Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi Budaya


Geografi budaya pada dasarnya mempelajari aspek material atau man
features dari budaya yang memberikan corak khas kepada suatu region, terutama
pada kenampakan landscapenya. Pada landscape berisikan kekhasan hal social
ekonomi seperti ideologi, adat, hukum, perdagangan, dsb. Terkait dengan
geografi budaya para ahli memiiliki pendapat masing-masing tentang geografi
budaya, antara lain :
1. Geografi Budaya Menurut Ekblaw dan Mulkerne, Geografi Budaya
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian
yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita
amati.
2. Sedangkan, Geografi Budaya menurut Carl Sauer adalah ilmu pengetahuan
yang menelaah sekitar tingkah laku manusia yang ditimbulkan karena
adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia
dalam usaha mempertahankan hidupnya.

Hal tersebut memmiliki arti bahwa Geografi Budaya merupakan


penengah bagi kajian yang bersifat fisik dengan kajian yang bersifat sosial.
Namun, beberapa ahli geografi menganggap bahwa Geografi Budaya merupakan
rumpun geografi yang lebih dekat dikaitkan dengan kajian geografi manusia
(human geography). Jika meruntut definisi dari Carl Sauer, jelaslah bahwa
antara fenomena-fenomena geosfer yang bersifat fisik mempengaruhi timbulnya
kebudayaan pada suatu daerah, sehingga pada umumnya budaya yang
berkembang di suatu daerah condong menunjukkan karakteristik dan kebutuhan
daerah itu sendiri. Misalnya, di daerah pegunungan yang subur masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai petani, mau tidak mau mereka harus mensiasati
alam dengan membuat alat-alat pertanian. Alat tersebut merupakan hasil dari
buah pikir manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa alat merupakan
pencerminan budaya setempat.

Disamping itu Geografi Budaya juga menelaah aneka bentuk karya


manusia di permukaan bumi sebagai hasil perilakunya (cipta, rasa, karsa) atas
dasar kemampuan mengadaptasi lingkungan alam, manusia dan social
disekitarnya (kewilayahan).

B. Kedudukan Geografi Budaya Dalam Konteks Geografi

Geografi budaya bukan suatu ilmu baru. Penggeneralisasian ini


menganggap sah/membenarkan apakah kita menggambarkan "pokok" untuk
berarti satu disiplin ilmiah yang dikenal atau hanya pandangan. Kemudian
merasakan dunia, geografi budaya sungguh didirikan jaman dahulu; di dalam
perasaan/pengertian terdahulu, akar nya adalah sama mendalam ketika mereka
yang geografi akademis secara keseluruhan. Sampai titik ini adalah cukup untuk
menarik perhatian terhadap perbedaan-perbedaan budaya – area budaya yang
tentu saja- di dalam tulisan Herodotus dan Strabo, atau statemen-statemen yang
semakin tegas/eksplisit Ratzel dan Vidal de la Blache.

Geografi Budaya sebenarnya telah berkembang lama, dan menjadi bagian


integral dari disiplin geografi. Geografi Budaya tidak sama dengan geografi
manusia, tetapi keberadaannya sebagaimana halnya geografi ekonomi, geografi
politik, dan cabang geografi lainnya. Yang kesemua itu merupakan sub-bagian
dari geografi yang lebih luas.
Geografi budaya merupakan aplikasi ide/gagasan dari budaya terhadap
masalah-masalah geografi. Oleh karena itu dalam kajian geografi budaya ada
lima tema inti yang perlu dijadikan perhatian. Kelima tema inti tersebut adalah :
1. Budaya
2. Area Budaya
3. Bentang Budaya
4. Sejarah Budaya
5. Ekologi Budaya

Pokok kajian seperti halnya cabang-cabang geografi yang lain, yakni


yang berkenaan dengan muka bumi, khusus yang berhubungan dengan
hasil/modifikasi dari tindakan-tindakan manusia. Dalam hal ini geografi budaya
berusaha mengkaji hasil budidaya manusia perbedaan-perbedaan di antara
komunitas, cara-cara hidup (way of life) yang khas dari setiap budaya yang ada.
Geografi budaya, mencoba memperbandingkan distribusi perubahan dari
area budaya (cultural area) dan distribusi dari kenampakan muka bumi. Dari
situ, dapat dilakukan identifikasi terhadap karakteristik kenampakan lingkungan
sebagai akibat dari pengaruh kebudayaan. Selain itu juga berusaha mencari tahu
tentang apa peran tindakan manusia dalam penciptaan dan pemeliharaan
kenampakan geografik. Geografi budaya juga berusaha membedakan,
mendeskripsikan, dan mengklasifikasikan tipe yang kompleks dari kenampakan
lingkungan, termasuk di dalamnya hasil buatan manusia yang serupa dari setiap
komunitas kebudayaan, atau yang disebut dengan bentang budaya; termasuk juga
berusaha mempelajari latar belakang sejarah dalam konteks sejarah budaya yang
asli.
Di samping itu geografi budaya, berusaha mengkaji proses-proses
spesifik dimana manusia memanipulasi lingkungan, serta implikasinya untuk
kesejahteraan dari komuniti dan umat manusia atau yang dikenal sebagai ekologi
budaya.
C. Ilmu-Ilmu Yang Terkait Dengan Geografi Budaya

Dua aspek Geografi Budaya, yaitu aspek fisik dan aspek sosial dipelajari
oleh ilmu-ilmu yang menjadi ilmu penunjang Geografi Budaya. Ilmu penunjang
Geografi Budaya sangat diperlukan mengingat luasnya bahasan dalam Geografi
Budaya. Ilmu penunjang tersebut ada 15 ilmu, antara lain :
1. Ilmu kependudukan merupakan ilmu yang obyek studinya keruangan
penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan
jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah. Ilmu ini digunakan untuk
mempelajari masalah yang berhubungan tentang pola-pola kependudukan
pada suatu wilayah. Misalkan pada masalah berkaitan dengan budaya, yaitu
perceraian, kenakalan remaja, dan sebagainya. Penduduk bersifat dinamis
dan selalu ada perubahan keadaan penduduk, baik berupa jumlah distribusi
sehingga mempengaruhi struktur penduduk wilayah tersebut, hal ini faktor
budaya bisa mempengaruhinnya.
2. Ilmu Ekonomi merupakan ilmu yang bidang kajiannya berupa aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi. Titik
berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat,
termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi,
jasa, dan sebagainya. Dalam Geografi Budaya, ilmu ekonomi digunakan
untuk mengkaji pola-pola aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat diruang
tertentu sehingga dapat mencerminkan ciri-ciri kebudayaan diruang tersebut.
Selain itu, Manusia didalam hidupnya selalu ada kebutuhan. Aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh manusia disetiap daerah sangat
kompleks jenisnya, sehingga didalam Geografi Budaya terdapat unsur
sistem mata pencaharian yang berpengaruh dalam bentuk kebudayaan daerah
tersebut.
3. Ilmu Politik merupakan ilmu yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan
pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan
internasional, pemerintahan atau kenegaraan. Ilmu Politik ini dalam
Geografi Budaya dipergunakan untuk mengidentifikasi terkait tentang aspek
pemerintahan/kekuasaan. Hal ini dapat menjadi masalah budaya, karena
ilmu politik paling banyak menjadi perhatian utama yang dipermasalahkan
di kehidupan sosial.
4. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan
dengan perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi.
Aspek yang dibahas adalah waktu suatu wilayah dihuni manusia, bentuk
permukimannya, factor yang mempengaruhi perkembangan dan pola
permukiman. Geografi permukiman ini dalam Geografi Budaya
dipergunakan untuk menjelaskan pola-pola permukiman, perkembangan
suatu permukiman manusia yang ada dipermukaan bumi, setiap daerah
punya ciri khas yang mempunyai bentuk tersendiri, disetiap bagian dari
rumah tersebut mempunyai filosofi yang diturunkan dari nenek moyangnya.
Tentunya hal ini juga tak luput dari pengaruh faktor geografis terhadap
perkembangan.
5. Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek
manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi,
interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang
tertentu. Didalam Geografi Regional ini sangat penting diperlukan menurut
Bryan bahwa : Perbedaan antar wilayah satu dengan yang lainya itu berupa
perbedaan cultural landscape-nya, yaitu tentang budayannya.
6. Paleontologi Ilmu yang Mengkaji tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk
kehidupan dimasa purba. Dalam hal ini Paleontologi dapat dipergunakan
untuk mempelajari atau mengidentifikasi budaya-budaya pada masa lampau
dilihat dari bukti-bukti penampakan artefak-artefak.
7. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan
proses mental. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia berperan penting dalam membantu Geografi Budaya untuk
menganalisis tingkah laku keruangan lingkungan manusia. Dengan demikian
keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk memahami pola-pola
budaya masyarakat tertentu.
8. Sosiologi Yaitu ilmu yang Mengkaji sruktur proses-proses social, termasuk
perubahan sosial. Sosial membahas lingkungan manusia yang di dalamnya
termasuk proses, struktur, dan perubahan sosial sehingga memiliki kesamaan
dan perbedaan dengan wilayah lain dalam konteks keruangan. Dalam hal ini,
peranan Sosiologi dalam Geografi Budaya dapat membantu memahami
struktur, proses, dan perubahan sosial didalam suatu daerah kebudayaan
yang sangat menarik untuk dipelajari.
9. Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa
lalu melalui kajian sistematis atas data benda-benda yang ditinggalkan.
Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi
data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan
candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan
fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya
(situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi)
arkeologisdan survey.
10. Linguistik. Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya. Martinet (1987:19).Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana
dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa
bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan
kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, yang mana bahasa
berada dibawah lingkup kebudayaan.
11. Sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian
yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah
berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang
dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan
sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau
serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Dengan ini ilmu sejarah
dapat membantu menjelaskan adanya suatu budaya pada waktu lampau.
12. Hubungan Geomorfologi dengan Kebudayaan. Geomorfologi adalah ilmu
yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat
adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luas bumi (hujan, angin,
penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angkasa
serta aliran air dan gletser) yang menghasilkan proses-proses geomorfik
yang berakibat terubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi. Obyek utama
geomorfologi ialah bentuk lahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi
pertumbuhan bentuk lahan (Stadia) beserta hubungannya dengan aspek
lingkungan.

Dalam Geomorfologi, dipelajari juga studi tentang tinggi rendahnya suatu


daerah diukur dari ketinggian air laut. Suatu masyarakat yang berada di
daerah pegunungan, mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
masyarakat yang berada di daerah dataran rendah. Salah satunya dari bahasa.
Masyarakat yang berada di daerah pegunungan umumnya bila
sedang berbicara suaranya lebih keras bila di bandingkan dengan
masyarakat yang berada di dataran rendah. Hal tersebut dikarenakan jarak
antar rumah mereka yang jauh antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena
itu diperlukan suara yang keras bila ingin berkomunikasi dengan warga
yang lain. Namun dalam masalah hubungan kekeluargaan, masyarakat yang
tinggal di daerah pegunungan umumnya mempunyai hubungan yang dekat
dan akrab antar warganya. Rasa kekeluargaan lebih tinggi. Sedangkan
masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, umumnya di daerah
perkotaan, sikap individunya lebih tinggi. Karena orientasinya hanya pada
keuntungan pribadi saja.
13. Klimatologi. Klimatologi adalah sebagai ilmu yang memberi gambaran dan
penjelasan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat berbeda
dan bagaimana kaitan antara iklim dan aktivitas manusia, Secara mudahnya,
ilmu iklim/klimatologi yaitu cabang ilmu pengetahuan yang membahas
sintesis atau statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode tertentu
(beberapa tahun) di suatu tempat dan wilayah tertentu. Sintesis Klimatologi
dapat juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka
bumi dan faktor penyebabnya. Karena metereologi mencakup interpretasi
dan koleksi data pengamatan maka ilmu ini memerlukan teknik statistik.

