Anda di halaman 1dari 2

Nama : Akbar Syah Ichwanda Burham

Prodi : S1 – Administrasi Pendidikan


Offering : C8
NIM : 180131601040

Film Guru Bangsa : Tjokroaminoto


Nilai Nilai yang bisa diambil dari Film
1. Nilai Pendidikan
Sesuai dengan judul film Guru Bangsa maka sudah dipastikan film ini
menonjolkan nilai pendidikan. Di film ini menggunakan kata arab sebagai
revolusi pendidikan untuk bangsa Indonesia yaitu ‘hijrah’ dan ‘iqro”. Kata
‘hijrah’ dan ‘iqro’ diucapkan berkali kali dalam dialog film.

Maksud dari kata ‘hijrah’ disini yaitu menjadikan manusia terjajah menjadi
Merdeka dari Hindia Belanda. Bukan hijrah dari Kaum Kafir menuju Kaum
islam. Salah satu usaha Tjokroaminoto untuk menghijrahkan rakyat adalah
dengan menyatakan bahwa pendidikan itu penting daripada agraris
(bercocok tanam, mengolah tanah saja). Dengan ilmu pendidikan akan
melahirkan banyak pemimpin yang membuat dampak positif yang besar
bagi bangsa Indonesia khususnya menghindari kebodohan.

Sedangkan kata ‘iqro’ bukan hanya dimaknai secara bahasa saja, yakni
membaca. Tetapi ‘iqro’ diperluas maknanya menjadi ‘membaca keadaan
sekitar’. Dengan menempuh pendidikan yang tinggi diluar negeri,
Tjokroaminoto mengenal ‘iqro’. Dengan ‘iqro’ beliau menjadi tahu keadaan
para rakyat. Rakyat yang dipaksa bekerja dengan upah yang sangat tidak
manusiawi dan pajak yang besar dikenakan untuk rakyat di tanahnya
sendiri.

2. Nilai Agama
Selain pendidikan , nilai agama juga terlihat begitu jelas di Film Guru Bangsa
Tjokroaminoto. Pemeran seperti Tjokroaminoto yang terlihat beribadah
sholat di sawah, anak kos yang mengaji dan yang paling menonjol adalah
dengan adanya Organisasi Sarekat Islam. Sarekat Islam mengemban nilai
agama yaitu selain perkumpulan orang islam berdagang menentang
kebijakan hindia belanda juga memperbaiki pendapat pendapat yang keliru
mengenai agama islam dan Hidup menurut agama.

Tokoh yang dikagumi


1. Tjokroaminoto
Sifat peka dan kepedulian yang tinggi membuat saya kagum dengan sosok
tjokroaminoto. Beliau dari kecil sudah kasihan melihat rakyat jelata yang
disiksa tentara belanda dan mencoba membantu rakyat jelata tersebut. Ia
melihat darah rakyat jelata di kapas kapas. Kejadian itu menggerakan
tjokroaminoto “Tidak akan lagi darah yang tumpah di kapas kapas ini”.

Saat dewasa beliau juga masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi pada
kaum lemah dan rela hidup sengsara untuk merasakan penderitaan rakyat
padahal tjokroaminoto dilahirkan dari keluarga priyayi.

2. Soeharsikin
Istri dari tjokroaminoto ini juga membuat saya kagum. Ini adalah sosok istri
yang sempurna beliau cantik, dilahirkan dari keluarga priyayi dan
mendukung penuh apa yang dilakukan suaminya. Soeharsikin bahkan tetap
setia terhadap suaminya meskipun suaminya meninggalkan beliau untuk
menjalankan hijrah.

Anda mungkin juga menyukai