Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
INGENHOUSZ

Oleh:
Kelompok I

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013

HALAMAN PENGESAHAN
INGENHOUSZ

Oleh:
Kelompok I

Yogyakarta, 27 Oktober 2013

Anggota:
1.
2.
3.
4.

Anton Pandapotan
Rani Zeinita
Dwi Arum Sari
Listya Minarti

12308144011
12308144012
12308144014
12308144029

Diserahkan pada tanggal 29 Oktober 2013, jam 07.00 WIB.

Mengetahui,
Asisten Praktikum

Ingenhousz
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah cahaya dibutuhkan dalam fotosintesis pada daun.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap laju fotosintesis.
B. Tinjauan Pustaka
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O
dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis,
yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu
mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam
rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang
dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O
yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto cahaya
reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis
produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Salisbury, J.W. dan Ross (1995), reaksi fotosintesis dapat diartikan
bahwa enam molekul karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan
energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam
molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa
karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk

membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti
DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi
kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa
sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar
penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut
kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas
adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung
klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan
yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki
kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis
terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa
kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah
juta per milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas
menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang
disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan
energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang
disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan
dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang
dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+
(nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa
proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP
(Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam
reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula
berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari
tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya
seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk
membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun
tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila
ada cahaya matahari. (Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian
dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam
alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman
pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Noggle,
Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang
tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik
seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar
yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis
merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis
adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku
karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang
bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk
menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan
suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan
manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia
bergantung pada organisme autotrof. (Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid
yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas
terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel
jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein
integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil
b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap

cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap
fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap
cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya
kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang
terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil,
yaitu:
klorofil-a
klorofil-b

: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua


: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat
darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu
rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air
(hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak),
sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air).
(Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:
1.Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
2.Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang
dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat
kita lihat pada daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna
mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
3.Oksigen
4.Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5.Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition
sincqua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut
mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
6.Air.

Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan


desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di
musim kering.
7.Unsur-unsur Mn, Cu, Zn,
Meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami
klorosis juga.
8.Temperatur antara 3o-48oC
Merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada
kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju
fotosintesis:
1.Intensitas cahaya
2.Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
3.Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Suhu : Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Kadar air: Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) : Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan
sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan :Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh
lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.
Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil
yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen
lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna
kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah.
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada
fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan
pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam.
Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.

Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar


sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol
untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian
yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna
hitam yang menunjukkan adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian
tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan
tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu
ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan
adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan
fotosintesis menghasilkan oksigen. (Lakitan, Benyamin. 1993.)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis
harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan
cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan
melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade
menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur
di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah
menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal
transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.
C. Metode praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum tersebut dilaksanakan di laboratorium biokimia biologi FMIPA
UNY pada hari selasa 29 September 2013, pukul 07.00- 08.40 WIB.
b. Alat dan Bahan:
Alat :
1. Beker gelas 500 ml
2. Corong kaca
3. Kawat pengait
4. Tali
5. Tabung ukur
6. Stopwatch
Bahan:
1. Air kolam
2. Tanaman air
3. Larutan buffer
c. Prosedur :
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan praktikum

d.

Mengikat tanaman air dengan tali dengan kencang


Menaruh air kolam dalam beker gelas 500 ml
Memasikan tanaman air kedalam corong kaca dengan menarik dan menahannya
deengan tali
Memasang kawat pengait dalam beker gelas berisikan air kolam
Meletakan corong kaca yang berisikan tanaman air di atas kawat
Meletakan pada tempat yang gelap (tidak tersinari matahari)

Mengulang percobaan dengan perlakuan di tempat terang ditambahi larutan buffer

Mengulang percobaan dengan perlakuan di tempat gelap ditambahi larutan buffer


Mengulang percobaan dengan perlakuan di tempat terang

D. Hasil dan Pembahasan


No

Kelompok

Lokasi

Subtrat

Jumlah/volume gelembung
yang dihasilkan

1
2
3
4
5

1
4
5
7
8

Gelap
Gelap
Gelap
Terang
Terang

NaHCO3
NaHCO3
NaHCO3
NaHCO3

0,03 ml
3 gelembung
0,02 ml
290 gelembung
0,05 ml

Pada uji Ingenhousz digunakan media tumbuhan air dengan seluruh bagian
tubuh tumbuhan tenggelam dalam air. Tumbuhan tersebut melakukan fotosintesis di
dalam air sehingga pada percobaan ini hasil dari proses fotosintesis berupa gas dapat
terukur lebih mudah dan laju fotosintesis dapat ditentukan dengan jumlah gelembung
gas yang terbentuk.