Dari penjelasan diatas, sudah dapat dilihat sebuah pertanyaan bagaimana


kaitan iklim dengan manusia. Jadi jelas bahwa iklim mempunyai hubungan
dengan kebudayaan suatu masyarakat. Salah satunya dari model pakaian.
Masyarakat yang tingggal pada iklim dingin, model pakiannya akan
menutupi seluruh bagian tubuh dan tebal. Hal ini berguna untuk
menghangatkan diri dari cuaca yang dingin. Namun berbeda dengan
masyarakat yang tinggal di daerah gurun, walaupun sama-sama mempunyai
model pakaian yang menutupi seluruh tubuh tetapi mempunyai fungsi yang
berbeda. Di masyarakat yang tinggal di daerah gurun, pakaian yang
menutupi seluruh bagaian tubuh berfungsi untuk melindungi diri dari sinar
matahari yang panas, dan juga terpaan debu atau pasir.
14. Oceanografi. Oseanografi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah
cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini
mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem
arus samudra gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng
dan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan
dan perbatasannya. Jadi oceanografi adalah pencitraan tentang laut dan
lingkungannya, pencitraan tentang keadaan, sifat, tabiat isi lautan, perihal
hidup dan kehidupan dilaut serta perihal lingkungannya dan pengaruh timbal
balik. Salah satu hubungan oceanografi dengan kebudayaan dapat dilihat
dari sector mata pencaharian masyarakatnya. Mayoritas, penduduk yang
berada di daerah pantai pasti berkerja menjadi seorang nelayan. Dengan
adanya oceanografi, pemerintah dapat memeberikan pengetahuan-
pengetahuan dan info keadaan tentang laut yang akan memudahkan para
nelayan dalam bekerja.
15. Ilmu Tanah. Ilmu tanah merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk
tanah. Tanah, seperti yang kita ketahui menjadi tempat tumbuhnya tanaman
dan mendukung hewan dan manusia, termasuk salah satu sumberdaya yang
sangat penting. Lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang
membentuk kerak bumi) dan atmosfer ini menjadi penentu kehidupan di
permukaan bumi. Tanpa adanya tanah, maka tidak ada kehidupan. Penting
bagi kita memahami ilmu tanah dengan benar. Sebab, kerusakan bisa saja
terjadi akibat kelalaian manusia. Bayangkan saja, kita begitu tergantung
dengan berbagai produk tanaman sebagai sumber bahan pangan, pakaian dan
bahan bangunan. Dalam hubungannya dengan geografi budaya, ilmu tanah
memeberikan pengetahuan tentang tanah,, keadaannya, ciri khas, dll.
Sehingga dengan adanya ilmu tanah, dapat membantu para petani dalam
bekerja. Dengan majunya ilmu tanah, dan juga di imbangi dengan majunya
sector pertanian. Diantaranya dengan adanya traktor dan pupuk kimia. Maka
hasil panen akan lebih cepat, kerja bakti dalam panen pun bias hilang akibat
ditemukannya juga mesin-mesin dalam membantu proses panen.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas mengenai Geografi budaya dan berbagai
macam ilmu bantu Geografi Budaya, dapat disimpulkan bahwa dalam
mempelajari Geografi Budaya diperlukan pemahaman dan ilmu penunjang. Ilmu
penunjang tersebut berupa ilmu bantu yang memiliki keterkaitan erat dalam
proses kebudayaan serta dalam spekfisik dan social masyarakat. Sehingga,
Geografi Budaya dapat mengkaji secara menyeluruh mengenai kebudayaan
dengan adanya ilmu-ilmu bantu tersebut.

B. Saran
Sudah kewajiban bagi kita masyarakat terkhususnya mahasiswa
Pendidikan Geografi untuk terus menerus mempertahankan Budaya yang ada
dilingkungan tempat tinggal kita agar budaya tersebut masih dapat dirasakan oleh
generasi-generasi berikutnya dan tidak membiarkan budaya tersebut hilang
bahkan terlupakan dizaman yang makin canggih ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suharyono dan Moch. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta.
Danang, Edarto. 2007. Pengantar Geomorfologi Umum. Uns Press
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke-2. Bandung. ITB.

Anda mungkin juga menyukai