Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga


berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai
sistem yang canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai
produktivitas yang diinginkan.
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik,
budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat
sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman
merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi.
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produkproduk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek
budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.Sebagaimana
dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
- Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang
diolah secara intensif.
- Kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu:
1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar.
2. Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu
dalam proses produksi.
Beberapa bentuk pertanian modern, misalnya budidaya alga, hidroponika telah dapat
mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Tindak Budidaya Tanaman
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan yang paling
awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli
prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000
tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah bulan sabit yang subur di Timur Tengah, yang
meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah
Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya

budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada
daerah tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di
dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian.
Budidaya tanaman telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu
muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa
perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan
pangan. Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat
itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia
Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan
padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada
saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu,
masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal
sama sekali berbeda. Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah
lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah
mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Teknik budidaya tanaman pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik
budidaya, karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya
masih mengumpulkan dan mencari bahan pangan.
Usaha budidaya tanaman diselenggarakan untuk:
Menyediakan kebutuhan bahan baku industri
Meningkatkan pemberdayaan, pendapatan, dan kesejahteraan petani
Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
Meningkatkan perlindungan budidaya tanaman secara konsisten dan konsekuen
dengan memperhatikan aspek pelestarian sumber daya alam dan/ atau fungsi

lingkungan hidup
Memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha budidaya tanaman

E. Perbedaan Tanaman Liar dan Tanaman Budidaya

Ciri

Tanaman Liar

Tanaman Budidaya

Daya kompetisi

tinggi

rendah

Tekanan mekanisme

rendah

tinggi

Perubahan habitus (ukuran)

rendah

tinggi

Morfologi tanaman

rendah

tinggi

Adaptasi fisiologis

tinggi

rendah

Ukuran Poliploid

rendah

tinggi

DAFTAR PUSTAKA
Bonus Trubus. 1998. Teknik Budidaya Tanaman. Yogyakarta : Kanisius

Parabowo, Abror Yudi. 2007. Budidaya Tanaman. Yogyakarta : Kanisius


Samadi, Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Yogyakarta : Kanisius
Setyadi, Y. 1986. Seri Bahan Kuliah Ekologi Hutan. Departemen Manajemen Hutan.
Fakultas Kehutanan IPB : Bogor

Anda mungkin juga menyukai