Pada kelompok 1 percobaan Ingenhousz yang dilakukan menggunakan


tumbuhan air sebanyak 5 helai untuk dimasukkan pada corongnya. Percobaan pada
kelompok 1 melakukan perlakuan dengan menempatkan tumbuhan air beserta
tabungnya di tempat yang tertutup/gelap dan tidak diberi penambahan substrat.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 1, didapatkan hasil
bahwa pada percobaan Ingenhousz yang berada di tempat yang gelap selama 20 menit
timbul sedikit galembung udara yang berasal dari tangkai tumbuhan air. Hasil akhir
jumlah air pada tabung reaksi percobaan ini ternyata mengalami pengurangan, yaitu
sebanyak 0,03 ml. Hal ini disebabkan karena produksi gelembung gas pada tabung.
Adapun percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4 dan kelompok 5, dimana
kedua kelompok tersebut menggunakan penambahan substrat dan tempat yang gelap
menunjukkan data yang tidak sesuai dengan data hasil kelompok 1 sebagaimana
mestinya. Menurut teori, penambahan substrat akan mempengaruhi laju fotosintesis
dimana hal tersebut akan ditunjukkan dengan jumlah gelembung yang lebih banyak
dan pengurangan volume air yang lebih banyak dari perlakuan yang tanpa
penambahan substrat. Tidak diketahui percobaan kelompok mana yang salah, karena
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan saat praktikum. Diantaranya
adalah posisi helaian daun tumbuhan air yang mungkin tidak seluruhnya masuk dalam
corong, masih adanya gelembung di awal tetapi percobaan tetap dilaksanakan,
ataupun jangka waktu perobaan tiap kelompok yang tidak sama.
Kemudian pada kelompok 7 menghasilkan data yang valid dan akurat.
Percobaan ingenhousz pada kelompok 7 menggunakan perlakuan dengan diberi
penambahan substrat lalu percobaan dilakukan di tempat terang yang terkena sinar
matahari langsung. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok
7, didapatkan hasil pada percobaan Ingenhousz yang berada di tempat yang terang
timbul gelembung udara yang berasal dari ujung tangkai tumbuhan air. Selama 20
menit percobaan diperoleh 290 gelembung. Efek dari penambahan substrat NaHCO3
dapat dilihat secara langsung melalui jumlah gelembung gas yang meningkat secara
signifikan. Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa intensitas cahaya
berpengaruh dalam fotosintesis dan penambahan substrat mempengaruhi laju
fotosintesis.
Berdasarkan pembahasan dari semua kelompok yang melakukan percobaan
Ingenhousz, maka dapat dibandingkan hasilnya sesuai dengan penggunaan variabel
yang berbeda. Hasil percobaan tanpa menggunakan substrat NaHCO3 (asam karbonat)
dengan yang menggunakan substrat mempunyai perbedaaan pada jumlah gelembung

gas yang dihasilkan oleh tumbuhan air. Jika dibandingkan dengan percobaan tanpa
tambahan substrat, jumlah gelembung gas yang terbentuk pada percobaan dengan
tambahan substrat NaHCO3 mengalami peningkatan lebih signifikan. Volume
NaHCO3 yang ditambahkan juga mempengaruhi laju fotosintesis karena berkaitan
dengan ketersediaan bahan dasar.
Pada percobaan ini NaHCO3 terurai menjadi NaOH dan CO2 sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
NaHCO3 NaOH + CO2
Fotosintesis atau asimilasi zat karbon adalah suatu proses dimana zat-zat
organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan
pertolongan cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1994:6). CO2 yang terbentuk dari
penguraian NaHCO3 di atas pun dipergunakan untuk bahan dasar fotosintesis oleh
tumbuhan air, sehingga produksi gas setelah penambahan substrat ini akan meningkat.
Karena bahan dasar fotosintesis yang berupa CO 2 tersedia dalam jumlah banyak,
maka proses fotosintesis akan berlangsung lebih cepat dan menghasilkan gas yang
lebih banyak.
Berdasarkan

literatur

oleh

Dwijoseputro

(1994)

bahwa

fotosintesis

melepaskan O2, sehingga pada percobaan ini dimungkinkan gelembung gas yang
terbentuk di dasar tabung reaksi adalah gas O2. Atau secara umum reaksi yang terjadi
pada proses fotosintesis Hydrilla verticillata dapat dituliskan:
6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6H2O
Percobaan yang dilakukan juga membuktikan bahwa intensitas cahaya
matahari juga mempengaruhi laju fotosintesis. Terbukti dari jumlah gelembung gas
yang terbentuk oleh tumbuhan air yang ditempatkan di tempat yang terkena cahaya
matahari secara langsung lebih banyak daripada yang tidak terkena cahaya matahari.
E. Kesimpulan dan Saran
Pada praktikum yang telah dilaksanakan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa cahaya matahari berpengaruh dalam fotosintesis pada daun, faktor intensitas
cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat
tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Penambahan substrat (NaHCO3) juga berpengaruh terhadap laju fotosintesis,
faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis
berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
Saran untuk praktikum tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam
pelajaran) untuk melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif
dalam menguji faktor yang mempengaruhi fotosintesis.

2. Tanaman air yang digunakan untuk setiap tabung hendaknya disama ratakan,
baik jumlah helai daun maupun jenisnya, karena akan mempengaruhi data.
3. Tabung reaksi untuk mengetahui banyak gelembung sebaiknya di luruskan
posisinya untuk memudahkan membedakan banyak sedikitnya gelembung
yang dihasilkan.
F. Daftar Pustaka
Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Dwijoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia.
Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Grafindo
Persada.
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New
Delhi : Mall of India Private Ilmited.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB.

G. LAMPIRAN
Alat & Bahan

Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai